Anda di halaman 1dari 18

Disusun Oleh :

Dila

LOSI AGRAINI

YUVA AUDINI

Radis

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “

“ Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugast . Dalam


Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada CI Klinik kami Ns. Susi Hidayati, S.Kep yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Bukittinggi, 30 Agustus 2021

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I TINJAUAN TEORI.....................................................................................1

A. DEFENISI......................................................................................................1

B. ETIOLOGI......................................................................................................1

C. PATOFISIOLOGI..........................................................................................1

D. MANIFESTASI KLINIS...............................................................................2

E. KOMPLIKASI................................................................................................3

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................................3

G. PENATALAKSANAAN...............................................................................3

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................6

A. PENGKAJIAN...............................................................................................6

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................................7

C. INTERVENSI.................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB I TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI
Atonia Uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam
15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir)
(Depkes Jakarta, 2002).

Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim yang


menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir (Prawiroharjo, 2011).

Atonia uteri merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan pasca


persalinan. Pada atonia uteri, uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah
persalinan.

B. ETIOLOGI
1. Distensi rahim yang berlebihan
2. Pemanjangan masa persalinan (partus lama) dan sulit
3. Grandemulitpara (paritas 5 atau lebih)
4. Persalinan buatan (SC, Forcep dan vakum ekstraksi)
5. Anastesi atau analgesik yang kuat

C. PATOFISIOLOGI
Perdarahan postpartum bisa dikendalikan melalui kontraksi dan retraksi
serat -serat myometrium. Kontraksi dan retraksi ini menyebabkan terlipatnya
pembuluh pembuluh darah sehingga aliran darah ke tempat plasenta menjadi
terhenti. Kegagalan mekanisme akibat gangguan fungsi myometrium
dinamakan atonia uteri dan keadaan ini menjadi penyebab utama perdarahan
postpartum. Sekalipun pada kasus perdarahan postpartum kadang-kadang
sama sekalitidak disangka atonia uteri sebagai penyebabnya, namun adanya
faktor predisposisi dalam banyak hal harus menimbulkan kewaspadaan
perawat terhadap gangguan tersebut.

WOC

1
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang selalu ada pada perdarahan postpartum akibat
Atonia Uteri adalah :
1) Perdarahan segera setelah anak lahir
2) Pada palpasi, meraba Fundus Uteri disertai perdarahan yang memancur
dari jalan lahir.
3) Perut terasa lembek atau tidak adanya kontraksi
4) Perut terlihat membesar
E. KOMPLIKASI
Komplikasi pada atoia uteri yaitu perdarahan post partum primer yang
dapat mengakibatkan syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat,
dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas.
Infeksi dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada

2
perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi
kegagalan fungsi organ-organ seperti gagal ginjal mendadak.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada atonia uteri penting untuk memantau
keadaan umum dan mewaspadai terjadinya syok dan komplikasi lainnya,
pemeriksaannya diantaranya :

1) Pemeriksaan golongan darah dapat dilakukan untuk pencocokan silang bila


sewaktu- waktu pasien memerlukan transfusi darah. Pemeriksaan darah
lengkap dilakukan untuk mengetahui bila ada penurunan hemoglobin
ataupun hematokrit, juga bila terjadi peningkatan jumlah sel darah putih.
2) Waktu pembekuan darah dan waktu perdarahan penting untuk
menyingkirkan diagnosis faktor trombin sebagai penyebab timbulnya
perdarahan pascasalin. Pemeriksaan ini dapat juga digunakan untuk
melihat adanya komplikasi koagulopati intravaskular diseminata.
3) Melakukan pengecekan terhadap faktor koagulasi seperti trombosit dan
fibrinogen. Klinisi perlu berhati-hati bila ditemukan peningkatan degradasi
produk fibrin (d- Dimer). Penurunan kadar fibrinogen dapat menunjukkan
masa tromboplastin parsial diaktivasi.

G. PENATALAKSANAAN
Banyaknya darah yang hilang akan mempengaruhi keadaan umum pasien.
Pasien bisa masih dalam keadaan sadar, sedikit anemis atau bahkan sampai
syok berat hipovolemik. Tindakan pertama yang harus dilakukan bergantung
pada keadaan klinisnya. Pada umumnya dilakukan simultan bila pasien syok,
dapat dilakukan :

1) Sikap trendelenburg, memasang venous line dan memasang oksigen 2)


Merangsang uterus dengan cara :
3) Merangsang fundus uteri dengan merangsang puting susu
4) Pemberian misoprosol 800 – 1000 µg per – rectal

3
5) Kompresi bimanual interna minimal selama 7 menit. Apabila tidak
berhasil lakukan tindakan selanjutnya yaitu kompresi bimanual
eksternal selama 7 menit.lakukan kompresi aorta abdominalis
6) Bila semua tindakan gagal, maka dipersiapkan untuk dilakukan
tindakan operatif laparatomi dengan pilihan bedah konservatif
(mempertahankan uterus)atau malakukan histerekomi. Alternatifnya
berupa :
• Ligasi arteria uterine atau arteria ovarika
• Histerektommi total abdominal

Langkah-langkah rinci penatalaksanaan Atonia uteri pasca persalinan :

1) Lakukan massage pundus uteri segera setelah plasenta dilahirkan :


massage merangsang kontraksi uterus. Sambil melakukan massage
sekaligus dapat dilakukan penilaian kontraksi uterus.
2) Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan darah :
selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum uteri akan dapat
menghalangi kontraksi uterus secara baik.
3) Mulai melakukan kompresi bimanual interna. Jika uterus berkontraksi
keluarkan tangan setelah 1-2 menit. Jika uterus tetap tidak
berkontraksi teruskan kompresi bimanual interna hingga 5 menit :
sebagian besar atonia uteri akan teratasi dengan tindakan ini. Jika
kompresi bimannual tidak berhasil setelah 5 menit, dilakukan
tindakan lain
4) Minta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna : Bila
penolong hanya seorang diri, keluarga dapat meneruskan proses
kompresi bimanual secara eksternal selama anda melakukan
langkahlangkah selanjutnya.
5) Berikan metal ergometrin 0,2 mg intra muskuler / intravena :
metilergometrin yang diberikan secara intramuskuler akan mulai
bekerja dalam 5-7 menit dan akan menyebabkan kontraksi uterus.
Pemberian intravena bila sudah terpasang infuse sebelumnya.
6) Berikan infuse cairan larutan ringer laktat dan oksitoksin 20 IU/500
ml : anda telah memberikan oksitoksin pada waktu penatalaksanaan

4
aktif kala tiga dan metil ergometrin intramuskuler. Oksitoksin
intravena akan bekerja segera untuk menyebabkan uterus
berkontraksi. Ringer laktat akan membantu memulihkan volume
cairan yang hilang selama atoni.
7) Mulai lagi kompresi bimanual interna atau pasang tampon
uterovagina. 8) Teruskan cairan intravena hingga ruang operasi siap.
9) Lakukan laparotomi : pertimbangkan antara tindakan mempertahankan
uterus dengan ligasi arteri uterine/hipogastrika atau histerektomi. :
pertimbangan antaralain paritas, kondisi ibu, jumlah perdarahan.

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien

5
Nama, usia, pekerjaan, agama, alamat
2. Keluhan Utama
Perdarahan dari jalan laahir, badan lemah, keringat dingin, perubahan
kesadaran
3. Riwayat Kesehatan
• RKD
Yang perlu dikaji pada klien, apakah klien pernah mengalami obstetric
operatif sebelumnya, atau ada penyulit persalinan sebelumnya seperti
hipertensi, kelainan uterus spt mioma uteri ,dll.
• RKS
Atonia uteri sering di jumpai pada multi para dan grademulti para kala
1 atau kala 2 yang memenjang persalinan cepat dll.
• RKK
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah,
eklamsi dan pre eklamsi.
4. Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital, fundus uteri, kulit, pervaginam, kandung kemih
• Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
• Mata
Biasanya konjungtiva anemis
• Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan
Denyut jantung : frekuensi, karakteristik, ( nadi biasanya cepat, TD
cenderung menurun)
• Abdomen
Kaji kontraksi uterus (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang
semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, lakukan
perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui
adanya distensi kandung kemih.
• Vulva dan Vagina
Biasanya terdapat perdarahan pervagina dan biasanya darah berwarna
merah tua

6
• Integument / kulit
Kemungkinan akral teraba dingin, turgor kulit > 1 detik, CRT > 2 detik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko pendarahan b.d komplikasi pasca partum
2) Resiko syok b.d kekurangan volume cairan
3) Hipovelomia b.d kehilangan cairan aktif

C. INTERVENSI
N DIAGNOSA SLKI SIKI
O KEPERAWAT
AN

1. Resiko Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan


pendarahan b.d tindakan Observasi:
komplikasi keperawatan
 Monitor tanda dan
pasca partum selama 1x24 jam, maka
gejala perdarahan
tingkat perdarahan
menurun, dengan kriteria  Monitor nilai
hasil hemoglobin/hematokrit
sebelum dan setelah
1) Perdarahan vagina kehilangan darah
menurun
 Monitor tanda-tanda vita
2) Hemoglobin ortostatik
cukup membaik

7
3) Tekanan darah  Monitor koagulasi
cukup membaik
Terapeutik

 Batasi tindakan invasif,


jika perlu

 Pertahankan bedrest
selama perdarahan

 Gunakan kasur
pencegah dekubitus

 Hindari pengukuran
suhu rektal

Edukasi

 Jelaskan tanda dan


gejala perdarahan

 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi

 Anjurkan menghindari
aspirin atau
antikoagulan

 Anjurkan meningkatkan
asupan makan dan
vitamin K

 Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan

Kolaborasi

8
 Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu

 Anjurkan pemberian
produk darah, jika
perlu

 Anjurkan pemberian
pelunak tinja, jika perlu

9
2. Resiko syok b.d Setelah dilakukan Pencegahan Syok
kekurangan tindakan keperawatan
Observasi:
volume cairan selama 1x24 jam, maka
tingkat syok menurun,  Monitor status
dengan kriteria hasil : kardiopulmonal
 Monitor status
1) Tinkst kesadaran
oksigenasi
membaik
 Monitor status cairan
2) Saturasi oksigen
 Monitor tingkat
cukup membaik
kesadaran dan respon
3) Tekanan darah
pupil
cukup membaik
 Periksa riwayat alergi
Terapeutik:

 Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
 Persiapan intubasi
dan ventilasi
mekanik, jika perlu
 Pasang jalur IV, jika
perlu

10
 Pasang kateter
urine untuk menilai
produksi urine
 Lakukan skin test
untuk mencegah
reaksi alergi
Edukasi

 Jelaskan
penyebab/faktor
risiko syok
 Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
 Anjurkan melapor
jika
menemukan/meras
akan tanda dan
gejala syok
 Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
 Anjurkan
menghindari
alergen Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian IV, jika
perlu
 Kolaborasi
pemberian transfusi
darah, jika perlu

11
 Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika
perlu

3. Hipovelomia b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia


kehilangan tindakan keperawatan Observasi
cairan aktif selama 1x24 jam, maka
1) Periksa tanda dan
tingkat perdarahan
gejala hipovolemia
membaik, dengan kriteria
(mis. frekuensi nadi
hasil :
meningkat, nadi teraba
1) Tekanan lemah, tekanan darah
darah cukup menurun, tekanan nadi
membaik menyempit,turgor kulit
2) Tekanan menurun, membrane
nadi cukup mukosa kering, volume
membaik urine menurun,
3) Kadar Hb hematokrit meningkat,
membaik haus dan lemah)
2) Monitor intake dan
output cairan

Terapeutik

1) Hitung kebutuhan
cairan
2) Berikan posisi modified
trendelenburg
3) Berikan asupan cairan
oral

Edukasi

12
1) Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
2) Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak

Kolaborasi

1) Kolaborasi
pemberian cairan
IV issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)
2) Kolaborasi
pemberian
cairan IV
hipotonis (mis.
glukosa
2,5%,
NaCl 0,4%)
3) Kolaborasi
pemberian cairan
koloid (mis.
albumin,
plasmanate)
4) Kolaborasi
pemberian produk
darah

13
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/lp-atonia-uteridocx-pdf-free.html
https://pdfcoffee.com/patofisiologi-29-pdf-free.html
https://www.slideserve.com/tad-phillips/scanning-af-cervixuteri/?
utm_source=slideserve&utm_medium=website&utm_campaign=auto+relat
ed+load https://www.academia.edu/29328544/Askep_atonia_uteri1
https://www.scribd.com/document/446792438/LP-ATONIA-UTERI-docx

14

Anda mungkin juga menyukai