Anda di halaman 1dari 10

GAMBARAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA

(Studi di Puskesmas Maospati, Kab. Magetan)

Rokhimah Puji Harlina¹M. Zainul Arifin²Anita Rahmawati³


¹²³STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
¹email:
rokhimahp30@gmail.com2email:M.zainularif17@gmail.com3email:Anitarahmawati15ugm
@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yang merupakan
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar
asam urat dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor usia.
Asam urat meningkat dengan perbandingan 3:1 pada orang yang berusia lebih dari 60
tahun.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar asam urat pada lansia.
Metode penelitian : Desain penelitian bersifat deskriptif observasi. Populasi penelitian ini
yaitu seluruh lansia yang melakukan pemeriksaan kadar asam urat di Puskesmas Maospati,
Kabupaten Magetan pada bulan Januari sampai Maret 2020 dengan jumlah sampel 55 orang
yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan observasi
labolatoris serta data diolah dengan editing, coding, dan tabulating. Hasil : Hasil dari
penelitian pada 55 responden menunjukkan hampir seluruh responden mengalami
peningkatan kadar asam urat dengan jumlah 47 orang (85%) serta sebagian kecil responden
dengan jumlah 8 orang (15%) memiliki kadar asam urat normal. Kesimpulan : Kesimpulan
berdasarkan data penelitian yaitu hampir seluruh lansia yang melakukan pemeriksaan kadar
asam urat di Puskesmas Maospati, Kabupaten Magetan mengalami peningkatan kadar asam
urat. Saran : Saran untuk masyarakat khususnya lansia untuk mengurangi bahan pangan
tinggi purin.

Kata kunci : asam urat, hiperurisemia, lansia

DESCRIPTION OF URATIC ACID LEVEL IN ELDERLY


(Study at the Puskesmas Maospati, Magetan regency)

ABSTRACT

Introduction :Uric acid is the result of the final metabolism of purines which is a component
of nucleic acids found in the body̕s cell. Increased uric acid levels in the body are influenced
by several factors one of which is the age factor Uric acid increased by a ratio 3:1 in people
over 60 years old. As for the purpose of this study is to determine the levels of uric acid in
the elderly. Research purpose : The research design is descriptive observation. The
population of this research is all the elderly who do the examination of uric acid levels in the
Puskesmas Maospati, Magetan regency in January until March 2020 with a sample of 55
people taken using purposive sampling technique. Data collection by metabolic observation
and data processed by editing, coding, and tabulating. Results: The results of a study of 55
respondents showed that all respondents experienced an increase in uric acid levels by 47
people (85%) and a small proportion of respondents with 8 people (15%) had normal uric
acid levels. Conclusions : The conclution based on research data is that almost all elderly
people who check uric acid levels in Puskesmas Maospati, Magetan regency have increased
levels of uric acid. Suggestion : The suggestion for the community especially the elderly to
reduce high purine foodstuff.
Keyword : Gout, hyperuricemia, elder

PENDAHULUAN Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa


Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan
Produk akhir berdasarkan metabolisme Bali merupakan 11 provinsi dengan angka
dari bagian asam nukleat yang merupakan kejadian gout yang tinggi pada tingkat
struktur dari nukleus adalah asam urat Nasional (Hastuti et al., 2018). Angka
(Jaliana et al., 2018). Penumpukan asam kejadian Gout Arthitis di Provinsi Jawa
urat berlebih pada tubuh dapat Timur yaitu laki-laki 24,3% adapun pada
mengakibatkan timbulnya suatu penyakit perempuan 11,7% (Afnuhazi, 2019).
tidak menular yaitu Gout Athritis, pendapat Jumlah lansia yang mengalami Gout
ini sependapat dengan penelitian terdahulu Athritis di Kabupaten Magetan tahun 2014
yang dilakukan Afnuhazi (2019) sebesar 23,3% dari jumlah lansia yangada
mengungkapkan jika Gout Athritis terjadi di Kabupaten Magetan (Novianti et al.,
karena tingginya kadar asam urat dan 2019).
menimbulkan adanya penumpukan gout
karena beberapa kondisi tertentu dalam Purin yang terkandung dalam bahan
tubuh seperti meningkatnya produksi asam pangan seperti kopi, teh, dan jeroan (babat,
urat dalam tubuh, melemahnya limpa, usus, dan sebagainya) menyebabkan
kemampuan ginjal dalam proses eksresi, hiperurisemia (Afnuhazi, 2019). Faktor
serta intake makanan tinggi purin. pemicu terjadinya Gout Arthitis
Perbandingan peningkatan Hiperurisemia digolongkan menjadidua yaitu terkontrol
pada orang yang berusia diatas 60 tahun dan sulit terkontrol (Syarifah, 2018).
ialah 3:1 (Hastuti et al., 2018). Faktortersebut kemudian dipecah kembali
Berdasarkan perbandingan penyakit Gout menjadi faktor predisposisi, primer, dan
yang meningkat pada usia diatas 60 tahun sekunder. Faktor primer terjadi karena
maka para lansia perlu menjadi perhatian adanya keturunan, faktor sekunder dapat
utama dalam penyakit Gout ini mengingat terjadi karena tingginya produksi asam urat
para lansia memiliki sistem kerja tubuh atau adanya masalah yang berakibat pada
yang semakin menurun serta masih terganggunya proses eksresi asam urat,
banyaknya pola hidup dan pola makan sedangkan jenis kelamin, usia, dan iklim
yang buruk pada para lansia. merupakan hal yang memengaruhi
terjadinya faktor predisposisi (Putri,
WHO memperkirakan sekitar 355.000.000 2017). Masalah yang sering terjadi pada
orang akan mengidap penyakit lansia adalah kehilangan massa organ
Gout(Apriana et al., 2018). Angka kejadian tubuh seperti tulang dan otot, sedangkan
Gout Arthitis juga tergolong tinggi di jumlah lemak meningkat, peningkatan
Indonesia. WHO mengungkapkan jumlah lemak merupakan pemicu
prevalensi pengidap Gout Arthtitis di timbulnya berbagai jenis penyakit
Indonesia mencapai 81% sehingga kardiovaskuler, Diabetes Mellitus,
Indonesia masuk dalam urutan tertinggi Tekanan darah tinggi, dan penyakit
dengan penderita Gout Arthitis di Asia. Di degeneratif lainya seperti Hiperurisemia
Asia Tenggara Prevalensi Hiperurisemia (Sri Arjani et al., 2018). Masalah yang
dan Gout mencapai 13-25% dalam 10 terjadi karena tingginya Gout antara lain:
tahun terakhir (Novianti et al., 2019). Gout, rematik, Infark miokard, trofi otot,
Pengidap penyakit gout memiliki kurva gangguan fungsi ginjal, Diabetes Mellitus,
kejadian yang naik setiap tahun. Angka serta kematian dini dan insidenya yang
kejadian nasional Hiperurisemia adalah mengalami peningkatan setiap tahun
30,3%, Bengkulu, Nanggroe Aceh adalah Gout Athritis(Afnuhazi, 2019).
Darussalam, SumateraBarat, Jawa Barat, Langkah yang dapat dilakukan untuk
JawaTimur, pencegahan terjadinya asam urat adalah
dengan meningkatkan pengetahuan lansia 30% penderita asam urat disebabkan
tentang pola makan yang benar sehingga karena sintesa purin yang tidak berjalan
mengurangi resiko peningkatan kadar asam dengan normal sehingga memicu
urat (Fadlilah & Sucipto, 2018). Lansia peningkatan kadar asam (Pratiwi, 2017).
disarankan mengontrol konsumsi makanan
tinggi purin serta penderita asam urat Nilai normal asam urat
dianjurkan mengkonsumi lebih banyak Nilai normal kadar asam urat dalam darah
karbohidrat kompleks seperti: nasi, dibagi menjadi tiga kategori menurut
singkong, ubi, tidak mengkonsumsi Prayogi (2017) yaitu :
minuman beralkohol serta konsumsi a. Wanita : 2,4 mg/dl - 5,7 mg/dl.
airputih sesuai kebutuhan harian tubuh. Air b. Laki-laki : 3,4 mg/dl - 7 mg/dl.
putih berkonstribusi untuk melancarkan c. Anak-anak : 2,8 mg/dl - 4 mg/dl.
eksresi purin melalui urine (Apriana et al.,
2018). Klasifikasi asam urat
Asam urat diklasifikasikan menjadi dua
KAJIAN LITERATUR menurut Pratiwi ( 2017 ) yaitu:
a. Asam urat primer
Lansia Asam urat primer ditandai dengan
Lansia merupakan orang dengan usia lebih adanya gangguan metabolisme yang
dari 60 tahun, pada usia lansia secara disebabkan oleh faktor hormonal dan
normal tubuh akan mengalami beberapa faktor keturunan, sehingga tubuh
kemunduran baik secara fungsi fisiologis, menghasilkan asam urat yang berlebih
psikologis maupun fisik (Dahroni et al., atau juga terjadi karena proses eksresi
2019). Penurunan kemampuan fisiologis asam urat yang menurun dalam tubuh.
tersebut dapat menyebabkan mereka tidak b. Asam urat sekunder
mampu diberikan tugas-tugas dan Produksi asam urat berlebih berupa
tanggung jawab yang berat dan beresiko nutrisi yang didapat dari diet tinggi
tinggi. Pada usia lanjut daya tahan fisik purin dalam tubuh memicu terjadinya
sudah mengalami kemunduran fungsi asam urat sekunder.
sehingga mudah terserang beragam jenis
penyakit, masalah yang terjadi disebabkan Faktor resiko hiperurisemia
karena imunitas dan kekuatan fisik ikut menurut Putri (2017) yaitu :
melemah begitu juga dengan kemampuan a. Usia
tubuh dalam menangkal serangan penyakit Bertambahnya umur berpengaruh
yang semakin melemah, sehingga lebih terhadap penyakit asam urat, hal ini
sering mengalami masalah kesehatan terjadi karena terjadi karena adanya
(Siregar, 2018). penurunan proses kerja tubuh.
b. Genetik
Asam urat Riwayat keturunan juga dapat
Asam urat merupakan proses katabolisme berpotensi terhadap penyakit ini yang
purin yang memproduksi senyawa kemudian di tunjang dengan faktor
nitrogen, proses katabolisme purin terjadi lingkungan lain.
karena dua hal yaitu dari purin yang c. Jenis kelamin
terkandung dalam makanan maupun dari Jenis kelamin juga dapat menjadi
asam nukleat endogen DNA. Asam urat faktor yang memicu terjadinya
dalam jumlah besar dikeluarkan oleh hiperurisemia karena pada laki-laki
ginjal, namun dapat juga di eksresi melalui menunjukkan kadar yang lebih tinggi
saluran cerna, tetapi dalam jumlah yang dibandingkan wanita, hal tersebut
sedikit (Prayogi, 2017).Kadar asam urat dapat terjadi karena hormon esterogen
yang meningkat disebabkan karena tubuh yang dimiliki wanita mampu
memproduksi asam urat dalam jumlah mempercepat proses eksresi asam
besar sedangkan eksresi asam urat melalui urat.
urine mengalami penurunan. Sekitar 20- d. Obesitas
Obesitas memiliki keterkaitan dengan c. Pemeriksaan dengan dua metode yaitu
penyakit degeneratif bukan hanya dengan di temukan nya kristal asam
hiperurisemia yang dapat berpotensi urat dalam cairan synovial serta
pada penderita obesitas namun juga ditemukan nya fusi urat dalam
beberapa penyakit degeneratif lain endapan tofi.
nya seperti diabetes mellitus tipe II,
stroke, hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, dislipedemia, dsb. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
e. Obat-obatan
Seseorang yang menggunakan jenis Penelitian ini menggunakan jenis
obat tertentu berpotensi mengalami deskriptif observasi. Penelitian deskriptif
hiperurisemia namun beberapa obat yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk
memiliki kemampuan untuk menggambarkan hal yang terjadi ketika
mempercepat proses eksresi. Jenis melakukan penelitian serta memeriksa asal
urikosurik seperti provenesia dan dari suatu masalah tertentu (Sri Arjani et
sufipirazon merupakan contoh obat al., 2018). Lokasi pelaksaan penelitian ini
yang berperan dalam eksresi asam di Puskesmas Maospati, Kabupaten
urat.Jenis obat tertentu juga dapat Magetan yang dilaksanakan pada bulan
menghambat eksresi asam urat salah Juni 2020 sampai Juli 2020.
satunya adalah obat jenis aspirin.
f. Latihan fisik dan kelelahan Populasi dan sampel penelitian
Latihan fisik yang berat akan Populasi dalam penelitian ini adalah 124
memperburuk kondisi keseimbangan orang yang memiliki usia lebih dari 60
tubuh sehingga peran kerja organ tahun yang melakukan pemeriksaan asam
tubuh terganggu. urat di Puskesmas Maospati Kabupaten
Magetan pada bulan Januari 2020 sampai
Jenis peningkatan kadar asam urat Maret 2020. Sampel pada penelitian ini
Hiperurisemia dibagi menjadi dua jenis adalah 55 orang yang memiliki usia lebih
menurut Prayogi (2017) yaitu: dari 60 tahun yang diambil berdasarkan
a. Hiperurisemia Asimtomatis kriteria dan rumus. Sampel dari penelitian
Hiperurisemia jenis ini sulit diketahui ini dihitung mengunakan rumus:
karena sering terjadi tanpa ditandai
gejala klinis, pada hiperurisemia
asimtomatis penderita tidak N
n=
merasakan gejala yang spesifik meski 1 + (α)²N
kadar asam urat tinggi, dan berakhir
dengan muncul nya serangan Gout
akut serta asam urat. Keterangan :
b. Hiperurisemia Simtomatis n = Sampel
Hiperurisemia simtomatis memiliki N = Populasi
gejala klinis dengan ditandai Gout α = 0,1
dalam beberapa jaringan, dimulai dari Perhitungan sampel penelitian dihitung
ginjal, sendi, jantung, dan organ sebagai berikut :
lainya.Pengendapan monosodium urat
di sendi dan jaringan tertentu dapat N
n=
menimbulkan peradangan. 1 + (α)²N
124
Diagnosa n=
1 + (0,1)²124
Menurut Putri (2017) Hiperurisemia dapat 124
didiagnosis melalui tiga cara yaitu: n=
1 + (0,01)124
a. Penggunaan obat. 124
b. Kadar asam urat dalam serum yang n=
1 + 1,24
mengalami peningkatan.
124 e. Meminta data sekunder meliputi
n= data kadar asam urat, usia, serta
2,24
n = 55 riwayat asam urat pada lansia di
unit labolatorium Puskesmas
Berdasarkan perhitungan diatas maka Maospati, Kabupaten Magetan.
didapatkan jumlah sampel 55 responden. f. Meminta surat keterangan
Sampel yang sudah ditentukan jumlahnya penelitian kepada Puskesmas
kemudian dipilah kembali berdasarkan Maospati, Kabupaten Magetan
standart kriteria yang ditetapkan peneliti: setelah pengambilan data sekunder
1. Data responden yang diberikan dari unit labolatorium Puskesmas
berdasarkan persetujuan dari unit Maospati, Kabupaten Magetan.
labolatorium Puskesmas Maospati, g. Melakukan pengolahan data.
Kabupaten Magetan untuk dijadikan
sampel penelitian. Variabel penelitian
2. Wanita atau laki-laki lansia yang Variabel penelitian merupakan hal yang
melakukan pemeriksaan asam urat di digunakan oleh peneliti sebagai sifat,
Puskesmas Maospati, Kabupaten karakteristik, atau ukuran yang berisi suatu
Magetan. konsep pengertian tertentu (Prayogi, 2017).
Sampel diambil menggunakan teknik Variabel yang digunakan dalam penelitian
purposive sampling yaitu teknik penentuan ini ialah kadar asam urat pada lansia.
sampel berdasarkan kriteria peneliti (Putri,
2017). Instrumen penelitian yang dipakai Paradigma penelitian
ialah dokumentasi. Dokumentasi yaitu Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif
proses pengumpulan data berdasarkan isi dengan paradigma interpretif. Paradigma
dari dokumen-dokumen, baik yang interpretif ialah tindakan yang diambil
disimpan peneliti atau intansi tertentu peneliti dalam menyikapi fenomena sosial
(Retnawati, 2016). Alur pengumpulan data yang sedang terjadi yang berlandaskan
dengan cara dokumentasi pada penelitian pada teori yang berkaitan dengan fokus
ini yaitu: penelitian (Muslim, 2018).
a. Membuat blanko permintaan
penelitian yang diserahkan kepada
Biro Administrasi Akademik dan HASIL PENELITIAN
Kemahasiswaan STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang Hasil penelitian ini disajikan menjadi dua
sebagai syarat permintaan surat kategori yaitu data umum responden dan
melakukan penelitian dari STIKes data khusus responden.pada data umum
ICMe Jombang. responden mencakup waktu pemeriksaan
b. Menyerahkan surat melakukan responden, usia responden, jenis kelamin
penelitian ke Bankesdanpol responden serta riwayat asam urat
Kabupaten Magetan untuk responden. Sementara pada data khusus
mendapatkan surat rekomendasi meliputi kadar asam urat responden serta
penelitian. frekuensi kadar asam urat responden
c. Menyerahkan surat rekomendasi berdasarkan jenis kelamin.
penelitian ke Dinkes Kabupaten a. Data umum responden
Magetan untuk mendapatkan surat 1. Klasifikasi Waktu Pemeriksaan
ijin penelitian dari Dinas Responden
Kesehatan Kabupaten Magetan.
d. Menyerahkan surat ijin penelitian
kepada Puskesmas Maospati,
Kabupaten Magetan untuk
mendapatkan data sekunder terkait
penelitian yang akan dilakukan.
Tabel 1. Klasifikasi waktu pemeriksaan 4. Klasifikasi Riwayat Asam Urat
responden Responden
Klasifikasi riwayat asam urat responden
No Bulan Jumlah Persentase dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Januari 20 36% Tabel 4.Klasifikasi Riwayat Asam Urat
2. Febuari 13 24% Responden
3. Maret 22 60%
No Riwayat Jumlah Persentase
Total 55 100%
1. Genetik 13 24 %
(Sumber : Data sekunder 2020.)
2. Tanpa 42 76 %
Berdasarkan keterangan dari tabel di atas riwayat
sebagian besar responden melakukan Total 55 100 %
pemeriksaan asam urat di Puskesmas (Sumber : data sekunder 2020.)
Maospati, Kabupaten Magetan pada bulan
Maret dengan jumlah 22 responden (60%). Berdasarkan keterangan tabel di atas
2. Klasifikasi Usia Responden menunjukan hampir seluruh responden
tidak memiliki riwayat asam urat dengan
Tabel 2.Klasifikasi Usia Responden jumlah 42 responden (76%).
b. Data khusus responden
No. Usia Jumlah Persentase 1. Frekuensi Kadar Asam Urat
1. 60-65 20 36 % Responden
tahun
2. 66-70 14 26 % Tabel 5.Frekuensi kadar asam urat pada
tahun lansia di Puskesmas Maospati,
3. 71-75 21 38 % Kabupaten Magetan bulan Januari
tahun 2020 sampai Maret 2020
Total 55 100%
(Sumber : data sekunder 2020.) No Kriteria Frekuensi Persentase
1. Rendah 0 0%
Tabel di atas memaparkan hasil hampir
2. Normal 8 15 %
setengah responden yang melakukan
pemeriksaan asam urat di Puskesmas 3. Tinggi 47 85 %
Maospati, Kabupaten Magetan memiliki Total 55 100 %
rentang usia 71-75 tahun dengan jumlah 21 ( Sumber : data sekunder 2020.)
responden (38 %).
Berdasarkan keterangan dari tabel di atas
3. Klasifikasi Jenis Kelamin hampir seluruh responden memiliki kadar
Responden asam urat tinggi dengan jumlah 47
responden (85 %).
Tabel 3.Klasifikasi Jenis Kelamin
Responden 2. Frekuensi Kadar Asam Urat
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Jumlah Presentase
kelamin
1. Laki-laki 17 31%
2. Wanita 38 69%
Total 55 100%
( Sumber : data sekunder 2020.)

Menurut keterangan tabel tersebut


menunjukan sebagian besar responden
memiliki jenis kelamin perempuan yang
berjumlah 38 responden (69%).
Tabel 6.Frekuensi Kadar Asam Urat di bulan Maret dengan jumlah 22
Berdasarkan Jenis Kelamin responden (60%), 20 responden (36%)
melakukan pemeriksaan asam urat pada
Kadar asam bulan Januari, serta 13 responden (24%)
urat

Persentase
melakukan pemeriksaan asam urat pada

Jumlah
Jenis bulan Febuari.
Rendah
Normal
Tinggi
Kelamin
Berdasarkan tabel 2 menyajikan
klasifikasi usia responden yang
Laki-laki 0 2 15 17 31%
digolongkan menjadi tiga yaitu usia 60-65
Perempuan 0 6 32 38 69% tahun, 66-70 tahun, serta 71-75 tahun.
Total 0 8 47 55 100% Berdasarkan tabel yang telah disajikan
responden yang memiliki usia 60-65 tahun
( Sumber : data sekunder 2020.)
berjumlah 20 responden ( 36%), responden
Berdasarkan keterangan dari tabel diatas dengan rentang usia 66-70 tahun berjumlah
sebagian besar responden memiliki jenis 14 responden (26%), serta hampir setengah
kelamin perempuan sebanyak 38 responden dengan jumlah 21 responden
responden (69%), dengan rincian kadar (38%) memiliki rentang usia 71-75 tahun.
asam urat rendah sejumlah 0 responden, Hal ini berkaitan dengan teori yang
normal 6 responden dan tinggi 32 dinyatakan oleh Putri (2017) bahwa usia
responden. merupakan penyebab meningkatnya kadar
asam urat dalam darah. Menurut (Hastuti
et al., 2018) orang yang berusia diatas 60
PEMBAHASAN tahun memiliki faktor resiko penyakit Gout
Athritis yang lebih tinggi dengan
Berdasarkan data yang telah dicantumkan perbandingan 3:1 hal ini dapat terjadi
dalam beberapa tabel mengenai penelitian karena mekanisme kerja tubuh yang
tentang gambaran kadar asam urat pada semakin menurun.
lansia yang dilakukan di Puskesmas
Maospati Kabupaten Magetan. Target Serum asam urat pada dasarnya memiliki
penelitian yaitu orang dengan usia lebih tingkat yang berbeda berdasarkan jenis
dari 60 tahun yang memeriksakan kadar kelamin. Pada laki-laki lebih tinggi dari
asam urat di Puskesmas Maospati, perempuan dan akan semakin meningkat
Kabupaten Magetan pada bulan Januari ketika usia lanjut , sementara perempuan
sampai Maret 2020. Sumber data akan mengalami penurunan hormon
penelitian ini diambil dari data responden esterogen ketika usia lanjut yang
yang telah disetujui oleh unit labolatorium mengakibatkan penurunan eksresi asam
Puskesmas Maospati, Kabupaten Magetan urat sehingga beresiko mengalami gout
sebagai data yang dapat digunakan untuk arthritis. Resiko ini dapat semakin tinggi
penelitian. Jumlah populasi lansia yang jika lansia menerapkan pola makan dan
melakukan pemeriksaan asam urat pada pola hidup yang salah, oleh sebab itu
bulan Januari sampai Maret 2020 adalah kesehatan lansia perlu menjadi perhatian
124 responden.Jumlah sampel penelitian utama.
ini ialah 55 responden dan ditentukan Data yang disajikan pada tabel 3 dapat
berdasarkan rumus serta menggunakan diketahui klasifikasi jenis kelamin
teknik purposive sampling. responden digolongkan menjadi dua yaitu
perempuan dan laki-laki. Sebagian besar
Keterangan yang diperoleh dari tabel 1 responden dengan jumlah 37 orang (67%)
dapat memberikan informasi sebagian yang melakukan pemeriksaan kadar asam
besar responden yang melakukan urat di Puskesmas Maospati, Kabupaten
pemeriksaan asam urat di Puskesmas Magetan adalah perempuan, sementara 18
Maospati, Kabupaten Magetan dilakukan responden (33%) memiliki jenis kelamin
laki-laki. Menurut (Nasir, 2019)perempuan
memiliki suatu hormon yang dapat memiliki kadar asam urat rendah, sebanyak
menurunkan resiko hiperurisemia yaitu 8 responden (15%) memiliki kadar asam
hormon esterogen, namun seiring urat normal, dan hampir seluruh responden
bertambahnya usia hormon ini mengalami memiliki kadar asam urat yang tinggi
penurunan fungsi sehingga meningkatkan dengan jumlah 47 responden (85%). Asam
resiko hiperurisemia. Teori ini didukung urat normal dalam tubuh yaitu wanita 2,4
oleh hasil penelitian yang dipaparkan pada mg/dl-5,7 mg/dl, laki-laki 3,4 mg/dl-7
tabel 6 tentang frekuensi kadar asam urat mg/dl, dan anak-anak 2,8 mg/dl-4 mg/dl
berdasarkan jenis kelamin yaitu sebagian (Prayogi, 2017). Kenaikan kadar asam urat
besar responden memiliki jenis kelamin pada lansia ini sependapat dengan teori
perempuan dengan 38 responden (69%) dari (Putri, 2017) yang mengemukakan
dengan rincian kadar asam urat rendah 0 bahwa asam urat dipengaruhi oleh
responden, normal 6 responden, dan tinggi beberapa faktor yaitu: faktor sekunder,
32 responden. Menurut (Ardhiatma et al., predisposisi dan primer. Faktor yang
2017) Pengetahuan yang dimiliki lansia berkaitan dengan penelitian ini adalah
menjadi pengaruh besar dalam sikap yang faktor predisposisi salah satunya adalah
diambil lansia dalam pencegahan penyakit usia, semakin tua usia seseorang semakin
gout arthritis rentan terkena penyakit hal tersebut
Perbandingan jumlah antara responden berkaitan dengan menurunya mekanisme
laki-laki dan perempuan yang melakukan kerja organ tubuh yaitu penurunan hormon
pemeriksaan kadar asam urat di Puskesmas esterogen yang menyebabkan terjadinya
Maospati, Kabupaten Magetan ini juga penurunan eksresi asam urat melalui urine
dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan sehingga menjadi sebab hiperurisemia.
lansia khususnya lansia dengan jenis Menurut (Sri Arjani et al., 2018)
kelamin perempuan mengenai konsumsi bertambahnya usia seseorang dapat
makanan dengan kadar purin yang tinggi. menganggu kinerja tubuh dalam sintesis
Pernyataan ini dapat disimpulkan enzim Hypoxantine Guanine
berdasarkan data yang didapatkan peneliti Phosphoribosyl Transferase ( HGRT) yang
dari Puskesmas Maospati, Kabupaten memiliki peran mengubah purin menjadi
Magetan yaitu responden perempuan nukleotida purin, penyebab tingginya
memiliki kecenderungan mengkonsumsi kadar asam urat dalam darah yaitu purin
makanan tinggi puurin. tidak dimetabolisme dengan baik oleh
Keterangan pada tabel 4 dapat diketahui enzim Hypoxantine Guanine
data yang diperoleh berdasarkan riwayat Phosphoribosyl Transferase (HGRT)
asam urat adalah sebagian kecil responden sehingga purin tersebut akan
memiliki riwayat asam urat sejumlah 13 dimetabolisme oleh enzim Xanthine
responden (24%) sedangkan 42 responden oxidase menjadi asam urat. Penurunan
(76%) tidak memliki riwayat asam urat. kinerja organ tubuh pada lansia menjadi
Penelitian yang dilakukan oleh(Manopo et resiko terjadinya hiperurisemia, maka
al., 2019) mendapatkan hasil riwayat menerapkan pola hidup sehat dapat
memiliki keterkaitan dengan kejadian menjadi langkah pencegahan terhadap
hiperurisemia pada lansia. Namun hasil berbagai penyakit yang dapat menyerang
dari penelitian ini sependapat dengan lansia.
penelitian yang dilakukan oleh (Febrianti
et al., 2019) mengemukakan adanya
riwayat asam urat tidak berhubungan SIMPULAN DAN SARAN
dengan terjadinya hiperurisemia. Tidak
adanya hubungan antara riwayat dengan Simpulan
peningkatan kadar asam urat dalam darah
menunjukan faktor riwayat tidak menjadi Penelitian yang telah dilakukan dapat
fokus utama pada penelitian ini. diambil beberapa kesimpulan yaitu
Data khusus yang disajikan pada tabel 5 sebagian besar responden melakukan
didapatkan hasil tidak ada responden yang pemeriksaan asam urat pada bulan Maret
dengan jumlah 22 responden (60%), Urat Pada Lansia (45 – 70 Tahun).
Hampir setengah responden dengan jumlah Human Care Journal, 4(1), 34.
21 responden (38%) memiliki rentang usia https://doi.org/10.32883/hcj.v4i1.242
71-75 tahun, sebagian besar responden
dengan jumlah 37 orang (67%) yang Apriana, I., Pastria Sandra, D., &
melakukan pemeriksaan kadar asam urat Mardiyah Ningsih, D. D. (2018).
merupakan perempuan, sebagian kecil Hubungan Menopause Dengan Kadar
responden memiliki riwayat asam urat Asam Urat Dalam Darah. 8(1), 29–33.
sejumlah 13 responden (24%), hampir
seluruh responden memiliki kadar asam Ardhiatma, F., Rosita, A., &
urat yang tinggi dengan jumlah 47 Mujilestariningsih, R. E.
responden (85%) serta data yang disajikan (2017).Hubungan Antara Pengetahuan
tentang frekuensi kadar asam urat Tentang Gout Asthritis Terhadap
berdasarkan jenis kelamin maka Perilaku Pencegahan GoutArthritis
dinyatakan sebagian besar responden Pada Lansia. 2(2), 111.
memiliki jenis kelamin perempuan dengan
38 responden (69%). Fokus dalam Dahroni, D., Arisdiani, T., & Widiastuti,
penelitian ini adalah kadar asam urat pada Y. P. (2019). Hubungan Antara Stres
lansia di Puskesmas Maospati, Kabupaten Emosi Dengan Kualitas Tidur Lansia.
Magetan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 5(2), 68.
https://doi.org/10.26714/jkj.5.2.2017.
Saran 68-71

Bagi Masyarakat Fadlilah, S., & Sucipto, A. (2018).Analisis


Peneliti berharap kepada masyarakat Faktor Yang Berhubungan Dengan
khususnya lansia agar mengurangi Kadar Asam Urat Pada Masyarakat
konsumsi bahan pangan tinggi purin serta Dusun Demangan Wedomartani
melakukan pola hidup sehat. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. 5(1),
6.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Target yang peneliti harapkan dari peneliti Febrianti, E., Asrori, A., & Nurhayati, N.
selanjutnya yaitu melakukan riset (2019). Hubungan Antara
berikutnya yang berkaitan faktor Peningkatan Kadar Asam Urat Darah
penyebab hiperurisemia pada lansia. Dengan Kejadian Hipertensi Di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Bagi institusi kesehatan Tahun 2018. Jurnal Analis Kesehatan,
Peneliti berharap kepada institusi 8(1), 17.
kesehatan setempat khususnya Puskesmas https://doi.org/10.26630/jak.v8i1.1643
Maospati, Kabupaten Magetan agar
menekan prevalensi hiperurisemia pada Hastuti, V. N., Murbawani, E. A., &
wilayah kerja Puskesmas Maospati, Wijayanti, H. S. (2018). Hubungan
Kabupaten Magetan dengan memberikan Asupan Protein Total Dan Protein
pengetahuan kepada para lansia serta Kedelai Terhadap Kadar Asam Urat
keluarga lansia tentang penerapan pola Dalam Darah Wanita Menopause.
hidup serta pola makan yang benar, serta Journal of Nutrition College, 7(2), 54.
melakukan pemeriksaan asam urat secara https://doi.org/10.14710/jnc.v7i2.2082
berkala pada posyandu lansia. 3

Jaliana, J., Suhadi, & La Ode, M. S.


KEPUSTAKAAN (2018). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Asam
Afnuhazi, R. (2019). Faktor-Faktor Yang Urat Pada Usia 20-44 TahunDi RSUD
Berhubungan Dengan Kejadian Asam
Bahteramas Provinsi Sulawesi Dengan Metode Stick Di Puskesmas
Tenggara. 3(2), 1–13. Tanjung Rejo Kecamatan Percut
Seituan. 1(2), 9.
Manopo, M. T. L., Ratag, B. T., & Sri Arjani, I. A. M., Mastra, N., & Merta,
Manjtoro, E. M. (2019).Hubungan I. W. (2018). Gambaran Kadar Asam
Antara Konsumsi Purin Riwayat Urat Dan Tingkat Pengetahuan Lansia
Keluarga Dan Jenis Kelamin Dengan Di Desa Samsam Kecamatan
Kejadian Hiperurisemia Pada Lansia Kerambitan Kabupaten Tabanan. 6,
Di Kelurahan Malalayang I Timur. 46–55.
8(7), 121.
Muslim. (2018). Varian-Varian Paradigma, Syarifah, A. (2018). Hubungan
Pendekatan, Metode, Dan Jenis Pengetahuan Dan Budaya Dengan
Penelitian Dalam Ilmu Komunikasi. Kadar Asam Urat Pada Lansia. 8(2),
1(10), 77–85. 92–98.
https://doi.org/10.32583/pskm.8.2.201
Nasir, M. (2019). Gambaran Asam Urat 8.92-98
Pada Lansia Di Wilayah Kampung
Selayar Kota Makassar. Jurnal Media
Analis Kesehatan, 8(2), 78.
https://doi.org/10.32382/mak.v8i2.842

Novianti, A., Ulfi, E., & Hartati, L. S.


(2019). Hubungan jenis kelamin,
status gizi, konsumsi susu dan
olahannya dengan kadar asam urat
pada lansia. Jurnal Gizi Indonesia
(The Indonesian Journal of Nutrition),
7(2), 4.
https://doi.org/10.14710/jgi.7.2.133-
137

Pratiwi, T. A. (2017). Pemeriksaan Asam


Urat Pada Usia Lanjut [KTI,
Universitas Setia Budi].
Http/:repository.setiabudi.ac.id

Prayogi, G. H. (2017). Kadar Asam Urat


Pada Wanita Menopause [KTI,
STIKes ICME].
Http://repo.stikesicme-jbg.ac.id

Putri, N. an K. (2017). Pengukuran Kadar


Asam Urat Pada Perempuan Usia > 40
Tahun [KTI, STIKes ICME].
Http://repo.stikesicme-jbg.ac.id

Retnawati, H. (2016). Analisis Kuantitatif


Instruen Penelitian. Parama
publishing.

Siregar, G. P. H. (2018). Pemeriksaan


Kadar Asam Urat Darah Pada Lansia

Anda mungkin juga menyukai