Kelompok12 - Sistem Orbit II
Kelompok12 - Sistem Orbit II
Disusun oleh:
Kelompok 12-B
Rosyita Dewi Khoirunnisa NIM. 21110119130073
Jay She Syaharini NIM. 21110119130095
Awliya Adhi Prasojo NIM. 21110119130106
M. Haidar Ulin Naja NIM. 21110119130107
Wiratnasari Bintang NIM. 21110119140121
Dosen Pengampu:
Abdi Sukmono S.T.,M.T.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
I.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
II.1 Jenis-Jenis Orbit Satelit ............................................................................ 6
II.1.1 Orbit Prograde dan Retrograde ......................................................... 6
II.1.2 Orbit Polar ......................................................................................... 6
II.1.3 Orbit Geostationer ............................................................................. 7
II.1.4 Orbit Sun-Synchronous ..................................................................... 9
II.2 Jejak Satelit............................................................................................. 10
II.3 Perturbasi Gerakan Satelit ...................................................................... 11
II.3.1 Efek Ketidaksimetrisan Bumi ......................................................... 12
II.3.2 Gaya Gravitasi Bulan Dan Matahari ............................................... 13
II.3.3 Pasang Surut Bumi dan Laut ........................................................... 14
II.3.4 Atmospheric Drag ........................................................................... 14
II.3.5 Tekanan Radiasi Matahari (Solar Radiation Pressure) .................. 15
II.3.6 Gaya Perturbasi Lainnya ................................................................. 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
III.1.1 Kesimpulan ..................................................................................... 17
III.1.2 Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih mulia selain memanjatkan puja dan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta
inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Makalah Geodesi Satelit Sistem Orbit II
ini tanpa menemui hambatan yang berarti dan tepat waktu. Tidak lupa pula peneliti
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Yudo Prasetyo, S.T., M.T. selaku Ketua Departemen Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Bapak Abdi Sukmono, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah
Geodesi Satelit.
3. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun Makalah
Geodesi Satelit Sistem Orbit II yang tidak dapat kami sebutkan namanya
satu persatu.
Kami sadar bahwa makalah yang peneliti susun masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun sangat
kami harapkan sebagai acuan agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Geodesi satelit merupakan salah satu sub bidang ilmu geodesi yang
menggunakan bantuan satelit alam maupun buatan manusia untuk menyelesaikan
permasalahan geodesi (Abiddin, 2001). Satelit berasal dari kata satelles yang mana
satelit adalah benda angkasa yang berputar mengelilingi atau mengitari benda
dalam jalur atau sering disebut dengan orbit.satelit merupakan suatu benda yang
mengorbit benda lain dengan revolusi maupun rotasi tertentu (Saraswati, Mardijah,
& Kamiran, 2017). Satelit terbagi menjadi satelit alam seperti bulan serta buatan
seperti benda luar angkasa yang dibuat oleh manusia yang mana dalam proses
pembuatannya memiliki spesifikasi,visi,misi,maupun tujuan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993) orbit merupakan jalan atau
jalur yang dilalui oleh benda langit diperedarannya mengeilingi benda langit lain
yang memiliki gravitasi lebih besar. Secara umum orbit merupakan jenis tempat
dari beredarnya satelit mengelilingi permukaan bumi (Saraswati, Mardijah, &
Kamiran, 2017). Bumi berada pada kondisi yang terjerat suatu jaringan dari orbit
satelit. Satelit yang beredar mengelilingi bumi berada pada kondisi atau letak orbit
yang berbeda, karena tidak semua satelit mengitari bumi dengan arah yang sama
(utara ke selatan ataupun dari timur ke barat) (Nasution, 2001). Arah perputaran ini
bergantung pada tujuan yang ditelah ditentukan pada suatu satelit.
Orbit pada dasarnya memiliki jenis maupun klasifikasi tertentu. Orbit
tersebut ada dan memiliki kapasitas maupun klasifikasi maisng-masing. Selain orbit
dalam hal ini juga memiliki jejak satelit. Jejak (track) satelit dipermukaan bumi
meerupakan hal yang penting karena merupakan garis yang saling menghubungkan
titik-titik sub-satelit,yaitu antara titik-titik potong garis hubung satelit dan pusat
bumi dengan permukaan bumi. Tidak hanya mengetahui antara jejak satelit maupun
jenis jenis orbit saja namun mengetahui, memahami maupun memperhitungkan
pergerakan satelit secara lebih detail perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana
proses perhitungan maupun pergerakan dari suatu satelit.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Jenis-Jenis Orbit Satelit
Karakteristik geometri orbit memiliki pergerakan yang berbeda sehingga
dalam hal ini terdapat beberapa jenis orbit. Pada bidang Geodesi Satelit memiliki
beberapa jenis orbit yang relevan.
II.1.1 Orbit Prograde dan Retrograde
Orbit prograde merupakan orbit yang inklinasi orbitnya (i) lebih kecil dari
90º atau 0º< i < 180º (Abiddin, 2001). Orbit prograde juga dapat diartikan sebagai
orbit satelit yang searah dengan gerak rotasi bumi (i<90º) dan orbit retrograde
adalah orbit satelit yang berlawanan dengan gerak rotasi bumi (i>90º) (Ahmad,
2010).
2001). Satelit berorbit polar memiliki inklinasi 90º terhadap ruang ekuator yang
digunakan untuk mencakup wilayah kutub utara dan kutub selatan. Pada dasarnya
orbit ini diam dan bumi berjalan atau berotasi dibawahnya sehingga mampu
menangkap ataupun mencangkup semua permukaan bumi.
Dengan jari-jari bumi sekitar 6378 km, maka orbit geostationer memiliki
ketinggian (h) sekitar 35787 di atas permukaan bumi.
memantau fenomena atau aktivitas yang terjadi pada sekitar kutubOrbit Sun-
synchronous (Abiddin, 2001).
II.1.4 Orbit Sun-Synchronous
Menurut (Abidin, 2001) orbit sun-synchronous merupakan orbit satelit yang
menyinkronkan pergerakan satelit dalam orbit, presesi bidang orbit, dan pergerakan
bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan
melewati lokasi tertentu pada permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama
setiap kalinya.
Gambar II-11 Efek Ketidaksimetrisan Bumi Terhadap Lokasi Titik Nodal dan Titik
Perigee (Abiddin, 2001)
Semakin rendah tinggi orbit, maka akan sebesar nilai dΩ/dt dan dω/dt; atau
dengan kata lain efek ketidaksimetrisan Bumi akan semakin besar, dan sebaliknya,
semakin bidang orbit mendekati bidang equator maka pergeseran titik nodal dan
rotasi titik perigee semakin besar. Dari gambar menunjukan bahwa efek
ketidaksimetrisan Bumi pada rotasi titik perigee secara umum lebih besar daripada
efek pergerakan titik nodal.
II.3.2 Gaya Gravitasi Bulan Dan Matahari
Gaya gravitasi merupakan salah satu gaya yang mempengaruhi pergerakan
satelit selain dari benda-benda langit. Pergerakan gravitasi bulan terhadap
pergerakan satelit relative lebih besar dibandingkan gaya gravitasi matahari. efek
gravitasi matahari dan bulan dituliskan dengan formula :
r”m = G.mm . { (rm –r)-3 . (rm . -r) –rm -3 . rm }…..(1)
r”s = G.m8 . { (r8 –r)-3 . (r8 . -r) –r8 -3 . r8 }………(2)
II.3.3 Pasang Surut Bumi dan Laut
Pasang surut menyebabkan adanya perubahan yang terjadi pada potensial
gravitasi bumi, apabila potensial gravitasi bumi mengalami perubahan makan akan
mempengaruhi pergerakan satelit yang mengelilingi bumi. Efek dari padang surut
air laut terhadap pergerakan satelit relative sulit untuk dimodelkan karena adanya
bentuk garis pantai yang relative tidak teratur. Pasang surut bumi dapat dituliskan
dengan rumus
Eksentrisitas dari orbit bumi menyebabkan jarak antara satelit yang sedang
mengorbit dengan matahari memiliki variasi antara 147.106 km dan 152.106 km
sepanjang tahun sehingga menimbulkan bariasi tahunan 3,3% pada tekanan radiaso
matahari, karena fluks radiasi matahari (solar flux) akan berkurang dengan factor
kuadrat (r2) dari matahari.
Pengaruh tekanan radiasi sangat berpengaruh pada arah pergerakan satelit.
Efek matahari tak langsung (Albedo) lebih kecil 10%. Selain itu karena adanya
distribusi yang variatif dari tanah, air, awan, yang ada di permukaan bumi, serta
efek albedo umumnya cukup sulit untuk dimodelkan secara baik.
II.3.6 Gaya Perturbasi Lainnya
Beberapa gaya perturbasi lainnya yang perlu diperhitungkan karena memiliki
kontribusi percepatan lebih kecil dari 10-9 m/s2. terdapat beberapa contoh seperti :
1. Friksi karena adanya partikel bermuatan dilapisan atmosfer bagian atas.
2. Efek perbedaan pemanasan pada daerah batas bayangan bumi.
3. Interaksi elektromagnetik pada medan geomagnetic.
4. Radiasi termal dari satelit.
5. Maneuver untuk pengontrolan dan pengendalian satelit.
6. Efek relativisik.
BAB III
PENUTUP
III.1.1 Kesimpulan
Geodesi satelit merupakan salah satu sub bidang ilmu geodesi yang
menggunakan bantuan satelit alam maupun buatan manusia untuk menyelesaikan
permasalahan geodesi. Pada dasarnya orbit terbagi menjadi empat yaitu orbit
prograde dan retrograde, orbit polar, orbit geostationer serta orbit sun-synchronous.
Orbit-orbit tersebut memiliki klasifikasinya masing-masing. Jejak (track) satelit
dipermukaan bumi merupakan garis yang menghubungkan titik-titik sub-
satelit,yaitu titik-titik potong garis hubung satelit dan pusat bumi dengan
permukaan bumi dan memiliki manfaat untuk mengetahui lokasi satelit dari waktu
ke waktu diatas permukaan bumi dapat diketahui dan dipekirakan, selain itu
wilayah permukaan bumi yang tercakup oleh satelit dapat terlihat, dapat
mengetahui beberapa parameter dari orbit satelit seperti inklinasi dan periode orbit.
Sedangkan perturbasi gerakan satelit digunakan untuk mengetahui, memahami
maupun memperhitungkan pergerakan satelit secara lebih detail. Perturbasi tersebut
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya efek ketidaksimetrisan bumi, gaya
gravitasi bulan dan matahari, pasang surut bumi dan laut, atmospheric drag, tekanan
radiasi matahari, dan gaya peturbasi lainnya.
III.1.2 Saran
Adapun saran yang terdapat dalam makalah tersebut adalah pentingnya
untuk mepelajari,memahami,serta mengetahui bagaimana benda benda langit
dalam melakukan proses mekanisme pergerakan serta mengetahui, mempelajari
dan memahami jenis jenis dalam suatu system orbit serta efek maupun proses
perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Abiddin, H. Z. (2001). Geodesi Satelit. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Ahmad, N. (2010). Analisis Alternatif Penempatan Satelit Lapan A2 Di Orbit.
Jurnal Sains Dirgantara Vol.7 No.2, 132 - 145.
Aryani, D. I. (2013). Pembuatan Peta Potensi Curah Hujan dengan Menggunakan
Citra Satelit MTSAT di Pulau Jawa Tengah. Semarang: Universitas
Diponegoro.
GISGeography. (2021, Juni). Remote Sensing. Retrieved from Polar Orbit vs Sun
SynchronousOrbit: https://gisgeography.com/polar-orbit-sun-synchronous-
orbit/
Kusmaryanto, S. (2013, Desember 1). Orbit Satelit. Retrieved from
sigitkus.lecture.ub.ac.id: http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/?p=1691
Nasution, H. (2001). Orbit Satelit dan Ketinggiannya. Berita Dirgantara Vol.2, No.
1, 28 - 30.
Saraswati, P., Mardijah, & Kamiran. (2017). Analisis dan Kontrol Optimal Sistem
Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontrygin. Jurnal Sains dan
Seni ITS Vol.6, No.2, 45 - 50.
Seeber, G. (1993). Satellite Geodesy, Foundations, Methods, And Application.
Walter de Gruyter.