Anda di halaman 1dari 21

.

ETIKA PROFESI, HUKUM KESEHATAN DAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


(RMK 515)

MODUL 1
ETIKA, HUKUM, TUJUAN ETIKA, FUNGSI ETIKA DAN ETIKET

DISUSUN OLEH
SISWATI, A.MdPerKes, SKM, MKM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2021

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 21
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari bagian pertama modul ini yang berisi visi misi Universitas
Esa Unggul dan rincian perkuliahan dengan kuis serta tugas yang harus
dikerjakan sebagai latihan mandiri, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menguraikan visi dan misi Universitas Esa Unggul


2. Merinci topik-topik perkuliahan etika profesi, hukum kesehatan dan
pendidikan anti korupsi
3. Mengidentifikasi buku referensi, komponen dan proporsi penilaian mata
kuliah etika profesi , hukum kesehatan dan pendidikan anti korupsi
4. Menjelaskan pengertian etika, hukum, tujuan etika, fungsi etika dan etiket.

B. Uraian
1. Visi dan Misi
Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas
dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul
dalam mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan
Tinggi.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul
menetapkan misi sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan

2. Topik Perkuliahan
Dengan semakin bertambahnya jenis pelayanan kesehatan di Indonesia
dan semakin sadarnya masyarakat sebagai pengguna fasilitas pelayanan
kesehatan, dibutuhkan pelayanan dari tenaga kesehatan maupun
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan etika profesi, dan standar
profesi. Etika dan standar profesi menjadi acuan bagi penyedia
pelayanan kesehatan maupun masyarakat sebagai pengguna jasa

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 21
pelayanan kesehatan dalam melaksanakan tugas keprofesiannya.
Beberapa pedoman etika profesi yang dapat dijadikan acuan dengan
terbitnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan dan masih banyak lainnya yang
akan dibahas dalam modul ini.
Mengacu pada Undang Undang Rumah Sakit tahun 2009 ditetapkan
bahwa Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, etika profesi,
standar prosedur operasional yang berlaku, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien. Bersumber dari kebijakan ini,
bahwa profesi Perekam Medis dan Informsi Kesehatan harus memahami
etika profesinya. Pada dasarnya etika profesi adalah acuan yang berisi
kaidah kaidah bagaimana para profesi berperilaku dalam melakukan
pekerjaan keprofesiannya. Apa yang boleh dilakukan dan apa saja yang
tidak dibenarkan tertuang dalam kode etik profesi.
Pada bidang kesehatan, setiap fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
penyedia jasa pelayanan juga memiliki peraturan yang berisi tentang
sikap dan etika dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai kode
etik profesi yang dianut. Sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan,
masyarakat akan mendapat pelayanan dari para tenaga kesehatan
sesuai standar profesi dalam batas batas etika yang ditetapkan.

Adapun topik-topik perkuliahan sebelum UTS adalah :


Topik 1 : Pengantar etika, hukum, tujuan etika, fungsi etika dan etiket.
Topik 2 : Ajaran moral, moralitas, agama, dan faktor penentu moralitas
dan norma
Topik 3 : Kode etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)
Topik 4 : Etika profesi PMIK
Topik 5 : Standar profesi dan kompetensi PMIK
Topik 6 : Legalitas profesi PMIK
Topik 7 : Pengertian hukum kesehatan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 21
Setelah ujian tengah semester, materi membahas tentang hukum kesehatan
dalam pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan serta pendidikan anti
korupsi sebagai bekal dalam menjalankan tugas keprofesiannya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada topik di bawah ini.

Untuk topik perkuliahan sesudah UTS yang akan disampaikan antara lain :
Topik 8 : Aspek hukum rekam medis, isi dan kegunaannya
Topik 9 : Rahasia kedokteran dan pemberian data pasien
Topik 10: Persetujuan tindakan kedokteran
Topik 11: Visum et Repertum (VeR)
Topik 12: Hak dan kewajiban pasien. hak dan kewajiban rumah sakit
Topik 13: Korupsi dan pendidikan anti korupsi
Topik 14: Akar korupsi dan penyebab korupsi

3. Buku Referensi dan Komponen Penilaian


Mata kuliah etika profesi, hukum kesehatan dan pendidikan anti korupsi
diberikan kepada mahasiwa program studi D3 Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan (RMIK) yang harus diwujudkan dalam satu semester perkuliahan.
Adapun tujuan perkuliahan yang dimaksud adalah :

Setelah selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu :


a. Menjelaskan pengertian etika, hukum, tujuan etika, fungsi etika dan etiket
b. Menjelaskan pengertian ajaran moral, moralitas, agama dan faktor penentu
moralitas
c. Menjelaskan pengertian kode etik profesi PMIK dan penyebab
pelanggarannya
d. Menjelaskan pengertian standar profesi dan standar kompetensi PMIK
e. Menjelaskan kompetensi profesionalisme yang luhur dan mawas diri
f. Menjelaskan legalitas profesi PMIK
g. Menjelaskan pengertian hukum kesehatan
h. Menjelaskan aspek hukum rekam medis
i. Menjelaskan rahasia kedokteran dan pemberian data pasien
j. Menjelaskan pengertian persetujuan tindakan kedokteran
k. Menjelaskan pengertian visum et repertum (VeR)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 21
l. Mengidentifikasi hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban rumah sakit
m. Menjelaskan pengertian korupsi dan pendidikan anti korupsi
n. Menjelaskan akar korupsi dan penyebab korupsi

Untuk mencapai tujuan tersebut, mata kuliah etika profesi, hukum kesehatan
dan pendidikan anti korupsi menggunakan berbagai buku referensi tentang
etika profesi, hukum kesehatan, dan pendidikan anti korupsi. Selain membaca
peraturan dan perundangan terkait dengan hukum dalam pelayanan kesehatan,
juga ada beberapa buku yang direkomendasikan untuk dipelajari, yakni :
1. Asyhadie, Zaeni H. 2017. Aspek-Aspek Hukum Kesehatan di Indonesia.
Depok: PT Rajagrafindo Persada.
2. Indriyanti Dewi, Alexandra. 2008.Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher.
3. Mardani. 2017. Etika Profesi Hukum. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
5. Sadi Is, Muhamad. 2015.Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Kencana.
6. Ummul Firdaus, Sunny. 2008. Rekam Medis Dalam Sorotan Hukum dan
Etika. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
7. Gerardus Gegen dan Aris prio Agus. 2019. Etika profesi Keperawatan dan
Hukum Kesehatan. Jakarta: CV.Trans Info Media.
8. Masrudi Muchtar.2016.Etika profesi dan Hukum Kesehatan Perspektif
Profesi Bidan Dalam Pelayanan kebidanan di Indonesia.Yogyakarta.
Pustaka Baru Press

Untuk penilaian akhir, komponen nilai yang digunakan terdiri dari UTS, UAS,
kuis on-line, tugas on-line dan kehadiran. Dalam kuliah online komponen
kehadiran diperhitungkan dengan aktivitas penugasan dan kuis.
Adapun proporsi penilaiannya sebagai berikut :
a. UTS = 35 %
b. UAS = 35 %
c. Kuiz on-line = 10 %
d. Tugas on-line = 10 %
e. Kehadiran = 10 %

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 21
C. Latihan
a. Sebutkan visi Universitas Esa Unggul
b. Jelaskan klasifikasi topik-topik perkuliahan mata kuliah etika profesi
c. Sebutkan beberapa buku yang digunakan dalam perkuliahan etika profesi
d. Apakah komponen yang digunakan dalam penilaian kuliah online mata
kuliah etika profesi, hukum kesehatan dan pendidikan anti korupsi ?

D. Kunci Jawaban
a. Visi Universitas Esa Unggul adalah menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam
mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi
b. Topik perkuliahan etika profesi, hukum kesehatan dan pendidikan anti
korupsi terdiri dari pengertian etika, etiket, tujuan etika dan fungsi etika
c. Buku referensi yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah Undang-
Undang Republik Indonesia tentang kesehatan, etika profesi dan hukum
kesehatan serta pendidikan anti korupsi
d. Komponen penilaian mata kuliah etika profesi, hukum kesehatan, dan
pendidikan anti korupsi adalah UTS, UAS, tugas on-line, kuis on-line dan
kehadiran.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 21
PENGERTIAN ETIKA, HUKUM, TUJUAN ETIKA, FUNGSI ETIKA DAN ETIKET

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini yang berisi uraian pengertian etika, hukum,
tujuan etika, fungsi etika, etiket dengan kuis dan tugas yang harus dikerjakan
sebagai latihan mandiri, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian etika
2. Menjelaskan perbedaan dan persamaan etika dan hukum
3. Menjelaskan tujuan etika dan fungsi etika
4. Menjelaskan pengertian etika dan etiket

B. Uraian
1. Etika
Kata etika sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, yang berarti sikap dan
perilaku seseorang. Ajaran-ajaran etika telah ditanamkan sejak masih
anak-anak dengan harapan seseorang akan tumbuh menjadi manusia
yang beretika, dan berperilaku baik dalam bermasyarakat di kemudian
hari. Masyarakat ingin hidup teratur, aman, tenteram dan tertib baik di
lingkungan keluarga maupun di masyarakat. Sikap yang baik, sopan
santun, saling menghormati, baik dalam keluarga, maupun di lingkungan
sekitarnya menjadi dasar seseorang bisa bermasyarakat dengan baik.
Hukum dan etika sama sama mengatur manusia menjadi manusia yang
lebih baik. Hukum dibuat oleh lembaga negara, sedangkan etika disusun
oleh kelompok organisasi profesi. Sanksi yang diberikan ada perbedaan,
jika pelanggaran hukum sanksi diberikan oleh negara, sedangkan
pelanggaran etika sanksi diberikan oleh organisasi profesi.
Dalam tulisannya Notoatmodjo, Soekidjo, 2010 mengatakan bahwa etika
berasal dari bahasa Yunani “etos” yang berarti adat, kebiasaan, ahlak,
watak perasaan, sikap atau cara berpikir. Dalam bahasa latin etika sama
dengan moral yang berasal dari kata “mos” (tunggal) atau “mores”
(jamak), yang berarti kebiasaan, adat, norma, etik yang berlaku. Baik etika
maupun moral dapat diartikan adat kebiasaan orang atau manusia dalam
konteks sosialnya. Etika adalah aturan bertindak ditentukan oleh setiap
kelompok masyarakat, dan biasanya bersifat turun temurun dari generasi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 21
ke generasi, dan tidak tertulis. Etika juga dapat berarti aturan bertindak
atau berperilaku dalam suatu masyarakat tertentu atau komunitas.
Etika berbeda dengan etiket, kedua kata tersebut memang hampir sama
tetapi pengertiannya berbeda antara kata “etika’ dan “etiket”. Etika atau
moral adalah cara yang dilakukan secara umum dan yang berlaku pada
kelompok masyarakat tertentu. Misalnya mencuri atau mengambil milik
orang lain, berdusta, korupsi, dan sebagainya. Tindakan mencuri,
berdusta, korupsi adalah tindakan tidak etis atau tindakan yang tidak
bermoral bagi orang yang melakukan. Tujuan hukum dan etika adalah
sama-sama agar terciptanya kehidupan yang tertib, aman, dan damai
oleh karena itu harus mematuhi etika dan hukum (Notoatmodjo, Soekidjo,
2010).

2. Hukum
Dalam kehidupan manusia, ada yang disebut dengan aturan, pedoman
atau panduan. Baik aturan dalam keluarga, aturan bertetangga,
bermasyarakat, aturan dalam bekerja dan sebagainya. Aturan aturan ini
ada yang tertulis ada pula yang tidak tertulis, namun harus diikuti oleh
setiap orang. Sejak masih anak-anak sudah diberlakukan aturan keluarga,
mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Pada
hakekatnya setiap manusia memiliki keinginan atau hasrat agar hidupnya
teratur, aman, nyaman dan tenteram.
Sebagai manusia sering mendapat wejangan, ajaran ajaran agama atau
ajaran moral yang diberikan oleh orang tua dengan tujuan menjadi
manusia yang baik dan menyempurnakan hidup manusia. Hukum yang
berisi aturan kaidah hukum terbentuk dari beberapa kaidah yang
melandasi kaidah hukum. Kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antar
manusia melalui keserasian antara ketertiban dan landasan hukum.
Kaidah hukum dapat diartikan sebagai peraturan yang dibuat secara
resmi oleh pemegang kekuasaan dan mengikat setiap orang dan
pemberlakuannya merupakan paksaan yang harus ditaati, bila terjadi
pelanggaran akan dikenakan sanksi tertentu.
Dalam bukunya etika dan hukum kesehatan, 2008, Indriyanti, Dewi
mengatakan bahwa kaidah hukum berasal dari kekuasaan yang formal,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 21
sehingga berlakunya dapat dipaksakan. Kaidah hukum lahir dilandasi oleh
beberapa kaidah yang antara lain kaidah agama, kaidah kesusilaan dan
kaidah sopan santun.

a. Kaidah agama
Kaidah agama bersumber dari ajaran agama dan kitab suci dengan
tujuan untuk menyempurnakan hidup manusia. Setiap individu
mempunyai keyakinan dan kepercayaan, oleh karena itu, agama
menjadi dasar dan landasan setiap keyakinan masing masing. Sanksi
hukum yang terjadi merupakan sanksi hukum sebab dan akibat,
artinya perbuatan seseorang yang baik akan menghasilkan kebaikan.
Sebaliknya perbuatan yang buruk menghasilkan sesuatu yang tidak
menyenangkan atau kecelakaan.
b. Kaidah kesusilaan
Sebagai individu yang berhubungan dengan manusia lain, ada
ketentuan yang mengatur yaitu ketentuan moral dan nilai. Tujuan dari
kaidah ini adalah membentuk kebaikan ahlak pribadi guna
penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan
perbuatan yang jahat. Pelanggarannya berupa penyesalan, rasa takut,
rasa bersalah dan rasa malu.
c. Kaidah sopan santun
Kaidah ini sering disebut adat istiadat yang terkait dengan kaidah
moral. Kaidah sopan santun ditujukan pada sikap lahir manusia,
karena penilaian tentang baik buruknya yang dilakukan oleh
masyarakat dan bukan oleh badan yang formal. Sanksi pada kaidah
ini biasanya berupa cemoohan, celaan, pengucilan, dan lain lain yang
dilakukan masyarakat.

Ketiga kaidah ini memberikan landasan yang kuat untuk timbul dan
lahirnya kaidah hukum. Kaidah agama memberikan landasan spiritual
pada kaidah hukum, sedangkan kaidah kesusilaan dan adat istiadat
memberikan landasan moral.
Kaidah hukum berfungsi melindungi kepentingan manusia, baik yang
sudah diatur dan ditata dalam kaidah agama, kesusilaan dan sopan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 21
santun maupun yang belum. Kaidah hukum melihat dari perbuatan
manusia secara lahiriah, meskipun terkadang motivasi dan aspek batiniah
menjadi bahan pertimbangan untuk meringankan atau memberatkan
sanksi yang akan dijatuhkan. Kaidah hukum berasal dari kekuatan formal
dan berlakunya dipaksakan. Hukum menuntut suatu pelaksanaan
pentaatan kaidah semata, dimana aspek moralitas hanya menjadi bahan
pertimbangan (Indriyanti Dewi, Alexandra 2008).
Kaidah hukum bersifat umum karena dapat diperlakukan kepada siapa
saja, dimana saja, dan kapan saja sesuai dengan kewenangan hukum
yang berlaku. Sanksi hukum bersifat tegas, memaksa dan mengikat
karena beberapa alasan:
a. Ada ketentuan yang jelas
b. Ketentuan disahkan oleh organisasi kekuasaan yang diakui dan
memiliki legitimasi
c. Ada lembaga yang berwenang melakukan penegakkan hukum.

Dalam uraiannya (Indriyanti Dewi, 2008) mengatakan bahwa pada


hakekatnya hukum adalah kekuasaan yang mengatur, mengusahakan
ketertiban dan membatasi ruang gerak individu. Dengan aturan-aturan
hukum diharapkan kehidupan bermasyarakat menjadi aman, tenteram
dan teratur.

3. Tujuan Etika
Mengapa seseorang perlu memelajari etika, tentu ada tujuannya antara
lain agar manusia dalam bermasyarakat dapat berbuat baik, mana
dianggap benar dan mana yang dianggap salah dan mana yang dapat
diterima oleh lingkungannya. Pada prinsipnya etika adalah aturan
bertindak dalam kehidupan bermasyarakat yang dianut atau yang
dijalankan, meskipun tidak secara tertulis.
Menurut Mardani dalam Etika Profesi Hukum, 2017 memberikan 3(tiga)
alasan memelajari etika, yaitu:
a. Dalam hidup bermasyarakat selalu harus berbuat baik untuk
mengambil keputusan menurut cara yang dianggap benar. Terkadang
cara yang dilakukan dianggap salah, bila dibandingkan dengan norma

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 21
yang berlaku. Etika adalah studi tentang kehendak manusia yang
berhubungan dengan keputusan benar dan salah dalam suatu tindakan
manusia. Benar dan salahnya manusia berhubungan dengan berbagai
prinsip yang mendasari nilai-nilai hubungan antar manusia.
b. Etika berusaha menemukan prinsip-prinsip paling tepat dalam
bersikap, hal ini diperlukan agar hidup menjadi sejahtera secara
keseluruhan. Etika berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan atau
adat istiadat manusia dalam masyarakat yang bersifat fundamental dan
selalu melekat pada kodrat manusia. Etika membahas tentang
kebenaran dan ketidakbenaran yang didasarkan pada kodrat manusia
yang bermanifestasi dalam kehendak manusia.
c. Nilai-nilai moral dikembangkan agar dapat memungkinkan manusia
berkehendak bebas, sebab moral yng berlaku selalu mendapat
perhatian dalam segala situasi hidup manusia. Etika mencari dan
menunjukkan nilai kehidupan yang benar secara manusiawi, kemudian
bertanya serta berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dapat
diajukan sebagai berikut:
• Manakah nilai-nilai yang paling pantas diperhatikan ?
• Mengapa seseorang dinyatakan berbuat lebih baik daripada yang
lain ?
Etika membahas tentang nilai-nilai manusia, berusaha merangsang
timbulnya perasaan moral dan menemukan nilai-nilai hidup yang baik
dan benar, juga mengilhami manusia agar berusaha mencarinya.

4. Fungsi Etika
Etika sebagai aturan seseorang bertingkah laku harus dipenuhi dalam
bermasyarakat, termasuk dalam kelompok masyarakat profesi Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan. Sebagai anggota masyarakat dimanapun
berada selalu terikat oleh etika umum yang mengatur hak dan kewajiban
setiap anggota kelompok atau masyarakat tersebut.

Menurut Mardani dalam Etika Profesi Hukum, 2017 ada 2(dua) fungsi
etika, yaitu:
a. Fungsi etika dalam tingkah laku:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 21
1) Etika berfungsi sebagai pembimbing tingkah laku manusia, agar
dapat mengelola kehidupan ini sehingga tidak sampai bersifat
tragis.
2) Etika membantu manusia mencari orientasi secara kritis dalam
berhadapan dengan masyarakat pluralistik termasuk dalam bidang
moraltias.
b. Fungsi etika terhadap agama :
1) Etika dapat membantu dalam menggali rasionalitas dari moralitas
agama, seperti mengapa Tuhan memerintahkan ini, bukan itu.
2) Etika membantu dalam menginterpretasikan ajaran agama yang
seakan-akan saling bertentangan
3) Etika dapat membantu menerapkan ajaran moral agama terhadap
masalah-masalah baru dalam kehidupan manusia, seperti soal bayi
tabung dan euthanasia, yaitu tindakan mengakhiri hidup dengan
segala kehidupan mahluk
4) Etika dapat membantu mengadakan dialog antar agama, karena
dapat mendasarkan diri pada argumentasi rasional belaka bukan
wahyu.

Dari uraian di atas bahwa etika dan hukum sama sama mengatur manusia
untuk berbuat baik, bertingkah laku sesuai ajaran etika dalam
bermasyarakat agar hidup aman, tenteram dan damai.

5. Etika dan Etiket


Dua kata yang hampir sama ini sering kita dengar dalam kehidupan sehari
hari, namun ternyata penggunaan dan pengertiannya berbeda antara
etika dan etiket. Istilah etika dan etiket meski keduanya nampak sama,
namun memiliki makna yang berbeda. Oleh karena itu penting untuk
mengetahui apa yang dimaksud dari kedua kata itu.
Menurut Alexandra Indriyanti Dewi, 2008, etika berasal dari bahasa
Yunani “Ethos” yang artinya adat istiadat atau kebiasaan. Dalam
perkembangannya etika dihubungkan dengan nilai, yang berbeda dari
pengertian sebelumnya, sehingga etika sering disebut dengan filsafat
tingkah laku manusia. Etika mempunyai landasan pemikiran atau suatu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 21
kerangka berpikir yang akhirnya melahirkan suatu sikap yang lebih
bernilai.
Dalam tulisannya yang diambil dari Bertens ada 3(tiga) pengertian etika
yaitu:
a. Etika dalam arti nilai atau moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok untuk mengatur tingkah laku yang di dalam
hal ini dapat disamakan dengan adat istiadat, atau kebiasaan.
b. Etika diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang juga lebih
dikenal dengan kode etik.
c. Etika yang mempunyai arti sebagai ilmu tentang baik dan buruk.
Dalam hal ini etika menjadi ilmu apabila kemungkinan-kemungkinan
etis yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat menjadi bahan
refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.

Sejalan dengan pemikiran Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya Etika


dan Hukum Kesehatan, 2010 bahwa moral atau etika bersumber pada
hati nurani yang selalu mempunyai konotasi positif. Apa yang disebut baik
atau tidak baik, atau perbuatan itu baik atau tidak baik adalah sesuatu
yang dapat diterima. Baik dan buruk mempunyai ukuran atau nilai yang
disebut nilai moral atau norma moral. Nilai moral dalam satu kelompok
atau masyarakat tertentu bisa sama bisa berbeda dengan kelompok
masyarakat yang lain. Hal ini disebabkan adanya perbedaan budaya dan
adat istiadat masyarakat setempat.
Secara umum nilai atau norma yang menyangkut kehidupan manusia
dalam masyarakat dimana saja, atau yang disebut norma umum, menurut
Soekidjo, 2010 dapat dikelompokkan menjadi 3(tiga) yaitu:
a. Norma kesopanan (etiket)
Norma atau nilai kesopanan ditentukan oleh masing-masing kelompok
budaya atau komunitas. Setiap “event” di setiap komunitas mempunyai
norma etiket tersendiri.
b. Norma hukum
Norma atau nilai hukum ditentukan oleh pemegang otoritas dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, atau bermasyarakat. Setiap bangsa

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 21
atau pranata sosial mempunyai norma-norma hukum yang digunakan
sebagai acuan dalam kehidupan berbangsa atau bermasyarakat.
c. Norma moral dan etika
Norma atau nilai moral yang pada umumnya bersifat universal
ditentukan oleh kelompok atau masyarakat tertentu. Norma moral
meskipun bersifat universal yang bersumber pada hati nurani manusia,
tetapi masing-masing kelompok masyarakat atau bangsa mempunyai
rumusan berbeda-beda.

Lebih lanjut diuraikan bahwa etika sebagai ilmu tingkah laku etis atau
moral mempunyai 2(dua) pendekatan yaitu:
a. Etika diskriptif
Etika diskriptif adalah suatu kajian etika yang bertujuan
menggambarkan tingkah laku moral yaitu tentang baik buruk, tentang
tindakan yang boleh dan tidak boleh dari suatu kelompok masyarakat
atau komunitas tanpa memberikan penilaian. Contohnya, tata cara
yang berlaku pada masing-masing kelompok suku bangsa di Indonesia
terkait dengan upacara perkawinan atau kematian. Etika ini
bermanfaat untuk mengembangkan pemahaman budaya satu
terhadap yang lain dalam rangka membangun toleransi dan
kebersamaan.
b. Etika normatif
Etika normatif menggambarkan etika dari masing-masing kelompok
komunitas, dan memberikan penilaian terhadap etika-etika yang
berlaku dengan menggunakan kriteria etis dan tidak etis untuk
menentukan benar atau etis dan tidak benar atau tidak etis. Misalnya
kawin kontrak, sunat pada anak perempuan di kelompok masyarakat
tertentu. Etika normatif ini bertujuan untuk merumuskan prinsip-prinsip
etis yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Menurut Soekidjo, 2010 etika normatif dibedakan menjadi:
1) Etika umum
Etika umum adalah suatu aturan tingkah laku masyarakat yang
harus dipenuhi untuk menjaga dan melestarikan kehidupan. Etika
umum mengatur hak dan kewajiban setiap orang dalam kelompok

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 21
masyarakatnya. Tingkah laku masyarakat dapat mengganggu
kehidupan apabila melakukan hal-hal yang merusak lingkungan.
Manusia harus bertanggung jawab terhadap kelestarian
lingkungannya, dengan merusak lingkungan dapat dikatakan
perbuatan tidak etis karena akan mengganggu kehidupannya
sendiri dan orang lain.
2) Etika khusus
Etika khusus merupakan aturan tingkah laku kelompok manusia
yang spesifik dalam kelompok tersebut. Kelompok masyarakat
yang khas atau spesifik ini adalah kelompok profesi. Setiap profesi
mempunyai ciri khas sendiri dan bervariasi sesuai dengan
profesinya masing-masing, seperti profesi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan, Kedokteran, Keperawatan, Apoteker, dan
sebagainya. Masing-masing profesi mempunyai aturan berperilaku
sesuai profesi tersebut. Rumusan atau aturan perilaku profesi
dalam bertindak disebut dengan kode etik.

Dalam bukunya etika profesi hukum, 2017, Mardani memberikan


pengertian bahwa etika sebagai sistem nilai yang menjadi pegangan
suatu kelompok profesi, mengenai apa yang baik dan buruk menurut nilai-
nilai dalam aspek tersebut yang dirumuskan dalam suatu norma tertulis,
yang kemudian disebut “kode etik”. Dalam tulisannya etika dapat diartikan
dalam 2(dua) hal yaitu:
a. Etika sebagai sistem nilai
b. Etika sebagai ilmu, atau cabang filsafat.
Dari dua pengertian di atas, etika berkembang menjadi kebiasaan
manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang
berbeda menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada
umumnya. Selain itu, etika juga berkembang menjadi studi tentang
kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang
diwujudkan melalui kehendak manusia. Dalam perkembangannya etika
dapat dibedakan antara etika perangai dan moral.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 21
a. Etika perangai
Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan masyarakat di
daerah-daerah, pada waktu tertentu. Etika perangai tersebut diakui
dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian
perilaku.
Contoh etika perangai adalah:
1) Berbusana adat
2) Pergaulan muda mudi
3) Perkawinan semenda
4) Upacara adat
b. Etika moral
Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar
berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar maka timbul
kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan
ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.
Contoh etika moral, yaitu:
1) Berkata dan berbuat jujur
2) Menghargai hak orang lain
3) Menghormati orang tua atau guru
4) Membela kebenaran atau keadilan
5) Menyantuni anak yatim/yatim piatu

Etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, bagaimana seharusnya


berbuat atau tidak berbuat. Kutipan dari Bertens dalam bukunya Mardani,
2017 membedakan etika dan etiket, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1: Perbedaan Etika dan Etiket


No Etika Etiket
1 Menetapkan norma perbuatan, Menunjukkan dan menetapkan
apakah itu boleh dilakukan atau aturan melakukan
tidak, misalnya masuk rumah perbuatan,yang tepat, baik, dan
orang lain tanpa izin (bukan benar sesuai dengan harapan.
cara masuk ke rumah tersebut).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 21
2 Berlaku tidak bergantung pada Hanya berlaku dalam
atau tidak nya orang lain, pergaulan, jika tidak ada orang
misalnya larangan mencuri lain maka etiket tidak berlaku,
selalu berlaku, baik ada atau misalnya makan tanpa baju.
tidak ada orang lain. Jika tidak ada orang lain,
makan tanpa baju tidak jadi
masalah.
3 Bersifat absolut, tidak dapat Bersifat relatif, sesuatu
ditawar, misalnya mencuri atau dianggap tidak sopan dalam
jangan membunuh. suatu kebudayaan dapat
dianggap sopan dalam
kebudayaan lain. Contoh,
memegang kepala orang lain, di
Indonesia tidak sopan, tapi di
negara tertentu hal itu dianggap
biasa.
4 Memandang manusia dari segi Memandang manusia dari segi
dalam (batiniah), orang yang luar (lahiriah), tampaknya dari
bersikap etis adalah orang yang luar sangat sopan dan halus,
benar-benar baik sikapnya, tidak tetapi dalam dirinya penuh
munafik. kebusukan dan kemunafikan.
Penipu berhasil dengan niat
jahatnya karena penampilan
yang begitu halus dan
menawan hati, sehingga mudah
meyakinkan korbannya.

Dari uraian di atas jelas bahwa etika dan etiket sama-sama mengatur
perilaku manusia, hanya penggunaannya yang berbeda. Jika etika dapat
dilihat dari niat seseorang (batiniah) untuk berperilaku atau bersikap. Ada
orang atau tidak ada orang lain etika berlaku. Etiket digunakan dalam
pergaulan terkait dengan hubungan antar manusia dan hanya melihat dari
lahiriah atau dari luar.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 21
Sebagai profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan seyogyanya
sudah dapat menata diri untuk bersikap menjadi manusia yang lebih baik
sesuai ajaran etika dalam melaksanakan tugas profesinya.

C. Tugas

1. Jelaskan apa pengertian etika, etiket dan dan hukum ?

2. Jelaskan secara singkat apa perbedaan hukum dan etika dan apa
persamaannya ?

3. Jelaskan apa tujuan dan fungsi etika bagi seseorang dalam bermasyarakat ?

4. Kebijakan manakah yang mengatur tentang tenaga kesehatan wajib bekerja


sesuai dengan etika profesi, dan standar profesi ?

5. Upaya apa yang Saudara lakukan untuk menjadi manusia yang beretika
dalam kehidupan bermasyarakat ?

D. Kuis
Kerjkan kuis tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu

1. Sejak masih anak-anak sudah ditanamkan ajaran-ajaran yang baik


dengan harapan seseorang akan tumbuh menjadi manusia yang beretika,
dan berperilaku baik dalam bermasyarakat di kemudian hari. Ajaran-
ajaran apakah yang dimaksud ?

A. Ajaran sopan santun


B. Ajaran hukum
C. Ajaran etika

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 / 21
2. Sebagai individu yang berhubungan dengan manusia lain, ada ketentuan
yang mengatur yaitu ketentuan moral dan nilai. Kaidah apakah yang
dimaksud ?

A. Kaidah hukum
B. Kaidah kesusilaan
C. Kaidah sopan santun

3. Hukum dan etika sama sama mengatur manusia menjadi manusia yang
lebih baik. Siapa yang menyusun aturan hukum ?

A. Lembaga negara
B. Organisasi profesi
C. Kelompok masyarakat

4. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, wajib bekerja


sesuai standar profesi. Kebijakan manakah yang mengatur hal tersebut ?

A. Undang-Undang Kesehatan
B. Undang-Undang Rumah Sakit
C. Undang-Undang Tenaga Kesehatan

5. Sebagai individu yang berhubungan dengan manusia lain, ada ketentuan


yang mengatur yaitu ketentuan moral dan nilai. Tujuan dari kaidah ini
adalah membentuk kebaikan ahlak pribadi guna penyempurnaan manusia
dan melarang manusia melakukan perbuatan yang jahat. Kaidah apakah
yang dimaksud pada kalimat di atas ?

A. Kaidah agama
B. Kaidah kesusilaan
C. Kaidah sopan santun

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 / 21
E. Daftar Pustaka

1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

3. Undang-Undang RI No. 34 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

4. Asyhadie, Zaeni H. 2017. Aspek-Aspek Hukum Kesehatan di Indonesia.


Depok: PT Rajagrafindo Persada.

5. Indriyanti Dewi, Alexandra. 2008.Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta:


Pustaka Book Publisher.

6. Mardani. 2017. Etika Profesi Hukum. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

8. Sadi Is, Muhamad. 2015.Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Kencana.

9. Ummul Firdaus, Sunny. 2008. Rekam Medis Dalam Sorotan Hukum dan
Etika. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

10. Gerardus Gegen dan Aris prio Agus. 2019. Etika profesi Keperawatan dan
Hukum Kesehatan. Jakarta: CV.Trans Info Media.

11. Masrudi Muchtar.2016. Etika profesi dan Hukum Kesehatan Perspektif


Profesi Bidan Dalam Pelayanan kebidanan di Indonesia.Yogyakarta.
Pustaka Baru Press

Link:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/03b7efe3b657eb67d4d28815d4e5c
abb.pdf

https://repository.penerbitwidina.com/media/314615-etika-profesi-aspek-hukum-
bidang-kesehat-2f831d1c.pdf

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 / 21
Forum:
Jelaskan menurut Saudara mengapa materi etika profesi penting diberikan pada
mahasiswa program studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK)?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 20 / 21

Anda mungkin juga menyukai