Anda di halaman 1dari 8

Asgm'A P*Ftids"

Peter J. Kennelly, PhD, & Victor W. Rodwell, PhD

PERAN BIOMEDIS Meskipun kode genetik yang terdiri dari tiga huruf dapat
mengakomodasi lebih dari dua puluh asam amino, namun
Selain berupa unit monomer pembentuk rantai polipeptida kodon-kodon yang ada hanya mengode dua puluh asam L-
panjang pada protein, asam L-c amino dan turunan- cr amino yang tercantum di Tabei 3-1 yang dikiasifikasikan
turunannya ikut serta dalam beragam fungsi sel, misalnya berdasarkan polaritas gugus R-nya. Baik singkatan satu
transmisi saraf dan biosintesis po16rin, pur:in, pirimidin, dan huruf maupun tiga huruf untuk masing-masing asam

urea. Poiimer pendek asam-asam amino yang disebut peptida amino dapat digunakan untuk mewakili asam amino dalam
melaksanakan peran menonjol dalam sistem neuroendokrin peptida (Tabel 3-1). Sebagian protein mengandung asam-
sebagai hormon, hormone-releasing factors, neuromodulator, asam amino tambahan yang terbentuk dari modifikasi asam
atau neurotransmiter. Sementara protein hanya mengandung amino yang sudah ada dalam peptida. Contohnya antara
asam L-ct amino, mikroorganisme mengeluarkan peptida lain adalah perubahan peptidil prolin dan lisin menjadi
yang mengandung baik asam D- maupun L-a amino. 4-hidroksiprolin dan 5-hidroksilisin; perubahan peptidil
Beberapa dari peptida ini berguna untuk terapi, termasuk glutamat menjadi y-karboksiglutamat; dan metilasi,
antibiotik basitrasin dan gramisidin A serta obat antitumor formilasi, asetiiasi, prenilasi, dan fosforilasi residu-residu
bleomisin. Peptida mikroba tertentu bersifat toksik. Peptida aminoasil tertentu. Modifikasi-modifikasi ini memperluas
sianobakteri, yaitu mikrosistin dan nodularin bersifat letal keberagaman biologis protein dengan mengubah daya
dalarn dosis besar, sedangkan dosis kecil menyebabkan larut, stabilitas, dan interaksi protein-protein ini dengan
terbentuknya tumor hati. Baik manusia maupun hewan protein lain.
tingkat tinggi lainnya tidak dapat menyintesis sepuluh dari
dua puluh asam L-o amino umum dalam jr.rmlah yang Selenosistein, Asom L-cr'Amino ke-21 ?
memadai untuk menunjang pertumbuhan masa bayi atau
mempertahankan kesehatan saat dewasa. Oleh karena itu, Selenosistein adalah suatu asam L-cr amino yang ditemukan
diet manusia harus mengandung asam-asam amino yang di sejumlah protein. Seperti ciiisyaratkan oleh namanya,
secara nutrisional esensial ini dalam jumlah memadai. sebuah atom selenium menggantikan sulfur dari analog
strukturalnya, yaitu sistein. pK. selenosistein, yattt:- 5,2,
SIFATASAM AMINO adalah 3 satuan lebih rendah daripada PK, sistein' Karena
dimasukkan ke daiam polipeptida selama transiasi,
Kode Genetik Menentukqn selenosistein sering disebut sebagai "asam amino ke-21" '
Duq Puluh Asom !-cr'Amino Akan tetapi, tidak seperti dua puluh asam amino yang
Diantara lebih dari tiga ratus asam amitro yang terdapat dikode secara genetik, selenosistein ticiak dikode oleh kodon
di alam, dua puluhnya berupa unit monomer protein' tiga-huruf biasa (lihat Bab 27).

t4
BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / t5

Tabel 3-1 . Asam L-o-Amino yang terdapat dalam protein.

J;+iri:'EirsriJ!:J*i:i,iia!rj::i!n

Dengon Rontoi Somping Aliforik


if-' -i e$-
n-COOH
r
Gugus R

blrsrn Gly [G] 2,4 9,8


H-CH"J'.qOfi
'
-1*,, -'
Alonin Alo [A] cH.+?H.;cog1 2,4 oo
.
'itjJ
Volin Vol [V] 2,2 o7
't"n**;cao*
n,u

,,{ ,i-i ;
.) ') a7
Leusin Leu [L] H't
t"-"n" *,CIt,:Qool
n,( *ln! 'r'.
lsoleusin lle [] .,) 9,8
T.CH
t'
,cu1.y*;eoo*
CH, llft*" ,
;..

Dengon Rontoi Somping yong Mengondung Gugus Hidroksil (OH)


Serin 2,2 o) sekitor I 3

Treonin 2,1 9t sekitor l3

lrrostn ;

Dengon Ronloi Somping yong Mengondung Atom Sulfur


Sistein Cys [C] cn"ii*::w: 1,9 10,8 O,J

!' 'j t'''


Metionin Met [M] cH2 - cH2 2,1 9,3
S CH"

Dengon Ronloi Somping yong Mengondung Gugus Asqm otou Amidonyo


Asom osportot Asp [D] -ooc- cH,-.?] *coo- 2,0 9,9 3,9
Ml-t"* '

Asporogin Asn [N] H,N- g- cH,lT *Po-- 2,1 8,8


3 frl*
Asom glutomol Glu [E] -ooc* cH)- cH? -cH *qoo- 11 9,5 4,1

l\Ff.* .

(diloniutkon)
l6 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

Tahel 3-1. Asam L-cr-Amino yang terdapat dalam protein. (laniutan)

Glutomin i Gln [a] i HrN- C- cH,


al
- "u-i:j*-',, "
Dengon Rontoi Somping yong Mengondung Gugus Boso cr-NH.' Gugus R

Arginin Ars H- N-CH, -cH, -CH2 -"f **- 1,8 oo 12,5


[R]

NH't
?:**'*
NH,

cH. --cH 2,2 9,2 t0,8


Lisi n Lys [K] -cH, -cH, -cH, -@q-
nl*," *l-, .

1,8 9,3 6,0


Histidin His [H]
l:fcH, -?H --cCIo*
HN NIr*
-zN
Mengondung Cincin Aromotik
Histidin His [H] Lihot otos.

Fenilo lonin Phe [F] /;--1\. 2,2 9,2


( V"t,-:cH-eeo:
\-/ I
NH.*

ol 't0,
2,2 r
Tirosin Tyr [Y]
-"<)cH, *qH-cCIo-
Nff.*

Triptofon Trp [W] 2,4 9,4

C,,r-'-fi.-t I
H

Asqm lmino
Prolin Pro [P] 2,O 10,6

Honyo Asom L'q'Amino dinding sel bakteri gram-positif, dan asam D-amino dalam
yong Terdopot dqlom Protein peptida sebagian nonmamalia dan antibiotik tertentu.

Dengan satu-satunya pengecualian glisin, karbon-o asam Asom Amino Dopot Memiliki Muotqn Netto
amino bersifat chiral. Meskipun sebagian asam amino Positif, Negotif, otou Nol
protein bersifat dekstrorotatorik dan sebagian levorotatorik,
semuanya memiliki konfigurasi mutlak L-giiseraldehida Bentuk-bentuk bermuatan atau tidak bermuatan gugus asam
dan karenanya merupakan asam L-cr amino. Beberapa lemah yang dapat terionisasi -COOH dan -NHr- terdapat
asam L-o amino bebas memiliki peran penting dalam dalam larutan dalam kesetimbangan protonik:
proses metabolik. Contohnya adalah ornitin, sitrulin, dan
R-COOHCR-COO +H.
argininosuksinat yang ikut serta daiam sintesis urea; tirosin
dalam pembentukan hormon tiroid; dan glutamat dalam R-NH3*PR-NH'+H.
biosintesis neurotransmiter. Asam D-amino yang terdapat
secara alami antara lain adalah D-serin dan D-aspartat Meskipun R-COOH dan R-NHr- adalah asam lemah,
bebas dalam jaringan otak, D-aianin dan D-glutamat dalam namun R-COOH adalah asam yangjauh lebih kuat dari-
BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / l7

>*,- F'"Y*
OF*ffiOwNOffiO

* F**
IEQK !*",' ,EH;''f, >ffi
,:f.il''l,
-
Lsj-{ -o-( ?Iii':i-o-(>ffi
o o a\

A B D
Dalam asam kuat (oH pH sekitar 3; pH sekitar 6-8: Dalam basa kuat
kurang dari 1); multan muetan netlo = O inuatan netlo = -1 (pH di atas 11);
netto = + 1 rhuatan netto = -2

Gamhar 3-1. Kesetimbangan protonik asam aspartat.

pada R-NH.-. Pada pH faali (pH 7,4), gugus karboksil Niloi pK" Menggomborkqn Kekuqton
hampir seluruhnya berada dalam bentuk R-COO- dan As<rm Lemoh
gugus amino terutama sebagai R-NH3.. Gambar 3-1
memperlihatkan efek pH pada asam aspartat bermuatan. Kekuatan asam dari asam lemah dinyatakan sebagai p.I(".
Molekul yang mengandung gugus terionisasi dengan Untuk molekul dengan banyak proton yang dapar terurai,
muatan berlawanan yang setara sehingga tidak memiliki pK untuk masing-masing gugus asam ditandai dengan
muatan netto disebut zutitterion. Oleh karena itu, asam menempatkan huruf bawah (subscript) "a' dengan satu
amino dalam darah dan kebanyakan jaringan seyogianya angka (Thbel 3-1). Gugus imidazol pada histidin dan gugus
direpresentasikan seperti pada A, berikut ini. guanidino pada arginin terdapat sebagai hibrid resonansi
dengan muatan positif yang terdistribusi di antara kedua
NH., NH,
tl
r-i( o- -,\)f-oH
nitrogen (histidin) atau ketiga nitrogen (arginin) (Gambar
3-2). Muatan netto suatu asam amino-jumlah aljabar
R,. R,. semua gugus yang bermuatan negatif dan positif yang ada
oo pada nilai pK gugus-gugus fungsionalnya
AB -bergantung
dan pada pH medium sekitar. Pengubahan muatan pada
Struktur B tidak dapat berada dalam larutan air karena pada asam amino dan turunannya dengan mengubah pH akan
setiap pH yang cukup rendah untuk menimbulkan protonasi mempermudah pemisahan asam amino, peptida, dan protein
gugus karboksil, gugus amino juga akan terprotonasi. secara fisik (lihat Bab 4).
Demikian juga, pada setiap pH yang cukup tinggi bagi gugus
amino tidak bermuatan untuk mendominasi, akan terdapat Pqdq pH lsoelekfriknyo (pl), Suofu Asqm
gugus karboksil sebagai R-COO . Namun, representasi Amino Tidqk Memiliki Muoton Netto
tidak bermuatan B (atas) sering digunakan untuk reaksi
yang tidak melibatkan keseimbangan protonik. Spesies isoelektrik adalah bentuk suatu molekul yang
jumlah muatan positif dan negatifnya setara sehingga netral
secara elektris. pH isoeiektrik juga disebut pI adalah pH di
pertengahan antara nilai pK di kedua sisi spesies isoelektrik.
[nRl
l1''.-,
Untuk suatu asam amino seperti alanin. yanghanyamemiliki

i^\ * .Ag"l dua gugus disosiasi tidak terdapat ambiguitas. pK pertama


(R-NH..)
|
*r*- / \ il
/N--r
I

I
(R-CO O H) adalah 2,3 5 dan
^kedua
p K
9,69.Karenaitu, pH isoelektrik (pI) alanin adalah
adalah

LHHJ
[n R R
pt = PK t lPKz =''" !.,''u' = u.o,
lrrl
I NH NH
ll elS.*ll
ONH Untuk asam poiifungsional, pI juga merupakan pH di
I c-NH, c=NHz c-NH, pertengahan antara nilai-nilai pK di kedua sisi spesies
rr '
I@NH, | "
NH,
I

NH. isoionik. Contohnya, pI untuk asam aspartat adalah


I

Gambar 3-2, Hibrid resonansi dari bentuk-bentuk berproton gugus p1= PKr t PKu
-2'09 !3'96 - r.0,
R histidin dan arginin.
'22
l8 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

Untuk iisin, pI dihitung dari: tioredoksin yang terbenam, memiliki pK di atas 9-yaitu
pergeseran yang melebihi 6 satuar.r pH!

P;=PKz+PK: Keloruton Asqm Amino Mencerminkqn


2
Sifot loniknyo
Perhitungan serupa berlaku untuk semua asam poiiprotik
(mis. prorein), berapapun jumlah gugus disosiatif yang ada. Gugus fungsional bermuatan pada asam amino menjamin
Di laboratorium klinik, pengetahuan tentang pI memberi bahwa asam tersebut mudah dilarutkan oleh-dan harenanya
petunjuk dalam memilih kondisi untuk melakukan larut dalam-pelarut polar, misalnya air dan etanol, tetapi
pernisahan elektroforecik. Contohnya, elektroforesis pada tidak larut dalam pelarut nonpolar, misalnya benzena,
pH 7,0 akan memisahkan dua molekul dengan nilai pI 6,0 heksana, atau eter.
clan 8,0, karena pada pH 7,0 molekul dengan pI 6,0 akan Asam amino ddak menyerap sinar tampak dan
memiliki muatan positif netto, dan molekul dengan pI 8,0, karenanya tidak berwarna. Namun, tirosin, fenilalanin,
muatan negatif netto. Hal serupa berlaku dalam pemisahan dan terutama triptofan menyerap sinar ultraviolet dengan
kromatogi'afik pada medium penopang ionik, misalnya panjang gelombang tinggi (250-290 nm). Oleh karena itu,
DF,AE selulosa (iihat Bab 4). triptofan berperan besar dalam kemampuan sebagian besar
protein menyerap sinar dalam regio 280 nm.
Niloi pK" Bervqriqsi Sesuqi Lingkungon
GUGUS cx,'R MENENTUKAN SIFAT
Lingkungan pada suatu gugus yang dapat terurai ASAM AMINO
memengaruhi pK gugus tersebut. Karena itu, nilai pK
gugus R asam amino bebas dalam larutan air (Tabel 3-1) Karena glisin asam amino terkecil yang dapat terakomo-
hanya memberikan perkiraan tentang nilai pK asatn am.ino dasi di tempat-tempat yang tidak dapat diakses oleh asam
vang sama jika terdapat dalam protein. Lingkungan polar amino lain, asam amino ini sering terdapat di tempat pep-
menguntungkan bentuk bermuatan (R-COO atau R- tida menekuk secara tajam. Gugus R hidrofobik alanin, va-
NHo'), dan lingkungan nonpolar menguntungkan bentuk lin, leusin, dan isoleusin serta gugus R aromatik fenilalanin,
yang tidak bermuatan (R COOH atau R-NH,). Karena tirosin, dan triptofan biasanya terutama terdapat di bagian
itu, lingkungan nonpolar meningkatkan pK, gugus karboksil interior protein sitosol. Gugus R bermuatan pada asam ami-
(menyebabkannya menjadi asam yang lebih lemah), tetapi no basa dan asam menstabilkan konformasi protein spesifik
menuru.nkan p,(. gugus amino (menyebabkannya menjadi melalui interaksi ionik, atau ikatan garam. Ikatan-ikatan ini
asam yang lebih kuat). Adanya gugus-gugus bermuatan di juga berfungsi dalam sistem "penghantaran muatan (charge
sekitar dapat memperkuat atau menekan efekpelarut. Dengan relay)" sewaktu katalisis enzimatik dan pemindahan elektron
demikian, pK suatu gugus iungsional akan bergantung pada dalam mitokondria yang melal<ukan respirasi. Histidin ber-
Iokasinya di dalam suatu protein. Variasi p.( dapat meliputi peran unik dalam katalisis enzimatik. pK proton imidazol-
seluruh unit pH (Tabel 3-2). Nilai pK yang rnenyimpang nya memungkinkan zat ini berfungsi pada pH netral sebagai
dari nilai yang tercantum hingga 3 unitlsatuan pH sering kataiis basa atau asam. Gugus alkohol primer pada serin dan
terjadi di bagian aktif enzim. Contoh ekstrem, asam aspartat gugus tioalkohol primer (-SH) pada sistein adalah nukleo-
fil yang sangat baik dan dapat berfungsi sedemikian sewaktu
katalisis enzimatik berlangsung. Namun, gugus alkohol
Tabel 3-2. Kisaran tipikal nilai pK" untuk gugus
sekunder pada treonin, meskipun merupakan nukleofil yang
yang dapat terionisasi dalam protein.
baik, tidak melakukan peran serupa dalam katalisis. Gugus
pada serin, tirosin, dan treonin juga ikut serta dalam
-OFI
regulasi aktivitas enzim yang aktivitas katalitiknya bergan-
tbKsrbotsjl. ; ;;':' :,,4:,',:;, ,';;:,,,. '3,5-.4,9..,,
tung pada keadaan fosforilasi residu-residu ini.
l1ont'CC$'*-.. qto u Gti ,4;S4,;8,
. ,'t "':,
lmidozb}}{hr. ' ;$,;$1,4' ':
GUGUS FUNGSIONAL MENENTUKAN
SH'{ys'- ." ';,.' ,,,: ;, " :,9,s-?r0,. REAKSI KIMIA ASAM AMINO
cti ' ;, ,
''; ,;, ;,,,,.. 9,5..1'CI5.
,

, Vlasing-masing gugus fungsional pada sebuah asam amino


fr.AminO , :::,:::' , ,.".: S,:O-9, :l
memperlihatkan semua reaksi kimia khasnya. Untuk gugus
e-Amino lys' .
;' .', .
:g:$,j:$,{-:
,, ; ,,,' ; ;; ,,'
asam karboksilat, reaksi-reaksi ini mencakup pembentukan
Guqnidini{rm Ar!1 ,. "-" *1?,0,,' :' ester, anrida, dan anhidlida asam; untuk gugus amiuo,
BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA I t9

asilasi, amidasi, dan esterifikasi; dan untuk gugus -OH dan G I tr-Al a- Lys-G Iy-Tyr-Al a
-SH, oksidasi dan esterifikasi. Reaksi terpenting asam amino E AK CYA
adalah pembentukan ikatan peptida (diarsir).

Beberopo Pepiido Mengondung


Asom Amino Tqk-lqzim
Pada mamalia, hormon peptida biasanya hanya mengandung
asam amino-ct protein yang disatukan dengan ikatan
\-Y'J\-YJ\-'YJ
peptida standar. Namun, peptida lain dapat mengandung
Alanil Sisteinil \dalin
asam amino nonprorein, rurunan asam amino protein. atau
asam amino yang disatukan dengan ikatan peptida atipikal.
Sekuens Asqm Amino Menentukon Contohnya, terminal amino glutamat pada glutation yang
Struktur Primer ikut serta dalam pelipatan protein dan dalam metabolisme
xenobiotik (Bab 52), berikatan pada sistein melalui suatu
Jumlah dan urutan semua residu asam amino dalam suatu ikatan peptida non-c{, (Gambar 3-3). Terminal amino
polipeptida menentukan struktur primernya. Asam-asam glutamat pada thyrotropin-releasing hormone (TRH)
amino yang terdapat di dalam peptida disebut residu mengalami siklisasi menjadi asam piroglutamat, dan gugus
aminoasil dan dinamai dengan mengganti akhiran -at atau karboksil pada residu prolil terminal karboksil mengalami
-in asam amino bebas dengan -il (mis. alanil, aspartil, amidasi. Peptida-peptida yang dikeluarkan oleh jamur,
tirosil). Peptida kemudian diberi nama sebagai turunan bakteri, dan hewan tingkat rendah dapat mengandung asam
residu aminoasil terminal karboksil. Contohnya, Lys-Leu- amino nonprotein. Antibiotik .tirosidin dan gramisidin S
Tyr-Gln dinamai lis i l-leus i l-tir os i l- ghxam i n. AL<hiran - in adalah peptida sikiik yang mengandung D-fenilaianin dan
pada glutamin menunjukkan bahwa gugus o-karboksilnya ornitin. Opioid heptapeptida dermorfin dan deltoforin di
tidak terlibat dalam pembentukan ikatan peptida. kulit katak pohon Amerika Selatan mengandung D-tirosin
dan D-alanin.
Struktur Peptido Mudoh Digombor
Peprido odoloh Polielektrolir
Awalan sepefti *i- ataw okta- masing-masing menunjukkan
peptida dengan tiga atau delapan residu, dan bukan pepdda Ikatan peptida tidak bermuatan pada semua pH fisiologis.
dengan tiga atau delapan ikatan peptida. Berdasarkan Oleh karena itu, pembentukan peptida dari asam amino
perjanjian, peptida ditulis dengan residu yang memiliki gugus disertai oleh kehilangan netto satu muatan positif dan
amino-o bebas di kiri. Untuk menggambar sebuah pepdda, satu muatan negadf per ikatan peptida yang terbentuk.
gunakan zigzag untuk mewakili rantai utama atau backbone. Bagaimanapun, peptida memiliki muatan pada pH
Tambahkan atom-atom rantai utama, yang terdapat dalam fisiologik karena gugus terminal karboksil dan aminonya.
urutan berulang: nitrogen-ct, karbon-cr, karbon karbonil. dan jika ada, gugus R asam atau basanya. Sama halnya
Sekarang tambahkan sebuah atom hidrogen ke masing- pada asam amino, muatan netto pada peptida bergantung
masing karbon-ct dan ke masing-masing nitrogen peptida, pada pH lingkungannya dan pada nilai pK2 gugus-gugus
dan sebuah oksigen ke karbon karbonil. Yang terakhir, disosiatifnya.
tambahkan gugus R yang sesuai (diarsir) untuk masing-
SH
masing atom ct-karbon.
I

NCC-NC o CH" H
\./\/-\,/\,/
aNccq
lt l'l
.,-c\ -,-"*..t -,.N\
oH-cH N cH-,
ll "*t r'
'H.NCCNCOO-
H ?",
H
I il
o
I
coo-
"\-/\-/\/'\//
cNcc
cH.
t'
H- \cFL H ll t- -F' H*C-NH3
./"k o l'
:#== :€E-:,.. coo-
Singkatan tiga-huruf yang disatukan oleh garis lurus
mencerminkan struktur primer yang jelas. Untuk singkatan Gambar 3-3. Clutation (y-glutami l-sisteini l-gl isin). Perhati kan ikatan
satu-hurufl garis ditiadakan. peptida non-ct yang menghubungkan Clu dengan Cys.
20 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

lkqtqn Peprido Memiliki Kqrqkter fisiologis mencerminkan kontribusi kolektif sekuens


lkqtqn-Rqngkop Porsiol asam amino, hambatan sterik, dan interaksi nonkovalen
(mis. ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik) antara residu.
Meskipun peptida ditulis seolah-olah atom-atom cr-karboksil Konformasi umum antara lain adalah lembar cr-heliks dan
dan ct-nitrogen dihubungkan oleh ikatan tunggal, namun B-pleated (lihat Bab 5).
ikatan ini pada kenyataannya memperlihatkan karakter
ikatan-rangkap parsial:
ANAIISIS KANDUNGAN ASAM AMINO
oo- PADA MATERI BIOLOGIS
ilr
rc--*,. # ,-c--fr-
Untuk menentukan identitas dan kuantitas masing-masing
li
HH asam amino dalam sampei materi biologis, mula-mula
hidrolisis ikatan peptida yang menyatukan asam-asam amino
Oleh karena itu, pada sebuah ikatan peptida tidak terdapat perlu dilakukan dengan pemberian HCI panas. Campuran
kebebasan rotasi di sekitar ikatan yang menghubungkan asam amino bebas yang terbentuk kemudian diberi 6-amino-
karbon karbonil dan nitrogen. Akibatnya, keempat atom i/-hidroksisuksinimidil karbamat yang bereaksi dengan
berwarna pada Gambar 3-4 bersifat koplanar. Sifat ikatan gugus cx-amino untuk membentuk turunan fluoresen yang
peptida yang agak kaku ini memiliki konsekuensi penting dipisahkan dan diidentifikasi dengan menggunakan high-
untuk pembentukan struktur protein dengan ordo yang lebih pressureliquid chromatography (kromatografi cair bertekanan-
tinggi. Tanda panah melingkar (Gambar 3-4) menunjukkan dnggi; lihat Bab 4). Ninhidrin, yang juga digunakan secara
rotasi bebas di sekitar ikatan-ikatan lain di rantai utama luas untuk mendeteksi asam amino, membentuk suatu
polipeptida. produk berwarna ungu dengan asam cr-amino dan adduct
(addition produrl) berwarna kuning dengan gugus imin dari
Goyo Nonkovqlen Membotosi prolin dan hidroksiprolin.
Konformqsi Peprido
Pelipatan suatu peptida mungkin terjadi bersamaan dengan RINGKASAN
biosintesisnya (lihat Bab 38). Konformasi yang aktif secara
. Baik asam D-amino maLrpun asam non-c[-amino
terdapat di aiam, tetapi hanya asam L-c[-amino yang
terdapat di protein.
. Semua asam amino memiliki paling tidak dua gugus
fungsional asam lemah, R-NH3* dan R-COOH.
Banyak asam amino yang iuga memiliki gugus
fungsional asam lemah lain, misalnya gug,trs
guanidino, atau gugus imidazol.
-OH'
-SH,
Nilai pK semua gugus fungsional pada suatu asam
'
l-o.sn.*, amino menentukan muatan nettonya pada pH tertentll'
pl adalah pH dari suatu asam amino yang tidak memiliki
Gambar 3-4. Dimensi dari sebuah rantai polipeptida yang diregang-
kan secara penuh. Empat atom ikatan peptida (berwarna abu-abu)
muatan netto dan karenanya. tidak bergerak dalam
bersifat koplanar. Atom-atom yang tidak diwarnai adalah atom medan listrik arus searah
o.-karbon, atom cr-hidrogen, dan gugus o.-R asam amino yang ber- . Dari berbagai reaksi biokimia asam amino, yang
sangkutan. Rotasi bebas dapat terjadi mengelilingi ikatan yang terpenting adalah pembentukan ikatan peptida.
menghubungkan cr-karbon dengan u-nitrogen dan dengan o-karbo-
' Gugus R asam amino menentukan fungsi biokimia khas
nit karbon (tanda panah tebal). Karena itu, rantai polipeptida yang
teregang ini adalah struktur setengah kaku dengan dua pertiga atom
masing-masing. Asam amino diklasifikasikan sebagai
rantai utama tertahan dalam hubungan planar tetap satu sama lain. basa, asam, aromatik, alifatik, atau mengandung-sulfur
Jarak antara atom-atom cr-karbon yang berdekatan adalah 0,36 nm berdasarkan sifat gugus R-nya.
(3,6 A). Juga diperlihatkan jarak antaratom dan sudut ikatan, yang Peptida diberi nama berdasarkan jumlah residu asam
tidak ekivalen. (Digambar dan diproduksi ulang dengan izin dari Pauling
'
amino yang ada, dan turunan residu terminal karboksil.
L, Corey LP, Branson HR: The structure of proteins: Two hydrogen-bonded
helical configurations of the polypeptide chain. Proc Natl Acad Sci USA
Struktur primer suatu peptida adalah sekuens asam-asam
1951;37:2O5.) aminonya yang dimulai dari residu terminal amino.
BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / 2t

. Sifat ikatan-rangkap parsial pada ikatan yaftg Kreil G: D-Amino acids in animal peptides. Annu Rev Biochem
menghubungkan karbon karbonil dan nitrogen pada. 1997;66:337.
suatu pepdda menyebabkan keempat atom ikatan Nokihara K, Gerhardt J: Development of an improved automated
peptida tersebut bersifat koplanar dan membatasi jumlah gas-chromatographic chiral analysis system: application to
kemungkinkan konformasi peptida. non-natural amino acids and natural protein hydrolysates.
Chiraiiry 2001 :13431.
REFERENSI Sanger F: Sequences, sequences, and sequences. Annu Rev Biochem
1988:57:1.
Doolittle RF: Reconstructing history wirh amino acid sequences. Stadtman TC. Selenocysteine. Annu Rev Biochem 1996;65:83.
Protein Sci 1992;7:197. Wilson NA et aJ: Aspartic acid, 25 in reduced Escherichia
Gladyschev VN, Hatfieid DL: Selenocysteine-containing proteins coli thioredoxin has a pK^ greater than 9. Biochemistry
in mammals. J Biomed Sci 1999;6:151. 1995:34:8931.

Anda mungkin juga menyukai