Anda di halaman 1dari 12

MENULIS KREATIF

Nama : ESTI HANDAYANI


KELAS : PBSI 6A
NIM : 182110013
Kutitipkan Prajuritku Untuk Ibu Pertiwi Tanah Papua

Prajuritku…perkasa
Gagah dan perwira
Engkau pergi karna tugas Negara
Pulang karna keluarga dan cinta

Prajuritku meninggalkan Ibu sendiri


Demi menjaga Ibu pertiwi
Walaupun setiap hari rindu menghampiri
Dan bahkan air mata berjatuhan tak terhingga di pipi

Jadilah sesak di dada


Berjalan mengalir meledak di jiwa
Menjadikan diri terlena
Beruntunglah senja selalu hadir dan ada

Tanah Papua….
Kutitipkan dia untuk menjaga
Tetaplah indah sebagai surga Indonesia
Berjanjilah kepadaku dia akan baik - baik saja

Wonosobo, 14 Juli 2019


RINDU
Angin malam jadilah saksi bisu
Bahwa tiada temu
Antara engkau dan aku
Hambar tak mampu menggebu

Rindu yang curang


Tanpa ada rasa kurang
Rasaku ingin menggenggam bintang
Namun dia pergi lenyap dan menghilang

Bagaimanapun keadaannya langit selalu merindukan senja


Merah merona warna jingga
Datang tanpa sengaja
Menghilang tanpa aba – aba

Rindu membuat hari – hariku gila


Memberontak di jiwa
Disaksikan air mata
Terkadang tak mereda

Bercampur aduk di raga


Kacau runyam taka ada sela
Bertarung di dalam sukma
Bahwa rindu pahit berada tapi ada

Wonosobo, 14 Juli 2019


RASA
Tentang rasa yang entah tak berasa
Hingga akupun tak mampu mereda
Bagaimana rasa bahagia dan kecewa
Tentang waktu
Yang terus berlalu
Walaupun terkadang pilu
Namun tetaplah harus berlalu

Apa perlu menghilang agar dicari


Apa perlu teriak agar dihampiri
Apa perlu sembunyi agar dinanti
Apa perlu menangis agar tau jati diri

Diammu membisu
Menyimpan banyak rindu
Sesak sakit dan penuh pilu
Tertahan didalam relung kalbu

Senja aku rindu


Bagaimana kau berpura – pura akan hal itu
Senja aku pilu
Dan senja aku rindu hadirmu

Tanpa aku tuliskan dengan tinta emas


Semua orang tahu bahwa aku cemas

Purworejo, 13 September 2019


GURUKU
Saat mentari beranjak dari porosnya
Kau bergegas mempersiapkan semuanya
Melangkah pergi untuk belajar bersama
Demi Negara dan semua anak bangsa

Guruku
Sesungguhnya aku tak mampu membayar semua jerih payahmu
Keringat yang bercucur di dahimu
Gunung emaspun tak mampu membayar semua pengorbananmu

Guruku yang ku banggakan


Dapatlah ku memberi selempang
Tali pelangi untuk ku selendangkan
Untuk semua waktumu dari pagi hingga petang

Terimakasih pahlawan tanpa tanda jasa


Berjuang mencerdaskan bangsa
Tetaplah mengabdi untuk Negara
Dan tak pernah lelah memberi semua ilmu – ilmunya

Purworejo, 28 November 2019


SERPIHAN HATI
Aku pernah merasakan hancurnya hati
Yang tersakiti
Tapi lukanya tak membasahi pipi
Betapa perihnya setiap detik yang aku lalui

Sakit adalah ketika berpura – pura


Terlihat bahagia namun menyimpan banyak luka
Kau terlalu bermain janji
Seperti mawar indah namun penuh duri

Aku pernah ingin pergi


Namun kau datang menghalangi
Ketika aku bertahan dan kembali
Lalu kenapa kau menyakiti

Serpihan hati….
sembuhlah engkau dari relung hati
Serpihan hati…..
Jangan mengharap ia kembali

Wonosobo,19 April 2020


PILIHAN
Rantai…
Berjalan berputar di relung hati
Akankah ada cinta sejati
Tidak mungkin ketiganya berlari sehati

Ada yang selalu ada


Tanpa jeda
Menerima apa adanya
Dan tanpa berpura – pura

Ada yang bersandiwara


Terlalu memuja
Menerima apa adanya
Dan selalu berpura – pura

Ada selalu ada


Tapi jauh berada
Menerima apa adanya
Tapi pura – pura dan penuh sandiwara

Hanya akan ada satu hati


Yang menjaga dan menemani hati
Tidak mungkin semuanya
Tidak mungkin ketiganya

Kau harus putuskan rantai itu


Dan memilihnya satu
Tanpa ada rasa ragu yang menggebu
Demi pilihan hati yang satu

Wonosobo, 20 April 2020


PELARIAN
Beberapa hal butuh pelarian
Seperti engkau
Berlari – lari dari kenyataan
Menghindar lalu menghilang
Mungkin aku harus sadar
Kau bukan yang terbaik
Semua luka lara akan membaik
Hatipun akan kembali baik
Pelarianmu terlalu hina
Terlalu menyiksa
Kejam dan meninggalkan luka lara
Aku bertanya – tanya pada angin
Apakah orang sepertimu masih punya hati nurani
oh mungkin tidak
Mungkin sudah mati
Pergilah dan jika perlu menghilanglah
Hilanglah dari ingatanku
Hilanglah dari bumi ini
Mungkin pelarianmu tak akan sia – sia
Karna kau tak perlu memilih aku atau dia

Wonosobo, 3 Mei 2020


KEJORAKU
Terimakasih selalu bersinar dikala malam
Terimakasih kuucapkan padamu
Wahai orang yang paling aku cinta
Dan terimakasih telah datang diantara luka – luka

Kejoraku
Tak tau berapa deras lagi air mata ini
Semoga kau selalu ada saat rindu datang melanda
Terimakasih selalu ada demi sebuah cinta tanpa sandiwara

Aku tak mengenalmu


Namun kau datang tepat waktu
Detik menit jam berlalu
Kau tetap ada tanpa meninggalkanku

Entah sampai seberapa lama


Melewati banyak bulan dan bintang bersama
Menempuh jarak yang tak hingga
Tanpa menyerah dan berkelana mengobati luka

Kejoraku
Terimakasih telah bersinar diantara keheningan malam – malamku
Terimakasih untuk tidak menyerah pada waktu
Dan terimakasih telah mencintaiku

Purworejo, 4 Maret 2021


LUKA
Aku pernah bahagia dalam rindu
Menanti dengan janji penuh pilu
Tanpa kata pasti bahkan sendu
Selalu berpesan untuk cepat – cepat meninggalkanku

Seandainya saja luka bisa hilang begitu saja


Seandainya luka bisa dihilangkan dengan air mata
Aku ingin luka setiap hari
Aku ingin menangis saja sampai air mataku tak terhenti

Mereka berkata sederhana dalam mengobati luka


Ketika kau mengingatnya dan tanpa air mata
Kau telah sembuh dari luka
Nyatanya ketika kau mencoba melupakannya tapi luka itu semakin hadir dan ada

Luka seperti kaca yang jatuh hancur lebur


Tak akan kembali seperti sedia kala
Sekalipun kau mati
Luka tetaplah luka yang tersimpan rapi dalam lembaran hati

Purworejo, 5 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai