Anda di halaman 1dari 6

Nama : Annisa Rachma Yana Eka Putri

NIM : 072011633090
Prodi : Ilmu Informasi dan Perpustakaan
Matkul : UTS Preservasi

UJIAN TENGAH SEMESTER


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mata Kuliah : Preservasi


UTS : Gasal 2021/2022 (2 SKS)
Jadwal : Rabu, 3 November 2021 (11.30 – 13.00)
Dosen : Meinia Prasyesti, S.IIP., MA

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik, jelas, dan argumentatif di dukung dengan
konsep yang telah dipelajari dalam materi perkuliahan. Penilaian didasarkan pada panjang
dan dalamnya jawaban yang diberikan.

1. Kegiatan Preservasi di Perpustakaan merupakan salah satu kegiatan penting dalam


keberlangsungan pengelolaan informasi, dengan tujuan nilai guna dari informasi
tersebut dapat memberi kebermanfaatan dalam waktu yang lebih lama. Maka perlu
kompetensi khusus yang dimiliki oleh seorang pustakawan, baik secara manajerial
maupun teknis dalam kegiatan preservasi. Salah satunya, dalam kegiatan preservasi
pustakawan perlu mempertimbangkan skala prioritas bahan Pustaka selain juga
menjawab beberapa pertanyaan penting dalam kegiatan preservasi tersebut. Berikan
penjelasan beserta contohnya apa yang dimaksud skala prioritas bahan Pustaka dan
pertanyaan penting dalam kegiatan preservasi bahan Pustaka di perpustakaan!
Jawab :
Skala prioritas
Skala prioritas bahan pemustakan ialah kegiatan yang terdapat pada preservasi
yang memiliki peran penting, dimana bahan pustaka ini bisa membantu untuk
mendapatkan kriteria-kriteria suatu bahan pustaka yang berdampak dan dapat juga
kemungkinan yang terjadi dari beberapa kegiatan yang telah berlangsung secara
bersamaan.
Secara umum bahan pustaka yang diperhatikan pada perhitungan dan
penentuan skala prioritas ini sebagai berikut :
a. Bahan pustaka yang masih menggunakan frekuensi tinggi
Misalnya bahan pustaka yang sering dipinjam dan dipergunakan untuk para
pengguna, baik itu dipinjam dan dibaca diperpustakaan atau dipinjam hanya
untuk dibaca ditempat selain perpustakaan (rumah,café,mall)
b. Bahan pustaka yang memiliki nilai utama dan nilai ekonomi tinggi
dibandingkan dengan bahan pustaka lain.
Seperti contohnya bahan pustaka dimana saat terjadi kerusakan maka akan
membutuhkan uang cukup besar untuk melakukan pelestarian kembali bahan
pustaka tersebut atau penggadaan bahan pustaka.
c. Bahan pustaka yang jarang dipakai tetapi memiliki nilai guna atau bermanfaat
bagi pengguna dapat digunakan sebagai penelitian atau haya untuk referensi
saja.
Misalnya saja naskah yang sudah kuno contoh tersebut memiliki nilai guna
yang tinggi dikarenakan memiliki nilai sejarah dan langka untuk ditemukan,
dan apabila terjadi kerusakan maka tidak dapat diganti lagi. Sehingga harus
melakukan perawatan dan pelestarian karena masih mempunyai nilai guna
cukup tinggi untuk rujukan referensi di dalam penelitian.
Prioritas bahan pustaka biasanya ditentukan berdasarkan isu “urgensi” dan
kepentingan dasar perpustakaan serta terwujudnya tujuan perpustakaan. Menurut
pertimbangan Sherelyn Ogden memprioritaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan prioritas, antara lain:
a) Faktor Penggunaan
Faktor penggunaan, koleksi yang terus-menerus digunakan atau
dipinjam tentu memerlukan perhatian atau perawatan ekstra, karena
koleksi yang terus-menerus digunakan lebih besar kemungkinannya
untuk mengalami kerusakan, seperti kerutan halaman buku, pemisahan
sampul dan penjilidan buku, dan penjilidan buku yang lepas. Halaman
buku cepat aus/kotor.
b) Faktor Penyimpanan
Koleksi yang disimpan di tempat berbahaya seperti koleksi yang
mudah dicuri dan tidak diawasi dengan baik tergolong koleksi berisiko
tinggi. Bahan koleksi perpustakaan diletakkan di tempat yang terlalu
panas, terlalu kering, terlalu basah, atau terlalu kotor, yang tentunya
akan merusak koleksi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, faktor
penyimpanan bahan pustaka juga menjadi pertimbangan yang sangat
penting.

c) Faktor Nilai Estetika Bahan Pustaka


Koleksi bahan pustaka yang sudah langka dan bahan pustaka khusus
tentunya membutuhkan perhatian, perawatan dan perawatan yang lebih
tinggi dari koleksi bahan pustaka biasa. Hal ini dilakukan karena jika
koleksi perpustakaan langka dan khusus yang mengandung unsur nilai
sejarah dan budaya dimusnahkan, maka akan sulit mencari koleksi
alternatif.
Pentingnya isu dalam pelestarian bahan pustaka tidak kalah pentingnya dengan
prioritas bahan pustaka. Melalui kegiatan ini dapat membantu pustakawan untuk
mengidentifikasi topik bahan pustaka tertentu, atau dapat dikatakan melalui metode
pengumpulan (conspectus method), dan kegiatan ini juga membantu melestarikan.
Oleh karena itu, prioritas bahan yang dapat dilestarikan harus dapat menjawab
setidaknya pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Materi perpustakaan seperti apa yang yang harus dilestarikan ?

2. Materi perpustakaan apa yang harus ditransfer ke durable medium seperti


micro film, Compact disc, dan sebagainya ?

3. Apakah materi yang terus diproduksi dapat dilestarikan dengan alih media
dari bentuk asli ke bentuk lain ?

4. Metode khusus apa yang harus ditentukan dalam menangani perbaikan


materi ?

2. Dalam kegiatan preservasi setiap perpustakaan memiliki permasalahan yang beragam


dan kompleks serta berbeda satu dengan lainnya. Hal ini membutuhkan strategi
khusus dalam menangani permasalahan yang ada. Dibutuhkan kemampuan dalam (1)
mengidentifikasi permasalahan (2) menyiapkan strategi penyelesaian masalah (3)
menentukan sumber dana (finansial) (4) menentukan kebijakan terkait lainnya, oleh
seorang pustakawan. Jelaskan secara terinci empat kemampuan yang harus dimiliki
pustakawan tersebut serta berilah contoh untuk memperjelas jawaban anda!
Jawab :
Berikut 4 strategi khusus yang harus ada pada pustakawan dalam mengatasi masalah,
antara lain :
a) Dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada
Mengidentifikasi masalah pada umumnya memiliki tiga
langkah, yaitu :
1) Menemukan masalah yang ada (problem)
2) Mengidentifikasi sumber dari permasalahan tersebut
3) Menemukan isu yang terdapat pada permasalahan

Misalnya, pada perpustakaan memiliki bahan pustaka/koleksi


yang hilang karena telah dipinjam oleh pemustaka, dan bahan
pustaka tersebut tidak kembali. Maka pustakawan harus bisa
menemukan permasalahannya (pemustaka yang telah
nenghilangkan bahan pustaka pinjaman), Lalu pustakawan
diharuskan mengidentifikasi sumber dari permasalahan
(pemustaka lalai perihal meminjam bahan pustaka pinjaman),
kemudian pustakawan menemukan isu dan menjelaskan
permasalahan yang telah dialaminya (pemustaka telah
menghilangkan bahan pusaka pinjaman dikarenakan lalai dalam
hal menyimpan dan menaruh bahan pustaka tersebut).

b) Dapat menyiapkan strategi penyelesaian masalah


Pada sebuah permasalahan di dalam proses preservasi
perpustakaan dapat diselesaikan, dan diperlukan strategi dalam
penyelesaian masalah tersebut. Contohnya, ada masalah di
dalam proses preservasi pada perpustakaan berupa
pustaka/koleksi yang sudah hilang karena telah dipinjam oleh
pemustaka dan tidak kembali. Pustakawan harus mampu
menyiapkan strategi agar dapat menyelesaikan masalah seperti
halnya yang terdapat dalam bahan pustaka tersebut pada
perpustakaan, pustakawan juga harus dapat menggandakan
(secara sah serta sudah memiliki izin resmi) dan telah memiliki
salinan dari bahan pustaka tersebut apabila sewaktu-waktu
hilang, perpustakaan pun juga masih memiliki data salinannya.
Strategi lainnya dapat memberikan sanksi hukuman pada
pemustaka yang sudah menghilangkan bahan pustaka tersebut
berupa membeli bahan pustaka yang sama atau dapat juga
diberikan denda senilai harga bahan pustaka yang hilang
c) Mampu menentukan sumber dana (finansial)
Pustakawan juga harus mampu mengidentifikasi sumber
pendanaan (finansial) untuk masalah yang timbul dari proses
kearsipan perpustakaan. Dalam hal ini, pustakawan harus
menentukan dana yang rusak akibat masalah (kehilangan nilai
buku yang hilang), dan pustakawan harus menentukan sumber
dana yang akan diterima selanjutnya (mungkin denda). Jika
pengguna tidak dapat mengganti buku, dapat diganti berupa
buku baru dengan jenis yang sama). dengan buku-buku yang
dilewati). Setelah itu, sumber dana dan jumlah kerugian harus
diorganisir dan dilaporkan kepada pengelola perpustakaan
sebagai bentuk pengelolaan perpustakaan.

d) Mampu menentukan kebijakan terkait lainnya


Jika ada masalah dalam proses pelestarian perpustakaan, seperti
buku yang terlewatkan oleh pengguna karena lalai dalam proses
peminjaman buku. Dalam hal ini, pustakawan harus dapat
menentukan kebijakan pelestarian kehilangan bahan pustaka
dengan menyiapkan salinan media transfer (seperti mikrofilm)
dari awal kepemilikan bahan pustaka, sehingga dapat
melestarikan bahan pustaka baik dalam bentuk fisik atau masih
bersifat non fisik. Karena tujuan dari proses preservasi adalah
untuk memelihara dan melestarikan bahan/koleksi
perpustakaan, yang mengandung informasi untuk kepentingan
umum generasi sekarang dan yang akan datang.
3. Jelaskan tiga aspek dalam tantangan kegiatan preservasi digital dan berikan contoh
yang relevan!
Jawab :
a. Aspek Legal yaitu aspek yang berkaitan dengan hak cipta dan kepemilikan file
digital. Yang dimaksud disini adalah ketika melakukan kegiatan preservasi
digital, sebagai pustakawan kita harus menjaga hak cipta dan kepemilikan
dokumen digital. Mendistribusikan, meminjamkan, membagikan, dan
memperbanyak bahan pustaka tanpa izin pemilik bahan pustaka. Misalnya
ketika kita melakukan kegiatan preservasi digital terhadap bahan pustaka,
maka akan timbul hak cipta yang lebih mudah dilakukan karena bahan pustaka
sudah dalam bentuk digital.
b. Aspek Intelektual yaitu khususnya aspek-aspek yang terkait dengan
pertanyaan keaslian data digital. Artinya ketika melakukan preservasi digital,
kita harus menjaga keaslian dan kemurnian data digital, jangan sampai kita
menambah atau menghapus data, konten, halaman atau sejenisnya. Misalnya,
dokumen perpustakaan digital tidak dapat diautentikasi dengan tanda tangan
basah, jadi kita harus benar-benar menjaganya.
c. Aspek ekonomi adalah aspek yang berkaitan dengan kepemilikan
perpustakaan untuk mengikuti perkembangan dan pembaruan teknologi, serta
pesatnya perkembangan teknologi terkini. Misalnya, teknologi yang
digunakan saat ini mungkin berbeda dengan teknologi enam tahun ke depan,
jadi kita sekarang harus mengikuti evolusi teknologi yang ada.

***

Anda mungkin juga menyukai