Farida
ABSTRAK
Perilaku seks bebas adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan
oleh dua orang, pria dan wanita diluar perkawinan yang sah. Tujuan penelitian ini untuk
mendapatkan informasi secara mendalam mengenai perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa
dan mahasiswi yang indekos. penelitian ini adalah bersifat kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi yang merupakan pendekatan yang menelaah pola kehidupan nyata yang
kontemporer yang akan melihat fenomena prilaku seks bebas di kalangan mahasiswa dan
mahasiswi yang indekos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hal-hal yang
menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa dan mahasiswi kos
dikelurahan antang berkaitan dengan media elektronik maupun media cetak yang memberikan
pengaruh untuk melakukan seks bebas setelah melihat atau membaca.selain itu juga kurangnya
pengawasan dari orang tua serta pemilik kos sehingga mahasiswa dan mahasiswi bebas untuk
memanfaatkan kos terebut, dalam penelitian ini di temukan bahwa teman sebaya pun berperan
dalam menjerumuskan mahasiswa dan mahasiswi dalam perilaku seks bebas, di samping itu
Agama pun sangat berperan penting dalam terjerumusnya mahasiswa dan mahasiswi ke perilaku
seks bebas karena kurangnya pondasi keimanan yang mereka miliki sehingga mudah untuk
terpengaruh.Kesimpulan dari hasil penelitian ini di temukan bahwa pengaruh dari perhatian orang
tua,medi,teman sebaya serta agama mempunyai peran penting dalam mempengaruhi mahasiswa
dan mahasiswi untuk melakukan perilaku seks bebas di kos-kosan, perhatian orang tua yang
terkontrol tidak menjamin anak tidak melakukan perilaku seks bebas di kos-kosan. Diharapkan
semua pihak baik orang tua masyarakat ,pemilik kos-kosan ikut peduli menekan perilaku
kenakalaan remaja seperti perilaku seks bebas dengan rutin melakukan razia di kos-kosan serta
orang tua lebih mengontrol lagi anak-anak mereka yang tinggal jauh sehingga harus kos
Kata Kunci : Seks bebas; Komunikasi orang tua; Religiusitas; Teman sebaya; Media social.
fenomena maraknya penggunaan media sebenarnya, tidak terlihat dari luar namun
sosial. Media sosial merupakan media insidennya terus meningkat, ditambah
yang dapat diperoleh dari internet. Media lagi dengan kemajuan teknologi dan
sosial seperti Facebook, twitter dan sangat pesat memudahkan kaum remaja
youtube digunakan mulai untuk sekedar bebas mengakses konten-konten yang
berkomunikasi hingga mengakses berbau porno tujuan mereka untuk
informasi dan data yang penting. Namun mengisi kebosanan sehingga mereka
kegunaan dari media sosial tersebut tidak menyadari bahwa semua itu akan
sekarang banyak disalah gunakan untuk membawa dampak buruk bagi mereka,
menyebarkan hal-hal atau informasi teknologi juga menyodorkan terbukanya
negative seperti penyebar luasan situs kesempatan penyalahgunaan teknologi di
video porno yang mendukung remaja kota maupun di daerah yang sangat
untuk melakukan free sex atau seks bebas mudah di jangkau sumber informasi
( Rosmawati, 2014 ). seperti di kota Makassar yang dapat kita
Rumah kos yang memiliki lihat sehari-hari di sekitar kita remaja
peraturan ketat jarang diminati yang sudah terang-terangan
mahasiswa. Hal ini yang menjadi alasan mempertontonkan aksi kemesraan mereka
pemilik kos tersebut memilih untuk di jalan maupun di tempat umum lainnya
membebaskan setiap penghuni kos dimana mereka sudah tidak mempunyai
melakukan apa saja di tempat kos-kosan. rasa malu akan kehadiran masyarakat di
Dan terkadang ada pula kos-kosan yang sekelilingnya, semua into di latar
pemiliknya masih memberikan belakangi dengan perkembangan ilmu
batasan-batasan terhadap penghuninya. teknologi yang sebagian kalangan remaja
Berdasarkan penelitian di berbagai salah gunakan. Tujuan penelitian ini
kota besar di Indonesia, sekitar 62,7% adalah untuk mengetahui determinan
remaja di Indonesia telah melakukan perilaku seks bebas pada kalangan remaja
hubungan sekitar, sebagai mana di tempat kost-kosan terhadap
dipaparkan oleh pakar seks yang juga keberhasilan proses pembelajaran
spesialis obsteri dan ginekologi, bahwa khususnya di kota Makassar.
dari tahun ke tahun data remaja yang
melakukan hubungan seks bebas BAHAN DAN METODE
semakin meningkat. Dari sekitar 5% pada Lokasi dan Desain Penelitian
tahun 1980-an, menjadi 20% pada Desain penelitian yang digunakan
tahun 2000. Kisaran angka itu dalam penelitian ini adalah penelitian
dikumpulkan dari berbagai penelitian kualitatif, dengan pendekatan
yang dilakukan dibeberapa kota besar fenomenologi. Merupakan salah satu jenis
di Indonesia. Kelompok remaja yang pendekatan yang menelaah setting
masuk dalam penelitian tersebut rata - kehidupan nyata konteporer yang akan
rata berusia 17 - 21 tahun, dan umumnya melihat fenomena perilaku seks bebas
masih bersekolah ditingkat sekolah lanjut pada mahasiswa dan mahasiswi.
tingkat atas ( SLTA ) dan mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di wilayah
Berdasarkan data uraian diatas Kelurahan Antang, Kecamatan manggala
ternyata perilaku seks bebas pada Makassar.
mahasiswa kos - kosan seperti fenomena
gunung es yang hanya menunjukkan
sebagian kecil dari kasus yang
tuanya, seperti kutipan wawancara kos ku lagi, tapi kalo komunikasi lewat
sebagai berikut : telpon selalu dan yang di bahas pasti
“Sudah hampir 3 tahun saya soal pacar-pacar-pacaran,ya
walaupun di larang tetap saya lakukan
ngekos disini saya tidak pernah di
ji soalnya tidak na lihat ji orang tua
kunjungi orang tua karena masalahnya ku,, dan kadang saya yang menelpon
orang tua jauh di ternate, saat libur ke orang tua”( P5)5
kuliah saja saya baru ketemu dengan Seperti halnya yang diungkapkan
orang tua, kalo menelpon yaa kadang - oleh informan di atas mengatakan bahwa
kadang selalu menasehati agar baik - sejak MABA orang tua masi mengontrol
baik kuliahnya, kalo cerita masalah setiap bulannya karena di takutkan
seks tidak pernah ya paling di nasehati anaknya tidak menyukai keadaan
jangan pikirkan pacaran dulu tapi kos-kosan anaknya, tetapi seiringnya
pikirkan kuliah, yaa tapi tetap pacaran waktu intensitas untuk menjenguk
juga di sini”. (P4) . anaknya sudah semakin jarang dan hanya
Sejalan dengan penelitian yang ada waktu luang dan urusan ke Makassar
dilakukan oleh Antonius (2014) dengan saja baru bisa untuk bertemu dengan
judul “Komunikasi Antar Pribadi Orang anaknya,walapun kerap kali di nasehati
Tua dan Anak mengenai Pendidikan Seks oleh orang tentang larangan untuk
Pada Masa Awal Pubertas” mengatakan berpacaran informan tetap melakukan
bahwa, komunikasi antar pribadi orang dengan alasan baqhwa kedua orang tua
tua dan anak sangat perlu untuk mencegah tidak melihat apa yang ia kerjakan di
anak dari segala akibat perbuatan seks kos-kosan.
bebas. “Setiap menelpon orang tua ku
Sama halnya dengan hasil wawancara selalu menasehati jaga diri baik-baik
dari informan tersebut diatas, bahwa disitu, bisa pacaran tapi jangan
orang tua yang jarang dikunjungi kelewatan batas,,orang tua juga selalu
menasehati untuk tetap fokus di kuliah
dikarenakan jarak yang jauh dari sang
juga,,tapii yaa karna itu mi juga tidak
anak, dimana orang tua berada di ternate pernah ji datang orang tua ku di kosan
dan anak merantau ke makassar untuk jadi kadang saya bawa pacar ku ke
menuntut ilmu, namun meskipun jarang di kosan ya kadang nginap juga kalo
kunjungi orang tua, komunikasi tetap ada, kondisi memungkinkan untuk dia
meski hanya sekedar lewat telepon, nginap…………(P5) .
biasanya dengan komunikasi dan Bagi para mahasiswa / mahasiswi
keterbukaan antara orang tua dan anak yang sangat mengingat pesan serta nasihat
sangat membantu si anak terhindar orang tua serta masih diperhatikan oleh
dari pengaruh buruk dari gaya pergaulan, orang tuanya oleh karena itu orang tua
ataupun dalam memilih teman nantinya, tersebut masi member kelonggaran
seperti pada kutipan wawancara sebagai terhadap informan untuk
berikut : berpacaran,,tetapi informan tetap
“Sudah hampir 2 tahun saya membawa pacarnya di kosan dan
ngekos disini, sejak MABA , orang tua terkadang menginap dengan alasan bahwa
selalu kontrol setiap bulannya karena orang tuanya jarang datang kekosan dan
khawatir nanti saya tidak suka dengan tidak tau apa yang mereka lakukan.
keadaan kost, jadi selalu datang setiap Hal yang sama diungkapkan oleh
bulannya, tapi lama kelamaan sudah informan kunci lain yang berinisial AS 23
jarang datang ke sini, paling kalo ada
tahun yang tidak ingin di hubungi dan di
urusan ke Makassar baru singgah di
kunjungi oleh orang tuanya, dengan kenakalan salah satunya adalah seks bebas
membatasi diri dan tidak ingin dicampuri berikut hasil wawancara terhadap ketua
apapun dari segi kehidupannya, seperti RT sebagai erikut :
kutipan berikut : “saya tidak setiap hari memantau
“Saya tidak pernah di kunjungi mahasiswa-mahasiswi yang kost
atau di hubungi sama orang tua ku paling yang datang ji melapor ke saya
karena saya memang tidak mau di dan di antar kedua orng tuanya yang
kunjungi ditempat kos - kosan ku, saya hapal mukanya walaupun begitu
kalau komunikasi juga jarang karena terkadang ad ji juga biasa mahasiswa
saya yang menelpon sama orang tua yang biasa na kunjungi orang tuanya
ku itu pun menelpon kalo mau minta walaupun begitu ya biasa nakal ji juga
uang kuliah sama uang jajan atau kalo pulang mi orang tuanya nakal
keperluan lain”…(P6)6. tong mi tapi tidak semua ada juga
“Terus terang orang tua ku yang baik perilakunya ,,,,,,,(P8) .
melepas saya begitu saja karena anak Menurut informasi dari informan
laki - laki ,dan kalau ada masalah saya pendukung ( ketua RT ) tidak setiap hari
tidak pernah cerita ke orang tua, memantau atau melihat langsung
paling saya selesaikan keseharian mahasiswa dan mahasiswi
sendiri”……(P6) .
serta pola perilaku sehari - hari dari anak -
Sikap permisip / kelonggaran serta
anak kos yang awalnya memang
kurangnya perhatian dari orang tua karena
diantarkan langsung oleh orang tua nya
jarak yang jauh semakin membuat
masing - masing terlihat jelas perbedaan
mahasiswa / mahasiswi merasa hidup
nya, dimana menurut informan perilaku
bebas dan kurang kontrol sehingga lebih
dan keseharian mereka jauh dari kata
mudah terpengaruh kepada hal - hal
negatif dan menaati peraturan, seperti
negative.
menaati batas jam tutup kos-kosan.
Menurut informan pendukung
Adapun keseharian dari anak kos-kosan,
(masyarakat) lebih banyak pergaulan
dimana kos-kosan yang mereka tempati
negative anak kos - kosan dikarenakan
bebas, antara lain anak kos-kosan putri
tidak adanya kedekatan dan komunikasi
membawa teman prianya bertamu bahkan
yang terbuka antara orang tua dan
ada juga yang bermalam. Untuk anak
anaknya pada awal anak mereka memulai
kos-kosan laki-laki rata-rata mereka lebih
kehidupan kos - kosan, seperti kutipan
suka ngumpul dengan teman mereka dan
berikut :
ada juga yang minum atau
“Selama anak tersebut datang
sendiri dan tidak diantar oleh orang mabuk-mabukan sampai tengah malam
tua nya rata-rata mereka nakal dan sehingga mengganggu ketenangan
bebas, selalu berkasus dan sering kami masyarakat sekitar. Maka terkadang
dapati melakukan hal - hal negative ya apabila sudah ada keluhan dari
itumi salah satunya bawa pacax dan di masyarakat kami biasanya melakukan
saat kami melakukan penggrebekan razia (bnggerebekan). Disaat itulah kami
atau razia pastinya kami selalu
banyak menemukan atau terjaring
mendapati pasangan muda mudi
dalam satu kos”…(P7) . pasangan yang melakukan seks bebas, sisa
Sementara itu hasil wawancara kondom bekas pakai yang mereka buang
dengan informan pendukung (ketua RT) disela-sela jendela serta botol-botol
menyatakan bahwa tidak menjamin bahwa minuman yang tergeletak di dalam kamar
mahasiswa yang sering di kunjungi kos-kosan.
orangnya tidak akan melakukan perilaku
Sama halnya yang di ungkapkan oleh Dari hasil wawancara diatas informan
informan pendukung berinisial DI umur mengatakan bahwa orang tua mahasiswa
53 tahun pemilik kos-kosan yang dan mahasiswi terkadang datang
mengatakan bahwa tempat kos-kosan menjenguk mereka dan berpesan agar
informan biasa di gerebek oleh menegur anak-anak mereka ketika
masyarakat walaupun terkadang pemilik melakukan kenakalan akan tetapi ketika
kos-kosan sudah memasang aturan jam informan menegur mereka.
bertamu tapi terkadang ada mahasiswa Namun dari semua yang dipantau ada
dan mahasiswi yang pintar mengelabui juga didapat beberapa anak kos - kosan
pemilik kos yang awalnya bertamu di yang tidak terlalu terpengaruh dengan
ruang tamu tetapi ketika kondisi sepi lingkungan ataupun pergaulan yang ada di
pasangannganya (pacar) seketika di bawa sekitar kos - kosan yang mereka tempati.
masuk ke kamar untuk nginap selain itu Itu semua didasari dan dilandasi dengan
pemilik kos-kosan tidak pernah adanya komunikasi yang lancar dan
memeriksa kamar para penghuni komunikasi yang baik antara orang tua
kos-kosannya tapi setiap penggerebekan dengan anak - anak mereka.
yang di lakukan oleh warga selalu ada 2. Informan Mengenai Religiusitas
pasangan muda mudi yang kedapatan Religiusitas dalam penelitian ini
membawa pasangannya.berikut hasil adalah sikap batin pribadi (personal)
wawancara terhadapa informan : setiap manusia di hadapan Tuhan yang
“keseringan di kos-kosan ku ini merupakan misteri bagi orang lain yang
kalo penggerebekan selalu di dapat itu mencakup totalitas dalam peribadi
mahasiswa / mahasiswi bawa manusia termasuk pergaulan dengan
pasangannya nginap. Padahal ada ji
orang lain / lawan jenis sebagai sikap
jadwal bertamu itu saya temple di
dinding tapi ya bisa juga na labui ga batin, religiusitas tidak dapat di lihat secra
padahal 1 atap jaki tinggal ini ,,,itu pi langsung namun bisa tampak dari
di tau kalo ada penggerebekan pengungkapan sikapnya, aktif mengikuti
ternyata ada pacarnya na simpan di kegiatan, ikut seminar masalah agama,
kamarya hmmmm taliwa mentong itu pengajian, dll, dapat dilihat pada kutipan
anak-anak kos tapi kalo ketahuan wawancara sebagai berikut :
begitu saya suruh berhenti ngekos di
“Kalau tentang agama, orang
tempat ku,…..”.( P9) .
Sama halnya yang di ungkapkan tuaku selalu mengingatkan saya, tapi
oleh informan pendukung AN berikut kembali lagi ke anak masing - masing
hasil wawancaranya: dan jujur saja kalau saya sholatnya
“biasa ji itu orang tuanya tidak rutin masih bolong - bolong,
mahasiswa datang jenguk anaknya paling pergi solat jumat, atau mau
yang ngekos karna biasanya selalu ujian baru sholat”,,,,,,,,,,( P11) ..
singgah di sini cumin bilang tolong di “Kalau kegiatan di kampus saya
liati anaknya sempat nakal ato apa lah aktif tapi kalau yang berhubungan
di suruh tegur,,walau terkadang dengan keagamaan, tidak. Tapi pernah
anaknya juga kalo boncengan sama sekali saya ikuti seminar tentang
laki-laki terus di tegur na bilang ji keagamaan sedangkan seminar
teman ku itu jadi tdk di tau mana tentang kesehatan tidak pernah sama
teman mana pacar tapi na bilang sekali.
temannya pacaran ,…..”.( P10) . Peran orang tua dalam peningkatan
religiusitas sangat berpengaruh, akan
tetapi hal ini, kembali lagi keindividu ikuti,hanya sekali saja yaitu seminar
masing - masing di karenakan mahasiswa kesehatan dikampus tentang seks bebas.
dan mahasiswi memiliki segudang “Kalo soal shalat, masih
aktifitas yang menguras tenaga sehingga bolong-bolongki, bahkan lebih banyak
terkadang merasa capek melakukan bolongnya daripada shalatnya,
begitupun juga kalau saya pulang ke
sholat.seperti halnya informan kunci SR
kampung, kadang di suruh shalat sama
yang mengatakan bahwa solatnya masih orang tua, kadang saya bilang sudah
jarang ia kerjakan dan kegiatan di kampus mi, padahal sebenarnya belumpika
pun aktif ia ikuti kecuali kegiataan shalat, hehehehe.. di kampus juga
keagamaan tidak pernah diikuti oleh tidak pernah ka ikuti kegiatan
informan. keagamaan, paling yang saya ikuti itu
Sama halnya dengan hasil wawancara organisasi dihimpunan saja,
seminar-seminar jarangka ikuti.
informan kunci DT berikut hasil
Pernah ji sekali seminar kesehatan
wawancara: dikampus tentang seks bebas pada
pengetahuan tentang agama, ku remaja,,,,ya terkadang kita jugaa ada
jujur masi cetek waktu masi kecil ji rasa takut berdosa sama Allah kaka
dulu saya sering pergi mengaji di kalo sudah melakukan sama
mesjid dan solat pas sudah dewasa pacar”.( P13) .
tambah nakal mi heheheheh,, “Saya Hal yang sama diungkapkan oleh
terkadang ji sholat, tapi masih informan pendukung yakni BA
bolong-bolong, terkadang mamaku
mengatakan bahwa untuk solat 5 waktu
kalau telepon suruh sholat saya cuman
mengiyakan saja, tapi saya tidak informan pendukung tidak terlalu
melaksanaknnya”……….( P12) . mengetahui tetapi informan pen dukung
Informan berasumsi bahwa terkadang hanya melihat dari tingkah laku apa bila
melakukan ibadah solat 5 waktu tetapi ada yang melakukan tindakan kejahatan
masih terputus-putus dan terkadang orang informan pendukung mengatakan mereka
tua menelpon dan menyuruh untuk solat tidak melakukan sholat 5 waktu
informan hanya mengiyakan saja tanpa sedangkan yang sopan – sopan informan
melaksanakannya. kunci mengatakan pastinya mereka
“kalo solat ya masi saya kerjakan melakukan kebaikan pula. seperti pada
ji tapi kalo lagi sibuk-sibuknya biasa kutipan wawancara berikut :
saya lupa ki,biasa ji orang tua ku Dari informasi yang berasal dari
bertanya di telpon masi di kerjakan informan pendukung (masyarakat) juga
terus ji itu solat,,ya kujawaab iya masi
membenarkan, bahwasanya anak kos -
rajin ja kerjakanni,,pengetahuaan
tentang agama jujur masi cetek skali kosan yang melakukan aktifitas religiuitas,
mengaji saja ku lupai mi terahir waktu seperti kutipan berikut :
smp ji ku mengaji,,kegiatan kampus “Ada juga yang rajin sembahyang
tdk ada yang sayaa ikuti malas….(p12) ada juga yang tidak ….rajin
Berbeda yang diunggkapkan sembahyang tapi ada juga yang rajin
oleh informan di bawah ini yang appalaukang ( berbuat jelek ), kalo
mengatakan bahwa solatnya masi jarang ramadhan bulan puasa ada juga
sebagian yang rajin pergi tarwih tapi
informan lakukan dan jika di kampus juga
ada juga yang tinggal di teras kos
tidak tidak pernah mengikuti kegiatan cerita - cerita ketawa - ketawa bikin
keagamaan ,dan hanya mengikuti ribut bahkan orang solat tarweh
organisasi dihimpunan saja,dan mereka justru asik berduan di
seminar-seminar pun jarang informan kamar……(P14) .
Sama halnya yang di ungkapkan oleh bebaski yang ada saja pemiliknya
informan pendukung lainnya FI berikut bebas apa lagi yg tidak ada,,,kalau
hasil wawancaranya: soal agama mereka sering solat atau
tidak, kita tidak tau yang pastinya kalo
“begitu mi mahasiswa/mahasiswi
setiap ada acara di mesjid terus di
kalo tidak ada benteng agamanya
panggil tidak ad ji itu yang mau
sejak kecil ketika besar mi dan jauh
datang,laki-lakinya saja tidak ada
dengan orang tua bisa saja terjerumus
yang pernah ke mesjid solat
ke perbuatan yang hina seperti
berjamaah padahal dekat ji itu
melakukan kumpul kebo kalo memang
mesjid,,bahkan lebih memilih
ada benteng agamanya yang kuat tidak
nongkrong di teras sama
akan mereka terjerumus ke perbuatan
teman-temanya main
nista itu memang sering di lakukan
gitar………..(P16) ..
penggerebekan di kos-kosan tapi
begitumi di panggil orang tuanya 3. Informan Mengenai Hubungan
setelah itu kita tdk tau bagaimana mi Teman Sebaya
lagi nasipnya,,beberapa bulan di Hubungan pertemanan disini yakni
lakukan penggerebekan begitu lagi bagaimana interaksi antara sesama
ada di temukan……(P15) . penghuni kos, apakah terjalin rasa
Dari kutipan wawancara di atas dapat persaudaraan yang sangat baik dalam
diperoleh informasi bahwa religiusitas kosan atau justru sesama penghuni saling
sangat berpengaruh terhadap prilaku seks mengajak dalam melakukan hal - hal
bebas,agama merupakan benteng pada diri negative seperti perilaku seks bebas di
manusia untuk tidak terjerumus pada dalam kos - kosan seperti kutipan dalam
perbuatan asusila yang merugikan diri wawancara dibawah ini :
sendri seperti yang telah di ungkapkan “Saya ngekos disini sudah lama,
oleh informan yang setiap di lakukan jadi saya malas mau pindah-pindah
penggerebekan selalu ada di dapati kos - kosan waktu saya baru tinggal di
mahasiswa tinggal bersama satu kamar sini sering saya liat teman - temanku
tanpa ikatan pernikahan,selain itu ketika bawa pacarnya, biasanya ku lihat
nginap sama, biasa juga seniorku saya
dip roses informan sudah tdk mengetahui
lihat dia bawa juga pacarnya, di situ
kabar dari mahasiwa dan mahsiswi biasanya saya malu sendiri yang tidak
tersebut tetapi setelah beberapa bulan di ada pacar,, nahh waktu dia mulai
lakukan kembali penggerebekan masi kasih kenal cowok terus pacaran, ehhh
tetap selalu di dapati mahasiswi dan berani juga akhirnya saya bawa
mahasiwa dalam satu kamar,informan kadang juga nginap di kost ku kalo
mengatakan bahwa benteng agama sangat curhat saya lebih sering ke sahabat ku
tapi dia beda kampus tapi saya sering
berperan penting untuk mencegah
ketmu,,ya kadang bahas masalah seks
mahasiswa dan mahasiswi untuk tidak ji, bahkan dia juga sudah tau
terjerumus dalam perbuatan nista tersebut hubungan ku sama pacar sudah
Sementara itu hasil wawancara jauh,,,yaaaa itu di bahas gaya-gaya
terhadap informan FI pekerjaan seks,,yaa kalo libur paling saya sama
wiraswasta mengatakan bahwa agama teman ku pergi karokean atau pergi
sangat penting untuk membentengi jalan2 ke nusantara itu pun kalo hari
pink ladis pi ”.( P17) .
mahasiswa dan mahasiswi dalam
Hubungan teman sebaya sangat
melakukan perilaku seks bebas ,seperti
berperan dalam terjerumusnya seseorang
pada kutipan wawancara sebagai berikut:
dalam perilaku seks bebas seperti dalam
“kondisi kos-kosan di sini begitu
kutipan wawancara di atas yang kadang
mi kalo yang tidak ada pemilik kosnya
cuma yang kasus aborsi lagi media komunikasi yang sangat rentan
ada”,,,,,,,,,,,(P23) . sehingga dapat mengarahkan kedalam
Dari wawancara diatas dapat perilaku seks bebas .seperti pada kutipan
juga disimpulkan bahwa sering nya terjadi wawancara berikut ini yang berasal dari
penggrebekkan tidak mengurangi informan kunci (mahasisawa), seperti
pasangan – pasangan yang melakukan kutipan berikut :
seks bebas. Hal ini di yakini karena tidak “jujur pernah saya nonton
jera nya para penghuni kos-kosan. Hal begituan (video forno) bukan lagi hal
yang ditakutkan oleh warga adalah efek yang tabu itu ka” nonton begituan apa
pembuangan bayi dan aborsi dari perilaku lagi anak kesehatan ki setiap hari di
seks bebas tersebut. kampus di pelajari,,banyak situs yang
sering saya buka salah satuanya ya
Sama halnya yang di ungkapkan
tubexxx,kalo nontonnya se tergantung
oleh informan pendukung lainya berikut sikon ji kaka,,ya kadang kalo lagi
hasil kutipan wawancara : suntuk bosan atau kumpul sama
“kalo interaksi sesama penghuni teman-teman pasti saya buka lagi
kos baik ji mereka smua,yaa terkadang situsnya,aihhhh ada sisi positipnya
kalo hari libur mereka biasa pergi ada tong segi negatipnya
bersama liburan sama hheheeh..kalo positifnya ya sebagai
teman-temanya,ya biasa ada temannya pelajaran tapi kalo segi negatifnya ya
datang jemput pergi jalan ,kalo untuk di salurkannya itu yang susah
penggerebekan selalu ji di lakukan hehehehe,,,,,,,,,,,,,(P25) .
oleh warga dan aparat setempat yaaa Dalam hasil wawaancara
biasaanya ada juga di dapat pasangan informan di atas mengatakan bahwa
muda mudi satu kos nginap,,dan biasa pernah menonton film porno di
juga warga banyak dapati itu
hp,informan mengatakan bahwa hal itu
pembungkus kondom berhamburan di
tempat sampah depan kosan,kalo bukan lah hal yang tabu dikarenakan
kasus aborsi pernah mi ada kejadian setiap hari telah di pelaji di meja
tapi sudah lama mi,,,,,,,,,,,,,(P24) . kampus,terkadang pada situasi bosan
Informan diatas mengatakan informan mengakses video forno tersebut
baahwa penghuni kos masi saling untuk segi positif informan mengatakan
berinteraksi dan terkadang mereka pergi bahwa daapat di jadikan bahan ajar dan
bersama liburan,penggerebekan di kosan untuk segi negatifnya informan
pun sudah sering di lkukan oleh warga mengatakan tidak ada tempat untuk
dan selalu di dapati mahasiswi dan menyalurkan hasratnya.
mahasiwa di dapati dalam satu kamar “kalo nonton bokep sering ji ka
nginap dan berstatus pacaran,informan itu pi tidak ku nonton kalo habis kuota
mengatakan bahwa kasus aborsi yang di ku hheheheh,,,,biasanya saya nonton
lakukan mahasiswa pernah terjadi tapi sama pacar ku ji ,dan kadang nonton
sendri kalo dikosan,,kalo segi
kasusunya sudah lama,
positifnya tidak ada justru segi
4. Informan Tentang Media negatifnya ji yang ada bagamana tidak
Media informasi di sini akan kalo setiap nonton seperti itu langsung
membahas bagaimana informan biasa ki juga konak,,nahh kalo dalam kondisi
terpengaruh dengan berkembangnya seperti itu harus mentong tersalurkan
media informasi yang sangat mudah di itu kaka sementara pacar ta ad di
akses oleh siapa pun dan dimana pun. kosannya sendri kecuali kalo nonton
berdua ya pasti langsung ji
Tidak terkontrolnya perilaku anak kos -
tersalurkan hheheeh,,,,,,,,,,,,,(P26) .
kosan yang jauh dari orang tua ditambah
Dari hasil wawancara informan hubungan ku ada iya kaka karna pacar
di atas mengatakan bahwa informan ku tidak bisa mi pindah ke lain hati
sering menonton film porno dan ditemani karna kalo mau ngeseks saya layani ji
jadi cinta mati sekali mi sama saya
oleh pasangannya (pacar) dan terkadang
bahkan bermacam gaya pun biasa kita
menonton sendri jika berada didalam ikuti yang pernah kami nonton di
kosan,dari segi positifnya setelah yutube hehhe biar tidak bosan (malu
meneonton film porno informan ku),,kalo segi negatifnya apa
mengatakan tidak ada justru segi dieee,,,,hhhhhhhmmm??hehehe..tidak
negatifnya informan mengatakan ingin ada ji kayaknya,kalo media
melakukan hubungan badan ( seks) dan mempengaruhi seks bebas pasti mi itu
kaka karna kami sja setiap nonton
harus tersalurkan sementara pasangannya
begituan pasti terangsang dan pengen
tidak bersama informan melakukannya (hubungan
“kalo saya pernah ji nonton film badan) ,,,,,,,,,,,,,(P28) .
forno kk ,tapi jarang ji,kalo nonton ya Dari hasil wawancara informan
sendri karna malu ki mau nonton kunci lainya mengatakan bahawa pernah
begituan sama teman-teman tapi
mengakses situs video porno bersama
pernah ja juga nonton bokep sama
pacar di kosan ku ji,,tapi bahaya kalo pacar pada saat melihat video tersebut
sama pacar nonton begituan,,,,,!!!! informan merasakan nafsunya bangkit
karna kalo dia terangsang lansung ki daan selalu melaakukan hubungan badan
na kasi begitu (hubungan badan),,kah bersama pacarnya.
kalo kita cewek nonton begituan masi “Kalau saya pribadi media
bisa ji di tahan lain mentong kalo komunikasi semacam hp sangat rentan
dengan cowok tidak bisa di dan sangat mudah untuk
tahan-tahan katanya bikin sakit kepala disalahgunakan oleh anak - anak
bedek,,,,kalo sisi positif dan negatifnya sekarang, yang sangat saya
tidak ku tau iya itu kk khawatirkan media komunikasi ini
hehehe, ,,,,,,,,,,,,,(P22) adalah jembatan bagi anak - anak
Dalam hasil wawancara untuk melakukan perilaku seks bebas,
informan mengatakan bahwa pernah apalagi anak - anak kos yang nyatanya
menonton atau mengakses situs video mereka jauh dari control orang
porno tubexxx ,,tetapi jarang,informan tua”…( P29) .
mengatakan bahwa pernah menonton Pengakuan sama di paparkan oleh
bersama dengan pacar di kosan berbeda informan pendukung ( masyarakat ) yang
dengaan perempuan pada saat menonton mengatakan bahwa media elektronik pada
atau mengakses video porno tersebut sang era saat ini sangat memperhatikan dimana
pacar langsung ingin melakukan anak –anak muda penerus bangsa banyak
hubungaan badan karena ketika tidak yang terpengaruh oleh media elektronik
melakukan seks berdampak pada seperti mudahnya mengakses situs porno
pasangannya yaitu kepala serasa sakit yang sudah baanyak di tampilkan di
dampak negative dan positifnya informan yutube dan dengan mudah di akses
tidak mengetahui. Seperti halnya yang diunkapkan oleh
“pernah,,,,ya tidak sering juga informan pendukung pemilik kos-kosan
see,,kalo nonton pasti sama pacar ji adapun hasil wawancaranya adalah
dan kalo selesai nonton filim forno sebagai berikut:
pastinya bangkit ki nafsu ta,,ya “sejauh dari pengamatan kita di
pastinya sama pacar ji kaka,masa sini sebagai warga ya begitu mi bebas
sama orang lain tidak munkinya mi sekali mahasiswa bawa pacarnya
itu…kalo sisi positipnya untuk nginap walaupun kita selalu