BAB I
PENDAHULUAN
1
Zikri Fachrul Nurhadi, Ahmad Wildan Kurniawan, “Efektivitas Pesan Dalam
Komunikasi”, Jurnal Komunikasi Universitas Garut, Vol. 3, No.1, (2017) , 90.
2
Hibran Dunar, “My Public Speaking”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), 5.
2
sebuah perkumpulan, baik dalam suasana yang sangat biasa atau tidak
terstruktur maupun sebaliknya.3
Public spaking sangatlah penting karena akan dapat membantu karir
menjadi lebih sukses selain itu public speaking juga bisa meningkatkan
kualitas karena dianggap telah memiliki kemampuan berbiacara dengan
baik dan percaya diri dihadapan banyak orang, jika public speaking
seseorang bagus maka akan banyak orang yang senang ketika
mendengarnya berbicara, dan akan banyak orang yang mempercayainya
untuk memegang suatu acara dan pertemuan dengan orang penting, baik
dalam pekerjaan, organisasi, seminar, pengajian akbar dan yang lainnya.
Untuk orang yang berdakwah juga diperlukan adanya public speaking
yang baik dengan tujuan agar dakwah yang disampaikan dapat berhasil
diterima oleh audiens, maka dari itu sangat dibutuhkan dengan adanya
pelatihan bagi para da’i khususnya sebelum mereka berdakwah dikhalayak
umum. Banyak orang yang belum mengetahui, betapa pentingnya public
speaking ini, bahkan terkadang ada orang yang mengabaikan dengan
kemampuan public speaking yang dimilikinya sehingga dakwah yang
disampaikan tidak terarahkan dengan baik, maka dari itu sangatlah
diperlukan dengan adanya pelatihan, agar materi yang disampaikan
nantinya bisa di terima dengan baik oleh audiens. Untuk melatih public
speaking tentunya sangat banyak metode atau cara yang dilakukan, seperti
metode-metode yang sudah dilakukan di sekolah-sekolah, seperti metode
demonstrasi, metode menghafal, metode diskusi, metode tanya jawab dan
lainnya, diantaranya metode yang dilakukan di MTS An-Najihah
Babussalam Kebonsari Madiun yang digunakan dalam ekstrakurikuler
muhadharah.
Muhadharah adalah kegiatan berlatih pidato atau ceramah di dapan
banyak orang atau khalayak umum yang bertujuan untuk melatih atau
mengembangkan sifat keberanian atau mental yang ada pada diri
3
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, (Jakarta:
Laskar Aksara, 2011), 8-9.
3
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini fokus pada ekstrakurikuler Muhadharah untuk
meningkatkan kemampuan public speaking Siswa di MTS An-Najihah
Babussalam Kebonsari Madiun .
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler Muhadharah untuk
meningkatkan kemampuan public speaking Siswa di MTS An-Najihah
Babussalam?
2. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung kegiatan ekstrakurikuler
Muhadharah untuk meningkatkan kemampuan public speaking Siswa
di MTS An-Najihah Babussalam?
3. Bagaimana hasil dari mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Muhadharah
untuk meningkatkan kemampuan public speaking Siswa di MTS An-
Najihah Babussalam?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan ekstrakurikuler Muhadharah untuk
meningkatkan kemampuan public speaking Siswa di MTS An-Najihah
Babussalam.
2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung kegiatan
ekstrakurikuler Muhadharah untuk meningkatkan kemampuan public
speaking Siswa di MTS An-Najihah Babussalam.
3. Untuk mengetahui hasil dari mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
Muhadharah untuk meningkatkan kemampuan public speaking Siswa di
MTS An-Najihah Babussalam.
5
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam peneitian ini yaitu menambah khasanah
keilmuwan bagi para pembaca. Selain itu juga bisa digunakan untuk
bahan rujukan penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan, pengetahuan dan
kedalaman pemahaman terhadap peneliti mengenai ekstrakurikuler
Muhadharah dalam meningkatkan kemampuan public speaking
Siswa.
b. Bagi Pihak Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
informasi bagi lembaga pendidikan tentang ekstrakurikuler
Muhadharah.
c. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan semangat siswa
agar lebih kreatif dalam mengembangkan pendidikan khususnya
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Muhadharah yang mana
nantinya dapat digunakan sebagai pembekalan diri dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana
cara mengembangkan public speaking melalui kegiatan
ekstrakurikuler Muhadharah dan manfaatnya dalam kehidupan.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan digunakan untuk mempermudah
pemahaman dan penelaahan penelitian. Dalam laporan penelitian ini,
sistematika penulisan terdiri atas enam bab, masing-masing uraian yang
secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
6
BAB II
TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU
DAN KAJIAN TEORI
4
Putri Rifa Anggraeni, “Motivasi Santri dalam Mengikuti Kegiatan Muhadharah di
Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016”, (Skripsi:
Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2016), diakses pada tanggal 20 Juli 2021 pukul 10.00 WIB.
8
7
Nurul Awaliyah, “Penerapan Metode Muhadharah untuk Meningkatkan public speaking
santri Pondok Pesantren Modern Darul Rahman Jagakarsa Tahun 2018”, (Skripsi: Universitan
Muhammadiyah Jakarta, 2018), diakses pada tanggal 21 Juli 2021 pukul 20.30 WIB.
11
B. Kajian Teori
1. Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia
memiliki arti sebuah kegiatan yang berada di luar program yang
tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan
pembinaan siswa.8 Sedangkan menurut Istilah Ekstrakurikuler
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik diluar
pelajaran sekolah, yang bertujuan untuk mengembangkan bakat,
minat dan kemampuan peserta didik dalam berbagai bidang
tertentu.9
Kegiatan ekstrakurikuler telah diatur dalam undang-undang
No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
ekstrakurikuler adalah usaha terencana untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.10
8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balei Pustaka, 1998), 223.
9
Lilik Kholisotin, “Minarsih, Implementasi Ekstrakurikuler Keagamaan Di SMK N 1
Palangkaraya”, Jurnal Anterior, Vol. 18, No. 1, December 2018, 72.
10
Dinas Pendidikan Nasional, “Undang-Undang RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional”, 4.
12
c. Jenis-Jenis Ekstrakurikuler
Adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:
1) Krida, meliputi kepramukaan, pelatihan dasar kepemimpinan
siswa, kursus kader dakwah, palang merah remaja, pasukan
pengibar bendera
2) Karya ilmiah, meliputi kegiatan ilmiah remaja, kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik
3) Latihan atau lomba sesuai keterbakatan prestasi, meliputi
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam,
jurnalistik, teater, keagamaan.
4) Seminar, lokakarya, dan pameran dan bazar dengan subtansi
antara lain karir, pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan seni
budaya.14
d. Fungsi-Fungsi Penunjang Keberhasilan Kegiatan Ekstrakurikuler
Keberhasilan pelaksanaan ekstrakurikuler dipengaruhi oleh
beberapa komponen. Komponen-komponen itu saling
mempengaruhi terhadap jalanya pelaksanaan ekstakurikuler. Oleh
karena itu, perlu diusahakan komponen-komponen itu untuk sailing
mengisi dan menutupi kelemahan. Komponen-komponen itu
meliputi:
1) Sumber daya manusia yang tersedia
2) Perhatian dari kedua orang tua
3) Terpenuhinya dana dan kelengkapan fasilitas sarana dan
prasarana.15
2. Muhadharah
a. Pengertian Muhadharah
14
Muhammad Asrul, “Keunggulan Ekstrakurikuler”,(http://sumut.kemenag.go.id/),
diakses pada tanggal 23 Juli 2021.
15
Asep Hery Herawan, “Perkembangan Kurikulum dan Pembelajaran”, (Jakarta:
Unversitas terbuka, 2003), 21-22.
14
16
Ahmad Munawir, “Kamus Arab Munawir”, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1999),
295.
17
20
Aep Kusnawan dan Aep Sy Firdaus, “Manajemen Pelatihan Dakwah”, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003), 18-19.
16
21
Aep Kusnawan dan Aep Sy Firdaus, “Manajemen Pelatihan Dakwah”, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003), 20-21.
17
22
Henry Guntur Tarigan, “Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa”,
(Bandung: Angkasa, 2008), 76.
23
Charles Bonar Sirait, Public Speaking For Teacher “Kiat Sukses Pendidik
Berkomunikasi Dengan Publik”, (Jakarta: Gramedia Widi Arsana, 2012), 48.
18
1) Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna ganda atau
utuh.
2) Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit
3) Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah
dan badan, pahami pikiran lawan bicara.
4) Menyampaikan informasi dengan bahasa yang mudah
dipahami, dengan kemampuan dan kadal akal penerima
informasi.
5) Memberikan contoh nyata, untuk dapat menerima materi yang
telah disampaikan.
6) Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan
informasi anda diterima. Contoh dengan bertanya ke audiens
atau menyuruh mengulangnya materi yang disampaikan.25
c. Bentuk Komunikasi
Komunikasi mempunyai berbagai macam bentuk yang
semuanya bergantung pada segi kita memamndangnya, yaitu
sebagai berikut:
1) Dari segi penyampaian pesan nya, komunikasi dapat dilakukan
secara lisan dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui
radio, televisi, telepon, internet dan sebagainya.
2) Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secara
(verbal) dan secara (non verbal) dengan isyarat; komunikasi
verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata yang
pengungkapan nya dapat dengan lisan atau tertulis, komunikasi
non verbal: terlihat dari ekspresi atau mimik wajah, gerakan
tangan, mata atau bagian tubuh lainnya.
3) Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, komunikasi
yang digunakan dan bentuk komunikasi pesan, komunikasi
25
Deddy Mulyana, “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2010), 83.
20
26
Deddy Mulyana, “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2010), 83.
27
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, (Jakarta:
Laskar Aksara, 2011), 40.
28
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, (Jakarta:
Laskar Aksara, 2011), 43.
21
29
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, (Jakarta:
Laskar Aksara, 2011), 47-48.
30
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, (Jakarta:
Laskar Aksara, 2011), 49-50.
31
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, (Jakarta:
Laskar Aksara, 2011), 55.
22
6) Entertaining (Menghibur)
Komunikasi yang dilakukan dengan tujuan menghibur
pendengar disebut juga entertaining. Dalam hal ini, pendengar
dihibur dari segi emosi agar mengalami keceriaan dan
penyegaran dari hiburan yang diberikan. Kegiatan menghibur
pendengar atau penonton sering ditemukan pada acara-acara
pentas seni, konser, dan lain-lain.32
e. Aspek – Aspek Penting Public Speaking
Dalam hal materi pidato memerlukan suatu keberanian tampil
di depan umum. Oleh karena itu, setiap orang yang akan berpidato
wajib memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sebagai pembicara.
Karenanya dalam perencanaan pidatonya pun terlebih dahulu ia
harus mampu mengembangkan rasa percaya dirinya itu. Dalam hal
ini Devato menyodorkan cara bagaimana rasa percaya diri sebagai
pembicara yang bisa dikemangkan, yaitu melalui lima langkah
sebagai berikut:
1) Persiapan diri sepenuhnya. Langkah ini merupakan faktor
terpenting dalam menanamkan keyakinan diri sebagai seorang
pembicara.
2) Membiasakan diri dengan situasi pidato. Lebih karab dengan
situasi pidato, dalam arti mengenali ruangan dimana akan
berpidato, pengaturan kursi diruangan, tipe hadirin yang akan
di hadapi dan sebagainya.
3) Libatkan apa yang diperluakn untuk berkomunikasi. Langkah
ini merupaka tindakan yang sulit dilaksanakan sebelum
tertolong sepenuhnya oleh pengembangan rasa percaya diri
sebagai pembicara.
4) Latihan. Latiha berpidato dan cara penyajian sangat penting
untuk mengningkatkan rasa percaya diri.
32
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, (Jakarta:
Laskar Aksara, 2011), 57.
23
33
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, (Jakarta:
Laskar Aksara, 2011), 58.
34
Ongky Hojanto, “Public Speaking Mastery”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2013), 22.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
35
Charles Bonar Sirait, Public Speaking For Teacher “Kiat Sukses Pendidik
Berkomunikasi Dengan Publik”, (Jakarta: Gramedia Widi Arsana, 2012), 43.
36
Widayanto Bintang, “Powerful Publik Speaking”, (Yogyakara: CV. Andi offs., 2014),
10.
25
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), 2.
Emzir, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 28.
38
melakukan interaksi dengan subjek dalam waktu yang lama dan selama
itu, data dalam bentuk catatan lapangan secara sistematis.40
C. LOKASI PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di MTS An-Najihah
Babussalam yang bertempat di Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari,
Kabupaten Madiun. Peneliti memilih lokasi tersebut karena telah
mengetahui secara langsung keadaan siswa ketika melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler muhadharah yang mana peran siswa dalam kegiatan
tersebut masih terdapat sebagian siswa merasa ketakutan ketika menjadi
petugas pada ekstrakurikuler tersebut, kurangnya minat dan rasa semangat
ketika mengikuti ekstrakurikuler tersebut dan adanya sikap siswa yang
kurang disiplin dalam mengikuti kegiatan ektrakurikuler tersebut yang
mana dapat dibuktikan adanya siswa yang masih bermain sendiri dan
kurang serius ketika mengikuti kegiatan muhadharah berlangsung.
D. SUMBER DATA
Sumber data adalah subjek tempat asal data dapat diperoleh dapat
berupa bahan pustaka, atau orang (informan dan responden), secara umum,
penentuan sumber didasarkan atas jenis data yang telah ditentukan.Sumber
data dapat digolongkan kedalam sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data pokok yang langsung dikumpulkan
peneliti dari objek penelitian. Sumber sekunder adalah sumber data
tambahan yang menurut peneliti menunjang data pokok.41
Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sumber
data primer, yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara Kepala Sekolah.
2. Wawancara Guru Ekstrakurikuler.
3. Wawancara Siswa.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
29..
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
193.
27
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
193.
28
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
203-204.
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
194.
29
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
245.
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013),245.
47
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktis Dengan
Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2012), 64.
30
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
Bagan 1
StrukturOrganisasi Madrasah AliyahMuhammadiyah 1
Ponorogo
KepalaSekolah
DrsSarlan Al-
DewaKomite Farisi
Tata Usaha
Drs. ArisSaudarly SitiNurhidayai, S.Pd
Yusuf
JABATAN
Guru
Siswa
Masyarakat
37
1. Ruang Kelas 8
2. Ruang Kepala Madrasah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Tata Usaha 1
5. Laboratorium Fisika
6. Laboratorium Kimia
7. Laboratorium Biologi
8. Laboratorium Komputer 1
9. Laboratorium Bahasa 1
10. Laboratorium PAI
11. Ruang Perpustakaan 1
12. Ruang UKS 1
13. Ruang Keterampilan 1
14. Ruang Kesenian
15. Toilet Guru 1
16. Toilet Siswa 4
17. Ruang Bimbingan Konseling 1
18. Gedung Serba Guna (Aula)
19. Ruang Osis 1
20. Ruang Pramuka
21. Masjid/Mushola 1
22. Gedung /Ruang Olahraga
23. Rumah Dinas Guru
24. Kamar Asrama Siswi (Putri) 1
25. Kamar Asrama Siswa(Putra)
26. Pos Satpam
27. Kantin 1
Tabel 4.2
38
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana pendukung lainnya
Jumlah Sarpras
No Jenis Sarpras Menurut kondisi
. Baik Rusak
1. Laptop (di luar yanga da di lab. komputer) 14 1
2. Computer (di luar yang ada di lab komputer) 4
3. printer 2 1
4. Televisi 1
5. Mesin fotocopy
6. Mesin Fax
7. Mesin Scanner
8. LCD Proyektor 6
39
9. Layar (Screen) 4 1
10. Meja Guru & Pegawai 14
11. Kursi Guru & Pegawai 14
12. Lemari Arsip 1 1
13. Kotak Obat (P3K) 1
14. Brankas
15. Pengeras Suara 4
16. Washtafel (Tempat Cuci Tangan) 4
17. Kendaraan Operasional (Motor
18. Kendaraan Operasional (Mobil)
19. Mobil Ambulance
20. AC (Pendingin Ruangan) 2
Tabel 4.4
Siswa-Siswi MTS An-Najihah Babussalam
No KELAS L P JUMLAH
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
JUMLAH TOTAL
yang akan tampil berikutnya memiliki fikiran yang buruk dan merasa
malu atau bisa juga tidak mau tampil dalam ekstrakurikuler
muhadharah.
3. Hasil dari mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Muhadharah untuk
meningkatkan kemampuan public speaking Siswa di MTS An-
Najihah Babussalam
Hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan
keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang
dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan
program pembelajaran tertentu. Keunggulan akademik dinyatakan
dengan nilai yang dicapai peserta didik. Keunggulan esktrakurikuler
dinyatakan berhasil dengan aneka jenis keterampilan yang diperoleh
peserta didik selama mengikuti program ekstrakurikuler. Sebuah
kegiatan di dalamnya pasti mempunyai tujuan yang diharuskan mampu
membuat siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan melalui
kegiatan tersebut, seperti halnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
muhadharah untuk meningkatkan kemampuan public speaking siswa.
Kegiatan ini juga mempunyai kompetensi yang harus dipenuhi siswa
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Adapun hasil yang dilakukan oleh kepala sekolah sekaligus guru
pembimbing muhadharah untuk meningkatkan kemampuan public
speaking siswa beliau mengatakan:
Hasil dari kegiatan ekstrakurikuler muhadharah baik dari segi
petugas maupun peserta muhadharah yang saya berikan yaitu
diantaranya selalu memberikan pujian dan motivasi kepada
siswa yang telah berhasil dan lancar menjadi petugas pada
kegiatan ekstrakurikuler muhadharah supaya mereka merasa
dihargai usahanya dan selalu semangat untuk mengikuti
kegiatan muhadharah, selalu melakukan pendekatan kepada
siswa yang kurang serius atau semangat mengikuti kegiatan
tersebut dan memberikan pelatihan agar siswa tersebut bisa
tampil semaksimal mungkin, dan mewajibkan siswa
membawa buku untuk mencatat intisari dari apa yang telah
disampaikan petugas muhadharah sekaligus memeriksa buku
tersebut secara mendadak apabila ada yang siswa yang telah
51
mendapatkan hukuman.
dapat kita dengarkan pengakuan salah satu siswa yang sangat aktif
temannya pola pikir yang semula masih canggung dan malu ketika
52
BAB V
ANALISIS DATA
Babussalam
50
Nasharuddin Latif, “Teori dan Dakwah”, (Jakarta: Rineka Jaya, 1970), 80.
53
berpidato memerlukan sebuah bahasa lisan yang harus didukung oleh non
bahasa seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi suara. Dari
semua teknik ini membutuhkan suatu latihan dan percobaan agar mampu
menguasainya.
prestasi siswa didik. Kegiatan ini biasanya dilakukan di luar jam belajar
merupakan suatu realita yang tidak dapat dihindari oleh setiap orang dan
diperlukan agar pembicaraan yang disampaikan memiliki alur yang jelas dan
memiliki tujuan agar pembicaraan dapat didengar dengan baik dan dapat
51
Lampiran IIII, Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. 1.
52
Navita Kristi Astuti, “Jurus Kilat Jago Public Speaking Secara Otididak”, 8-9.
54
kegiatan ekstrakurikuler ini dengan baik agar kegiatan ini dapat menjadikan
Arab dan bahasa Inggris dapat meningkat dengan seiring berjalannya kegiatan
ini.
dilaksanakan secara rutin setiap minggu sebanyak 3 kali yaitu pada hari Sabtu
mulai jam 13.00 – 14.00 WIB berpidato dengan menggunakan Bahasa Arab,
pada hari Sabtu malam Minggu mulai jam 19.00 – 20.00 WIB berpidato
dengan menggunakan Bahasa Arab dan pada hari Rabu mulai jam 13.00 –
kegiatan. Dipilih sebanyak 3 delegasi yang mewakili setiap kelas dari kelas
VII sampai kelas IX. Pemilihan peserta muhadharah ini dilakukan secara adil,
tidak ada perbedaan atau pilih kasih seperti yang pandai pidato
dikelompokkan menjadi satu, senior dengan senior, atau anak baru dengan
acak. Tujuan dari kelompok yang memiliki karakteristik yang berbeda disini
sebagai bentuk untuk agar satu tim saling membantu dalam memecahkan
dapat menimbulkan rasa percaya diri bagi siswa karena teks yang dia buat
mmerupakan hasil dari olah kata dia sendiri. Setelah itu, siswa yang akan
tampil diberi waktu untuk gladi atau latihan. Waktu yang ditentukan biaasnya
dilaksanakan setelah sholat Jumat sekitar pukul 14.00 sampai pukul 15.00.
waktu latihan ini dapat memberikan siswa agar dapat mendalami teks pidato
disiplin, dan percaya. Public speaking juga sangat erat kaitannya dengan
TABSYIR Jurnal Komunikasi Penyiaraan Islam, Vol. 02, No. 01, Januari-Juni 2014, 104.
56
diantaranya:
yang sisampaikan
berlangsung maupun sebelum dan sesudah acara. Namun, kita harus sadari
57
acara.
kategori utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal lebih
mengacu pada individu siswa. Individu ini mencakup dalam segi pengaruh
rasa menghargai satu sama lain serta rasa cintanya terhadap ilmu apalagi ilmu
agama yang meraka dapat dari materi muhadharah yang disampaikan saat
kegiatan berlangsung.
kesadaran dan keinginan yang tinggi akan potensi kegiatan muhadharah dapat
55
Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: Rosdakarya, 2016), 93.
58
berlangsung. Ciri khas orang yang mempunyai kesadaran tinggi ialah dengan
menaruh perhatian secara terus menerus pada identitas diri mereka sendiri
dengan sifat konsisten dan lebih tanggung jawab atas kejadian yang menimpa
mereka.56
faktor sifat takut dan malu. Menurut narasumber faktor malu dan takut pada
diri siswa ini berasal dari banyak siswa yang menjadi audien menjadi jail
dengan membuat kekacauan pada saat acara berlangsung sehingga siswa yang
tampil mempunyai fikiran yang buruk dan merasa malu karena kesalahan saat
berpidato pada kegiatan muhadharah. Hal ini menjadi tantangan bagi pihak
awal kehidupan bagi manusia. Keluarga sangat penting dan berpengaruh pada
individu. Baik atau buruknya kepribadian anak itu terjadi dari bagaimana
peserta didik. Pendapat Kelly dan Hansen mengenai sikap positif dari teman
56
Tri Dayakisni, Psikologi Sosial (Malang: UMM Press, 2012), 62.
57
Darmasyah, Ilmu Sosial Dasar (Surabaya: Nasional, 1986), 79.
59
dengan kegiatan muhadharah berasal dari dukungan teman yang selalu men-
support dalam setiap kegiatan dan keadaan lingkungan yang baik juga
Najihah Babussalam
tidak lepas dari penghargaan dan hukuman pada siswa. Umumnya untuk
kegiatan muhadharah di lain waktu. Dan siswa yang kurang mampu dalam
diberikan pendekatan dan pelatihan agar siswa tersebut bisa tampil maksimal
Pada kegiatan muhadharah ini para siswa yang menjadi audien juga
ada siswa yang melanggar dengan tidak mencatat intisari dari pidato maka
memahami apa yang telah meraka langgar. Adanya siswa yang diberikan
hukuman justru dapat mendidik mereka agar lebih fokus dan tanggung jawab
dan menambah kemampuan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, sebab pada
merubah pola pikirnya menjadi lebih terarah, yang tadinya masih canggung
dan malu ketika berbicara didepan umum sekarang lebih berani ketika
dihadapkan pada orang banyak untuk berpidato. Karena dalam belajar ketika
kita hanya menguasai materinya saja tetapi tidak dapat menyampaikan maka
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
sebanyak 3 kali yaitu pada hari Sabtu mulai jam 13.00 – 14.00 WIB
Bahasa Arab dan pada hari Rabu mulai jam 13.00 – 14.00 WIB berpidato
berjumlah satu orang dari kelas VII sampai kelas XI. Dalam penentuan
terbagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Adapun faktor internal itu pengaruh pada diri individu siswa yang
3. Hasil dari kegiatan muhadharah pada diri siswa dapat merubah pola
pikirnya menjadi lebih terarah, yang tadinya masih canggung dan malu
pada orang banyak untuk berpidato. Karena dalam belajar ketika kita
sekali.
B. Saran
63
kemampuan public speaking dan menambah kosa kata Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris.