Anda di halaman 1dari 14

Vol.1 No.

12 Mei 2021 2869


……………………………………………………………………………………………………...
IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI
PROGRAM BPJS KESEHATAN
(Studi Pada Puskesmas Kedungkandang Kota Malang)

Oleh
Hasrillah1), Yaqub Cikusin2) & Hayat3)
1,2,3
Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Adminitrasi Negara, Universitas Islam Malang
Email: 1hasril.lala@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini merupakan hasil penelitian yang menggambarkan pelaksanaan BPJS Kesehatan di
Puskesmas Kedungkandang Kota Malang. Pentingnya penelitian ini untuk mengetahui
bagaiamana pengimplementasian program BPJS Kesehatan sehingga bisa mengetahui , faktor
pendukung dan penghambat untuk kedepanya bagi instansi dijadikan acuan untuk melakukan
evaluasi program lebih baik lagi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-
faktor yang menghambat dan pendukung pengimplementasian program BPJS kesehatan di
Puskesmas Kedungkandang, serta ingin mengetahui bagaimana implementasi program BPJS
Kesehatan di Puskesmas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Penelitian dilakukan di wilayah Kota Malang, tempatnya di Puskesmas Kedungkandang, Dinas
Kesehatan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara,
dan dokumentasi.Dari penelitian yang dilakukan bedasarkan studi lapangan dalam bentuk
observasi dan wawancara, peneliti menemukan bahwa proses implementasi di Puskesmas
Kedungkandang sudah berjalan cukup baik, walau masih ada beberapa kendala yang dihadipi,
namun pihak Puskesmas Kedungkandang dan Dinas kesehatan terus membenahi kekurangan-
kekurangan yang ada dalam proses implementasi program BPJS dapat berjalan dengan
baik.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Program BPJS merupakan bentuk
reformasi birokrasi di bidang kesehatan, sebab dengan adanya program BPJS masyarakat dapat
lebih mudah berobat dan tidak sulit dalam pemberkasan dokumen seperti sistem Kesehatan
sebelumnya. Dengan adanya program BPJS diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu
pelayan kesehatan terhadap masyarakat di Kota Malang.
Kata Kunci: Implementasi, BPJS Kesehatan & Pelayanan Publik
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu bagian Indonesia mempunyai hak hidup sejahtera lahir
terpenting dari sebagian hak asasi manusia dan batin, mempunyai tempat tinggal dan
(HAM),Setiap orang berhak atas taraf mendapat lingkungan hidup yang baik dan
kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan sehat dan berhak memperoleh pelayanan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya kesehatan (Pasal 28H UUD 1945).
yang telah disebutkan dalam Deklarasi Hak Pelayanan publik sebagai indikator penting
Asai Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa dalam penilaian kinerja pemerintahan, baik di
(PBB) pada tanggal 10 november 1948. Oleh tingkat pusat maupun daerah. Kualitas
karena itu, sesuai dengan norma HAM, negara pelayanan publik merupakan suatu kondisi
mempunyai kewajiban untuk menghormati, dinamis yang berhubungan dengan produk,
melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi jasa, proses dan lingkungan, penilaian
kesehatan tersebut. Seluruh lapisan masyarakat kualitasnya ditentukan pada saat terjadinya

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2870 Vol.1 No.12 Mei 2021
………………………………………………………………………………………………………
pemberian pelayanan publik tersebut. ,kurangnyanya kemampuan akses masyarakat
Penyelenggaraan pemerintahan dikatakan baik terhadap pelayanan kesehatan, rendahnya
jika pelayanan publik yang dilakukan kualitas lingkungan dan ketidak merataan
berorientasi pada kepentingan untuk penyebaran tenaga kesehatan , minimnya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. pengetahuan tentang berbagai gejala dan jenis
(Hayat, 2017) penyakit.
Pemerintah berkewajiban menyediakan Oleh karena itu disusunlah satu
pelayanan kesehatan yang menjadi salah satu program pelayanan kesehatan oleh pemerintah
hak mendasar masyarakat sebagaimana telah memberikan upaya pelayanan kesehatan yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar dapat menjangkau semua lapisan warag negara
1945 pasal 28 H ayat (1) dan ayat (3) : “Setiap Indonesia. Demikian hal ini pelayanan tersebut
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, dilaksanankan melalui Implementasi Program
bertempat tinggal, dan mendapatkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)-
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta Kesehatan.
berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan Badan Penyelenggara jaminan sosial
“Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial yang atau BPJS Kesehatan adalah badan hukum
memungkinkan pengembangan dirinya secara publik yang berfungsi menyelenggarakan
utuh sebagai manusia yang bermanfaat". program jaminan kesehatan bagi seluruh
Negara mempunyai kewajiban untuk masyarakat Indonesia termasuk warga asing
mewujudkan hak setiap warga negara itu yang paling singkat berada 6 bulan di
sendiri, diantaranya yaitu dapat dilakukan Indonesia. Peserta BPJS terdiri dari peserta
dengan cara mencegah tindakan-tindakan yang bagian iur (PBI) yang terdiri dari fakir miskin
dapat menurunkan status kesehatan serta golongan tidak mampu yang premirnya
masyarakat, melakukan langkah-langkah yang dibayar oleh pemerintah, dan golongan non PBI
dapat menjamin perlindungan kesehatan atau peserta dari peralihan ASKES. BPJS mulai
masyarakat,menciptakan persamaan akses diberlakukan di Indonesia sejak tanggal 1
pelayanan kesehatan. Dalam hal demikian januari 2014 adapun dasar hukum terbentuknya
penyedia jasa layanan kesehatan dituntut BPJS :
seperti Puskesmas untuk meningkatkan kualitas BPJS Kesehatan bersama BPJS
pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek)
memberikan kepuasan bagi warga masyarakat merupakan program pemerintah dalam
selaku pengguna jasa kesehatan. pelayanan kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
kesehatan yang dimaksut yakni yang yang diresmikan pada tanggal 31 Desember
berkualitas dan pelayanan berkaitan dengan 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi
ketersediaan sarana kesehatan yang terdiri dari sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS
ketersediaan tenaga kesehatan, pelayanan Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli
kesehatan dasar,peralatan dan obat – obatan. 2014. BPJS Kesehatan sebelumnya bernama
(Imran, 2016) Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola
Akan tetapi sebagaian besar oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun
masyarakat yang berasal dari golongan yang sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS,
tidak mampu menyebabkan rentan terpapar PT. Askes
berbagai masalah kesehatan dan mudahnya Indonesia berubah menjadi BPJS
terkena serangan penyakit . Hal ini berdampak Kesehatan sejak tanggal 1 Januari melalui
pada kehidupan masyarakat itu sendiri seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi
rendahnya upaya pencegahan penyakit dan kesehatan perorangan. Berikut data terbaru
perilaku hidup sehat dikalangan masyarakat peserta JKN per 31 januari 2021 :
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.12 Mei 2021 2871
……………………………………………………………………………………………………...
Gambar 1 : Presentasi peserta JKN / 31 LANDASAN TEORI
januari 2021 A. Implementasi Kebijakan
1. Pengertian Implementasi Kebijakan
Peserta program JKN / 31 januari Implementasi kebijakan merupakan
2021 salah satu proses dari siklus kebijakan publik.
221.471.1
30,548,05 96 Posisi implementasi kebijakan begitu penting
5 96,717,92 dalam kebijakan publik, dimana pentingnya
37,656,91 7 implementasi kebijakan dijelaskan oleh
9
(Wahab, 2005), yaitu implementasi kebijakan
17,363,57 35,006,91
8 lebih penting dari perumusan kebijakan.
7
PBI APBN (Winarno, 2002) menjelaskan implementasi
PBI APBD kebijakan publik adalah sebuah alat dimana
PPU PN berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik
bekerja bersama-sama untuk menjalankan
PPU- BU
kebijakan untuk mencapai tujuan yang
PBPU - PEKERJA MANDIRI diharapkan. Menurut (Nugroho, 2004)
mendefinisikan implementasi kebijakan
sebagai sebuah cara agar kebijakan dapat
Tujuan dari penelitian ini adalah mencapai tujuannya. Ketiga pendapat tersebut
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempunyai kesimpulan yang sama, yaitu
menghambat dan pendukung implementasi kebijakan merupakan sebuah
pengimplementasian program BPJS kesehatan cara untuk mencapai tujuan dari sebuah
di Puskesmas Kedungkandang, serta untuk kebijakan yang telah ditetapkan oleh
mengetahui bagaimana implementasi program pemerintah. Pengertian dari Winarno
BPJS Kesehatan di Puskesmas menjelaskan implementasi lebih rinci dengan
Kedungkandang. menjabarkan pihak-pihak yang terlibat dalam
Berdasarkan uraian diatas, maka implementasi kebijakan, seperti organisasi,
penulis tertarik untuk mengambil penelitian aktor-aktor (pemerintah dan non pemerintah)
dengan judul “IMPLEMENTASI dan sistem yang ada di dalam implementasi
PELAYANAN KESEHATAN kebijakan itu sendiri.
MASYARAKAT MELALUI PROGRAM Menurut Solichin Abdul Wahab
BPJS KESEHATAN (Studi Pada Puskesmas dalam bukunya yang berjudul Analisis
Kedungkandang Kota Malang)”. Kebijakandari Formulasi ke Implementasi
1. Bagaimana Implementasi Program Kebijaksanaan Negara ( 2001 ) dalam (Wahab
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( 2001:65 ) mengemukakan pendapatnya
Kesehatan (BPJS) dalam Pelayanan Publik di mengenai Pelaksanaan atau implementasi
Puskesmas Kedungkandang sebagai berikut : Implementasi adalah
tindakan–tindakan yang dilakukan oleh
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi individu atau pejabat–pejabat,kelompok–
implementasi program Badan Penyelenggara kelompok pemerintah atau swasta yang
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) di puskesmas diarahkan pada terciptanya tujuan–tujuan yang
Kedungkandang. telah digariskan dalam keputusan kebijakan.\
2.Model Model Implementasi Kebijakan
Suatu implementasi kebijakan
publik dapat dikaji lebih baik maka perlu
diketahui dua hal yaitu faktor–faktor yang

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2872 Vol.1 No.12 Mei 2021
………………………………………………………………………………………………………
mempengaruhinya variabel. Selanjutnya,guna Berikut ini ada tabel tentang teori
menyederhanakan pemahaman konsep suatu implemenatsi kebijakan menurut Van Meter
implementasi kebijakan maka perlu suatu dan van Horn yang dapat digunakan untuk
model kebijakan.Untuk menganalisis sebuah mengukur implementasi kebijakan.
implementasi kebijakan banyak sekali model b. Model Kedua yakni model Grindle
yang dapat dipakai, namun kali ini adalah ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks
model implementasi yang dikemukakan oleh kebijakannya. Bahwa setelah kebijakan
George Edward . George Edward empat ditransformasikan merupakan ide dasar dari
variabel karyanya ini yang sangat menentukan model ini, setelah implementasi kebijakan
keberhasilan suatu implementasi kebijakan dan dilakukan. Kesuksesan dan Keberhasilan
keempat variabel ini mempunyai keterkaitan ditentukan oleh derajat implementability dari
satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan kebijakan tersebut. Isi kebijakan tersebut
dan sasaran program/kebijakan. Semua dari mencakup hal-hal berikut ini :
variabel ini dalam mencapai tujuan saling 1.Kepentingan yang terpengaruhi oleh
bersinergi dan setiap variabel saling kebijakan. 2.Jenis manfaat yang akan
berpengaruh. Empat variabel menurut Edward dihasilkan. 3. Derajat perubahan yang
III yaitu: diinginkan. 4. Kedudukan pembuat kebijakan.
1. Komunikasi 2. Sumberdaya 3. Disposisi 4. 5. Siapa pelaksana program. 6. Sumber daya
Struktur Birokrasi yang dikerahkan.
Berikut macam-macam model c. Model ketiga yakni model Tahir (2015:81),
implementasi kebijakan yang dikemukakan menurutnya bahwa implementasi kebijakan
oleh para ahli, adapun penjabaran beberapa yakni suatu kegiatan yang bertujuan untuk
model implementasi menurut para ahli yang mengoprasikan sebuah program dengan
dapat digunakan untuk mengkaji lebih dalam mempertimbangkan tiga aktivitas utama
tentang pelaksanaan kebijakan, yaitu sebagai kegiatan. Ketiga aktivitas tersebut dapat
berikut : mempengaruhi implemenatsi kebijakan
a. Model pertama yakni model menurut Jones. Yang dimaksud tiga aktivitas
implementasi kebijakan yang dirumuskan Van tersebut adalah:
Meter dan Van Horn. Model yang dirumuskan 1. Organisasi, pembentukan atau penataan
oleh Van Meter dan Van Horn ini kembali sumberdaya, unit-unit, serta
mengandaikan bahwa implementasi kebijakan metode untuk menunjang agar program
berjalan secara linear dari kebijakan publik, berjalan.
implementor dan kinerja kebijakan publik. 2. Interpretasi, menafsirkan agar program
Berdasarkan Van Meter dan Van Horn dalam menjadi rencana dan pengarahan yang
Nugroho (2018:737) beberapa variabel yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan
dimasukkan sebagai variabel yang 3. Aplikasi (penerapan), berkaitan dengan
memengaruhi kebijakan publik adalah sebagai pelaksanaan kegiatan rutin yang meliputi
berikut : penyediaan barang dan jasa.
1. Aktivitas implementasi dan komunikasi 3. Faktor Keberhasilan Implementasi
antarorganisasi. Ada empat faktor menurut Edward
2. Karakteristik agen pelaksana atau yang memengaruhi keberhasilan implementasi
implementor. kebijakan.Berikut masing-masing paparan
3. Kondisi ekonomi, sosial dan politik. beberapa variabel model implementasi menurut
4. Kecenderungan (disposition) dari Edward III dalam Nugroho sebagai berikut ini :
pelaksana atau implementor. a. Faktor Komunikasi ( Communication )

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.12 Mei 2021 2873
……………………………………………………………………………………………………...
Proses penyampaian informasi dari dan kompetensi di bidangnya, sedangkan
komunikator kepada komunikan disebut kuatitas berkaitan dengan jumlah sumber
dengan komunikasi. Sementara itu,proses daya manusia apakah sudah cukup untuk
penyampaian informasi kebijakan dari pembuat melingkupi seluruh kelompok sasaran.
kebijakan biasa disebut dengan komunikasi Sumber daya manusia sangat
kebijakan ( policy makers ) kepada pelaksana berpengaruh terhadap keberhasilan
kebijakan ( policy implementors ). implementasi, sebab tanpa sumber daya
Ada beberapa dimensi penting manusia yang mempunyai kehandalan,
komunikasi implementasi kebijakan yaitu implementasi kebijakan akan berjalan
konsistensi informasi ( consistency ) , lambat. Begitu juga halnya dengan proses
tranformasi informasi ( transimisi ), kejelasan implementasi kebijakan program. SDM
informasi ( clarity ).Tidak hanya disampaikan merupakan faktor utama yang
kepada pelaksana kebijakan tetapi juga kepada menggerakkan pelaksanaan program.
kelompok sasaran dan pihak yang terkait juga Dengan demikian sebagai motor
harus dapat informasi yang dikehendaki oleh penggerak sumber daya manusia sangat
Dimensi Transformasi.Informasi yang jelas dan penting bahkan menjadi kunci bagi
mudah dipahami, kesalahan interpretasi dari berhasil tidaknya proses implementasi
pelaksana kebijakan dapat terhindari kelompok program. Hayat (2019: 70-76)
sasaran maupun pihak yang terkait dalam 2) Anggaran ( Budgetary ) implementasi
implementasi kebijakan. Sementara itu agar kebijakan terdapat, untuk menjamin
informasi yang disampaikan harus konsisten terlaksananya kebijakan tersebut
sehingga tidak menimbulkan kebingungan anggaran harus berhubungan dengan
pelaksana kebijakan, pihak terkait maupun kecukupan modal atau investasi atas
kelompok sasaran. suatu program atau kebijakan, kebijakan
b. Sumber Daya ( Resources ) tidak akan berjalan dengan efektif dalam
Implementasi kebijakan mempunyai mencapai tujuan dan sasaran tanpa
peranan penting salah satunya SDM, dapat dukungan anggaran yang memadai.
berarti bahwa, konsistensinya ketentuan– 3) Fasilitas ( facility ) Sarana dan prasarana
ketentuan dan aturan–aturan tersebut jelas, atau biasa disebut fasilitas merupakan
implementasi kebijakan tersebut tidak akan salah satu dari banyak faktor yang
efektif jika para pelaksana kebijakan kurang berpengaruh dalam implementasi
bertanggung jawab dan kurang mempunyai kebijakan. Pengadaan fasilitas yang layak
sumber daya. Segala sumber yang dapat dan baik , layaknya gedung, tanah dan
digunakan untuk mendukung keberhasilan peralatan perkantoran dapat mendukung
implementasi kebijakan berkaitan dengan dalam keberhasilan implementasi suatu
sumber daya. program atau kebijakan.
Sumber daya ini mencakup anggaran 4) Informasi dan Kewenangan ( Information
,sumber daya manusia, , fasilitas, informasi dan and Authority ) faktor penting dalam
kewenangan yang dijelaskan sebagai berikut : implementasi kebijakan termasuk
1) Sumber Daya Manusia ( Staff ) didalamnya yaitu informasi,bagaimana
Implementasi kebijakan tidak akan mengimplementasikan suatu kebijakan
berhasil tanpa adanya dukungan dari harusnya informasi cukup dan relevan
sumber daya manusia yang cukup terkait hal tersebut. Wewenang berperan
kualitas dan kuantitasnya. Kualitas penting termasuk untuk meyakinkan dan
sumber daya manusia berkaitan dengan menjamin bahwa kebijakan yang
keterampilan, dedikas, profesionalitas,

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2874 Vol.1 No.12 Mei 2021
………………………………………………………………………………………………………
dilaksanakan sesuai dengan yang METODE PENELITIAN
dikehendaki. Penelitian ini menggunakan metode
c. Disposisi ( Disposition ) kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan
Dalam mewujudkan implementasi data deskripstif berupa kata-kata tertulis atau
kebijakan yang sesuai dengan tujuan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
sasaran ada hal yang berperan penting yaitu diamati. Penelitian kualitatif dari sisi definisi
kecenderungan perilaku atau karakteristik. lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan
Komitmen dan kejujuran yang tinggi adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara
karakter penting yang harus dimiliki oleh terbuka untuk menelaah dan memahami sikap,
pelaksana kebijakan. Yang dapat mengarahkan pandangan, perasaan dan perilaku individu atau
implementor yaitu kejujuran untuk tetap berada sekelompok orang.
dalam asa program yang telah digariskan, dan Dalam penelitian ini, peneliti berperan
rasa komitmen yang tinggi dari pelaksana sebagai instrumen utama dalam penelitian,
kebijakan akan membuat mereka selalu dimana informan sebagai kunci dan informan
antusias dalam melaksanakan tugas, fungsi, sebagai instrument pendukung, dengan
wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan menggunakan alat bantu panduan wawancara
aturan yang telah ditetapkan. dan alat rekam suara dan video (kamera
Dalam implementasi kebijakan sikap dari digital/hp). Peneliti berperan sebagai pengamat
pelaksana kebijakan akan sangat berhubungan. untuk mengobservasi secara langsung,
Implementor akan dapat menjalankan sekaligus sebagai partisipan untuk melakukan
kebijakan dengan baik seperti apa yang interaksi dengan obyek penelitian lapangan.
diinginkan jika mempunyai sikap yang baik Data yang digunakan dalam penelitian
dengan pembuat kebijakan, maka sebaliknya. ini ada dua macam sumber yaitu data primer
d. Struktur Birokrasi ( Bureucratic dan sekunder. Data Primer yaitu data yang
Structure ) diperoleh dari lokasi penelitian. Sumber
Implementasi kebijakan mempunyai informasi berasal dari informan yang dianggap
pengaruh yang signifikan terhadap struktur mengetahui permasalahan dengan jelas, dan
organisasi. Aspek struktur organisasi ini dapat dipercaya untuk menjadi sumber
mempunyai dua hal yaitu struktur birokrasi dan informasi dalam penelitian ini yang termasuk
mekanisme itu sendiri.Mekanisme adalah aspek data premier adalah hasil wawancara dengan
pertama, Standart Operation Procedur ( SOP ) yang orang berkaitan dengan variabel
biasanya dibuat pada implementasi kebijakan. pelaksana program Badan penyelenggara
Setiap implementator dalam bertindak Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) baik serta
berpedoman pada SOP agar dalam pelaksanaan mampu mengemukakan pendapat secara baik
kebijakan tidak melenceng dari tujuan dan dan benar. Sumber yang digunakan dalam
sasaran kebijakan.Struktur birokrasi adalah penelitian ini adalah keterangan dari Kepala
aspek kedua, struktur birokrasi dan puskesmas, Kepala Administrasi Puskesmas
terfragmentasi tidak boleh terlalu panjang Kedungkandang dan pegawai BPJS kesehatan
karena akan cenderung menyebabkan prosedur di Puskesmas Kedungkandang. Yang menjadi
birokrasi yang rumit dan melemahkan informan utama dalam penelitian ini adalah
pengawas dan kompleks yang menyebabkan masyarakat yang menerima program BPJS di
aktivitas organisasi menjadi tidak fleksibel. Puskesmas Kedungkandang.Data sekunder,
data sekunder yaitu data perlengkapan yang
diperoleh dari data puskesmas
KedungKandang, buku teks, dokumen-

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.12 Mei 2021 2875
……………………………………………………………………………………………………...
dokumen, laporan-laporan yang berhubungan tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
dengan penelitian. Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Lokasi penelitian dalam penelitian ini Kesehatan. Per 1 Januari 2014 dengan
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana diterbitkanya kebijakan tersebut maka seluruh
peneliti akan melakukan penelitian terhadap pasien Puskesmas Kedungkandang pengguna
objek yang akan diteliti. didalam penelitian ini, Jamkesmas, Jamkesda, dan Kartu Jakarta Sehat
yang menjadi lokasi penelitian adalah pada (KJS) sudah otomatis terintegrasi dengan
Kota Malang. Situs penelitian adalah suatu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau yang
tempat dimana peneliti dapat memperoleh data sering disebut BPJS.
maupun informasi yang diperlukan sesuai Tabel 1. Pasien BPJS per januari 2021
dengan permasalahan yang ditemukan dalam Puskesmas Kedungkandang
bab terdahulu, maka situs dari penelitian ini
adalah Puskesmas Kedungkandang Kota
Malang. Bulan Gender Total
Adapun alasan peneliti memilih lokasi Januari L 487 Jiwa
dan situs penelitian ini yaitu karena berdasarkan
pengamatan pra penelitian dari peneliti bahwa P 636 Jiwa
terbatas nya fasilitas , sarana dan prasarana Februari L 369 Jiwa
yang ada pada Puskesmas Kedungkandang P 612 Jiwa
sehingga berpengaruh terhadap Klaim berkas Maret L 219 Jiwa
Program BPJS – Kesehatan. P 400 Jiwa
Dapat disimpulkan bahwa Sumber: Dokumen Rekam Medis Pasien BPJS
penelitian kualitatif adalah penelitian yang Puskesmas Kedungkandang. (2021)
bermaksud untuk memahami fenomena tentang Puskesmas Kedungkandang
apa yang dialami oleh subyek penelitian merupakan salah satu puskesmas yang berada
misalnya perilaku, persepsi, motivasi,tindakan di Kota Malang yang menerapkan
dan lain-lain dengan cara deskripsidalam Implementasi pelayanan BPJS Kesehatan
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu .Puskesmas Kedungkandang mempunyai
konteks khusus yang alamiah dan dengan kewajiban untuk memberikan pelayanan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Dalam kesehatan terhadap masyarakat tidak mampu,
penelitian kualitatif, data dituangkan secara pengguna kartu KJS atau BPJS sesuai dengan
deskriptif dalam bentuk laporan dan uraian. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 71 Tahun
2013 mengenai Pelayanan Kesehatan Peserta
HASIL DAN PEMBAHASAN BPJS. Disamping itu Puskesmas
A. Implementasi Program BPJS Kesehatan kedungkandang juga dilengkapi 2 gedung
di Puskesmas Kedungkandang sekaligus yaitu gedung rawat jalan dan gedung
Implementasi Badan Penyelenggara rawat inap untuk melayani pasien BPJS.
Jaminan Sosial atau biasa disebut BPJS di Puskesmas Kedungkandang telah
Puskesmas Kedungkandang dimulai sejak 1 mengupayakan memberi pelayanan yang
Januari 2014, setelah diterbitkanya SK Menteri terbaik dalam pengimplementasian BPJS
Kesehatan dan Peraturan Menteri Keshatan dengan tujuan memberikan kenyamanan
(PMK) Nomor 71 Tahun 2013 tentang terhadap pasien BPJS yang berobat.Kartu KJS
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan atau BPJS diberikan kepada pelayanan
Nasional, PMK Nomor 28 Tahun 2014 tentang masyarakat yang kurang mampu, Puskesmas
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kedungkandang memanfaatkan fasilitas
Kesehatan dan PMK Nomor 59 Tahun 2014 pelayanan medis, fasilitas pelayanan penunjang
serta fasilitas UGD, rawat jalan, rawat inap.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2876 Vol.1 No.12 Mei 2021
………………………………………………………………………………………………………
Setiap tahun pihak puskesmas tentunya menjadi 60% dana jasa dan 40% dan
berupaya meningkatkan mutu pelayanan pengobatan dan fasilitas. Sehingga proses
terhadap pasien pengguna BPJS. Berikut pelayanan dapat ditingkatkan dan lebih
tanggapan dr.Lisna selaku kepala puskesmas dipermudah dan cepat dengan adanya
terhadap kebijakan BPJS Malang ( penambahan fasilitas di puskesmas
12/3/2021):“Menurut saya Kebijakan Kedungkandang.“Fasilitas itu sebenarnya ada ,
pelayanan BPJS sebenarnya melindungi kalau kita kurang disediakan di pengadaan dan
masyarakat dan menjamin pada saat dia sakit, dari dinas juga tersedia. Ada yang kurang ada
kemudian sebenarnya memudahkan dan sangat yang lebih juga tinggal kita buat surat laporan
membantu masyarakat kecil untuk berobat dan dikasih, Cuma gak bisa langsung aja dikasi,
alhamdulilah kita menjalankan itu dengan baik kalau dari segi fasilitas itu mendukung bagi
dan dapat respon baik dari masyarakat.” saya” Ucap dr.Lisna (12/3/2021)
Pihak puskesmas meningkatkan 3. Akreditasi Mutu
pelayanan kesehatan dalam rangka Akreditasi mutu untuk peningkatan kuliatas
pengimlementasian BPJS melakukan banyak pelayanan tim akreditasi mutu yang datang
perubahan dalam tataran birokrasi rumah sakit, untuk memonitoring tiap bulan dan melakukan
terutama yang berkaitan dengan peningkatan evaluasi per 3 bulan. “Untuk peningkatan
kualitas pelayanan untuk program BPJS, antara kualitas pelayanan kita kan ada akreditasi
lain: mbak, jadi ada tim mutu sepanjang waktu untuk
1. Penyederhanaan antrian menjadi sistem memeriksa kita dan meneliti kemudian ada tim
antrian online Antrian online sudah diterapkan audit internal kita. Jadi ada tim akreditasi mutu,
di Puskesmas kedungkandang sebanyak 72 tim PPI, tim keselamatan pasien itu berjalan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di terus lalu ada nanti diperiksa inspektorat dan
Kota Malang, Jawa Timur sudah menerapkan kadang kala juga didatangi tim BPJS juga”
antrean online yang diintegrasikan dengan Timpa dr. Wiwik selaku ketua Manajemen
Mobile JKN milik BPJS Kesehatan. Mutu di Puskesmas Kedungkandang Malang (
Peserta JKN dapat melakukan pendaftaran 13/3/2021). Puskesmas Kedungkandang telah
pelayanan kesehatan di FKTP yang dapat mengupayakan memberi pelayanan yang
dilihat di dalam sistem antrian online tanpa terbaik dalam pengimplementasian BPJS
datang langsung ke FKTP.Melalui aplikasi dengan tujuan memberikan kenyamanan
Mobile JKN Pendaftaran (pengambilan nomor terhadap pasien BPJS yang berobat ke
antrean) dapat dilakukan dari rumah. "Peserta puskesmas. Selain dari upaya yang telah di
dapat memprediksi karena nomor antrian dapat uraikan di atas pihak puskesmas juga melakuan
langsung diketahui waktu kunjungan ke FKTP. kerjasama dengan pihak rumah sakit terdekat
Peserta juga dapat menuliskan keluhan untuk pelayanan rujukan kesehatan.
penyakitnya sehingga FKTP dapat terinformasi 4. Fasilitas Kesehatan untuk pelayanan BPJS
lebih awal terkait kondisi peserta saat Fasilitas kesehatan yang dimiliki
mendaftar diawal,"jelas Direktur Utama BPJS Puskesesmas kedungkandang hampir semua
Kesehatan Fachmi Idris saat menengok digunakan untuk pelayanan BPJS . Adapun
penerapan sistem antrean online se-Kota fasilitas kesehatan yang tidak dapat digunakan
Malang di Puskesmas Kedung Kandang, oleh pasien BPJS yang sudah berada dalam
Malang, Rabu (11/3/2020). ketentuan Perpes Nomor 11 Tahun 2013 pasal
2. Penambahan fasilitas untuk pelayanan BPJS 25, yaitu fasilitas kesehatan berupa pelayanan
Fasilitas penunjang seperti set 2 dental unit gigi kesehatan untuk mengatasi infertilitas,
, set alat pemeriksaan dan set laboratorium. kemudian pelayanan meratakan gigi
Pihak BPJS sendiri sudah menyediakan (ortodonsi), kemudian gangguan kesehatan atau
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.12 Mei 2021 2877
……………………………………………………………………………………………………...
penyakit akibat ketergantungan obat dan atau
akohol, kemudian pengobatan komplementer, 5.Ketersediaan Tenaga Medis
alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, Ketersediaan tenaga medis sendiri masih jadi
shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan permasalahan utama pada pihak puskesmas
efektif berdasarkan penilaian teknologi ,lantaran kekurangan jumlah tenaga medis
kesehatan (health technology assessment), dan sehingga para staff ada yang merangkap
Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan kerjanya jika staf atau tenaga medis itu sendiri
susu. tidak mempunyai kemampuan yang tepat pada
Kesiapan fasilitas kesehatan Puskesmas setiap bidangnya, maka sangat mempengaruhi
Kedungkandang telah memenuhi kriteria BPJS tingkat pelayanan kesehatan di Puskesmas
Kesehatan yaitu kesiapan fisik bangunan, alat Kedungkandang dalam memberikan pelayanan
kesehatan, pelayanan serta tenaga kesehatan kesehatan sehingga lambat dan kurang
yang memenuhi syarat oleh badan BPJS efesien.Berdasarkan wawancara dengan
Kesehatan. Berikut hasil wawancara dari narasumber bahwa ketersediaan tenaga medis
narasumber.“Sesuai dengan peraturan BPJS , kurang diperhatikan oleh Dinas Kesehatan
pelayanan primer saja atau yang disebut dikarenakan dari pihak puskesmas sudah
pelayanan biasa kalau kami belum bisa atau melakukan permintaan ketersediaan tenaga
kurang mumpuni kita langsung rujuk ke Rumah medis tetapi tidak segera dipenuhi . “Tenaga
sakit terdekat. Sejauh ini untuk bicara fasilitas administrasi disini masih kurang, , tenaga
kita tidak pernah kurang hanya saja kita minta dokter juga kurang mbak ya, ada salah satu
ga harus dikasi hari itu juga tapi ya perlu waktu, petugas gizi kami yang seharusnya fokus sama
tinggal kita buat laporan saja, dan dinas satu pelayanan dia merangkap menjadi
kesehatan juga menyediakan” ( dr.Lisna pelayanan administrasi. Dan itu sangat
12/03/2021) menguras tenaga sekali dan mengulur waktu
Dari hasil wawancara dengan narasumber untuk proses pelayanan itu sendiri” ( dr. Lisna
dapat diartikan bahwa pihak puskesmas sudah selaku Kepala Puskesmas )
melakukan perbaikan dan peningkatan pada Dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan tenaga
fasilitas kesehatan untuk meningkatkan medis dan staf birokrasi sangat dibutuhkan
pelayanan terhadap pasien pengguna BPJS, untuk menunjang implementasi program BPJS
meskipun masih ada fasilitas seperti rawat jalan di Puskesmas Kedungkandang disertai dengan
yang dirasakan kurang, pihak puskesmas terus kemampuan tenaga medis dan birokrasi yang
berupaya untuk menambah jumlah fasilitas berkualitas, sehingga menciptkan pelayanan
yang dibutuhkan untuk pelayanan.Kemudian yang baik di Puskesmas Kedungkandang.
pihak puskesmas memberikan pelayanan gratis B. Faktor-faktor pendukung dan
untuk melakukan tes kesehatan gratis pada penghambat dalam Implementasi BPJS di
masyarakat seperti yang telah dibeberkan oleh Puskesmas Kedungkandang
salah satu dokter umum yang juga melayani Memberikan pelayanan yang baik kepada
pasien BPJS “Benar kita ada tes kesehatan pasien khususnya pasien pengguna BPJS
gratis untuk screening kesehatan mendikteksi diharapkan dapat memuaskan mereka dalam
kankar rahim adan mendeteksi dini tumor pelayanan. Sehingga dapat membantu proses
payudara, dalam upaya penyelamatan dan pengimplementasian program BPJS di
penangan penyakit dari dini, sehingga menekan puskesmas dapat berjalan sebagaimana
angka kematian dari penyakit yang kronis dan mestinya dan dapat sejalan dengan visi misi
memperluas pengetahuan kepada pasien yang dimiliki Puskesmas Kedungkandang
tentang pencegahan dari dini terhadap virus dalam mutu pelayanan kesehatan. Puskesmas
yang mematikan” (dr.Bonita 22/3/2021) Kedungkandang berupaya memberikan

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2878 Vol.1 No.12 Mei 2021
………………………………………………………………………………………………………
pelayanan yang baik kepada pasien BPJS dalam karena sudah mempunyai
upaya pengimplementasian program BPJS di pengalaman dibidangnya masing
rumah sakit, tentu saja memiliki faktor masing dan penambahan sumber
pendukung dan penghambat dalam proses daya manusia sendiri tentu
penerapan BPJS di puskesmas. didatangkan langsung oleh pihak
Faktor pendukung yang peneliti temukan dalam Dinas Kesehatan
implementasi BPJS di Puskesmas 4. Adanya kerjasama pihak puskesmas
Kedungkandang melalui observasi ke dengan mahasiswa praktek dan
Puskesmas dan wawancara dengan pihak organisasi untuk memberikan
puskesmas. pelayanan kesehatan terutama
1.Faktor pendukung dalam implementasi pasien BPJS.
BPJS di Puskesmas Kedungkandang: 5. Struktur bangunan yang baik dan
1. Tersedia fasilitas pendaftran online luas sehingga dapat menyerap
Pengajuan klaim membutuhkan pasien BPJS cukup banyak.
proses yang berbelit dan menyita 6. Mempunyai banyak fasilitas
banyak waktu, hal ini diakui oleh kesehatan seperti yang sudah di
pihak BPJS Kesehatan, oleh sebab bahas pada bab sebelumnya, untuk
itu pihak BPJS Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan
memberikan solusi terbaik dengan pasien BPJS.
menerapkan sistem verifikasi yang 7. Pemberian informasi yang baik
terintegrasi di dalam SIM INA- mengenai BPJS, melaui, melaui
CBG’s, dengan nama sistem Poster dan Baliho serta sosialisasi.
aplikasi INA CBG’s – SEP 8. Adanya kotak saran atau keluhan
Integrated System (INASIS). dari pasien untuk pihak puskesmas
Sistem ini diharapkan menjadi atas ketidakpuasan atau ingin
solusi atas sulitnya pengajuan klaim memberikan saran kepada rumah
oleh pihak puskesmas. INASIS sakit.
selain mempercepat proses klaim, Selain faktor pendukung yang peneliti
sistem ini juga dapat memperkuat temukan, terdapat pula faktor-faktor yang
akurasi data sehingga mencegah menghambat jalannya pelaksanaan program
double klaim yang dilakukan BPJS di Puskesmas Kedungkandang untuk
puskesmas kepada BPJS Kesehatan. memberikan pelayanan kesehatan.
2. Adanya kesiapan yang mencukupi 2. Faktor penghambat dalam implementasi
untuk prasana fasilitas. BPJS di Puskesmas Kedungkandang
Kesiapan fasilitas kesehatan Setiap program dan kegiatan pastinya
Puskesmas Kedungkandang telah menemukan permasalahan dalam menjalankan
memenuhi kriteria BPJS Kesehatan suatu kegiatannya masing-masing. Dalam
yaitu kesiapan fisik bangunan, alat implementasi program BPJS ini terdapat
kesehatan, pelayanan serta tenaga beberapa faktor penghambat. Faktor itu sendiri
kesehatan yang memenuhi syarat merupakan suatu keadaan yang dapat
oleh badan BPJS Kesehatan. mempengaruhi sebuah kegiatan. Adapun
3. Sumber daya manusia yang cukup faktor-faktor penghambat dalam implementasi
kompeten program BPJS ini adalah :
Penambahan sumber daya manusia a)Faktor komunikasi (communication)
pada puskesmas kedungkandang Pada permasalahan komunikasi dalam
sudah dinilai cukup kompeten artian penyuluhan dan sosialisasi terhadap
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.12 Mei 2021 2879
……………………………………………………………………………………………………...
program BPJS di Puskesmas Kedungkandang masyarakat yang belum paham dengan adanya
mempunyai permasalahan terhadap masyarkat program BPJS.
yang kurang mengerti dari program BPJS b) Faktor Sumber Daya Manusia (Resources)
kesehatan. Ada sebagian masyarakat yang Sumber daya manusia (staff) adalah
masih bingung dengan program ini, sebagai SDM yang utama dalam implementasi
peserta BPJS untuk mendapatkan Pelayanan program.Seringkali terjadi kegagalan dalam
kesehatan di Puskesmas Kedungkandang. implementasi kebijakan salah satunya
Berikut tanggapan mengenai BPJS terhadap disebabkan oleh sumber daya manusianya yang
pasien BPJS saat peneliti temui di Puskesmas : tidak memadai, mencukupi, ataupun tidak
“kalo dari saya untuk, BPJS sendiri saya kurang kompeten dibidangnya. Penambahan jumlah
mengerti mas, yang saya tahu saya hanya staf dan Implementator saja dirasa kurang
membayar tiap bulanya, dan mendapatkan cukup, tetapi diperlukan staf yang kompeten
fasilitas karena saya pengguna KJS dulu, tapi dan sesuai untuk menjalankan program
karena menjadi BPJS saya daftar lagi terus saya tersebut.
bayar tiap bulanya”(Wagimun 30/03/2021) Akibat faktor kekurangan sdm , proses
Berangkat dari permasalahan yang pelayanan kesehatan kepada pasien di
membingungkan masyarkat tersebut atas puskesmas menjadi terhambat dan memerlukan
ketidak jelasan setatus mereka, peneliti banyak waktu terhadap pasien, dengan alasan
melakukan wawancara langsung kepada ketidakprofesionalan tenaga medis. Efek
Kepala Puskesemas, berikut kutipan lainnya adalah tingkat emosi tenaga medis
wawancara.‘’Kami pihak puskesmas sudah menjadi lebih tinggi karena harus melayani
melakukan sosialisasi pada saat ditetapkan nya banyak pasien, keluhan pasien yang terkadang
BPJS oleh pemerintah tanggal 1 januari 2014 pasien sulit untuk ditertibkan. Seperti hal nya
pada masyarakat, pada saat itu sosialisasi yang diterangkan oleh Kepala Puskesmas
dengan tim BPJS .Jika ada masyarkat yang masi Kedungkandang saat wawancara dengan
belum paham dan adanya miss komunikasi peneliti : “Kurangnya pemenuhan kuota tenaga
terkait naiknya iuran BPJS masyarakat akan medis berpengaruh pada proses pelayanan,
kami persilahkan langsung mengadu ke pihak seperti halnya bagian administrasi seharusnya
BPJS”(Ucap dr. Lisna) kan admin, nah ini yang mengerjakan petugas
Mengenai cara sosialisasi yang dilakukan para gizi kami, sehingga petugas kami ada yang
pelaksana Program BPJS yang sudah terlihat merangkap kerjanya” (dr.Lisna 12/3/2021).
dilapangan , Sudah diinformasikan secara Jika dalam fakta dilapangan seperti ini
menyeluruh menurut peneliti. Hanya saja ada keadaanya bagaimana tenaga medis dapat
segelintir masyarakat yang yang kurang paham melayani pasien dengan baik. Jika hak dari
dengan program BPJS. Sehingga masyarakat petugas medis tidak terpenuhi secara baik. Oleh
ada yang mengungkapkan bahwa program sebab itu Pemerintah harus lebih
BPJS tidak disosialisassikan kepada mereka mengupayakan untuk mensejahterakan tenaga
dan meraka minim informasi. Dengan medis. Karena salah satu tombak utama dari
ditemuinya realitas yang telah disebutkan implementasi kebijakan BPJS Kesehatan
,dapat ditarik kesimpulan bahwa proses adalah tenaga medis.
komunikasi kepada masyarakat yang c)Faktor Dispotition (Sikap Tenaga Medis)
membutuhkan BPJS tidak mengerti oleh Sebagaimana petugas Puskesmas yang harus
masyarakat itu sendiri, karena adanya rasa mempunyai sikap yang baik dalam melayani
ketidakpedulian masyarakat (rendahnya masyarakat menjadi salah satu penilaian juga
partisipasi masyarakat untuk memperoleh dalam indikator puas atau tidaknya msyarakat
program kesehatan), Sehingga ada beberapa dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2880 Vol.1 No.12 Mei 2021
………………………………………………………………………………………………………
diselenggarakan oleh pemerintah. Berikut data sekali karena bisa diakses dimana mana gak
wawancara peneliti dengan salah satu pasien harus ke puskesmas , tetapi disini juga tinggal
yang sedang berobat pada saat itu di Puskesmas mengantri saja sebentar. Dengan demikian
Kedungkandang mengungkapkan“Ya baik baik banyak pasien yang bisa menghemat waktu”
saja mbak pelayanannya menurut saya sudah e) Faktor Pengajuan Klaim BPJS Di Puskesmas
bagus, jadi ketika ada yang saya tidak ketahui Kedungkandang
saya segara langsung tanya arahan ke Faktor terakhir Pengajuan klaim BPJS
dokternya, dokternya ramah ramah.kadang juga Kesehatan di Puskesmas Kedungkandang pada
perawat nya ada yang sampe bantuin nenek rekapitulasi pelayanan belum dilakukan secara
nenek tua untuk diantar ke bagian menyeluruh dan terpadu, pengisian dan
pemeriksaan”(Suparti 29/03/2021) pencatatan pada status rekam medis untuk
Bentuk apresiasi masyarakat salah satunya kelengkapan dokumen klaim diserahkan
terhadap pelayanan yang ada di Puskesmas kepada petugas rekam medis, belum terjalin
Kedungkandang, dari hasil yang telah kordinasi dan kerja tim yang baik, antara
dilakukan penelitian dilapangan masyarakat perawat dan petugas rekam medis.
hanya sedikit yang mengeluh tentang Selain dari itu pengetahuan masyarakat yang
pelayananan kesehatan yang diberikan oleh minim tentang pengajuan klaim kepada pihak
pihak Puskesmas Kedungkandang. puskesmas, sehingga seringkali terjadi
Selanjutnya menurut hasil wawancara diatas perdebatan antara peserta dan pihak puskesmas.
terlihat sangat jelas bahwa pelayanan program Adapun proses yang harus dilakukan yaitu,
BPJS Kesehatan berjalan dengan baik.Sikap Peserta mengajukan klaim ke puskesmas dan
implementor menjadi salah satu yang pihak puskesmas akan membawa berkas klaim
mempengaruhi efektifitas implementasi tersebut ke BPJS Kesehatan lalu setelah
kebijakan.Jika Implementor melaksanakan disetujui maka pihak BPJS Kesehatan akan
dengan senang hati,tetapai jika pandangan mencairkan dana tersebut kepada puskesmas
mereka berbeda dengan pembuat kebijakan tersebut bukan kepada peserta, baru setelah itu
maka proses Implementasi akan mengalami pihak rumah sakit akan
banyak masalah dalam implementasi. mencairkan/memberikan dana klaim tersebut
d) Struktur Birokrasi kepada peserta.
Struktur birokrasi yang baik dilingkungan Pengajuan klaim membutuhkan proses
Puskesmas Kedungkandang, sehingga dapat yang berbelit dan menyita banyak waktu, hal ini
mempermudahkan implementasi BPJS di diakui oleh pihak BPJS Kesehatan, oleh sebab
Puskesmas Kedungkandang. Reformasi itu pihak BPJS Kesehatan memberikan solusi
birokarsi telah dilakukan oleh pihak puskesmas terbaik dengan menerapkan sistem verifikasi
untuk meningkatkan dan memudahkan yang terintegrasi di dalam SIM INA-CBG’s,
pelayanan yang akan di berikan oleh pasien. dengan nama sistem aplikasi INA CBG’s – SEP
Salah satunya adalah dengan adanya fasilitas Integrated System (INASIS). Sistem ini
pendaftaran online semula dalam melakukan diharapkan menjadi solusi atas sulitnya
pendaftaran khususnya pengguna BPJS harus pengajuan klaim oleh pihak puskesmas.
melewati beberapa loket untuk mendapatkan INASIS selain mempercepat proses klaim,
nomor antrian untuk berobat.Seperti halnya sistem ini juga dapat memperkuat akurasi data
yang telah disampaikan oleh petugas sehingga mencegah double klaim yang
administrasi Puskesmas Kedungkandang bu Tri dilakukan puskesmas kepada BPJS
(24/03/2021) “ Iya mbak jadi pendaftaran Kesehatan.Sebagaimana yang diungkapkan
online itu datang dari sini langsung di screening oleh petugas Rekam medis Puskesmas
dulu sesuai prosedur dan sangat bermanfaat Kedungkandang mas Bangkit (25/3/2021) “Jadi
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.12 Mei 2021 2881
……………………………………………………………………………………………………...
memang ada aplikasi untuk pengajuan BPJS pihak seperti Puskesmas dan
namanya INA CBG’s , dan itu sudah ada Mahasiswa untuk membantu rumah
diterapkan di rumah sakit, puskesmas dan sakit dalam mensosialisasikan BPJS
klinik .Dengan aplikasi ini dihadirkan untuk untuk menghindari pelonjakan Pasien,
mempercepat proses sebuah klaim”. dan pasien dapat di ahlikan ke
puskesmas yang mempunyai sarana
PENUTUP yang menunjang.
Kesimpulan 2. Harus ada penambahan Sumber Daya
Berdasarkan hasil penelitian yang Manusia baik medis maupun non medis
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang memiliki kopetensi yang baik
berdasarkan observasi,wawancara dan studi dibidangnya, untuk meningkatkan
dokumentasi. Dari hasil penelitian dilapangan pelayanan kesehatan. Kemudian
bahwa Implementasi Program BPJS meningkatkan program pelatihan
dipuskesmas Kedungkandang masih belum fungsional dan Menejerial kepada staf
maksimal, masih ada beberapa kekurangan di Puskesmas Kedungkandang dan
yang perlu diperhatikan lagi. Implementasi mingkatkan program pengembangan
Program Badan Penyelenggara Jaminan dan pemberdayaan SDM kesehatan.
Kesehatan (BPJS) belum optimal, hal ini Kemudian untuk meningkatkan Sumber
terlihat dari ukuran dan tujuan kebijakan, Daya Fasilitas, pihak puskesmas harus
mengungkapkan bahwa dari penelitian lebih meningkatkan program-program
lanjut program badan penyelenggara jaminan peningkatan sarana dan prasarana
kesehatan sudah tercapai. Sumber daya sudah kesehatan untuk memenuhi pengadaan
cukup baik, namun harus lebih dioptimalkan alat medis dan non medis, pengadaan
lagi sumber dayanya. Komunikasi antar perlengkapan ruang rawat, dan
organisasi dan aktivitaas pelaksana, perlu pengadaan alat penunjang medis.
adanya melakukan sosialisasi yang lebih baik 3. Perlu perubahan mindset dalam
lagi. Misalnya dengan melakukan komunikasi memberikan pelayanan terutama dalam
yang lebih jelas dan dapat dipahami oleh pihak attitude petugas baik mendis maupun
masyarakat tentang program BPJS. non medis, oleh sebab itu harus
Saran meningkatkan program kopetensi dan
Agar tercapainya Implementasi program perubahan budaya kerja SDM untuk
BPJS kesehatan dilingkunga puskesmas memperbaiki attitude seluruh karyawan
Kedungkandang, pihak puskesmas harus terus Puskesmas Kedungkandang baik medis
berusaha melakukan evaluasi terhadap maupun non medis. Yang dapat
masalah-masalah yang berkaitan dengan BPJS diharapkan memberikan pelayanan baik
kesehatan, melalui: terhadap pasien yang berobat di rumah
1. Sosialisasi kepada pasien mengenai sakit.
prosedur dan mekanisme atau aturan 4. Perlu kejelasan tugas, fungsi dan
BPJS harus terus di tingkatkan dan tatakerja unit organisasi pelayanan
dibuat semenarik mungkin agar sehingga setiap karyawan mengetahui
masyarakat lebih tertarik untuk secara pasti tugas dan
membaca. Serta perbaiki alur tanggungjawabnya. Dan harus ada
pendaftaran pasien, untuk hukuman tegas terhadap karyawan yang
meningkatkan mutu pelayanan di melanggar atau melalaikan tugas dan
Puskesmas Kedungkandang. Kemudian tanggungjawabnya dalam upaya
tingkatkan kerjasama dari berbagai pemberian efek jera.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2882 Vol.1 No.12 Mei 2021
………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA [8] Oktaviani.J. (2018). Tinjauan
[1] BPJS Kesehatan. (2015). Seputar BPJS Pustaka:Pengertian Implementasi. Sereal
kesehatan. Bulletin of Science, Untuk, 51(1), 51.
Technology & Society, 13(4), 245–246. [9] Pinontoan, M., Dengo, S., & Ruru, J.
http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0 (2015). Implementasi Standar Operasional
27046769301300491 Prosedur Dalam Pelayanan Bpjs Kesehatan
[2] Bpjs, P., Di, K., Tanah, K., & Simalungun, Di Rsu Prof. Dr. Kandou Manado. Jurnal
K. (n.d.). FAKTOR-FAKTOR YANG Administrasi Publik UNSRAT, 3(031),
MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI 1386.
PROGRAM BPJS KESEHATAN DI [10] Putri, N. E. (2014). EFEKTIVITAS
KECAMATAN TANAH JAWA PENERAPAN JAMINAN KESEHATAN
KABUPATEN SIMALUNGUN.Si. 3(2), NASIONAL MELALUI BPJS DALAM
1–15. PELAYANAN KESEHATAN
[3] Faris Burung. (2005). IMPLEMENTASI MASYARAKAT MISKIN DI KOTA
PELAYANAN KESEHATAN PADANG Nora Eka Putri. Tingkap, X(2),
MASYARAKAT MELAUI PROGRAM 175–189. https://doi.org/10.1016/S1697-
BPJS KESEHATAN (Suatu Studi di 2600(13)70010-3
RSUD Lapangan Sawang Kabupaten [11] Rajagukguk, T., & Siregar, S. (2019).
SITARO). Analisis Implementasi Kebijakan BPJS
[4] Hayat. (2017). EVALUASI KINERJA Kesehatan Terhadap Pelayanan Puskesmas
DAN KUALITAS PELAYANAN (Type Perawatan) Di Kota Medan. Jurnal
PUBLIK PADA MANAJEMEN Manajemen, 5(2), 205–214.
KEARSIPAN. Intrans Publishing, [12] Suaib, M. R. (2016). Pengantar Kebijakan
September 2017, 121. Publik.
https://www.researchgate.net/publication/
335788910_Buku_Kebijakan_Publik
[5] Imran, hafis ali. (2016).
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
(BPJS). STUDI TENTANG RSUD
PASAR REBO JAKARTA TIMUR
UNTUK MENCIPTAKAN
PELAYANAN PRIMA. 2016.
[6] Iva, M. I. N. (2015). Implementasi
Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional
Melalui Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Kota Makassar.
Jakpp, 1(1), 149–156.
[7] Musdalifa. (2020). Implementasi Program
Bpjs-Kesehatan Dalam Pelayanan
Kesehatan Di Pusat Kesehatan
Masyarakat(Puskesmas) Studi Pada
Puskesmas Pekkae Kec.Tanete Rilau
Kab.Barru. Meraja Journal, 3(1), 83–89.
https://merajajournal.com/index.php/mrj/a
rticle/download/89/79
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai