net/publication/376993132
CITATIONS READS
0 249
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Delliya Salsabila Putri on 31 December 2023.
Kedua, usia dan fase perkembangan. Masa remaja adalah fase transisi menuju dewasa (masa pubertas)
yang rentan terhadap perilaku beresiko.
Ketiga, kematangan hormonal yang memicu hasrat seksual. Menarche atau menstruasi pertama pada
remaja perempuan menandai kematangan reproduksi.
Keenam, pengetahuan kesehatan reproduksi yang memadai membantu penyaluran hasrat seksual secara
bertanggung jawab.
Ketujuh, gaya hidup dan peniruan budaya asing yang dianggap modern.
Selain faktor-faktor tersebut, peningkatan serta pertumbuhan teknologi, seperti internet, nan sangat
disukai dan digemari oleh kawula muda saat ini, sebagai salah satu penyebab yang mempengaruhi
perbuatan erotis remaja. Pada penelitian (Rohmadini Fitria Aliefia et al., 2020) juga menunjukkan bahwa
perilaku seksual secara signifikan lebih tinggi pada remaja yang menggunakan internet dengan frekuensi
tinggi dibandingkan dengan remaja nan memakai internet pada keseringan rendah
artikel telah dipublikasikan di retizen republika https://retizen.republika.co.id/posts/259148/faktor-
faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-seksual-pada-remaja pada tanggal 31 Desember 2023
Paparan media sosial, seperti akses terhadap internet dan konten pornografi, dapat mengahasut
perbuatan erotis anak muda dan meningkatkan risiko perbuatan erotis anak muda. Faktor-faktor seperti
ego (pengendalian diri), usia, kematangan hormonal, teman sebaya, pengaruh orang tua, pengetahuan,
dan gaya hidup semua memengaruhi perilaku seksual remaja. Selain itu, paparan media sosial dan konten
pornografi juga dapat berpotensi mempengaruhi perilaku seksual pada remaja.
Sebagai tambahan, sekolah juga berperan vital dalam memberikan pendidikan seks yang komprehensif
sejak dini agar remaja memiliki pemahaman dan keterampilan menjaga diri. Guru sebaiknya mendekati
topik ini secara bijaksana dan melibatkan orang tua siswa. Selain itu, remaja perlu diajarkan keterampilan
menyaring informasi di media digital dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab. Oleh karena
itu, dengan mempertimbangkan faktor tertentu penting untuk menyertakan peran orang tua dalam
memberikan pendidikan tentang edukasi seksualitas yang tepat dan perilaku seksual yang sehat kepada
remaja, serta melibatkan peran orang tua dalam pengawasan atau pemantauan secara berkala dalam
penggunaan media sosial oleh remaja.
Kesimpulannya, faktor utama yang mempengaruhi perilaku seksual remaja berasal dari diri remaja sendiri,
lingkungan terdekat, dan perkembangan zaman. Penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi
seksualitas yang tepat dan memantau aktivitas daring remaja. Sekolah juga berperan memberikan
pendidikan seks yang komprehensif dengan melibatkan orang tua. Dengan demikian, remaja diharapkan
memiliki pemahaman dan keterampilan menjaga diri serta mengembangkan perilaku seksual yang sehat.
Referensi
Budhiana Johan. (n.d.). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di SMK PGRI 1 Kota
Sukabumi dengan pendekatan regresi logistik.
Nisa Hoirotun Alfiah. (2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja literature
review [Skripsi]. Universitas Dr. Soebandi .
Rohmadini Fitria Aliefia, Setia Tri Egi Muhammad, Khansa Najwa, & Yulianto Aries. (2020). Perbedaan
perilaku seksual pranikah antara remaja pengguna internet tinggi dan remaja pengguna internet
rendah di Tangerang Selatan. In Human behavior in the new normal post- pandemic : challenges
and opportunities for psychology in the archipelago (pp. 593–599).
Yulianto Aries. (2020). Pengujian psikometri skala Guttman untuk mengukur perilaku seksual pada
remaja berpacaran. Psikologi, 18, 38–48.