Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA

Disusun Oleh :

Triesha Rizkyta (5215144160)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN

Satuan Pendidikan : SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta


Tahun Pelajaran : 2017/2018
Kelas/ Semester : XI / Satu
Program Keahlian : Teknik Elektronika
Paket Keahlian : Teknik Audio Video
Mata Pelajaran : V4 (Penerapan Rangkaian Elektronika)
Topik : Osilator
Pertemuan ke : 12
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit.

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung
B. Kompetensi Dasar
1.1.________________________________________________________________________M
emahami nilai – nilai keimanan dengan menyadari hubungan ketaraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2.________________________________________________________________________M
endeskripsikan Kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi di alam.
1.3.________________________________________________________________________M
engenalkan nilai – nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dengan kehidupan sehari –
hari.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, telti, cermat,
tekun, hati – hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli
lingkungan ) dalam beraktivitas sehari – hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari – hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
3.8. Menerapkan rangkaian pembangkit gelombang sinusioda
4.8 Menerapkan rangkaian pembangkit gelombang sinusioda

Indikator :
3.8.1. Memahami prinsip dasar osilator berdasarkan jaringan umpan balik dan ekspresi kriteria
penguatan Barkhausen.
3.8.2. Menyebutkan klasifikasi osilator berdasarkan bentuk gelombang, rangkaian, frekuensi
dan jaringan umpan balik.
3.8.3. Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator RC kaskade.
3.8.4. Mendimensikan besarnya geseran fasa dalam jaringan umpan balik osilator RC kaskade.
3.8.5. Membuktikan besarnya pergeseran fasa dan frekuensi osilator RC kaskade.
3.8.6. Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator Colpittz.
3.8.7. Mendimensikan besarnya geseran fasa dalam jaringan umpan balik osilator Colpittz.
3.8.8. Membuktikan besarnya pergeseran fasa dan frekuensi osilator Colpittz.
3.8.9. Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator Hartley.
3.8.10. Mendimensikan besarnya geseran fasa dalam jaringan umpan balik osilator Hartley.
3.8.11. Membuktikan besarnya pergeseran fasa dan frekuensi osilator Hartley.
3.8.12. Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator Jembatan
Wien.
3.8.13. Mendimensikan besarnya geseran fasa dalam jaringan umpan balik osilator Jembatan
Wien.
3.8.14. Membuktikan besarnya pergeseran fasa dan frekuensi osilator Jembatan Wien.
3.8.15. Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator
kristal/keramik.
3.8.16. Mendimensikan besarnya geseran fasa dalam jaringan umpan balik osilator
Kristal/keramik.
3.8.17. Membuktikan besarnya pergeseran fasa dan frekuensi osilator Kristal/keramik.
4.8.1. Menggambarkan prinsip dasar (blok diagram) osilator berdasarkan jaringan umpan balik
dan ekspresi kriteria penguatan Barkhausen.
4.8.2. Mendiagramkan klasifikasi osilator berdasarkan bentuk gelombang, rangkaian, frekuensi
dan jaringan umpan balik.
4.8.3. Melakukan eksperimen rangkaian kaskade osilator pergeseran fasa RC menggunakan
perangkat lunak serta interprestasi data hasil simulasi.
4.8.4. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian kaskade osilator pergeseran fasa RC
serta interprestasi data hasil pengujian.
4.8.5. Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan rangkaian kaskade osilator
pergeseran fasa RC.
4.8.6. Membangun rangkaian osilator Colpittz dan interprestasi permasalahan dan solusi
pemecahan masalah.
4.8.7. Melakukan eksperimen rangkaian osilator Colpittz menggunakan perangkat lunak serta
interprestasi data hasil eksperimen.
4.8.8. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian osilator Colpittz dari hasil simulasi serta
inpterprestasi data hasil pengukuran.
4.8.9. Membangun rangkaian osilator Hartley dan interprestasi permasalahan dan solusi
pemecahan masalah.
4.8.10. Melakukan eksperimen rangkaian osilator Hartley menggunakan perangkat lunak serta
interprestasi data hasil eksperimen.
4.8.11. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian osilator Hartley dari hasil simulasi serta
inpterprestasi data hasil pengukuran.
4.8.12. Membangun rangkaian osilator jembatan Wien dan interprestasi permasalahan dan solusi
pemecahan masalah.
4.8.13. Melakukan eksperimen rangkaian osilator jembatan Wien menggunakan perangkat lunak
serta interprestasi data hasil eksperimen.
4.8.14. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian osilator jembatan Wien dari hasil
simulasi serta inpterprestasi data hasil pengukuran.
4.8.15. Membangun rangkaian osilator kristal/keramik dan interprestasi permasalahan dan solusi
pemecahan masalah.
4.8.16. Melakukan eksperimen rangkaian osilator kristal/keramik menggunakan perangkat lunak
serta interprestasi data hasil eksperimen.
4.8.17. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian osilator kristal/keramik dari hasil
simulasi serta inpterprestasi data hasil pengukuran.

C. Tujuan Pembelajara
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian osilator secara benar.
2. Siswa dapat menuliskan jenis osilator secara benar.
3. Siswa dapat menjelaskan jenis osilator RC Kaskade.
4. Siswa dapat menjelaskan jenis osilator colpits.
5. Siswa dapat menjelaskan jenis osilator hartley.
6. Siswa dapat menjelaskan jenis osilator jembatan wein.
7. Siswa dapat menjelaskan jenis osilator kristal.
8. Siswa dapat membedakan antara jenis osilator.
9. Siswa dapat menyebutkan penerapan osilator.

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Osilator
Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang amplitudonya
berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Keluarannya bisa berupa gelombang sinusoida,
gelombang persegi, gelombang pulsa, gelombang segitiga atau gelombang gigi gergaji, atau
Osilator sebenarnya merupakan rangkaian yang mengubah sinyal DC menjadi sinyal AC.
Pada osilator tidak ada tegangan input sehingga osilasi dimulai dari suatu tegangan kecil
yaitu tegangan “noise”. Tegangan yang sangat kecil ini (orde-mikro volt) diperbesar dan
dikembalikan kembali ke input dengan fase yang sama, diperbesar lagi dan seterusnya
dikehendaki.sampai terjadi getaran atau gelombang sinus yang dikehendaki.
Kriteria Barkhausen
Secara teori, bandul akan terus berayun dengan simpangan yang tetap tanpa diperlukan
energi tambahan dari luar berbentuk dorongan yang searah ayunan. Tetapi pada kenya-taannya,
ayunan tersebut makin lama makin mengecil simpangannya sampai akhirnya berhenti di titik
setimbangnya. Hal ini disebabkan karena sistem bandul mengalami gaya gesekan dengan udara
selama dia mengayun yang akhirnya tentu mengurangi energi bandul sampai menjadi nol. Hal ini
juga terjadi pada osilator.
Untuk mempertahankan osilasi tersebut, maka harus ada energi tambahan dari luar tank-
circuit yang dapat mempertahankannya. Hal yang sama terjadi pada ayunan bandul-matematis
seperti diuraikan di atas, yaitu dorongan yang searah ayunan. Semen-tara pada tank-circuit,
energi yang ditambahkan harus satu fasa dengan fasa osilasi. Inilah yang dimaksudkan, bahwa
osilasi listrik tersebut mempunyai fenomena yang persis sama dengan ayunan bandul-matematis.
Pelaksanaan pemberian energi tambahan dari luar tank-circuit agar osilasi berlangsung
terus, dilakukan dengan proses feedback dari output ke tank-circuit. Secara umum, apa-bila satu
penguat mempunyai jalur feedback positif sedemikan, sehingga dicapai satu kondisi yang disebut
sebagai Barkhausen-Criterion, maka terjadilah osilasi tersebut.
Untuk “free running oscillator” terdapat empat kebutuhan agar osilator umpan balik
bekerja:
Amplification (penguatan), Umpan balik positif, Pembentuk frekuensi, Power supply
2. Klasifikasi Osilator
Berdasarkan bentuk gelombang:
a. Osilator sinusoidal (sinwave oscillator ), terdiri dari osilator LC dan osilator RC,
outputnya berupa sinyal sinusoidal.
b. Osilator relaksasi (relaxation oscillator ), outputnya berupa sinyal bentuk segitiga,
gergaji dan persegi.

Menurut Frekuensi keluaran-nya.


a. Oscillator Frekuensi Rendah atau Low Frequency Oscillator, adalah Osilator yang
mampu membangkitkan suatu frekuensi rendah di bawah 20 Hertz.
b. Oscillator Audio atau Audio Oscillator, adalah Osilator yang mampu membangkitkan
frekuensi Audio sekitar 16 Hertz sampai 20 kilo Hertz.
c. Oscillator Frequency Radio atau Radio Oscillator, adalah Osilator yang mampu
membangkitkan frekuensi Radio sekitar 100 kilo Hertz sampai 100 Giga Hertz.

Berdasarkan jenis rangkaiannya maka osilator dibagi menjadi :


 Osilator dengan Opamp, Resistor dan Kapasitor (RC Oscillator)
 Osilator Jembatan Wien
 Osilator Penggeser Fasa
 Osilator Kuadratur
*) Rangkaian ini sering berfungsi untuk pengendalian amplitude, dimana agar rangkaian
stabil dia selalu mengkondisikan agar nilai L > 1, caranya dengan memanaatan diode
pada resistor penentu penguatan penguat operasional. Karena diode dapat
mempertahankan nilai tahanan agar tidak lebih dari cut off.

 Osilator Penguat, Induktor dan Kapasitor (LC Oscillator)


Osilator dengan penguat, induktor dan kapasitor pada dasarnya merupakan osilator
yang memanfaatkan rangkaian resonansi seri induktor dan kapasitor (LC). Secara teoritis,
induktor dan kapasitor akan mengalami self resonance. Akan tetapi adanya redaman
akibat resistansi pada induktor dan konduktansi pada kapasitor osilasi tersebut tidak dapat
terjadi dengan sendirinya. Untuk menjamin terjadinya osilasi tersebut, maka rangkaian
LC harus mendapat mekanisme kompensasi terhadap redaman. Pada implementasinya
maka induktor dan kapasitor ditempatkan dalam rangkaian umpan balik guna menjaga
resonansi berkelanjutan.
 Colpitts
 Clapp
 Hartley

 Osilator Kristal
Prinsip osilator dengan kristal mirip dengan osilator LC. Osilator kristal
menggunakan kristal untuk rangkaian resonansi sekaligus rangkaian umpan baliknya.
Banyak alternatif penggunaan osilator sinusoidal dengan kristal adalah dengan
memanfaatkan resonansi seri atau resonansi paralel kristal tersebut.

3. Osilator RC Kaskade
Osilator RC menggunakan tahanan dan kapasitor sebagai penentu frekuensinya. Osilator
ini sangat mudah untuk dibangun namun memiliki ketelitian frekuensi yang rendah.
Rangkaian osilator RC yang paling sederhana dapat dibangun dengan menggunakan satu
gerbang

Pada Rangkaian RC, hubungan antara frekuensi yang akan dihasilkan (fo) dengan nilai
komponen R dan C yang digunakan dalam rangkaian memenuhi persamaan berikut ini:
Pemilihan nilai R (resistor) dan C (kapasitor) pada rangkaian akan mempengaruhi
frekuensi sinyal output, dan untuk kestabilan dapat diperoleh dengan menggandeng
komponen eksternal seperti menambahkan transistor, dioda atau alat yang memiliki nilai R
tertentu seperti bola lampu ke dalam rangkaian osilator.

4. Osilator Colpitts
Osilator Colpits termasuk jenis osilator LC. Osilator colpits tersusun dari dua buah
kapasitor yang disusun seri dan sebuah induktor tunggal.
Kelebihan osilator colpits adalah mudahnya mengatur nilai frekuensi yaitu dengan
menempatkan sebuah induktor variabel pada komponen induktornya seperti halnya
penggunaan kapasitor variabel pada osilator hartley. Amplitudo output osilator juga relatif
tetap pada range frekuensi kerja penguat osilator.
Osilator ini merupakan osilator jenis LC sehingga dapat digunakan pada rangkaian
berfrekuensi tinggi. Osilator ini menggunakan dua kapasitor sebagai pengganti induktor yang
terbagi. Rangkaian umpan balik menggunaan medan elektrostatik melalui jaringan pembagi
kapasitor. Untuk nilai frekuensinya ditentukan oleh dua buah kapasitor yang terhung secara
seri dan induktor. Gambar rangkaian dari osilator Colpitts sebagai berikut.

Gambar 2. Osilator Collpits


Berdasarkan rangkaian diatas, basis menerima tegangan bias melalui R 1 dan R2.
Kolektor diberi bias mundur oleh VCC melalui R3, dimana R3 juga merupakan beban pada
kolektor. Sedangkan emitor mendapat tegangan bias dari R4.Pada saat diberi tegangan DC,
arus mengalir dari –VCC melalui R4, Q1 dan R3. Arus IC yang mengalir pada R3 menyebabkan
penurunan tegangan VC dengan harga positif. Tegangan negatif diberikan kepada C1 melalui
C3. Bagian C2 bermuatan positif sehingga menaikkan tegangan pada basis, akibatnya Q1
semakin berkonduksi sampai titik jenuh. Saat Q1 mencapai titik jenuh maka IC tidak akan
mengalami kenaikan dan perubahan VC akan terhenti, sehingga tidak akan ada umpan balik ke
C2. Muatan C1 dan C2 dikosongkan melalui L1 dan kemudian medan magnet di L1 akan
menghilang. Arus pengosongan tetap berlangsung untuk sesaat. C 2 menjadi muatan negatif
dan C1 muatan positif. Akibatnya tegangan bias Q1 akan berkurang dan IC mengalami
penurunan. Nilai VC akan mulai naik kearah VCC, kenaikan ini akan diberikan kepada C1 yang
bermuatan positif melalui C3, hal ini juga menyebabkan C2 semakin negatif. Proses ini terus
berlanjut hingga rangkaian mencapai titik cut off.
Setelah mengalami cut off, IC tidak ada nilai, tidak ada umpan balik ke C 1. Muatan pada
C1 dan C2 mengalami pengosongan dari C2 ke C1 melalui L1. C2 akan habis dengan cepat
sehingga medan magnet pada L1 akan menghilang dengan cepat. Nilai C2 akan kembali
menjadi positif dan C1 kembali bermuatan negatif. Tegangan positif di C2 mengakibatkan Q1
mengalami cut-off, sehingga IC dapat mengalir kembali.
Untuk menggeser fasa kita diperlukan mengetahui nilai frekuensi resonansinya, kita
fokuskan pada rangkaian dibawah ini.

Gambar 3. Frekuensi Resonansi


Maka untuk mencari nilai frekuensinya :
1 1 C1 C 2
f≅ dengan C T =
2π √ L CT C 1+C 2
5. Osilator Hartley
Osilator Harley adalah sebuah osilator yang banyak digunakan pada rangkaian penerima
radio AM dan FM. osilator jenis ini mempunyai sifat khusus yaitu adanya tapped oil.
Sehingga jumlah variasi rangkaian dimungkinkan pada rangkaian osilator Hartley. Berikut
adalah gambar rangkaian osilator Hartley.
Osilator Hartley termasuk jenis osilator LC. Osilator Hartley tersusun dari dua buah
induktor yang disusun seri dan sebuah kapasitor tunggal (dua buah induktansi untuk X1 dan
X2 dan sebuah kapasitansi untuk X3).
Kelebihan osilator Hartley adalah mudahnya mengatur nilai frekuensi yaitu dengan
menempatkan sebuah kapasitor variabel pada komponen kapasitornya. Selain itu amplitudo
output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja penguat osilator.

Gambar Rangkaian osilator Hartley


1
Persamaan osilator Hartley adalah sebagai berikut f=
2 π √ LC

Untuk menggeser fasa kita diperlukan mengetahui nilai frekuensi resonansinya, kita
fokuskan pada kedua induktansinya. Maka untuk mencari nilai frekuensinya :
1 1
f≅ L =L1+ L2
2 π √C LT dengan T

6. Osilator Jembatan Wien


Biasa digunakan pada rangkaian osilator untuk frekuensi rendah sampai menengah. Berikut
adalah rangkaian dari osilator jembatan Wein.

Gambar 5. Jembatan Wein


Osilator Jembatan Wien secara umum mempunyai frekuensi osilasi dan penguatan yang
diperlukan untuk terjadinya osilasi sebagai berikut:
1 C 2 R1
ω= dan Am =1+ +
√ R 1 R2 C1 C2 C 1 R2
Dalam realisasinya, dalam merancang Osilator Jembatan Wien sering kali dipilih R1=R2=R
dan C1=C2=C sehingga frekuensi osilasinya menjadi ω =1/CR dan penguatan yang diperlukan
Am=3. Nilai lain yang juga sering digunakan adalah R1=R, R2=10R, C1=C/10, dan C2=10C
dengan frekuensi osilasi yang sama yaitu ω=1/CR namun penguatan hanya Am=1,2. Untuk
Osilator Penggeser Fasa frekuensi osilasi dan penguatan yang diperlukan adalah
1 −1
ω= dan Am =
√6 RC 29

7. Osilator Kristal
Kristal adalah sebuah komponen yang dapat menghasilkan kestabilan frekuensi yang sangat
tinggi. Kristal dapat digabungkan dengan rangkaian osilator lain. Salah satunya adalah dengan
menggabungkan Kristal dengan rangkaian osilator Hartley. Berikut adalah gambar rangkaian
gabungan antara Kristal dan rangkaian osilator Hartley.

Gambar Rangkaian osilator Hartley dengan Kristal.

E. Strategi dan Metode Pembelajaran.


 Strategi Pembelajaran : Inquiry
 Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab.
F. Alat, Media, dan Sumber Belajar
 Alat : LCD Proyektor, Laptop, dan Papan tulis.
 Media Pembelajaran : Power Point.
 Sumber belajar : Ebook Penerapan Rangkaian Elektronika.

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke – 8
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
1. Siswa melakukan piket dikelas
2. Ketua kelas memimpin doa sebelum memulai
pelajaran
Pendahuluan 20 Menit
3. Guru membaca daftar hadir siswa
4. Guru menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
Mengamati :
1. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai
osilator
2. Guru memperhatikan perilaku siswa saat sedang
dijelaskan.
Menanya :
1. Siswa berdiskusi atau bertanya jawab dengan
guru setelah dijelaskan tentang materi yang sudah
dijelaskan oleh guru
Mengeksplorasi :
Inti 50 Menit
1. Guru memberikan soal – soal untuk mengukur
seberapa mengerti siswa tentang materi osilator
2. Siswa mengerjakan soal – soal .
Mengasosiasi :
1. Siswa membuat kesimpulan tentang osilator
Mengkomunikasikan :
1. Para siswa berdiskusi kembali dengan guru
tentang materi yang diberikan oleh guru.
2. Guru menilai kemampuan siswa dalam
memahami materi yang diberikan guru
1. Guru memberikan kesimpulan tentang osilator
Penutup 2. Guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar. 10 menit
3. Ketua kelas memimpin doa penutup .

4. Penilaian Hasil Belajar


Tes formatif :
a. Jelaskan yang dimaksud dengan osilator !
b. Tuliskan apa saja yang dibutuhkan agar osilator umpan balik dapat bekerja !

c. Dari gambar di samping, hitunglah frekuensi outputnya!

d. Dari gambar di samping, hitunglah frekuensi outputnya!


Jawaban
a. Osilator adalah rangkaian yang menghasilkan bentuk gelombang periodik yang spesifik,
misalnya gelombang kotak, segitiga, gigi gergaji, atau sinusoida.
b. Agar umpan balik osiloskop dapat bekerja diperlukan :
 Amplification (penguatan)
 Umpan balik positif
 Pembentuk frekuensi
 Power supply
C1 x C 2 1 x 10−9 x 10 x 10−9 −10
c. C= = =9,09 x 10 F
C 1+C 2 1 x 10 +10 x 10
−9 −9

1 1
F o= = =1669314,593 Hz = 1,67 MHz
2 π √ LC 2 π √10 x 9,09 x 10−10
−5

C1 x C 2 10 x 10−9 x 100 x 10−9


d. C= = =9,09 x 10−9 F
C 1+C 2 10 x 10 +100 x 10
−9 −9

1 1
F o= = =373270,1 Hz = 0,37 MHz
2 π √ LC 2 π √ 2 x 10 x 9,09 x 10−9
−5

Format Penilaian
Pengetahuan (20%) Keterampilan Sikap
(50%) (30%)
1 (20Poin) 2 (20Poin) 3 (30Poin) 4 (30Poin)

Mengetahui Jakarta, 26 Oktober 2017


Guru Pamong Mahasiswa

Mangaranap Gultom S.Pd Triesha Rizkyta

Anda mungkin juga menyukai