Anda di halaman 1dari 22

Trend Dan Issue Terkini Dalam Keperawatan Keluarga

Dosen:

Laila Fadliyah, SST.M.Kes

Nama Anggota:

1. Iza Diana Manzil (151711913116)


2. Khikmatul Munawaroh (151711913117)
3. Novita Dwi Suhartini (151711913124)
4. Wahyu Rahmatullah Ainul Yaqin (151711913138)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
Pertolongan pada Kegawatan: Guillane Bar Syndrome dan TUR Syndrome”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah . Dalam pembuatan
makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, diantaranya :

1. Bapak Susilo Harianto, S. Kep., Ns., M. Kep Penanggung Jawab Mata


Ajar.
2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
untuk menyelesaikan makalah ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari sebagai mahasiswa tentunya masih banyak kekurangan


dari diri kami, oleh karena itu jika ada kekurangan ataupun kesalahan dari hasil
makalah kelompok kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun dan
menyempurnakan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin

Gresik , 20 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3
2.1 Konsep Medis GBS ......................................................................... 2
2.1.1 Definisi GBS .......................................................................... 2
2.1.2 Etilogi GBS ............................................................................ 3
2.1.3 Patofisiologi GBS .................................................................. 4
2.1.4 Manifestasi Klinis GBS ......................................................... 7
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik GBS ................................................ 8
2.1.6 Penatalaksanaan GBS............................................................. 10
2.1.7 Komplikasi GBS .................................................................... 12
2.2 Konsep Medis TURP Syndrome ..................................................... 13
2.2.1 Definisi TURP Syndrome ...................................................... 13
2.2.2 Etilogi TURP Syndrome ........................................................ 14
2.2.3 Patofisiologi TURP Syndrome ............................................... 17
2.2.4 Manifestasi Klinis TURP Syndrome...................................... 17
2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik TURP Syndrome ............................ 18
2.2.6 Penatalaksanaan TURP Syndrome ......................................... 19
2.2.7 Komplikasi TURP Syndrome ................................................ 20
2.3 Konsep Keperawatan GBS .............................................................. 21
2.3.1 Pengkajian .............................................................................. 21
2.3.2 Diagnosa Keerawatan............................................................. 24
2.3.3 Intervensi ................................................................................ 25
2.4 Konsep Keperawatan TURP Syndrome .......................................... 27
2.4.1 Pengkajian .............................................................................. 27
2.4.2 Diagnosa Keerawatan............................................................. 28
2.4.3 Intervensi ................................................................................ 28
BAB 3 PENUTUP........................................................................................... 33
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 33
3.2 Saran ................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus
menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan
metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah
dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi
dan filosofi terkini dari keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam
keperawatan yang ditunjukkan secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik
dimensi sehat maupun sakit serta dalam interaksinya dengan keluarga dan
komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat
praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi
dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari individu-
individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).
Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu, dalam
konteks keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi klien, perawat
menetapkan hubungan dengan masing-masing anggota keluarga dalam unit dan
memahami pengaruh unit pada individu dan masyarakat. Tujuan keperawatan
keluarga dari WHO di Eropa yang merupakan praktek keperawatan termodern
saat ini adalah promoting and protecting people health merupakan perubahan
paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif dan mengurangi
kejadian dan penderitaan akibat penyakit .
Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam merawat
anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas
kesehatan, Friedmen menyatakan bahwa keluarga diharapkan mampu
mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, diantaranya fungsi afektif,
sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga. Perawatan
kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian trend dan issue terkini dalam keperawatan keluarga?
2. Apa pengertian sumberdaya keluarga management?
3. Apa pengertian model konseptualdalam keperawatan keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui trend dan issue terkini dalam keperawatan keluarga
2. Untuk mengetahui sumberdaya keluarga management
3. Untuk mengetahui model konseptualdalam keperawatan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Trend dan Isu dalam Keperawatan Keluarga


Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari
kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming,
actual, dan sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup
keperawatan keluarga.
Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:
1. Global
 Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku
keluarga.
 Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya
semakin meluas.
 Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk
yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap
interaksi keluarga yang berubah.
 Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketak
serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas
pendidikan.
 Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan
kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
 Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
 Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah
menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan
keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan.
 Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
 Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
 Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
 Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.

2. Pelayanan
 SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat keluarga.
 Penghargaan / reward rendah.
 Bersikap pasif.
 Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
 Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.

3. Pendidikan
 Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
 Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
 Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
 Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
 Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.

4. Profesi
 Standar kompetensi belum disosialisasikan.
 Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
 Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
 Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
 Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
 Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.
3
2.2 Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga
yang muncul di Indonesia :
 Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta
belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.
 Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan.
 Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
 Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
 Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
 Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
 Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
 Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun
pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum.
 Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas
transportasi yang cukup.
 Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
 Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
 Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
 Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
 Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

Trend dan Isu Nasional :


 Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.
 Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
 Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
 Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi
kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.

2.3 Konsep Dasar Sumber Daya Keluarga


Sumber daya adalah alat atau bahan yang tersedia dan diketahui
potensinya untuk
memenuhi keinginan. Terdapat 3 asumsi dasar memepelajari Sumber Daya
Keluarga yaitu:
1. SDK tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat
diberbagai lingkungan sekitar keluarga.
2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat mendorong
atau menghambat pencapaian tujuan keluarga
3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya lainnya
dalam sistem keluarga
2.4 Pengertian Manajemen Sumber Daya Keluarga
Manajemen adalah perencanan dan poelaksanaan penggunaan sumberdaya
keluarga untuk mencapai keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen Sumber
Daya Keluarga adalah penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses
mencapai suatu tujuan yang dianggap penting oleh keluarga
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Manajemen SDK
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi manajemen sumber daya keluarga
yaitu:
1. Kompleksitas kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks
memerlukan gaya manajemen yang berbeda daripada keluarga yang memiliki
masalah tidak terlalu kompleks
2. Stabilitas/ketidakstabilan keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat
melakukan manajemen sumber daya keluarga dengan lebih baik karena semua
anggota keluarga dapat difokuskan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan.
3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga
dipengaruhi oleh peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga
oleh perubahan dalam keluarga, misalnya adanya keluarga yang meninggal atau
baru lahir.
4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat
melakukan manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.
2.6 Sistem Manajemen SDK
Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem keluarga
itu sendiri. Sistem Keluarga terdiri dari 2 subsistem yaitu :
1. Sistem personal. Sistem ini berperan dalam menerima masukan dari kekuatan
eksternal dan mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas individual dari
seluruh anggota keluarga.
2. Sistem manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik.
Proses Manajemen SDK :
Proses manajemen sumberdaya keluarga terdiri dari masukan, proses, keluaran,
dan umpan balik.
 Input (masukan) ,Input dalam sumber daya keluarga meliputi benda, energi, dan
atau informasi yang memasuki sistem dalam berbagai bentuk untuk
mempengaruhi proses dalam mencapai hasil atau keluaran. Input atau Masukan
untuk keluarga adalah:
1. Tuntutan: tujuan atau kejadian yang memerlukan tindakan
2. Sumber-sumber: alat atau kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi tuntu yang
terdapat pada keluarga karena adanya tujuan dan kejadian
 Proses adalah transformasi benda, energi dan atau informasi oleh suatu sistem
dari masukan sampai keluaran.
 Output, meliputi benda, energi dan atau informasi yang dihasilkan oleh suatu
sistem dalam respon terhadap input dari proses transformasi. Output dari sistem
manajerial adalah respon terhadap tuntutan dan perubahan sumber-sumber
 Umpan Balik adalah bagian dari output yang memasuki suatu sistem sebagai
input untuk mempengaruhi output yang telah ada
2.7 Klasifikasi SDK
Berdasarkan jenisnya terdiri dari:
a) Sumber daya manusia
Mempunyai 2 ciri : Personal dan Interpersonal
 Ciri personal : kognitif, afektif, psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat
intelegensia, minat, sensitivitas
 Ciri interpersonal : HAM, kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar
personal dalam kaitannya dengan pengembangan
Aspek Kognitif
Penguasaan pengetahuan, tahapan;
1. mengetahui
2. memahami
3. menganalisis
4. mensintesis
5. mengevaluasi
Kegunaan Sumberdaya Kognitif
• Mengidentifikasi hal-hal yang menyangkut sumber daya
• Menganalisis alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan
• Mengevaluasi kemungkinan yang relistis untuk mencapai tujuan
Kegunaan Sumber Daya Afektif
• Menumbuhkan rasa percaya
• Meningkatkan kerjasama & gotong royong
• Menciptakan rasa berguna
Mutu Modal Manusia
Mutu modal manusia ditentukan oleh :
1. pendidikan formal
2. kesehatan
3. keterampilan dan kemampuan mencari nafkah
Faktor yang Mempengaruhi Mutu Modal Manusia
Variabel antara
Variabel antara terdiri dari:
1. pendidikan
2. kesehatan
3. keamanan
4. Variabel lain
5. pendapatan
6. kekayaan
Variabel pengontrol
Variabel pengontrol terdiri dari usia, jenis kelamin, suku bangsa.
b) Sumber Daya Non Manusia atau Materi
Sumber daya non manusia atau sumber daya materi merupakan benda-benda yan
mempunyai kegunaan pada individu dan keluarga dalam mencapai tujuan. Sumber
daya materi in dapat berupa:
a. Benda / barang serta aset keluarga (barang tahan lama , barang habis pakai)
b. Jasa
c) Sumber Daya Waktu
• Bersifat unik : tidak dapat ditambah atau dikurangi, diakumulasi atau disimpan
• SDW yang dimiliki manusia sama : 24 jam

2.8 Penggunaan Sumber Daya


Terdapat beberapa cara dalam menggunakan sumber daya keluarga, antara lain
melalui:
a) Pertukaran
 antar keluarga atau dengan orang lain
 sumber daya bisa berkurang, tetap atau bertambah
b) Konsumsi
 untuk peningkatan kualitas kehidupan keluarga
c) Proteksi
 Pengurangan SD untuk mengurangi faktor risiko yang tidak diharapkan
d) Transfer
e) Produksi
f) Tabungan
g) Investasi
2.9 Cara mengukur Sumber Daya
Sumber daya keluarga dapat diukur dengan ukuran:
•Uang : untuk mengukur Sumber daya materi & potensi manusia (gaji, pekerjaan)
•Waktu : untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan dimanfaatkan
oleh keluarga
2.10 Konsep model keperawatan keluarga
1. Konsep Model Dorothea E. Orem
Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem Keperawatan sebagai
pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan
keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis,
dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia.
Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain degan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam
praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan model keperawatan
yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang
mendalam tentang variable-variable utama yang mempengaruhi situasi klien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model
keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup
dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi
yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Pengertian Keperawatan mandiri (self
care) menurut Orem's adalah "Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan
dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan
keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa
semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak
mampu. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun
1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice
Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua
tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan
komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi
teori yang meliputi :
2. Teori self care
Self Care Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The
nepeutic sesuai dengan kebutuhan . Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah
awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue
sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan
kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari
seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya.
Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam
hubungan terapi.
Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan
universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
 Pemeliharaan intake udara
 Pemeliharaan intake air
 Pemeliharaan intake makanan
 Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
 Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
 Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
 Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
 Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.
3. Teori self care deficit,
Self Care Deficit Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem,
yang menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus
ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam
melakukan self care yang efektif. Teori self care deficit diterapkan bila :
 Anak belum dewasa
 Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
 Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.
4. Teori nursing system
Nursing system Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas "Self Care". Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing
System :
a. The Wholly compensatory system Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk
klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon
terhadap rangsangan.
b. The Partly compensantory system Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
c. The supportive - Educative system Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien
yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan
mandiri.
d. Metode bantuan : Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan
melalui lima metode bantuan yang meliputi :
 Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
 Mengajarkan klien
 Mengarahkan klien
 Mensupport klien Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan
berkembang.
Keyakinan dan nilai – nilai Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama
keperawatan adalah :
1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma
atu koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi
dan perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan
self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan
perkembangan.

Tiga kategori self care Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self
care yang disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap
manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan,
biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang
dimaksudkan adalah :
 Pemeliaharaan kecukupan intake udara
 Pemeliharaan kecukupan intake cairan
 Pemeliaharaan kecukupan makanan
 Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
 Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan
manusia
 Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
 Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok
sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan
seseorang untuk menjadi normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat
perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.

Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang
diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah:
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural ; melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi.
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan
di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

2. Model Konsep Keperawatan King


King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan
dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalm model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep
kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system
social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain.
Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi,
kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap
perawatan ketika sakit.
Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari :
1) Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam
memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan
digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak atau tujuan
yang diharapkan.
2) Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan
merupakan respon dari individu.
3) Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
4) Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas (global

village). Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat

mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran

yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah. Pelayanan

keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun

pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di

rumah tapi perlu disosialisasikan serta munculnya perhatian dari pihak pemerintah

mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi

keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak

mampu. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system

yang belum berkembang.

3.2 Saran
Pelayanan keperawatan keluarga harus dikembangkan karena keperawatan

keluarga dapat mengurangi kejadian atau penderitaan akibat penyakit dengan

perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.


DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M., 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Alih Bahasa :
Ina
Debora dan Yoakim Asy. Jakarta : EGC.
Tari Dwi Mentari. (2012). Keperawatan keluarga menurut konsep dan teori
keperawatan Dorothy Orem. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012 dari
http://taridwimentari.blogspot.com/2012/07/konsep-keperawatan-keluarga.html
Setyowati. Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi
Kasus. Mitra Cendikia. Jogjakarta
http://kapukpkusolo.blogspot.com/2011/01/teori-konseptual-keperawatan-
dorothea-e.html Marrelli

Anda mungkin juga menyukai