Anda di halaman 1dari 16

nurhakim@ulm.ac.

id

#04- Persiapan Tambang Terbuka


www.mining-unlam.ac.id
Persiapan tambang adalah pekerjaan yang dilakukan untuk
menyingkap endapan mineral untuk siap ditambang. Proses yang
termasuk disini adalah semua tahapan yang diperlukan untuk suatu
tambang menuju ke penjadwalan produksi yang lengkap, antara lain
perencanaan, perancangan, konstruksi dan lain-lain. Persiapan
tambang mengikuti pada umumnya studi kelayakan pada tahap I dan
II yang dikembangkan sejauh mungkin dan informasi yang lebih baik
tersedia selama tahapan beruntut dari proyek.
Dari titik pandang fisik di pembukaan tambang, sifat utama persiapan
nurhakim@ulm.ac.id

adalah melengkapi jalan menuju ke endapan bijih yang


memungkinkan para pekerja, peralatan, power, supplier, air dan
udara dapat melaluinya.

www.mining-unlam.ac.id
• Faktor lokasi dan iklim
• Faktor Geologi dan Alamiah
• Tanah dan topografi.
• Relasi spasial (ukuran, bentuk, attitude dan lain-lain) dari badan bijih termasuk kedalaman.
• Konsiderasi geologi, mineralogi, petrografi, struktur, genesa badan bijih, gradien
temperatur batuan, kehadiran air clan lain-lain.
• Sifat mekanika batuan: kekuatan, modulus elastik, kekerasan, abrasiveness, dan lain-lain.
• Sifat-sifat kimia dan metalurgi (akibat penyimpanan, proses dan laih-lain),
• Faktor Sosial - Ekonomi - Politik - Lingkungan
• Demografi dan keterampilan penduduk setempat.
• Finansial dan pemasaran.
nurhakim@ulm.ac.id

• Kestabilan politik setempat.


• Peraturan polusi.
• Bantuan pemerintahan yang lain.

www.mining-unlam.ac.id
• Adopsi dari laporan studi kelayakan sebagai dokumen perencanaan,
subyek ke modifikasi sebagai kemajuan pengembangan.
• Konfirmasi dari metoda penambangan dan rencana pertambangan
umum.
• Pengaturan finansial yang berdasarkan pada estimasi biaya yang telah
dikonfirmasikan pada laporan studi kelayakan.
• Pengumpulan data tanah, termasuk Undang-undang Pertambangan dan
Permukaan.
• Pengarsipan pernyataan dampak lingkungan, mendapatkan ijin
nurhakim@ulm.ac.id

penambangan (termasuk rencana reklamasi).


• Melengkapi jalan-jalan permukaan, transportasi, komunikasi, dan power
supply ke tambang.

www.mining-unlam.ac.id
• Perencanaan dan konstruksi pabrik, termasuk fasilitas pendukung,
pelayanan dan kontrol administrasi.
• Pendirian pabrik pengolahan mineral, jika diperlukan, dan penanganan
bijih dan fasilitas perkapalan, penimbunan dan pembuangan waste.
• Pemilihan peralatan penambangan untuk persiapan dan eksplorasi.
• Konstruksi dari bukaan jalan utama ke badan bijih dan bukaan
selanjutnya, pada tambang terbuka : pengupasan tanah lanjut (advanced
stripping).
nurhakim@ulm.ac.id

• Pengadaan tenaga kerja dan pelatihan tenaga kerja dan pelayanan


pendukung (perumahan, transportasi, gudang yang diperlukan).

www.mining-unlam.ac.id
tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.2 Prospeksi / Eksplorasi
- Geologi
- Pemboran Pendahuluan
- Survey dan Ijin lingkungan
- Uji Metallurgy
Studi Kelayakan
- Geologi
- Pemboran Konfirmasi
- Jalan / Akses ke Deposit
- Sampel Curah (Bulk Sampling)
- Uji Metalurgi dan Desain Flow Sheet
- Studi Teknik dan Ekonomi
- Survey, ijin & Kontrol Lingkungan
- Administrasi & Penunjang
nurhakim@ulm.ac.id

3 Pembangunan & Konstruksi


- Desain dan rekayasa
- Konstruksi fasilitas di permukaan
- Pengupasan pra-produksi
- Kontrol Lingkungan
- Administrasi & Penunjang

www.mining-unlam.ac.id
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perencanaan ini
(Soderberg dan Rausch, 1968; Atkinson, 1983 dalam Hartman, 1987)
yaitu:
Faktor alamiah dan geologi :
kondisi geologi, jenis bijih, kondisi hidrologi, topografi, dan karakteristik
metalurgi.
Faktor ekonomi
kadar bijih, tonase bijih, nisbah pengupasan, kadar rata-rata (terendah),
biaya operasi, biaya investasi, keuntungan yang diinginkan, tingkat
produksi, dan kondisi pemasaran.
nurhakim@ulm.ac.id

Faktor teknologi
peralatan, pit slope, tinggi jenjang, kemiringan jalan, batas properti dan
batas pit.

www.mining-unlam.ac.id
• Menambang bijih sehingga didapatkan ongkos produksi minimum per satuan berat
dari bijih (Penambangan next best ore dengan tahapan).
• Menjaga viabilitas operasi (kecukupan ukuran lebar jenjang dan kesiapan jalan untuk
peralatan).
• Menjaga bijih yang terekspos untuk mengamankan kesalahan perhitungan atau
kekurangan data eksplorasi.
• Menunda pengupasan tanah penutup selama mungkin tanpa keserasian dengan
peralatan, tenaga kerja clan jadwal produksi.
• Mengikuti jadwal mulai yang logis dan dapat dicapai (untuk pelatihan, pembelian
peralatan, logistik, dan lain-lain) yang meminimumkan resiko keterlambatan.
• Memaksimumkan rancangan pit slope dan meminimumkan keruntuhan.
nurhakim@ulm.ac.id

• Menguji laju produksi yang ekonomis dan alternatif kadar rata-rata terendah.
• Akhirnya, pencapaian tujuan mendapatkan metoda, peralatan dan jadwal yang sesuai
untuk melaksanakan perencanaan sebelum memulai pembangunan / pengembangan.

www.mining-unlam.ac.id
Excavator -
Dragline Wheel
Dozer Front Dozer - Excavator - Hopper -
(direct Excavator
end Loader Scrapper Truck Crusher -
casting) Conveyor
Conveyor
Produksi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
maksimum
Laju produksi Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang
Umur pit Pendek Pendek Panjang Sedang Panjang Panjang
Kedalaman pit Sedang Dangkal dan Sedang Dalam Dalam Sedang
datar
Deposit Tdk ter- Tdk ter- Ter- Ter- Ter- Seragam
konsolidasi konsolidasi konsolidasi konsolidasi konsolidasi sedikit
boulder
Preparasi (jika
Garu Garu Bor-Ledak Bor-Ledak Bor-Ledak Bor-Ledak
perlu)
Kompleksitas
Rendah Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi
sistem
Fleksibilitas operasi Tinggi Sedang Rendah Tinggi Rendah Rendah
Kapasitas blending Tinggi Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah
Penempatan
selektif Baik Sangat baik Buruk Baik Sedang Sedang
(pembuangan)
nurhakim@ulm.ac.id

Pengaruh cuaca
Besar Besar Kecil Sedang Kecil Kecil
basah
Kebutuhan
Kecil Besar Kecil Besar Sedang Sedang
penjadwalan
Ketersediaan
Sedang sedang Tinggi Sedang Kecil Kecil
sistem
Peralatan
Kecil Kecil Sedang Sedang Tinggi Tinggi
pendukung
Kemudahan
Sederhana Sederhana Moderat Sederhana Rumit Rumit
memulai pekerjaan
Investasi Kecil Kecil Sedang Sedang Tinggi Tinggi

www.mining-unlam.ac.id
Ada dua pengertian cut-off grade, yaitu :
1. Kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan
keuntungan bila ditambang
2. Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih
memberikan keuntungan apabila ditambang
• Cut-off grade ini yang akan menentukan batas-batas atau besarnya
cadangan, selain itu juga menentukan perlu tidaknya dilakukan
nurhakim@ulm.ac.id

pencampuran (mixing / blending) antara endapan bahan galian


yang berkadar tinggi dengan yang rendah.

www.mining-unlam.ac.id
• Nisbah pengupasan adalah perbandingan antara tonase waste yang
harus dipindahkan terhadap satu ton bijih yang ditambang. Hasil
suatu perancangan pit akan menentukan beberapa tonase bijih dan
waste yang dikandung pit itu.
• Perbandingan antara waste dan bijih tersebut akan memberikan
nisbah pengupasan rata-rata suatu open pit
nurhakim@ulm.ac.id

www.mining-unlam.ac.id
V pit  Vbijih
R
Vbijih

a. Overall stripping ratio (R)


R menyatakan berapa volume waste yang harus dipindahkan untuk
menyingkapkan satu volume unit bijih. Dirumuskan sebagai berikut :

b. Breakeven stripping ratio (BESR)


nurhakim@ulm.ac.id

Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan


digunakan, apakah tambang terbuka atau tambang dalam, maka
digunakan konsep breakeven stripping ratio (BESR).

www.mining-unlam.ac.id
V pit  Vbijih
R
Vbijih

1. BESR(1) (Overall stripping ratio)


yaitu perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka.

dimana:
A = biaya penambangan secara bawah tanah/ton bijih
underground mining cost / ton ore
B = biaya penambangan secara tambang terbuka/ton bjih
open pit mining cost / ton ore
nurhakim@ulm.ac.id

C = ongkos pengupasan tanah petutup/ton waste


open pit stripping cost / ton waste
Ini berarti hanya bagian endapan yang mempunyai BESR lebih kecil dari D yang dapat ditambang
secara tambang terbuka dengan menguntungkan. Jadi D adalah BESR(1) tertinggi yang masih
dibolehkan untuk operasi tambang terbuka dengan kondisi tersebut diatas.

www.mining-unlam.ac.id
V  VE  F
R  pit(2)  bijih
BESR
Vbijih G

2. BESR(2) (Economic stripping ratio)


artinya berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih itu ditambang
secara tambang terbuka

dimana:
E = pendapatan /ton bijih (rec overable value / ton ore)
F = ongkos produksi /ton bjih (production cost / ton ore)
nurhakim@ulm.ac.id

G = ongkos pengupasan tanah / ton waste (stripping cost / ton waste)

www.mining-unlam.ac.id
EF
BESR(2) 
G

2. BESR(3)
Biasanya keuntungan maksimum dimasukkan dalam pertimbangan BESR, sebagai berikut :

dimana:
E = pendapatan /ton bijih (rec overable value / ton ore)
F = ongkos produksi /ton bjih (production cost / ton ore)
nurhakim@ulm.ac.id

G = ongkos pengupasan tanah / ton waste (stripping cost / ton waste)


H = keuntungan minimum/ton bijih yang diharapkan /
expected minimum profit / ton ore

www.mining-unlam.ac.id
nurhakim@ulm.ac.id

Diskusi....
www.mining-unlam.ac.id

Anda mungkin juga menyukai