MAKALAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kesehatan Kerja Lanjutan
Oleh:
Siti Fatimah NPM :130920210035
i
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungan kerja. Dengan kata lain hal tersebut dapat mengakibatkan tuntutan
kesehatan para tenaga kerja di lingkungan kerja untuk melingdungi tenaga kerja.
penyakit akibat kerja. Potensi bahya adalah segala sesuatu yang berpotensi
system kerja. Undang Undang No1 Tahun Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau
lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenag akerja, atau yang
sering dimasuki bahaya termasuk tempat kerja ialah semua rungan, lapangan,
dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya dapat menyebabkan kerusakan atau
pekerjaan, property Ada beragam potensi bahaya di tempat kerja. Sebut saja
ii
misalnya bahaya kimia, bahaya biologi, bahaya fisik, bahaya ergonomi, bahaya
1,95 juta disebabkan oleh penyakit fatal yang timbul di ligkungan kerja. Hal
tersebut berarti bahwa pada akhir tahun hampir 1 juta pekerja akan mengalami
kecelakaan kerja dan sekitar 5.500 pekerja meninggal akibat kecelakaan atau
USD 1,25 Trilyun dari Global Gross Domestic Prodct (GDP) dialokasikan untuk
biaya dari kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan dan penyakit di lingkungan
Bahkan angka tersebut mungkin dapat lebih besar lagi jika sistem
pelaporan dan notifikasi nya lebih baik. Data dari sejumlah negara-negara Industri
kecelakaan kerja 3 sampai 4 kali lebih besar. Data ILO menyebutkan ada 1 juta
orang di Asia yang meninggal karena penyakit akibat kerja. "Apa yang terjadi di
mencapai 78,14 juta orang pada Februari 2021, naik 2,64 juta orang dibandingkan
Agustus 2020 yang sebanyak 77.68 juta orang. Jumlah kecelakaan kerja di
Indonesia saat ini relatif masih tinggi. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan,
pada tahun 2019 tercatat 114.235 kasus kecelakaan kerja.Sedangkan pada tahun
2020, periode Januari hingga Oktober, BPJS mencatat 177.161 kasus kecelakaan
kerja, 53 kasus penyakit akibat kerja, dimana 11 diantaranya adalah kasus Covid-
diajukan atas kecelakaan kerja yang dialami para pekerja.( Pikiran Rakyat,2021 ).
iii
Dengan ini perlu dilakukan pengendalian bahaya ditempat kerja
yang selanjutnya dapat disebut hazard terdapat hampir disetiap tempat dimana
Apabila hazard tersebut tidak dikendalikan dengan tepat akan dapat menyebabkan
kelelahan, sakit, cedera, dan bahkan kecelakaan yang serius (Tarwaka, 2008).
kerja, maka upaya untuk mencegah dan mengurangi risiko yang mungkin timbul
akibat proses pekerjaan perlu segera dilakukan. Hal pertama yang dilakukan
tingkat yang aman bagi tenaga kerja, aset perusahaan, dan lingkungan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah pengendalian bahaya di tempat kerja adalah
iv
BAB II
PEMBAHASAN
memperkerjakan 100 karyawan atau lebih atau yang sifat proses atau
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi atau
v
keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
dan / atau serikat pekerja / serikat buruh serta memciptakan tempat kerja
suatu proses, alat mesin, bahan atau cara kerja yang secara intrisik
b. Bahaya Kerja
“sakit penyakit sendiri adalah kondisi kelainan fisik atau mental yang
akibat kerja. Bahaya kerja terbagi menjadi 5 jenis bahaya yaitu terdiri
dari :
1. Bahaya Kimiawi
vi
2. Bahaya Fisik
udara.
3. Bahaya Biologis
4. Bahaya Ergonomis
5. Bahaya Pisikologis
masalah pekerjaan, beban tugas yang terlalu pada atau sangat kurang,
mengevaluasi,
vii
dan menanggulangi bahaya tempatnya guna mengurangi risiko akibat
bahaya tersebut. Jadi, manajemen bahaya kerja merupakan suatu alat yang
viii
a. MSDS (material safety data sheet) atau hazard data sheet
sebagainya.
ketidakmurnian.
Data fisik: titik didih, tekanan uap, gravitasi, dan titik lebur.
dan inhalasi, kontak pada kulit, per oral, per injeksi, kontak
label.
ix
majalah ilmiah, buletin persatuan usaha sejenis, buletin ILO
tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas
dari manager. Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan
x
Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah proses yang dilakukan
oleh instansi atau perusahaan dalam mencapai tujuan agar para pekerja di
berpotensi menimbulkan cedera dan penyakit akibat kerja sebagai tujuan awal
1. Eliminasi
xi
menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan
2. Subtitusi
kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku padat yang
3. Kontrol Tekhnik
xii
d. Merubah proses,misalnya pada proses kering dirubah menjadi proses
ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan. Contoh-contoh
interlock, dll
4. Kontrol Administratif
Aplikasi di dunia industri untuk pengendalian jenis ini antara lain berupa
xiii
alarm system, detektor asap, tanda peringatan (penggunaan APD spesifik,
Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman. Alat Pelindung Diri
xiv
Setiap tempat dan kegiatan kerja mempunyai risiko jenis bahaya K3 masing-
masing.Maka dari itu, tiap perusahaan perlu memahami sedari awal risiko apa
saja yang mungkin terjadi sehingga dapat membuat kebijakan optimal untuk
a. Pengertian Bahaya K3
adalah semua kondisi dan faktor yang bisa berpengaruh pada kesehatan dan
kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK). Definisi ini pun tak jauh
a) Bahaya Fisik
xv
kebisingan, getaran, iklim, gelombang mikro, sinar ultra violet, dan
medan magnet.
b) Bahaya Biologis
c) Bahaya Kimiawi
d) Bahaya Listrik
Hampir tidak ada tempat kerja yang tidak menggunakan listrik, baik
xvi
(korslet), kebakaran, dan sengatan listrik. Adapun munculnya
berikut.
xvii
Adapun hal-hal yang termasuk dalam bahaya kesehatan kerja tidak
seperti berikut.
sebagainya).
Bahaya korosif.
xviii
Bahaya mudah meledak akibat reaksi kimia dan tekanan
berlebih.
Bahaya kebisingan.
Bahaya biologi.
Bahaya listrik.
Bahaya api.
Bahaya kebisingan.
Bahaya getaran.
xix
Beberapa tipe bahaya K3 menurut Canadian Centre for
berikut.
Bahaya kimia.
radiasi, temperatur).
Tabel 2.1
xx
konsleting serta kebakaran sealtape sehingga kabel tertempel di lantai
untuk mengurangi resiko.
xxi
BAB III
KESIMPULAN
tersebut jadi manajemen bahaya kerja merupakan suatu alat yang bila
2. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal
berulang kali.
xxii
DAFTAR PUSTAKA
Susihono, W. dan F.A. Rini. (2013). Penerapan system manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dan identifikasi potensi bahaya kerja (Studi kasus di
PT. LTX Kota Cilegon-Banten). Jurnal Spektrum Industri, Vol.11, No.2,
117-242
xxiii