Anda di halaman 1dari 6

Riset Studi Kasus

Rangkuman Chapter 2 dan 3


Nama:
1. M. Aska Baharsyah Mahmuda (1906416663)
2. Lalu Prateja Jati Diswara (1806268074)
3. Timothy S.A Manurung (1906416796)

I. Perbedaan antara Theory Oriented dan Practice Oriented Research.

Theory Oriented Research Practice Oriented Research

Riset yang dilakukan dengan tujuan untuk Riset yang bukan bertujuan untuk
berkontribusi dalam pengembangan teori. mengembangkan teori yang ada, tetapi
Terdapat 2 jenis Theory Oriented Research, lebih fokus kepada pemecahan masalah
yaitu: saja.
1. Theory-building Research
2. Theory-testing Research

II. Prinsip - prinsip Theory Oriented dan Practice Oriented Research


Empirical Research adalah tentang membangun dan menguji sebuah pernyataan
tentang suatu objek studi dengan menganalisis lingkungan yang tergambarkan
dalam observasi yang dilakukan. Pada Flowchart di bawah, kita dapat melihat, pada
bab ini tidak diajarkan untuk menentukan suatu persoalan atau objek study, tetapi
mulai dari step 2 hingga seterusnya. Pada step 2, ditentukan apakah riset akan
menjadi theory-oriented atau practice oriented.
Seperti yang kita bahas sebelumnya, Theory-Oriented research adalah riset yang
berfokus pada pengembangan dan kontribusi terhadap teori yang ada, sedangkan
Practice-Oriented research adalah riset yang berfokus pada pengetahuan oleh
praktisi yang spesifik yang bertanggung jawab pada spesifik praktik tertentu.

Untuk Theory-oriented research, objektif yang umum digunakan adalah:


“Tujuan dari studi ini adalah untuk berkontribusi dalam pengembangan teori terkait
dengan topik X”
Untuk Practice-Oriented Research, objektif yang umum digunakan adalah:
“Tujuan dari studi ini adalah untuk berkontribusi dalam menambah wawasan praktisi
P”
Ketika kita ingin melakukan sebuah riset, baik itu Practice atau Theory oriented, sebaiknya
kita memperhatikan hal - hal berikut:

Theory Oriented Research Practice Oriented Research

1. Mencari literatur scientific inti. 1. Mencari literatur dari topik, baik dari
2. Mengidentifikasi kemungkinan untuk riset surat kabar atau media lain.
yang lebih jauh. 2. Menentukan masalah, penjelasan,
3. Mengidentifikasi proposisi yang menarik. dan solusi.
4. Diskusi dengan orang yang telah ahli 3. Diskusi dengan praktisi yang sudah
dalam pengujian atau pengembangan pernah melakukan riset yang terkait
topik. dengan topik kita.

III. Memahami konteks Teori, Konsep, Objek Studi, Proposisi, Hipotesis, Domain,
Populasi, Sampel, Instance dan Case

Teori
Teori merupakan seperangkat proposisi yang terkait tentang suatu objek studi. Setiap
proposisi dalam teori terdiri dari konsep dan spesifikasi hubungan antar konsep. Hubungan
tersebut dianggap benar untuk objek studi terkait, yang kemudian didefinisikan dalam teori.
Dengan kata lain, teori dapat dikatakan sebagai prediksi tentang apa yang akan terjadi
dalam suatu kasus objek studi dalam kondisi tertentu.

Objek Studi
Objek studi adalah karakteristik stabil yang ada dalam suatu teori. Dikatakan sebagai
karakteristik stabil karena objek studi akan selalu tetap (tidak diubah-ubah) dan selalu
menjadi objek utama yang mana akan dijelaskan dalam proposisi-proposisi dalam suatu
teori. Objek studi dapat berupa berbagai hal seperti: kegiatan, proses, peristiwa, orang,
kelompok, organisasi dll. Sebagai contoh, misalnya teori yang dikembangkan yaitu tentang
"faktor penentu keberhasilan proyek inovasi", maka objek studi dalam teori tersebut adalah
proyek inovasi.

Konsep
Konsep teori adalah sesuatu yang menggambarkan bagaimana karakteristik variabel dari
suatu objek penelitian. Hal-hal atau aspek yang dideskripsikan oleh sebuah konsep bisa
saja bernilai tidak ada atau ada, kurang lebih ada, dll. Sebagai contoh, jika topik
penelitiannya adalah “faktor penentu keberhasilan proyek inovasi”, maka faktor-faktor yang
diduga akan berkontribusi atau berpengaruh pada kesuksesan, menjadi karakteristik
variabel.

Variabel
Konsep teori seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya perlu didefinisikan secara tepat
agar pengukuran nilainya memungkinkan untuk diimplementasikan dalam contoh objek
studi. Saat mengukur nilai konsep dalam contoh seperti itu disebut variabel.

Proposisi
Proposisi suatu teori merumuskan hubungan sebab akibat antara karakteristik variabel
(konsep) dari objek kajian. Hubungan sebab akibat tersebut merupakan hubungan antara
dua karakteristik variabel A dan B dari suatu objek studi, dimana nilai A (atau perubahannya)
mengizinkan atau menghasilkan nilai B (atau dalam perubahannya). Proposisi tidak hanya
menyatakan bahwa ada hubungan sebab akibat antara dua konsep tetapi juga jenis
hubungan sebab akibat yang dimaksud.
Menurut Kinney, Jr (1986), proposisi adalah pernyataan tentang konsep yang dapat dinilai
benar atau salah, jika dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi. Dengan demikian,
proposisi masih dalam tataran konsep, yang mana dikembangkan berdasarkan telaah
konsep teoritis untuk menghasilkan Grand Theoretical Model (GTM), sehingga belum dapat
diuji secara empiris.

Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan yang lemah dan masih perlu diuji kebenarannya melalui
metode ilmiah yang baik dan benar, sehingga bisa menjadi sebuah tesis atau pendapat atau
teori. Selain itu, hipotesis dikembangkan berdasarkan telaah pustaka untuk menghasilkan
model penelitian empiris. Oleh karena itu, hipotesis telah berada dalam tataran operasional
karena sudah dioperasionalkan dalam bentuk variabel dan dapat diuji secara empiris.

Domain
Domain atau ranah teori adalah spesifikasi yang bersifat universal dari contoh-contoh objek
studi yang dalilnya diyakini benar. Misalnya, jika seorang peneliti mengembangkan teori
faktor penentu keberhasilan proyek inovasi, harus dinyatakan dengan jelas apakah teori
tersebut (atau, pada akhirnya, akan terbukti) benar untuk semua proyek inovasi, atau hanya
untuk proyek inovasi jenis tertentu, atau di sektor ekonomi tertentu, atau di kawasan atau
negara tertentu, atau dalam waktu tertentu.
Populasi dan Sampel
Populasi dapat diartikan sebagai subyek pada wilayah serta waktu tertentu yang akan
diamati atau diteliti oleh peneliti. Dengan kata lain, populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sementara itu, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi. Pengukuran sampel dilakukan melalui statistik atau berdasar pada estimasi
penelitian guna menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian
suatu objek. Pengambilan besar sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang dapat menggambarkan keadaaan populasi yang sebenarnya.

Instance dan Case


Instance, jika diartikan ke dalam bahasa berarti urgensi terhadap suatu cara, permintaan
yang mendesak ataupun dapat pula berarti contoh fakta. Sementara itu, case atau kasus
dapat diartikan sebagai suatu peristiwa, situasi atau fakta aktual yang memang terjadi, yang
mana digunakan sebagai dasar untuk mengajukan hipotesis. Kedua hal tersebut, baik
instance maupun case, menjadi acuan utama yang diselidiki dan dipelajari dalam suatu studi
kasus.

IV. Mampu menyusun proposisi dengan kondisi deterministik dan probabilistik.

Proposisi Deterministik bisa dibagi menjadi 3, yaitu:


1. Proposisi yang menyatakan bahwa konsep A adalah kondisi yang Sufficient untuk
konsep B.
2. Proposisi yang menyatakan bahwa konsep A adalah syarat (Necessary
Conditions) yang diperlukan untuk konsep B;

3. Proposisi yang mengekspresikan hubungan deterministik (Deterministic Relation)


antara konsep A dan konsep B.

Eksperimen adalah strategi yang lebih sering digunakan untuk menguji hubungan
probabilitas. Pengaruh konsep independen (faktor penyebab A) dilihat dengan
membandingkan perubahan nilai konsep dependen (effect B) pada kelompok eksperimen
yang diteliti dengan perubahan nilai B pada kelompok kontrol (yang berada dalam kondisi
yang sama dengan kelompok eksperimen sebelumnya namun tanpa konsep independen A
(faktor penyebab)). Pada kondisi eksperimen yang berbeda, dengan nilai A yang berbeda
juga, kita dapat melihat kisaran nilai B dalam masing-masing kondisi, dengan proses
pengukuran (dapat diukur). Perbedaan nilai B antara kelompok eksperimen yang berbeda
dapat dianalisis secara statistik, untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana nilai B saling
bervariasi secara probabilistik (average) dengan nilai A.

Apabila tidak melakukan eksperimen (kondisi tidak bisa melakukan eksperimen), survei
adalah strategi terbaik yang dapat dilakukan untuk menguji hubungan probabilistik. Dalam
sebuah survei, covariance antara dua nilai atau lebih, akan diamati dalam sebuah kelompok
yang dituju. Contoh survei pada kehidupan nyata (non-eksperimental). Hal tersebut
biasanya merupakan pengukuran cross-sectional (yaitu pada satu titik waktu), tetapi
kadang-kadang dimungkinkan untuk merancang survei prospektif dan longitudinal,
memungkinkan peneliti untuk mengamati bagaimana perubahan dalam konsep dependen
mengikuti (dalam waktu ke waktu) pada perubahan dalam independen. Dalam strategi
survei biasanya kita akan melakukan sampling pada suatu populasi. Karakteristik penting
dari setiap survei adalah pengambilan sampel probabilitas, mis. pengambilan sampel acak
atau random sampling dari populasi di mana setiap contoh populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih. Ini adalah satu-satunya jaminan bahwa covariance yang diamati
dalam kelompok contoh yang diamati dalam sampel juga ada dalam contoh lain selain yang
termasuk dalam sampel.

Anda mungkin juga menyukai