Anda di halaman 1dari 6

DASAR – DASAR PENCABUTAN GIGI

Pencabutan Gigi
Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengangkatan gigi beserta akarnya dari dalam soket
tulang alveolaris menggunakan tang, elevator ataupun dengan pendekatan transalveolar
(pembedahan). Sebelum dilakukan pengangkatan gigi, dapat diberi anastesi lokal yang terdiri dari
lidokain yang dicampur dengan epinefrin pada lokasi yang akan dilakukan tindakan. Terdapat dua
teknik pencabutan gigi yaitu, teknik sederhana dan teknik pembedahan. Teknik sederhana lebih
sering dilakukan dibandingkan dengan teknik bedah, sedangkan teknik bedah hanya dilakukan kalau
teknik sederhana tidak dapat dilakukan

Teknik sederhana dilakukan dengan menggunakan elevator atau tang ekstraktor untuk memegang
gigi yang melekat pada jaringan lunak, kemudian gigi digoyangkan dan dikeluarkan dari dalam soket
tulang alveolaris. Sedangkan pada teknik pembedahan terlebih dahulu dilakukan pembuatan flep,
dilanjutkan dengan pembuangan tulang di sekitar gigi, kemudian gigi digoyangkan dan dikeluarkan
dari soket tulang alveolaris dan terakhir dilakukan penjahitan pada flep ke tempat semula. Setelah
selesai dilakukan pencabutan gigi, baik dengan teknik sederhana maupun teknik pembedahan, pasien
diminta untuk menggigit gulungan kapas yang ditaruh di atas soket tempat pencabutan gigi.

Posisi pasien dan dokter


Posisi yang sesuai dan nyaman memungkinkan adanya kontrol maksimal terhadap tekanan dari
forseps ke gigi yang akan dicabut dari soket. Tangan dokter tetap dekat dengan badan agar stabil dan
pergelangan lurus agar tenaga berasal dari lengan dan bahu bukan berasal dari tangan.
. Instruksi pasca pencabutan gigi
1 Menggigit kain kasa selama 30-45 menit untuk membantu menghentikan perdarahan.

.2 Menjaga higienitas dengan berkumur setelah 24 jam pasca pencabutan gigi dan menyikat gigi
seperti biasa.
3 Untuk mengatasi pembengkakan, aplikasikan es batu pada wajah secara intermiten pada hari
pertama.

4 Pada 24 jam pertama, diet lembut dan dingin serta mengunyah pada sisi yang berlawanan dengan
tempat pencabutan gigi.

5 Gunakan analgesik pada 45 menit setelah pencabutan gigi untuk mencegah atau mengurangi
sensasi nyeri.

.6 Melatih rahang agar tidak terjadi kekakuan.

Sedangkan kebutuhan dasar terdiri atas: (alat dan bahan serta penunjang)
a. Hasil radiologi

b. Anastesi

c. Instrumen

d. Pencahayaan

e. Alat suction

Indikasi Pencabutan Gigi


Gigi sangat penting untuk proses mastikasi, fonasi dan estetika sehingga kesehatan gigi dibutuhkan
untuk mempertahankan gigi agar dapat sesuai dengan fungsinya. Kehilangan gigi dapat
mempengaruhi kualitas hidup berdasarkan biologi, psikologis dan sosial.19 Oleh karena itu,
pencabutan gigi harus berdasarkan indikasi yang kuat. Beberapa indikasi pencabutan gigi, yaitu:16, 20
a. Karies berat

b. Penyakit periodontal yang tidak bisa diatasi dengan obat

c. Nekrosis pulpa

d. Impaksi

e. Supernumeri

f. Persistensi gigi

g. Abrasi dan atrisi gigi yang luas

h. Trauma pada gigi sehingga gigi tidak dapat dipertahankan

i. Keperluan ortodontik dan prostetik


j. Pre radiasi

k. Gigi yang berkaitan dengan lesi patologi

PENGERTIAN, MACAM, DAN PEMILIHAN ANESTESI LOKAL


A1. PENGERTIAN

Menurut Narlan Sumawinata (2013) :


1. Anestesi :

Melakukan tindakan untuk memperoleh anestesia

2. Anestesia :

Absennya semua sensasi

MACAM ANESTESI
Anestesi dapat dibagi menjadi 2 cara (Haryono Mangukusumo, 1981 ) :
1. Lokal anestesi (anestesi setempat)

2. General anetesi (anestesi umum)

Untuk praktek dokter gigi, khususnya di Indonesia, biasanya dipakai lokal anestesi

LOKAL ANESTESI
a. Pengertian :

– Suatu anestesi yang dimaksudkan untuk melumpuhkan syaraf sensibel setempat dimana
kesadaran pasien masih ada (Haryono Mangunkusumo, 1981)

– Hilangnya sensasi tanpa diikuti oleh hilangnya kesadaran (Narlan Sumawinata, 2013)

b. Indikasi lokal anestesi (H Hadogo, 1979) :

– Untuk keperluan penumpatan/penambalan gigi

– Untuk keperluan pencabutan gigi

– Untuk keperluan insisi abses

– Untuk keperluan operasi pengambilan impacted

– Untuk kepaerluan pembetulan rahang baik untuk estetika maupun karena kecelakaan

Inervasi pada Rahang dan Gigi1


Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau
nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial,
selain saraf
trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII. Di
bidang kedokteran gigi dikenal beberapa saraf yang penting, salah satunya adalah
saraf
trigeminus. Saraf trigeminus merupakan salah satu saraf yang memiliki serat sensorik
dan
juga serat motorik Serabut saraf yang terapat pada gigi baik rahang atas dan rahang
bawah
juga pada mata terhubung melalui saraf trigeminus ( nervus V/ganglion gasseri). Saraf
trigeminus terbagi atas tiga divisi yaitu syaraf ophthalmikus, saraf maksilaris, dan saraf
mandibularis. Cabang maxillaris (rahang atas) dan mandibularis (rahang bawah)
penting pada
kedokteran gigi

Nervus Maksila1
Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi, memberika inervasi
sensorik pada gigi maksila, palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang
maksila
nervus trigeminus ini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Variasi
nervus
yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke alveolaris, ke soket di mana gigi
tersebut
berasal. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu
nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medial, dan nervus
alveolaris
superior posterior. Nervus alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi
anterior,
nervus alveolaris superior medii mempersarafi ginggiva dan gigi premolar serta gigi
molar I
bagian mesial, nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar
I bagian distal serta molar II dan molar III.
Cabang Maksila mempersarafi palatum. Membentuk atap mulut dan lantai cavum nasi
yang terdiri dari :
a. Palatum durum (langit keras)
b. Palatum mole (langit lunak)
Palatum durum terdapat tiga foramen, yaitu:
a. Foramen incisivum pada bidang median ke arah anterior
b. Foramina palatina major di bagian posterior dan
c. Foramina palatina minor ke arah posterior
1. Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi
gigi anterior rahang atas.
2. Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor),
mempersarafi gigi premolar dan molar rahang atas.
3. Palatum mole dipersarafi oleh N. Palatinus Minus (keluar dari foramen palatina
minus).
Persarafan Dentis dan Gingiva Rahang atas1
1. Permukaan labia dan buccal,yaitu, N. alveolaris superior posterior, medius dan
anterior.
a. Nervus alveolaris superior anterior, mempersarfi gingiva dan gigi anterior
b. Nervus alveolaris superior media, mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar
I
bagian mesial.
c. Nervus alveolaris superior posterior, mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian
distal, molar II danmolar III.
2. Permukaan palatal : N. palatinus major dan nasopalatinuso
a. Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi
gingiva dan gigianterior rahang atas.
b. Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor),
mempersarafi gingivadan gigi premolar dan molar rahang atas.

Nervus Mandibularis
Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus
alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis nervus
trigeminus.
Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar
gigi
molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan
sebuah
cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang membentuk
plexus
dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi. Selain cabang tersebut, ada
juga
cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun
distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di
distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam
beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus
lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa
Persarafan Dentis dan Ginggiva Rahang Bawah1
Dentis rahang bawah dipersarafi oleh Nervus Alveolaris Inferior, mempersarafi gigi
anterior
dan posterior gigi rahang bawah.
Persarafan Ginggiva rahang bawah, yaitu:
1. Permukaan labia dan buccal :
a. N. Buccalis, mempersarafi bagian buccal gigi posterior rahang bawah
b. N. Mentalis, merupakan N.Alveolaris Inferior yang keluar dari foramen Mentale
2. Permukaan lingual : N. Lingualis, mempersarafi 2/3 anterior lidah, gingiva dan gigi
anterior dan posterior rahang bawah

Anda mungkin juga menyukai