Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Penyakit ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya
faktor lingkungan dan kurang gizi yang bisa menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya ISPA.
Kondisi lingkungan yang mempunyai tingkat polusi yang buruk dan sanitasi lingkungan yang
tidak baik bisa menjadi pencetus terjadinya ISPA. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah
suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula, ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut
antara lain mencakup perumahan , pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotoran (limbah), dan sebagainya.

Pencemaran udara dari asap/gas dapat menyebabkan terjadinya ISPA, bronchitis, asthma,
dan kanker paru. Pencemaran udara dari bahan pertikel dapat menyebabkan paringitis,
pneumonia, alergi, iritasi dan lain-lain. Pendekatan edukatif merupakan tindakan yang
melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam membina dan memelihara kebersihan
lingkungan seperti tidak melalukan pembakaran saat musim kemarau. Pendekatan ini dilakukan
dan diperkembangkan untuk membina serta memberikan penerangan kepada masyarakat den
memotovasi maupun membangkitkan kesadaran masyarakat untuk ikut memelihara kelestarian
lingkungan hidup. Pencemaran udara dapat menimbulkan peradangan terhadap permukaan
mukosa saluran pernapasan.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host (pejamu) baik benda mati,
benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-
elemen termasuk host yang lain. Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam penularan,
terutama lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat. Lingkungan rumah merupakan salah
satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya (Purnama,
2016). Pemeliharaan lingkungan rumah dengan cara menjaga kebersihan di dalam rumah,
mengatur pertukaran udara dalam rumah, menjaga kebersihan lingkungan luar rumah dan
mengusahakan sinar matahari masuk ke dalam rumah di siang hari, supaya pertahanan udara di
dalam rumah tetap bersih sehingga dapat mencegah kuman dan termasuk menghindari kepadatan
penghuni karena dianggap risiko meningkatnya terjadinya ISPA.
Keadaan gizi sangat berpengaruh pada daya tahan tubuh (status nutrisi, imunisasi). Anak
yang gizinya kurang atau buruk (badannya kurus) akan lebih mudah terjangkit penyakit menular
atau penyakit infeksi salah satu nya penyakit ISPA atau pneumonia. Sama hal nya dengan
imunisasi menunjukkan bahwa ada kaitan antara penderita pneumonia yang mendapatkan
imunisasi tidak lengkap dan lengkap, dan bermakna secara statistis. Ketidakpatuhan imunisasi
berhubungan dengan peningkatan penderita ISPA. Berdasarkan hasil penelitian mengenai status
imunisasi merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita.
Imunisasi sangat berguna dalam menentukan ketahanan tubuh bayi terhadap gangguan penyakit

Gejala Penyakit ISPA

Gejala klinis WHO (1986) telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut derajat
keparahannya. Pembagian ini dibuat berdasarkan gejala – gejala klinis yang timbul dan telah
ditetapkan dalam lokakarya Nasional II ISPA tahun 1988. Adapun pembagiannya sebagai berikut
:

Secara anatomis yang termasuk infeksi saluran pernapasan akut :

a. ISPA ringan. Ditandai dengan satu atau lebih gejala berikut :

1) Batuk

2) Pilek dengan atau tanpa demam

b. ISPA sedang. Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :

(1) Pernapasan cepat.

(2) Umur 1-4 tahun : 40 kali/ menit atau lebih

(3) Wheezing (napas menciut – ciut)

(4) Sakit atau keluar cairan dari telinga

(5) Bercak kemerahan (pada bayi)


c. ISPA berat. Meliputi gejala sedang atau ringan ditambah satu atau lebih gejala
berikut;

(1) Penarikan sela iga kedalam sewaktu inspirasi

(2) Kesadaran menurun

3) Bibir/ kulit pucat kebiruan

(4) Stridor ( napas ngorok) sewaktu istirahat

(5) Adanya selaput membran difteri

Sumber referensi :

Putra, Y., & Wulandari, S. S. (2019). Faktor Penyebab Kejadian Ispa. Jurnal Kesehatan, 10(1),
37-40.

Hayati, S. (2014). Gambaran Faktor Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) pada
Balita di Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Jurnal Keperawatan BSI, 2(1).

Purnama, S. G. (2016) ‘Buku Ajar Penyakit Berbasis Lingkungan’, Ministry of Health of the
Republic of Indonesia, p. 112.

Anda mungkin juga menyukai