Bab 3. Asam Amino & Peptida
Bab 3. Asam Amino & Peptida
PERAN BIOMEDIS Meskipun kode genetik yang terdiri dari tiga huruf dapat
mengakomodasi lebih dari dua puluh asam amino, namun
Selain berupa unit monomer pembentuk rantai polipeptida kodon-kodon yang ada hanya mengode dua puluh asam L-
panjang pada protein, asam L-c amino dan turunan- cr amino yang tercantum di Tabei 3-1 yang dikiasifikasikan
turunannya ikut serta dalam beragam fungsi sel, misalnya berdasarkan polaritas gugus R-nya. Baik singkatan satu
transmisi saraf dan biosintesis po16rin, pur:in, pirimidin, dan huruf maupun tiga huruf untuk masing-masing asam
urea. Poiimer pendek asam-asam amino yang disebut peptida amino dapat digunakan untuk mewakili asam amino dalam
melaksanakan peran menonjol dalam sistem neuroendokrin peptida (Tabel 3-1). Sebagian protein mengandung asam-
sebagai hormon, hormone-releasing factors, neuromodulator, asam amino tambahan yang terbentuk dari modifikasi asam
atau neurotransmiter. Sementara protein hanya mengandung amino yang sudah ada dalam peptida. Contohnya antara
asam L-ct amino, mikroorganisme mengeluarkan peptida lain adalah perubahan peptidil prolin dan lisin menjadi
yang mengandung baik asam D- maupun L-a amino. 4-hidroksiprolin dan 5-hidroksilisin; perubahan peptidil
Beberapa dari peptida ini berguna untuk terapi, termasuk glutamat menjadi y-karboksiglutamat; dan metilasi,
antibiotik basitrasin dan gramisidin A serta obat antitumor formilasi, asetiiasi, prenilasi, dan fosforilasi residu-residu
bleomisin. Peptida mikroba tertentu bersifat toksik. Peptida aminoasil tertentu. Modifikasi-modifikasi ini memperluas
sianobakteri, yaitu mikrosistin dan nodularin bersifat letal keberagaman biologis protein dengan mengubah daya
dalarn dosis besar, sedangkan dosis kecil menyebabkan larut, stabilitas, dan interaksi protein-protein ini dengan
terbentuknya tumor hati. Baik manusia maupun hewan protein lain.
tingkat tinggi lainnya tidak dapat menyintesis sepuluh dari
dua puluh asam L-o amino umum dalam jr.rmlah yang Selenosistein, Asom L-cr'Amino ke-21 ?
memadai untuk menunjang pertumbuhan masa bayi atau
mempertahankan kesehatan saat dewasa. Oleh karena itu, Selenosistein adalah suatu asam L-cr amino yang ditemukan
diet manusia harus mengandung asam-asam amino yang di sejumlah protein. Seperti ciiisyaratkan oleh namanya,
secara nutrisional esensial ini dalam jumlah memadai. sebuah atom selenium menggantikan sulfur dari analog
strukturalnya, yaitu sistein. pK. selenosistein, yattt:- 5,2,
SIFATASAM AMINO adalah 3 satuan lebih rendah daripada PK, sistein' Karena
dimasukkan ke daiam polipeptida selama transiasi,
Kode Genetik Menentukqn selenosistein sering disebut sebagai "asam amino ke-21" '
Duq Puluh Asom !-cr'Amino Akan tetapi, tidak seperti dua puluh asam amino yang
Diantara lebih dari tiga ratus asam amitro yang terdapat dikode secara genetik, selenosistein ticiak dikode oleh kodon
di alam, dua puluhnya berupa unit monomer protein' tiga-huruf biasa (lihat Bab 27).
t4
BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / t5
J;+iri:'EirsriJ!:J*i:i,iia!rj::i!n
,,{ ,i-i ;
.) ') a7
Leusin Leu [L] H't
t"-"n" *,CIt,:Qool
n,( *ln! 'r'.
lsoleusin lle [] .,) 9,8
T.CH
t'
,cu1.y*;eoo*
CH, llft*" ,
;..
lrrostn ;
l\Ff.* .
(diloniutkon)
l6 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
NH't
?:**'*
NH,
ol 't0,
2,2 r
Tirosin Tyr [Y]
-"<)cH, *qH-cCIo-
Nff.*
C,,r-'-fi.-t I
H
Asqm lmino
Prolin Pro [P] 2,O 10,6
Honyo Asom L'q'Amino dinding sel bakteri gram-positif, dan asam D-amino dalam
yong Terdopot dqlom Protein peptida sebagian nonmamalia dan antibiotik tertentu.
Dengan satu-satunya pengecualian glisin, karbon-o asam Asom Amino Dopot Memiliki Muotqn Netto
amino bersifat chiral. Meskipun sebagian asam amino Positif, Negotif, otou Nol
protein bersifat dekstrorotatorik dan sebagian levorotatorik,
semuanya memiliki konfigurasi mutlak L-giiseraldehida Bentuk-bentuk bermuatan atau tidak bermuatan gugus asam
dan karenanya merupakan asam L-cr amino. Beberapa lemah yang dapat terionisasi -COOH dan -NHr- terdapat
asam L-o amino bebas memiliki peran penting dalam dalam larutan dalam kesetimbangan protonik:
proses metabolik. Contohnya adalah ornitin, sitrulin, dan
R-COOHCR-COO +H.
argininosuksinat yang ikut serta daiam sintesis urea; tirosin
dalam pembentukan hormon tiroid; dan glutamat dalam R-NH3*PR-NH'+H.
biosintesis neurotransmiter. Asam D-amino yang terdapat
secara alami antara lain adalah D-serin dan D-aspartat Meskipun R-COOH dan R-NHr- adalah asam lemah,
bebas dalam jaringan otak, D-aianin dan D-glutamat dalam namun R-COOH adalah asam yangjauh lebih kuat dari-
BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / l7
>*,- F'"Y*
OF*ffiOwNOffiO
* F**
IEQK !*",' ,EH;''f, >ffi
,:f.il''l,
-
Lsj-{ -o-( ?Iii':i-o-(>ffi
o o a\
A B D
Dalam asam kuat (oH pH sekitar 3; pH sekitar 6-8: Dalam basa kuat
kurang dari 1); multan muetan netlo = O inuatan netlo = -1 (pH di atas 11);
netto = + 1 rhuatan netto = -2
pada R-NH.-. Pada pH faali (pH 7,4), gugus karboksil Niloi pK" Menggomborkqn Kekuqton
hampir seluruhnya berada dalam bentuk R-COO- dan As<rm Lemoh
gugus amino terutama sebagai R-NH3.. Gambar 3-1
memperlihatkan efek pH pada asam aspartat bermuatan. Kekuatan asam dari asam lemah dinyatakan sebagai p.I(".
Molekul yang mengandung gugus terionisasi dengan Untuk molekul dengan banyak proton yang dapar terurai,
muatan berlawanan yang setara sehingga tidak memiliki pK untuk masing-masing gugus asam ditandai dengan
muatan netto disebut zutitterion. Oleh karena itu, asam menempatkan huruf bawah (subscript) "a' dengan satu
amino dalam darah dan kebanyakan jaringan seyogianya angka (Thbel 3-1). Gugus imidazol pada histidin dan gugus
direpresentasikan seperti pada A, berikut ini. guanidino pada arginin terdapat sebagai hibrid resonansi
dengan muatan positif yang terdistribusi di antara kedua
NH., NH,
tl
r-i( o- -,\)f-oH
nitrogen (histidin) atau ketiga nitrogen (arginin) (Gambar
3-2). Muatan netto suatu asam amino-jumlah aljabar
R,. R,. semua gugus yang bermuatan negatif dan positif yang ada
oo pada nilai pK gugus-gugus fungsionalnya
AB -bergantung
dan pada pH medium sekitar. Pengubahan muatan pada
Struktur B tidak dapat berada dalam larutan air karena pada asam amino dan turunannya dengan mengubah pH akan
setiap pH yang cukup rendah untuk menimbulkan protonasi mempermudah pemisahan asam amino, peptida, dan protein
gugus karboksil, gugus amino juga akan terprotonasi. secara fisik (lihat Bab 4).
Demikian juga, pada setiap pH yang cukup tinggi bagi gugus
amino tidak bermuatan untuk mendominasi, akan terdapat Pqdq pH lsoelekfriknyo (pl), Suofu Asqm
gugus karboksil sebagai R-COO . Namun, representasi Amino Tidqk Memiliki Muoton Netto
tidak bermuatan B (atas) sering digunakan untuk reaksi
yang tidak melibatkan keseimbangan protonik. Spesies isoelektrik adalah bentuk suatu molekul yang
jumlah muatan positif dan negatifnya setara sehingga netral
secara elektris. pH isoeiektrik juga disebut pI adalah pH di
pertengahan antara nilai pK di kedua sisi spesies isoelektrik.
[nRl
l1''.-,
Untuk suatu asam amino seperti alanin. yanghanyamemiliki
I
(R-CO O H) adalah 2,3 5 dan
^kedua
p K
9,69.Karenaitu, pH isoelektrik (pI) alanin adalah
adalah
LHHJ
[n R R
pt = PK t lPKz =''" !.,''u' = u.o,
lrrl
I NH NH
ll elS.*ll
ONH Untuk asam poiifungsional, pI juga merupakan pH di
I c-NH, c=NHz c-NH, pertengahan antara nilai-nilai pK di kedua sisi spesies
rr '
I@NH, | "
NH,
I
Gambar 3-2, Hibrid resonansi dari bentuk-bentuk berproton gugus p1= PKr t PKu
-2'09 !3'96 - r.0,
R histidin dan arginin.
'22
l8 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
Untuk iisin, pI dihitung dari: tioredoksin yang terbenam, memiliki pK di atas 9-yaitu
pergeseran yang melebihi 6 satuar.r pH!
asilasi, amidasi, dan esterifikasi; dan untuk gugus -OH dan G I tr-Al a- Lys-G Iy-Tyr-Al a
-SH, oksidasi dan esterifikasi. Reaksi terpenting asam amino E AK CYA
adalah pembentukan ikatan peptida (diarsir).
NCC-NC o CH" H
\./\/-\,/\,/
aNccq
lt l'l
.,-c\ -,-"*..t -,.N\
oH-cH N cH-,
ll "*t r'
'H.NCCNCOO-
H ?",
H
I il
o
I
coo-
"\-/\-/\/'\//
cNcc
cH.
t'
H- \cFL H ll t- -F' H*C-NH3
./"k o l'
:#== :€E-:,.. coo-
Singkatan tiga-huruf yang disatukan oleh garis lurus
mencerminkan struktur primer yang jelas. Untuk singkatan Gambar 3-3. Clutation (y-glutami l-sisteini l-gl isin). Perhati kan ikatan
satu-hurufl garis ditiadakan. peptida non-ct yang menghubungkan Clu dengan Cys.
20 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
. Sifat ikatan-rangkap parsial pada ikatan yaftg Kreil G: D-Amino acids in animal peptides. Annu Rev Biochem
menghubungkan karbon karbonil dan nitrogen pada. 1997;66:337.
suatu pepdda menyebabkan keempat atom ikatan Nokihara K, Gerhardt J: Development of an improved automated
peptida tersebut bersifat koplanar dan membatasi jumlah gas-chromatographic chiral analysis system: application to
kemungkinkan konformasi peptida. non-natural amino acids and natural protein hydrolysates.
Chiraiiry 2001 :13431.
REFERENSI Sanger F: Sequences, sequences, and sequences. Annu Rev Biochem
1988:57:1.
Doolittle RF: Reconstructing history wirh amino acid sequences. Stadtman TC. Selenocysteine. Annu Rev Biochem 1996;65:83.
Protein Sci 1992;7:197. Wilson NA et aJ: Aspartic acid, 25 in reduced Escherichia
Gladyschev VN, Hatfieid DL: Selenocysteine-containing proteins coli thioredoxin has a pK^ greater than 9. Biochemistry
in mammals. J Biomed Sci 1999;6:151. 1995:34:8931.