Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

RISIKO
BUNUH DIRI
Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.Sc.
Disusun Oleh :
Kelompok 10/ A18.1

Gadis Alintyas
Lidya Roshella
Devie Clarissa
Nia Apriliani
Maulida Faizatul
Latar Belakang
Risiko bunuh diri merupakan suata risiko dalam mencederai diri sendiri
yang dapat mengancam kehidupan. Risiko bunuh diri memiliki banyak
faktor dan dapat di bedakan menurut golongan umur. Perilaku ini menarik
perhatian dari berbagai kalangan karena sudah banyak nya kasus yang
ada. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 2003 menganggap serius
isu bunuh diri. Permasalahan risiko bunuh diri ini menjadi masalah besar
bagi kesehatan masyarakt di negara maju. Bunuh diri juga merupakan
penyebab kematian kedua pada kelompok umur 15 – 29 tahun dan 79%
terjadi di negara berpendapatakn rendah maupun sedang.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. K dengan
gangguan jiwa : risiko bunuh diri
1. Tujuan Khusus
Mampu mengetahui definisi serta jenis bunuh diri
Mampu melakukan analisis serta pengkajian keperawatan jiwa pada Tn. K
dengan risiko bunuh diri
Mampu merumuskan diagnosa keperawatan jiwa pada Tn. K dengan
masalah risiko bunuh diri
Mampu menyusun rencana keperawatan jiwa pada Tn. K dengan masalah
risiko bunuh diri
Mampu melakukan implementasi keperawatan jiwa pada Tn. K dengan
masalah risiko bunuh diri
Mampu melakukan evaluasi keperawatan jiwa pada Tn. K dengan masalah
risiko bunuh diri
Pengertian Bunuh Diri
Menurut Videbeck (2011) bunuh diri merupakan
suatu tindakan yang secara sadar dilakukan oleh
seseoramg untuk mengakhiri kehidupannya.

Bunuh diri juga berarti suatu tindakan keinginan


untuk menghukum diri dengan tindakan mengancam
jiwanya dengan hasil mengakhiri kehidupan

Percobaan bunuh diri menjadi suatu tindakan agresif


yang merusak diri dan dapat mengakhiri kehidupan
Jenis Resiko Isyarat Bunuh diri (Suicidide
Gesture)

Bunuh Diri Pasien mengungkapkan perasaan seperti rasa


bersalah/ sedih/ marah/ putus asa

Ancaman Bunuh Diri (Suicide Threat)


Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh
diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh
diri

Percobaan Bunuh Diri (Suicide


Attempt)
Pasien mencederai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya
KASUS
risiko bunuh diri

Klien bernama Tn. K adalah seorang laki-laki berusia 23 tahun saat ini tidak bekerja, sehari-hari
aktivitas klien adalah mencari lowongan kerja dan bermain bersama teman-temannya. Setiap hari
klien merasa tertekan berada di rumah, kondisi keluarganya yang tidak harmonis dan masalah
ekonomi membuatnya semakin depresi. Sehingga, sering terlintas dalam pikiran klien untuk melukai
diri, sebagai bentuk pelampiasan emosi yang dirasakan. Klien beserta orang tuanya kurang memenuhi
kewajibannya sebagai umat beragama Islam, tergambar dari kebiasaan sholat yang hanya
dilaksanakan sesekali saat ingin. Klien didiagnosis skizofrenia Paranoid sejak 1 tahun yang lalu.
Selama ini klien hanya mengonsumsi obat saat ingat saja karena klien merasa obat yang dikonsumsi
tidak memberikan efek apapun kepadanya. Klien memiliki berbagai trauma dalam kehidupannya, yang
memicu klien mengalami gangguan jiwa.
KASUS
risiko bunuh diri

Klien tertekan dengan kondisi orang tuanya yang selalu ribut masalah ekonomi dan ayah klien yang
melakukan perilaku kekerasan kepada ibunya. Klien juga merasa tidak berharga karena hanya lulusan
SMP. Klien juga menceritakan bahwa dirinya juga pernah menjadi korban pelecehan seksual. Tahun
2018 klien terdiagnosa HIV/AIDS. Satu tahun terakhir, klien juga mendapatkan tekanan pekerjaan
yang membuat klien semakin merasa tertekan dan depresi. Pada saat itu pertama kalinya klien
melakukan percobaan bunuh diri. Saat ini, klien mengatakan masih memiliki keinginan yang tinggi
untuk bunuh diri dengan mencederai diri dengan menyayat tangan dengan pisau sebagai bentuk
pelampiasan emosinya. Klien masih rutin kontrol ke rumah sakit terkait kondisinya. Klien mengonsumsi
dua jenis obat yaitu olanzapine 10 mg dan amytriptiline hydrochloride 10 mg yang dikonsumsi 2 kali
sehari pagi dan sore.
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn. K
b. Usia : 23
c. Jenis Kelamin : Laki - Laki
d. Agama : Islam
e. Status : Belum Menikah
PENGKAJIAN f. Alamat : -
(Identitas Klien, Alasan Masuk, Faktor
g. Pendidikan : SMP
Predisposisi, Faktor Presipitasi,
Pengkajian Fisik, Psikososial, Spiritual, h. Pekerjaan : -
Status Mental ) i.Dx. Medis : Skizofrenia Paranoid
e. Pemeriksaan Head to Toe
e. Pemeriksaan Head to Toe
2. Alasan Masuk
Klien masih memiliki keinginan yang tinggi untuk bunuh
diri sehingga klien sering mencederai diri dengan
menyayat tangan dengan pisau sebagai bentuk pelampiasan
emosinya.

3. Faktor Predisposisi
a) Gangguan jiwa di masa lalu
b) Trauma
c) Riwayat keluarga
d) Pengalaman tidak menyenangkan
4. Faktor Presipitasi
Ketika klien merasa tertekan dengan kondisi ekonomi keluarga
yang buruk dan ayah klien yang melakukan perilaku kekerasan
kepada ibunya, klien akan mulai mendengar bisikan-bisikan untuk
mengambil barang tajam kemudian menyakiti dirinya lagi dengan
menyayat tangannya. Klien mengatakan, kondisi seperti ini sudah
pernah terjadi lima kali. Klien juga mengatakan bahwa dirinya
tidak tertib dalam konsumsi obat, hanya diminum ketika klien ingin
saja karena klien merasa obat yang dikonsumsi tidak memberikan
efek apapun kepadanya.
5. Pengkajian Fisik
a. Kesadaran
Kesadaran Tn.S Composmentis ( E4M5V6)
b. Tanda - tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Frekuensi Nadi : 69 x/menit
- Frekuensi Nafas` : 15 x/menit
- Suhu : 36,6ᵒC
c. Data antopometri
- TB : 170 cm
- BB : 52 kg
- IMT : 17,9 kg/
d. Keluhan Fisik
Klien terdiagnosa HIV/AIDS sehingga klien mengeluh adanya nyeri pada
bagian abdomen pasien.
6. Pengkajian Psikososial 3) Ideal Diri
a. Konsep diri Klien berkeinginan untuk
bekerja tergambar dengan
1) Gambar / identitas diri usaha klien dalam melamar
Klien merupakan seorang pekerjaan di berbagai
laki-laki berusia 23 belum tempat
menikah dan sampai saat ini
masih tinggal dengan orang 4) Harga Diri
tua klien Klien mempunyai harga diri
2) Peran yang rendah karena hanya
Klien sedang berusaha untuk lulusan SMP sehingga
mencari pekerjaan untuk merasa tidak berharga
membantu ekonomi keluarga b. Hubungan Sosial
dan biasanya juga bermain Klien masih sering bermain
bersama teman-temannya. dengan teman nya
7. Pengkajian
Spiritual
Klien beserta orang tuanya kurang
memenuhi kewajibannya sebagai
umat beragama Islam, tergambar
dari kebiasaan sholat yang hanya
dilaksanakan sesekali saat ingin
dan tidak pernah secara individu
memanjatkan doa hanya
mengaminkan doa orang lain saja.
8. Pengkajian Status
Mental
a. Penampilan g. Persepsi
b. Pembicaraan h. Proses Pikir
c. Aktivitas Motorik i. Isi Pikir
d. Alam Perasaan j. Tingkat kesadaran
e. Efek k. Memori
f. Interaksi selama
wawancara
Analisis
Data
risiko bunuh diri
distress spiritual
Risiko bunuh diri
DS :
-klien mengatakan masih memiliki -klien mengatakan hanya mengonsumsi
keinginan yang tinggi untuk bunuh diri obat saat ingin saja karena klien merasa
dengan mencederai diri dengan
obat yang dikonsumsi tidak berguna
menyayat tangan dengan pisau jika
luka sayatan sebelum nya sudah
-klien mengatakan terkadang mendengar
mulai mengering
suara atau bisikan ajakan untuk bunuh
-klien mengatakan merasa tertekan diri ketika klien merasa putus asa
karena kondisi ekonomi yang buruk
serta kondisi keluarga yang tidak DS
harmonis
- Terdapat 5 luka sayatan ditangan

-klien mengatakan bahwa dirinya


tidak berharga karena hanya lulusan
SMP
Distress Spiritual

DS : DO :
-Klien mengatakan sholat yang -
hanya dilaksanakan sesekali
saat ingin dan tidak pernah
secara individu memanjatkan doa
hanya mengaminkan doa orang
lain
Diagnosa Keperawatan

Risiko Bunuh Dri


Distres Spiritual
Rencana
Keperawatan
Rencana tindakan Keperawatan kepada klien
Rencana tindakan Keperawatan kepada klien
Rencana tindakan Keperawatan kepada klien
Rencana tindakan Keperawatan kepada keluarga
Rencana tindakan Keperawatan kepada keluarga
Keep safe and
always take care!
Thank you for taking the time for this presentation.

any questions?

Anda mungkin juga menyukai