benda tanpa menggunakan dialog, namun menggunakan gerakan tubuh dan mimik wajah.
Bahkan pantomim memvisualisasikan rasa, sifat, dan karakter melalui gerakan tubuh dan
mimiknya.
Pantomim merupakan pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal. Istilah pantomim
Berarti secara etimologis, pertunjukan pantomim yang dikenal sampai sekarang itu adalah
sebuah pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal atau pertunjukan bisu.
Menurut Aristoteles, seorang filsuf Yunani mengatakan bahwa pantomim telah dikenal sejak
bahwa teori pantomim tersebut bermula dari temuan-temuan pada relief-relief candi dan
piramida.
Dalam relief tadi dikisahkan adanya gambaran tentang seorang laki-laki dan atau perempuan
dilakukan Aristoteles berdasarkan ciri-ciri bawaannya, sehingga dapat dibedakan adanya sebutan
Oleh karena pantomim mengacu pada ciri dasar dari bahasa isyarat tadi, maka jelaslah bahwa
Bahkan beberapa pendapat menyatakan pantomim sebelum dikenal di Yunani sudah ada lebih
Rumusan yang dikemukakan Aristoteles memberikan asumsi bahwa pantomim sudah mulai
Yaitu ketika orang mempertahankan seni gerak tiruan (imitation) yang tidak berdasarkan rhtym
secara dominan.
Seni gerak itu selesai sebagai suatu gerakan isyarat, maka para ahli menyebutnya sebagai
pantomim.
seni pertunjukan yang diungkapkan melalui ciri-ciri dasarnya, yakni ketika seseorang melakukan
Pantomim merupakan pertunjukan teatrikal dalam sebuah permainan dengan bahasa gerak.
mengandalkan olah tubuh dan kebisuan ini ada di Yunani sejak tahun 600 Sebelum Masehi.
Saat ini, pantomim sering diasosiasikan sebagai gaya akting komedi tanpa kata-kata.
Berkaitan dengan akting, pantomim pada awalnya untuk menyebut aktor komedi di masa Yunani
Kemudian, kedua dipakai untuk menyebut aktor di Romawi yang menyampaikan perannya
Bentuk awal seni pantomim masih dapat ditelusuri dalam phlyake, sebuah pertunjukan peran
jenaka yang mengangkat tema kehidupan yang nyata dan mitologi yang berkembang di kawasan
Pemeran dalam pertunjukan ini tidak saja berpakaian aneh tapi juga menutupi muka mereka
Sejak tahun 485-467 SM, dia menjadi satu-satunya penulis pantomim yang paling kondang
di Syracuse.
Sampai-sampai Aristoteles menganggapnya sebagai penulis puisi dramatik pertama yang sangat
berjasa.
Epicharmus juga menulis beberapa plat komikal dan menghaluskan permainan pantomim
sebelumnya.
Sejak itu pantomim identik dengan sifat-sifat komikal, karakter para pahlawan atau bahkan dewa
Seni pantomim dalam perkembangannya semakin dikenal oleh banyak bangsa-bangsa di dunia,
terutama melalui industri film bisu (silent movie) dekade 1900-an berbagai bentuk ekspresi dan
Tahun 1927 sebagai era tanpa kata. Hal ini ditandai dengan banyaknya aktor yang menguasai
seni pantomim, seperti dari Amerika Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin (1889-1977).
Chaplin sangat penting dalam percaturan bahasa bisu sebab ia salah satu tokoh besar dalam film
bisu, sebelum film bicara (talkies) diketemukan dan dijual kepada masyarakat.
Chaplin tampil dan langsung populer tatkala muncul dalam film The Tramp (Si Gelandangan)
tahun 1915.
Film bisu Chaplin lainnya yakni City Light (Lampu Kota), The Gold Rush (Emas yang
Ia adalah penyair yang sesungguhnya. Ia berbicara dengan bahasa tubuh sebagai isyarat-isyarat
Dari situ maka pengayaan batin yang diasah, juga membahasakan kekayaan batin ke dalam
iysarat-isyarat yang mungkin tak jelas benar akan tetapi puitik dan menyentuh. Itulah hebatnya
Chaplin.
Kemudian di Perancis ada seniman pantomim yang handal pula, yakni Marcel Marceau.
Pria kelahiran Perancis 22 Maret 1923 ini mencintai pantomim karena sering menonton film bisu
Kesungguhannya menekuni mime sangat terpengaruh gaya mime harlequin dan karakter
Marceau sangat dikenal dengan karakteer individunya sejak tahun 1947 dengan membawakan
Bib merupakan tokoh ciptaan yang selalu tampil dengan muka putih. Pertama kali si Bib ini
Tahun 1949 Marceau mendapat penghargaan Deburau Prize untuki karya mimenya berjudul
yang tokoh netral Bib itu, misalnya, pada Bib sang Pawang, Bib Naik Kereta Api, Bib Bunuh
Maka tak ayal jika seorang penulis asing ada yang mengatakan Marcell Marceau merupakan
Master of Mime.
Indonesia baru dimulai sekitar tahun 1970-an, khususnya di Jakarta dan Yogyakarta.
Tidak banyak seniman yang menggeluti pantomim dan hanya beberapa seniman yang cukup
konsisten, seperti Sena A. Utaya, Didi Petet (Sena Didi Mime), Jemek Supardi, Moortri
Realitas sosial juga menunjukkan bahwa belum tercapai apresiasi yang menggembirakan dari
masyarakat terhadap eksisitensi pantomim. Diketahui bahwa dekade 1990-an, Pantomim Yogya
1. TATA RIAS
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna.
Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan
karakter tokoh.
Tata Rias dalam teater bermula dari pemakaian kedok atau topeng untuk menggambarkan karakter tokoh.
Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng lebih besar dari wajah pemain dengan garis tegas agar
ekspresinya dapat dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitif menggunakan bedak tebal yang biasa
dibuat dari bahan-bahan alam, seperti tanah,tulang, tumbuhan, dan lemak binatang. Pemakaian tata rias
akhirnya menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari peristiwa teater.
Merias karakter berarti mengubah penampilan pemain dalam hal umur, watak, bentuk wajah agar sesuai
tokoh. Pengubahan wajah dapat menyangkut aspek umur saja atau aspek lain secara bersama. Tata rias
karakter membantu pemain dalam mengungkapkan karakter tokoh. Tata rias karakter dikenakan pada
bagian wajah dan tubuh lain yang memungkinkan dapat dilihat oleh penonton. Bagian lain tubuh seperti
leher, badan, tangan, atau kaki yang terlihat.
Tata rias fantasi disebut juga tata rias karakter khusus. Tata rias fantasi menampilkan tokoh-tokoh yang
secara riil tidak terdapat dalam kehidupan. Penggolongan bisa meliputi tokoh-tokoh horor, binatang, atau
menampilkan riasan yang menggambarkan flora. Tata rias fantasi tidak terbatas tergantung dari fantasi
manusia. Tata rias fantasi dapat mengubah anatomi wajah untuk memberi kesan tiga dimensi
1. D.Bahan Tata Rias
• Cleanser ( pembersih )
• Astringent ( penyegar )
• Concealer ( penyamar noda )
• Foundation ( alas bedak )
• Losse Powder ( bedak tabur )
• Compact Powder ( bedak padat )
• Blush on ( pemerah pipi )
• Kosmetik Bibir ( pewarna bibir )
• Kosmetik Mata ( memperindah mata )
• Body Painting
Body painting adalah bahan yang bersifat opak (menutup) berbentuk krim dan stik. Di Indonesia banyak
tersedia dalam bentuk krim. Bahan ini biasa digunakan untuk tata rias fantasi. Tersedia dalam berbagai
warna, mulai dari putih, hitam, merah, hijau, biru, dan kuning. Body painting berfungsi pula untuk
melukis badan, seperti membuat tato atau memberi warna pada bagian badan tertentu yang dikehendaki.
Diposting oleh Unknown di 11.07
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Pementasan Pantomim.
Setiap pementasan mempunyai kesan dan karakter yang berbeda. Hal ini ditentukan oleh
seberapa berhasil kita mewujudkan pementasan yang telah kita rancang dan persiapkan dengan
waktu yang cukup panjang dan pengorbanan yang telah kita berikan, baik itu waktu maupun
biaya. Maka sebaiknya pementasan yang dirancang dapat terlaksana dengan sukses. Kesuksesan
ditentukan oleh ketekunan dan keseriusan kalian dalam proses mempersiapkan pementasannya.
Pelaksanaan pementasan Pantomim harus dikelola dengan manajemen pertunjukan yang baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pementasan pantomime antara lain
sebagai berikut :
Kepanitiaan yang telah disusun sebaiknya melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan
dan tugas pada bidang kerja masing – masing, jangan sampai ada yang tidak sesuai. Rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki pada produksi pementasan yang akan dipentaskan harus terus
ditanamkan dalam pribadi semua kepanitiaan. Semua panitia mempunyai satu tujuan yaitu
2. Pemanggungan.
Pemanggungan merupakan sebuah proses akhir dari persiapan perancangan dan latihan panjang
yang telah dilalui. Hal penting dalam proses pemanggungan diantaranya menyiapkan panggung
dengan baik agar proses pementasan berjalan dengan baik. Pemanggungan berurusan juga
dengan hal – hal yang bersifat teknik pemasangan setting, teknik penggunaan alat – alat property,
3. Publikasi.
Kehadiran penonton untuk mengapresiasi karya pertunjukan dipersiapkan, sangat ditentukan oleh
usaha dalam melakukan publikasi. Publikasi merupakan penyebaran informasi dan berita tentang
pementasan. banyak cara untuk mempublikasikan pementasan, diantaranya publikasi yang
dilakukan dari mulut ke mulut. Semua pendukung memberitakan tentang pementasan yang akan
dilaksanakan pada orang – orang terdekat, keluarga dan teman. Publikasi yang dilakukan dari
mulut ke mulut bersifat terbatas. Publikasi yang umum yang bisa menjangkau kalangan yang
lebih luas dilakukan melalui media massa, Koran, majalah, radio dan televise. Media poster,
baliho, pamphlet dan spanduk bisa juga dibuat sebagai untuk publikasi pementasan pantomime
4. Dokumentasi.
Karya pantomime termasuk jenis karya seni pertunjukan. Karakteristik seni pertunjukan adalah
terikat oleh ruang dan waktu, artinya karya pertunjukan tidak abadi, hanya bisa dinikmati saat
pertunjukan sedang berlangsung. Oleh karena itu, sebagai cara supaya bisa abadi pertunjukan
harus didokumentasikan, meskipun cita rasanya tidak sama seperti saat pementasan berlangsung.
Namun, minimal kita bisa mengabadikan saat – saat berkreasi seni. Berbagai media dokumentasi
bisa kalian gunakan seperti kamera foto grafi dan kamera video.
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk memahami dan mengoreksi proses yang telah kalian lakukan.
Apa yang telah dirancang kemudian menjadi pementasan. Pada saat evaluasi kalian dapat
mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan dari rancangan pementasan yang telah kalian
buat. Perlu keterbukaan dan mau saling menerima kritik diantara semua pendukung pementasan.
Hal ini sangat baik untuk pelaksanaan pementasan selanjutnya sehingga kalian dapat belajar dari
kegagalan dan melanjutkan keberhasilan yang telah dicapai supaya lebih sukses.
Keliping kumpulan
artikel PANTOMIM
DI SUSUN OLEH:
NAJWA NATHANIA
NO:22
KELAS: 8F