Amsal 1-10-14, Jangan Ikuti Orang Berdosa
Amsal 1-10-14, Jangan Ikuti Orang Berdosa
(Amsal 1:10-12)
Pendahuluan
Ilustrasi: Tentang Dosa Karena Pilihan Yang Salah
Ada seorang pemain bisbol profesional yang sangat gemilang di dalam karier
olahraganya. Akan tetapi, pada suatu ketika dia dikeluarkan dari timnya ketika sang pelatih
mendapati bahwa ia kecanduan kokain. Kepada para wartawan pemain bisbol itu berkata
bahwa penyalahgunaan obat-obatan itu sebenarnya bukan kesalahannya, melainkan karena
diajak oleh temannya. Kesalahan yang telah dibuatnya berakar dari pilihan untuk berbuat
dosa.
Isi
Tidak jarang kitapun mengalami hal yang serupa seperti pemain bisbol profesional
tadi, yaitu mengikuti jalan orang yang berdosa. Karena itu, untuk mencegahnya, mari kita
melihat peringatan di dalam Amsal ini.
Penulis Amsal memberikan peringatan supaya kita tidak mengikuti atau menyetujui
bujukan orang yang berdosa. Dalam bahasa aslinya orang berdosa itu memiliki arti orang
yang biasa melakukan kejahatan sehingga kehilangan arah hidup yang benar. Dengan
demikian, tujuan hidup yang benar tak akan pernah mereka capai. Mereka adalah orang-orang
yang memiliki karakter moral yang tidak baik dan terbiasa melakukan kejahatan. Mereka
tidak segan-segan melakukan tindakan kekerasan, bahkan pembunuhan demi keuntungan
sendiri.
Apa yang menjadi alasan mengapa kita tidak boleh mengikuti atau menyetujui orang
yang berdosa atau orang yang mengajak untuk berbuat dosa? Sedikitnya penulis Amsal
memberikan 2 alasan, yaitu:
Penutup
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan, jangan ukur diri kita dengan orang lain, tetapi
dengan kebenaran Allah. Ukurlah diri kita dengan Kristus. Tetapi ingat, di dalam semangat
hidup, dalam kenyataannya terkadang kita manusia memang tidak mau mencari Allah.
Pencarian manusia hanya untuk memuaskan dirinya, Dan hanya untuk membenarkan
dirinya. Padahal tanpa Allah kita bukan apa-apa. Jadi, secara positif sifat manusia kita tidak
mampu berbuat baik. Secara manusiawi kedagingan tidak ada kekuatan untuk itu. Lalu di sisi
lain, kita tidak mampu menolak dosa. Maka seluruh dosa yang datang menyerbu menjadi
bagian dari hidup kita Ketika manusia menutupi satu tembok, katakanlah dia tidak mencuri
tetapi dia tidak bisa menghindar dari sifat iri hati, misalnya. Artinya ia tidak mampu menolak
dosa. Jadi, semua kembali diukur pada Allah. Sesuatu yang tidak tepat pada ketetapan Allah,
itu sudah menjadi dosa. Nah kalau sudah begini siapa manusia yang tidak berdosa? Seluruh
manusia sudah berdosa. Manusia tidak mampu menolak dosa, karena dosa telah menjadi
tuan atas manusia. Karena dosa sudah menjadi majikan yang berkuasa atas hidup manusia.
Dosa mempermainkan manusia. Jadi, di dalam pemahaman yang seperti inilah kita belajar
membangun suatu pemahaman yang utuh, supaya kita sungguh-sungguh hidup dalam
terang Tuhan. Jadi jemaat yang terkasih didalam Tuhan, manusia berdosa adalah manusia
yang tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri. Sehingga ketika pun dia
menjadi baik di kemudian hari, itu hanyalah anugerah Allah: solagarcia. Sebagai orang
Kristen kita harus bersyukur dan mendemonstrasikan kerendahan hati, karena kita telah
ditolong oleh-Nya sehingga kita berpindah dari kehidupan yang penuh keberdosaan ke
hidup yang penuh kebahagiaan bersama dengan Tuhan.
Marilah kita menjadi lebih bijak melalui nasihat Amsal ini sehingga kita tidak termakan
dengan rayuan dosa yang sebenarnya menuju kepada jurang yang sangat dalam. Jadilah anak-
anak Tuhan yang senantiasa setia kepada Allah. Terpujilah Kristus. Amin.