Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR RISIKO STRES KERJA PADA PETUGAS PEMADAM

KEBAKARAN DI KOTA PALEMBANG

Yuniar Nabillah1, Otchi Putri Wijaya2, Mitayani Purwoko3


Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
1
2
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
3
Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK
Stres kerja merupakan salah satu masalah yang sering diperhatikan oleh bidang kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Pemadam kebakaran merupakan pekerjaan utama yang menyelamatkan hidup serta memberi bantuan dalam keadaan
darurat seperti bencana alam, kecelakaan dan bencana non alam. Stressor yang dihadapi pada fisik dan psikologis
mereka, sehingga menjadi pemadam kebakaran merupakan pekerjaan dengan faktor risiko stres kerja yang tinggi.
Menurut data pada tahun 2019 angka kebakaran di Kota Palembang cukup tinggi yaitu sebanyak 346 kasus hal ini
menyebabkan beban kerja petugas pemadam kebakaran menjadi lebih tinggi. Tujuan penelitian ini mengetahui
hubungan antara lingkungan kerja fisik, beban kerja dan dukungan sosial dengan stres kerja di kantor pemadam
kebakaran di Kota Palembang. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan design penelitian
cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah semua petugas pemadam kebakaran di Kota Palembang.
Pengambilan sampel dengan metode cluster random sampling dan didapatkan 306 sampel yang memenuhi kriteria
inklusi. Pada penelitian didapatkan hubungan antara lingkungan kerja fisik, beban kerja, dukungan sosial dengan stres
kerja.berdasarkan hasil penelitian ini petugas pemadam kebakaran memiliki tingkat stres tidak stres sebanyak 199 orang
(65%) dan stres sebanyak 107 orang (35%). Kemudian dari hasil analisis bivariat diperoleh faktor yang berhubungan
dengan stres kerja adalah beban kerja dengan p value 0,000, dukungan sosial dengan p value 0,005 dan lingkungan
kerja fisik dengan p value 0,000.

Kata Kunci: stres kerja, pemadam kebakaran, kesehatan kerja

ABSTRACT

Work stress is one of the problems that is often considered by the occupational health and safety sector. Firefighting is
the main job that saves lives and provides assistance in emergencies such as natural disasters, accidents and non-natural
disasters. Physical and psychological stressors, so that being a firefighter is a job with a high risk factor for work stress.
According to data in 2019, the number of fires in Palembang City was quite high, with 346 cases, this caused a higher
workload for firefighters. The purpose of this study is to determine the relationship between physical work environment,
workload and social support with work stress of firefighter in Palembang City. This type of research is analytic
observational using cross sectional research design. The population of this study were all firefighters in Palembang City.
Sampling with cluster random sampling method and obtained 306 samples that meet the inclusion criteria. The research
found a relationship between the physical work environtment, workload, social support and work stress. Based on the
result of this study, firefighters had a stress level of not stress much as 199 person (65%) and stress as many as 107
person (35%). Then from the result of the bivariate analysis, the factors can related to work stress are workload with p
value 0,000, social support with p value 0,005 and physical work environment with p value 0,000.

Keywords: job stress, fire fighter, occupational health


PENDAHULUAN

Stres kerja merupakan salah satu masalah yang sering diperhatikan oleh bidang kesehatan
dan keselamatan kerja (K3). Stres kerja dapat menyebabkan gangguan psikologis. National Institute
for Occupational Safety and Health (NIOSH) mengatakan bahwa stressor di tempat kerja dapat
menimbulkan gangguan pada psikis, fisologis serta perilaku dari pekerja.1 Stres kerja sering
dianggap sebagai mediator karena dengan jam kerja yang tinggi bagi pekerja menyebabkan pekerja
lebih lama terlibat stress.2 Pemadam kebakaran adalah salah satu pekerjaan dengan risiko tinggi
untuk mengalami stres kerja dimana pekerjaan ini terlibat secara berulang terhadap kejadian
traumatis yang dapat menyebabkan masalah psikologis.3 Dalam situasi yang darurat, pemadam
kebakaran harus tetap siaga menghadapi bencana tersebut meskipun harus mempertaruhkan
nyawanya sendiri saat bertugas.4 Apabila peristiwa bahaya ini terus-menerus terjadi pada petugas
pemadam kebakaran dapat berdampak pada psikologis dan fisik petugas pemadam kebakaran.5
Provinsi Sumatera Selatan memiliki banyak hutan dengan luas berkisar 4.222.484,9 ha, akan
tetapi, dengan luas hutan ini juga meningkatkan risiko terjadinya kebakaran hutan yang cukup
tinggi. Pada bulan Januari sampai Juni tahun 2013 tercatat 367 titik api.6 Adapun penyebab
kebakaran lainnya seperti hubungan pendek arus listrik yang terjadi sebesar 63 persen.7 Provinsi
Sumatera Selatan pada tahun 2019, menurut data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan
Bencana angka kejadian kebakaran paling tinggi terjadi di Kota Palembang yaitu sebanyak 346
kasus.7 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan sebagai petugas
pemadam kebakaran dengan stres kerja pada petugas pemadam kebakaran di kota Palembang.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain
penelitian Cross sectional. Penelitian No.21/EC/KBHKSI/FK-UMP/XI/2020 Komisi Bioetika,
Humaniora dan Kedokteran Islam Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 sampai Januari 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah
petugas pemadam kebakaran di Kota Palembang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 306 orang
dengan kriteria inklusi petugas pemadam kebakaran dengan pendidikan minimal SMA yang
bersedia menjadi responden penelitian serta kriteria eklusi petugas pemadam kebakaran tidak
lengkap mengisi kuisioner yang diberikan yang diambil secara cluster random sampling di delapan
kecamatan kantor pemadam kebakaran di Kota Palembang. Variabel independen pada penelitian ini
adalah lingkungan kerja fisik, beban kerja dan dukungan sosial, sedangkan variabel dependen
adalah stres kerja. Cara pengambilan data dalam penelitian ini merupakan data primer, untuk
menentukan stres kerja dengan menggunakan kuesioner NIOSH, pada kuisioner ini responden
mengisi pertanyaan dengan media kertas kuisioner dengan total pertanyaan berjumlah 75 buah
pertanyaan dengan instrumen baku stres kerja yang disahkan oleh NIOSH, untuk pertanyaan
lingkungan kerja fisik dengan hasil ukur berdasarkan angka yang sering muncul serta pertanyaan
lainnya hasil ukur dinilai dengan rata-rata skor. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square
dengan tingkat kemaknaan 95%.

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan terhadap 306 orang petugas pemadam kebakaran di Kota
Palembang yang sesuai dengan kriteria penelitian. Karakteristik responden berdasarkan usia
didominasi oleh usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 149 orang (48,7%) dan pendidikan
terakhir SMA sebanyak 183 orang (59,8%). Detail karakteristik usia dan pendidikan terakhir
responden ditampilkan dalam Gambar 1.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stres kerja, lingkungan kerja, beban kerja
serta dukungan sosial ditampilkan dalam Gambar 2. Petugas pemadam kebakaran di Kota
Palembang tidak merasa stres akibat pekerjaannya sebanyak 199 orang (65%). Petugas pemadam
kebakaran yang diteliti mengakui bahwa lingkungan kerja fisik mereka termasuk kategori risiko
rendah 254 orang (83%), merasa memiliki beban kerja sedang 138 orang (45,1%), serta memiliki
dukungan sosial yang tinggi 130 (42,5%).

a b

Gambar 1. Karakteristik responden. (a) Berdasarkan usia responden.


(b) Berdasarkan pendidikan terakhir responden.
a b

c d

Gambar 2. Tingkat stres dan faktor risiko stress kerja pada responden. (a) tingkat stres (b) lingkungan kerja fisik (c)
dukungan sosial (d) beban kerja

Penilaian faktor risiko timbulnya stress kerja dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Chi-
square. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara faktor risiko
lingkungan kerja fisik, beban kerja, dan dukungan sosial dengan timbulnya stress kerja pada
petugas pemadam kebakaran dengan nilai p<0,005 (Tabel 1).
Tabel 1. Hubungan Lingkungan Kerja Fisik,Beban Kerja dan Dukungan Sosial dengan Tingkat Stres Kerja
Tingkat stres kerja
Chi-square OR
Faktor Stres Tidak stres Jumlah P (95 %
Pekerjaan CI)
N % N % N %
Lingkungan Kerja Fisik
Risiko tinggi 31 10,2 21 6,8 52 17
0,000 3,4
Risiko rendah 76 24,8 178 58,2 254 83
Beban Kerja
Berat 67 56,8 51 43,2 118 38,5
0,000 4,8
Sedang-Ringan 40 21,2 148 78,8 188 61,5
Dukungan Sosial
Rendah 21 55,2 17 44,8 38 12,4
0,005 2,6
Sedang-Tinggi 86 32 182 68 268 87,6

PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terdapat hubungan bermakna antara lingkungan kerja fisik, beban kerja,
dukungan sosial dengan tingkat stres kerja pada petugas pemadam kebakaran di Kota Palembang.
Penelitian ini bersesuaian dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara lingkungan kerja fisik, beban kerja dan dukungan sosial dengan tingkat stres
kerja.8,9,10 Lingkungan fisik kerja dapat mempengaruhi terjadinya stres kerja pada petugas pemadam
kebakaran. Saat bekerja mereka berada dalam suhu dan lingkungan yang mengancam keselamatan
diri mereka sendiri. Saat bekerja di lingkungan luar dengan tingkat bahaya yang tinggi
menyebabkan timbulnya stres baik fisik dan psikologis pada petugas pemadam kebakaran.11
Kesehatan kerja merupakan kondisi dimana karyawan tersebut tidak mengalami gangguan fisik
ataupun psikologis akibat interaksi baik pekerjaan ataupun lingkungan pekerjaannya.12 Berdasarkan
uraian ini disimpulkan ketersediaan fasilitas di perusahaan akan memberikan dampak positif
terhadap pegawai, apabila fasilitas tersedia dan terawat dengan baik akan menimbulkan perasaan
nyaman dalam bekerja dan hal tersebut dapat meningkatkan semangat kerja bagi karyawan, maka
dari itu pihak perusahaan perlu meningkatkan pemenuhan fasilitas untuk menunjang lingkungan
kerja fisik sehingga karyawan atau pegawai dapat bekerja secara optimal serta pegawai tidak mudah
mengalami stres saat bekerja.
Beban kerja yang tinggi, ini merupakan penyebab utama dari timbulnya stres kerja pada
karyawan atau pekerja. Beban kerja dari petugas pemadam kebakaran cukup berat dimana mereka
harus dituntut selalu siaga kapanpun mereka dibutuhkan, mulai dari bencana alam maupun non
alam.4 Beban kerja yang tinggi menyebabkan kelelahan fisik dan tanggung jawab kerja yang besar
terhadap pekerjaan juga berpengaruh besar terhadap kejadian stres kerja pada petugas pemadam
kebakaran. Tanggung jawab dan kelelahan fisik ini seperti bekerja di suatu situasi yang berbahaya,
membantu membawa korban dari kebakaran atau kecelakaan lainnya, faktor-faktor risiko stres kerja
pada pemadam kebakaran ini dapat menimbulkan terjadinya stres terhadap fisik maupun
psikologis.11
Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan stres kerja.
Dukungan dari keluarga dan rekan sangat penting atau sangat dibutuhkan oleh pekerja terutama
pekerjaan dengan risiko tinggi seperti pemadam kebakaran. Semakin tinggi dukungan keluarga
maupun dari orang sekitar maka stres kerja pun akan semakin berkurang.10 Salah satu sumber paling
penting dalam dukungan sosial yaitu keluarga, keluarga merupakan wadah untuk seseorang
mencurahkan bila menghadapi suatu masalah.10 Dukungan sosial dari keluarga sangat penting,
semakin besar dukungan sosial dari keluarga akan dapat mengurangi atau mencegah seseorang
untuk mengalami stres baik di lingkungan kerja atau dalam hal apapun. Dukungan keluarga atau
orang-orang di sekitar dapat menjadi salah satu mekanisme pertahan diri seseorang terhadap stres
yang bersumber dari internal atau eksternal.13,14

SIMPULAN DAN SARAN


Stres kerja pada petugas pemadam kebakaran dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja fisik,
beban kerja, serta dukungan sosial. Penelitian terkait kesehatan kerja pada petugas pemadam
kebakaran di Indonesia masih sangat sedikit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan
dengan faktor risiko lain atau di kota lain sehingga dapat diketahui prevalensi stres kerja pada
pemadam kebakaran secara regional maupun nasional.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kantor Pemadam Kebakaran di wilayah Kota
Palembang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Afrianti R, Widyahening IS., Amri Z. dan Kusumawardani AAAA. 2011. Stressor kerja dan
insomnia pada petugas pemadam kebakaran di Jakarta Selatan. J Indo Med Assoc, 61(12), 487-
491.
2. Yoon Y., Ryu J., Kim H., Kang CW. dan Choi KJ. 2018. Working hours and depresive
symptom: the role of job stress factors. Annals of Occupational and Environmental Medicine,
34(46).
3. Studzi MM., Golonka K., dan Izydorczyk B. 2019. Self-Efficacy as a moderator between stress
and professional burnout in firefighters. International Journal of Environmental Research and
Public Health, 16 (2).
4. Yook YS. 2019. Firefighters’ Occupational Stress and Its Correlation with Cardiorespiratory
Fitness, Arterial Stiffness, Heart Rate Variability, and Sleep Quality. Journal Plos One, 14 (12).
5. Arbona C., Pao C., Long A., dan Olvera N. 2017. Perceived stress in black and latino male
firefighters: Associations with risk and protective factors. Ethnicity & Disease, 27(4), 281-287.
6. Tampubolon APC. dan Boedisantoso R. 2016. Analisis persebaran polutan karbon monoksida
dan partikulat dari kebakaran hutan di Sumatera Selatan. Jurnal Teknik ITS, 5 (2).
7. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2015. Badan Penanggulangan Bencana Provinsi
Sumatera Selatan. Sumatera Selatan: Palembang
8. Ridwan. 2017. Hubungan Lingkungan Fisik Kerja dan Beban Mental dengan Kejadian Stres
Kerja Pada Pekerja Laundry di PT. Sandang Asia Maju Abadi. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(e-Journal), 5(5).
9. Permatasari P dan Hendra. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada
Petugas Pemadam Kebakaran Kompi C di Kota Padang. Jurnal Aisyah. Jurnal Imu Kesehatan,
3(2), 101-108.
10. Fitroh K., Rahmawati H. dan Viatrie DI. 2019. Hubungan dukungan sosial keluarga dengan
stres pada anggota pemadam kebakaran di unit pelayanan terpadu pemadam kebakaran kota
Malang. Jurnal Psikologi, 264-267.
11. Soteriades, et al. 2018. Occupational stress and musculoskeletal symptoms in firefighters.
International Journal of Occupational Medicine and Environmental Health, 32 (3), 341-352.
12. Marom, E. A. dan Sunuharyo, B. S. 2018. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi Perusahaan PT. Lion
Metal Works Tbk). Jurnal Administrasi Bisnis, 60(1), 187–194.
13. Dodiansyah, K. A. 2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Stres Kerja Pada
Karyawan Solopos. Fakultas pendidikan Psikologi. Skripsi. Surakarta Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
14. Hakim L., dan Sugiyanto E. 2017. Manajemen stres kerja pengusaha untuk meningkatkan
kinerja perusahaan di industri batik laweyan Surakarta. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis,
2(1).

Anda mungkin juga menyukai