NIS :
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Disetujui Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Kepala Sekolah
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
serta hanya kepada-Nya penulis berserah diri memohon rahmat dan pertolongan-Nya
sehingga terselesaikannya penulisan karya ilmiah tentang “Pengaruh Sampah
Terhadap Masyarakat di Sekitar Pasar Wuring”.
Tulisan “Peran Maumere TV Sebagai Media Penyiaran Lokal Berbasis
Internet Trkait Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana” ini adalah
karya ilmiah yang yang di susun dan diajukan untuk melengkapi dan memenuhi
persyaratan memperoleh kelulusan di SMA NEGERI 1 MAUMERE diangkatan
2021.
Melalui kesempatan baik ini, penulis mengucapkan limpah terima kasih atas
segala bantuan dan dukungan baik itu berupa moril maupun materi yang diberikan
selama penyusunan dan penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis
2. Bapak Johanes Jonas Teta,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Maumere
3. Pak Theodorus Irvano Puka,S.Pd selaku Guru Pembimbing I yang selalu
senantiasa membimbing dan mengarahkan serta memberikan motivasi dalam
segala hal.
4. Ibu Maria Ermilinda Dua Lering, S.Pd selaku Guru Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan petunjuk,
bimbingan dan pengarahan serta motivasi kepada penulis selama penyusunan
karya ilmiah ini.
5. Para Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Maumere yang telah membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan dan memberikan bimbingan kepada penulis
selama menjalankan pendidikan di SMA Negeri 1 Maumere dan tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap Karyawan SMA Negeri 1
Maumere yang senantiasa membantu.
6. Orang Tua tercinta, Bapak Ludgerus Maryanto Mukin dan Ibu Ninik Arlina,
Kakak Meylinda Putri Yani Mukin, Kakak Dimas Pangestu Mukin, Kakak
Elisabeth N. Kuki, dan Adik Bayu Satrio W. Mukin yang selalu senantiasa
memberikan dukungan, doa, nasihat, dan motivasi kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
7. Seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan serta dorongan
moril dan materi kepada penulis dalam menyelesaikan kaya ilmiah ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi motivasi dan meluangkan
waktu untuk membantu penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.
9. Sahabat-sahabat Reni, Esti, Lia, Febriani, Nadia, Mitha, Andi, Sandro, Febri
yang selalu memberikan doa dan dukungan bagi penulis.
Penulis panjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga segala bantuan,
pengorbanan dan jasa baik yang diberikan kepada penulis secara langsung maupun
tidak langsung dari beliau-beliau mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya, jika dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan kekhilafan baik
teknik maupun strategi serta materi-materi yang disajikan, penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Terima kasih
penulis haturkan kepada para pembaca, semoga tulisan ini bermanfaat nantinya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Para akademisi dan praktisi telah meramalkan bahwa media massa akan
mengalami perubahan secara drastis baik sifat, peran, maupun jenisnya. Terutama
peren media massa, diwaktu yang akan datang, banyak media massa lebih banyak
mengambil peran sebagai institusi produktif daripada sebagai institusi edukasi. Hal
ini diakibatkan karena perubahan sosial yang terjadi begitu cepat dan tuntutan-
tuntutan pemilik modal yang begitu kuat, sehingga siapa pun yang bekerja di media
massa akan memiliki visi yang sama, yaitu menyelematkan diri dengan
menyelamatkan medianya dari kebangkrutan atau dari larinya pemilik modal.
Menghadapi persoalan ini, maka secara substansial sebenarnya media massa sudah
bermasalah, di mana visi dan misi media masa secara substansial sudah berubah.
Media massa seharusnya institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan
kearah yang lebih baik dan berdampak positif bagi masyarakat. Dalam menjalankan
paradigmanya, media massa seharusnya mampu menjadi institusi pencerahan
masyarakat, sebagai media informasi, dan jugaa sebagai media hiburan.
Dalam teori The Agenda Setting Function, bahwa fungsi menyusun agenda
dalam media massa yaitu kemampuan media massa memiliki dan menentukan isu-isu
tertentu dan karena itu menyebabkan isu-isu tersebut dipandang penting oleh
masyarakat dimana mereka melihat susunan agenda media massa mempengaruhi
susunan agenda masyarakat sedemikian rupa maupun sebaliknya. Media massa yang
memiliki kemampuan melebihi kemampuan media massa lainnya dalam hal
mempengaruhi sikap maupun perilaku khalayak adalah medium televisi. Televisi
merupakan media yang menyebarkan dan menyampaikan pesan serta informasi dalam
bentuk suara (audio) dan gambar (visual). Karena kemampuannya tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa televise lebih menarik, sehingga banyak dipilih oleh
masyarakat Indonesia. Siaran-siaran yang ditampilkan di televise seakan-akan
memindahkan realita ke hadapan penonton. Menurut servei yang dilakukan oleh
Nielsen, sekitar 95 persen masyarakat Indonesia mengkomsumsi dan menonton
televisi. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media penyiaran, khususnya televise
sangat tinggi di Indonesia. Berdasarkan riset dari Edelman Ttust Barometer Global
Report 2018, tingkat kepercayaan masyarakat di Indonesia terhadap media massa
masih cukup tinggi. Sebanyak 71%responden masih percaya media massa sebagai
sumber informasi, sehingga mereka masing menggunakan media massa sebagai
rujukan informasi (source : Wikipedia). Namun, zaman semakin berkembang seiring
berkembangnya teknologi dan media baru. Karena hadirnya media baru tersebut,
Indonesia berada pada peringkat kelima pengguna internet terbesar di dunia. Sebesar
71% penduduk Indonesia juga mengakses media social sebagai sumber informasi.
Akan tetapi, hoax sangat mudah ditemukan di media social. Untuk itu, masyarakat
diharapkan agar tidak selalu percaya akan informasi yang didapatkan di media sosial.
Berangkat dari permasalahan di atas, di mana Indonesia menjadi Negara terbesar
kelima yang menggunakan media baru (internet) menjadi permasalahan tersendiri
bagi pertelevisian di Indonesia. Pola konsumsi media yang hari ini bergeser ke digital
juga sedang berlangsung di Indonesia. Media konvensional yang berbasis analog
mulai bertransmisi menuju media digital. Hal tersebut dikarenakan agar media-media
tersebut tidak hilang ditelan oleh zaman. Ini menjadi ancaman dan tantangan serius
terhadap pertelevisian Indonesia. Tentu saja mereka harus menciptakan suatu
prpduksi yang bias diakses dengan mudah melalui internet dan gadget. Gedget saat
ini sangat melekat di kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan gadget semua bias
mengakses informasi dan memberikan onformasi, menonton film, dsd. Gedget bias
membuat kita mengetahui banyak hal.
Karena hal tersebut, pertelevisian di Indonesia baik nasional, swasta, dan local
sudah mulai beranjak tidak hanya menjadi televisi konversional melainkan juga
menjadi televise online dengan berbagai chanel live streaming yang bias diakses
dengan mudah melalui gadget.Tapi,apakah hal tersebut dapat menaikan rating
pertelevisian di Indonesia ?jawabannya adalah tidak.Hal ini karena bagaimana
produksi tayangan setiap program televise bisa menarik perhatian penonton dari
berbagai kelas.Dan hal inilah yang menyebabkan banyak sekali stasiun televisi
Indonesia memproduksi tayangan receh dan tidak menjalankan fungsinya sebagai
media edukativ Maupun informasi.Tayangan yang ada di televise Indonesia saat ini
hanya berfokus pada hiburan semata dan melupakan budaya luhur bangsa
Indonesia.Fungsi media penyiaran televise sepertinya sudah melupakan fungsinya
sebagai media informasi dan edukasi.Tayangan-tayangan yang mendidik sudah
sangat jarang ditemukan di setiap program acara yang dihasilkan setiap stasiun
televise di Indonesia.
Terlepas dari konflik kepentingan antara pemerintah dan kapitalisme industry
pertelevisian yang ada,tv local kemudian lahir dengan gairah otonomi daerah yang
ada.Semangat untuk menjadi media local yang memfasilitasi masyarakat daerah
masing masing,baik dari segi informasi,edukasi maupun hiburan seakan menjadi
jargon yang memposisikan tv local sebagai prospek cerah bagi kemajuan dunia media
di Indonesia.Sebagai mana kedudukannya sebagai media daerah,maka dalam
penyajian dan kemasannya pun tv local cenderung menampikan dan mengedepankan
permasalahan daerah.
Disisi lain,Indonesia yang termasuk sebagai Negara rawan bencana harus
memperkuat sistem informasi dan edukasi menghadapi bencana pada
masyarakat.peran strategi dari media massa dalam menyediakan informasi sangat
diperlukan oleh masyarakat,baik dalam kondisi pra/sebelum bencana saat bencana
terjadi,maupun pasca bencana .informasi yang disediakan media akan menjadi
semacam sistem peringatan dini bagi masyarakat dan mengingatkan masyarakat
sehingga masyarakat lebih siap saat menghadapi bencana.masyarakat Indonesia
memerlukan edukasi mengenai bencana dan pencegahannya.media massa dapat
menjadi medium dalam mendukuing edukasi ini.televisi mampu mengubah
perspektiv dan memberikan edukasi bagi penonton dengan sangat mudah melalui
tayangannya.lalu,mengapa pertelevisian di Indonesia tidka memproduksi tayangan
yang memberikan informasi,mendidik,serta menghibur secara sekaligus dengan
kreatif ?terlebih lagi semakin berkembangnya zaman dan teknologi saat ini,semakin
banyak pula masalah masalah yang ada disekitar masyarakat yang tidak disadari
secara optimal oleh masyarakat itusendiri sehingga dapat menyebabkan munculnya
bencana di kemudian harinya.berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih dalam tentang PERAN MAUMERE TV SEBAGAI
MEDIA PENYIARAN LOKAL BERBASIS INTERNET TERKAIT
PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA.
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharkan memberikan manfaat akademis dan manfaat praktis sbb:
Memberi kontribusi ilmiah dan pengatahuan baru pada kajian tentang peran
maumere tv sebagai media penyiaran local berbasis internet terkait peningkatan
kesadaran masyarakat terhadap bencana berdasarkan produksi tayangan yang
dihasilkan.belum banyak kajian tentang produksi tayangan pada salah satu tv
local yaitu maumere tv.oleh karna itu,riset ini diharapkan mampu penyediakan
reverensi baru tentang bagaimana seharusnya program acara atau tayangan
yang dihasilkan oleh televise local bias meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap bencana tidak hanya bencana alam melainkan bencana sosial,dsb.
Televisi sendiri terdiri dari “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti
penglihatan. Sedangkan secara lebih jauhnya, televise siaran merupakan media dari
jaringan dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu satu arah.
Menrut Anwar Arifin, televise adalah : Penggabungan antara tadio dan film. Sebab
televise dapat meneruskan suatu peristiwa itu berlangsung. Orang yang duduk di
depan pesawat televise dirumahnya seringkali memperoleh pandangan yang lebih
jelas daripada orang-oranng yang hadir di tempat peristiwa sendiri. Dengan demikian
televisi memiliki sifat aktualitas yang melebihi surat kabar, radio, dan film.
Dibanding dengan media massa lainnya, televise mempunyai sifat istimewa. Televisi
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar, bisa bersifat informatif,
huburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas. Televisi
merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared images and message) yang sangat
besar dalam sejarah, dan ini telah menjadi mainstream bagi lingkungan simbolik
masyarakat. Dan televisi merupakan sistem bercerita (story-telling) yang
tersentralisasi.
Dengan demikian, televise sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pila
piker khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media
yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan
permisif. Stasiun televise merupakan lembaga penyiaran atau tempat bekerja yang
melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam
bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang baik. Stasiun
Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang
dengan berbagai jenis keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan
siaran atau karya yang baik. Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat
kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru
kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling
berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik
mungkin.
Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televise sangat berpengaruh
terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor yang
mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan demikian
melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di
publikasikan. Umumnya siaran bertujuan untuuk memberi informasi yang dapat
dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, “Siaran televise merupakan
pemancaran sinar listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk
melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.
Siaran Televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial,
dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara
singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan bahasa gambar yang tajam,
jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas
suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televise
penerima di rimah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai
dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
Berdasarkan uraian diaras maka dapat didefinisikan bahwa siaran televise adalah
suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan
menghasilkan gambar yang bergerak dengan berisikan suatu informasi yang
beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebahai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
factor alam dan/atau factor nonalam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh
faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam,
dan bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angina topan, dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemic, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibadkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atay antarkomunitas masyarakat, dan terror.
Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan
tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi
bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung
sebahai satu kejadian.
Gempa bumu adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api
atau runtuhan batuan.
Letusan gunung apai merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah “erupsi”. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas,
lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas beracun, tsunami, dan banjir lahar
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan (“tsu”
berarti lautan. “name” berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian
gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut
akibat gempa bumi.
Tanah Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun lereng.
Banjir adalah peristiwa
Sampah dari kedua jenis ini dikenenal sebagai sampah domestik. Sedangkan
sampah non domestik adalah limbah yang berasal dari industri. Sedangkan menurut
WHO sampah adalah sesuatu yang tidak di gunakan, tidak dipakai, tidak di senangi
atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya.
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi
kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat seperti berikut:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
https://rimbakita.com/sampah/
file:///C:/Users/dimas/Downloads/Documents/BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/dimas/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/VTINYG5Z/
7898-14624-1-PB_(1)[1].pdf