I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 29 Tahun
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : MI
Pekerjaan : Pedagang
No. CM : 03 74 38
B. Penganggung Jawab
Nama : Tn. J
Hubungan dengan Klien : Ayah Kandung
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda tanda vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,2 0C
Pernafasan : 26 x/menit
B. Ukuran :
Tinggai badan : 172 cm
Berat badan : 64 Kg
C. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa apa, jika ada bagian tubuh yang terasa sakit langsung minta
obat, tidak ada kelainan fisik.
VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram
B. Konsep Diri
Citra tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah kaki, karena
kuat.
Identitas : Klien mengatakan anak ke 2 dari 7 bersaudara.
Peran : Klien mengatakan dirumah atau di dalam keluarga sebagai anak.
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, klien merasa bosan keluar
masuk rumah sakit jiwa.
Harga diri : Klien mengatakan orang yang paling dekat dengan klien adalah ibu dan
ayahnya, klien mengatakan malu karena belum menikah dan sepertinya tidak ada harapan untuk
menikah.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
C. Hubungan Sosial
Orang yang terdekat dengan klien adalah ayah dan ibu.
Peran serta dalam masyarakat / kelompok : Klien sebelum sakit sering mengikuti ronda di
desanya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : selama klien sering keluar masuk rumah
sakit jiwa temannya berkurang karena lebih suka berdiam diri di rumah.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
D. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat / tidak genap 5x sehari, sehabis sholat klien berdoa agar
diberikan kesembuhan.
VII. STATUS MENTAL
A. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, berpakaian klien rapi,
klien menggunakan baju yang disediakan rumah sakit.
B. Pembicaraan : Klien bicara cepat, dapat dipahami.
C. Aktivitas Motorik : Klien beraktifitas sesuai, klien kooperatif.
D. Alam Perasaan : Klien mengatakan sedih dengan keadaannya dan terkadang marah jika
merenungi keadaan.
E. Afek : Klien labil dan mudah marah.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
F. Ingteraksi Selama Wawawncara : Klien aktif, selalu menjawab jika ditanya.
G. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
H. Pola Pikir : Tidak ada waham, obsesi, delusi, dll.
I. Tingkat Kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari senin
tanggal 14 Januari 2013 jam 14.30 WIB.
J. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
K. Tingak Konsentrasi dan Berhitung : Klien sekolah sampai 6 MI, berhitung klien lancar,
contoh 25 + 25 = 50.
L. Kemampuan Penilaian : Klien dapat menilai antara menolong orang atau melanjutkan
perjalanan, klien memilih menolong orang.
M. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya di rumah sakit jiwa sedang sakit
jiwa.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
A. Makan
Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum 6 gelas / hari, mandiri.
B. BAB / BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK 5x sehari, mandiri.
C. Mandi
Klien mandi 2x sehari, pagi, dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.
D. Berpakaian / Berhias
Klien mengatakan baju dengan benar, mampu memakai sendiri.
E. Istirahat dan Tidur
Klien lebih banyak tiduran, tidur siang jarang, tidur malam jam 19.00 04.30 WIB.
F. Penggunaan Obat
Klien minum obat 3x sehari, setelah makan, heloperidol 25 mg, trihexiperidine 22 mg,
resperidone 22 mg.
G. Pemeliharaan Kesehatan
Klien baru di rawat di Rumah Sakit Jiwa Klaten, sebelumnya di rawat di Rumah Sakit Jiwa
Surakarta.
H. Kegiatan di Dalam Rumah
Klien di rumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah.
IX. MEKANISME KOPING
A. Klien mampu berbicara dengan orang lain, terlihat malu.
B. Klien mampu menjelaskan masalah ringan, misalnya kebersihan diri klien dengan sendiri.
C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain, lebih suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
A. Masalah dengan dukungan kelompok (-)
B. Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien menarik diri dari lingkungan.
C. Masalah dengan kesehatan (-)
D. Masalah dengan perumahan : klien tinggal dengan ibu dan ayahnya.
E. Masalah dengan ekonomi : kebutuhan klien di penuhi oleh ayahnya.
XI. ASPEK MEDIK
A. Inj. Lodomer 1 amp IM extra
B. Haloperidol 25 mg
C. Trihexiperidine 22 mg
D. Resperidone 22 mg
XII. MASALAH KEPERAWATAN
A. Perilaku Kekerasan
B. Harga Diri Rendah
C. Menarik Diri
D. Koping Individu Tidak Efektif
XIII. POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
Kesimpulan
Pada kasus perilaku kekerasan yang dialami pada Tn. T tindakan yang dilakukan sesuai dengan
konsep teori adalah membina hubungan saling percaya, membantu klien mengungkapkan
penyebab perasaan jengkel atau marah, membantu klien mengidentifikasi tanda-tanda perilaku
kekerasan, membantu mengungkapkan akibat atau kerugian dari cara yang digunakan klien,
membantu klien mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam berespon terhadap kemarahannya
dan mengajarkan cara untuk menyalurkan energy marah yang sehat agar tidak menciderai diri
sendiri, oarng lain dan lingkungan.
(Budi Anna Keliat , S.Kp 1998)
Saran
Untuk pasien :
Usulan penulis pada klien dengan ekspresi marah untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
1. Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan marah yaitu mengungkit masalah tentang
keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan klien jengkel.
2. Ekspresikan marah dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima
tanpa menyakiti orang lain
3. Anjurkan klien untuk mengikuti kegiatan atau aktivitas sehari-hari baik didalam ruangan
maupun diluar ruangan.
4. Anjurkan klien minum obat secara teratursesuai dengan ketentuan dokter.
5. Anjurkan klien kontrol dengan teratur setelah pulang dari rumah sakit
Untuk perawat :
1. Perawat perlu mengeksplorasikan perasaan marah dengan : mengkaji pengalaman marah
masa lalu dan bermain peran dalam mengungkapkan marah.
2. Perawat perlu mengembangkan tingkah laku asertif bagi klien yaitu menganjurkan pada
klien untuk mengungkapkan perasaannya secara berkelompok misal dengan keluarga untuk
dapat pemecehan masalahya.
3. Perawat perlu mengembangkan dan menyalurkan nergi kemarahannya dengan cara yang
konstruktif.
4. Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, lari pagi, angkat berat dan aktivitas lain yang
membantu relaksasi otot seperti olahraga.
5. Mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok.
Untuk mahasiswa :
1. Tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok, mengelola kasus kelompok agar
dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
2. Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek khususnya dalam bidang
keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Kelliat, 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta. EGC
Keliat, B.A. (1999). Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial, Menarik diri. Jakarta :
FKUI
Stuart GW, Sunden . 1998 . Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta EGC
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya kami
dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa dengan judul Asuhan Keperawatan
Jiwa pada Pasien Tn.M dengan Masalah utama Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran dengan diagnosa medis skizophrenia di Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur
Surabaya. Selebihnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing dan CI Ruang Wijaya Kusuma yang telah membimbing kami dalam melakukan
penyusunan Makalah seminar ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon dengan tulus mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua
dan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Kelompok
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut WHO,
sehat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan saja
keadaan terhindar dari sakit maupun kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3
tahun 1966 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan
emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain
(Teguh, 2009). Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras
dengan orang lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri sendiri, orang lain,
Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau. Disebutkan pula bahwa penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang,
mengancam keselamatan dirinya dan orang lain, mengganggu ketertiban keamanan umum wajib
jiwa di Indonesia mencapai 245 jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi yang sangat
serius karena lebih tinggi 2,6 kali dari ketentuan WHO. Prevalensi penderita di Indonesia adalah
0,3-1% dan bisa timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12
tahun sudah menderita gangguan jiwa. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka
diperkirakan sekitar 2 juta mengalami skizofrenia. Tingginya angka gangguan kesehatan jiwa
tersebut penyebabnya multifaktorial bisa diakibatkan masalah sosial, ekonomi, maupun gizi yang
kurang dimana sekitar 99% pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah penderita skizofrenia (Yosep,
2007). Skizofrenia adalah penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya
pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat
di definisikan sebagai penyakit tersendiri melainkan diduga sebagai suatu sindrom gangguan
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa
Negara menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang yang disebabkan oleh masalah
kesehatan jiwa sebesar 8,1 %. Angka ini jauh lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan
Namun pada kenyataannya berdasarkan data Riskesdas 2007, ternyata terdapat sekitar 13.000-
24.000 orang penderita gangguan jiwa di Indonesia yang diabaikan oleh keluarganya. Sedangkan
di Jawa Tengah berdasarkan data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011 tercatat 3 tidak
kurang 200 orang penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil penghitungan data jumlah
pasien pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan rumus jumlah
diagnosa / jumlah gangguan jiwa x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang mengalami
perilaku kekerasan sebanyak 1534 jiwa atau sekitar 39,2%, pasien yang mengalami gangguan
persepsi halusinasi sebanyak 1606 jiwa atau sekitar 41%, pasien yang mengalami isolasi sosial :
menarik diri sebanyak 457 jiwa atau sekitar 11,7%, pasien yang mengalami waham sebanyak
111 jiwa atau sekitar 2,8%, pasien yang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah
yaitu sebanyak 82 jiwa atau sekitar 2,1%, kemudian pasien yang mengalami depresi sebanyak
662 jiwa atau sekitar 16,9%, pasien yang ingin melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 116
jiwa atau sekitar 2,3%, pasien yang sudah pulang dan kambuh lagi ada 4452 jiwa atau sekitar
11,5%, pasien skizofrenia sendiri ada 3912 jiwa atau sekitar 99,99%, kemudian jumlah pasien
laki-laki sekitar 2357 jiwa, sedangkan pasien yang perempuan sebanyak 1557 jiwa (Arfian,
2010).
sebagai berikut: bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.M dengan diagnosa keperawatan
1.3 Tujuan
Untuk memberikan gambaran nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan
1. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran
Halusinasi Pendengaran
Pendengaran
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penderita agar mempercepat penyembuhan.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
khususnya dalam memberikan tindakan pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan khususnya tentang asuhan
keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
BAB II
LANDASAN TEORI
C. Penyebab
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi sosial. Isolasi Sosial
adalah percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan
orang lain.
Tanda dan gejala Isolasi sosial antara lain:
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata
5. Tidak melakukan aktifitas sehari hari
6. Berdiam diri di kamar
7. Mobilitas kurang
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala seseorang yang mengalami halusinasi adalah:
1. Tahap 1 ( Comforting )
- Tertawa tidak sesuai dengan situasi
- Menggerakkan bibir tanpa bicara
- Bicara lambat
- Diam dan pikirannya dipenuhi pikiran yang menyenangkan
2. Tahap 2 ( Condeming )
- Cemas
- Konsentrasi menurun
- Ketidakmampuan membedakan realita
3. Tahap 3
- Pasien cenderung mengikuti halusinasi
- Kesulitan berhubungan dengan orang lain
- Perhatian dan konsentrasi menurun
- Afek labil
- Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk )
4. Tahap 4 ( Controlling )
- Pasien mengikuti halusinasi
- Pasien tidak mampu mengendalikan diri
- Beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
E. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan adalah suatu perilaku mal adaftive dalam memanifestasikan perasaan
marah yang dialami seseorang. Perilaku tersebut dapat berupa mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan. Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perasaan
marah sendiri merupakan suatu hal yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada
pada rentang adaptif.
Rentang Respon
Respon adaptif
Respon Mal adaptif
1. Pikiran logis 1.
Kadang Proses pikir terganggu 1. Gangguan pikir / delusi
2. Persepsi akurat 2. Ilusi 2. Halusinasi
3. Emosi konsisten 3. Emosi berlebihan atau kurang 3. Perilaku dis organisasi
dengan pengalaman
4. Perilaku seksual 4. Perilaku tidak biasa 4. Isolasi Sosial
5. Hubungan sosial 5. Menarik diri
6. Harmonis
( Halusinasi )
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9. Surabaya : Airlangga University
Press.
2. Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Edisi 1.
Jakarta : CV. Sagung Seto.
3. Stuart, G. W. Sudden, S. J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Terjemahan ). Jakarta : EGC.
4. Maslim Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas Dari PPDGJ III
5. Hawari. Dadang. 2001. Pendekatan Holistik Dengan Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta :
FK UI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. M DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 April 2015 di Phala Marta Cibadak. Adapun data
yang didapat bahwa klien masuk rumah sakit di ruangan Elang pada tanggal 8 April 2015
I. IDENTITAS KLIEN
Alamat : Taman Sari Bukit , Blok 1 c /12 Rt 001/0011 Kelurahan Sindang Jaya
k/u : klien mengatakan mendengar ada yang berbisik bisik dan menyuruhnya untuk berbuat hal
3. Pengalaman
kakak pasien mengatakan bahwa pasien pernah dirawat di rumah sakit jiwa Phalamarta
pada tahun 2011 dengan keluhan yang sama, sebelumnya pasien berobat ke kyai untuk sembuh
akan tetapi pengobatan kurang berhasil. Selama selang 4 tahun setelah sembuh klien tidak
pernah kontrol dengan tidak teratur minum obatnya karena merasa sudah sembuh. Selama
Masalah keperawatan :
IV. FISIK
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : px menyukai seluruh bagian tubuhnya, penampilanya kurang rapi, tampak lesu
ketika berjalan, px mondar mandir di ruangan
b. Identitas diri : px seorang laki laki berusia 30 tahun, belum menikah, berpendidikan terakhir
hanya SMP.
c. Peran : px bekerja sebagai kuli bangunan, setiap harinya px bekerja dengan tepat waktu.
d. Ideal diri : px ingin berkumpul dengan keluarganya terutama dengan ibunya, dan
pasien ingin menikah.
e. Harga diri : px merasa malu karena px seorang tamatan SD dan px ditinggal pacarnya
untuk menikah.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : px mengatakan paling dekat dengan ibunya karena merupakan seseorang
b. Peran serta dalam kegiatan/ masyarakat : px mengatakan hubungannya dengan tetangganya tidak
baik karena hanya berprofesi sebagai tukang kuli bangunan. Saat di RS, px suka menyendiri
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : px kurang bisa bergabung atau berinteraksi
4. Spiritual
b. Kegiatan ibadah : sudah tidak sholat sejak 3 bulan yang lalu selama dirumah, px
1. Penampilan
Tidak rapi
untuk lipatannya
2. Pembicaraan
3. Aktivitas Motorik:
lesu
Jelaskan : px sering menyendiri diruangan, ADL diarahkan oleh petugas
4. Alam Perasaan
khawatir
5. Afek
Jelaskan : px lebih banyak diam diri, pandangan mata melihat ke arah lain ketika di ajak
bicara.
7. Persepsi
Pendengaran
berbuat sesuatu ( misalnya disuruh memukul, disuruh untuk mensholati ibunya), saat di kaji px
mondar mandir, saat ditanya bahwa ada yang membisiki untuk pulang dan mensholati ibunya.
Respon px saat mendengar suara itu. Respon px saat mendengar suara suara itu px mengikuti
Masalah Keperawatan :
8. Proses Pikir
9. Isi Pikir
11. Memori
Jelaskan : px ingat pernah dibawa ke kyai dan menceritakan hal hal yang pernah di
alaminya
Gangguan bermakna
Jelaskan : px mengatakan suara yang di dengar itu benar benar ada sehingga px melakukan
Masalah Keperawatan :
VII.KEBUTUHAN PULANG
a. Perawatan diri :
Makan : minimal
Jelaskan : px melakukan perawatan diri dengan di arahkan dan di bantu oleh petugas
- Diet khusus :-
c. Tidur
Jelaskan : px mengatakan bahwa lamanya pasien tidur selama 5 jam. Pasien tidak
mengalami masalah dalam tidur. Saat malam hari biasanya pasien tidur sekitar pukul 19.30
sampai dengan pukul 05.00.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
ya
Penyakit jiwa
Faktor presipitasi
koping
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa dan ketidak patuhan
minum obat
DO :
- Pasien mondar-mandir
- Pasien selalu menyendiri
kurang bisa berinteraksi
dengan pasien lainnya
- Pasien selalu berbicara
disuruh pulang
- Pasien berbicara melantur
POHON MASALAH
Sp 2
Px dapat mengontrol halusinasinya dengan melakukan kegiatan
- Orientasi
selamat pagi mas fandi, sudah makan pagi mas?
apa mas fandi masih mendengar bisikan bisikan ?
apa yang saya ajarkan kemrin sudah mas fandi lakukan ?
bagaimana rasanya mengobrol dengan px lainnya mas?
- Kerja
bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas ?
Pertahankan seperti itu ya mas, baik mas bagaimana kalau kita membuat daftar aktivitas
buat mas besok
- Terminasi
aktivitas yang sudah di buat tadi dilaksanakan ya mas
mas kalau bisa jangan menyendiri mas, berinteraksi dengan px lainnya
besok kita bertemu lagi ya mas di tempat ini
S : px mengatakan mau mengobrol dengan px lain dan ingin cepat pulang serta bisikan
bisikan sudah berkurang
O:
- ada kontak mata
- px berinteraksi dengan px lainnya
- px tampak tenang
- px mampu mengungkapkan perasaannya
A : SP 2 tercapai
P : lanjut SP 3
5-1-14 Sp 2 S : Px mengatakan sudah
Px mampu melakukan berkurang mendengar
aktivitas yang sudah bisikan dan px sedikit
dijadwalkan cara mengontrol
- Orientasi halusinansinya
selamat pagi mas fandi, O:
bagaimana keadaannya - Ada kontak mata
sekarang? - Wajah bersahabat
apa sudah makan ? - Px mampu
bagaimana mas apa mengungkapkan
aktivitas yang sudah kita perasaannya
buat kemarin sudah mas - Px tampak tenang
lakukan dengan benar ? A : SP 3 tercapai
Apa masih ada terdengar P : lanjut SP 4
bisikan bisikan mas ?
- Kerja
bagaiman kalau kita
ulangi yang saya ajarkan
dulu mas?
Iya mas bagus, coba mas
peragakan , nanti kalau
lupa saya ingatkan lagi
mas?
Pertahankan cara cara
tersebut ya mas ?
- Terminasi
dilatih terus mas, yakin
mas bisa untuk mengontrol
halusinasinya yang mas
dengar
baik mas, besok kita
ketemu lagi untuk
mengobrol tentang obat
yang mas biasa minum,
sekarang mas iastirahat
lagi
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : I
Tanggal : 1 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px tampak bingung
- Kontak mata kurang
- Px mengucapakan disuruh pulang
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
Jujur dan menepati janji
Berikan perhatian dan sikap ramah
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat sore mas, perkenalkan nama saya amirullo ashadi, biasanya dipanggil amir, kalu boleh
tau, nam mas siapa ? mas biasanya dipanggil siapa ? mas asalnya dari mana ? kalau saya dari
Surabaya, saya mahasiswa akper sutopo yang akan merawat mas selama di ruangan ini.
b. Evaluasi / Validasi
DS : px mampu menyebutkan nama perawat yang mengkaji
DO : px menjawab pertanyaan dengan sesuai
c. Kontrak
Topic
Bagaimana sekarang kita mengobrol tentang mas, dan mas bisa menceritakan masalah mas
kepada saya !
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 20 menit
Tempat
Mas mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau disini saja !
2. Fase kerja
Selamat sore mas fandi, bagaimana perasaan mas hari ini ? boleh saya tau pekerjaan mas apa ?
apa mas mau menceritakan kepada saya kenapa mas ada disini?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Apa mas senang berbicara dengan saya? Coba mas ulangi siapa nama saya tadi?
b. Evaluasi objektif
Klien tampak lesu
c. Tindak lanjut
Baiklah mas besok kita ngobrol lagi, sekarang mas bisa istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Besok kita bahas lebih lanjut lagi masalah
yang ibu alami.
Waktu
Bagaimana kalu kita mengobrol selama 20 menit mas
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : II
Tanggal : 2 januari 2014
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan masih mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px mampu mengungkapkan halusinasinya
- ada kontak mata kurang
- ekspresi wajah bersahabat
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien mampu mengenal halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
BHSP
Bantu klien mengenal halusinasinya ( jenis, isi, waktu terjadi, frekuensi dan respon saat
terjadinya halusinasi )
Latihan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik ( jelaskan cara menghardik, peragakan
cara menghardik, dan minta klien untuk memperagakan ulang )
Pantau penerapan dan beri penguatan
D. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang mas fandi, bagaimana perasaanya hari ini? Saya datang lagi untuk menepati janji
yang kemarin, apa mas ingat nama saya? Ya betul mas, Alhamdulillah mas masih ingat nama
saya.
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini, apa sudah tidak mendengar bisikan-bisikan
c. Kontrak
Topic
Hari ini saya akan mengajarkan mas fandi untuk latihan mengontrol halusinasinya. Bagaimana
mas?
Waktu
Bagaimana kalau kita latihan selama 20 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita latihan disini saja mas?
2. Fase kerja
Apakah bisikan itu terdengar terus menerus/sewaktu-waktu? Bagaimana mas untuk mengatasi
bisikan itu? Bagaimana kalau kita berlatih menghardik bisikan itu? Saat bisikan itu terdengar
langsung mas bilang saya tidak mau dengar begitu berulang-ulang. Coba mas peragakan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Klien mau belajar mengontrol halusinasinya dan mau memperagakan ulang menghardik
halusinasinya
b. Evaluasi objektif
Klien mampu mengungkapkan halusinasinya, ada kontak mata.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus ya mas, besok kita bertemu lagi untuk menghilangkan bisikan-bisikan dengan cara
yang kedua, bagaimana mas? Ya sudah mas istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita belajar cara menghilangkan bisikan-bisikan dengan cara kedua. Bagaimana mas?
Waktu
Besok kita ngobrol 15 menit lagi ya mas
Tempat
Besok kita mengobrol dimana mas? Baiklah disini saja
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : III
Tanggal : 3 januari 2014
E. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : - Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - ada kontak mata
- px tampak tenang
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP I )
Latih klien untuk berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
F. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, bagaimana kabar hari ini mas? Apa yang saya ajarkankemarin sudah
mas lakukan?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas tidur semalem? Apakah mas sudah melakukan latihan menghardik sura yang
saya ajarkan. Apa yang mas rasakan setelah melakukan latihan menghardik secara teratur?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, sesuai dengan janji kita kemarin. Hari ini kita akan latihan mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol disini saja mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Iya bagus mas, pertahankan seperti
itu. Sekarang saya akan memberi tau mas cara kedua yaitu ketika mas mendengar bisikan mas
bisa mengobroldengan pasien lain atau bisa dengan saya. Bagaiman mas?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan temannya
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px mau mengobrol dengan orang lain
c. Tindak lanjut
Dilatih terus-menerus ya mas, apa yang saya ajarkan. Mas juga jangan suka menyendiri. Kalau
mas butuh teman mengobrol mas bisa memanggil saya
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya mas
Waktu
Bagaimana kalau kita ngobrol 15 menit mas
Tempat
Bagaimana kalau kita ngobrol di ruang depan? Baiklah kalau begitru dini saja.
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : IV
Tanggal : 4 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
- Px tampak tenang
- px bisa mengobrol dengan px lain
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya dengan melakukan kegiatan
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP II )
Latih px untuk berinteraksi agar halusinasinya tidak muncul dengan tahapannya
(a) Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
(b) Diskusikan aktivitas yang biasanya dilakukan px
(c) Latih px melakukan aktivitas
(d) Susunjadwal aktivitas yang telah dilatih ( dari bangun pagi s/d tidur malam )
(e) Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan positif kepada pasien.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
4. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas, apa mas fandi masih mendengar suara-suara yang membisiki? Bagus mas, apa
yang saya ajarkan kemarin sudah mas lakukan? Bagaimana rasanya setelah mengobrol dengan
px lain?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan mengevaluasi cara yang saya
ajarkan kemarin dan mengevaluasi kegiatan sehari-hari mas fandi selama di rumah sakit.
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruang depan mas
5. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Pertahankan seperti itu ya mas,
latih secara teratur. Bagaimana mas?
Baik mas, bagaimana kalau membuat jadwal aktifitas yang mas lakukan? Kita mulai dari rapikan
tempat tidur, kemudian mandi, minum obat, makan, beriteraksi dengan px lain
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan px lain dan ingin cepat pulang
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px bisa berinteraksi dengan px yang dikenalnya, px mampu duduk
berdampingan dengan perawat
c. Tindak lanjut
Aktifitas yang sudah dibuat tadi dilaksanakan ya mas, mas kalau bisa jangan menyendiri ya mas,
berinteraksi dengan px lain.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Bahas aktifitas lain
Waktu
Bagaimana kalau besok kita mengobrol selama 15 menit mas?
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : V
Tanggal : 5 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan aktifitas tadi pagi
- Px mampu mengungkapkan perasaannya
- px tampak tenang
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px mampu melakukan aktivitas yang sudah dijadwalkan
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP I, II, III )
Jelaskan pentingnya obat dan melatih px minum obat
Masukkan dalam jadwal harian px
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas?
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini. Bagaiman mas. Apa aktifitas yang sudah kita buat kemarin, sudah mas
lakukan dengan benar? Apa masih ada terdengar bisikan-bisikan mas? Kalau mas mas
mendengar bisikan. Apa yang mas lakukan seperti yang saya ajarkan dulu?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, mari kita bahas tentang aktifitas yang sudah mas lakukan kemarin?
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruangan kemarin mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan dulu? Iya mas, bagus, coba peragakan mas, nanti
kalau lupa saya ingatkan lagi, pertahankan cara-cara tersebut ya mas.
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan sedikit lupa dengan cara mengontrol halusinasinya.
b. Evaluasi objektif
Px ada kontak mata, wajah bersahabat, px mampu mengungkapkan perasaannya.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus mas, yakin mas pasti bisa untuk mengontrol halusinasi yang mas dengar.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita mengobrol tentang obat yang mas minum setiap harinya
Waktu
Bagaimana besok kalau kita mengobrol selama 10 menit mas?
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k:
Poskan Komentar
About Me
Ciel
Surabaya, Surabaya, Indonesia
SAYA ADALAH SAYA ^^
Lihat profil lengkapku
Followers
Blog Archive
2014 (3)
o April (3)
Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi Pendengaran
Studi Kasusku: Asuhan Keperawatan pada Anak dengan...
Ciel 2008 Blog Designed by Ipiet