Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Triton, Vol. 11 No.

2 (Desember, 2020) : 22-31


e ISSN : 2745-3650, p ISSN : 2085-3823
DOI: https://doi.org/10.47687/jt.v11i2.113

journal homepage : http://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id

Konsistensi Sikap Petani terhadap Kemampuan Mengakses Informasi Teknologi


Pertanian di Kabupaten Pacitan
Rika Jayanti Malik12*, Sunarru Samsi Hariadi1, Roso Witjaksono1, Paulus Wiryono Priyotamtama1
1
Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada
2
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

ARTIKEL INFO ABSTRAK


Sejarah artikel Sikap petani adalah respon petani berupa pernyataan setuju
Diterima 12/11/2020 atau tidak setuju terhadap objek tertentu. Tujuan penelitian ini
Diterima dalam bentuk revisi 05/12/2020
yaitu untuk mendeskripsikan sikap petani terhadap informasi
Diterima dan disetujui 08/12/2020
Tersedia online 23/12/2020 teknologi pertanian yang didiseminikasi Taman Teknologi
Pertanian (TTP) Pringkuku dan pengaruhnya terhadap
Kata kunci
Akses kemampuannya memperoleh informasi. Penelitian di
Konsistensi sikap Kabupaten Pacitan pada Februari-April 2020 dengan
Petani pendekatan kuantitatif. Penelitian melibatkan 167 orang
petani yang pernah belajar di TTP Pringkuku dan dipilih
secara acak. Teknik pengambilan data melalui wawancara
langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner
tertutup. Keseluruhan item variabel sikap dan kemampuan
petani mengakses informasi teknologi pertanian dalam
kuesioner valid dan reliabel dengan nilai croncbach Alfa >
0,70. Data penelitian dianalisis secara deskriptif
menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasilnya (1) rerata
capaian sikap petani 59,96% menunjukkan bahwa sikap
petani ragu-ragu terhadap informasi teknologi pertanian yang
didiseminasikan TTP Pingkuku baik di kebun percontohan
maupun melalui media baru. Keraguan tersebut didasarkan
pada pertimbangan biaya dan kompleksitas inovasi; (2) petani
mengalami inkonsistensi sikap. Capaian ranah kognitif
61,63% menunjukkan petani setuju dan afektif senang
(66,20%) tetapi konatifnya ragu-ragu (51,50%) terhadap
informasi teknologi pertanian; dan (3) sikap petani signifikan
memengaruhi kemampuannya untuk mengakses informasi
teknologi pertanian. Semakin petani setuju terhadap informasi
teknologi pertanian maka semakin meningkat kemampuannya
untuk mencari dan memperoleh informasi terkait teknologi
pertanian.

© 2020 Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

*Email Penulis Korespondensi : rikajayantimalik@mail.ugm.ac.id 22


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

ABSTRACT
The farmer's attitude is farmer's response be in the used simple linear regression test. The results were
form of a statement agree or disagree to a certain (1) average of achievement farmer’s attitude
object. The study described the farmer’s attitude 59.96%, showed that farmer’s attitude had doubt
towards agricultural technology information about agricultural technology information
disseminated by the Pringkuku Agricultural disseminated by TTP Pingkuku both in
Technology Park (TTP) and the effect toward demonstration farm and through new media. This
farmer’s ability to access information. The research doubt based on considerations of innovation’s cost
at Pacitan Regency during Februari-April 2020 and complexity; (2) farmer’s attitude was
and used a quantitative approach. Respondent were inconsistencies. Achievement of cognitive 61.63%
167 farmers who had studied at TTP Pringkuku and showed that farmers agree and the affective were
were randomly selected. The technique of collecting pleased (66.20%) but they were doubt (51.50%)
data through direct interview used a closed about agricultural technology information; and (3)
questionnaire. Attitude and farmer’s ability to farmer’s attitude significantly affected their ability
access agricultural technology information to access agricultural technology information.
variabels had valid and reliable with a Croncbach
.
Alfa value > 0.70. Data were analyzed descriptively

PENDAHULUAN sebatas untuk komunikasi biasa dan belum


Manusia tidak terlepas dari informasi menjadi sarana dalam mengakses informasi
dan komunikasi dalam proses kehidupan yang dibutuhkan, (2) petani merasa tidak butuh
sosialnya. Perkembangan Teknologi Informasi smartphone, dan (3) petani belum paham cara
dan Komunikasi (TIK) nyatanya berdampak mengoperasikan smarthpone. Faktor eksternal
bagi perubahan perilaku manusia untuk yang menghambat petani memanfaatkan TIK
mencari dan memperoleh informasi. Kemajuan terletak pada keterbatasan infrastruktur dan
TIK memberikan dampak bagi pola hidup dan sinyal.
perilaku manusia. Hadirnya media sosial Kesenjangan antara perkembangan TIK
memfasilitasi antar individu lebih mudah dan kemampuan petani memanfaatkannya
mengakses informasi dan berkomunikasi tanpa menarik diamati, karena hasil-hasil penelitian
batas waktu, jarak dan ruang (Syawqi, 2017). masif disebarkan baik secara langsung di
Kemudahan tanpa batas yang lapang maupun melalui media baru.
ditawarkan media baru belum optimal Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang
dimanfaatkan pelaku utama pertanian. Pertanian kurun waktu 2015-2018 telah
Kemkominfo (2015) melaporkan bahwa menginisiasi lahirnya Taman Teknologi
kemampuan petani dalam memanfaatkan TIK Pertanian (TTP) di beberapa kota/kabupaten
untuk pengembangan usaha masih rendah. seluruh Indonesia. Hadirnya TTP mendorong
Rendahnya kemampuan tersebut disebabkan tumbuhnya perekonomian baru bagi
faktor internal dan eksternal petani. Faktor masyarakat yang berasal dari bidang pertanian
internal yang menghambat petani (Mulyandari dkk, 2016).
memanfaatkan TIK dalam pengembangan Target pembangunan TTP tiap tahunnya
usaha yaitu (1) kepemilikan smartphone berubah dan realisasinyapun tidak selalu sesuai

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 23


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

harapan. Laporan Badan Litbang Pertanian METODE


(2018) menyampaikan bahwa tahun 2015 dan Penelitian dilakukan di Kabupaten
2016 target pembangunan terpenuhi yaitu 16 Pacitan pada Bulan Februari – April 2020
dan 10 TTP. Tahun 2017 target tidak terpenuhi menggunakan metode kuantitatif. Responden
karena menyelesaikan pembangunan TTP penelitian adalah 167 orang petani yang pernah
tahun-tahun sebelumnya, sedangkan tahun belajar di TTP Pringkuku dan diambil secara
2018 terealisasi 5 TTP dari yang ditargetkan acak. Teknik pengambilan data melalui survei
30 TTP. Pacitan merupakan salah satu (wawancara) petani menggunakan kuesioner
kabupaten yang mendapatkan program TTP tertutup. Data primer yang dihimpun meliputi
pada tahun 2015. Lokasi TTP berada di Desa identitas responden, sikap responden, dan
Pringkuku Kecamatan Pringkuku yang kemampuan responden untuk mengakses
lahirnya hasil kerjasama Balai Pengkajian infotek pertanian dari TTP Pringkuku.
Teknologi (BPTP) Jawa Timur dengan Kuesioner penelitian memenuhi syarat
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan. validitas dan reliabilitas. Keseluruhan item
BPTP Jawa Timur merupakan Unit Kerja/Unit terkait sikap dan kemampuan petani
Pelaksana Teknis Badang Litbang Pertanian, mengakses infotek pertanian valid dengan nilai
sehingga keberadaanya merupakan croncbach Alfa > 0,70. Nilai croncbach Alfa
perpanjangan tangan dari pemerintah pusat. variabel sikap 0,859 dan nilai croncbach Alfa
TTP Pringkuku mendiseminasikan variabel akses 0,901. Analisa data secara
informasi teknologi (Infotek) pertanian melalui diskriptif menggunakan statistik parametrik
kebun percontohan, website, facebook, yotube, dan untuk melihat pengaruh antar variabel
dan whatsapp. Upaya TTP Pringkuku dianalisa melalui uji regresi linear sederhana
memanfaatkan TIK selaras dengan harapan melalui program SPSS 23.
Kementerian Pertanian tentang digital farming. Syarat uji statistik parametrik telah
Harapannya, petani dan keluarganya lebih terpenuhi karena (1) data ordinal telah diubah
mudah mengakses informasi baik secara menjadi data interval melalui metode
langsung maupun melalui media baru untuk summated ranking (skala Likert), (2) sampel
memenuhi kebutuhan informasi terkait usaha dipilih secara acak, (3) data berdistribusi
taninya. Efektivitas TTP Pringkuku sebagai normal ditunjukkan oleh uji Kolmogrov-
sumber informasi kemudian perlu Smirnov (0,065 > 0,05), dan (4) jumlah sampel
disandingkan dengan evaluasi sikap petani besar (> 30 orang). Konsistensi sikap dan
terhadap infotek pertanian yang diterimanya kemampuan petani mengakses infotek
baik dari kebun percontohan maupun media pertanian dianalisa dengan melihat presentase
baru. Sikap petani penting dianalisa karena capaian dan kategori di tiap indikatornya.
konsistensi sikap cenderung memengaruhi Ranah kognitif, afektif, dan konatif merupakan
perilakunya dalam mencari dan mengakses indikator sikap. Adapun indikator kemampuan
infotek pertanian dari TTP Pringkuku. petani mengakses infotek pertanian dibedakan

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 24


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

berdasarkan medium informasinya yaitu kebun capaian variabel ditampilkan pada tabel 1.
percontohan dan media baru. Kategori dan
Tabel 1. Kategori dan Capaian Variabel Sikap dan Kemampuan Petani Mengakses Infotek Pertanian
TTP Pringkuku
No Variabel Kategori Skor
0-≤20 >20-≤40 >40-≤60 >60-≤80 >80-≤100
1. Sikap Sangat tidak Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
setuju
2. Kemampuan Sangat tidak Tidak mampu Cukup Mampu Sangat
akses mampu (rendah) Mampu (tinggi) Mampu
informasi (sangat (Ragu-ragu) (sangat
rendah) tinggi)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pringkuku meliputi teknologi budidaya padi,


Taman Teknologi Pertanian Pringkuku teknologi budidaya jeruk, teknologi budidaya
memberikan kesempatan masyarakat sapi potong, teknologi pengolahan hasil dan
Kabupaten Pacitan untuk mengakses infotek limbah pertanian. Petani yang
pertanian di kebun percontohan dan mengunjungi/belajar di TTP Pringkuku
website/media sosial. Whatsapp adalah media berkesempatan mengakses informasi yang
baru yang aktif dimanfaatkan TTP Pringkuku dibutuhkan untuk usaha taninya. Karakteristik
hingga penelitian ini berlangsung. Website petani yang pernah mengakses infotek
dengan laman ttppacitan.com dan facebook pertanian TTP Pringkuku ditampilkan pada
cenderung tidak melakukan pembaharuan Tabel 2.
informasi. Inovasi yang didiseminasikan TTP

Tabel 2. Karakteristik Petani yang Mengunjungi/Belajar di TTP Pringkuku


No. Karakteristik Petani Keterangan
1. Rata-rata umur (tahun) 43,11
2. Rata-rata pendidikan (tahun) 10,42
3. Jenis kelamin:
a. Laki-laki (%) 63,47
b. Perempuan (%) 36,53
4. Rata-rata lama tergabung dalam kelompok (tahun) 10,37
5. Rata-rata lama usaha tani (tahun) 23,22
6. Mata pencaharian:
a. Bidang pertanian (%) 44,91
b. Non pertanian (%) 55,09
7. Rata-rata pendapatan per bulan:
a. Bidang pertanian (Rp.) 1.001.250
b. Non pertanian (Rp.) 2.248.209
8. Rata-rata luas lahan sawah(Ha) 0,5
9. Rata-rata kepemilikan ternak (Ekor) 2
10. Rata-rata kepemilikan pohon jeruk (batang) 6
11. Kepemilikan smartphone (%) 64,67
Sumber: Analisis Data Primer, 2020

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 25


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

Tabel 2. Menjelaskan bahwa rata-rata optimalisasi usaha cenderung berhasil apabila


umur petani dalam kategori produktif yang kegiatannya dilakukan secara berkelompok.
mengindikasikan bahwa secara fisik Kelompok tani merupakan salah satu pintu
berpeluang optimal mencurahkan waktu, upaya pemberdayaan petani dan keluarganya
tenaga, dan fikirannya untuk pengembangan yang bermuara pada kesejahteraan hidup.
usaha tani. Rata-rata petani lulus Selaras penelitian Aminah dkk, (2015) bahwa
SLTP/sederajat yang mengindikasikan bahwa tingkat penguasaan lahan, umur, tingkat
petani melek huruf. Mayoritas petani yang pendapatan, dan pengalaman berusaha tani
belajar di TTP Pringkuku berjenis kelamin berhubungan dengan keberdayaan dan
laki-laki dan tercatat sebagai anggota memengaruhi ketahanan pangan keluarga.
kelompok tani. Lebih dari separuh umurnya Selain itu kerjasama ekonomi antar anggota
petani mendedikasikan dirinya di bidang kelompok dengan orientasi bisnis menjadi
pertanian. Lama usaha tani mengindikasikan alternatif solusi fragmentasi lahan (Rahayu,
petani telah memiliki pengalaman dalam 2001).
berusaha tani. Pengalaman atas apa yang Sikap Petani Terhadap Infotek Pertanian
dilakukannya dan pengalaman yang berasal Sikap petani dalam penelitian ini adalah
dari orang lain. Sesuai analisa Teori Belajar respon atau penilaian petani berupa pernyataan
Sosial yang dikemukakan Bandura (1977) terhadap informasi (teknologi budidaya
dalam Hariadi (2018) bahwa perilaku petani padi/teknologi budidaya jeruk/teknologi
terbentuk atas 4 proses yang berurutan. Pada budidaya sapi potong). Menurut Rosernberg
awalnya petani melihat orang lain dan dan Hovland (1960) dalam Azwar (2016),
mengamatinya. Selanjutnya timbul minat dan sikap terbentuk atas 3 ranah (kognitif, afektif,
petani mulai mengingat apa yang telah dan konatif). Konsep sikap diamati melalui (1)
diamatinya. Dilanjutkan pada proses meniru pernyataan lisan tentang perasaan yang
perilaku orang lain dan berujung pada motivasi menggambarkan ranah afektif, (2) pernyataan
petani untuk berperilaku sesuai orang tersebut. lisan tentang keyakinan atas pengetahuan yang
Petani yang mengakses infotek pertanian mengindikasikan ranah kognitif, dan (3)
TTP Pringkuku faktanya mayoritas tidak pernyataan lisan tentang kecenderungan
menggantungkan sumber pendapatan di bidang melakukan sesuatu (Chave dan Bogardus
pertanian. Tabel 2 menampilkan > 50% petani dalam Hariadi, 2011). Tabulasi sikap petani
juga beraktifitas diluar bidang pertanian dan berdasarkan ranahnya ditampilkan pada Tabel
hasilnya pun lebih tinggi daripada hasil yang 3.
diperoleh dari usaha taninya. Hasil pertanian
tergantung dari luas lahan garapan yang
nyatanya tidak luas (< 1 Ha), sehingga

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 26


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

Tabel 3. Kategori Ranah Sikap Petani Terhadap Infotek Pertanian TTP Pringkuku
No. Ranah Rata-rata Capaian (%) Kategori
1. Kognitif 61,63 Setuju
2. Afektif 66,20 Setuju
3. Konatif 51,50 Ragu-ragu
Rerata 59,96 Ragu-ragu
Sumber: Analisis Data Primer, 2020

Tabel 3 menyajikan hasil analisa sikap (relative advantage), sesuai


petani terhadap informasi yang diterimanya kebutuhan/kompatibel (compatibility),
dari TTP Pringkuku. Penilaian petani terbagi sederhana/tingkat kerumitan rendah
atas dua medium yaitu informasi di kebun (complexity), mudah di coba (triability), dan
percontohan dan website/media sosial. Rata- dapat diamati (observability) serta fleksibel
rata capaian ranah kognitif petani menyatakan dan dapat ditemukan kembali (re-invention)
setuju terhadap infotek pertanian. Capaian oleh adopter.
ranah kognitif diperoleh dari akumulasi sikap Perbedaan capaian ranah sikap
sangat setuju petani terhadap penerapan mengindikasikan bahwa petani mengalami
teknologi bermanfaat untuk meningkatkan inkonsistensi sikap yang menimbulkan
produksi tanaman/ternak dan keraguan petani disonansi kognitif. Hasil penelitian ini searah
terhadap penambahan biaya dan komponen dengan penelitian Yunandar (2019) yang
teknologi yang tidak mudah tahapannya. Rata- menggunakan istilah ambivalensi sikap untuk
rata capaian ranah afektif menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa meskipun sikap generasi
petani senang memperoleh infotek pertanian muda terdidik positif terhadap wirausaha
dari kebun percontohan maupun website/media pertanian, tetapi ragu-ragu untuk
sosial TTP Pringkuku. Capaian ranah konatif menjalankannya terutama di bagian hulu
berbeda dengan 2 ranah lainnya karena petani pertanian. Pada dasarnya sikap seseorang
ragu-ragu untuk mencoba dan menerapkan tidaklah mudah diubah apabila ketiga ranah
infotek pertanian yang diterimanya. Keraguan konsisten memberikan respon yang sama.
tersebut diperkuat atas pertimbangan biaya dan Perubahan pada satu ranah akan berdampak
kompleksitas teknologi. bagi ranah lainnya (Tjandra dan Siska, 2013).
Syarat inovasi teknologi pertanan Perbedaan respon antar ranah
idealnya menguntungkan dan proses uji menimbulkan disonansi kognitif karena
cobanya mudah, sehingga harapannya petani seseorang mengalami 2 pengetahuan yang
setuju untuk menerapkan. Sesuai pendapat berbeda dan menghasilkan ketidaknyamanan
Rogers (1995) bahwa petani cenderung secara psikologis (Azwar, 2016). Dua
mengadopsi teknologi ketika karakteristik pendekatan untuk mengurangi disonansi
inovasi terpenuh. Karakteristik inovasi kognitif dan berujung pada konsistensi sikap
meliputi seperti relatif menguntungkan ditempuh dengan (1) metode langsung melalui

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 27


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

perubahan pengetahuan atau (2) metode tidak Kemampuan petani memperoleh infotek
langsung melalui penghindaran dari informasi pertanian penting diamati karena hasil
yang membuat tidak nyaman (Baron dan penelitian menjelaskan bahwa petani di
Branscombe (2012) dalam Alfitman (2017). Kabupaten Pacitan sulit mengakses informasi
Dalam penelitian ini konsistensi sikap petani pertanian (Andriyati dkk, 2011). Hadirnya TTP
dapat terwujud apabila petani terlibat aktif Pringkuku sebagai sumber informasi
dalam uji coba teknologi pertanian yang diharapkan dapat mengurangi kesenjangan
dilaksanakan oleh sumber informasi. antara masifnya hasil-hasil penelitian dengan
Harapannya terjadi peningkatan pengetahuan tingkat adopsi teknologi. Peluang penerapan
dan bersedia menerapkan informasi yang telah teknologi terbuka apabila petani mampu
dipelajarinya. mencari dan memperoleh informasi sesuai
Kemampuan Petani Mengakses Infotek yang dibutuhkan. Capaian kemampuan petani
Pertanian mengakses infotek pertanian ditampilkan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Capaian Kemampuan Petani Mengakses Infotek Pertanian TTP Pringkuku

Gambar 1 menegaskan bahwa petani mengakses infotek pertanian melalui media


lebih mampu mengakses informasi di kebun baru. Rendahnya kemampuan ini (< 50%)
percontohan dibanding melalui media baru. karena petani ragu-ragu mengakses infotek
Dari kebun percontohan petani mampu budidaya padi dan sapi potong serta sulit
memperoleh infotek budidaya padi dan jeruk, mengakses infotek budidaya jeruk melalui
tetapi ragu-ragu untuk mengakses infotek media baru.
budidaya sapi potong. Capaian kemampuan Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Akses
petani mengakses informasi melalui media Infotek Pertanian
baru berbeda dengan capaian kemampuan yang Persentase rata-rata total penilaian
informasinya berasal dari kebun percontohan. petani akan kemampuannya mengakses infotek
Rata-rata petani menilai belum mampu pertanian baik dari kebun percontohan dan

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 28


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

media baru adalah 55,08%. Capaian tersebut formula personalitas dan lingkungan adalah
menggambarkan bahwa petani ragu-ragu atau dua faktor yang memengaruhi seseorang
kurang mampu mengakses infotek pertanian melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini
TTP Pringkuku. Secara holistik faktor-faktor analisa faktor yang memengaruhi kemampuan
yang memengaruhi kemampuan petani petani mengakses infotek pertanian lebih
mengakses informasi dapat dianalisa ditekankan pada sikap petani yang mewakili
menggunakan Field Theory. Hariadi (2011) faktor personalitas. Hasil uji regresi linear
menjelaskan bahwa Field Theory menetapkan sederhana ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Sikap Petani Terhadap Kemampuannya Mengakses
Infotek Pertanian TTP Pringkuku
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 0,522a 0,273 0,268 9,26928
a. Predictors: (Constant), SIKAP
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3160,885 3 1053,628 10,550 0,000b
Residual 15979,506 160 99,872
Total 19140,390 163
a. Dependent Variable: AKSES
b. Predictors: (Constant), Konatif, Kognitif, Afektif
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5,872 3,159 1,859 0,065
Kognitif 0,102 0,226 0,050 0,451 0,652
Afektif 0,400 0,246 0,182 1,624 0,106
Konatif 0,579 0,260 0,223 2,224 0,028
a. Dependent Variable: AKSES

Tabel 4 membuktikan variabel sikap signifikansi dari uji ANOVA adalah 0,000 <
berhubungan kuat dengan kemampuan petani 0,05. Bahasan yang menarik selanjutnya yaitu
mengakses infotek pertanian TTP Pringkuku. tentang pengaruh tiap ranah sikap terhadap
Kekuatan hubungan tersebut nampak dari nilai kemampuan petani mengakses informasi.
koefisien korelasi (R) 0,522 > 0,5. Sikap Hanya ranah konatif yang signifikan
berkontribusi 27,3% memengaruhi berpengaruh, sedangkan ranah kognitif dan
kemampuan akses informasi dan selebihnya afektif tidak signifikan berpengaruh. Hasil ini
73,7% dipengaruhi faktor di luar sikap. Sikap berbeda dengan analisa Hamrat (2018) yang
petani secara simultan berpengaruh signifikan membuktikan bahwa ranah kognitif dan afektif
terhadap kemampuannya mengakses infotek berpengaruh terhadap tingkat penerimaan
pertanian. Disebut signifikan karena nilai

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 29


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

teknologi budidaya organik, sedangkan ranah pertimbangan biaya dan kompleksitas


konatifnya tidak berpengaruh. teknologi pertanian. Sikap petani signifikan
Perbedaan penelitian ini dengan memengaruhi kemampuannya untuk
penelitian terdahulu terletak pada pengaruh mengakses informasi teknologi pertanian TTP
ranah konatif terhadap perilakunya. Penelitian Pringkuku. Semakin setuju petani terhadap
ini membuktikan pentingnya derajat nilai informasi teknologi pertanian semakin tinggi
positif pada ranah konatif yang kemampuannya untuk mengakses informasi
mengindikasikan bahwa semakin petani setuju tersebut.
dan memiliki kecenderungan akan mencoba
DAFTAR PUSTAKA
dan menerapkan teknologi maka akan semakin
Alfitman. (2017). Konstruk Disonansi Kognitif
meningkatkan kemampuannya untuk mencari Dalam Penelitian Perilaku Konsumen:
dan mengakses informasi yang dibutuhkan Apakah Popularitasnya Memang Sudah
Meredup? Jurnal Ekonomi Bisnis, 22
dalam usaha taninya. Strategi peningkatan (1), 44-57.
ranah konatif dapat ditempuh melalui metode Aminah, S., Sumardjo, Djuara L., & Djoko S.
langsung yaitu meningkatkan (2015). Strategi Peningkatan
Keberdayaan Petani Kecil Menuju
keterlibatan/partisipasi petani dalam uji coba Ketahanan Pangan. Jurnal
teknologi di TTP Pringkuku. Semakin intens Sosiohumaniora, 18 (3), 253-261.

interaksi petani belajar sosial harapannya dapat Andriyati, E., Bambang S., S., & Endang S.
(2011). Kajian Kebutuhan Informasi
mengurangi disonansi kognitif dan berdampak Teknologi Pertanian di Beberapa
pada mahirnya kemampuan petani mengakses Kabupaten di Jawa. Jurnal
Perpustakaan Pertanian, 20 (2), 30-35.
infotek pertanian. Strategi tersebut mengacu
Azwar, S. (2016). Sikap Manusia Teori dan
penelitian Yunandar (2019) yang Pengukurannya Edisi Ke 2. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.
membuktikan bahwa peningkatan pengalaman
Hamrat, M. B. (2018). Pengaruh Pengetahuan,
diri langsung dan personalitas seseorang secara
Keterampilan dan Sikap Terhadap
langsung meningkatkan sikapnya terhadap Tingkat Penerimaan Teknologi
Budidaya Organik (Studi Kasus Petani
sesuatu.
Sayuran Organik di Kecamatan Ma’rang
Kabupaten Pangkep). Tesis Universitas
KESIMPULAN DAN SARAN Hasanuddin Makassar: Makassar.
Sikap petani ragu-ragu terhadap Hariadi, S. S. (2018). Petani Memahami
informasi teknologi pertanian yang Kearifan Lokal Petani Tradisional
“Samin” dan Petani Modern. Kanisius
didiseminasikan TTP Pringkuku di kebun (anggota IKAPI) Yogyakarta:
percontohan dan website/media sosial. Petani Yogyakarta.
mengalami inkonsistensi ranah sikap, karena Hariadi, S. S. (2011). Dinamika Kelompok
Teori dan Aplikasinya untuk Analisis
ranah kognitif dan afektif menyatakan setuju Keberhasilan Kelompok Tani sebagai
dan senang terhadap informasi teknologi Unit Belajar, Kerjasama, Produksi, dan
Bisnis. Sekolah Pascasarjana Universitas
pertanian tetapi ragu-ragu akan mencoba dan Gadjah Mada: Yogyakarta.
menerapkan. Keraguan petani didasarkan pada

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 30


Jurnal Triton Vol. 11 No. 2 (Desember, 2020) : 22-31 Malik et al.

Mulyandari, R. S. H., Sri Hery S., Sulusi P.,


Asmawati, Moch Takdir M., Chandra I.,
Priyatna S., Agung P., Edi Husen,
Ridwan R., Eko Sri M., Syafaruddin.,
Endang R., & Henriyadi. (2016).
Pedoman Umum Pembangunan dan
Pengembangan Taman Sains dan
Teknologi Pertanian (TSTP) Edisi 2016.
Kementerian Pertanian: Jakarta.
Rahayu, R. I. (2018). Corporate Farming
Sebagai Solusi Fregmentasi Lahan
Pertanian di Indonesia:
https://agricsoc.faperta.ugm.ac.id/2018/0
9/16/corporate-farming-sebagai-solusi-
fragmentasi-lahan-pertanian-di-
indonesia/. Diakses pada tanggal 8
November 2020.
Rogers, E., M. (1995). Diffusion of
Innovations Fourth Edition. The Free
Press: New York.
Saywqi, A. (2017). Perilaku Pencarian
Informasi Guru Besar Universitas Islam
Negeri Antasari Banjarmasin. Jurnal
Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 1 (1),
19-44.
Tjandra, E. A., & Siska R. T. (2013).
Hubungan Antara Komponen Kognitif,
Komponen Afektif dan Komponen
Perilaku Terhadap Konsumen
Memanfaatkan Teknologi Internet.
Jurnal Manajemen, 17 (1), 42-52.
Yunandar, D. T. (2019). Pengalaman Diri
Langsung Dalam Model Pembentukan
Sikap Generasi Muda Terdidik Terhadap
Wirausaha Di Sektor Pertanian.
Disertasi Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.

Penerbit : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari 31

Anda mungkin juga menyukai