Dila
LOSI AGRAINI
YUVA AUDINI
Radis
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
A. DEFENISI......................................................................................................1
B. ETIOLOGI......................................................................................................1
C. PATOFISIOLOGI..........................................................................................1
D. MANIFESTASI KLINIS...............................................................................2
E. KOMPLIKASI................................................................................................3
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................................3
G. PENATALAKSANAAN...............................................................................3
A. PENGKAJIAN...............................................................................................6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................................7
C. INTERVENSI.................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB I TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI
Atonia Uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam
15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir)
(Depkes Jakarta, 2002).
B. ETIOLOGI
1. Distensi rahim yang berlebihan
2. Pemanjangan masa persalinan (partus lama) dan sulit
3. Grandemulitpara (paritas 5 atau lebih)
4. Persalinan buatan (SC, Forcep dan vakum ekstraksi)
5. Anastesi atau analgesik yang kuat
C. PATOFISIOLOGI
Perdarahan postpartum bisa dikendalikan melalui kontraksi dan retraksi
serat -serat myometrium. Kontraksi dan retraksi ini menyebabkan terlipatnya
pembuluh pembuluh darah sehingga aliran darah ke tempat plasenta menjadi
terhenti. Kegagalan mekanisme akibat gangguan fungsi myometrium
dinamakan atonia uteri dan keadaan ini menjadi penyebab utama perdarahan
postpartum. Sekalipun pada kasus perdarahan postpartum kadang-kadang
sama sekalitidak disangka atonia uteri sebagai penyebabnya, namun adanya
faktor predisposisi dalam banyak hal harus menimbulkan kewaspadaan
perawat terhadap gangguan tersebut.
WOC
1
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang selalu ada pada perdarahan postpartum akibat
Atonia Uteri adalah :
1) Perdarahan segera setelah anak lahir
2) Pada palpasi, meraba Fundus Uteri disertai perdarahan yang memancur
dari jalan lahir.
3) Perut terasa lembek atau tidak adanya kontraksi
4) Perut terlihat membesar
E. KOMPLIKASI
Komplikasi pada atoia uteri yaitu perdarahan post partum primer yang
dapat mengakibatkan syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat,
dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas.
Infeksi dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada
2
perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi
kegagalan fungsi organ-organ seperti gagal ginjal mendadak.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada atonia uteri penting untuk memantau
keadaan umum dan mewaspadai terjadinya syok dan komplikasi lainnya,
pemeriksaannya diantaranya :
G. PENATALAKSANAAN
Banyaknya darah yang hilang akan mempengaruhi keadaan umum pasien.
Pasien bisa masih dalam keadaan sadar, sedikit anemis atau bahkan sampai
syok berat hipovolemik. Tindakan pertama yang harus dilakukan bergantung
pada keadaan klinisnya. Pada umumnya dilakukan simultan bila pasien syok,
dapat dilakukan :
3
5) Kompresi bimanual interna minimal selama 7 menit. Apabila tidak
berhasil lakukan tindakan selanjutnya yaitu kompresi bimanual
eksternal selama 7 menit.lakukan kompresi aorta abdominalis
6) Bila semua tindakan gagal, maka dipersiapkan untuk dilakukan
tindakan operatif laparatomi dengan pilihan bedah konservatif
(mempertahankan uterus)atau malakukan histerekomi. Alternatifnya
berupa :
• Ligasi arteria uterine atau arteria ovarika
• Histerektommi total abdominal
4
aktif kala tiga dan metil ergometrin intramuskuler. Oksitoksin
intravena akan bekerja segera untuk menyebabkan uterus
berkontraksi. Ringer laktat akan membantu memulihkan volume
cairan yang hilang selama atoni.
7) Mulai lagi kompresi bimanual interna atau pasang tampon
uterovagina. 8) Teruskan cairan intravena hingga ruang operasi siap.
9) Lakukan laparotomi : pertimbangkan antara tindakan mempertahankan
uterus dengan ligasi arteri uterine/hipogastrika atau histerektomi. :
pertimbangan antaralain paritas, kondisi ibu, jumlah perdarahan.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
5
Nama, usia, pekerjaan, agama, alamat
2. Keluhan Utama
Perdarahan dari jalan laahir, badan lemah, keringat dingin, perubahan
kesadaran
3. Riwayat Kesehatan
• RKD
Yang perlu dikaji pada klien, apakah klien pernah mengalami obstetric
operatif sebelumnya, atau ada penyulit persalinan sebelumnya seperti
hipertensi, kelainan uterus spt mioma uteri ,dll.
• RKS
Atonia uteri sering di jumpai pada multi para dan grademulti para kala
1 atau kala 2 yang memenjang persalinan cepat dll.
• RKK
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah,
eklamsi dan pre eklamsi.
4. Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital, fundus uteri, kulit, pervaginam, kandung kemih
• Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
• Mata
Biasanya konjungtiva anemis
• Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan
Denyut jantung : frekuensi, karakteristik, ( nadi biasanya cepat, TD
cenderung menurun)
• Abdomen
Kaji kontraksi uterus (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang
semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, lakukan
perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui
adanya distensi kandung kemih.
• Vulva dan Vagina
Biasanya terdapat perdarahan pervagina dan biasanya darah berwarna
merah tua
6
• Integument / kulit
Kemungkinan akral teraba dingin, turgor kulit > 1 detik, CRT > 2 detik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko pendarahan b.d komplikasi pasca partum
2) Resiko syok b.d kekurangan volume cairan
3) Hipovelomia b.d kehilangan cairan aktif
C. INTERVENSI
N DIAGNOSA SLKI SIKI
O KEPERAWAT
AN
7
3) Tekanan darah Monitor koagulasi
cukup membaik
Terapeutik
Pertahankan bedrest
selama perdarahan
Gunakan kasur
pencegah dekubitus
Hindari pengukuran
suhu rektal
Edukasi
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari
aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan
asupan makan dan
vitamin K
Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
8
Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
Anjurkan pemberian
produk darah, jika
perlu
Anjurkan pemberian
pelunak tinja, jika perlu
9
2. Resiko syok b.d Setelah dilakukan Pencegahan Syok
kekurangan tindakan keperawatan
Observasi:
volume cairan selama 1x24 jam, maka
tingkat syok menurun, Monitor status
dengan kriteria hasil : kardiopulmonal
Monitor status
1) Tinkst kesadaran
oksigenasi
membaik
Monitor status cairan
2) Saturasi oksigen
Monitor tingkat
cukup membaik
kesadaran dan respon
3) Tekanan darah
pupil
cukup membaik
Periksa riwayat alergi
Terapeutik:
Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Persiapan intubasi
dan ventilasi
mekanik, jika perlu
Pasang jalur IV, jika
perlu
10
Pasang kateter
urine untuk menilai
produksi urine
Lakukan skin test
untuk mencegah
reaksi alergi
Edukasi
Jelaskan
penyebab/faktor
risiko syok
Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
Anjurkan melapor
jika
menemukan/meras
akan tanda dan
gejala syok
Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Anjurkan
menghindari
alergen Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian IV, jika
perlu
Kolaborasi
pemberian transfusi
darah, jika perlu
11
Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika
perlu
Terapeutik
1) Hitung kebutuhan
cairan
2) Berikan posisi modified
trendelenburg
3) Berikan asupan cairan
oral
Edukasi
12
1) Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
2) Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
1) Kolaborasi
pemberian cairan
IV issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)
2) Kolaborasi
pemberian
cairan IV
hipotonis (mis.
glukosa
2,5%,
NaCl 0,4%)
3) Kolaborasi
pemberian cairan
koloid (mis.
albumin,
plasmanate)
4) Kolaborasi
pemberian produk
darah
13
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/lp-atonia-uteridocx-pdf-free.html
https://pdfcoffee.com/patofisiologi-29-pdf-free.html
https://www.slideserve.com/tad-phillips/scanning-af-cervixuteri/?
utm_source=slideserve&utm_medium=website&utm_campaign=auto+relat
ed+load https://www.academia.edu/29328544/Askep_atonia_uteri1
https://www.scribd.com/document/446792438/LP-ATONIA-UTERI-docx
14