Anda di halaman 1dari 17

PERAN MAUMERE TV SEBAGAI MEDIA PENYIARAN LOKAL

BERBASIS INTERNET TERKAIT PENINGKATAN KESADARAN


MASYARAKAT TERHADAP BENCANA

NAMA : RETNO WIDYA NINGRUM MUKIN

NIS :

SMA NEGERI 1 MAUMERE

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah yang berjudul “Peran Maumere TV Sebagai Media Penyiaran


Lokal Berbasis Internet Terkait Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap
Bencana” telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui Oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Theodorus Irvano Puka, S.Pd Maria E.D.Lering,S.Pd

Kepala Sekolah

SMA Negeri 1 Maumere

Johanes Jonas Teta

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
serta hanya kepada-Nya penulis berserah diri memohon rahmat dan pertolongan-Nya
sehingga terselesaikannya penulisan karya ilmiah tentang “Pengaruh Sampah
Terhadap Masyarakat di Sekitar Pasar Wuring”.
Tulisan “Peran Maumere TV Sebagai Media Penyiaran Lokal Berbasis
Internet Trkait Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana” ini adalah
karya ilmiah yang yang di susun dan diajukan untuk melengkapi dan memenuhi
persyaratan memperoleh kelulusan di SMA NEGERI 1 MAUMERE diangkatan
2021.
Melalui kesempatan baik ini, penulis mengucapkan limpah terima kasih atas
segala bantuan dan dukungan baik itu berupa moril maupun materi yang diberikan
selama penyusunan dan penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis
2. Bapak Johanes Jonas Teta,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Maumere
3. Pak Theodorus Irvano Puka,S.Pd selaku Guru Pembimbing I yang selalu
senantiasa membimbing dan mengarahkan serta memberikan motivasi dalam
segala hal.
4. Ibu Maria Ermilinda Dua Lering, S.Pd selaku Guru Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan petunjuk,
bimbingan dan pengarahan serta motivasi kepada penulis selama penyusunan
karya ilmiah ini.
5. Para Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Maumere yang telah membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan dan memberikan bimbingan kepada penulis
selama menjalankan pendidikan di SMA Negeri 1 Maumere dan tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap Karyawan SMA Negeri 1
Maumere yang senantiasa membantu.
6. Orang Tua tercinta, Bapak Ludgerus Maryanto Mukin dan Ibu Ninik Arlina,
Kakak Meylinda Putri Yani Mukin, Kakak Dimas Pangestu Mukin, Kakak
Elisabeth N. Kuki, dan Adik Bayu Satrio W. Mukin yang selalu senantiasa
memberikan dukungan, doa, nasihat, dan motivasi kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
7. Seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan serta dorongan
moril dan materi kepada penulis dalam menyelesaikan kaya ilmiah ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi motivasi dan meluangkan
waktu untuk membantu penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.
9. Sahabat-sahabat Reni, Esti, Lia, Febriani, Nadia, Mitha, Andi, Sandro, Febri
yang selalu memberikan doa dan dukungan bagi penulis.
Penulis panjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga segala bantuan,
pengorbanan dan jasa baik yang diberikan kepada penulis secara langsung maupun
tidak langsung dari beliau-beliau mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya, jika dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan kekhilafan baik
teknik maupun strategi serta materi-materi yang disajikan, penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Terima kasih
penulis haturkan kepada para pembaca, semoga tulisan ini bermanfaat nantinya.

Maumere,3 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Para akademisi dan praktisi telah meramalkan bahwa media massa akan
mengalami perubahan secara drastis baik sifat, peran, maupun jenisnya. Terutama
peren media massa, diwaktu yang akan datang, banyak media massa lebih banyak
mengambil peran sebagai institusi produktif daripada sebagai institusi edukasi. Hal
ini diakibatkan karena perubahan sosial yang terjadi begitu cepat dan tuntutan-
tuntutan pemilik modal yang begitu kuat, sehingga siapa pun yang bekerja di media
massa akan memiliki visi yang sama, yaitu menyelematkan diri dengan
menyelamatkan medianya dari kebangkrutan atau dari larinya pemilik modal.
Menghadapi persoalan ini, maka secara substansial sebenarnya media massa sudah
bermasalah, di mana visi dan misi media masa secara substansial sudah berubah.
Media massa seharusnya institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan
kearah yang lebih baik dan berdampak positif bagi masyarakat. Dalam menjalankan
paradigmanya, media massa seharusnya mampu menjadi institusi pencerahan
masyarakat, sebagai media informasi, dan jugaa sebagai media hiburan.
Dalam teori The Agenda Setting Function, bahwa fungsi menyusun agenda
dalam media massa yaitu kemampuan media massa memiliki dan menentukan isu-isu
tertentu dan karena itu menyebabkan isu-isu tersebut dipandang penting oleh
masyarakat dimana mereka melihat susunan agenda media massa mempengaruhi
susunan agenda masyarakat sedemikian rupa maupun sebaliknya. Media massa yang
memiliki kemampuan melebihi kemampuan media massa lainnya dalam hal
mempengaruhi sikap maupun perilaku khalayak adalah medium televisi. Televisi
merupakan media yang menyebarkan dan menyampaikan pesan serta informasi dalam
bentuk suara (audio) dan gambar (visual). Karena kemampuannya tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa televise lebih menarik, sehingga banyak dipilih oleh
masyarakat Indonesia. Siaran-siaran yang ditampilkan di televise seakan-akan
memindahkan realita ke hadapan penonton. Menurut servei yang dilakukan oleh
Nielsen, sekitar 95 persen masyarakat Indonesia mengkomsumsi dan menonton
televisi. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media penyiaran, khususnya televise
sangat tinggi di Indonesia. Berdasarkan riset dari Edelman Ttust Barometer Global
Report 2018, tingkat kepercayaan masyarakat di Indonesia terhadap media massa
masih cukup tinggi. Sebanyak 71%responden masih percaya media massa sebagai
sumber informasi, sehingga mereka masing menggunakan media massa sebagai
rujukan informasi (source : Wikipedia). Namun, zaman semakin berkembang seiring
berkembangnya teknologi dan media baru. Karena hadirnya media baru tersebut,
Indonesia berada pada peringkat kelima pengguna internet terbesar di dunia. Sebesar
71% penduduk Indonesia juga mengakses media social sebagai sumber informasi.
Akan tetapi, hoax sangat mudah ditemukan di media social. Untuk itu, masyarakat
diharapkan agar tidak selalu percaya akan informasi yang didapatkan di media sosial.
Berangkat dari permasalahan di atas, di mana Indonesia menjadi Negara terbesar
kelima yang menggunakan media baru (internet) menjadi permasalahan tersendiri
bagi pertelevisian di Indonesia. Pola konsumsi media yang hari ini bergeser ke digital
juga sedang berlangsung di Indonesia. Media konvensional yang berbasis analog
mulai bertransmisi menuju media digital. Hal tersebut dikarenakan agar media-media
tersebut tidak hilang ditelan oleh zaman. Ini menjadi ancaman dan tantangan serius
terhadap pertelevisian Indonesia. Tentu saja mereka harus menciptakan suatu
prpduksi yang bias diakses dengan mudah melalui internet dan gadget. Gedget saat
ini sangat melekat di kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan gadget semua bias
mengakses informasi dan memberikan onformasi, menonton film, dsd. Gedget bias
membuat kita mengetahui banyak hal.
Karena hal tersebut, pertelevisian di Indonesia baik nasional, swasta, dan local
sudah mulai beranjak tidak hanya menjadi televisi konversional melainkan juga
menjadi televise online dengan berbagai chanel live streaming yang bias diakses
dengan mudah melalui gadget.Tapi,apakah hal tersebut dapat menaikan rating
pertelevisian di Indonesia ?jawabannya adalah tidak.Hal ini karena bagaimana
produksi tayangan setiap program televise bisa menarik perhatian penonton dari
berbagai kelas.Dan hal inilah yang menyebabkan banyak sekali stasiun televisi
Indonesia memproduksi tayangan receh dan tidak menjalankan fungsinya sebagai
media edukativ Maupun informasi.Tayangan yang ada di televise Indonesia saat ini
hanya berfokus pada hiburan semata dan melupakan budaya luhur bangsa
Indonesia.Fungsi media penyiaran televise sepertinya sudah melupakan fungsinya
sebagai media informasi dan edukasi.Tayangan-tayangan yang mendidik sudah
sangat jarang ditemukan di setiap program acara yang dihasilkan setiap stasiun
televise di Indonesia.
Terlepas dari konflik kepentingan antara pemerintah dan kapitalisme industry
pertelevisian yang ada,tv local kemudian lahir dengan gairah otonomi daerah yang
ada.Semangat untuk menjadi media local yang memfasilitasi masyarakat daerah
masing masing,baik dari segi informasi,edukasi maupun hiburan seakan menjadi
jargon yang memposisikan tv local sebagai prospek cerah bagi kemajuan dunia media
di Indonesia.Sebagai mana kedudukannya sebagai media daerah,maka dalam
penyajian dan kemasannya pun tv local cenderung menampikan dan mengedepankan
permasalahan daerah.
Disisi lain,Indonesia yang termasuk sebagai Negara rawan bencana harus
memperkuat sistem informasi dan edukasi menghadapi bencana pada
masyarakat.peran strategi dari media massa dalam menyediakan informasi sangat
diperlukan oleh masyarakat,baik dalam kondisi pra/sebelum bencana saat bencana
terjadi,maupun pasca bencana .informasi yang disediakan media akan menjadi
semacam sistem peringatan dini bagi masyarakat dan mengingatkan masyarakat
sehingga masyarakat lebih siap saat menghadapi bencana.masyarakat Indonesia
memerlukan edukasi mengenai bencana dan pencegahannya.media massa dapat
menjadi medium dalam mendukuing edukasi ini.televisi mampu mengubah
perspektiv dan memberikan edukasi bagi penonton dengan sangat mudah melalui
tayangannya.lalu,mengapa pertelevisian di Indonesia tidka memproduksi tayangan
yang memberikan informasi,mendidik,serta menghibur secara sekaligus dengan
kreatif ?terlebih lagi semakin berkembangnya zaman dan teknologi saat ini,semakin
banyak pula masalah masalah yang ada disekitar masyarakat yang tidak disadari
secara optimal oleh masyarakat itusendiri sehingga dapat menyebabkan munculnya
bencana di kemudian harinya.berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih dalam tentang PERAN MAUMERE TV SEBAGAI
MEDIA PENYIARAN LOKAL BERBASIS INTERNET TERKAIT
PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
“Bagaimana Peran Maumere TV Sebagai Media Penyiaran Local Berbasis
Internet Terkait Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana
Berdasarkan Produksi Tayangan Yang Dihasilkan?”

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelititan diatas,maka penelitian ini bertujuan


untuk mengatahui peran maumere tv sebagai media penyiaran local berbasis internet
terkait peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bancana berdasarkan produksi
tayangan yang dihasilkan.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharkan memberikan manfaat akademis dan manfaat praktis sbb:

1.4.1 Manfaat akademis

Memberi kontribusi ilmiah dan pengatahuan baru pada kajian tentang peran
maumere tv sebagai media penyiaran local berbasis internet terkait peningkatan
kesadaran masyarakat terhadap bencana berdasarkan produksi tayangan yang
dihasilkan.belum banyak kajian tentang produksi tayangan pada salah satu tv
local yaitu maumere tv.oleh karna itu,riset ini diharapkan mampu penyediakan
reverensi baru tentang bagaimana seharusnya program acara atau tayangan
yang dihasilkan oleh televise local bias meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap bencana tidak hanya bencana alam melainkan bencana sosial,dsb.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis,penelitian ini diharapkan memberikan manfaat melalui analisis


yang dipaparkan,tidak hanya orang orang yang bekerja pada media penyiaran
dan pembuat kebijakan,namun juga masyarakat sebagai audiens pada
umumnya.produksi tayangan tentang bencana sudah mkai hilang dan jarang
diproduksi oleh beberapa macam stasiun televise,baik itu televise
local,nasional,maupun swasta.Melalui kajian ini diharapkan media
penyiaran,pembuat kebijakan dan masyarakat pada umumnya memiliki bahan
bacaan dan diskusi yang bias menambah wawasan tentang pentingnya
memproduksi tayangan tentang bencana maupun tentang yang bernilai edukasi
dan informasi.
BAB II
KAJIAN TEORI

1.1. Kajian Teori Penelitian


Penyiaran atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai broadcasting adalah
keseluruhan proses penyampaian penyiaran yang dimuali dari penyiapan materi
produksi, proses produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran sampai
kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar/permirsa di suatu tempat. Berbeda
dengan pemancaran, pemancaran sendiri berarti proses tranmisi siaran, baik melalui
media udara maupun media kabel koksial atau saluran fisik yang lain. Sebagaimana
artinya penyiaran yang alat penerima siarannya harus dilengkapi sengan satu unit
decoder, adalah kuang sejalan dengan definisi broadcasting. Oleh karena itu, pada
nama sistemnya harus ditambahkan kata “terbatas”. Sehingga menjadi sistem
penyiaran terbatas.
Media penyiaran juga mempunyai karakteristik yang unik atau spesifik
dibandingkan dengan media cetak atau media massa yang lainnya. Melalui media
penyiaran, informasi dapat diterima permisa secara langsung atau biasa disebut
dengan real time atau live. Semua kejadian atau peristiwa dapat secara langsung pada
saat yang sama didengar/dilihat oleh pendengar/permisa dengan cakupan populasi
yang sangat luasdan efektif, tetapi informasi yang disampaikan oleh media penyiaran
sudah langsung berlalu dan tidak dapat berulang lagi kecuali memang disiarkan
ulang. Sementara pada media cetak, informasi yang diberikan masih dapat dibaca
kembali, dimana dan kapan saja. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan pada
media penyiaran dengan media cetak yang ditabulasikan.

Jenis Media Sifat


Cetak  Dpat dibaca, dimana, dan papan
saja
 Dapat dibaca berulang-ulang
 Daya pengaruh kurang/rendah
 Biaya operasional relative rendah
 Daya jangkau populasi terbatas
Penyiaran Radio  Dpat didengar ketika siaran
 Dapat didengar kembali bola
siaran ulang
 Daya pengaruh kurang/rendah
 Pengelolahan secara elektronik
 Biaya operasional relative murah
 Daya jangkau populasi luas
Penyiaran Televisi  Dapat didengar dan dilihat ketika
siaran
 Dapat didengar dan dilihat
kembali bila siaran ulang
 Daya pengaruh sangat tinggi
 Pengolahan secara elektronik
 Biaya operasinal sangat tinggi
 Daya jangkau populasi luas

Televisi sendiri terdiri dari “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti
penglihatan. Sedangkan secara lebih jauhnya, televise siaran merupakan media dari
jaringan dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu satu arah.
Menrut Anwar Arifin, televise adalah : Penggabungan antara tadio dan film. Sebab
televise dapat meneruskan suatu peristiwa itu berlangsung. Orang yang duduk di
depan pesawat televise dirumahnya seringkali memperoleh pandangan yang lebih
jelas daripada orang-oranng yang hadir di tempat peristiwa sendiri. Dengan demikian
televisi memiliki sifat aktualitas yang melebihi surat kabar, radio, dan film.
Dibanding dengan media massa lainnya, televise mempunyai sifat istimewa. Televisi
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar, bisa bersifat informatif,
huburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas. Televisi
merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared images and message) yang sangat
besar dalam sejarah, dan ini telah menjadi mainstream bagi lingkungan simbolik
masyarakat. Dan televisi merupakan sistem bercerita (story-telling) yang
tersentralisasi.
Dengan demikian, televise sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pila
piker khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media
yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan
permisif. Stasiun televise merupakan lembaga penyiaran atau tempat bekerja yang
melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam
bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang baik. Stasiun
Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang
dengan berbagai jenis keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan
siaran atau karya yang baik. Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat
kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru
kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling
berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik
mungkin.
Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televise sangat berpengaruh
terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor yang
mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan demikian
melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di
publikasikan. Umumnya siaran bertujuan untuuk memberi informasi yang dapat
dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, “Siaran televise merupakan
pemancaran sinar listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk
melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.
Siaran Televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial,
dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara
singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan bahasa gambar yang tajam,
jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas
suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televise
penerima di rimah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai
dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
Berdasarkan uraian diaras maka dapat didefinisikan bahwa siaran televise adalah
suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan
menghasilkan gambar yang bergerak dengan berisikan suatu informasi yang
beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebahai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
factor alam dan/atau factor nonalam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh
faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam,
dan bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angina topan, dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemic, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibadkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atay antarkomunitas masyarakat, dan terror.
Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan
tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi
bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung
sebahai satu kejadian.
Gempa bumu adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api
atau runtuhan batuan.
Letusan gunung apai merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah “erupsi”. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas,
lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas beracun, tsunami, dan banjir lahar
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan (“tsu”
berarti lautan. “name” berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian
gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut
akibat gempa bumi.
Tanah Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun lereng.
Banjir adalah peristiwa

1.2. Kajian Landasan Teori


1.2.1. Definisi Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam uu no 18 Tahun 2008
tentang pengelolaan sampah, disebut sampah adalah sisa kegiatan sehari hari atau
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik maupun
anorganik yang dapat terurai atau tidak dapat terurai yang sudah dianggap tidak
berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah berasal dari berbagai tempat
seperti sampah yang berasal dari pemukiman penduduk, sampah yang dihasilkan
oleh suatu kelurga yang tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang
dihasilkan organik atau sampah yang berasal dari sisa buah, sayur, makananan dan
sampah anorganik seperti plastik pembungkus makanan. Berdasarkan sumbernya
sampah dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. sampah dari pemukiman atau rumah tangga
b. Sampah dari non pemukiman

Sampah dari kedua jenis ini dikenenal sebagai sampah domestik. Sedangkan
sampah non domestik adalah limbah yang berasal dari industri. Sedangkan menurut
WHO sampah adalah sesuatu yang tidak di gunakan, tidak dipakai, tidak di senangi
atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya.

1.2.2. Sumber Sampah Dan Jenis Sampah


Sumber-sumber sampah, antara lain :
1. Sampah yang berasal dari pemukiman Sampah ini terdiri dari bahan
bahan padat seperti sisa sisa makanan baik yang sudah dimasak ataupun
belum dimasak, bekas pembungkus seperti kertas, plastik, pakaian-
pakaian bekas, prabotan rumah tangga.
2. Sampah Yang Berasal Dari Tempat-Tempat Umum Sampah ini berasal
dari tempat- tempat umum seperti taman, tempat hiburan, terminal bus,
stasiun kereta api. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol dan sisa
makanan.
3. Sampah Yang Berasal Dari Perkantoran Sampah ini berasal dari
perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen,
perusahaan. Sampah ini berupa kertas, plastik, karbon, klip dan pada
umumnya sampah ini bersifat anorganik dan mudah terbakar.
4. Sampah Yang Berasal Dari Industri Sampah ini berasal dari indutri
termasuk sampah yang berasal dari proses produksi misalnya : sampah-
sampah pengepakan barang, potongan tekstil, logam, kayu, plastik,
kaleng.
5. Sampah yang berasal dari pertambangan Sampah ini berasal dari daerah
pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan
itu sendiri misalnya : Batu batuan, tanah, pasir sisa sisa pembakaran.
6. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan Sampah yang
berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak,
sisa-sisa makanan ternak dan perikanan.

Menurut Daniel (2009) sampah dibedakan menjadi 3 jenis diantaranya:


1. Sampah organik Sampah organik merupakan sampah yang terdiri dari
bahan bahan yang mudah terurai secara alami/biologis seperti sisa
makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut
sampah basah.
2. Sampah anorganik Sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit
terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan
penanganan yang lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik,
kaleng. Sampah jenis ini disebut sampah kering.
3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). Sampah ini adalah
limbah dari bahan bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah
sakit, limbah pabrik.

1.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah


Menurut Slamet (2004), sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor dan taraf hidup masyarakat.
1. Jumlah penduduk Semakin banyak jumlah penduduk, juga akan diikuti
oleh kenaikan jumlah sampah.
2. Keadaan sosial ekonomi Semakin tinggi keadaan sosial masyarakat,
semakin banyak pula jumlah sampah yang dibuang setiap harinya.
3. Musim Pada musim kemarau, musim hujan, juga mempengaruhi
jumlah sampah yang dihasilkan.
4. Tingkat aktifitas Semakin banyaknya aktifitas yang dilakukan manusia
maka akan berpengaruh pada jumlah sampah
5. Teknologi Kemajuan teknologi akan menambah jumlah sampah karena
pemakaian bahan baku yang semakin beragam.

1.2.4. Pengaruh sampah terhadap manusia dan lingkungan


Pengaruh sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat
maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya ada yang positif dan negatif.
Pengaruh yang positif Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh
yang positif terhadap masyarakat dan lingkungannya seperti berikut:
1. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semcam rawa-rawa
dan dataran rendah.
2. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dan sangat baik
untuk meyuburkan tanah.
3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses
pengolahan terlebih dahulu untuk mecegah pengaruh buruk terhadap
hewan ternak. d) Pengelolaan sampah menyebkan berkurangnya tempat
perkembang biakan serangga atau hewan pengerat.
4. Mengurangi kejadian kasus penyakit menular yang erat kaitannya
dengan sampah. f) Keadaan estetika lingkungan yang bersih
menimbulkan rasa indah aman dan nyaman bagi masyarakat.

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi
kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat seperti berikut:

1. pengaruh sampah terhadap kesehatan


2. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai
tempet perkembang biakan vektor penyakit seperti lalat dan tikus.
3. Kejadian penyakit demam berdarah akan meningkat karena vektor penyakit
dapat hidup dan berkembang biak di dalam kaleng bekas, ban bekas yang
tergenang oleh air.
4. Gangguan psikomatif, misalnya sesak nafas insomnia, stres dan sebagainya.
5. Pengaruh terhadap lingkungan Pembakaran sampah dapat menimbulkan
pencemaran udara dan bahayayang kebakaran luas
6. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas
tertentu yang menimbulkan bau busuk
7. Estetika lingkungan kurang baik dipandang mata
8. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan meyebabkan
aliran air terganggu dan saluran air akan tersumbat.
9. Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan
banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan dan sumur
dangkal. Air banjir dapat menyebabkan kerusakan pada fasilitas masyarakat
seperti jalan dan saluran ai.
10. pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
11. pengelolaan sampah yang kurang baik akan mempengaruhi keadaan sosial
budaya masyarakat setempat
12. keadaan lingkungan yang kurang baik akan mengurangi niat wisatawan untuk
berkunjung ke daerah tersebut
13. dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan
pihak pengelola
14. angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehingga
produktifitas masyarakat menurun
15. penurunan pemasukan daerah akibat penurunan jumlah wisatawan yang
diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat setempat
16. penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan
tidak memiliki nilai ekonomis
1.2.5. Pengelolaan sampah
Beberapa langkah dalam pengolahan sampah yang baik dan benar yang biasa
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah adalah tanggung jawab dari masing masing rumah
tangga dan institusi yang menghasilkan sampah oleh karena itu masyarakat
harus membangun dan membuat tempat khusus untuk pengumpulan
sampah. Kemudian dari masing masing tempat pengumpulan sampah
tersebut diangkut ke tempet pembuangan sampah sementara dan selanjutnya
ke tempet pembuangan ahir.
2. Pemusnahan dan Pengelolaan Sampah
1. Ditanam(Landfil) Pemusnahan sampah dengan membuat lubang di
tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah prisip
dari sanitary yang telah ditimbun kemudian segera diaduk dengan
lapisan tanah yang padat.
2. Dibakar (insenertor) Memusnahkan sampah dengan cara dibakar
didalam tungku pemusnah (insenerator).Pelaksanaan metode ini harus
diusahakan sejauh mungkin dari pemukiman demi menghindari
pencemaran udara
3. Dijadikan pupuk (kompos) Pengelolaan sampah menjadi pupuk
(kompos). Khususnya untuk sampah organik daun-daun, sisa makanan
dan sampah lain yang mudah membusuk.
Pengelolaan sampah pada saat ini merupakan masalah yang semakin
kompleks karena semakin banyaknya sampah yang dihasilkan dan makin
beranekaragan komposisinya dan beberapa masalah lain yang berkaitanDari defenisi
di atas maka tampak bahwa unsur-unsur pokok utama dalam pengelolaan sampah
sehingga kita dapat memecahkan masalah secara efisien. Unsur–usur tersebut yaitu
penimbunan, penyimpanan,pengumpulan, pengangkutan, serta pengelolaan dan
pembuangan sampah. Pelaksanaanya mencakup beberapa tahap yaitu :
1. Penyimpanan Sampah Penyimpanan sampah ini merupakan hal yang
sangat penting karena melibatkan nilai-nilai keindahan dan kesehatan baik
sampah yang tidak memenuhi sayarat kesehatan yang telah ditentukkan,
menyimpan sampah di atas tanah terbuka merupakan hal yang tidak
diinginkan karena dapat menjadi tempat perkembangan vector seperti lalat,
kecoak, tikus. Oleh karena itu adanya tempat sampah sangat diperlukan dan
harus memenuhi persayaratan, sehingga apabila terjadi keterlambatan
dalam proses pengumpulan dan pengangkutan tidak akan menimbulkan
gangguan pandangan maupun gangguan kesehatan. Adapun syarat-syarat
dari tempat penampungan sampah adalah sebagai berikut:
1. Syarat konstruksi
a) Terbuat dari bahan yang kuat ringan dan kedap air
b) Tidak mudah terbakar19
c) Mempunyai tutup dan mudah dibuka tutup tanpa mengotori tangan
d) Mudah diisi dan dikosongkan serta mudah dibersihkan
e) Mempunyai pegangan di kedua belah sisinya 2 Syarat volume
Volume dapat menampung sampah yang dihasilkan oleh pemakai
dalam waktu tertentu 3 Syarat lokasi Mudah dijangkau baik oleh
pemakai maupun oleh petugas pengumpul sampah
2. Pengumpulan Sampah Pengumpulan sampah adalah upaya untuk
mengumpulkan sampah yang berasal dari berbagai sumber penghasil
sampah tertentu dan selanjutnya dikumpulkan di tempat penampungan
sampah sementara dan selanjutnya sampah sampah diangkut atau di
buang ke tempat pembuangan ahir (TPA). Tempat untuk penampungan
sampah sementara dapat berupa :
1. Bak dari beton / pasang batu bata
2. Tempat atau lokasi untuk memindahkan sampah dari tempat
penampungan sementara ke truk pengangkut sampah.
3. Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah adalah suatu kegiatan
untuk mengangkut sampah dari sumbernya ketempat ahir atau dari
tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan ahir. Dasar
pokok pengangkutan sampah adalah
1) Kendaraan harus dilengkapi fasilitas yang baik dan lengkap
2) Pengangkutan dilakukan dengan cermat, mudah, dan hemat
3) Frekuensi pengangkutan disesuaikan berdasarkan banyaknya sampah
yang diangkat
4. Pembuangan Sampah Pembuangan sampah merupakan kegiatan
pengumpulan sampah di suatu tempat yang disebut Tempat
Pembuangan Sementara setelah kegiatan pengangkutan sampah
sebelum Ke Tempat Pembuangan Ahir dimana sampah akan
dimusnahkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
https://rimbakita.com/sampah/
file:///C:/Users/dimas/Downloads/Documents/BAB%20II.pdf

file:///C:/Users/dimas/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/VTINYG5Z/
7898-14624-1-PB_(1)[1].pdf

Anda mungkin juga menyukai