DI SUSUN OLEH:
NISN:171811223
Terima kasih sekali lagi kepada semua orang telah membantu saya dalam menjalani praktek
magang maupun dalam penyusunan laporan ini.
KATA PENGANTAR
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................I
PERSEMBAHAN.................................................................................................II
KATA PENGANTAR .........................................................................................III
DAFTAR ISI.........................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan................................... 7
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan................................................ 8
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan.............................................. 9
D. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.............................10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................18
B. Saran..........................................................................................18
LAMPIRAN
1. Lampiran Pendukung
2. Foto-foto Kegiatan
3. Biodata Peserta Praktik Kerja Lapangan
BAB I
PENDAHULUAN
Di bidang proses pengerjaan furniture ini. Merupakan bagian awal dari sebuah pengerjaan
furniture setelah penebangan pohon di alam. Pada bagian ini, siswa dapat belajar apa yang
namanya Logs, penggergajian, dan pengeringan kayu.
Yang pertama Logs adalah kayu kayu berbentuk bundar dengan diameter bervarias dari 25-80
cm (tergantung jenis kayu) ini adalah hasil dari penebangan pohon di hutan dan melum
melaui proses apapun kecuali tindakan pencegahan retak pada logs. Pada beberapa jenis kayu
di lakukan pengelupasan kulit untuk mempercepat poses pengeringan.
Penggergajian merupakan proses pembelahan logs sehingga menghasilkan dimensi kayu
sesuai dengan ukuran pengering kayu dan ukuran perabot yang akan di buat
Dan yang terakhir adalah pengeringan kayu. Proses ini bertujuan untuk penguran kadar air
sehingga mencapai titik ideal sebagai bahan furniture. Metode pengeringan bisa bermacam
macam tergantung alat yang di gunakan.
b. Pembahanan Dasar
Kayu paling ideal dibelah dan dipotong ketika sudah kering dan proses ini dilakukan di ruang
pembahanan. Pada proses ini kita harus mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran komponen
untuk perabot pada waktu jadi sehingga pengaturan tentang rendemen dan serat kayu sesuai
dengan posisi komponen akan dapat diatur dengan benar.
Bahan kayu hanya dipolah hingga ukuran kasar tapi sudah dilakukan pemilihan kualitas
terutama terhadap mata kayu, kayu gubal dan cacat kayu alami yang lainnya. Pemeriksaan
kualitas bahan dalam hubungannya dengan cacat alami kayu harus dilakukan pada tahap ini.
c. Konstruksi
Dimulai dengan penyerutan kayu untuk menghasilkan permukaan yang halus, lalu
pemotongan pada sisi panjang sebagai ukuran jadi hingga pembuatan lubang kontruksi adalah
proses paling panjang di dalam produksi furniture kayu.
Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus melalui proses pada mesin yang
sama secara berulang-ulang. Proses kontruksi meliputi:
1. Pembuatan lubang dowel
2. Pembuatan tenon & mortise
3. Alur dan takikan
4. Pingul pada sisi ujung kayu; dan lain-lain
d. Pengamplasan
Pertama kali harus dilakukan ketika benda kerja selesai melalui proses kontruksi. Dan proses
ini membutuhkan beberapa kali dengan grit amplas yang berbeda secara bertahap. Di dalam
tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah, retak atau warna karena hal
tersebut seharusnya dilakukan pada saat proses kontruksi
e. Perakitan
Tergantung pada jenis produk anda, apabila produk tersebut adalah produk Knock Down atau
Lepasan, maka perakitan bisa dilakukan setelah finishing. Namun demikian untuk komponen
semisal pintu dan laci perlu dirakit terlebih dahulu. Apabila semua komponen yang
memerlukan pra-perakitan telah disetel dengan baik, maka pengamplasan bisa dilanjutkan
kembali setelah kemudian finishing.
f. Finishing
Semua cacat kayu dan kesalahan pengerjaan konstruksi seharusnya telah diselesaikan ketika
memasuki tahap ini. Finishing merupakan tahap akhir pada proses pembuatan furniture.
Sebagai langkah penyelesaian ketika semua komponen telah tersambung dengan baik.
g. Pemasangan perlengkapan
perlengkapan misalnya engsel, kunci dan pegangan pintu sebaiknya dipasang setelah proses
finishing selesai sehingga terjaga kualitas bahannya. Untuk itu pula sebaiknya perlengkapan
perabot dilepas atau ditutup dengan plastik pada waktu anda melakukan finishing. Selain hal
ini akan baik untuk perlengkapan, juga akan menjaga keawetan perlengkapan dari karat atau
goresan amplas.
BAB III
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
N
BULAN WAKTU JAM KEGIATAN KETERANGAN
O
SISWA
PENGOLAHAN BELAJAR
TIGA HARI
KAYU SESUAI
1. JANUARI DALAM 07:30-15:00
GELONGGONGA TUPOKSI
SEMINGGU
N AGENDA
KEGIATAN
SISWA
BELAJAR
TIGA HARI
PEMBAHANAN SESUAI
2. FEBRUARI DALAM 07:30-15:00
DASAR TUPOKSI
SEMINGGU
AGENDA
KEGIATAN
SISWA
BELAJAR
TIGA HARI
KONSTUKSI DAN SESUAI
3. MARET DALAM 07:30-15:00
PENGAMPLASAN TUPOKSI
SEMINGGU
AGENDA
KEGIATAN
SISWA
BELAJAR
TIGA HARI
SESUAI
4. APRIL DALAM 07:30-15:00 FINISHING
SEMINGGU TUPOKSI
AGENDA
KEGIATAN
5. MEI TIGA HARI 07:30-15:00 PEMASANGAN SISWA
DALAM PERLENGKAPAN BELAJAR
SEMINGGU SESUAI
TUPOKSI
AGENDA
KEGIATAN
E. DOKUMENTASI
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan Magang ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mempunyai sikap mandiri dan
mampu berintekrasi dengan orang lain sehingga kami dapat memiliki keterampilan serta
wawasan yang tinggi.
2. Magang merupakan kegiatan di luar jam sekolah yang bekerja sama dengan masyarakat atau
instansi pemerintah atau swasta, sehingga kami dapat berlatih untuk mampu bergaul dan
bekerja sama dengan masyarakat luar.
3. Magang dapat menjadi penunjang siswa – siswi untuk menjadi tenaga kerja menengah yang
ahli dan profesional untuk menjadi bekal dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan
dapat mengamalkan apa yang telah diperoleh selama prakerin.
4. Ada suatu paradigma yang harus di rubah yaitu kegiatan Magang ini bertujuan supaya
mencetak generasi penerus bangsa yang menjadi pemilik bukan pekerja.