Anda di halaman 1dari 37

LOGBOOK KASUS II

MATERNITAS I

Dosen Pembimbing :
Fadliyana Ekawaty, M.Kep., Ns. Sp.Kep.An

Di Susun Oleh:
Auliah Triski Syahputri G1B120045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
SKENARIO 2
Ny. T usia 26 tahun. Masuk IGD pada 21 Agustus 2021 pukul 12.00 WIB dengan
status obstetric G2P1AO HPHT 7 November 2020. Pendidikan terakhir SMA, pekerjaan
IRT. Datang dengan keluhan nyeri pada perut derajat nyeri 7, terasa mulas. Riwayat
menstruasi klien menarche pada usia 12 tahun, lama menstruasi 7 hari, teratur tiap bulan
dan tidak mengalami dismenore, bau khas darah menstruasi. Pada akhir kehamilan klien
mngatakan frekuensi BAK meningkat, tidak ada konstipasi. Nafsu makan baik dan tidak
lagi mengalami mual dan muntah. Konsumsi air putih lebih kurang 2000 ml.

Kemudian dilakukan pengkajian TTV TD: 100/60 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu
36”C. pemeriksaan payudara puting menonjol. kemudian hasil periksa dalam pembukaan
4, jalan lahir paten, ketuban utuh, cerviks teraba lunak tipis. HIS 2 kali dalam 10 menit,
durasi his 30 detik. Persalinan sebelumnya di bidan, dengan episiotomi. Jarak dengan
kehamilan sekarang 3 tahun.

LO :
1. Bagaiamana fisiologi persalinan
2. Penyebab persalinan
3. Jelaskan mengenai nyeri persalinan
4. Jelaskan kala dalam persalinan
STEP 1
KATA SULIT
1. Cerviks (G1B120042 Nadila Trifani)
Jawaban :
G1B120006_Wike Astaria
Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina.

pebriyanti putri G1B120056


Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Fungsinya
adalah untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke
rahim saat berhubungan seksual. Serviks juga berfungsi melindungi rahim dari bakteri
dan benda asing dari luar.

2. Status Obstetri (Ellysha Azzahra UmmamI_G1B120026)


Jawaban :
Meli Alisia (G1B120013)
Obstetri adalah ilmu bedah kedokteran yang khusus mempelajari cara memperlakukan
wanita dan bayi selama masa kehamilan, proses kelahiran dan puerperium.

Dwita Rahmadani Passela (G1B120035)


Obstetri; (kebidanan) ; spesialisasi medis yang berkenaan dengan perawatan wanita
selama kehamilan, melahirkan, dan selama 4-8 minggu setelah melahirkan (masa nifas,
periode di mana organ-organ reproduksi pulih dari kehamilan dan kembali ke kondisi
biasa mereka). Sedangkan pada kasus, yang dimaksud status obstetri adalah status
jumlah kehamilan, jumlah kelahiran, dan jumlah keguguran. Serta keterangan Hari
pertama haid terakhir.

3. Durasi HIS (Fanesa Angela G1B120063)


Auliah_G1B120045
Durasi his adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna
Meli Alisia (G1B120013)
HIS dinilai frekuensi dari (jumlah kontraksi) dalam 10 menit, yang dihitung dalam
detik dengan kekuatannya (kuat,sedang,lemah). Dan dengan nilai nya Normal 3 – 4
x/10 mnt.

G1B120006_WIKE ASTARIA
Durasi (lama His) ialah lamanya tiap his berlangsung dan ditentukan dengan detik
misalnya 50 detik.

4. Konstipasi (Febrina G1B120048)


Jawaban :
G1B120058 TRI HESTU HARYANI
Konstipasi atau sembelit adalah frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dari
biasanya. Pada ibu hamil, mengalami konstipasi menjadi salah satu hal yang sangat
wajar. Apalagi jika kehamilan sudah memasuki trimester kedua hingga trimester
ketiga. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan hormon progesteron pada ibu ketika
menjalani masa kehamilan.

pebriyanti putri G1B120056


Konstipasi merupakan masalah kesehatan berupa gangguan pengeluaran feses yang
keras dan kering dengan frekuensi kurang dari tiga kali dalam seminggu.

5. Dismenore (pebriyanti putri G1B120056)


Jawaban :
fanesa angela G1B120063
dismenorea berarti nyeri perut pada perut bawah sebelum, selama dan sesudah
menstruasi. Bersifat kolik terus menerus (Karim, 2009).

Meli Alisia (G1B120013)


Dismenore adalah istilah lain dari Kram dan nyeri pinggul saat haid, dengan penyebab
umum seperti aliran darah yang deras, mengeluarkan gumpalan, fibroid rahim, atau
endometriosis
Putri Fadila (G1B120017)
dismenora berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti sulit, nyeri, serta abnormal. dan
meno berarti bulan, sedangkan rhea berarti aliran. dismenorea dalam bahasa Indonesia
berarti nyeri pada saat menstruasi namun, istilah dismenora hanya dipakai bila nyeri
begitu hebat sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat obatan

6. Menstruasi Meli Alisia (G1B120013)


Jawaban :
G1B120042 NADILA TRIFANI
Menstruasi adalah proses keluarnya dari vagina yang terjadi di akibatkan siklus
bulanan alami pada tubuh wanita. siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita
untuk bersiap jika terjadi kehamilan. persiapan ini di tandai dengan penebalan dinding
rahim ( endometrium ) yang berisi pembuluh darah

Putri Fadila G1B120017


Menstruasi atau haid adalah siklus normal bulanan dimana wanita mengalami
perdarahan dari vagina. darah menstruasi tersebut keluar dari lapisan rahim akibat
pelepasan selaput lendir pada rahim

Wike Astaria_G1B120006
Menstruasi adalah keluarnya darah dari rahim akibat pelepasan selaput lendir rahim.

G1B120035 Dwita Rahmadani Passela


Menstruasi adalah pengeluaran darah yang terjadi akibat perubahan hormon yang terus
menerus dan mengarah pada pembentukan endometrium, ovulasi sehingga terjadi
peluruhan dinding rahim jika kehamilan tidak terjadi (Verawaty, 2012)

7. HPHT G1B120035 Dwita Rahmadani Passela


Jawaban :
pebriyanti putri G1B120056
Dalam kehamilan, HPHT adalah hari pertama haid pada bulan terakhir sebelum wanita
tidak haid lagi dan dinyatakan hamil. Dengan HPHT usia kehamilan dapat diketahui
dalam hitungan minggu. HPHT sangat berkaitan dengan HPL atau Hari Perkiraan
Lahir.
G1B120048_FEBRINA
Hari pertama haid terakhir (HPHT) adalah hari pertama siklus menstruasi. Sementara
ovulasi terjadi kurang lebih dua minggu setelah masa ini. Jika pada periode ini sperma
bertemu sel telur hingga terjadi pembuahan, maka saat itulah kehamilan dimulai.

8. Menarche G1B120058 TRI HESTU HARYANI


Jawaban :
Putri Fadila G1B120017
Manarche adalah siklus menstruasi pertama atau pendarahan menstruasi pertama pada
perempuan yang merupakan haid pertama dari uterus yang awal dari fungsi menstruasi
dan tanda telah terjadinya pubertas pada remaja putrid

G1B120006_WIKE ASTARIA.
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16
tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas sebelum memasuki masa
reproduksi

Fanesa angela G1B120063


Definisi menarche menurut Kusmiran (2014) menarche diartikan sebagai permulaan
menstruasi pada seorang wanita pada masa pubertas, yang biasanya muncul pada usia
12 sampai 14 tahun.

9. Episiotomi (Auliah Triski Syahputri (G1B120045)


Jawaban :
G1B120048_FEBRINA
Episiotomi adalah insisi pada perineum ang dilakukan sebelum kelahiran bayi. suatu
tindakan operatif berupa sayatan pd perineum meliputi selaput lender vagina, cincin
selaput dara, jaringan pd septum rektovaginal, otot2 & fascia perineum & kulit depan
perineum.

Meli Alisia (G1B120013)


Episiotomy adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk
memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi.

G1B120058 TRI HESTU HARYANI


Episiotomi ini dapat dilakukan di garis tengah atau dari sebuah sudut dari ujung
belakang dari vulva, dilakukan di bawah bius lokal dan dijahit kembali setelah
melahirkan. prosedur ini harus diikuti dengan kondisi persalinan tertentu. Bahkan,
akan lebih baik bila perineum meregang secara spontan tanpa bantuan apa pun.

STEP 2
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Fanesa Angela G1B120063
apakah ibu hamil yang dulu mempunyai riwayat partus dengan episiotomi, kemudian
ingin melahirkan lagi, apakah akan mengalami episiotomi lagi pada persalinan
tersebut?
2. G1B120048_FEBRINA
Bagaimana ciri jalan lahir paten dan ketuban yang utuh?
3. Meli Alisia (G1B120013)
Mengapa frekuensi BAK klien, meningkat pada saat akhir kehamilan, lalu bagaimana
cara perawat dalam mengatasi kasus tersebut?
4. Ellysha Azzahra Ummami_G1B120026
Apakah HIS dalam kasus tersebut bersifat normal? Jika tidak normal berapakah
normal nya?
5. G1B120035 Dwita Rahmadani Passela
Apakah TTV pada kasus adalah hal yang normal pada Ibu saat partus?
6. Nadila Trifani (G1B120042)
Apakah jarak kelahiran anak pertama dan kedua mempengaruhi proses persalinan?

STEP 3
ANALISA MASALAH
1. G1B120058 TRI HESTU HARYANI
Epiostomi adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk
memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi.
Perlebaran ini dapat dilakukan di garis tengah atau dari sebuah sudut dari ujung
belakang dari vulva, dilakukan di bawah bius lokal dan dijahit kembali setelah
melahirkan. prosedur ini harus diikuti dengan kondisi persalinan tertentu. Bahkan,
akan lebih baik bila perineum meregang secara spontan tanpa bantuan apa pun. Adapu
indikasi dilajukannya tindakan epiostomi adalah :
1. Gawat janin
2. Proses persalinan yang berkepanjangan
3. Posisi bayi tidak sesuai
4. Ukuran bayi terlalu besar
5. Ibu membutuhkan bantuan alat saat persalinan
6. Kondisi kesehatan ibu
7. Melahirkan bayi kembar
8. Ibu pernah melakukan operasi di area panggul

Selain itu, pertimbangan tindakan episiotomi adalah:


1. Pembukaan lengkap yang lama hingga mengancam kondisi janin

2. G1B120006_WIKE ASTARIA
Ciri proses seorang bayi dilahirkan normal ialah melalui vagina. Biasanya, persalinan
normal akan terjadi di usia kehamilan memasuki 38–42 minggu. Sebelum persalinan di
mulai, umumnya kondisi ini akan diawali dengan kontraksi otot rahim yang diikuti
dengan pembukaan leher rahim atau serviks secara bertahap.

3. G1B120058 TRI HESTU HARYANI


Salah satu ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil trimester III adalah sering
buang air kecil. Pada waktu hamil, ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena
organ tersebut harus menyaring volume darah lebih banyak dibanding sebelum hamil.
Proses penyaringan tersebut kemudian menghasilkan lebih banyak urine. Kemudian,
janin dan plasenta yang membesar juga memberikan tekanan pada kandung kemih,
sehingga menjadikan ibu hamil harus sering kekamar kecil untuk buang air kecil
(Megasari, 2015).
Beberapa hal yang dapat dilakukan perawat adalah :

1. Menjelaskan kepada ibu bahwa mengalami sering buang air kecil pada masa
kehamilan Trimester III merupakan hal yang fisiologis atau normal karena janin
semakin membesar sehingga menekan kandung kemih dan hal tersebut mengakibatkan
ibu mengalami sering buang air kecil.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang beberapa minuman yang dapat meningkatkan
aktivitas buang air kecil, seperti minuman yang mengandung alkohol, minuman
bersoda atau dengan kandungan tinggi gula dan minuman berkafein seperti kopi atau
teh. Kandungan dalam minuman tersebut bersifat mengiritasi kandung kemih dan
membuat seseorang lebih sering buang air kecil, sehingga akan lebih baik ibu
mengurangi atau menghindari minuman tersebut dan lebih banyak konsumsi air putih.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa sering buang air kecil akan menjadi masalah
kesehatan jika ibu tidak menjaga kebersihan organ genetalia seperti organ genetalia
menjadi lecet, atau organ genetalia akan terasa gatal dan panas karena organ genetalia
tidak bersih dan dibiarkan lembab.
4. Memberikan penkes tentang personal hygiene untuk mengatasi keluhan tersebut, ibu
harus mengantisipasi dengan tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah buang air
kecil, mengeringkan bagian organ genetalia dengan handuk atau tisu bersih sesudah
buang air kecil, dan menggunakan celana dalam berbahan menyerap seperti katun serta
mengganti celana dalam jika celana dalam sudah dalam keadaan yang lembab.
5. Memberitahukan kepada ibu bahwa pekerjaan yang ibu lakukan juga berdampak
kepada penyebab ibu sering buang air kecil. Saat tubuh merasakan suhu yang dingin,
tubuh merespon bahwa tubuh terlalu banyak air pada aliran darah dan hal ini membuat
kadar air pada sel tubuh dan aliran darah tidak seimbang sehingga membuat ginjal
menjadi lebih sering membuang cairan yang berlebih dengan cara berkemih atau
buang air kecil.

G1B120035 Dwita Rahmadani Passela


Nokturia atau sering kencing yaitu suatu kondisi pada ibu hamil yang mengalami
peningkatan frekuensi untuk berkemih dimalam hari yang dapat mengganggu
kenyamanan pasien sendiri karena akan terbangun beberapakali untuk buang air kecil.
Hal ini terjadi karena adanya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita
sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan
pembuluh darah panggul dan vena cava inferior.
4. pebriyanti putri G1B120056
Tidak normal ,karena his normal itu 3-4 x / 10 menit,dan durasi nya 45-60 detik
Sedangkan di dalam kasus 2 x/ 10 menit dan durasi his 30 detik

5. Meli Alisia (G1B120013)


Tanda-tanda vital pada kasus tersebut adalah hal yang normal.
Adapun
1. Tekanan darah klien pada kasus : 100/60 mmHg.
Tekanan darah normal sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolic 60-80 mmHg.
Pada saat melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.
Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan
oleh perdarahan.

2. Denyut nadi klien pada kasus yaitu : 80x/menit,


Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Pasca melahirkan, denyut nadi
dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per
menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan.

3. Suhu badan klien pada kasus 360C


Pada saat melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,50C dari keadaan normal.
Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan
maupun kelelahan.

6. Putri Fadila (G1B120017)


Jarak ideal antara kelahiran dan kehamilan berikutnya adalah sekitar 2-4 selain itu
badan kesehatan dunia (who) juga menyarankan adanya jarak dua tahun sembilan
bulan. hal ini dikarenakan jarak kelahiran yang terlalu dekat sangat beresiko bagi
kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. karna tubuh wanita membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan diri dan siap mengandung lagi. jika tetap di paksa hamil dalam
waktu dekat maka mungkin akan beresiko mengalami gangguan plasenta terutama jika
persalinan sebelumnya dilakukan secara Caesar

G1B120035 Dwita Rahmadani Passela


Jarak ideal antara kelahiran dan kehamilan berikutnya adalah sekitar 2 – 4 tahun. Hal
ini dikarenakan jarak kelahiran yang terlalu dekat sangat berisiko bagi kesehatan ibu
dan janin dalam kandungan. Perlu Anda ketahui, tubuh wanita membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan diri dan siap mengandung lagi. Jika tetap dipaksakan hamil dalam
waktu dekat, maka Anda akan berisiko mengalami gangguan plasenta terutama jika
persalinan sebelumnya dilakukan dengan operasi caesar.

Selain itu, jarak kelahiran yang terlalu dekat juga menyebabkan anak kedua berisiko
lahir prematur. Interval kehamilan yang terlalu dekat akan membuat Anda stres karena
siklus hormonal tubuh Anda belum sepenuhnya kembali seperti semula.
STEP 4
MIND MAPPING
Yang buat Mind mapping : FANESA_G1B120063

Ny. T 26 tahun

Masuk IGD 21 agustus 2021

DS :
- Klien DO :
Riwayat menstruasi:
mengatakan TTV :
- Menarche pada usia
Nyeri - TD : 100/60 mmHg 12 tahun
derajat 7 - Nadi : 80x/menit
- Lama menstruasi 7
- Terasa - Suhu : 36˚C hari
mulas Hasil Pemeriksaan :
- Frekuensi - Putting menonjol Riwayat kehamilan :
BAK - Dalam pembukaan 4 - Gravida 2
meningkat - Jalan lahir paten - Partus 1

- LEARNING
Ketuban utuh - Abortus0
OBJECTIVE
- Cerviks teraba lunak tipis (G2P1A0).

- HIS 2x dalam 10 menit - HPHT adalah

- Durasi HIS 30 detik November 2020.

LO:
1. Bagaimana fisiologi persalinan
2. Penyebab persalinan
3. Jelaskan mengenai nyeri persalinan
4. Jelaskan kala dalam persalinan
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana fisiologi persalinan
2. Penyebab persalinan
3. Jelaskan mengenai nyeri persalinan
4. Jelaskan kala dalam persalinan

Jawaban
1. Persalinan normal ditandai oleh adanya aktifitas miometrium yang paling lama
dan besar kemudian melemah kearah serviks. Dimana fundus mengalami
perubahan organ yang lunak selama kehamilan menjadi berkontraksi sehingga
dapat mendorong j anin keluar melalui jalan lahir(Cunningham, 2014)
Fisiologi persalinan berdasarkan (Winkjosastro, 2005) yang menyatakan bahwa
sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-
perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari
berlangsungnya partus antara lain penurunan kadarhormon progesteron dan estrogen.
Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadarhormon ini
terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan
kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang
mengakibatkan iskemi otot-otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus
frankenhauser di belakang servik menyebabkan uterus berkontraksi.

2. Penyebab Rasa Nyeri Rasa nyeri persalinan muncul karena:

a. Kontraksi otot rahim

Kontraksi otot rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta


iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan
organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Biasanya ibu
hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa
nyeri pada interval antar kontraksi.
b. Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri
visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar
anus. Nyeri jenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan
struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.
c. Episiotomy

Pada peristiwa episiotomy, nyeri dirasakan apabila ada tindakan


episiotomy, tindakan ini dilakukan sebelum jalan lahir mengalami laserasi atau
rupture pada jalan lahir. d. Kondisi psikologi Nyeri dan rasa sakit yang
berlebihan akan menimbulkan rasa cemas, takut, cemas dan tegang memicu
hormon prostaglandin sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat
mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri (Judha et al, 2012:78).

3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan


 Usia
Perbedaan perkembangan terhadap orang dewasa dan anak sangat
mempengaruhi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Anak yang masih kecil
mempunyai kesulitan dalam menginterpretasikan nyeri. Begitu juga dengan
lansia, kemampuan lansia dalam menginterpretasikan nyeri dapat mengalami
komplikasi dengan keberadaan berbagai penyakit diserati gejala samar-samar
yang mungkin mengenai bagian tubuh yang sama.
 Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri dapat mempengaruhi
pengalaman nyari dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Tiap klien
akan memberikan respons yang berbeda-beda apabila nyeri tersebut member
kesan suatu ancaman, kehilangan, hukuman atau suatu tantangan.
 Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan peningkatan sensasi nyeri dan dapat
menurunkan kemampuan koping untuk mengatasi nyeri, apabila kelelahan
disertai masalah tidur maka sensasi nyeri terasa bertambah berat.
 Pengalaman sebelumnya
Seorang klien yang pernah merasakan nyeri, maka persepsi pertama dapat
mengganggu mekanisme koping terhadap nyeri, akan tetapi pengalaman nyeri
sebelumnya tidak selalu klien tersebut akan mudah menerima nyeri pada
masa yang akan datang. Sebaliknya, apabila seseorang mengalami nyeri
dengan jenis yang sama dan berhasil menghilangkannya, maka akan mudah
bagi klien tersebut daam menginterpretasikan nyeri (Zakiyah, 2010: 26).
 Support system
Martin (2002) mengatakan dukungan dari pasangan, keluarga maupun
pendamping persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga
membantu mengatasi rasa nyeri.
 Persiapan persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa
nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan
cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai
teknik atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi ketakutannya (Judha et al,
2012: 81).

4. Proses Persalinan
Pada proses persalinan menurut (Mochtar,R, 2001) di bagi 4 kala yaitu :

1) Kala 1: Kala pembukaan


Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10cm).
Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a) Fase laten
✓ Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
✓ Pembukaan kurang dari 4 cm.
✓ Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.

b) Fase aktif
✓ Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
adekuat atau 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih).
✓ Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm atau lebih
perjam hingga pembukaan lengkap 10
✓ Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
✓ Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
Berdasarkan kurva friedman :
• Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4 cm.
• Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm.
• Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9 em
menjadi 10 em atau lengkap.
Kala II : kala pengeluaran janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong
janin hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas :

✓ His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2 - 3 menit


sekali.
✓ Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengejan.
✓Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB.
✓Anus membuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan
diikuti seluruh badan janin.

Lama pada kala II ini pada primi dan multi para berbeda yaitu :

✓✔Primipara kala II berlangsung 1,5 jam -2 jam.


✓Multipara kala II berlangsung 0,5 jam - 1 jam.

Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak berbaring,
merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku, kepal
diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut dikatup; dengan sikap
seperti diatas, tetapi badan miring kearah dimana punggung janin berada dan
hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah atas (JNPKR dan Depkes,
2002).

3) Kala III: Kala uri


Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi
lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus
uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam
waktu 1-5 menit plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan (brand androw, seluruh proses biasanya
berlangsung 5- 30 menit setelah bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta
biasanya disertai dengan pengeluaran darah kira kira 100-200 cc.

Tanda kala III terdiri dari 2 fase:


1) Fase pelepasan uri
Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
a. Schultze
Data ini sebanyak 80% yang lepas terlebih dahulu di tengah kemudian
terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula - mula di tengah
kemudian seluruhnya, menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum
uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
b. Dunchan
Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari
pinggir (20%). Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban. c.
Serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
2) Fase pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu :
a. Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada atau diatas simfisis, tali pusat
diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali pusat diam dan
maju (memanjang) berarti plasenta sudah terlepas.
b. Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali
berarti belum lepas, bila diam atau turun berarti sudah terlepas.
c. Strastman
Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti belum lepas, bila tidak bergetar berarti sudah terlepas.

d. Rahim menonjol diatas symfisis.


e. Tali pusat bertambah panjang.
f. Rahim bundar dan keras.
g. Keluar darah secara tiba-tiba.

4) Kala IV: Kala pengawasan


Yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan waktu
dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan
post partum.
KONSEP PERSALINAN
1. Definisi Persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu) ,lahir spontan dengan presentabelakang
kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun pada
janin.(Wiknjosastro,2000)

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi


yang cukup bulan atau hampir cukup bulan , disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu.(FK UNPAD, 1983)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat
dan tidak melukai ibu dan janin yang berlansung sekitar 18-24 jam,dengan letak janin
belakang kepala.( Varneys,2003)
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil,persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin yang dapat hidup dari dalam uterus dan keluar melalui vagina secara
spontan pada kehamilan cukup bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi
pada ibu ataupun pada janin dengan presentasi belakang kepala berlangsung dalam
kurang dari 24 jam.(Varneys,2003; FK UNPAD, 1983; Wiknjosastro,2000)

2. Klasifikasi atau Jenis Persalinan


Persalinan normal merupakan metode melahirkan yang paling diidam-
idamkan oleh para ibu hamil. Bahkan, ada pula yang menyebutkan bahwa melahirkan
secara normal akan membuat Anda merasa menjadi seorang wanita seutuhnya.

Persalinan normal adalah proses melahirkan bayi dalam kandungan melalui


lubang vagina. Bila Anda melahirkan untuk pertama kalinya, proses ini biasanya
berlangsung selama 12-24 jam sejak awal pembukaan. Namun jika Anda sudah
pernah melahirkan, prosesnya bisa terjadi lebih cepat sekitar 6-8 jam saja.

Persalinan normal terdiri dari 2 jenis, yaitu:

 Persalinan alami atau spontan


Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang berlangsung
tanpa bantuan alat maupun obat tertentu, baik itu induksi, vakum, atau metode
lainnya. Dengan kata lain, persalinan spontan benar-benar hanya mengandalkan
tenaga dan usaha ibu untuk mendorong bayinya keluar.

Jenis persalinan ini dapat dilakukan dengan persentasi belakang kepala (kepala
janin lahir terlebih dahulu) atau persentasi bokong (sungsang).

 Persalinan dengan bantuan alat

Bila Anda masih tetap ingin melahirkan secara normal tapi bayi masih belum
menunjukkan tanda-tanda akan segera lahir, dokter biasanya akan memberikan
induksi, vakum, atau forsep. Hal ini juga dapat dilakukan ketika ibu sudah kehabisan
tenaga untuk mengejan (ngeden).

Bantuan alat tersebut digunakan untuk meningkatkan kontraksi dan


mendorong bayi lahir melalui vagina. Persalinan dengan bantuan alat biasanya lebih
kepada persentasi belakang kepala.

Dibandingkan persalinan caesar, melahirkan normal dinilai lebih cepat proses


pemulihannya. Jadi, Anda bisa lebih cepat meninggalkan rumah sakit dan segera
menjalani masa-masa indah dengan bayi Anda.

3. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


 Faktor hormonal

Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan


hormone esterogen dan progresteron. Dimana progresteron bekerja sebagai
relaksasi otot polos. Sehingga aliran darah berkurang dan hal ini
menyebabkan atau merangasang pengeluaran prostaglandin merangsang
dilepaskannya oksitosin. Hal ini juga merangsang kontraksi uterus. Faktor
struktur uterus atau rahim membesar dan menekan, menyebabkan iskemia
otot-otot rahim sehingga menganggu sirkulasi otot plasenta yang berakibat
degenerasi.
 Faktor syaraf
Karena pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul maka akan
menekan dan menggesek ganglion servikalis yang akan merangsang timbulnya
kontraksi uterus.
 Faktor kekuatan plasenta
Plasenta yang mengalami degenerasi akan mengakibatkan penurunan
produk hormon progrestero dan esterogen.
 Faktor nutrisi
Suplai nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
dikeluarkan.
 Faktor partus
Partus sengaja ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan
oksitosin, amniotomo gagang laminaria.(prawirohardjo,1997)
4. Tahap Persalinan

 Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul.
 Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion,
tekanan langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta
otot- otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan

 . Fleksi

Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding


panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu
didekatkan kearah dada janin.

 Putaran paksi dalam


Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika.
Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis,
dan kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
 Ekstensi
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah
simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.

 Restitusi dan putaran paksi luar


Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga
mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi
luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan
kepala.
 Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis
pubis.

5. Tanda-tanda Persalinan
 Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP) terutama
pada primi para.
 Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri menurun.
 Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian bawah
janin.
 False labair pain yaitu perasaan sakit diperut dan pinggang karena adanya
kontraksi lemah dari uterus.
 Serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lendir, darah dari
vagina (bloedy show). (Praworohardjo, 2000)
6. Mekanisme Persalinan
o Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul.
o Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion,
tekanan langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta
otot- otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan.

o Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan
kearah dada janin.
o Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika.
Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis,
dan kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
o Ekstensi
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah
simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
o Restitusi dan putaran paksi luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga
mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi
luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan
kepala.
o Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis
pubis.
7. Perubahan Fisiologis Persalinan
Sistem
Perubahan Fisiologi
Tubuh
Sistem 1) Terjadi Kontraksi Uterus
Reproduksi Pada awal persalinan, kontraksi uterus berlangsung setiap 15-
20 menit dengan durasi 15-20 detik setelah itu kontraksi akan
terjadi setiap 5-7 menit dengan durasi 30-40 detik. Selama fase
aktif, kontraksi uterus menjadi lebih sering dengan durasi yang
lebih panjang yakni 40 detik hingga mencapai 60 detik
menjelang akhir fase aktif (Varney, 2008).
2) Pembentukan Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah
Rahim (SBR)
SAR dibentuk oleh corpus uteri yang sifatnya aktif yaitu
berkontraksi. Sedangkan SBR terbentang di uterus bagian
bawah antar istmus, dengan serviks serta otot yang tipis dan
elastis (Arsinah, 2010). Segmen bawah rahim memegang
peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dan dilatasi sehingga
menjadi saluran tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui
oleh bayi (Nurasiah, dkk, 2014).
3) Penipisan dan Pembukaan Serviks
Pendataran pada serviks merupakan pemendekan dari kanalis
servikalis yang semula berupa sebuah saluran sepanjang 1-2
cm, menjadi sebuah lubang dengan pinggir yang tipis (Asrinah,
2010). Setelah menipis, akan terjadi pembukaan pada serviks
(Sulistyawati, 2014). Pembukaan serviks merupakan
pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa satu
lubang dengan hanya berdiameter beberapa milimeter menjadi
lubang yang dapat dilalui oleh janin. (Rohani, 2011)
4) Perubahan pada Vagina dan Dasar Panggul
Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar
panggul ditimbulkan oleh bagian depan janin (Rohani, 2011).
Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai dengan
peningkatan sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan diastolik rata-
Sistem
rata 5-10 mmHg (Arsinah, 2010). Begitu pula dengan denyut
Kardiovaskuler
jantung akan mengalami peningkatan selama kontraksi
(Nurasiah, 2014).
Metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob akan
Metabolisme meningkat. Peningkatakn metabolisme disebabkan oleh ansietas
dan aktvitas otot rangka (Arsinah, 2010).
Sistem Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan dianggap normal
Respirasi selama persalinan (Sulistyawati, 2014).
Poliuria sering terjadi selama persalinan, yang dikarenakan oleh
kardiak output yang meningkat serta disebabkan oleh glomerulus
serta aliran plasma ke renal. Kandung kencing harus sering
Sistem Renal
dikontrol setiap 2 jam yang bertujuan tidak menghambat bagian
terendah janin dan trauma pada kandung kemih serta
menghindari retensi urin setelah melahirkan (Nurasiah, 2014).
Pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang,
menyebabkan pencernaan hampir terhenti selama persalinan.
Sistem
Makanan yang masuk ke lambung kemungkinan besar akan tetap
Pencernaan
berada dalam perut selama persalinan. Lambung yang penuh
dapat menimbulkan ketidaknyamanan (Sulistyawati, 2014).
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu
mencapai tingkat tertinggi selama persalinan dan segera setelah
persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5
Suhu Badan – 10°C. Namun jika keadaan ini berlangsung lama, kenaikan
suhu mengindikasikan dehidrasi. Paremeter lain yang harus
dilakukan adalah selaput ketuban sudah pecah atau belum,
karena ini bisa merupakan tanda infeksi (Varney, 2008).

8. Perubahan Psikologis Persalinan

Selain adanya perubahan fisiologi, selama proses persalinan kala I ibu bersalin

juga mengalami perubahan psikologi. Beberapa keadaan bisa terjadi pada ibu selama
proses persalinan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan (Nurasiah, 2014).

Kondisi psikologis yang sering terjadi selama persalinan kala I adalah sebagai

berikut:

1) Fase laten

Pada awal persalinan, terkadang pasien belum cukup yakin bahwa ia akan

benar-benar melahirkan meskipun tanda-tanda persalinan cukup jelas. Pada tahap ini

penting bagi orang terdekat dan bidan untuk meyakinkan dan memberi dukungan

mental terhadap kemajuan persalinan (Sulistyawati, 2014).

Seiring dengan kemajuan proses persalinan dan intensitas rasa sakit akibat his

yang meningkat, pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah. Ia akan selalu

menanyakan apakah ini sudah hampir berakhir. Pasien akan senang setiap kali

dilakukan pemeriksaan dalam dan berharap bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan

bahwa proses persalinan akan segera berakhir. Beberapa pasien akhirnya dapat

mencapai suatu coping mechanism terhadap rasa sakit yang timbul akibat his,

misalnya dengan pengaturan nafas atau dengan mengubah posisi (Sulistyawati,

2014).

2) Fase aktif

Pada persalinan stadium dini, ibu masih tetap makan dan minum, tertawa atau

berbincang-bincang dengan riang diantara kontraksi. Begitu terjadi kemajuan

persalinan, ibu tidak punya lagi keinginan untuk makan atau berbincang-bincang,

dan ia menjadi pendiam serta bertindak lebih didasari naluri (Nurasiah, 2014).

Pada sebagian besar pasien akan mengalami penurunan stamina dan sudah tidak

mampu lagi untuk turun dari tempat tidur terutama pada primigravida (Sulistyawati,

2014).

Ketika persalinan semakin kuat, ibu menjadi kurang mobilitas atau memegang
sesuatu saat kontraksi. Stadium transisi (akhir kala I persalinan) dianggap sebagai

hal yang paling menyakitkan bagi ibu. Hormon stress pada persalinan berada pada

puncaknya. Ibu yang mengalami nyeri ekstrim tidak memiliki kemampuan

mendengar atau berkonsentrasi pada segala sesuatu kecuali melahirkan. Untuk

mengatasi stress atau kecemasan pada ibu bisa dilakukan dengan cara menganjurkan

untuk berjalan-jalan, mengubah posisi, atau mencoba memusatkan pada

pernafasannya serta melakukan pemantauan baik ibu maupun janin (Nurasiah,

2014).

Perubahan-perubahan yang terjadi selama persalinan merupakan hal yang

fisiologis terjadi pada ibu bersalin, tetapi tidak semua ibu bersalin bisa menerima

perubahan-perubahan tersebut. Terkadang perubahan-perubahan tersebut dirasakan

sebagai suatu ketidaknyamanan yang akhirnya bisa berdampak buruk terhadap

proses persalinan. Oleh karena itu seorang penolong persalinan diharapkan mampu

untuk membantu ibu bersalin agar bisa menerima perubahan yang terjadi pada

tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan asuhan sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan ibu bersalin. Menurut Lesser dan Keane dalam Arsinah

(2010), terdapat lima kebutuhan dasar selama kala 1 persalinan yang perlu dipenuhi

oleh seorang bidan untuk memberikan asuhan kepada ibu bersalin. Kebutuhan dasar

tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Dukungan fisik dan psikologis

Setiap ibu yang memasuki proses persalinan biasanya diliputi oleh perasaan

takut, khawatir, ataupun cemas, terutama pada ibu primigravida. Perasaan takut

biasanya meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu bersalin menjadi

tetap lelah, yang pada akhirnya akhirnya akan menghambat proses

persalinan.Asuhan yang sifatnya mendukung adalah suatu standar pelayanan


kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan turut serta dalam

kegiatan yang sedang berlangsung. Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang

terdekat pasien.

2) Kebutuhan makanan dan cairan

Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, karena makanan

padat lebih lama tinggal dalam lambung daripada makanan cair, sehingga proses

pencernaan berjalan lebih lambat selama proses persalinan. Untuk mencegah

dehidrasi, pasien dapat diberikan minuman segar (jus buah, sup, teh manis, dll)

selama proses persalinan, namun bila mual muntah dapat diberikan cairan IV (RL).

3) Kebutuhan eliminasi

Kandung kemih harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan.

Demikian pula dengan jumlah dan waktu berkemih juga harus dicatat. Bila pasien

tidak mampu berkemih sendiri, dapat dilakukan kateterisasi, karena kandung kemih

yang penuh akan menghambat penurunan kepala janin. Selain itu, juga akan

meningkatkanrasatidaknyaman.

Rectum yang penuh akan mengganggu penurunan bagian terbawah janin,

namun bila pasiean mengatakan ingin BAB, bidan harus memungkinkan adanya

tanda gejala masuk pada kala II. Bila diperlukan sesuai dengan indikasi bisa

dilakukan tindakan lavement, meskipun tindakan ini bukan merupakan tindakan

rutin selama persalinan.

4) Posisioning dan aktifitas

Persalinan merupakan suatu peristiwa normal. Untuk membantu ibu tetap

tenang dan rileks maka bidan dapat mengarahkan ibu untuk mengambil posisi

senyaman mungkin. Bidan memberitahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus-

menerus saat persalinan. Jika ibu sudah tidak nyaman bidan bisa mengambil
tindakan yang positif dengan mengubah posisi ibu seperti menganjurkan ibu

berjalan-jalan atau mengambil posisi yang lain. Bidan harus menciptakan suasana

yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi terburu-buru, sambil memberikan

kepastian yang menyenangkan serta pujian lainnya.

Saat memberikan dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, bidan harus

melakukan semuanya dengan cara penuh kasih sayang. Dukungan yang dilakukan

harus aman dan sesuai evidence based, memungkinkan ibu merasa nyaman dan

aman secara emosional, menghormati praktik-praktik budaya, keyakinan agama

serta memastikan informasi yang diberikan telah memadai serta dapat dipahami oleh

ibu.

5) Pengurangan rasa nyeri

Nyeri pada persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan segmen bawah

rahim dan iskemia otot-otot rahim. Dengan peningkatan kontraksi serviks akan

tertarik. Kontraksi ini juga membatasi pengaliran oksigen pada otot-otot rahim

sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini disebabkan oleh kelelahan ditambah lagi

dengan kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan, menghalangi

relaksasi bagian tubuh dan mungkin pula menyebabkan kelelahan yang sangat.

Kebutuhan akan pengurangan rasa nyeri dapat dilakukan dengan banyak cara yang

merupakan hasil evidence based terkini yang meliputi metode- metode non

farmakologis seperti menganjurkan perubahan posisi, pijatan, distraksi dan teknik

deep relaxation pada proses persalinan.

a. Kala II Persalinan

Proses Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Tanda dan gejala pada kala II persalinan

yakni adanya perasaan ingin meneran, adanya peningkatan tekanan pada rectum,
perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka serta meningkatnya

pengeluaran lendir bercampur darah (Depkes RI, 2014).

Pada kala II persalinan, bidan melakukan pengaturan posisi melahirkan, melakukan

pimpinan meneran, melahirkan kepala dengan pertolongan dan melahirkan badan

bayi. Kelahiran kepala terkontrol harus dilakukan dengan cara- cara yang telah

direncanakan untuk memungkinkan kelahiran kepala secara perlahan. Lahirnya

kepala secara perlahan dapat mengurangi terjadinya laserasi. Setelah kelahiran

kepala, maka dilakukan pengecekan lilitan tali pusat dan menunggu putar paksi luar

secara spontan untu selanjutnya dilakukan pelahiran bagian bahu bayi. Pada saat

bahu akan lahir, maka telah terjadi putaran paksi. Pada saat uterus berkontraksi maka

pasien diinstruksikan untuk mengejan. Pada saat bersamaan kepala bayi dipegang

secara biparetal kemudian mengarahkan kepala bayi kearah bawah lalu kearah atas

untuk melahirkan bahu. Begitu kepala dan bahu telah lahir maka bagian tubuh

lainnya dengan mudah ikut keluar, biasanya disertai dengan aliran air ketuban

(Oxorn dan William, 2010).

b. Kala III Persalinan

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III persalinan, miometrium berkontraksi

mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah bayi lahir. Penyusutan ukuran

ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat

perlekatan plasenta menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah, maka plasenta akan terlipat dan kemudian terlepas dari dinding uterus dan

akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Terdapat tanda- tanda

lepasnya plasenta yakni adanya perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat

memanjang serta adanya semburan darah mendadak dan singkat. Pada


penatalaksanaan kala III dilakukan manajemen aktif kala III yang meliputi

pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pengeluaran plasenta dan

masase uterus (Depkes RI, 2014).

c. Kala IV Persalinan

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam pasca

persalinan. Pada kala IV penatalaksanaan yang dilakukan meliputi monitoring

kontraksi uterus dan evaluasi tinggi fundus uteri, estimasi perdarahan, pemeriksaan

kemungkinan perdarahan dari laserasi, evaluasi keadaan umum, tanda-tanda vital,

serta keadaan kandung kemih ibu (Depkes RI, 2014).

9 Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. T
Umur : 26 Tahun
Alamat :-
Agama :-
Suku bangsa :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA

B. Data Umum Kesehatan


Tinggi badan/berat badan : Tidak terkaji
Berat badan sebelum hamil : Tidak terkaji
Frekuensi BAK (masalah) : Frekuensi BAK Meningkat
Frekuensi BAB (masalah) : Tidak terkaji
Kebiasaan waktu tidur : Tidak terkaji

C. Data Umum
Status Obstetri : G2P1A0
HPHT : 7 November 2020
Masalah kehamilan sekarang : Nyeri bagian perut dengan skala 7 dan terasa
mulas
Masalah dalam persalinan yang lalu : Persalinan sebelumnya di bidan, dengan
Episiotomi
D. Alasan Masuk Rumah Sakit
Nyeri dibagian perut dengan skala nyeri 7 dan terasa mulas

E. Riwayat Persalinan Sekarang


Mulai persalinan (kontraksi/pengeluaran per vaginam) : 21 Agustus 2021
Keadaan kontraksi : hasil periksa dalam pembukaan 4, jalan lahir paten, ketuban
utuh, cerviks teraba lunak tipis. HIS 2 kali dalam 10 menit,
durasi his 30 detik.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36˚C
2. Kepala/Muka
Kulit kepala : Tidak terkaji
Mata : Tidak terkaji
Telinga : Tidak terkaji
Hidung : Tidak terkaji
Mukosa mulut/gigi : Tidak terkaji
3. Leher
JVP :
Kelenjar Tiroid :
Kelenjar Limfe :
4. Dada
Bentuk Payudara :-
Putting susu : putting menonjol
Pigmentasi :-
Kolostrum :-
Kebersihan payudara :-
5. Abdomen : Terasa nyeri dan mulas
6. Ekstermitas : Tidak terkaji
7. Genitalia : Cerviks teraba lunak tipis

G. Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Pola makan :Baik
Frekuensi :-
Jenis makanan :-
Intake cairan/24 jam : ± 2000 CC/hari
b. Eliminasi
BAB
 Frekuensi : Tidak terkaji
 Konstipasi : Tidak ada
 Nyeri saat BAB : Tidak terkaji
BAK
 Frekuensi : Frekuensi BAK meningkat
 Retensi : Tidak terkaji
 Nyeri saat BAK : Tidak terkaji
c. Personal Hygine
Frekuensi mandi :-
Frekuensi gosok gigi :-
Frekuensi ganti pakaian : -
d. Istirahat dan Tidur
Tidur siang :-
Tidur malam :-
GangguanTidur :-

e. Pemeriksaan dalam
Pembukaan :4
Ketuban : Utuh
Serviks : Teraba lunak
HIS : 2 Kali dalam 10 menit, durasi his 30 detik
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1. DS :
Pengeluaran Janin Nyeri Melahirkan
- Klien mengeluh
nyeri pada bagian
perut dengan skala
nyeri 7
DO :
- TD : 100/60 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 360 C
- Hasil pemeriksaan
dalam pembukaan 4

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin ditandai dengan klien mengeluh
nyeri pada bagian perut dengan skala nyeri 7

INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil
1. Nyeri melahirkan berhubungan Dengan di lakukan o lakukan
dengan pengeluaran janin ditandai tindakan selama pengkajian nyeri
dengan klien mengeluh nyeri pada 1x24 Jam di secara
bagian perut dengan skala nyeri 7 harapkan nyeri komprehensif
melahirkan dapat termasuk lokasi,
berkurang. Dengan karakteristik,
kriteria hasil sebagai durasi,
berikut: frekuensi,
-Nyeri dalam skala kualitas dan
normal faktor presipitasi
-Pasien tidak o observasi reaksi
mengatakan nyeri nonverbal dari
lagi. ketidaknyamanan
o bantu pasien
dan keluarga
untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
o kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan
dan kebisingan
o kurangi
faktor
presipitasi
nyeri
o kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
o ajarkan tentang
teknik non
farmakologi:
napas dalam,
relaksasi,
distraksi,
kompres
hangat/ dingin
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah. S. (2012). Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan.


Yogyakarta : Nuha Medika

Jenny J. S. Sondakh. (2013), Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir

Mochtar, R. (2011). Sinopsis Obstetri. Third Edition. Jakarta: EGC


Mochtar, R. (2002). Sinopsis Obstetri, Fisiologis dan Patologis. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai