Anda di halaman 1dari 2

NAMA : REYNALDI WINOKAN

NIM : 041269829
SEMESTER :6 :
MATKUL :FILSAFAT ILMU PEMERINTAHAN (IPEM442)

Teori Montesque (trias politica) yaitu kekuasaam terbagi menjadi eksekutif, legislatif dan yudikatif

Jelaskan sudut pandang Ilmu Pemerintahan!

Jawaban:
Penerapan trias politica dalam pemerintahan membuat kekuasaan penyelenggara negara tidak absolut
karena terpilah menjadi beberapa lembaga yang saling mengawasi. Konsep trias politika dicetuskan oleh
Montesquieu. Teori pemisahan kekuasaan ini menyebutkan, kekuasaan negara mesti dipisahkan
menjadi beberapa bagian. Dengan pemisahan orang dan fungsinya, menjadikan kekuasaan tidak mutlak
dan memungkinkan di antara bagian saling bekerja sama. Kekuasaan yang diberikan absolut pada
seseorang atau lembaga, berpotensi terjadi penyalahgunaan dalam praktiknya.

Indonesia salah satu negara yang menerapkan trias politika tidak murni. Baik sebelum atau sesudah
amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, jumlah lembaga penyelenggara negara tidak terbatas
pada MPR, DPR, Presiden, dan Mahkamah Agung (MA). Masih ada lembaga lain yang turut berperan.
Sebelum amandemen, lembaga negara terdiri dari MPR, DPR, Presiden, MA, Dewan Pertimbangan
Agung (DPA), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). DPA memegang kekuasan konsultatif dan BPK
mengampu kekuasan eksaminatif. - MPR dan DPR selaku legislatif memiliki kekuasaan untuk membuat
undang-undang. - Presiden sebagai eksekutif memegang kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang. - Mahkamah Agung bertugas dalam mempertahankan undang-undang dan sekaligus berkuasa
untuk mengadili apabila terjadi pelangaran terhadap undang-undang. - Kekuasaan konsultatif yang
dipegang DPA, memberikan kewenangan untuk memberi nasihat dan pertimbangan kepada eksekutif. -
BPK menjadi pemangku kekuasaan eksaminatif yang bertugas melakukan pengawasan terhadap
keuangan negara.

Ada perubahan pemegang kekuasan di Indonesia setelah dilakukan amandemen UUD 1945. Jumlah
lembaga negara ditambah sehingga proses pelaksanaan kekuasan dan pengawasannya lebih kuat. Ada 8
lembaga negara dalam sistem pemerintahan yaitu MPR, DPR, Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Presiden, MA, BPK, Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY). - Pemegang fungsi legislatif
adalah MPR, DPR, dan DPD. Anggota DPD dipilih dalam pemilu dan merupakan perwakilan dari setiap
provinsi di Indonesia. DPD berhak ikut duduk dalam pembahasan dan penetapan undang-undang. -
Pengampu fungsi eksekutif tetap berada di tangan Presiden. Jika sebelum amandemen Presiden dipilih
oleh anggota MPR lewat suara terbanyak, maka setelah amandemen Presiden dipilih langsung oleh
rakyat. Presiden dapat mengangkat menteri-menteri untuk membantu kerja Presiden dalam kabinet. -
Fungsi yudikatif ditangani oleh MA, MK, dan KY. Komisi Yudisial memiliki peranan dalam mengusulkan
pengangkatan hakim agung sekaligus menjaga marwah kehakiman, termasuk perilaku para hakim.
Sementara Mahkamah Konstitusi bertugas melakukan uji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar yang sebelumnya tugas ini ditangani MPR. - Fungsi eksaminatif berada di tangan BPK. Lembaga ini
akan selalu memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab terhadap keuangan negara. Trias politika
menjadi sebuah langkah baik menjalankan sistem pemerintahan yang efektif. Ketiadaan kekuasaan
absolut dapat mencegah penyalahgunaan wewenang yang merugikan negara dan rakyatnya. Meski
demikian, rakyat juga perlu mengawasi jalannya lembaga-lembaga negara saat ditemukan indikasi saling
bekerja sama dalam menetapkan kebijakan yang merugikan.

Sumber:
https://tirto.id/f7Do

Anda mungkin juga menyukai