Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

TEKNOLOGI INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN

Dosen Pengampu:

1. Dr. Andi Warnaen, SST., M.Ikom*

2. Nurlaili, S.Pt., M.Sc

Oleh:

Nama: Nadya Puspita Sari

NIRM: 04.03.18.211

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN

HEWAN PPKH 7B

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2021
JURNAL 1

Judul Artikel Akses Teknologi Informasi melalui Media Elektronik pada Petani KRPL

Penulis Rizki Ardelia, Oeng Anwarudin, Nazaruddin

Nama Jurnal Jurnal Triton

Tahun, halaman Vol. 11 No. 1 (Juni, 2020) : 24-36

Tujuan (1) menganalisis secara deskriptif akses teknologi informasi melalui media
Penelitian elektronik, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi akses teknologi
informasi melalui media elektronik, dan (3) menetapkan strategi untuk
meningkatkan akses teknologi informasi melalui media elektronik pada petani
KRPL di Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro.

Hipotesis 1. Karakteristik Responden


H0: Karakteristik responden tidak mempengaruhi tingkat akses teknologi informasi
pertanian melalui media elektronik pada petani KRPL.
H1: Karakteristik responden mempengaruhi tingkat akses teknologi informasi
pertanian melalui media elektronik pada petani KRPL.
2. Dukungan akses
H0: Dukungan akses tidak mempengaruhi tingkat akses teknologi informasi
pertanian melalui media elektronik pada petani KRPL.
H1: Dukungan akses mempengaruhi tingkat akses teknologi informasi pertanian
melalui media elektronik pada petani KRPL.
3. Peranan penyuluh
H0: Peranan penyuluh tidak mempengaruhi tingkat akses teknologi informasi
pertanian melalui media elektronik pada petani KRPL.
H1: Peranan penyuluh mempengaruhi tingkat akses teknologi informasi pertanian
melalui media elektronik pada petani KRPL.

Kerangka Program KRPL di saat kondisi pandemic → Peningkatan pengetahuan dengan


Pemikiran teknologi sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk lebih bergairah
melaksanakan usahatani terutama pada kegiatan KRPL→menetapkan strategi
untuk meningkatkan akses teknologi informasi melalui media elektronik pada
petani KRPL di Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro.

Populasi dan Sampel penelitian yaitu 46 petani yang tergabung dalam kelompoktani yang telah
Sampel menerapkan program KRPL.

Metode Sampel ditentukan menggunakan quota sampling berdasarkan pada keaktifan


Pengambilan anggota kelompok.
Sampel

Metode Peubah penelitian terdiri atas karakteristik petani, dukungan fasilitas akses
Penelitian teknologi, peranan penyuluh dan akses petani. Data penelitian diambil
menggunakan instrument berupa kuesioner. Data dianalisis menggunakan
statistic deskriptif dan inferensial, serta analisis SWOT dilakukan untuk menyusun
strategi peningkatan akses teknologi informasi melalui media elektronik pada
petani KRPL. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mengelompokkan data
yaitu membagi jawaban responden yang dikelompokkan dalam empat kategori (1)
sangat rendah, (2) rendah, (3) tinggi dan (4) sangat tinggi. Analisis statistic
inferensial melalui uji regresi berganda dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi akses teknologi informasi melalui media elektronik.

Hasil dan 1. Mayoritas petani responden menyatakan pendukung akses teknologi informasi
Bahasan melalui media elektronik di Metro Pusat dalam kategori tinggi sebesar 41,3%,
sedangkan 58,7% petani responden lainnya menyatakan hal berbeda
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi akses teknologi informasi melalui media
elektronik:
a. Karakterisitik Responden (X1):
- Umur (X1.1): Tidak Signifikan
- Pendidikan (X1.2): Tidak Signifikan
- Lama Usahatani (X1.3): Tidak Signifikan
- Jumlah Tanggungan Keluarga (X1.4): Nilai koefisien sebesar 3,451 dengan nilai
signifikasi 0,024 < 0,05. Ini berarti semakin besar jumlah anggota keluarga dalam
rumahtangga tani maka semakin rendah tingkat akses teknologi informasi petani
melalui media elektronik, hal ini selaras dengan penelitian Awal (2018).
- Jumlah Teknologi Informasi (X1.5): Tidak Signifikan
b. Dukungan fasilitas Akses (X2): Nilai koefisien 0,981 dan nilai signifikasi 0,001 <
0,05. Hal ini berarti semakin tinggi persentase sarana prasarana akses maka
semakin tinggi ketersediaan sarana informasi berbasis teknologi informasi yang
ada akan mendorong pada semakin tingginya tingkat perilaku petani dalam
meningkatkan keinovatifan dan kesadarannya untuk mencari informasi yang
dibutuhkan.

c. Peranan Penyuluh (X3): Taraf signifikasi pada peranan penyuluh yaitu 0,000 <
0,005. Tingkat signifikasi pada variabel ini merupakan tingkat signifikasi yang
paling berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Strategi S – O : 2,28 + 2,16 = 4,44
Strategi S – T : 2,28 + 1,14 = 3,42
Strategi W – O : 0,66 + 2,16 = 2,82
Strategi W – T : 0,66 + 1,14 = 1,8
a. Memaksimalkan pemanfaatan media elektronik petani untuk meningkatkan
akses teknologi informasi pertanian
b. Pengajuan bantuan kepada Dinas Pertanian terkait pengadaan sarana
prasarana akses kelompoktani melalui media elektronik
c. Pengembangan kegiatan KRPL yang dilakukan dengan kegiatan pertanian
terpadu. Kegiatan dengan menggabungkan antara pertanian, perikanan dan
peternakan.

Kesimpulan Tingkat akses teknologi informasi melalui media elektronik pada petani KRPL di
Kecamatan Metro Timur, Kota Metro secara keseluruhan termasuk dalam kategori
tinggi dengan persentase 70,7%. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat akses
petani melalui media elektronik yaitu jumlah tanggungan keluarga, pendukung
akses teknologi informasi serta peranan penyuluh. Strategi yang disusun untuk
melakukan peningkatan akses petani dapat dilakukan dengan memanfaatkan
kekuatan dan peluang yang ada pada kelompoktani serta memanfaatkan peluang
yang ada untuk memperbaiki kelemahan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
adalah memperkuat peranan penyuluh pertanian dan dukungan fasilitas teknologi
informasi seperti media elektronik. Petani tidak hanya aktif sebagai pencari
informasi tetapi dapat menjadi sumber informasi, pengajuan sarana dan
prasarana akses kelompok ke institusi terkait serta melakukan pengembangan
kegiatan KRPL.

Daftar Pustaka: Ardelia, R., Anwarudin, O., & Nazaruddin. (2020). Akses Teknologi Informasi
melalui Media Elektronik pada Petani KRPL. Jurnal Triton, 11(1), 24–36.
https://doi.org/10.47687/jt.v11i1.101
Link: https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/101/84

JURNAL 2
Judul Artikel Identifikasi Aplikasi Penggunaan Cyber Extension Sebagai Sumber Informasi
Penyuluh Dalam Adopsi Teknologi Pakan

Penulis Agustina Abdullah, Jamila, Amidah A, Amrullah, Syahdar B dan Hilda Ibrahim

Nama Jurnal Journal of Extension and Development

Tahun, halaman Volume 1 Nomor 2: 109-114 (2019)

Tujuan Mengidentifikasi aplikasi penggunaan cyber extension sebagai sumber informasi


Penelitian penyuluh dalam adopsi teknologi pakan di Kabupaten Bulukumba Sulawesi
Selatan

Populasi dan Penyuluh lapangan


Sampel

Metode Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode sensus yang meliputi


Pengambilan keseluruhan jumlah anggota populasi
Sampel

Metode Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Penelitian dilaksanakan di


Penelitian Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dirancang dengan
mengumpulkan data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan dengan menggunakan instrument kuesioner sebagai pedoman
dalam melakukan wawancara secara terstruktur, focus group discussion, dan
wawancara mendalam (indepth study) kepada beberapa informan kunci.

Hasil dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi cyber extension belum tersosialisasi
Bahasan dengan baik ke penyuluh, dan tidak didukung dengan fasilitas laptop. Penyuluh
yang tanggap menggunakan fasilitas pribadi seperti laptop (bagi yang memiliki
laptop) menggunakan laptop untuk mendapatkan informasi materi penyuluhan
tentang teknologi pakan. Peternak akan lebih mudah memahami, menarik, dan
mengadopsi jika penyuluhan dilakukan dengan gambaran tentang bahan pakan
ternak, bagaimana mengolah pakan yang tersedia di wilayah
melalui gambar, dan mau mengikuti anjuran penyuluh karena peternak dapat
melihat bukti walaupun hanya melalui tayangan-tayangan yang diperlihatkan
penyuluh. Cara lain yang digunakan penyuluh untuk meningkatkan adopsi
teknologi pakan dengan fasilitas yang minim yaitu berkolaborasi dengan
formulator sales untuk melakukan penyuluhan dengan target penyuluhan yang
hendak dicapai adalah peningkatan adopsi teknologi pakan.
Kesimpulan Penyuluh telah mengetahui adanya cyber extension untuk mendapatkan informasi
dalam membuat materi penyuluhan. Namun demikian, ternyata penyuluh belum
mengetahui dengan baik tentang penggunaan cyber extension sebagai sumber
informasi. Hal ini terlihat jumlah penyuluh yang telah memanfaatkan cyber
extension masih rendah yaitu kurang dari 50%. Untuk itu, perlu dilakukan upaya
peningkatan dan optimalisasi penggunaan cyber extension untuk mendapatkan
informasi teknologi melalui perbaikan fasilitas dan dukungan kelembagaan.

Daftar Pustaka: Abdullah, A., Jamila, J., A, A., Amrullah, A., B, S., & Ibrahim, H. (2019).
Identifikasi Aplikasi Penggunaan Cyber Extension sebagai Sumber Informasi
Penyuluh dalam Adopsi Teknologi Pakan. Suluh Pembangunan : Journal of
Extension and Development, 1(2), 109–114. https://doi.org/10.23960/jsp.v1i2.22
Link: https://jsp.fp.unila.ac.id/index.php/jsp/article/view/22
JURNAL 3

Judul Artikel Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pemenuhan Informasi
Bagi Rumah Tangga Usaha Pertanian Di Kecamatan Halongonan Kabupaten
Padang Lawas Utara

Penulis Abdul Rahman Harahap

Nama Jurnal PENELITIAN KOMUNIKASI DAN PEMBANGUNAN

Tahun, halaman Vol. 17 No. 2 Desember 2016

Tujuan Mendeskripsikan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Penelitian pemenuhan informasi bagi rumah tangga usaha pertanian di Kecamatan
Halongonan.

Populasi dan Populasi penelitian berjumlah 134 rumah tangga dengan sampel berjumlah 100
Sampel responden.

Metode Sampel ditetapkan dengan perhitungan Taro Yamane. Pemilihan responden


Pengambilan menggunakan metode kish grid
Sampel

Metode Penelitian ini menggunakan metode actor. Data yang dipelajari adalah data dari
Penelitian sampel yang diambil dari populasi, sehingga ditemukakan kejadian-kejadian
actor e, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis. Lokasi penelitian berdasarkan perwakilan desa yang topografinya
berbukit-bukit dengan cara undi meliputi Desa Sitabola, Japinulik, Sitenun,
Sandean Tonga, Tapus Jae, dan Sandean Julu Kecamatan Halongonan. Teknik
pengolahan dan analisis data digambarkan dalam bentuk table frekuensi
kemudian diinput dalam SPSS dan dianalisis secara deskriptif. Dalam penelitian
actor menggunakan teknik pengumpulan data dan kuesioner.

Hasil dan 1. Hasil penelitian menunjukkan, pemanfaatan actor e dalam jumlah waktu yang
Bahasan digunakan untuk menonton actor e setiap hari sebanyak 65 responden
(86,7%),2-3 kali seminggu sebanyak 7 responden (9,3%), minimal 1 minggu
sekali sebanyak 3 responden (4,0%). Manfaat yang didapat rumah tangga usaha
pertanian dari menonton tayangan actor e beragam sesuai dengan program
actor e yang dipilih. Namun pemanfaatan actor e belum dirasakan oleh rumah
tangga usaha pertanian di Kecamatan Halongonan yang seharusnya mereka
mendapatkan pengaruh dari tayangan actor e untuk usaha taninya tentang
kondisi cuaca, informasi harga komoditi dalam konten-konten berita.
2. Hasil penelitian menunjukkan, pemanfaatan radio dalam jumlah waktu yang
digunakan untuk mendengarkan radio dengan frekuensi 2-3 kali seminggu
sebanyak 12 responden (48%), minimal sekali dalam seminggu sebanyak 8
responden (32%) dan setiap hari sebanyak 5 responden (20%). Radio mampu
menyampaikan pesan kepada banyak orang lewat suara dan tetap menjadi salah
satu sarana penyebaran informasi yang cukup efektif dalam menyebarluaskan
informasi terkait program-program pemerintah di bidang pertanian baik yang
sudah terlaksana maupun yang sedang berjalan dan sedang direncanakan patut
diketahui.
3. Hasil penelitian menunjukkan, Pemanfaatan akses internet oleh responden
sangat minim sekali yaitu Lebih dari 1 kali dalam seminggu sebanyak 8
responden (66,7%), setiap hari sebanyak 3 responden (25%) dan minimal 1 kali
dalam seminggu sebanyak 1 responden (8,3%). Realitanyarumah tangga usaha
pertanian merasa kesulitan untuk memanfaatkan internet dalam pemenuhan
infomasi pertanian dengan pemakaian bahasa asing yang disebabkan tingkat
pendidikan yang rendah. Disamping itu, infrastruktur yang belum maksimal di
daerah perbukitan, pemanfaatan teknologi informasi belum menyentuh petani,
minat petani mencari informasi lemah, dan penggunaan informasi pertanian
belum meluas. Sehingga menghambat penyebarluasan informasi bagi rumah
tangga usaha pertanian.
4. Hasil penelitian menunjukkan, minat baca surat kabar dari sebanyak 100
Responden (100%) hanya 16 responden (16%) dan membeli surat kabar hanya 6
responden (6%) saja. Artinya, pemanfaatan media surat kabar sangat tidak
maksimal oleh rumah tangga usaha pertanian.

Kesimpulan Pemanfaatan Teknologi informasi dan Komunikasi ( actor e, radio, media


Internet) dalam pemenuhan informasi bagi rumah tangga usaha pertanian di
Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara sangat rendah.
Teknologi informasi dan Komunikasi belum dimanfaatkan untuk pengembangan
usaha pertaniannya. Penyebabnya adalah rendahnya tingkat pendidikan rumah
tangga usaha pertanian. Akses informasi yang rendah terhadap media internet
juga penyebabkan masyarakat tidak dapat memanfaatkan limpahan informasi
pertanian melalui internet. Sulitnya aksebilitas salah satu actor yang
menghambat mendapatkan kebutuhan informasi pertanian.

Daftar Pustaka: Abdul Rahman Harahap. (2016). Pemanfaatan Teknologi Iinformasi dan
Komunikasi dalam Pemenuhan Iinformasi Bagi Usaha Rumah Tangga
Pertanian di Kecamatan Halongan. Penelitian Komunikasi Dan Pembangunan,
17(2), 77–88.
Link: https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jpkp/article/view/876
JURNAL 4

Judul Artikel Pemanfaatan Media Teknologi Informasi dalam Penyelenggaraan Penyuluhan


Perikanan (Kasus Penyuluh Perikanan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali)

Penulis Nila Sylvi Ratnadila, Andin H. Taryoto, Ani Leilani

Nama Jurnal Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan

Tahun, halaman Volume 13(2) Agustus 2019 Halaman 189-204

Tujuan Mengidentifikasi tingkat keterdedahan dinas terkait, penyuluh perikanan dan


Penelitian kelompok sasaran terhadap media teknologi informasi dalam kegiatan perikanan.

Populasi dan Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 35 orang dengan
Sampel spesifikasi 27 orang penyuluh perikanan, 2 orang dari pihak dinas perikanan dan
6 orang pelaku utama perikanan.

Metode Metode snowball sampling merupakan suatu metode penarikan sampel yang
Pengambilan dalam hal ini responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan
Sampel responden-responden lainnya secara berantai.

Metode Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan


Penelitian bahwa Kabupaten Tabanan merupakan daerah dengan variasi penggunaan TIK
dan tingkat aksesibilitas cukup tinggi terhadap sumber informasi, keterdedahan
TIK penyuluh cukup tinggi, jaringan internet yang cukup luas, dan terdapat
berbagai unit kerja penelitian perikanan dan pusatpusat informasi. Penelitian ini
didisain sebagai penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kualitatif karena
data yang terkumpul nantinya akan dianalisis secara kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode snowball sampling. Snowball sampling adalah suatu
pendekatan untuk menemukan informaninforman kunci yang memiliki banyak
informasi. Dengan menggunakan pendekatan ini, beberapa responden yang
potensial dihubungi dan ditanya apakah mereka mengetahui orang yang lain
dengan karakteristik seperti yang dimaksud untuk keperluan penelitian. Kegiatan
wawancara akan membantu mendapatkan responden lainnya melalui
rekomendasi. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik ini didukung juga
dengan teknik wawancara dan observasi lapangan (Nurdiani 2014)

Hasil dan 1. Berdasarkan hasil wawancara dengan penyuluh perikanan intensitas mereka
Bahasan dalam menggunakan media internet tergolong paling sering dibandingkan dengan
media lainnya seperti media cetak maupun Cyber Extension. Mayoritas penyuluh
perikanan memiliki tingkat frekuensi dengan kategori sedang sebanyak 85 persen
dan kategori tinggi 15 persen. Hal tersebut menggambarkan bahwa penyuluh
perikanan memiliki ketertarikan terhadap penggunaan internet dan telah
mengakses internet secara rutin. Hasil pengukuran frekuensi pada kategori
sedang tersebut menunjukkan bahwa intensitas mengakses internet yang
dilakukan oleh penyuluh perikanan berkisar antara 1-4 hari dalam kurun waktu
satu minggu.
2. Cyber Extension ini kurang diminati oleh penyuluh perikanan maupun pelaku
utama sebagai sasaran penyuluhan. Disamping itu kemampuan penyuluh
perikanan berkaitan dengan manajerial dan operasional di bidang teknologi dan
informasi yang masih terbatas menyebabkan penyuluh perikanan kesulitan untuk
mempelajari lebih dalam akan manfaat dari Cyber Extension. Permasalahan
lainnya dalam mengakses Cyber Extension adalah anggapan penyuluh perikanan
yang menganggap informasi yang disajikan dalam laman Cyber Extension kurang
realistis.
3. Media cetak: jenis koran yang sering dibaca oleh penyuluh perikanan adalah
koran tingkat provinsi yaitu Manggala yang terbit setiap seminggu sekali. Media
cetak lain berupa buku-buku perikanan yang di dalamnya memuat berbagai
penelitian ilmiah.

Kesimpulan Dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan penyuluhan


perikanan berbasis teknologi dan informasi, penyuluh perikanan banyak
mengakses informasi melalui media internet dan media cetak. Untuk penggunaan
Cyber Extension sangat minim karena dinilai banyak memiliki kekurangan. Dalam
pelaksanaannya penyuluh perikanan melakukan kegiatan penyuluhan perikanan
dengan diskusi dan demonstrasi kepada sasaran. Setelah adanya kegiatan
penyuluhan, sasaran penyuluhan banyak merasakan manfaat dari adanya
teknologi informasi dan tidak sedikit dari mereka yang menerapkannya dalam
kegiatan yang mereka lakukan.

Daftar Pustaka: Ratnadila, N. S., Taryoto, A. H., & Leilani, A. (2019). Pemanfaatan Media
Teknologi Informasi dalam Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan (Kasus
Penyuluh Perikanan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali). Jurnal Penyuluhan
Perikanan Dan Kelautan, 13(2), 189–204.
https://doi.org/10.33378/jppik.v13i2.128
Link: http://jppik.id/index.php/jppik/article/view/128
JURNAL 5

Judul Artikel Pelatihan PenggunaanMedia Aplikasi Penyuluhan Berbasis Android bagi PPL dan
Ketua Kelompok Tani di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kec. Hamparan Rawang
Kota Sungai Penuh

Penulis Rendra, Jamaluddin, Fendria Sativa

Nama Jurnal Jurnal Karya Abdi Masyarakat

Tahun, Volume 3 Nomor 2 Desember 2019


halaman

Tujuan Mengenalkan fungsi, manfaat dan cara menggunakan media aplikasi penyuluhan
Kegiatan berbasis android kepada PPL dan Ketua Kelompok Tani.

Populasi dan Para petani muda yang sudah aktif menggunakan android untuk kebutuhan
Sampel komunikasi dan informasi dengan memanfaatkan jaringan internet

Metode 1 Metode pendekatan:


Kegiatan a. Persiapan: Mempersiapkan segala persiapan baik administrasi maupun peralatan
serta fasilitas pelaksanaan pelatihan.
b. Sosialisasi: Kegiatan sosialisasi kepada kelompok sasaran yaitu PPL dan Ketua
Kelompok Tani
dilakukan terlebih dahulu mengenai teknis pelaksanaan kegiatan, jadwal kegiatan
dan proses pelatihan penggunaanmedia aplikasi penyuluhan berbasis android.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan: kelompok sasaran diberikan ceramah tentang,
(1) manfaat dan kegunaan media aplikasi penyuluhan; (2) memperkenalkan
beberapa jenis media aplikasi penyuluhan yang dapat diakses oleh PPL dan Ketua
Kelompok Tani; dan (3) cara-caramenggunakan media aplikasi penyuluhan yang
baik dan benar untuk kegiatan penyuluhan.
4. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program
Evaluasi dilakukan dengan asumsi bahwa tingkat pengetahuan seseorang terhadap
sesuatu hal merupakan cerminan sikap untuk bertindak atau melakukan hal tersebut.
2.2 Materi Pengabdian
Materi pengabdian berisi penjelasan dengan beberapa aplikasi antara lain Petani,
Pak Tani Digital, My Agri, Harga Pangan, Katam Terpadu, dan Kalkulator Pertanian.

Hasil 1 Sebelum Pelatihan


Kegiatan Pengetahuan, ketrampilan dan motivasi peserta pelatihan bahwa mayoritas peserta
yakni mencapai 89,48% belum memiliki pengetahuan umum tentang aplikasi bidang
pertanian yang ada, begitu juga dengan ketrampilan bahwa walaupun terdapat
peserta yang sudah mengetahui tentang aplikasi bidang pertanian yang ada, namun
belum ada yang mampu secara terampil dalam menggunakan aplikasi tersebut.
Sedangkan untuk motivasi dari peserta pelatihan untuk menggunakan aplikasi
sebelum pelatihan dilakukan di ketahui sebagian besar juga memiliki motivasi yang
tinggi untuk mengetahui dan mampu menggunakan aplikasi, terdapat 73,68% yang
tertarik dengan aplikasi dan sisanya kurang tertarik.
2. Proses Pelatihan
Dalam proses pelatihan dilakukan 2 tahapan yaitu tahapan penyampaian materi dan
tahapan praktek dan pendampingan. Dalam tahapan penyampaian materi dilakukan
dengan cara ceramah dan diskusi atau tanya jawab bersama peserta, materi juga
dipaparkan dengan menggunakan media infocus.
3. Setelah Pelatihan (Evaluasi)
Setelah mengikuti pelatihan ini diketahui 100 % dari jumlah peserta dapat
mengetahui fungsi dan manfaat dari penggunaan aplikasi bidang pertanian
khususnya bidang pangan dan sayuran. Untuk aspek ketrampilan, terdapat 73,68%
yang merasa sudah terampil dan masih tersisa 26,32% saja yang masih kurang
terampil dalam menggunakan aplikasi yang diberikan tersebut. untuk motivasi
diketahui bahwa PPL dan ketua kelompok tani semuanya 100% memiliki motivasi
yang tinggi untuk mau dan dapat menggunakan aplikasi bidang pertanian ini sesuai
dengan kebutuhannya. Untuk aplikasi yang diminati oleh peserta antara lain Pak
Tani Digital 100%, My Agri 47,37%, Katam 21,05%, Petani 47,37%, Harga Pangan
47,37% dan Kalkulator Pertanian 100%.

Kesimpulan Kegiatan pengabdian yang dilakukan melalui pelatihan mampu meningkatkan


pengetahuan PPL dan ketua kelompok tani tentang jenis, kegunaan dan manfaat
dari berbagai aplikasi bidang pertanian berbasis android tersebut. Di samping itu
kegiatan ini juga dapat memberikan motivasi dan meningkatkan kemampuan serta
ketrampilan bagi PPL dan ketua kelompok tani dalam menggunakan berbagai
aplikasi bidang pertanian tersebut berbasis android.

Daftar Pustaka: Rendra, R., Jamaluddin, J., & Sativa, F. (2019). Pelatihan Penggunaan
Media Aplikasi Penyuluhan Berbasis Android bagi PPL dan Ketua Kelompok
Tani di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kec. Hamparan Rawang Kota Sungai
Penuh. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 3(2), 278–285.
https://doi.org/10.22437/jkam.v3i2.8502
Link: https://online-journal.unja.ac.id/JKAM/article/view/8502/9950
REVIEW PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 16/Permentan/OT.140/2/2013.

Judul:

PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN (SMIPP) DI


LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Penulis:

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Publikasi:

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 16/Permentan/OT.140/2/2013.

Latar Belakang:

Dalam rangka percepatan informasi penyuluhan pertanian agar efektif dan efisien serta
memenuhi 4 tepat yaitu tepat waktu, tepat tempat, tepat sasaran dan tepat kebutuhan, Pusat
Penyuluhan Pertanian melakukan modifikasi penyusunan dan penyebaran informasi
penyuluhan pertanian melalui sistem jaringan yang terkoneksi dengan internet. Hal ini
dimaksudkan agar informasi pertanian yang dibutuhkan oleh pelaku utama maupun pelaku
usaha dan masyarakat pertanian pada umumnya dapat setiap saat diperoleh dan dipilih sesuai
kebutuhan spesifik lokasi.

Tujuan:

1. Menyediakan informasi/materi pertanian, data penyuluh pertanian dan data kelembagaan


petani dan usaha tani yang dibutuhkan penyuluh, pengambil kebijakan, pelaku utama, pelaku
usaha dan masyarakat pertanian sesuai kebutuhan dan spesifik lokalita;

2. Mempercepat arus data dan informasi pertanian dari pusat sampai ke petani;

3. Membangun integritas materi penyuluhan pertanian, data ketenagaan penyuluh pertanian


dan data kelembagaan petani dan usaha tani yang mutakhir melalui website Badan
Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia cq. Kementerian Pertanian.

Ruang Lingkup:

1. Unsur pendukung Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian;

2. Organisasi dan mekanisme kerja pengelolaan Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan


Pertanian;
3. Topologi Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian lingkup internet.

Hasil/Isi:

Cyber Extension yang dimakasud dalam SMIPP adalah sistem informasi penyuluhan pertanian
melalui media internet, untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi
pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis bagi pelaku
utama dan pelaku usaha.

Organisasi SMIPP dibedakan atas 3 bagian yaitu :

1. Organisasi Pengelolaan Cyber Extension mulai dari pusat sampai dengan daerah.

2. Organisasi Pengelolaan Simluh Pusat Penyuluhan

3. Organisasi Pengelolaan Simpoktan

Tugas dan tanggung jawab pengelola sistem manajemen informasi penyuluhan pertanian:

1. Pengelola Cyber Extension

2. Pengelola Simluh

3. Pengelola Simpoktan

Tugas dan tanggung jawab administrator sistem manajemen informasi penyuluhan pertanian:

1. Administrator Cyber Extension

2. Administrator Simluh

3. Administrator Simpoktan

Tim penyusunan materi cyber extension:

Tugas Tim Penyusun materi Cyber Extension, sebagai berikut:

1. Melakukan pengumpulan data dan informasi pertanian sebagai bahan untuk menyusun
materi penyuluhan yang bersumber dari berbagai lembaga informasi (lembaga-lembaga
penelitian pertanian penghasil rekomendasi pertanian/Balai Pengkajian Teknologi Pertanian);

2. Melakukan Pengolahan terhadap data dan informasi pertanian yang telah dikumpulkan
menjadi materi penyuluhan pertanian dalam bentuk file digital untuk memenuhi kebutuhan
database materi penyuluhan pertanian dalam Cyber Extension.; dan
3. Melakukan verifikasi terhadap materi penyuluhan yang telah disusun, sebelum diunggah ke
dalam Cyber Extension.

Mekanisme kerja sistem manajemen informasi penyuluhan pertanian

1. Mekanisme Kerja Pengelolaan Materi Penyuluhan Pertanian

2. Mekanisme Kerja Pengelolaan Database Simluh

3. Mekanisme Kerja Pengelolaan Database Simpoktan

Topologi sistem manajemen informasi penyuluhan pertanian

1. Topologi Materi Penyuluhan Cyber Extension

Pedoman ini merupakan acuan bagi para pelaksana, pengelola data dan informasi
Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian, serta seluruh unit kerja yang terkait dalam
peningkatan operasional Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian di lingkungan
Kementerian Pertanian. Pedoman ini bersifat dinamis dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan perkembangan teknologi dan informasi

Anda mungkin juga menyukai