Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH BIOLOGI PERTANIAN

OLEH :
ANUGRAH NUR RAMADHAN
194310072

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
MENGENAL PERSOLAN BIOLOGI, KEANEKARAGAMAN
ORGANISME, PENGARUH CAHAYA TERHADAP
PERTUMBUHAN KACANG HJAU DAN JAGUNG,
REGULASI DAN HOMEOSTASIS

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : ANUGRAH NUR RAMADHAN


NPM : 194310072

JURUSAN : AKUAKULTUR
KELAS :1A

MENYETUJUI

Dosen Pengasuh Asisten Praktikum

Drs. Maizar, MP Salmita salman S.Si, M.Si


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, tak lupa pula
sholawat beserta salam kita panjatkan kepada baginda kita nabi besar Muhammad
SAW, dengan lafas Allahumasollialasayidina muhammad waalaalisayidina
muhammad, berkat rahmat Allah SWT, saya dapat menyelesikan makalah biologi
mengenai, mengenal persoalan biologi, keanekaragaman organisme, pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau dan jagung, regulasi dan homoestatis.

Adapun makalah biologi tentang pembahasan ini telah saya usahakan


semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah biologi ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Penyusun
(Anugrah Nur Ramadhan)
I. MENGENAL PERSOALAN BIOLOGI
(buah naga)

Tujuan:
1. Praktikan dapat mempelajari cara menemukan permasalahan-
permasalahan pada objek biologi di lingkungannya.
2. Mahasiwa juga dapat belajar merumuskan masalah berdasarkan gejala atau
fakta pada objek yang di temukan di lingkungan serkitar.

Jenis tanaman yang diamati: Tanaman buah naga.

Cara kerja :

1. Melakukan observasi lingkungan sekitar, dan juga bisa di temukan dari


informasi-informasi yang akurat dan jelas untuk menemukan bentuk-
bentuk kesenjangan gejala pada kelmpok objek (fakta satu dengan fakta
lain).
2. Identifikasikan faktor-faktor yang di duga erat terkait dengan munculnya
kesenjangan tersebut.
3. Carilah informasi teoritik yang relevan / terkait dengan gejala atau
permasalahan tersebut.
4. Identifikasikan alternatif masalah yang dapat ditangkap berdasarkan hasil
pengamatan (fakta-fakta). Nyatakan maaslah dalam bentuk pertanyaan.
5. Berikan argumen atau penjelasan terhadap alternatif.
6. Dikusikan langkah-langkah dasar bila hendak mecari jawaban terhadap
pertanyaan atau masalah yang saudara nyatakan.

Pembahasan
Selain kandungan vitamin C yang tinggi, buah naga mengandung 80% air .
Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah serat, kalsium, zat besi,
fosfor yang cukup bermanfaat untuk mengatasi penyakit darah tinggi. Buah naga
yang berdaging merah juga baik untuk memperbaiki penglihatan mata karena
mengandung karotenoidnya yang tinggi. Fitokimia di dalam buahnya juga
diketahui dapat menurunkan resiko kanker (Simatupang, 2007).
Tanaman buah naga dapat dimanfaatkan sebagai obat, buah naga dapat
menurunkan kadar kolesterol, menyeimbangkan kadar gula darah, mencegah
kanker usus, menguatkan daya kerja otot, meningkatkan ketajaman mata. Pada
umumnya buah naga dinamakan sebagai pelepas dahaga karena kandungan airnya
yang sangat tinggi, sekitar 90 persen dari berat buah yang rata-rata mencapai 0,5-1
kg rasannya juga cukup manis karena kadar gulanya yang mencapai 13-18 brinks.
Buahnya juga dapat diolah menjadi sirup, sari buah, selai, jelly, dan manisan
kering buah naga. Buah naga dapat mencegah penyakit diabetes mellitus, jantung
stroke, dan penyakit kardiovaskuler.
Kondisi iklim dan keadaan tekstur tanah di Indonesia mendukung untuk
pengembangan agribisnis buah naga. Komoditas ini mempunyai prospek yang
cerah untuk peluang komoditas ekspor dan pasarnya masih terbuka lebar serta
memiliki potensi yang sangat baik dikembangkan di Indonesia (Deptan, 2005).

Solusi:
Cara Mengatasi Buah Naga yang Gagal Berbuah

Buah naga membutuhkan penyerbukan agar bunga dapat berbuah. Jika tidak
ada lebah penyerbukan bunga, maka penyerbukan manual harus dilakukan dengan
cara mengawinkan bunga buah naga. Sedangkan untuk mengatasi busuk dan
gugur pada bunga, maka dapat diberikan KNO3 saat mulai muncul bakal bunga.

Gunakan Pupuk Kandang yang Kering


Untuk penggunaan pupuk kandang, sebaiknya gunakan pupuk kandang yang
telahkering atau matang. Akan lebih baik lagi jika difermentasi lebih dulu.

Mempercepat proses tumbuhnya tunas buah naga

Untuk mempercepat proses tumbuhnya tunas buah naga, maka pemukupan


harus Anda lakukan. Jika Anda menggunakan pupuk organik atau pupuk kandang,
maka pupuk yang tepat adalah pupuk dari kotoran ayam.Namun jika Anda
menggunakan pupuk kemasan, sebaiknya pilihlah yang mengandung unsur N
lebih tinggi dari pada P dan K.
Cara Pemupukan Buah Naga Agar Cepat Berbuah

Pemupukan ini bisa Anda lakukan ketika buah naga sudah tumbuh dewasa.
Jika Anda menggunakan pupuk kandang, Yang harus Anda perhatikan adalah
pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak diperlukan.

Gambar tumbuhan buah naga

gambar 1.1 penampakan buah naga bonsai pada


malam hari yang siap panen.

gambar 1.2 buah naga pada siang hari akan kelihatan


lebih cerah apabila sudah matang secara merata.

Gambar kebun buah naga gagal panen

gambar 1.3 gambar di samping memperliahatkan


tanaman buah naga yang gagal panen yang di akibatkan oleh faktor-faktor diatas.
KESIMPULAN
Buah naga banyak sekali manfaatnya mulai dari batang buah, daging buah,
sampai kulit buah naga memiliki kandungan vitamin dan zat yang bermanfaat.
Dokter merekomendasikan buah naga dikonsumsi yang bisa digunakan untuk
terapi dalam penyembuhan suatu penyakit.
Namun dibalik buah naga yang kaya akan manfaat, terdapat proses yang tidak
mudah dan membutuhkan usaha dan modal yang cukup besar. Dan proses
perawatan yang memakan biaaya yang tidak bisa dibilang kecil, maka dari itu
buah naga akaya akan manfaat, harganya pun sesuai dengan prosesnya
II. KEANEKARAGAMAN ORGANISME
(tumbuhan)

Tujuan :
1. Praktikan dapat mengidentifikasikan ciri-ciri sturctual organ daun dari
beberapa contoh yang telah disiapkan
2. Mahasiswa dapat menemukan kesamaan dan perbedaan ciri antar daun
sejenis dan antar daun lain jenis
3. Mamhasiswa dapat menemukan keanekaragaman ciri structual daun
intraspecies maupun interspecies
4. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pengamatan dan
mengkomunikasikan

Alat dan bahan :


Alat :mistar, timbangan, midline
Catat mengenai struktur daun dan keterangannya: bentuk daun, pertulangan,
bentuk ujung, pangkal tepi daun, dan bagian daun yang berbeda lainya/sama.
Bahan :
I. 10-15 tumbuhan sejenis
II. Atau 10-15 tumbuhan yang berbeda

Cara kerja :
 Pengamatan intraspecies :
1. Menyiapkan 10 helai dan 5 kuntum bunga tumbuhan sejenis di meja.
2. a. amatilah gejala / ciri-ciri berikut: bentuk dan pertulangan daun, tebal
daun, lulas dan berat daun, keadaan daun lain : utuh-tidak utuh, ada
tidaknya organisme patigin, dst yang dapat saudara deskripsikan.

b. amatilah bunganya, seperti bentuk bunga,warna, alat klamin bunga,


kelopak bunga, mahkota bunga dll.
3. Masukkan data dalam tabel
4. mengidentifikasikan kesamaan dan perbedaan antar daun dan bunga
tumbuhan sejenis tersebut
5. Dikusikan mengapa ciri-ciri tersebut sama, tetapai ciri tertentu lain
berbeda ?
6. Berikan actor t mengenai actor penentu kesamaan dan perbedaan itu
7. Nyatakan kesimpulan yang dapat saudara nyatakan dari pengamatan ini !

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data penelitian

Gejala/ ciri SAMPEL ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
diamati
1.Bentuk
daun
-lanset/pita
-lonjong          
-bulat
2.tulang
daun
-menyirip          
-menjari
-sejajar
-
melengkng
3.ujung
daun
-runcing          
-tumpul
4.bagian
daun
-tangkai          
-helaian     
-pelepah     

5.berat 2,3 1,9 1,7 1,5 1,4 2,0 1,6 2,2 1,4 1,3
daun/gr
6.warna Hija Hijau Hijau Hijau hijau hija hija hija hija Hija
daun u u u u u
7.penyakit
-ada 
-tdk ada         

8.bentuk
bunga
a .lengkap      - - - - -
b. tdk
lengkap
c. bunga
tunggal
d. bunga      - - - - -
majemuk
9.tangkai Ada Ada Ada Ada ada _ _ _ _ _
bunga
10.dasar
bunga      _ _ _ _ _
11.kelopa
k bunga
-warna Hijo Hijau Hijau Hijau Hijau
-jumlah 6 6 6 6 6 _ _ _ _ _
-bentuk
-aroma
12.kelami
n bunga
-mono _ _ _ _ _
sexualis
-monoceus     
13.benang
sari
-bentuk Pjg Pjg Pjg Pjg Pjg - - - - -
-jumlah 1 1 1 1 1
14.putik
-bentuk Lonj Lonj Lonj lonjo lonjo
ong ong ong ng ng - - - - -

Pembahasan
Keanekaragaman organisme tumbuhan adalah bermacam-macamnya
kehidupan tumbuhan. Sampai saat ini, dijelaskan oleh para ahli bahwa di muka
bumi ini terdapat jutaan jenis tumbuhan dimana semakin jeli pencermatan atau
semakin tinggi tumbuhanyang terdapat pada keanekaragaman tumbuhan ini maka
semakin timggi pula tingkatkerumitan struktur dan kompleks dari tumbuhan itu
sendiri. Kingdom plantae bersifatmultiseluler, eukariotik, sel-sel jaringannya
mengalami spesialisasi, autotrof fotosintetik,embrio multiseluler berkembang di
dalam jaringan, gametofit multiselular dan sporofityang bersifat diploid (2n) di
dalam gametofit pada pergiliran keturunan dengan generasigametofit yang bersifat
haploid (n). Lebih dari 280.000 jenis tumbuhan hidup di dalamekosistem air
(tawar dan laut), daratan dan pegunungan. Sebagian besar merupakantumbuhan
yang tubuhnya telah dilengkapi dengan berkas pengangkut termasuktumbuhan
berpembuluh dan sebagian kecil tubuhnya tidak dilengkapi dengan berkas
pengangkut adalah kelompok tumbuhan tidak berpembuluh (Waluyo, 2006).
Tumbuhan berdasarkan tingkat kerumitan organisasi tubuhnya
digolongkanmenjadi beberapa divisi yaitu mulai yang paling rendah sampai yang
paling tinggi mulaidari Schyzophyta, Bryophita, Pterydophyta dan
Spermatophyta. Dalam klasifikasiterbaru yaitu (Cronquist, 1981) tumbuhan
berbiji (Spermatophyta) dibagi menjadi duadivisi yang baru yaitu Pinophyta (dulu
Gymnospermae) dan Magnoliophyta (duluAngiospermae). Tumbuhan alga
termasuk ke dalam divisi Schyzophyta, tumbuhan lumutke dalam Bryophyta,
tumbuhan paku-pakuan ke dalam Pterydophyta, sedangkantumbuhan berbiji
terbuka termasuk ke dalam Pinophyta, tumbuhan berbiji tertutup yangmeliputi
golongan tumbuhan dikotil dan monokotil termasuk ke dalam
divisiMagnoliophyta. Dalam klasifikasi lima kingdom, berdasarkan ada tidaknya
berkas pembuluhangkut, kerajaan tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan tak
berpembuluh angkut tantumbuhan berpembuluh angkut.
Gambar tumbuhan/ jenis yang diamati :

Gambar 1.1 bagian-bagian dari bungan spatu

Gambar 1.2 gambar asli bunga spatu


yang sedang mekar.
KESIMPULAN
Keanekaragaman merupakan suatu aspek persoalan biologi.keanekaragaman
merupakan suatu gejala biologi yang dihasilkan dari interaksi faktor genetik faktor
lingkungan.
Keanekaragaman menyoroti aspek perbedaaan dan kesamaan cari pada beberapa
objek yang menjadi objek pengamatan, variasi timbul mel;alui beberapa
mekanisme :
1. Adanya adaptasi, sebagai repon dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
2. Rekomendasi genotip akibat perkawinan di alam yanag teracak (bebas),
3. Adanya mutasi gen atau perubahan mendadak pada perangkat pewarisan
sifat(gen,dna,kromosom).

Dan tidak semua di dalam satu jenis tumbuhan itu sama, bahkan ada keunikan
tersendiri pada setiap bagian dan menghasilkan suatu penelitian yang menarik.
III. KEANEKARAGAMAN ORGNISMSE (manusia)
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat mengamati bermacam-macam fenotip pada manusia dan
menemukan kesamaan dan perbedaan yang ada
2. Mahasiswa dapat memberikan argumen terhadap timbulnya gejala keaneka
ragaman
3. Mahasiswa dapat menunjukkan contoh gejala fenotip yang lebih
ditentukan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan

Alat dan bahan :


Alat: meteran/ dokumen medis
Bahan: tubuh kita dan saudara/teman

Saran pengamatan :
1. Ciri rambut (warna=hitam, coklat; bentuk=lurus,ikal,keriting;
kebootakan=botak/tidak botak)
2. Ciri kulit (warna=putih,coklat,hitam)
3. Ciri mata (bentuk mata=bulat, lonjong, sipit; warna iris mata=hitam,
coklat, biru; butawrna=ya/tidak; keadaan mata=plus, minus)
4. Ciri hidung (bentuk hidung= mancung, agak mancung, pesek; rasio
tinggi/lebar hidung)
5. Bentuk tubuh (gemuk/ agak gemuk, kurus, langsing)
6. Sidik jari (busur, jerat, pusar)
7. Golongan darah (A, B, AB, O)
8. Bentuk wajah (bulat, lonjong, kotak)
9. Tinggi badan dan ciri khusus lainya
10. Daun telinga (melekat,menggantung)
11.
Cara kerja :
1. Lakukakn pengamatan/ kumpulkan data kamu tentang beberapa ciri yang
dijadikan sasaran pengamatan. Bila tidak dapat mengamati dan melakukan
pengukuran sendiri, lakukanlah dengan teman sekelompokmu.
2. Lakukan pula pengamatan untuk beberapa ciri yang mungkin mudah /
dapat kamu temukan pada saudara sekandung/teman, ayah & ibumu.
3. Catat data hasail pengamatanmu pada tabel.
4. Identifikasikan kesamaan dan perbedaan yang terjadi
5. Diskusikanlah mengapa gejala kesamaan dan perbedaan tersebut terjadi
6. Nyatakan kesimpulan hasil pengamatanya:
7. Susun laporan dan mengkomunikasikan hasilnya.

HASIL DAN PEMABAHASAN

Data penelitian

Gejala/ ciri Probandus / orang yang diamati


diamati 1.viky 2.dika 3.albar 4.algo 5.putra 6.beni
1.daun
telinga
-gantung     
-melekat

2.bentuk
rambut
-lurus   
-ikal   
-kriting
3.kebotakan
-botak
-tdk botak      
4.warna
kulit
-putih   
-coklat   
-hitam
5.bentuk Bulat lonjong lonjong lonjong lonjong Lonjon
mata g
6.bentuk Bulat lonjong lonjong bulat Lonjong Petak
wajah
7.gol. darah - B A B O O
8.bentuk Agak Agak mancung Agak Agak Agak
hidung mancung mancung mancung mancung mancu
ng
9.indek P(panjang) L(lebar) HIDUNG/CM
hidung P.5 L.4,5 P.5 L.4 P.5 L.3,5 P.5 L.4 P.5 L.3,5 P.4,5
L.4
10.bentuk Agak Kurus kurus kurus kurus Agak
tubuh gemuk gemuk
Pembahasan
Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop cahaya,
kromosom- kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan satu dengan yang lainnya,
terlihat dari penampilannya. Masing-masing kromosom memiliki suatu garis pola pita/
garis tertentu ketika diberi zat tertentu. Jika kedua kromosom dari satiap pasangan
membawa gen yang mengendalikan karakter warisan yang sama. Sebagai contoh, jika
suatu gen untuk warna mata ditempatkan pada suatu lokus pada kromosom tertentu, maka
homolog dari kromosom tersebut juga akan memiliki gen yang menentukan warna mata
pada lokus yang setara. ( Stansfield, 1983 )
Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari
asal-usul seksual kita. Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan kromosom
dari masing-masing orangtua. Dengan demikian ke-46 kromosom dalam sel somatik
sebenarnya adalah dua set yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom, satu set
maternal dan satu set paternal.
Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman
genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya.
Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia.
Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan
dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang
dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak. (Cummings, 2011)
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau
sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna
kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada
penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil
produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen
memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip.
(Stansfield, 1983)
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekpresikan
menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu
lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot. Keturunan homozigot dapat
dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda.
(Starr and McMillan, 2010)
Keanekaragaman pada manusia tidak lepas dari peran gen meskipun yang dapat
diamati secara langsung hanya fenotipnya. Keanekaragaman pada manusia antara lain
dapat dilihat dari:
A. Ujung daun telinga

Ujung daun telinga dibedakan menjadi dua yaitu ujung daun telinga bebas dan ujung
telinga melekat. Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya
ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif.

B. Ibu jari

Ibu jari pada manusia ada yang dapat membengkok dan ada yang tidak. Hal ini
disebabkan adanya gen dominan dan resesif. Jari yang dapat membengkok adalah
pembawa sifat dominan dan yang tidak dapat membengkok adalah sifat resesif.

C. Rambut

Rambut juga dapat dipakai sebagai indikator keanekaraman pada manusia. Rambut
manusia dibedakan menjadi dua yaitu rambut tidak lurus dan rambut lurus. Ciri pada
rambut tersebut membedakan gen pada manusia. Jika seseorang mempunyai rambut tidak
lurus berarti dia membawa sifat dominan dan sebaliknya.

D. Hidung

Manusia secara umum memiliki hidung mancung atau pesek. Perbedaan ini
menandakan adanya perbedaan ciri pada manusia. Hidung mancung merupakan pembawa
sifat dominan dan hidung pesek adalah pembawa sifat resesif.

E. Warna kulit

Manusia mempunyai warna kulit hitam, coklat, dan putih. Semakin hitam warna
kulitnya maka seseorang akan membawa sifat dominan. Manusia juga ada yang
mempunyai warna kulit transparan atau biasa disebut albino. Albino merupakan kelainan
genetik karena seseorang tidak mempunyai pigmen dalam tubuhnya. Kelainan ini dapat
diturunkan lewat perkawinan karena membawa sifat resesif

F. Lidah

Lidah dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat.
Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat
melipat merupakan pembawa sifat resesif.

G. Lesung pipi

Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat terlihat saat
wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang berekspresi. Orang
yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya.
H. Golongan darah

Penggolongan darah pada manusia ada empat yaitu A, B, AB, dan O. Pembagian
golongan darah ini didasarkan pada ada atau tidaknya sistem ABO yaitu ada-tidaknya
aglutinogen dan aglutinin dalam darah.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum keanekaragaman manusia yang telah dikakukan, dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Setiap individu memiliki perbedaan dan perbedaan tersebut dapat diamati
melalui fenotip. Walaupun ada beberapa orang yang memiliki indeks keragaman
yang sama, namun masih dapat dibedakan melalui pengamatan fenotip
2. Setiap praktikan memiliki karaktersitik sifat yang berbeda. Meskipun
terdapat persamaan, pasti terdapat perbedaannya. Perbedaan yang ada diantara
individu yang bergenotip sama pun kemungkinan dapat memiliki fenotip yang
berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan adanya variasi sifat yang memperkaya
keanekaragaman manusi. Hal tersebut akan terlihat jelas pada cakram genetika.
3. Variasi sifat fisik (fenotip) pada manusia dapat teramati.
4.Variasi fenotip yang teramati yaitu meliputi susunan rambut, ibu jari, lesung
pipit, daun telinga, lipatan lidah, telapak kaki , cuping telinga dan golongan darah.
IV. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
(KACANG HIJAU & JAGUNG) TERHADAP PENGARUH CAHAYA

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menjawab permasalahan yang dikemukakan di depan, yaitu :
a. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan cahaya matahari terhadap
pertumbuhan kacang hijau dan jagung
b. Untuk mengetahui perbedaan tumbuhan pada kacang hijau yang terkena
cahaya matahari dan tidak terkena sinar matahari langsung, dan juga
tanaman jagung.
c. Dan adakah perbedan pertumbuhan pada kedua tanaman yang jenisnya
berbeda namun prosesnya sama.

(Kacang hijau)
Waktu dan Tempat Penelitian

A. Waktu

19 oktober 2019 – 26 oktober 2019.


B. Bertempat di kediaman kost
a. Pada intensitas cahaya terang (terkena sinar matahari langsung) di halaman
rumah.
b. Pada intensitas cahaya gelap (tidak terkena sinar matahari langsung) di
bawah tempat tidur.

Alat dan Bahan

1. Alat
· 2 buah wadah, 1 di tempat terang, dan 1 lagi di tempat gelap
· Penggaris, untuk mengukur panjang batang dari hari ke hari
· Alat tulis, untuk menuliskan pertumbuhan dan perkembangan pada
penelitian yang berbeda setiap harinya
· Kamera , untuk mendokumentasikan hasil penelitian pada kacang hijau
2. Bahan
· 6 buah kacang hijau, sebagai objek penelitian (3 biji tiap wadah)
· Kapas, sebagai media penelitian
· Air, sebagai bahan tambahan yang digunakan untuk membasahi atau /
membuat kapas lembab
Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Rendam kacang hijau ± 1 jam untuk mengetahui mana biji kacang yang
layak kita gunakan umtuk dijadikan objek eksperimen
3. Masukan gumpalan kapas yang telah diberi air (tidak boleh terlalu basah
dan juga tidak boleh terlalu kering)
4. Setelah kacang direndam, masukan kacang ke dalam wadah yang telah
berisi kapas (kacang di simpan di atas kapas)
5. Simpan kacang dalam jarak yang tidak terlalu rapat dengan kacang lain
agar pertumbuhannya lancar (tidak saling berdesakan)
6. Simpan 1 wadah pada tempat terang (halaman rumah) dan 1 wadah pada
tempat gelap (bawah tempat tidur)
7. Jika kapas mengering, segera basahi kapas tersebut, sampai kapas menjadi
lembab
8. Amati lalu catat dan dokumentasikan hasil pengamatan setiap harinya.

Pengambilan Data

Data diambil dari hasil pengamatan dan pengukuran pada perkembangan dan
pertumbuhan kacang hijau selama 7 hari, kami juga mengambil dokumen berupa
foto dari eksperimen tersebut.
Data yang telah diperoleh tersebut diolah menjadi statistik sederhana, yaitu
dengan cara mencari rata-rata tinggi pertumbuhan kacang dari hari ke hari pada
tempat gelap maupun terang. Kemudian, proses pertumbuhan pada tempat terang
dan gelap dibandingkan dengan membuat grafik dari data tersebut.

Variabel

23
Variabel bebas, Pemberian Intensitas cahaya di tempat terang (terkena sinar
matahari), dan di tempat teduh (tidak terkena sinar matahari langsung)
Variabel terikat, Morfologi kacang hijau dan pertumbuhan kacang hijau
Variabel terkendali,
- tempat penelitian pada gelas plastik dan kaca ukuran kecil
- media penelitian pada kapas basah yang tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering, dan dilakukan penyiraman secara rutin
- biji kacang hijau yang sebelumnya telah direndam selama 3 jam
- setiap gelas terdapat 4 buah biji kacang hijau.

24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
a. Tempat Gelap

HARI PERTUMBUHAN BATANG KACANG (cm) RATA-


KE- RATA
I II III (cm)
1 0 0 0 0
2 0.20 0.20 0.20 0.20
3 1.35 1.30 1.35 1.33
4 2.54 2.55 2.53 2.52
5 4.20 4.25 3.20 3.88
6 5.50 5.35 4.40 5.08
7 7.00 7.60 5.34 6.64

b. Tempat terang( terkena sinar matahari)

HARI PERTUMBUHAN BATANG KACANG (cm) RATA-


KE- RATA
I II III (cm)
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,25 0,25 - 0,25
3 1,00 0,50 - 0,75
4 1,25 - - 1,25
5 4,00 - - 4,00
6 5,00 - - 5,00
7 - - - -

Perkembangan kecambah pada tempat gelap dan terang :

a. Tempat Gelap
Perkembangan:
1 (Pada sekitar biji kacang, kapas menjadi warna hijau pudar dan ukuran biji
kacang membesar. Tetapi, belum muncul kecambah)

25
2 (Kecambah mulai tumbuh dari setiap kacang, kacang terlihat segar dan sehat)
3 (Akar tumbuh mengarah ke bawah dan kacang mengarah ke atas)
4 (Kulit kacang mengelupas sekitar ¼ bagian)
5 (Kecambah / batang kacang berwarna putih dengan bentuk tidak beraturan
(tidak tegak lurus) dan berukuran tipis)
6 (1 dari 3 kacang mempunyai batang kacang yang sedikit berwarna merah tua
pudar)
7 (Daun mulai tumbuh dengan warna hijau muda)

b. Tempat Terang
Perkembangan:
1 ( Pada sekitar biji kacang, kapas menjadi warna hijau pudar dan ukuran biji
kacang membesar. Tetapi, belum muncul kecambah)
2 (Hanya 2 dari 3 kacang yang sudah terlihat tumbuh kecambah. Akar tumbuh
mengarah ke bawah dan kacang mengarah ke atas.)
3 (1 dari 3 kacang yang telah tumbuh menjadi kering dan tidak ada pertumbuhan.
1 kacang lagi tumbuh dan kulit kacang mulai mengelupas)
4 (Hanya 1 kacang yang bertahan, dan terus tumbuh dengan keadaan batang
berwarna putih, tegak lurus, dan kokoh)
5 (Semua kulit terkelupas dari kacang dan mulai terlihat daun berwarna hijau tua)
6 (Batang semakin panjang, dan daun semakin lebar)
7 (Kacang layu karena kapas kering oleh sinar matahari).

26
Pembahasan
Hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan kecambah :
Auksin, Berpengaruh luas terhadap pertumbuhan, pembelahan, merangsang
dan mempercepat pertumbuhan akar, batang, dan tunas (George dan Sherington,
1984).

Giberelin, Berperan penting dalam proses perkecambahan, karena dapat


mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih (Wilikins, 1989)
Etilena, Zat pengatur tumbuh (fitohormon) yang aktif dalamPematangan, juga
dapat merangsang pemasakan klimakerik, merangsang pematangan buah secara
serempak (Raven, 1992).
Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
Asam Traumalin : Memacu percepatan proses penyembuhan luka pada
tumbuhan (Campbell et al, 2002), misalnya setelah pemangkasan, pemetikan, dan
gigitan hama.
Beberapa hormon tersebut berperan di dalam kecambah, melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dapat diubah menjadi zat makanan. Zat hara berperan
langsung terhadap fotosintesis, namun pembakaran dalam fotosintesis
memerlukan cukup cahaya, maka dari itu cahaya sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan kecambah dan tanaman lain yang memiliki hormon yang sama.
Dalam tahap percobaan kecambah, saya menggunakan tisu yang di
lembabkan, sedangkan tisu bassah sendiri tidak mengandung unsur hara dan
nutrisi yang cukup. Jika menggunakan media tanah pun ada faktor yang
menghambat, contohnya suhu, ph yang baik bagi pertumbuhan kecambah, dan
kandungan mineral dalam tanah tersebut.
Apabila faktor diatas semua tidak tercukupi, maka tanaman (kecambah)
tumbuh secara prematur atau tidak sempurna dan hanya berumur beberapa hari
saja, begitu juga jika semua faktor terpenuhi, maka kecambah akan tumbuh
dengan sempurna dan menghasilkan buah yang berkualitas.

27
Dokumentasi foto Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau Selama 7
Hari:

gambar 1.1 gambar 1.2


Gambar 1.1 .kecambah kacang hijau hari pertama
Gambar 1.2 .kecambah kacang hiijau di hari ke-2

gambar 1.3 gamabar 1.4


Gambar 1.3 .kecambah di hari ke 3-4
Gambar 1.4 .kecambah di hari 5-7

28
(Tanaman jagung)
1.  Alat dan Bahan
1. wadah (2 buah)
2. kapas
3. Jagung secukupnya (4 butir)
4. Air secukupnya
2.  Langkah Kerja
1.     Menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
2.    Merendam jagung yang akan ditanam selama 8 jam
3.    Beri label A dan B masing-masing pot
4.    Isi kedua pot dengan kapas
5.    Letakkan masing-masing 2 biji jangung, atur letakanya
6.    Siram setiap hari agar tetap lembab
7.    Jika biji sudah tumbuh, letakkan wadah A ditemat yang terkena cahaya
matahari langsung, dan wadah B di tempat teduh. Setiap hari diperiksa agar kapas
tetap lemabab dan tidak diganggu oleh binatang
8.    Seminggu kemudian, ukur tinggi tanaman

Hasil Pengamatan dan pembahasan


Hasil pengamatan
a. Tempat Gelap
Tanama Hari ke…(cm) Keterangan

n 1 2 3 4 5 6 7
1,5 3,5 10 13,5 15 Hidup
1 6 cm 17 cm
cm cm cm cm cm (9,5 cm)
2 - - - - - - - mati

29
b. Tempat Terang

Keteranga
Tanama Hari ke…(cm)
n
n 1 2 3 4 5 6 7
Hidup
1 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 7 cm  8 cm
(5,4 cm)
0,5 Hidup
2 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 6 cm 7 cm 
cm (4,2 cm)

Pembahasan
Tanaman di tempat gelap (tidak terkena sinar mata hari). Karena dalam
tumbuhan terdapat hormon auksin. Hormon ini bekerja dalam perkembangan
meristem ujung, sehingga tumbuhan akan tumbuh memanjang.
Hormon ini akan aktif pada kondisi gelap atau tidaka ada cahaya matahari,
Jika hormon ini terkena cahaya matahari, maka akan rusak. Oleh karena itu
tumbuhan ditempat yang terang cenderung lebih lambat pertumbuhannya. Namun,
karena tidak terkena matahari, tanaman ini akan kekurangan nutrisi, batang
tanaman ini lama kelamanan menjadi lemah dan pada akhirnya tanaman ini akan
mati.
Menentukan proses fotosintesis sehingga tumbuhan bisa mendapatkan nurtisi
dan tidak layu/mati. Kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi,dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau )
 Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada
proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke
bagian yang tidak terkena cahaya.

30
KESIMPULAN

          Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor


internal adalah seperti gen dan hormone sementara faktor eksternal adalah seperti
air, cahaya, suhu, kelembapan. Dapat disimpulkan dari percobaan diatas bahwa
dua tanaman jagung yang diberi kapas dan jumlah air yang sama, namun berada di
tempat yang berbeda.
Tumbuhan jagung yang berada di tempat terang berukuran lebih pendek
namun berwarna lebih segar dan diameter batangnya lebih besar dari pada
tanaman yang di taruh di tempat gelap. Tanamana jagung yang di letakkan di
tempat gelap memanjang lebih cepat karena pengaruh hormone auksin. Hormon
ini bekerja dalam perkembangan meristem ujung, sehingga tumbuhan akan
tumbuh memanjang. Hormon ini akan aktif pada kondisi gelap atau tidak ada
cahaya matahari, karena jika hormon ini terkena cahaya matahari, maka akan
rusak, karena itu tumbuhan ditempat yang terang cenderung lebih lambat
pertumbuhannya. Tanaman jagung yang di letakkan di tempat gelap memiliki
batang yang lemah dan warna daun dan batang yang lebih pucat. Hal ini
dikarenakan tanaman itu tidak terkena cahaya matahari, sehingga tanaman
tersebut tidak bisa berfotosintesis.

31
DOKUMENTASI

Gambar 1.1 gambar 1.2


Gambar 1.1 (benih jagung di hari pertama, belum muncul cambah)
Gambar 1.2 (benih jagung di hari 2-3 mulai kelihatan kecambahnya)

gambar 1.3 gambar 1.4


Gambar 1.3 (benih jagung di hari 4-5 sudah tampah jelas)
Gambar 1.4 (benih jagung di hari 5-7 sudah keliahatan batangnya namun ada
sebagian yang mati).

32
V. REGULASI DAN HOMOESTATIS

Tujuan ;
1. Praktikan mengamati adanya koordinasi aktivitas system organ penafasan
dan system transportasi / sirkulasi pada saat tubuh bekerja keras
2. Praktikan dapat menunjukkan bentuk koordinasi yang terjadi antara kedua
dan system organ tersebut
3. Mahasiswa dapat mengamati / merasakan gejala pengkeringatan sebagai
bagian mekanisme regulasi suhun tubuh
4. Praktikan dapat menjelaskan mekanisme pengatur suhu tubuh

Alat & bahan ;


Alat: termometer badan, stopwatch, tally counter
Bahan: tubuh kita
Cara kerja;
1. Lakukan pengamatan / pengukuran suhu tubuh, laju denyut nadi pada
keadaan tenang
2. Lakukan olah raga denga cara berlari naik turun tangga selama 3-5 menit,
segera setelah itu lakukan pengukuran seperti pada point 1
3. Setelah istirahat 10 menit dan tubuh tenang kembali, lakukanlah
pengamatan lagi seperti point 1 dan 2 diatas.

Termoregulasi ;
A. Pengertian Termoregulasi
Termoregulasi adalah proses yang melibatkan mekanisme homeostatik yang
mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, yang dicapai dengan
mempertahankan keseimbangan antara panas yang dihasilkan dalam tubuh dan
panas yang dikeluarkan (Brooker, 2008).
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar
suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara
prediksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi
melalui mekanisme neurologis dan kardiovaskular.
Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh
sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan
ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan
hipotalamus posterior mengontror produksi panas.

B. Faktor-Faktor Termoregulasi
Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh. Perubahan pada suhu tubuh
dalam rentang normal terjadi ketika hubungan antara produksi panas dan
kehilangan panas diganggu oleh variabel fisiologis atau prilaku. Berikut adalah
faktor yang mempengarui suhu tubuh :
a. Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif
konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat. Suhu
tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan.
Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala oleh
karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran
panas. Bila terlindung dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi
dipertahankan pada 35,5 ºC sampai 39,5ºC. Produksi panas akan meningkat
seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu
0,25ºC sampai 0,55 ºC adalah normal (Whaley and Wong, 1995).
Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara
berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang
suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35 ºC tidak lazim pada
lansia dalam cuaca dingin. Nmun rentang shu tubuh pada lansia sekitar 36 ºC.
Lansia terutama sensitif terhadap suhu yang ektrem karena kemunduran
mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor ( kontrol vasokonstriksi dan
vasodilatasi), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjr
keringat dan penurunan metabolisme.

b. Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan
karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan
produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas
akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari jarak
jauh, dapat meningatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41 ºC.
c. Kadar hormon
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar
dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan
fluktuasi suhu tubuh. Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap
selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh beberapa
derajat dibawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung sampai terjadi
ovulasi. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause. Wanita yang sudah
berhenti mentruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak,
30 detik sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil
dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi (Bobak, 1993)
d.Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode 24 jam.
Bagaimanapun, suhu merupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh paling
rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh
naik, sampai seitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada dini hari. Penting
diketahui, pola suhu tidak secara otomatis pada orang yang bekerja pada malam
hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah.
Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian
menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenz,1984)
e.Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang
cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya dapat
lebih tinggi dari normal
F. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang
sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui
mekanisme pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di
lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh mungkin rendah karena penyebaran yang
efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering
dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.
C. Mekanisme Pengeluaran Panas
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan. Struktur kulit dan
paparan terhadap lingkungan secara konstan, pengeluaran panas secara normal
melalui:
a. Radiasi
Perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke objek lain tanpa keduanya
bersentuhan. Contohnya: melepaskan pakaian dan selimut.
b. konduksi
Perpindahan panas dari suatu objek keobjek lain dengan kontak langsung.
Contohnya memberikan kompres es atau memandikan klien dengan air dingin.
c. Konveksi
Perpindahan panas karena gerakan udara .Contohnya Kipas angin, AC ,dan
pendingin udara.
d. Evaporasi
Perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas. Contohnya :
berkeringat.
e. Diaforesi
Respirasi visual dahi dan torak atas. Contohnya : bila suhu tubuh meningkat,
kelenjar keringat mengeluarkan keringat yang menguap dari kulit untuk
meningkatkan kehilangan panas.
D. Kelelahan Akibat Panas
Kelelahan akibat panas terjadi jika diaporesis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan
yang terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang
umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan pertama yaitu memindahkan klien
ke lingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan
elektrolit.
a. Hipertemia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan suhu tubuh
untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah
hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi
mekanisme pengeluaran panas. Hipertemia malignan adalah kondisi bawaan tidak
dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan
menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.
b. Heatstroke
Pancaran yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu
tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut
heatstoke, kedaluratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi.
Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki
penyakit kardiovaskuler, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik. Yang juga
termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan
kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas ( misal: penotiazin, antikolinergik,
diuretik, amfetamin, dan antogonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang
menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat (misal: atlit, pekerja konstruksi
dan petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfuksi, delirium,
sangat haus, mual, keram otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinensia. Tanda
yang paling penting dari heatstroke adalah kulit berkeringat karena kehilangan
elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus heatstroke. Dengan suhu lebih
besar dari 40,5®C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ
tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 40®C,
takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang lebih dahulu
terkena karena sensitifitasnya terhadap ketidak seimbangan elektrolit. Jika kondisi
terus berlanjut klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktiv. Terjadi kerusakan
neurologis yang permanent kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.
c. Hipotermi
Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan
hipotermia. Hipotermia diklarifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tesebut
terjadi kebetulan atau tidak sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi
kebutuhan selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan
kebutuhan oksigen. Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan
tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35C, klien
mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak
mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4C, frekuensi jantung,
pernapasan, dan tekanan darah turun. Kulit menjadi sianotik. Jika hipotermia terus
berlangsung, klien akan mengalami distrimia jantung, kehilangan kesadaran dan
tidak responsif terhadap stimulus nyeri. Dalam kasus hipotermia berat, klien
menunjukan gejala klinis yang mirip dengan orang mati(misalnya tidak ada
respon terhadap stimulus dan nadi serta pernapasan sangat lemah). Pengkajian
suhu inti tubuh penting bila diduga hipotermia. Termometer dengan bacaan
khusus rendah mungkin dibutuhkan karena termometer standar tidak memiliki
angka dibawah 35C. Radang beku (frosbite) terjadi bila tubuh terpapar pada suhu
dibawah normal. Kristal es yang terbentuk didalam sel dapat mengakibatkan
kerusakan sirkulasi dan jaringan secara permanent. Daerah yang terutama rentan
terhadap radang dingin adalah lobus telinga, ujung hidung, jari, dan jari kaki.
Daerah yang cedera berwarna putih berlilin, dan keras jika tersentuh. Klien hilang
sensasi pada daerah yang terkena. Intervensi termasuk tindakan memanaskan
secara bertahap analgesik dan perlindungan area yang terkena.

Hasil pengamatan

Tabel 1 : bagai mana tubuh melakukan koordinasi pertukaran gas saat bekerja keras, dan bagai
mana tubuh melakukan thermoregulasi !
NAMA Suhu Suhu Kringat Kringat Suhu
badan badan (sebelum lari) (sesudah badan
(sebelum) (sesudah) lari) setelah
lari lari istirahat
Juamidi .kf 35,8 c 36,2 c Tidak Berkeringat 35,6 c
berkeringat
Alfi 35,8 c 36,1 c Tidak Berkeringat 35,6 c
berkeringat
Rama 36,0 c 36,2 c Tidak Berkeringat 34,9 c
berkeringat

pembahasan
Homeostasis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi yang dialaminya.
Proseshomeostasis ini dapat terjadi secara alamiah apabila tubuh mengalami
stres(Musrifatul dan Aziz,2016).
espirasi/pernafasan adalah proses mulai daripengambilan oksigen pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Bernafas seperti denyut
jantung harus berlangsung dalam pola siklik dan kontinyu agar proses kehidupan
dapat terus berjalan (sugeng, 2011).
Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh kita diatur dalam sistem
regulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan sitem tubuh
bekerjasama secara efisian. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu melalui
sistem saraf,hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf
sedangkan pengaturan sistem hormon melalui darah (safitri:2004).
Saat melakukan aktivitas tubuh lebih banyak memerlukan oksigen sehingga
frekuesi bernafas akan naik, pada saat yang bersamaan jantung memompa lebih
banyak darah yang membawa oksigen keseluruh bagian tubuh sehimgga frekuensi
denyut jantung juga meningkat.
jika aktivitas tubuh meningkat maka suhu tubuh juga meningkat. Aktivitas
otot membutuhkan lebih banyak darah serta peningkatan pemecahan koordinat
dan lemak, berbagai bentuk olah raga dapat meningkatkan meningkatkan produksi
pada tubuh,sehingga terjadi peningkatan pada suhu tubuh.
Karna setiap saat tingkat metabolisme dan suhu tubuh meningkat sesuai
tingkat metabolisme dalam tubuh. Jika suhu tubuh panas, maka pembulu darah di
sekitar permukaan tubuh akan melebar sehingga proses penyerapan zat-zat sisa
dari dalam darah akan mengalir akan masuk kedalam kelenjar kringat, dan akan
keluar.

Termoregulasi
A. Pengertian Termoregulasi
Termoregulasi adalah proses yang melibatkan mekanisme homeostatik yang
mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, yang dicapai dengan
mempertahankan keseimbangan antara panas yang dihasilkan dalam tubuh dan
panas yang dikeluarkan (Brooker, 2008).
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar
suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara
prediksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi
melalui mekanisme neurologis dan kardiovaskular.
Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh
sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan
ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan
hipotalamus posterior mengontror produksi panas.

B. Faktor-Faktor Termoregulasi
Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh. Perubahan pada suhu tubuh
dalam rentang normal terjadi ketika hubungan antara produksi panas dan
kehilangan panas diganggu oleh variabel fisiologis atau prilaku. Berikut adalah
faktor yang mempengarui suhu tubuh :
a. Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif
konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat. Suhu
tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan.
Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala oleh
karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran
panas. Bila terlindung dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi
dipertahankan pada 35,5 ºC sampai 39,5ºC. Produksi panas akan meningkat
seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu
0,25ºC sampai 0,55 ºC adalah normal (Whaley and Wong, 1995).
Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara
berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang
suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35 ºC tidak lazim pada
lansia dalam cuaca dingin. Nmun rentang shu tubuh pada lansia sekitar 36 ºC.
Lansia terutama sensitif terhadap suhu yang ektrem karena kemunduran
mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor ( kontrol vasokonstriksi dan
vasodilatasi), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjr
keringat dan penurunan metabolisme.

b. Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan
karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan
produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas
akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari jarak
jauh, dapat meningatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41 ºC.
c. Kadar hormon
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar
dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan
fluktuasi suhu tubuh. Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap
selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh beberapa
derajat dibawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung sampai terjadi
ovulasi. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause. Wanita yang sudah
berhenti mentruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak,
30 detik sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil
dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi (Bobak, 1993).

d. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode 24 jam.
Bagaimanapun, suhu merupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh paling
rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh
naik, sampai seitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada dini hari. Penting
diketahui, pola suhu tidak secara otomatis pada orang yang bekerja pada malam
hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah.
Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian
menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenz,1984).

e. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang
cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya dapat
lebih tinggi dari normal.

F. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang
sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui
mekanisme pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di
lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh mungkin rendah karena penyebaran yang
efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering
dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.
Mekanisme Pengeluaran Panas
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan. Struktur kulit dan
paparan terhadap lingkungan secara konstan, pengeluaran panas secara normal
melalui:
Radiasi, Perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke objek lain tanpa
keduanya bersentuhan. Contohnya: melepaskan pakaian dan selimut.
Konduksi, Perpindahan panas dari suatu objek keobjek lain dengan kontak
langsung.Contohnya, memberikan kompres es atau memandikan klien dengan air
dingin.
Konveksi, Perpindahan panas karena gerakan udara .Contohnya Kipas angin,
AC ,dan pendingin udara.
Evaporasi, Perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas.
Contohnya : berkeringat.
Diaforesi, Respirasi visual dahi dan torak atas. Contohnya : bila suhu tubuh
meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan keringat yang menguap dari kulit
untuk meningkatkan kehilangan panas.
Kelelahan akibat panas, Kelelahan akibat panas terjadi jika diaporesis yang
banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan gejala kurang
volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan
pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih dingin serta
memperbaiki keseimbangan cairan elektrolit.
Hipertemia, Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan
suhu tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi
panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertemia malignan adalah
kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang
yang rentan menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.
Heatstroke, Pancaran yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan
dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi
ini disebut heatstoke, kedaluratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas
yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua,
yang memiliki penyakit kardiovaskuler, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik.
Yang juga termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang
menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas ( misal: penotiazin,
antikolinergik, diuretik, amfetamin, dan antogonis reseptor beta-adrenergik) dan
mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat (misal: atlit, pekerja
konstruksi dan petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfuksi,
delirium, sangat haus, mual, keram otot, gangguan visual, dan bahkan
inkontinensia. Tanda yang paling penting dari heatstroke adalah kulit berkeringat
karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus heatstroke.
Dengan suhu lebih besar dari 40,5®C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel
dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang
setinggi 40®C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang
lebih dahulu terkena karena sensitifitasnya terhadap ketidak seimbangan elektrolit.
Jika kondisi terus berlanjut klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktiv. Terjadi
kerusakan neurologis yang permanent kecuali jika tindakan pendinginan segera
dimulai.
Hipotermi, Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan
hipotermia. Hipotermia diklarifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tesebut
terjadi kebetulan atau tidak sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi
kebutuhan selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan
kebutuhan oksigen. Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan
tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35C, klien
mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak
mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4C, frekuensi jantung,
pernapasan, dan tekanan darah turun. Kulit menjadi sianotik. Jika hipotermia terus
berlangsung, klien akan mengalami distrimia jantung, kehilangan kesadaran dan
tidak responsif terhadap stimulus nyeri. Dalam kasus hipotermia berat, klien
menunjukan gejala klinis yang mirip dengan orang mati(misalnya tidak ada
respon terhadap stimulus dan nadi serta pernapasan sangat lemah). Pengkajian
suhu inti tubuh penting bila diduga hipotermia. Termometer dengan bacaan
khusus rendah mungkin dibutuhkan karena termometer standar tidak memiliki
angka dibawah 35C. Radang beku (frosbite) terjadi bila tubuh terpapar pada suhu
dibawah normal. Kristal es yang terbentuk didalam sel dapat mengakibatkan
kerusakan sirkulasi dan jaringan secara permanent. Daerah yang terutama rentan
terhadap radang dingin adalah lobus telinga, ujung hidung, jari, dan jari kaki.
Daerah yang cedera berwarna putih berlilin, dan keras jika tersentuh. Klien hilang
sensasi pada daerah yang terkena. Intervensi termasuk tindakan memanaskan
secara bertahap analgesik dan perlindungan area yang terkena.
KESIMPULAN
Dari data dan pengamatan teersebut kita dapat menyimpulkan hasil dari pengamatan
tersebut, yaitu :
 Faktor-faktor yang mempengaurhi tubuh :
1. Usia
2. Olahraga
3. Kadar hormon
4. Iraman sirkadian
5. Stres
6. lingkungan
 beberapa mekanisme pengeluaran panas pada tubuh manusia :
1. radiasi
2. konduksi
3. konveksi
4. evaporasi
5. diaporasi

selain dari kesimpulan di atas tentang faktor dan mekanisme, kita juga dapat
mengetahui suhu badan yang normal dan tidah normal(tidak sehat), dan bagaimana proses
peningkatan denyut nadi, pada saat melakukan aktifitas dan pada saat santai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Pemuliaan Tanaman. http://id.wikipedia.org . Diakses pada
tanggal 3 Desember 2012.
Dahana, K. dan Warisno. 2010. Buku Pintar, Bertanam Buah Naga (di kebun,
pekarangan, dan dalam pot). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Deptan. 2003. Pengembangan Agribisnis Buah Naga (Dragon Fruit) Indonesia
dalam Mencapai Pasar Ekspor. http://agribisnis.deptan.go.id/index.php?
files=berita_detail&id=412 . Diakses pada tanggal 3 Desember 2012.
Hardjadinata, S. 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Kristanto, D. 2003. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Mahadianto, Nur. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit).
http://agribisnis.deptan.go.id. Diakses Pada Tanggal 3 Desember 2012.
Simatupang, L. 2007. buah Naga Segar dan Nikmat. http://food_details.php.
Diakes pada tanggal 3 Desember 2012
Campbell, Neil. 1999. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Fried, George. 2005. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Henubili, V. 2003. Common Text Book (Edisi Revisi) Genetika. Yogyakarta:
JICA.
Noor Hujjatusnaini, 2013. Buku Ajar Genetika. STAIN Palangka Raya.
Salam, A. 1994. Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta: Andi Offset.
Stansfield, William D. 1983. Genetika, Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Susanto, Agus H. 2011. Genetika. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutiowati, T. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.
Sudjadi, B. 2005. Biologi. Surabaya: Yudhistira.
Suryo. 1996. Genetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Tim Dosen. 2016. Penuntun Praktikum Genetika. IAIN Palangka Raya.
Yatim, W. 1980. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai