MATERNITAS I
Dosen Pembimbing :
Fadliyana Ekawaty, M.Kep., Ns. Sp.Kep.An
Di Susun Oleh:
Auliah Triski Syahputri G1B120045
Kemudian dilakukan pengkajian TTV TD: 100/60 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu
36”C. pemeriksaan payudara puting menonjol. kemudian hasil periksa dalam pembukaan
4, jalan lahir paten, ketuban utuh, cerviks teraba lunak tipis. HIS 2 kali dalam 10 menit,
durasi his 30 detik. Persalinan sebelumnya di bidan, dengan episiotomi. Jarak dengan
kehamilan sekarang 3 tahun.
LO :
1. Bagaiamana fisiologi persalinan
2. Penyebab persalinan
3. Jelaskan mengenai nyeri persalinan
4. Jelaskan kala dalam persalinan
STEP 1
KATA SULIT
1. Cerviks (G1B120042 Nadila Trifani)
Jawaban :
G1B120006_Wike Astaria
Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina.
G1B120006_WIKE ASTARIA
Durasi (lama His) ialah lamanya tiap his berlangsung dan ditentukan dengan detik
misalnya 50 detik.
Wike Astaria_G1B120006
Menstruasi adalah keluarnya darah dari rahim akibat pelepasan selaput lendir rahim.
G1B120006_WIKE ASTARIA.
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16
tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas sebelum memasuki masa
reproduksi
STEP 2
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Fanesa Angela G1B120063
apakah ibu hamil yang dulu mempunyai riwayat partus dengan episiotomi, kemudian
ingin melahirkan lagi, apakah akan mengalami episiotomi lagi pada persalinan
tersebut?
2. G1B120048_FEBRINA
Bagaimana ciri jalan lahir paten dan ketuban yang utuh?
3. Meli Alisia (G1B120013)
Mengapa frekuensi BAK klien, meningkat pada saat akhir kehamilan, lalu bagaimana
cara perawat dalam mengatasi kasus tersebut?
4. Ellysha Azzahra Ummami_G1B120026
Apakah HIS dalam kasus tersebut bersifat normal? Jika tidak normal berapakah
normal nya?
5. G1B120035 Dwita Rahmadani Passela
Apakah TTV pada kasus adalah hal yang normal pada Ibu saat partus?
6. Nadila Trifani (G1B120042)
Apakah jarak kelahiran anak pertama dan kedua mempengaruhi proses persalinan?
STEP 3
ANALISA MASALAH
1. G1B120058 TRI HESTU HARYANI
Epiostomi adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk
memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi.
Perlebaran ini dapat dilakukan di garis tengah atau dari sebuah sudut dari ujung
belakang dari vulva, dilakukan di bawah bius lokal dan dijahit kembali setelah
melahirkan. prosedur ini harus diikuti dengan kondisi persalinan tertentu. Bahkan,
akan lebih baik bila perineum meregang secara spontan tanpa bantuan apa pun. Adapu
indikasi dilajukannya tindakan epiostomi adalah :
1. Gawat janin
2. Proses persalinan yang berkepanjangan
3. Posisi bayi tidak sesuai
4. Ukuran bayi terlalu besar
5. Ibu membutuhkan bantuan alat saat persalinan
6. Kondisi kesehatan ibu
7. Melahirkan bayi kembar
8. Ibu pernah melakukan operasi di area panggul
2. G1B120006_WIKE ASTARIA
Ciri proses seorang bayi dilahirkan normal ialah melalui vagina. Biasanya, persalinan
normal akan terjadi di usia kehamilan memasuki 38–42 minggu. Sebelum persalinan di
mulai, umumnya kondisi ini akan diawali dengan kontraksi otot rahim yang diikuti
dengan pembukaan leher rahim atau serviks secara bertahap.
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa mengalami sering buang air kecil pada masa
kehamilan Trimester III merupakan hal yang fisiologis atau normal karena janin
semakin membesar sehingga menekan kandung kemih dan hal tersebut mengakibatkan
ibu mengalami sering buang air kecil.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang beberapa minuman yang dapat meningkatkan
aktivitas buang air kecil, seperti minuman yang mengandung alkohol, minuman
bersoda atau dengan kandungan tinggi gula dan minuman berkafein seperti kopi atau
teh. Kandungan dalam minuman tersebut bersifat mengiritasi kandung kemih dan
membuat seseorang lebih sering buang air kecil, sehingga akan lebih baik ibu
mengurangi atau menghindari minuman tersebut dan lebih banyak konsumsi air putih.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa sering buang air kecil akan menjadi masalah
kesehatan jika ibu tidak menjaga kebersihan organ genetalia seperti organ genetalia
menjadi lecet, atau organ genetalia akan terasa gatal dan panas karena organ genetalia
tidak bersih dan dibiarkan lembab.
4. Memberikan penkes tentang personal hygiene untuk mengatasi keluhan tersebut, ibu
harus mengantisipasi dengan tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah buang air
kecil, mengeringkan bagian organ genetalia dengan handuk atau tisu bersih sesudah
buang air kecil, dan menggunakan celana dalam berbahan menyerap seperti katun serta
mengganti celana dalam jika celana dalam sudah dalam keadaan yang lembab.
5. Memberitahukan kepada ibu bahwa pekerjaan yang ibu lakukan juga berdampak
kepada penyebab ibu sering buang air kecil. Saat tubuh merasakan suhu yang dingin,
tubuh merespon bahwa tubuh terlalu banyak air pada aliran darah dan hal ini membuat
kadar air pada sel tubuh dan aliran darah tidak seimbang sehingga membuat ginjal
menjadi lebih sering membuang cairan yang berlebih dengan cara berkemih atau
buang air kecil.
Selain itu, jarak kelahiran yang terlalu dekat juga menyebabkan anak kedua berisiko
lahir prematur. Interval kehamilan yang terlalu dekat akan membuat Anda stres karena
siklus hormonal tubuh Anda belum sepenuhnya kembali seperti semula.
STEP 4
MIND MAPPING
Yang buat Mind mapping : FANESA_G1B120063
Ny. T 26 tahun
DS :
- Klien DO :
Riwayat menstruasi:
mengatakan TTV :
- Menarche pada usia
Nyeri - TD : 100/60 mmHg 12 tahun
derajat 7 - Nadi : 80x/menit
- Lama menstruasi 7
- Terasa - Suhu : 36˚C hari
mulas Hasil Pemeriksaan :
- Frekuensi - Putting menonjol Riwayat kehamilan :
BAK - Dalam pembukaan 4 - Gravida 2
meningkat - Jalan lahir paten - Partus 1
- LEARNING
Ketuban utuh - Abortus0
OBJECTIVE
- Cerviks teraba lunak tipis (G2P1A0).
LO:
1. Bagaimana fisiologi persalinan
2. Penyebab persalinan
3. Jelaskan mengenai nyeri persalinan
4. Jelaskan kala dalam persalinan
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana fisiologi persalinan
2. Penyebab persalinan
3. Jelaskan mengenai nyeri persalinan
4. Jelaskan kala dalam persalinan
Jawaban
1. Persalinan normal ditandai oleh adanya aktifitas miometrium yang paling lama
dan besar kemudian melemah kearah serviks. Dimana fundus mengalami
perubahan organ yang lunak selama kehamilan menjadi berkontraksi sehingga
dapat mendorong j anin keluar melalui jalan lahir(Cunningham, 2014)
Fisiologi persalinan berdasarkan (Winkjosastro, 2005) yang menyatakan bahwa
sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-
perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari
berlangsungnya partus antara lain penurunan kadarhormon progesteron dan estrogen.
Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadarhormon ini
terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan
kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang
mengakibatkan iskemi otot-otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus
frankenhauser di belakang servik menyebabkan uterus berkontraksi.
4. Proses Persalinan
Pada proses persalinan menurut (Mochtar,R, 2001) di bagi 4 kala yaitu :
b) Fase aktif
✓ Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
adekuat atau 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih).
✓ Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm atau lebih
perjam hingga pembukaan lengkap 10
✓ Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
✓ Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
Berdasarkan kurva friedman :
• Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4 cm.
• Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm.
• Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9 em
menjadi 10 em atau lengkap.
Kala II : kala pengeluaran janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong
janin hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas :
Lama pada kala II ini pada primi dan multi para berbeda yaitu :
Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak berbaring,
merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku, kepal
diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut dikatup; dengan sikap
seperti diatas, tetapi badan miring kearah dimana punggung janin berada dan
hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah atas (JNPKR dan Depkes,
2002).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu) ,lahir spontan dengan presentabelakang
kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun pada
janin.(Wiknjosastro,2000)
Jenis persalinan ini dapat dilakukan dengan persentasi belakang kepala (kepala
janin lahir terlebih dahulu) atau persentasi bokong (sungsang).
Bila Anda masih tetap ingin melahirkan secara normal tapi bayi masih belum
menunjukkan tanda-tanda akan segera lahir, dokter biasanya akan memberikan
induksi, vakum, atau forsep. Hal ini juga dapat dilakukan ketika ibu sudah kehabisan
tenaga untuk mengejan (ngeden).
Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul.
Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion,
tekanan langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta
otot- otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan
. Fleksi
5. Tanda-tanda Persalinan
Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP) terutama
pada primi para.
Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri menurun.
Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian bawah
janin.
False labair pain yaitu perasaan sakit diperut dan pinggang karena adanya
kontraksi lemah dari uterus.
Serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lendir, darah dari
vagina (bloedy show). (Praworohardjo, 2000)
6. Mekanisme Persalinan
o Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul.
o Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion,
tekanan langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta
otot- otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan.
o Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan
kearah dada janin.
o Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika.
Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis,
dan kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
o Ekstensi
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah
simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
o Restitusi dan putaran paksi luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga
mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi
luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan
kepala.
o Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis
pubis.
7. Perubahan Fisiologis Persalinan
Sistem
Perubahan Fisiologi
Tubuh
Sistem 1) Terjadi Kontraksi Uterus
Reproduksi Pada awal persalinan, kontraksi uterus berlangsung setiap 15-
20 menit dengan durasi 15-20 detik setelah itu kontraksi akan
terjadi setiap 5-7 menit dengan durasi 30-40 detik. Selama fase
aktif, kontraksi uterus menjadi lebih sering dengan durasi yang
lebih panjang yakni 40 detik hingga mencapai 60 detik
menjelang akhir fase aktif (Varney, 2008).
2) Pembentukan Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah
Rahim (SBR)
SAR dibentuk oleh corpus uteri yang sifatnya aktif yaitu
berkontraksi. Sedangkan SBR terbentang di uterus bagian
bawah antar istmus, dengan serviks serta otot yang tipis dan
elastis (Arsinah, 2010). Segmen bawah rahim memegang
peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dan dilatasi sehingga
menjadi saluran tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui
oleh bayi (Nurasiah, dkk, 2014).
3) Penipisan dan Pembukaan Serviks
Pendataran pada serviks merupakan pemendekan dari kanalis
servikalis yang semula berupa sebuah saluran sepanjang 1-2
cm, menjadi sebuah lubang dengan pinggir yang tipis (Asrinah,
2010). Setelah menipis, akan terjadi pembukaan pada serviks
(Sulistyawati, 2014). Pembukaan serviks merupakan
pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa satu
lubang dengan hanya berdiameter beberapa milimeter menjadi
lubang yang dapat dilalui oleh janin. (Rohani, 2011)
4) Perubahan pada Vagina dan Dasar Panggul
Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar
panggul ditimbulkan oleh bagian depan janin (Rohani, 2011).
Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai dengan
peningkatan sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan diastolik rata-
Sistem
rata 5-10 mmHg (Arsinah, 2010). Begitu pula dengan denyut
Kardiovaskuler
jantung akan mengalami peningkatan selama kontraksi
(Nurasiah, 2014).
Metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob akan
Metabolisme meningkat. Peningkatakn metabolisme disebabkan oleh ansietas
dan aktvitas otot rangka (Arsinah, 2010).
Sistem Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan dianggap normal
Respirasi selama persalinan (Sulistyawati, 2014).
Poliuria sering terjadi selama persalinan, yang dikarenakan oleh
kardiak output yang meningkat serta disebabkan oleh glomerulus
serta aliran plasma ke renal. Kandung kencing harus sering
Sistem Renal
dikontrol setiap 2 jam yang bertujuan tidak menghambat bagian
terendah janin dan trauma pada kandung kemih serta
menghindari retensi urin setelah melahirkan (Nurasiah, 2014).
Pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang,
menyebabkan pencernaan hampir terhenti selama persalinan.
Sistem
Makanan yang masuk ke lambung kemungkinan besar akan tetap
Pencernaan
berada dalam perut selama persalinan. Lambung yang penuh
dapat menimbulkan ketidaknyamanan (Sulistyawati, 2014).
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu
mencapai tingkat tertinggi selama persalinan dan segera setelah
persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5
Suhu Badan – 10°C. Namun jika keadaan ini berlangsung lama, kenaikan
suhu mengindikasikan dehidrasi. Paremeter lain yang harus
dilakukan adalah selaput ketuban sudah pecah atau belum,
karena ini bisa merupakan tanda infeksi (Varney, 2008).
Selain adanya perubahan fisiologi, selama proses persalinan kala I ibu bersalin
juga mengalami perubahan psikologi. Beberapa keadaan bisa terjadi pada ibu selama
proses persalinan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan (Nurasiah, 2014).
Kondisi psikologis yang sering terjadi selama persalinan kala I adalah sebagai
berikut:
1) Fase laten
Pada awal persalinan, terkadang pasien belum cukup yakin bahwa ia akan
benar-benar melahirkan meskipun tanda-tanda persalinan cukup jelas. Pada tahap ini
penting bagi orang terdekat dan bidan untuk meyakinkan dan memberi dukungan
Seiring dengan kemajuan proses persalinan dan intensitas rasa sakit akibat his
yang meningkat, pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah. Ia akan selalu
menanyakan apakah ini sudah hampir berakhir. Pasien akan senang setiap kali
bahwa proses persalinan akan segera berakhir. Beberapa pasien akhirnya dapat
mencapai suatu coping mechanism terhadap rasa sakit yang timbul akibat his,
2014).
2) Fase aktif
Pada persalinan stadium dini, ibu masih tetap makan dan minum, tertawa atau
persalinan, ibu tidak punya lagi keinginan untuk makan atau berbincang-bincang,
dan ia menjadi pendiam serta bertindak lebih didasari naluri (Nurasiah, 2014).
Pada sebagian besar pasien akan mengalami penurunan stamina dan sudah tidak
mampu lagi untuk turun dari tempat tidur terutama pada primigravida (Sulistyawati,
2014).
Ketika persalinan semakin kuat, ibu menjadi kurang mobilitas atau memegang
sesuatu saat kontraksi. Stadium transisi (akhir kala I persalinan) dianggap sebagai
hal yang paling menyakitkan bagi ibu. Hormon stress pada persalinan berada pada
mengatasi stress atau kecemasan pada ibu bisa dilakukan dengan cara menganjurkan
2014).
fisiologis terjadi pada ibu bersalin, tetapi tidak semua ibu bersalin bisa menerima
proses persalinan. Oleh karena itu seorang penolong persalinan diharapkan mampu
untuk membantu ibu bersalin agar bisa menerima perubahan yang terjadi pada
tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan asuhan sesuai dengan
(2010), terdapat lima kebutuhan dasar selama kala 1 persalinan yang perlu dipenuhi
oleh seorang bidan untuk memberikan asuhan kepada ibu bersalin. Kebutuhan dasar
Setiap ibu yang memasuki proses persalinan biasanya diliputi oleh perasaan
takut, khawatir, ataupun cemas, terutama pada ibu primigravida. Perasaan takut
biasanya meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu bersalin menjadi
terdekat pasien.
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, karena makanan
padat lebih lama tinggal dalam lambung daripada makanan cair, sehingga proses
dehidrasi, pasien dapat diberikan minuman segar (jus buah, sup, teh manis, dll)
selama proses persalinan, namun bila mual muntah dapat diberikan cairan IV (RL).
3) Kebutuhan eliminasi
Demikian pula dengan jumlah dan waktu berkemih juga harus dicatat. Bila pasien
tidak mampu berkemih sendiri, dapat dilakukan kateterisasi, karena kandung kemih
yang penuh akan menghambat penurunan kepala janin. Selain itu, juga akan
meningkatkanrasatidaknyaman.
namun bila pasiean mengatakan ingin BAB, bidan harus memungkinkan adanya
tanda gejala masuk pada kala II. Bila diperlukan sesuai dengan indikasi bisa
tenang dan rileks maka bidan dapat mengarahkan ibu untuk mengambil posisi
senyaman mungkin. Bidan memberitahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus-
menerus saat persalinan. Jika ibu sudah tidak nyaman bidan bisa mengambil
tindakan yang positif dengan mengubah posisi ibu seperti menganjurkan ibu
berjalan-jalan atau mengambil posisi yang lain. Bidan harus menciptakan suasana
Saat memberikan dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, bidan harus
melakukan semuanya dengan cara penuh kasih sayang. Dukungan yang dilakukan
harus aman dan sesuai evidence based, memungkinkan ibu merasa nyaman dan
serta memastikan informasi yang diberikan telah memadai serta dapat dipahami oleh
ibu.
rahim dan iskemia otot-otot rahim. Dengan peningkatan kontraksi serviks akan
tertarik. Kontraksi ini juga membatasi pengaliran oksigen pada otot-otot rahim
sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini disebabkan oleh kelelahan ditambah lagi
relaksasi bagian tubuh dan mungkin pula menyebabkan kelelahan yang sangat.
Kebutuhan akan pengurangan rasa nyeri dapat dilakukan dengan banyak cara yang
merupakan hasil evidence based terkini yang meliputi metode- metode non
a. Kala II Persalinan
Proses Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Tanda dan gejala pada kala II persalinan
yakni adanya perasaan ingin meneran, adanya peningkatan tekanan pada rectum,
perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka serta meningkatnya
bayi. Kelahiran kepala terkontrol harus dilakukan dengan cara- cara yang telah
kepala, maka dilakukan pengecekan lilitan tali pusat dan menunggu putar paksi luar
secara spontan untu selanjutnya dilakukan pelahiran bagian bahu bayi. Pada saat
bahu akan lahir, maka telah terjadi putaran paksi. Pada saat uterus berkontraksi maka
pasien diinstruksikan untuk mengejan. Pada saat bersamaan kepala bayi dipegang
secara biparetal kemudian mengarahkan kepala bayi kearah bawah lalu kearah atas
untuk melahirkan bahu. Begitu kepala dan bahu telah lahir maka bagian tubuh
lainnya dengan mudah ikut keluar, biasanya disertai dengan aliran air ketuban
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III persalinan, miometrium berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah bayi lahir. Penyusutan ukuran
berubah, maka plasenta akan terlipat dan kemudian terlepas dari dinding uterus dan
akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Terdapat tanda- tanda
lepasnya plasenta yakni adanya perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat
c. Kala IV Persalinan
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam pasca
kontraksi uterus dan evaluasi tinggi fundus uteri, estimasi perdarahan, pemeriksaan
9 Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. T
Umur : 26 Tahun
Alamat :-
Agama :-
Suku bangsa :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
C. Data Umum
Status Obstetri : G2P1A0
HPHT : 7 November 2020
Masalah kehamilan sekarang : Nyeri bagian perut dengan skala 7 dan terasa
mulas
Masalah dalam persalinan yang lalu : Persalinan sebelumnya di bidan, dengan
Episiotomi
D. Alasan Masuk Rumah Sakit
Nyeri dibagian perut dengan skala nyeri 7 dan terasa mulas
G. Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Pola makan :Baik
Frekuensi :-
Jenis makanan :-
Intake cairan/24 jam : ± 2000 CC/hari
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : Tidak terkaji
Konstipasi : Tidak ada
Nyeri saat BAB : Tidak terkaji
BAK
Frekuensi : Frekuensi BAK meningkat
Retensi : Tidak terkaji
Nyeri saat BAK : Tidak terkaji
c. Personal Hygine
Frekuensi mandi :-
Frekuensi gosok gigi :-
Frekuensi ganti pakaian : -
d. Istirahat dan Tidur
Tidur siang :-
Tidur malam :-
GangguanTidur :-
e. Pemeriksaan dalam
Pembukaan :4
Ketuban : Utuh
Serviks : Teraba lunak
HIS : 2 Kali dalam 10 menit, durasi his 30 detik
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin ditandai dengan klien mengeluh
nyeri pada bagian perut dengan skala nyeri 7
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil
1. Nyeri melahirkan berhubungan Dengan di lakukan o lakukan
dengan pengeluaran janin ditandai tindakan selama pengkajian nyeri
dengan klien mengeluh nyeri pada 1x24 Jam di secara
bagian perut dengan skala nyeri 7 harapkan nyeri komprehensif
melahirkan dapat termasuk lokasi,
berkurang. Dengan karakteristik,
kriteria hasil sebagai durasi,
berikut: frekuensi,
-Nyeri dalam skala kualitas dan
normal faktor presipitasi
-Pasien tidak o observasi reaksi
mengatakan nyeri nonverbal dari
lagi. ketidaknyamanan
o bantu pasien
dan keluarga
untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
o kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan
dan kebisingan
o kurangi
faktor
presipitasi
nyeri
o kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
o ajarkan tentang
teknik non
farmakologi:
napas dalam,
relaksasi,
distraksi,
kompres
hangat/ dingin
DAFTAR PUSTAKA
Jenny J. S. Sondakh. (2013), Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir