Theory-building research (general), Chapter 7 & The theory-building case study, Chapter 8
Tujuan
Format umum tujuan penelitian dari Theory Building Research, di mana penelitian
pembangunan teori merupakan bagiannya, dirumuskan sebagai berikut :
“Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada pengembangan teori
mengenai topik T {objek studi}.”
Format yang sangat umum dari tujuan penelitian yang berorientasi pada teori ini harus
dirinci lebih lanjut sebagai salah satu dari dua jenis yang berbeda:
Sedangkan Tujuan umum Theory Building Research dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada pengembangan teori tentang
topik T {objek studi} dengan merumuskan proposisi baru {fenomena tentang proposisi
yang harus dibangun}.
Prinsip Theory Building Research
Proposisi dapat dibangun dengan eksplorasi dan Theory Building Research. Penelitian
adalah membangun dan menguji pernyataan dengan menganalisis bukti yang diambil dari
pengamatan. Proposisi yang berasal dari Theory Building Research harus didasarkan pada
pengamatan yang dapat dibenarkan dilihat sebagai indikator atau pengukuran dari konsep-
konsep proposisi yang dibangun.
Konsep theory-building muncul dari data. Penting untuk Theory Building Research yang
baik bahwa proposisi yang muncul terbukti benar dalam kasus objek studi yang dipilih.
Setiap konsep yang muncul dari penelitian harus didefinisikan secara tepat dan harus
dinilai apakah data atas dasar konsep yang dikembangkan, dapat dianggap sebagai
indikator yang valid dan reliabel dari penelitian. Jika suatu proposisi dikembangkan dalam
Theory Building Research, harus ditunjukkan bahwa proposisi itu benar dalam hal dari
mana skor tersebut diperoleh (validitas internal).
Alasan mengapa perlu merancang studi Building Theory justru karena belum memiliki
adanya proposisi apa pun. Kriteria yang paling penting dalam pembuatanya untuk pilihan
ini adalah efisiensi dan kenyamanan. Karena satu-satunya tujuan studi adalah untuk
menghasilkan proposisi, masuk akal untuk menjaga studi Theory Building sesederhana dan
semurah mungkin.
Efisiensi relatif atau kenyamanan strategi penelitian yang berbeda akan berbeda untuk
topik atau fenomena yang berbeda. Namun secara umum pemilihan strategi penelitian yang
tepat dengan cara sebagai berikut:
1. Memutuskan apakah penelitian eksperimental akan berguna dan layak, jika tidak;
Mengenai poin (1) di atas, penelitian eksperimental Theory Building pada prinsipnya
berguna dalam dua situasi berikut:
- Jika konsep independen A diketahui dan konsep independen B harus ditemukan; dan
- Jika kedua konsep independen dan dependen diketahui tetapi belum jenis
hubungannya.
Dalam konteks penelitian pengujian teori, penelitian eksperimental biasanya tidak layak
dilakukan dalam penelitian bisnis.
Untuk menemukan jenis relasi kandidat lainnya (seperti relasi deterministik atau relasi
probabilistik) diperlukan lebih banyak kasus (minimal 3). Kesimpulannya bahwa studi
kasus komparatif adalah strategi penelitian yang disukai.
Ada situasi di mana konsep independen dan dependen keduanya sudah diketahui namun
jenis hubungannya (deterministik atau probabilistic) belum. Tujuan penelitian dari Theory
Building Research dimulai dari situasi yang dapat dirinci lebih lanjut sebagai berikut:
“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada pengembangan teori tentang
topik T { tentukan objek studi } dengan menentukan hubungan antar konsep A dan B {
tentukan konsep independen dan dependen }”
Jika kita perlu merancang dan melakukan studi Theory Building , kemungkinan besar bisa
terjadi di mana kita mengetahui konsep independen tapi belum mengetahui konsep
dependen dan sebaliknya. Tujuan penelitian dari studi pembangunan teori yang dimulai
dari situasi seperti itu, dengan satu konsep yang diketahui dan satu konsep yang tidak
diketahui, dapat ditentukan lebih lanjut sebagai berikut:
“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada pengembangan teori tentang
topik T {tentukan objek studi} dengan menemukan konsep independen A (“penyebab”)
untuk konsep B yang diketahui {mendefinisikan konsep} atau menemukan konsep
dependen B (“efek”) untuk konsep A yang diketahui {menentukan konsep} dan,
selanjutnya, dengan menentukan hubungan antara konsep A dan B.”
Menemukan konsep dan hubungannya
Sebuah studi pembangunan teori mungkin juga bisa dimulai dari (jarang terjadi) situasi di
mana tidak ada konsep yang diketahui sama sekali. Tujuan penelitian dari studi Theory
Building semacam itu dapat ditentukan lebih lanjut sebagai berikut:
“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada pengembangan teori tentang
topik T { tentukan objek penelitian } dengan menemukan dan menjelaskan fenomena yang
menarik { tentukan fenomena }.”
Menemukan konsep
Sebuah studi Theory Building mungkin dimulai dari tujuan deskriptif yang ketat untuk
menemukan dan menggambarkan konsep-konsep yang nantinya mungkin menjadi relevan
untuk menjadi sebuah teori. Seringkali tujuan dari studi semacam itu adalah untuk
membangun dan menggambarkan tipologi dari suatu fenomena yang menarik untuk
mendapatkan lebih banyak wawasan tentang bagaimana fenomena, terlihat dalam situasi
yang berbeda, tetapi tanpa adanya usaha untuk menjelaskan terjadinya jenis tertentu) atau
untuk menemukan atau menjelaskan suatu efek. Tujuan penelitian dari studi pembangunan
teori semacam itu dapat ditentukan sebagai berikut:
“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada pengembangan teori tentang
topik T {objek yang diteliti} dengan menemukan dan mendeskripsikan suatu fenomena
yang menarik {fenomena}.”
Kondisi Sufficient terjadi jika nilai spesifik konsep A selalu menghasilkan nilai spesifik
konsep B. Jika nilai konsep B konstan dalam subkelompok kasus dengan nilai A yang
sama, maka dapat diambil sebagai bukti bahwa nilai spesifik A ini adalah kondisi yang
cukup untuk nilai B yang diamati dalam subkelompok kasus ini. Hubungan ini kemudian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Contoh Proposisi :
Proposisi 1a: Komitmen manajemen yang tinggi merupakan syarat yang cukup untuk
keberhasilan proyek inovasi.
Proposisi 1b: Komitmen manajemen yang rendah merupakan kondisi yang cukup untuk
kurangnya keberhasilan proyek inovasi.
Data Analisis Necessary Condition
Kondisi Necessary ada jika nilai spesifik konsep B hanya ada jika ada nilai spesifik konsep
A. Jika nilai konsep A konstan dalam subkelompok kasus dengan nilai B yang sama, maka
dapat diambil sebagai bukti bahwa nilai spesifik A adalah kondisi yang diperlukan untuk
nilai B. Hubungan ini kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Proposisi 2: Nilai XA dari A adalah kondisi yang diperlukan untuk nilai XB dari B.
Dalam proposisi ini, XB adalah nilai B yang digunakan untuk mendefinisikan subgrup di
mana hubungan ditemukan (misalnya keberhasilan suatu proyek) dan XA adalah nilai A
yang diamati dalam subgrup tersebut (misalnya, tingkat komitmen manajemen minimum).
Contoh Proposisi:
Proposisi 2a: Nilai infrastruktur yang tinggi merupakan kondisi yang diperlukan untuk
keberhasilan proyek inovasi.
Proposisi 2b: Tingkat investasi yang rendah merupakan kondisi yang diperlukan untuk
kurangnya keberhasilan proyek inovasi.
Relasi deterministik mensyaratkan bahwa kenaikan atau penurunan nilai konsep A secara
konsisten menghasilkan perubahan (dalam arah yang konsisten) dalam nilai konsep B.
Jenis hubungan ini mengasumsikan bahwa konsep independen dan dependen memiliki
lebih dari dua nilai. Ada satu konsep independen yang memiliki lebih dari dua nilai dalam
urutan peringkat (komitmen manajemen), tetapi satu-satunya konsep dependen (sukses)
hanya memiliki dua nilai. Oleh karena itu, kami kandidat relasi deterministik dalam matriks
data tidak dapat identifikasi.
Kondisi perlu ada jika nilai spesifik konsep B hanya ada jika ada nilai spesifik konsep A.
Jika nilai konsep A konstan dalam subkelompok kasus dengan nilai B yang sama, maka
dapat diambil sebagai bukti bahwa nilai spesifik A adalah kondisi yang diperlukan untuk
nilai B. Hubungan ini kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Proposisi 2: Nilai XA dari A adalah kondisi yang diperlukan untuk nilai XB dari B.
Dalam proposisi ini, XB adalah nilai B yang digunakan untuk mendefinisikan subgrup di
mana hubungan ini ditemukan (misalnya keberhasilan suatu proyek) dan XA adalah nilai
A yang diamati dalam subgrup tersebut (misalnya, tingkat komitmen manajemen
minimum).
Contoh Proposisi:
Proposisi 3a: Semakin besar ukuran tim, semakin besar kemungkinan keberhasilan proyek
inovasi.