net/publication/327136561
Moralitas
CITATIONS READS
0 1,924
1 author:
Ditta Febrieta
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
9 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ditta Febrieta on 21 August 2018.
Abstrak
Era globalisasi merupakan era yang cukup riskan bagi remaja di Indonesia. Pada era ini,
remaja tidak hanya dihadapkan dengan majunya teknologi namun juga dibayangi dengan
dampak negatifnya. Norma sosial yang mulai luntur dan membaur dengan identitas yang
kebarat-baratan menjadi salah satu wajah permasalahan pada remaja. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya perilaku seks di luar nikah yang menandakan adanya penurunan moral
pada remaja dibandingkan pada masa sebelumnya. Subjek penelitian ini adalah individu yang
termsuk pada generasi X, generasi Y, dan generasi Z. Untuk menelaah lebih lanjut maka
dilakukan uji beda dengan teknik anova satu jalur guna mengetahui ada tidaknya perbedaan
moralitas remaja pada generasi X, Y, dan Z (n = 105). Berdasarkan hasil uji ditemukan
adanya perbedaan moralitas antara generasi X, generasi Y, dan generasi Z dengan taraf
signifikan p < 0,05.
Keywords : generasi x, generasi y, generasi z, moralitas remaja
Pendahuluan
Era globalisasi merupakan era yang cukup riskan bagi remaja di Indonesia. Pada era
ini, remaja tidak hanya dihadapkan dengan majunya teknologi namun juga dibayangi dengan
dampak negatifnya. Untuk membetengi diri dari hal yang buruk, maka tugas remaja adalah
belajar untuk mempelajari dan menyerap norma sosial yang ada agar mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitar (Willis, 2010). Masa remaja merupakan masa yang kritis
dalam tahap perkembangan (Santrock, 2010). Hal ini dikarenakan remaja tidak lagi di anggap
sebagai anak-anak namun juga tidak di anggap sebagai orang dewasa (Willis, 2010). Masa
kritis tersebut dapat meningkatkan konflik pada diri remaja yang dapat berakibat pada konflik
sosial di lingkungannya.
Sebagai mahluk sosial, remaja juga dituntut untuk mematuhi norma yang ada
disekitarnya. Mematuhi norma dapat diartikan bahawa remaja bertindak sesuai dengan nilai
moral untuk bertingkah laku positif (Zubaidi, 2009). Namun pada kenyatannya mengajarkan
nilai moral kepada remaja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyaknya intervensi
dari media dan mudahnya informasi buruk yang diterima remaja menjadi hambatan
penanaman nilai moral yang baik. Tumbuhnya era globalisasi membiaskan norma budaya
Timur dan membaur dengan identitas yang kebarat-baratan (Willis, 2010). Hal ini
ditunjukkan dengan adanya perilaku seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, dan
konsumsi minuman beralkohol sebagai tanda adanya perilaku yang tidak sesuai dengan
kaidah moral yang sesuai di Indonesia.
Moral diartikan sebagai nilai dan norma yang yang menjadi pegangan individu atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku (Bertens, 2004). Moral dijadikan pedoman
remaja menuju kepribadian yang matang karena moral dapat mengendalikan perilaku remaja
(Sarwono, 2008). Ketika remaja memiliki kendali yang buruk terhadap dirinya maka akan
memunculkan tindakan yang tidak bermoral. Beberapa bentuk tindakan tidak bermoral pada
remaja adalah penyimpangan seksual yang berhubungan dengan masalah seksual pada remaja
seperti homoseksual, prostitusi, inses; dan kenakalan remaja berhubungan dengan
pelanggaran norma sosial seperti penggunaan obat-obat terlarang, serta pelanggaran susila.
Mengingat pentingnya permasalahan mengenai moral maka penelitian ini membahas
permasalahan moral yang tidak hanya dirasakan pada generasi saat ini namun juga generasi
sebelumnya. Generasi yang ikut serta dalam penelitian ini adalah generasi X, Y, dan Z.
Generasi X merupakan generasi yang disebut dengan baby boomers. Generasi X lahir pada
awal tahun 1960an hingga 1980an. Pada generasi ini teknologi belum begitu berkembang
sehingga pemaparan media pun tidak terlalu mempengaruhi kehidupan remaja saat itu.
Generasi Y disebut juga sebagai generasi millenia yang dimulai pada awal tahun 1980an
hingga 2000an. Pada generasi ini teknologi mulai berkembang dengan munculnya beberapa
alat elektronik seperti handphone, laptop, mp3 ataupun mp4 player. Perkembangan ini
menyebabkan awal mula masuknya norma budaya Barat. Remaja saat itu dipengaruhi dengan
adanya isu-isu pornografi pada majalah yang memperlihatkan seksualitas wanita,
perkembangan musik, dan perubahan pada pemerintahan. Berbeda halnya dengan generasi Z
sebagai generasi yang disebut iGen atau post-millenia. Generasi ini bermula pada awal tahun
2000an hingga sekarang. Remaja saat ini tumbuh dengan perkembangan teknologi. Hal ini
mengindikasikan remaja saat ini lebih akrab dengan penggunaan teknologi, internet, dan
sosial media dalam berkomunikasi dengan dunia sosial. Pemaparan media internat dan
teknologi lebih banyak dihadapi oleh generasi Z dibandingkan dengan generasi sebelumnya
sehingga dampak positif dan negatif pun dirasakan bersama oleh remaja saat ini. Melihat hal
tersebut maka tampak bahwa setiap generasi memiliki kondisi berbeda yang secara tidak
langsung mempengaruhi moral remaja.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada bulan Februari (2016) ditemukan
bahwa terdapat 12 permasalahan moralitas pada remaja dari generasi ke generasi. Berkaitan
dengan penyimpangan seksual muncul permasalahan seperti melakukan hubungan seksual
sebelum nikah, hamil di luar nikah, homoseksual, prostitusi, dan kumpul kebo. Sedangkan
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemaparan di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah “terdapat perbedaan
moralitas antara generasi X, Y, dan Z”.
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah individu yang lahir pada rentang tiga generasi. Pertama
generasi X yaitu individu dengan tahun lahir 1960 hingga 1980 sebanyak 35 responden.
Kedua, generasi Y yaitu individu dengan tahun lahir 1980 – 2000 sebanyak 34 responden.
Terakhir, adalah generasi X, yaitu individu dengan tahun lahir 2000 – 2020 sebanyak 36
responden.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala moralitas yang ditujukan
untuk mengetahui tindakan moral yang dilakukan pada setiap generasi. Format jawaban yang
digunakan berupa format semantik diferensial dari rentang tidak pernah (skor 1) hingga
rentang sering (skor 6). Untuk mengetahui tentang perbuatan terkait moral untuk generasi X
dan generasi Y maka contoh pernyataannya seperti “ketika anda remaja seberapa sering anda
mendengar tentang hubungan seks sebelum nikah?”, dan “ketika anda remaja seberapa sering
anda mendengar tentang narkoba?”. Untuk generasi Z maka contoh pernyataannya seperti
“seberapa banyak kamu tau tentang hubungan seks sebelum nikah?”, dan “seberapa banyak
kamu tau tentang obat-obatan terlarang?”
Prosedur Penelitian
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini didasarkan pada
tujuan dan hipotesis penelitian. Pada penelitian ini, hipotesis diuji menggunakan analisis
statistik analisa varian satu jalur atau one way analysis of variance (ANOVA). Pengujian ini
dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan moralitas terhadap remaja pada
generasi X, generasi Y dan generasi Z.
Hasil Penelitian
Uji Hipotesis
Analisa hipotesis menggunakan uji one way ANOVA untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Berdasarkan tabel uji
diperoleh skor F intercept 2617,098 dengan p < 0,01 dan skor F generasi sebesar 43,713
dengan p < 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan
moralitas antar generasi baik generasi X, generasi Y, dan generasi Z. Untuk mengetahui
sumbangan efektif, tampak bahwa skor adjusted R squared sebesar 0,451. Hal ini
mengindikasikan bahwa variabilitas moralitas dapat dijelaskan oleh variabilitas antar generasi
sebesar 45,1%.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan moralitas antar generasi maka
dapat dilihat pada tabel 2. Pada tabel tersebut tampak bahwa terdapat perbedaan moralitas
antara generasi X dengan generasi Y (p = 0,01), generasi X dengan generasi Z (p = 0,00), dan
generasi Y dengan generasi Z (p = 0,01).
Kumpul Kebo
Selain hamil sebelum nikah, kumpul kebo juga menjadi salah satu permasalahan
dalam moralitas remaja. Pada tabel 8 tampak bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
pada generasi Z terhadap generasi X (p = 0,411) dan generasi Y (p = 0,424). Perbedaan
moralitas terkait dengan perilaku kumpul kebo hanya tampak pada generasi X terhadap
generasi Y (p < 0,05).
Prostitusi
Uji post hoc Tukey terkait dengan prostitusi antar geneasi tampak pada tabel 9. Hasil
uji menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada perilaku moral terkait dengan
prostitusi pada generasi X dengan generasi Z (p < 0,01) dan generasi Y dengan generasi Z (p
< 0,05).
Pornografi
Uji post hoc dilakukan untuk mengetahui perbedaan moralitas antar generasi terkait
dengan pornografi. Pada tabel 10 tampak bahwa terdapat perbedaan moralitas terkait
pronografi pada generasi X terhadap generasi Z (p < 0,05) dan generasi Y terhadap generasi
Z (p < 0,05). Pada tabel tampak tidak ada perbedaan yang signifikan pada generasi X
terhadap generasi Y.
Aborsi
Berdasarkan uji post-hoc Tukey pada tabel 11 tampak bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara perilaku moralitas terkait dengan aborsi pada generasi X dengan generasi Y
(p < 0,05), generasi X dengan generasi Z (p < 0,05), dan generasi Y dengan generasi Z (p <
0,05).
Homoseksual
Untuk mengetahui perbedaan moralitas terkait dengan homoseksual maka dilakuka uji
post-hoc Tukey. Pada tabel tampak bahwa terdapat perbedaan moralitas pada generasi X,
generasi Y, dan generasi Z dengan masing-masing taraf signifikan sebesar 0,00. Hal ini
mengindikasikan bahwa dari generasi ke generasi orientasi homoseksual terus berubah
mengikuti perkembangan zaman.
Tabel 12. Uji Post-Hoc Tukey : Homoseksual antar Generasi
Dependent Variable: Homoseksual
Tukey HSD
(I) GENERASI (J) GENERASI Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
GEN_X GEN_Y -,97* ,240 ,000
GEN_Z -2,00* ,236 ,000
GEN_Y GEN_X ,97* ,240 ,000
GEN_Z -1,03* ,238 ,000
GEN_Z GEN_X 2,00* ,236 ,000
GEN_Y 1,03* ,238 ,000
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,990.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
10 | M o r a l i t a s R e m a j a _ D i t t a F e b r i e t a
Begitu pula dengan perilaku mengkomsi alkohol. Pada tabel 14 tampak bahwa
terdapat perbedaan signifikan pada generasi X dengan generasi Z (p < 0,05) dan pada
generasi Y dengan Z (p < 0,05). Pada generasi X dengan generasi Y tidak tampak perbedaan
yang signifikan dengan skor p > 0,05.
Cara Berpakaian
Untuk mengetahui perbedaan moralitas dari cara berpakaian remaja dari generasi ke
genarasi maka dapat dilihat dilakukan uji post-hoc Tukey. Pada tabel tampak tidak tampak
perbedaan pada generasi X dengan generasi Y (p > 0,05). Namun pada generasi X dengan
generasi Z dan generasi Y dengan generasi Z tampak perbedaan yang signifikan dengan p <
0,01. Hal ini mengindikasikan terdapat perubahan cara berpakaian dari generasi X ke
generasi Y dan generasi Z.
11 | M o r a l i t a s R e m a j a _ D i t t a F e b r i e t a
Tabel 15. Uji Post-Hoc Tukey : Cara Bepakaian Antar Generasi
Dependent Variable: Cara Berpakaian
Tukey HSD
(I) (J)
GENERASI GENERASI Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
GEN_X GEN_Y -,25 ,287 ,665
GEN_Z -1,40* ,283 ,000
GEN_Y GEN_X ,25 ,287 ,665
GEN_Z -1,16* ,285 ,000
GEN_Z GEN_X 1,40* ,283 ,000
GEN_Y 1,16* ,285 ,000
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,422.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
Pembahasan
Penelitian ini melibatkan variabel moralitas dan generasi X, Y dan Z. Pengujian awal
dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji skala moralitas yang digunkan. Hasil uji
mengungkapkan validitas skala moralitas berada pada rentang 0,421 hingga 0,722 dengan
skor reliabilitas 0,872. Pengujian hipotesis dengan uji analisis varian satu jalur dilakukan
untuk mengetahui perbedaan moralitas pada tiga generasi yaitu generasi X, Y, dan Z. Hasil
uji ANOVA menyatakan hubungan yang signifikan dengan p < 0,05 antara variabel moralitas
dengan tiga generasi dengan skor F masing-masing 2617,098 dan 43,713. Untuk menelaah
lebih jauh maka pengujian dilakukan lebih lanjut terhadap 12 permasalahan yang digunakan
dalam penelitian ini.
Pada varian hubungan seksual sebelum menikah terdapat perbedaan yang signifikan
hanya pada generasi X dengan generasi Z (p < 0,05). Hal ini menandakan bahwa terjadi
penurunan moralitas dari generasi X hingga generasi Z. Melakukan hubungan seksual
sebelum nikah dapat terjadi karena adanya dorongan seksual individu yang dipengaruhi
melalui media gambar ataupun film (Willis, 2010). Remaja yang melakukan hubungan
seksual sebelum nikah biasanya dilandasi dengan perasaan kasih sayang terhadap pasangan
(Dariyo, 2004), namun perilaku ini adalah salah. Jika perilaku ini dilakukan maka
memungkinkan untuk terjadi kehamilan di luar pernikahan. Hamil sebelum menikah juga
menjadi salah satu permasalahan akibat ketidakmampuan individu menaham dorongan
seksualnya (Willis, 2010). Hasil uji mengungkapkan adanya perbedaan yang signifikan pada
generasi X dan Y dengan generasi Z (p < 0,05). Meskipun terdapat perbedaan pada generasi
12 | M o r a l i t a s R e m a j a _ D i t t a F e b r i e t a
X dan generasi Y namun perbedaan tersebut tidak signifikan (p > 0,05). Hal ini
mengindikasikan bahwa terjadi penurunan moralitas pada generasi Z dibandingkan pada
generasi sebelumnya. Meningkatnya tindakan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh situasi
dan kondisi lingkungan remaja. Generasi Z merupakan generasi digital, yang artinya setiap
informasi akan mudah didapatkan dengan sentuhan jari. Berbeda dengan generasi X yang
belum banyak dipengaruhi oleh media sehingga informasi yang didapat pun tidak semudah
generasi Z.
Pada generasi X dan Y perilaku kumpul kebo menjadi salah satu yang perlu
diperhatikan. Berdasarkan hasil uji ANOVA ditemukan bahwa terdapat penurunan moralitas
pada generasi X dan generasi Y (p < 0,05) terkait dengan perilaku kumpul kebo. Kumpul
kebo adalah fenomena ketika laki-laki dan perempuan tinggal bersama dalam satu atap tanpa
ikatan pernikahan. Pada masa generasi X dan generasi Y pemberitaan mengenai perilaku ini
cukup sering terdengar di media namun memasuki tahun 2000an permasalahan ini mulai
tenggelam.
Pada generasi Z, era digital yang berkembang pesat tidak hanya membawa dampak
positif namun juga dampak negatifnya. Pornografi dan prostitusi menjadi beberapa
diantaranya. Hasil uji ANOVA mengemukakan adanya perbedaan yang signifikan pada
tindakan yang melanggar norma tersebut. Pada variabel pornografi terdapat perbedaan antara
generasi X dengan generasi Z (p < 0,05) dan generasi Y dengan generasi Z (p < 0,05).
Meningkatnya kemudahalam dalam era digital memudahkan individu dalam mencari video
ataupun gambar berbau pornografi yang akan berdampak pada meningkatnya dorongan
seksual pada remaja. Ketika dorongan seksual tidak dapat dibendung lagi maka kemampuan
individu dalam mengontrol diri menjadi hal yang utama (ELLIOT_TURIL). Namun,
ketidakmampuannya mengendalikan hawa nafsu akan memunculkan kecenderungan individu
untuk mencicipi perilaku lain seperti berpelukan dan berciuman di tempat umum (yang tidak
biasa di lakukan di budaya Timur, khususnya Indonesia) atau bahkan menjamah dunia
prostitusi.
Terkait dengan perilaku berpelukan di tempat umum, sepertinya hal ini menjadi hal
yang biasa. Berdasarkan hasil uji ANOVA tampak bahwa terdapat penurunan moral dari
generasi X ke generasi Z (p < 0,05). Berpelukan di tempat umum tidak lagi hanya tampak di
film namun juga dipraktikkan oleh remaja saat ini ketika berjalan di pusat perbelanjaan, dan
bahkan di kendaraan bermotor. Begitu pula dengan perilaku berciuman di tempat umum.
Berdasarkan uji statistik tampak bahwa terdapat penurunan moral pada generasi X ke
generasi Y (p < 0,05) dan pada generasi X ke generasi Z (p < 0,05) terkait dengan berciuman
13 | M o r a l i t a s R e m a j a _ D i t t a F e b r i e t a
di tempat umum. Berciuman seperti bukan lagi menjadi hal yang memalukan seperti generasi
sebelumnya. Di media sosial dan internet dengan mudah dapat ditemukan foto berciuman
dengan kekasihnya seakan memamerkan kemesraan di media sosial. Terkait dengan
prostitusi, berdasarkan pada hasil uji ANOVA ditemukan adanya perbedaan yang signifikan
terkait dengan prostitusi pada generasi X dengan generasi Z (p < 0,05) dan generasi Y dengan
generasi Z (p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa kasus prostitusi semakin marak pada
generasi Y dan generasi Z.
Tidak hanya itu, berdasarkan hasil uji juga terdapat dua perilaku yang melanggar
norma sosial yang dari waktu ke waktu terus menurun. Dua hal tersebut adalah perilaku
aborsi dan homoseksual. Aborsi menjadi salah satu bentuk perbuat yang tidak bermoral
karena melakukan aborsi sama saja dengan membunuh (Turiel, 2004). Pada dasarnya
perkembangan dimulai dari masa konsepsi namun kebanyakan orang mengira bahwa
perkembangan terjadi ketika bayi lahir ke dunia (Turiel, 2004). Berdasarkan hasil uji, baik
pada generasi X, Y, dan Z terjadi penurunan moralitas mengenai aborsi (p < 0,05). Hal ini
mengindikasikan bahwa aborsi semakin banyak dilakukan hingga saat ini. Begitu pula
dengan homoseksual, yang mulanya menjadi salah satu bentuk „gangguan‟ namun saat ini
menjadi bagian dari gaya hidup (Turiel, 2004). Hasil uji mengungkapkan adanya penurunan
moral terkait homoseksual dengan taraf signifikan p < 0,05.
Di sisi lain, masalah remaja tidak akan jauh dari penggunaan obat-obatan terlarang
dan mengonsumsi alkohol (Dariyo, 2004). Berdasarkan hasil uji ditemukan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan terkait dengan penggunaan obat-obatan terlarang dan
mengonsumsi alkohol pada generasi X dengan generasi Z (p < 0,05) dan pada generasi Y
dengan generasi Z (p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa obat terlarang dan alkohol
tidak lagi hanya digunakan oleh kalangan ekonomi atas namun mulai merambah pada semua
kalangan termasuk kalangan ekonomi bawah. Kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan
mengingat generasi muda merupakan bibit pembangun bangsa. Salah satu hal yang cukup
mengkhawatirkan adalah cara berpakaian remaja saat ini. Meskipun generasi X
menampakkan adanya pakaian minim namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan.
Perbedaan antara generasi X dengan Z (p < 0,05) dan antara generasi Y dengan Z (p < 0,05)
menunjukkan perbedaan yang signifikan terkait dengan cara berpakaian remaja. Hal ini
mengindikasikan adanya perubahan dari cara berpakaian anak remaja saat ini dengan jaman
sebelumnya. Remaja saat ini lebih memilih pakaian minim, ketat, dan membentuk tubuh
yang muncul sebagai efek dari kebutuhan sosial remaja untuk mendapat respon dari orang
lain (Willis, 2010).
14 | M o r a l i t a s R e m a j a _ D i t t a F e b r i e t a
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Turiel, E. (2004). The culture of morality: social development, context, and conflict. United
Kingdom : Cambiridge University Press
Willis, Sofyan S. (2010). Remaja & masalahnya: mengupas berbagai bentuk kenakalan
remaja seperti narkoba, free sex, dan pemecahannya. Bandung : Penerbit Alfabeta
15 | M o r a l i t a s R e m a j a _ D i t t a F e b r i e t a