DEONTOLOGI
DISUSUN OLEH:
PUTRI AFRIYANI
(NIM:13404322107)
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN.
A. PENGERTIAN
B. tujuan dan fungsi
C. teori etika nilai dan moral
D. Teori utilitarianimisme dan deontology
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kode etik keperawatan?
2. Apa fungsi kode etik keperawatan ?
3. Apa isi kode etik keperawatan?
4. Pendapat teori utilitarianimisme dan deontology?
C .TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah
dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya akan lebih
efektif lagi apabila norma perilaku tersebut dirumuskan sedemikian
baiknya, sehingga memuaskan pi hak-pihak yang berkepentingan.
Kode etik profesimerupa kepentingan negara secara umum juga
dapat dijaga.
ETIKA
MenurutBertens K. (2000), etikaberasaldari kata ethos yang
pada bentuktunggalberartikebiasaan, adatistiadat, akhlak, watak,
perasaan, sikap, dan caraberpikir, sedangkandalambentukjamak (ta
etha) berartiadatkebiasaan: dengan kata lain
etikadiartikansebagaiilmutentangapa yang
biasadilakukanatauilmutentangadatkebiasaan. Elika juga
diartikansebagaisuatustudifilosofi yang memeriksanilai, kegiatan,
sertapilihanbenaratau salah.
Teorietikadigunakanuntukmelengkapiprinsip-
prinsipsertaukuranuntukdilemaetik:
teorietikamengandungdasarkepercayaantentang moral benarata
salah sertaalasan-alasanuntukmenjagakepercayaan yang
telahdisepakatitersebutFilosofietikaadalahrefleksianalisis dan
evaluasidarikebaikan dan keburukandaritingkahmanusia
Etika
KeperawatanDalamliteraturkeperawatandikatakanbahwaetikadimun
culkansebagaimoralitas, pengakuankewenangan, kepatuhan pada
peraturan, etikasosial, loyal pada rekankerja, sertabertanggungjawab
dan mempunyaisifatkemanusiaan. Untukmenjadiseorangprofesional
yang
mampuberpartisipasisecaraaktifdalamdimensietikpraktikkeperawata
n, perawatharussecaraterus-
menerusmengembangkansuatuperasaan yang kuattentangidentitas
moral mereka, mencaridukungandarisumberprofesional yang ada,
sertamengembangkankemampuandalambidangetik.
NILAI
Poerwadarmintamengartikannilaisebagaisifat-sifat (hal) yang
pentingataubergunabagikemanusiaan, contohnyaadalahnilai-nilai
agama-yang perludiindahkan. MenurutseorangfilsufJerman-Amerika,
Hans Jonas, nilaiadalahsesuatu yang ditujukandenganjawaban "ya"
Nilai selalumempunyaikonotasipositif dan sebaliknyasesuatu yang
sifatnyanegatifharusdihindarkan.
Manusiamengembangkanseperangkatnilai-
nilaiatauorientasinilaidengantujuanuntukmengatasimasalah-
masalahkehidupan yang umum dan terjadi. Pola
pemecahanmasalahinimenjadiciridarisuatukebudayaan yang dianut
oleh masyarakatterkait. Florence Kluckhohn dalam Iskandar J. (1992)
mengidentifikasisejumlahorientasinilai yang terkaitdenganmasalah-
masalahkehidupandasar, antara lain: (1)
manusiaberhubungandenganalamataulingkunganfisik (dalam arti
mendominasi, hidupdengan, atauditaklukkanalam); (2)
manusiamenilaisifat/hakikatmanusiadenganbaik, buruk,
ataucampurankeduanya: (3) manusiahendaknyabercerminkepada
masa lalu, masa kini, dan masa yang akandatang: (4)
manusialebihmenyukaiaktivitas yang sedang, akan,
atautelahdilakukan; dan (5) manusiamenilaihubungannyadengan
orang lain dalamkedudukan yang langsung, individualistik, atauposisi
yang sejajar. Orientasinilaitersebut sangat
berbedaantaraberbagaikebudayaan dan
subbudayadalammasyarakat.
(2) nilai-
nilaitingkatmenengahsepertikualitaskeberfungsianmanusia/pribadi,
keluarga yang baik, pertumbuhan, sertapeningkatankelompok dan
masyarakat yang baik; dan
(3) nilai-nilaitingkatketigamerupakannilai-
nilaiinstrumenalatauoperasional yang mengacukepadaciri-
ciriperilakudarilembagasosial yang baik, pemerintahan yang baik,
dan seorangprofesional yang baik, misalnya: dapatdipercaya, jujur,
dan memilikidisiplindiri. Dapatdiasumsikanbahwahubungan-
hubungan yang konsistenakanselaluada di antaratingkatanjenis-
jenisnilaitersebut, yang menerima dan memengaruhisecara optimal.
MenurutSutrisno, M. (2004),
nilaidimaksudkanuntukmengartikansecaraumumsemua yang
menjadiobjekpenghargaanataupunsebagaisesuatu yang pada
dirinyasendirilayakuntukdihormati dan dikagumi. Secara garis
besaradadua arti nilai, yaitu: (1) arti objektif,
yaitunilaiberartisifatkhas dan watakkhususdarisuatuhal, benda,
atauapasaja yang membuathaltersebutlebihataukuranglayak,
dihargai, dinilai, dan dimuliakan; dan (2) arti subjektif,
yaitucirikhassesuatu yang membuatnyalebihataukurangdihargai oleh
subjekatausekelompok orang (yang sedangmenilaihaltersebut).
J.D. Finance, seorangfilsufPerancis, dalamSutrisno, M. (2004)
menyatakanbahwanilai-nilaidibagiberdasarkanaspek spiritual
manusia.
MORAL
Etikselalumerujuk pada standar moral, terutama yang
terkaitdengankelompokprofesisepertidokter dan perawat.
Sebagaiprofesi yang bergerakdalampelayanankesehatan.
perawatseringdihadapkan pada berbagaipengambilankeputusanetik,
oleh
karenaituperawatharusdapatmemahamicarapengambilankeputusan
yang baik.
Pengambilankeputusanetikdalamkeperawatanmemerlukankeahliand
alambeberapakomponen, yang antara lain adalahhubunganmanusia
yang baik, etika, dan situasikontekstual.
NORMA
MenurutSarwono S.W. (2002), orang maumenolong orang lain
karenadiharuskan oleh norma-normamasyarakat. Ada
tigamacamnormasosial yang
biasanyadijadikanpedomanuntukberperilakumenolong, yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ibrahim, T., & Hendriani, A. (2017). KAJIAN REFLEKTIF TENTANG ETIKA GURU DALAM
PERSPEKTIF KI HAJAR DEWANTARA BERBALUT FILSAFAT MORAL
UTILITARIANISME: KAJIAN REFLEKTIF TENTANG ETIKA GURU DALAM PERSPEKTIF
KI HAJAR DEWANTARA BERBALUT FILSAFAT MORAL
UTILITARIANISME. NATURALISTIC: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan
Pembelajaran, 1(2), 135-145.