Anda di halaman 1dari 22

BAB I

ANGGARAN DASAR
NAMA, DIDIRIKAN, STATUS HUKUM, SISTEM ORGANISASI DAN
TEMPAT KEDUDUKAN
HASIL MUSYAWARAH BESAR
Pasal 1
GEREJA KRISTEN MARANATHA INDONESIA Organisasi ini bernama: “GEREJA KRISTEN MARANATHA INDONESIA”
dengan singkatan “GKMI”
Pasal 2
(GKMI) Organisasi Gereja ini, didirikan pada tanggal 10 Oktober 1952 di Langowan,
Kabupaten Minahasa, Propinsi Sulawesi Utara.
TAHUN 2017
Pasal 3
Badan Hukum organisasi ini: terdaftar di Departemen Agama Republik
PEMBUKAAN Indonesia Nomor: Dd/P/VII/84/672/72 Tahun 1972. Surat Keputusan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Departemen Agama RI
Nomor 154 Tahun 1988 dan Ditjen Sospol Depdagri No. 258-259
ALLAH ITU KASIH ADANYA
Pasal 4
1. Sistem Penataan Organisasi Bersifat Kongregasional
Keselamatan itu adalah kehendak dan rencana Allah untuk semua orang dan
2. GKMI terdiri dari sidang jemaat diseluruh Indonesia dan Luar Negeri
kebahagiaan adalah cita-cita dan kerinduan setiap orang. Tetapi kehidupan dan
kematian adalah tanggung jawab setiap orang kepada Tuhan. Karenanya segala Pasal 5
orang percaya harus berkumpul dan berbakti kepada “Allah” pencipta semesta 1. Kantor Pusat Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) berkedudukan
alam yaitu Tuhan Yesus Kristus, dan mereka itulah yang disebut sidang jemaat di Kota Manado dan sekitarnya di Propinsi Sulawesi
Utara.
Yesus Kristus. 2. Organisasi Gereja ini didirikan untuk waktu yang tidak terbatas.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Gereja Kristen Maranatha Indonesia
bertekad : memberitakan injil keselamatan Yesus Kristus kepada seluruh bangsa
BAB II
di dunia merealisasikan Amanat Agung Sorgawi, menjadikan segala bangsa
PANGGILAN GEREJA
murid-Nya serta mempersiapkan jemaat menjadi mempelai Tuhan Yesus Kristus,
sebagai wujud dari KASIH ALLAH.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

1 2
Pasal 6 8. Kami Percaya Pekerjaan Roh Kudus nyata lewat manifestasi Roh Kudus dan
Dasar karunia-karunia yang bekerja di tengah-tengah jemaat yang bertujuan
memulihkan, memurnikan, membangun dan mempersiapkan jemaat sebagai
GKMI berdasarkan Firman Tuhan yaitu ALKITAB yang terdiri dari Perjanjian pengantin Kristus.
Lama dan Perjanjian Baru 9. Kami Percaya Prinsip hidup suci adalah buah dari kelahiran baru karena
Allah suci adanya.
10. Kami Percaya Gereja akan mengalami pengangkatan sebelum masa kesukaran
BAB III besar dan akan masuk dalam kemuliaanNya, kemudian Kristus akan
PENGAKUAN IMAN mendirikan kerajaan Damai-Nya 1000 tahun di atas dunia ini.
11. Kami Percaya Semua orang akan dibangkitkan, orang benar bangkit pada
kebangkitan yang pertama dan menerima hidup yang kekal tetapi orang fasik
Pasal 7 pada kebangkitan kedua untuk menerima hukuman yang kekal.
Pengakuan Iman GKMI adalah:
Pasal 8
1. Kami Percaya ALLAH ADALAH ESA yang keberadaan-Nya kekal di dalam tiga
Oknum namun satu pribadi, BAPA, ANAK, dan ROH KUDUS. Azas Berbangsa
2. Kami Percaya YESUS KRISTUS, adalah ALLAH yang menjadi manusia,
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, maka Gereja Kristen
dikandung dari Roh Kudus melalui perawan Maria, mati disalibkan,
Maranatha Indonesia berazaskan Pancasila.
dikuburkan, dan pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati, naik ke
Surga, duduk di sebelah kanan ALLAH BAPA dan akan datang kembali untuk
BAB IV
menghakimi orang yang hidup maupun yang sudah mati.
3. Kami Percaya Tuhan Yesus Kristus adalah mempelai laki-laki sorga, Raja VISI DAN MISI GEREJA
diatas segala raja dan Hakim Agung.
4. Kami Percaya Semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Pasal 9
Allah sehingga harus bertobat dan berpaling kepada Allah untuk menerima
pengampunan dosa. Visi Gereja
5. Kami Percaya Keselamatan manusia yang kekal hanya bisa diperoleh melalui Visi organisasi Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI)
iman dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus lewat pertobatan dan dengan
kesadaran sendiri memberi diri dibaptis selam di dalam nama Bapa, Anak dan 1. Menjadikan Jemaat Tuhan Yesus Kristus yang sempurna sampai Maranatha.
Roh Kudus yaitu di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. 2. Membangun komunitas murid Yesus diseluruh pelosok Indonesia dan sampai
6. Kami Percaya Keselamatan yang sudah Tuhan berikan bisa hilang jikalau kita ke seluruh dunia.
murtad, hidup kembali dalam dosa (Ibrani 6:4-6. Ibrani 10:26. I Tim.4:1-16).
Oleh karena itu hendaklah setiap orang percaya menjaga keselamatan Pasal 10
tersebut (Filipi 2:12). Misi Gereja
7. Kami Percaya Baptisan Roh Kudus adalah Karunia Allah untuk melengkapi
orang percaya. Gereja Kristen Maranatha Indonesia GKMI) memiliki Misi sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

3 4
1. Melaksanakan Amanat Agung atau perintah Tuhan Yesus Kristus menyaksikan pernyataan tertulis dan sanggup mentaati semua ketentuan yang diatur dalam
dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga kepada seluruh bangsa dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GKMI.
membaptiskan mereka yang percaya, serta menjadikan segala bangsa murid
Tuhan Yesus Kristus (Markus 16:16-18)
2. Menjadikan Jemaat yang bertumbuh, berakar dan berbuah, penuh Roh Kudus Pasal 13
dan Misionaris. Hak dan Kewajiban Anggota

3. Menyaksikan dan memberitakan rahasia Injil Tuhan Yesus Kristus pada setiap 1. Hak Anggota :
orang. Anggota organisasi Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) berhak
4. Meningkatkan kesadaran dan penghayatan warga jemaat untuk lebih memperoleh :
menampakkan persekutuan dalam kesatuan Roh (Efesus 4:3), kebersamaan a. Perlindungan
dalam pelayanan dan kesaksian (Kis 2:42), lebih meningkatkan rasa b. Pembinaan
persaudaraan dan sikap tolong menolong (Galatia 6:2). c. Pelayanan
d. Pembelaan dari organisasi
5. Meningkatkan kesadaran Pemimpin dan jemaat untuk mampu mandiri dan 2. Kewajiban Anggota :
memberi. Anggota organisasi Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) wajib :
6. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan Jemaat untuk turut a. Mentaati Firman Allah
membangun Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
GKMI, peraturan dan ketentuan-ketentuan organisasi GKMI.
c. Setia beribadah di Gereja lokat tempat dimana dia terdaftar secara resmi.
BAB V
BAB VII
TUJUAN
UNSUR ORGANISASI
Pasal 11
Pasal 14
Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) bertujuan melaksanakan Amanat
Agung Tuhan Yesus Kristus dan mempersiapkan jemaat menjadi gereja Majelis Pusat terdiri dari:
penganten menyongsong hari Maranatha. 1. Pembina Pusat
2. Pengurus Pusat
BAB VI
3. Gembala Gereja Pusat
Pasal 12
Majelis Daerah terdiri dari :
KEANGGOTAAN
1. Penasehat Daerah
Anggota organisasi Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) terdiri dari 2. Pengurus Daerah
semua orang yang dengan sukarela menyatakan diri menjadi anggota dengan
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

5 6
Majelis Kota/Kabupaten terdiri dari : 9. Musyawarah Sidang Jemaat.
- Pengurus Kota/Kabupaten 10. Perincian selanjutnya di atur dalam Anggaran Rumah Tangga

Majelis Wilayah terdiri dari : Pasal 17


1. Penasehat Wilayah Rapat-rapat
2. Pengurus Wilayah 1. Rapat-rapat Majelis Pengurus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan;
a. Rapat Majelis Pusat.
Pasal 15 b. Rapat Majelis Daerah / Koordinator.
PIMPINAN c. Rapat Pengurus Kota / Kabupaten.
d. Rapat Majelis Wilayah.
e. Rapat Majelis Jemaat.
Pimpinan Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) sebagai berikut :
f. Rapat Majelis Pengurus disemua tingkatan dihadiri oleh semua anggota
1. Tingkat Pusat disebut Pengurus Pusat.
Pengurus sesuai dengan tingkatannya dan rapat dinyatakan sah apabila
2. Tingkat Propinsi disebut Pengurus Daerah/Koordinator.
dihadiri oleh minimal setengah ditambah satu dari jumlah anggota
3. Tingkat Kabupaten / Kota disebut Pengurus Kota / Kabupaten.
Pengurus termasuk bagi mereka yang menyurat.
4. Tingkat Wilayah disebut Pengurus Wilayah.
5. Tingkat Jemaat disebut Gembala Sidang
BAB IX
6. Perincian Tugas Pengurus Dan Tata Gereja diatur lebih lanjut di Anggaran
Rumah Tangga dan keputusan lainya. GEREJA PUSAT

BAB VIII Pasal 18


Gereja Pusat
MUSYAWARAH- MUSYAWARAH
1. Gereja Pusat adalah Pusat kegiatan Rohani GKMI
Pasal 16 2. Gembala Gereja Pusat dipilih/diangkat oleh Pengurus Pusat dengan
memperhatikan dan mendengarkan aspirasi Hamba-hamba Tuhan dan
Musyawarah-musyawarah GKMI adalah : Majelis Jemaat Gereja Pusat.
1. Musyawarah Besar disingkat MUBES. 3. Rincian tugas dan tata laksana kegiatan akan ditetapkan dalam Anggaran
2. Musyawarah Kerja Nasional di singkat MUKERNAS. Rumah Tangga GKMI serta keputusan-keputusan lainnya.
3. Musyawarah Besar Luar Biasa di singkat MUBESLUB.
4. Musyawarah Daerah disingkat MUSDA. BAB X
5. Musyawarah Kerja Daerah disingkat MUKERDA . PEJABAT GEREJA
6. Musyawarah Daerah Luar Biasa disingkat MUSDALUB. Pasal 19
7. Musyawarah Wilayah disingkat MUSWIL .
8. Musyawarah Kerja Wilayah disingkat MUKERWIL. Pejabat Gereja dalam lingkup Gereja Kristen Maranatha Indonesia adalah :
a. Pendeta Pembantu
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

7 8
b. Pendeta Muda Pasal 22
c. Pendeta
Tata cara pengangkatan Pejabat Gereja diatur lebih lanjut dalam Anggaran Perubahan dan Pengesahan Anggaran Dasar dilaksanakan pada Musyawarah
Rumah Tangga GKMI Besar Tahun 2022

BAB XI BAB XIV


KEUANGAN GEREJA ATURAN PERALIHAN

Pasal 20 Pasal 23

Keuangan Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) bersumber dari : Dengan ditetapkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar Hasil
1. Perpuluhan Mukernas tahun 2014 diMakassar dinyatakan tidak berlaku.
2. Persembahan khusus
BAB XV
3. Kolekte
4. Iuran bulanan/kepala keluarga ATURAN TAMBAHAN
5. Iuran para Pejabat Gereja
6. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat Pasal 24
7. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Firman Allah.
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB XII 2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
KEKAYAAN
Pasal 21

1.Kekayaan GKMI adalah semua harta benda yang bergerak maupun tidak
bergerak yang diperoleh dari Pemberian, Pembelian, Hibah, dan usaha lainya Ditetapkan di : Sibolangit
dilakukan mengatasnamakan organisasi, termasuk setiap bangunan yang Pada tanggal : 11 Oktober 2017
dibangun atas nama GKMI

2. Status dan pengelolahan aset GKMI di atur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB XIII
PERUBAHAN DAN PENGESAHAN ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

9 10
b. Menghayati dan melakukan Firman Allah dengan sungguh-sungguh.
ANGGARAN RUMAH TANGGA c. Melaksanakan dan mengamankan keputusan-keputusan Organisasi
GKMI.
HASIL MUSYAWARAH BESAR d. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang diatur oleh Pimpinan GKMI.
e. Terdaftar secara resmi dan Setia beribadah di Gereja local.
f. Mengembalikan milik Tuhan/persepuluhan (Mal 3:8-10).
GEREJA KRISTEN MARANATHA INDONESIA 2. Hak Anggota:
Anggota Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) berhak mendapatkan :
( GKMI ) a. Perlindungan dan Pembelaan dari organisasi GKMI
b. Pembinaan/pelayanan Rohani.
c. Mengajukan pendapat dan saran kepada pengurus GKMI menurut
TAHUN 2017 hierarki organisasi GKMI.
d. Hak yang sama untuk dipilih dan memilih sebagai pengurus GKMI (sesuai
dengan ketentuan yang berlaku).
Pasal 1
KEANGGOTAAN Pasal 4
Usaha-usaha Gereja
Keanggotaan Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) adalah : Mereka yang
sudah terdaftar secara resmi di Gereja Lokal. Untuk mencapai visi dan misi Gereja, maka Gereja Kristen Maranatha Indonesia
(GKMI) melakukan usaha-usaha untuk menyediakan sarana dan prasarana
dalam rangka meningkatkan kualitas iman dengan cara :
Pasal 2 a. Melakukan Pembinaan-pembinaan Rohani, seminar, KKR dan
Hak Anggota hilang karena : Pemberdayaan Jemaat.
1. Meninggal Dunia. b. Mendirikan Gedung Gereja di dalam dan luar Negeri, sebagai sarana
2. Atas kehendak sendiri/permintaan sendiri. pelayanan kerohanian Jemaat.
3. Diberhentikan c. Mendirikan Gedung dan mengelolah tempat pelayanan, konseling dan
rumah rehabilitasi.
Pasal 3 d. Mendirikan Gedung dan mengelolah tempat-tempat pendidikan umum
dan kejuruan dari tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Play Group
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
sampai Perguruan Tinggi dengan mengacu pada system regulasi
pemerintah
1. Setiap anggota Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) wajib : e. Mendirikan Gedung dan mengelolah panti asuhan dan panti jompo.
a. Mematuhi dan melakukan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga f. Mendirikan Gedung dan mengelolah tempat pelayanan melalui media
GKMI. elektronik dan media cetak.
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

11 12
g. Mengadakan Kerja sama yang saling menguntungkan dengan badan- 6. Bidang Pengawasan Perbendaharaan Keuangan
badan atau organisasi-organisasi lain, baik di dalam maupun luar negeri, 7. Bidang Pendataan dan Pengelolaan Aset
yang bersifat rohani. 8. Bidang Iptek, Pengelolaan Kartu Identitas Elektronik dan Website
h. Mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku dalam Negara 9. Bidang Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia. 10. Bidang Penelitian Pengembangan
11. Bidang Bantuan Hukum
Pasal 5 12. Bidang Pekabaran Injil
13. Bidang Hubungan Luar Negeri.
STRUKTUR MAJELIS PENGURUS o. Setiap Bidang terdiri dari 3 (tiga) orang; satu orang ketua dan dua orang
anggota
1. Pembina Pusat : p. Gembala Gereja Pusat.
Pembina Pusat dengan susunan sbb : 3. Penasehat Daerah :
a. Ketua Penasehat Daerah dengan susunan sbb :
b. Wakil Ketua a. Ketua
c. 5 (lima)Anggota b. 4 (empat)Anggota
2. Pengurus Pusat : 4. Pengurus Daerah :
Pengurus Pusat dengan susunan sbb : Pengurus Daerah dengan susunan sbb;
a. Ketua Umum a. Ketua
b. Wakil Ketua Umum I b. Wakil Ketua I
c. Wakil Ketua Umum II c. Wakil Ketua II
d. Wakil Ketua Umum III d. Wakil Ketua III
e. Wakil Ketua Umum IV e. Sekretaris
f. Wakil Ketua Umum V f. Wakil Sekretaris
g. Wakil Ketua Umum VI g. Wakil Sekretaris
h. Sekretaris Umum h. Bendahara
i. Sekretaris I i. Wakil Bendahara
j. Sekretaris II j. Wakil Bendahara
k. Bendahara Umum k. Biro-Biro
l. Bendahara I 1.Organisasi
m. Bendahara II 2.Pengembalaan dan Penginjilan.
n. Bidang - Bidang : 3.Pendidikan dan Kaderisasi.
1. Bidang Organisasi ; 4.Sosial Diakonia.
2. Bidang Bapak, Ibu, Pemuda, Anak (BIPRA) 5.Keuangan.
3. Bidang Pendidikan Kaderisasi 6.BIPRA (Bapak,Ibu,Pemuda,Remaja,Anak)
4. Bidang Penggembalaan Komisi Pelayanan Pria Kaum Bapa.
5. Bidang Keuangan/Sosial Diakonia
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

13 14
Komisi Pelayanan Wanita Kaum Ibu. f. Pengerja
Komisi Pelayanan Pemuda dan Remaja. g. Seksi-Seksi :
Komisi Pelayanan Anak. 1. Penatalayanan
Setiap Biro terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu; satu orang Ketua dan dua 2. Sosial Diakonia
orang anggota 3. Penginjilan dan Misi
5. Pengurus Kota/Kabupaten : 4. BIPRA (Bapak, Ibu, Pemuda, Remaja dan Anak).
Pengurus Kota/Kabupaten dengan susunan sbb: Susunannya dapat diatur sesuai kebutuhan Sidang Jemaat setempat.
a. Ketua 9.
b. Wakil Ketua 1. Untuk jabatan Pengurus Inti : Majelis Pusat, Majelis Daerah, Pengurus
c. Sekretaris Kota/Kabupaten dan Majelis Wilayah tidak boleh merangkap jabatan satu
d. 3 (tiga) Anggota. dengan lainnya, kecuali daerah-daerah yang belum memungkinkan.
6. Penasehat Wilayah 2. Yang dimaksud dengan Pengurus Inti adalah Ketua Umum, para Wakil
Terdiri dari 3 (tiga) orang Ketua Umum, Sekretaris Umum, Sekretaris, Bendahara Umum dan
7. Pengurus Wilayah : Bendahara, Ketua Bidang, Ketua Daerah, para wakil Ketua, Sekretaris,
Pengurus Wilayah dengan susunan sebagai berikut : Bendahara, Ketua Kota/Kabupaten, Ketua Wilayah.
a. Ketua 3. Majelis Daerah dapat dibentuk jika diDaerah tersebut sudah berdiri paling
b. Wakil Ketua sedikit 5 Sidang Jemaat.
c. Sekretaris 4. Pengurus Kota/Kabupaten dapat berdiri jika sudah ada Pengurus Wilayah.
d. Wakil Sekretaris 5 Pengurus Wilayah dapat dibentuk jika diWilayah tersebut sudah berdiri
e. Bendahara 3 (tiga) Sidang Jemaat
f. Wakil Bendahara 6. Dimungkinkan untuk Pemekaran bagi Majelis Daerah, Pengurus
g. Bagian Kota/Kabupaten, Majelis Wilayah jika menyangkut Efisiensi dengan
1. Bagian Organisasi mempertimbangkan Luas wilayah, Populasi Penduduk, Jarak, wilayah
2. Bagian BIPRA (Bapak, Ibu, Pemuda, Remaja dan Anak) Kepulauan, tanpa didasarkan atas Pemekaran yang dilakukan Pemerintah.
3. Penginjilan dan Misi
4. Bagian Sosial Diakonia dan Keuangan Pasal 6
Setiap bagian terdiri dari 2 orang yaitu Ketua dan Sekretaris kecuali
BIPRA. BAPAK, IBU, PEMUDA, REMAJA, ANAK (BIPRA)
8. Majelis Jemaat :
Majelis Jemaat dengan susunan sebagai berikut : 1.Untuk kelancaran pelaksanaan program-program, maka kepengurusan BIPRA
a. Gembala mulai dari tingkat Pusat sampai ke tingkat Jemaat, dengan cara diangkat /
b. Wakil Gembala (sesuai kebutuhan) penunjukan.
c. Sekretaris
d. Bendahara 2.Pengangkatan dan atau penunjukan pengurus BIPRA ditetapkan bersamaan
e. Tua-Tua Sidang dengan pelaksanaan musyawarah disetiap tingkatan organisasi untuk
persamaan periodenisasi.
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

15 16
Pasal 7 c. Melayani semua Pejabat GKMI dengan penuh kasih dan mempererat
persekutuan.
TUGAS DAN KEWAJIBAN MAJELIS PENGURUS GKMI d. Bersama memimpin Rapat-rapat Pembina Pusat.
e. Bersama menandatangani surat-surat keluar.
1. Tugas Umum Pembina Pusat : f. Menjabarkan kebijakan Pembina Pusat.
A. Pembina Pusat adalah suatu bagian organisasi yang memiliki kewenangan g. Menghadiri rapat bersama dengan Pengurus Pusat jika diperlukan
untuk membina, mengawasi, mengontrol dan menerbitkan jalannya 2 . Anggota
organisasi GKMI yang bersifat kolektip. Membantu dalam segala tugas-tugas kepengurusan maupun tugas-tugas
B. Memberi sanksi bagi kepada Ketua Umum dan Pejabat Gereja lainnya yang pengawasan.
melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GKMI serta
Firman Allah. 3. Tugas Umum Pengurus Pusat :
C. Bersama Ketua Umum menetapkan pengganti Pembina Pusat kalau
berhalangan tetap. 1. Pengurus Pusat berwenang menentukan kebijakan organisasi dan
D. Memberi masukan kepada Pengurus Pusat untuk mengisi personil berkoordinasi dengan Pembina Pusat.
pengganti Pengurus Pusat jika terjadi kekosongan karena meninggal 2. Wajib menjalankan seluruh keputusan Musyawarah Besar, Mukernas dan
dunia, mengundurkan diri, terkena sanksi atau tidak menjalankan tugas. keputusan-keputusan lainnya .
E. Bersama Pengurus Pusat menyusun dan menetapkan dogma dan 3. Bilamana Ketua Umum dibebastugaskan maka Ketua Pembina
pengajaran serta mengawasi kemurnian azas gereja yang diterapkan oleh mengadakan Rapat Majelis Pusat untuk menentukan Pelaksana Tugas.
pejabat-pejabat gereja dalam lingkup GKMI dengan menyelenggarakan 4. Mengamankan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar
seminar-seminar serta lokakarya dll; dan Anggaran Rumah Tangga GKMI.
F. Mengayomi serta melayani seluruh Pejabat Gereja dalam satu kesatuan 5. Melaksanakan saran-saran yang diberikan oleh Pembina Pusat.
dengan tidak membeda-bedakan dan dalam kasih. 6. Dalam melaksanakan kebijakan umum, Pengurus Pusat merupakan
G. Menyelesaikan persoalan-persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh pelaksana yang bersifat kolektif.
Pengurus Pusat, Majelis Daerah, Pengurus Kota/Kabupaten, Majelis 7. Membahas dan memelihara kemurnian dan persamaan pengajaran serta
Wilayah dan Majelis Jemaat. memelihara kesatuan Roh dan ketertiban GKMI dimanapun berada.
H. Memberikan Nasehat dan saran baik diminta maupun tidak diminta 8. Bersama Pembina Pusat menyusun dan menetapkan Tata Cara Ibadah dan
kepada Pengurus Pusat Tata Pelayanan Mimbar dalam lingkup GKMI.
9. Mengunjungi daerah-daerah untuk memantau perkembangan pekerjaan
2. PEMBAGIAN TUGAS Tuhan dan mempererat tali persaudaraan dan persekutuan.
10. Bersama Pembina Pusat menetapkan Musyawarah-musyawarah pada
A. Ketua/Wakil Ketua tingkat pusat.
a. Melaksanakan pengawasan kebijakan umum GKMI yang tidak 11. Melantik para Pendeta Muda menjadi Pendeta Penuh pada Musyawarah
menyimpang dari pengakuan Iman, Anggaran Dasar dan Anggaran Besar/Musyawarah Kerja Nasional.
Rumah Tangga GKMI. 12. Menerbitkan Surat Keputusan Pendeta.
b. Mengawasi pelaksanaan Tugas Pengurus Pusat demi perkembangan 13. Mencetak / menerbitkan Kartu Tanda Pengenal Pejabat Gereja Pdt.
dan kemajuan GKMI.
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

17 18
14. Melaporkan kegiatan kepada Pembina Pusat. c. Melayani semua Pejabat GKMI dengan penuh kasih dan mempereat
15. Merekomendasikan Sekolah Tinggi Teologi Maranatha dengan mengacu persekutuan.
pada aturan organisasi serta regulasi Pemerintah. d. Mendelegasikan tugas-tugas kepada para Wakil Ketua Umum dan
16. Bersama dengan pihak Sekolah Tinggi Teologi Maranatha menyusun penjabaranya kepada para Ketua Bidang masing-masing.
Kurikulum khusus untuk diterapkan di Sekolah Tinggi Teologi dan e. Bersama Bendahara Umum membuka Rekening Bank.
Sekolah Alkitab serta yang setingkatnya. f. Bersama Sekretaris Umum dan Para Wakil Ketua Umum memimpin
17. Menyelenggarakan Pendidikan Latihan kepada Pdm untuk dilantik rapat-rapat Pengurus Pusat.
menjadi Pdt pada Mubes atau Mukernas g. Bersama Sekretaris Umum menandatangani surat-surat keluar.
18. Memimpin Sidang dalam pelaksanaan Musyawarah Daerah dan berlaku 2. Wakil Ketua Umum I
disetiap tingkatan Pengurus. a. Mendampingi Ketua Umum sesuai dengan tugas.
19. Bersama dengan Majelis Daerah menetapkan Gembala-gembala sidang di b. Mewakili Ketua Umum sesuai dengan bidangnya/mandat.
Daerahnya. c. Menjalankan tugas sesuai bidangnya.
20. Menerbitkan surat keputusan pengukuhan Majelis Daerah yang terpilih d. Mengkoordinir dan membina Bidang Organisasi, Departemen Bapak,
dalam Musyawarah Daerah/MUSDALUB. Ibu, Pemuda, Remaja, Anak (BIPRA).
21. Melantik Majelis Daerah yang terpilih dalam Musyawarah 3. Wakil Ketua Umum II
Daerah/MUSDALUB. a. Mendampingi Ketua Umum sesuai dengan tugas.
22. Menerbitkan surat keputusan dan melantik Koordinator Daerah GKMI, b. Mewakili Ketua Umum sesuai dengan bidangnya/mandat.
melalui proses pengkajian Pengurus Pusat. c. Menjalankan tugas sesuai bidangnya.
23. Menyelesaikan persoalan-persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh d. Mengkoordinir dan membidangi Pendidikan Kaderisasi,
Majelis Daerah, Majelis Kota/Kabupaten dan Majelis Wilayah. Penggembalaan.
24. Memberi sanksi bagi Majelis Daerah, Pejabat Gereja dan anggota GKMI 4. Wakil Ketua Umum III
yang melanggar aturan. a. Mendampingi Ketua Umum sesuai dengan tugas.
25. Berkewajiban membuat pertanggungjawaban kepada Musyawarah Besar. b. Mewakili Ketua Umum sesuai dengan bidangnya/mandat.
26. Menerbitkan Surat Keputusan dan melantik Gembala Gereja Pusat. c. Menjalankan tugas sesuai bidangnya.
27.Mengangkat dan memberhentikan gembala gereja pusat. d. Mengkoordinir dan membina Bidang Keuangan/Sosial Diakonia,
28.Bertanggungjawab kedalam dan keluar. Pengawasan Perbendaharaan Keuangan.
29.Menyampaikan kepada Daerah-daerah setiap hasil keputusan MUBES, 5. Wakil Ketua Umum IV
MUKERNAS, dan Rapimnas. . a. Mendampingi Ketua Umum sesuai dengan tugas.
b. Mewakili Ketua Umum sesuai dengan bidangnya/mandat.
4. Pembagian Tugas Pengurus Pusat : c. Menjalankan tugas sesuai bidangnya.
d. Mengkoordinir dan membina Bidang Penelitian Pengembangan,
1. Ketua Umum
a. Memimpin pelaksanaan tugas anggota Pengurus Pusat demi Bantuan Hukum, Pekabaran Injil.
perkembangan dan kemajuan GKMI umumnya. 6. Wakil Ketua Umum V
b. Memelihara hubungan kedalam dan keluar organisasi GKMI. a. Mendampingi Ketua Umum sesuai dengan tugas.
b. Mewakili Ketua Umum sesuai dengan bidangnya/mandat.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

19 20
c. Menjalankan tugas sesuai bidangnya. b. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang-bidang dibawah koordinasi
d. Mengkoordinir dan membidangi Pendataan dan Pengelolaan Aset, dan pengawasan serta bertanggungjawab kepada Wakil Ketua Umum.
Iptek dan Pengelolaan Kartu Identitas Elektronik dan Website, c. Setiap Bidang wajib menyusun program kerja jangka pendek,
Ekonomi Kreatif. menengah dan jangka panjang.
7. Wakil Ketua Umum VI 13. Pembagian tugas lainnya akan diatur dan diputuskan dalam rapat
a. Mendampingi Ketua Umum sesuai dengan tugas. Pengurus Pusat.
b. Mewakili Ketua Umum sesuai dengan bidangnya/mandat.
c. Menjalankan tugas sesuai bidangnya. 5. Penasehat Daerah :
d. Mengkoordinir dan membidangi Hubungan Luar Negeri A. Penasehat Daerah adalah suatu bagian organisasi GKMI di daerah yang
8. Sekretaris Umum : berfungsi dan berkewajiban :
a. Memimpin Sekretariat Pengurus Pusat. a. Memberikan nasehat pada Pengurus Daerah diminta atau tidak
b. Mendampingi Ketua umum disetiap kegiatan organisasi diminta menyangkut Jalannya organisasi dan kepengurusan sesuai
c. Mengelolah Administrasi, menjabarkan keputusan Mubes dan dengan hasil-hasil Musyawarah Besar
kebijakan Pengurus Pusat. b. Merekomendasikan sanksi bagi pengurus gereja dan Pejabat Gereja di
d. Bersama para Wakil Ketua Umum mewakili GKMI, bila Ketua Umum Daerahnya yang membuat pelanggaran organisasi dan Firman Allah.
berhalangan/mandat. B. Mengayomi serta melayani seluruh Pejabat Gereja di daerahnya dalam
e. Menyusun Statistik Perkembangan GKMI diseluruh Indonesia. satu kesatuan yang tidak membeda-bedakan dan dalam kasih.
9. Sekretaris I dan II
a. Mendampingi Sekretaris Umum dalam segala tugasnya. 6. Pengurus Daerah :
b. Mewakili Sekretaris Umum bila berhalangan. 1. Wajib melaksanakan seluruh Keputusan Musyawarah Daerah, dan
c. Menjalankan tugas Sekretaris Umum sesuai mandat. keputusan-keputusan lainnya yang ditetapkan oleh rapat kerja,
d. Membantu para Wakil Ketua Umum musyawarah kerja dan rapat pimpinan di daerahnya.
10. Bendahara Umum : 2. Mengamankan dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
a. Mengatur Keuangan Pengurus Pusat sesuai Anggaran Belanja dan Tangga GKMI, Keputusan-Keputusan Mubes, Mukernas, Program kerja
Pendapatan yang ditetapkan. dan kebijakan Pengurus Pusat.
b. Menyimpan uang di Bank atas nama Pengurus Pusat. 3. Mengunjungi Majelis Wilayah/Majelis Jemaat di daerahnya untuk
c. Bersama Ketua Umum membuka Rekening Bank. memantau perkembangan pekerjaan Tuhan.
d. Menyusun Laporan Keuangan Majelis Pusat serta mempersiapkan 4. Menetapkan pelaksanaan Musyawarah Daerah, Musyawarah Kerja
laporan keuangan pada rapat-rapat dan musyawarah. Daerah dan rapat-rapat.
11. Bendahara I dan II : 5. Menerbitkan surat keputusan penetapan Pengurus Kota / Kabupaten,
a. Membantu Bendahara Umum untuk pengalokasian dana umum Majelis Wilayah serta melantiknya.
b. Membantu Bendahara Umum dalam penyusunan laporan keuangan. 6. Bersama Pengurus Pusat mengangkat dan menetapkan Gembala-Gembala
12. Bidang – Bidang : sidang di daerahnya dengan memperhatikan usulan Majelis Wilayah.
a. Sebagai Unit Pelaksana organisasi GKMI dibidang masing-masing. Surat keputusan dan pelantikan Gembala Sidang dilaksanakan oleh
Majelis Daerah pada ibadah hari Minggu dihadapan Sidang Jemaat.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

21 22
7. Bersama dengan Majelis Wilayah mentahbiskan sidang-sidang yang baru 3. Wajib melaksanakan seluruh keputusan yang ditetapkan oleh Majelis
dibuka. Pusat dan Majelis Daerah, serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
8. Menetapkan dan melantik Pejabat-pejabat Gereja sebagai Pendeta Muda Tangga GKMI.
sesuai rekomendasi Majelis Wilayah atas usul Gembala Sidang pada 4. Wajib menyelesaikan permasalahan yang terjadi baik dalam lingkup
Musyawarah Daerah / Musyawarah Kerja Daerah. Majelis Wilayah maupun sidang jemaat dalam wilayah kerjanya.
9. Menerbitkan SK, Kartu Tanda Pengenal Pendeta Muda dan Pendeta 5. Wajib membina dan memperhatikan kesejahteraan Pejabat Gereja dalam
Pembantu. wilayah kerjanya.
10. Mengelolah secara langsung maupun tidak langsung Sekolah Alkitab 6. Melaksanakan Diklat bagi Pengerja untuk dilantik menjadi Pdp pada
Maranatha atau setingkatnya. Muswil atau Mukerwil.
11. Bertanggung Jawab serta merekomendasikan Sekolah Alkitab Maranatha 7. Bersama-sama dengan Penggembalaan sidang jemaat dapat mendirikan
atau setingkatnya berdasarkan pemetaan wilayah di Daerah masing- sekaligus membina Sekolah Orientasi Melayani ((SOM) yang siswanya
masing berasal dari wilayah tersebut kecuali Majelis Wilayah yang belum ada
12. Melaksanakan Diklat bagi Pdp yang akan dilantik menjadi Pdm pada SOM.
Musda dan Mukerda 8. Wajib mengadakan perkunjungan ke sidang-sidang Jemaat dalam wilayah
13. Menetapkan sanksi administrasi bagi Pengurus, Pejabat Gereja di kerjanya.
daerahnya yang melakukan pelanggaran moral dan disiplin organisasi. 9. Merekomendasikan Pejabat Gereja atas usul Gembala Sidang yang akan
14. Melaporkan kegiatan-kegiatan daerahnya secara berkala setiap 3 (tiga) dilantik oleh Majelis Daerah.
bulan kepada Pengurus Pusat dan tembusannya kepada Pembina Daerah. 10. Wajib menyetorkan kewajiban keuangan ke kas daerah.
15. Menyampaikan setiap hasil keputusan MUBES, MUKERNAS, MUSDA, 11. Melaporkan kegiatan-kegiatan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada
MUKERDA, dan Keputusan lainnya kewilayahnya. Majelis Daerah.
12. Melantik Pendeta Pembantu pada Musyawarah Wilayah sesuai usulan
7. Pengurus Kota/Kabupaten : gembala sidang
1. Penghubung urusan organisasi dengan Pemerintah Kota/Kabupaten. 13. Menyampaikan setiap hasil keputusan MUBES, MUKERNAS, MUSDA,
2. Berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan yang ditetapkan oleh MUKERDA, MUSWIL ke sidang-sidang.
Majelis Pusat, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GKMI.
3. Berkewajiban mengunjungi Majelis Wilayah di wilayah kerjanya. 9. Majelis Jemaat.
4. Berkewajiban membuat laporan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan 1. Anggota Majelis Jemaat, ialah membantu Gembala Sidang dalam tugas
kepada Majelis Daerah GKMI. pelayanan pekerjaan Tuhan
5. Majelis Kota/Kabupaten dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan. 2. Majelis Jemaat dan Pengerja tidak dipilih secara terbuka tapi diangkat dan
ditetapkan oleh Gembala Sidang.
8. Pengurus Wilayah : 3. Dan bila dianggap perlu dapat diadakan rapat / musyawarah.
1. Bertanggungjawab dan menjadi perantara sidang-sidang dan Pejabat
Gereja di wilayahnya dalam segala urusan dengan Majelis Daerah.
2. Mewakili GKMI kedalam dan keluar wilayahnya.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

23 24
Pasal 8 2. Gembala Sidang wajib mengamankan dan melaksanakan semua keputusan-
keputusan organisasi GKMI, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
A.SIDANG JEMAAT GKMI.
3. Gembala Sidang diberi otoritas mengangkat dan menetapkan majelis jemaat
1. Sidang Jemaat adalah umat Tuhan yang sudah dipisahkan dari kegelapan dan pengerja.
datang pada terang-Nya yang ajaib dan bersekutu untuk memuji dan 4. Gembala Sidang bertanggung jawab kepada Majelis Daerah.
memuliakan Allah, sebagai satu keluarga kerajaan Allah yang dipersiapkan 5. Gembala Sidang Wajib menyetor persepuluhan ke kas Pengurus Pusat.
menjadi gereja pengantin. 6. Gembala Sidang Wajib membentuk Panitia Pembangunan untuk membangun
2. Sidang Jemaat adalah suatu unit organisasi terdepan dari GKMI. Gedung Gereja dan Pastori.
3. 1 (satu) Desa/kelurahan berdiri 1 (satu) sidang jemaat/penggembalaan. 7. Gembala Sidang berkewajiban mengajar dan mendewasakan anggota jemaat
4. Dimungkinkan berdiri sidang jemaat yang lain di 1 (satu) Desa/Kelurahan demi pertumbuhan rohani dan kesucian Gereja Tuhan dalam rangka
yang sama jika terjadi pemekaran dengan alasan jumlah jemaat dan harus pembangunan Tubuh Kristus ( Efesus 4:1-16 ; Efesus 5:26-27).
didasarkan kesepakatan bersama Gembala, pejabat gereja, majelis serta 8. Gembala Sidang wajib memelihara persekutuan yang baik dengan Sidang
jemaat dengan memperhatikan jarak yang wajar antara satu gereja dengan Jemaat.
gereja hasil pemekaran. Yang dimediasi pengurus wilayah dan pengawasan 9. Gembala Sidang wajib menghadiri pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh
langsung serta persetujuan Pengurus Daerah pimpinan gereja.
5. Tidak dibenarkan sidang jemaat berdiri di 1 (satu) Desa/Kelurahan karena di 10. Gembala Sidang wajib mengajarkan jemaat dalam hal melakukan kewajiban
dasarkan pada Perbedaan Pendapat, Perselisihan, Hasutan, Pemberontakan jemaat membawa persepuluhan.
sepihak yang berdampak pada perpecahan sidang jemaat. 11. Gembala Sidang wajib berada ditengah-tengah Sidang Jemaat, dalam rangka
6. Jika terjadi pemekaran Desa/Kelurahan berdasarkan Keputusan Pemerintah menjaga dan memelihara jemaat dalam segala kebutuhan rohani dan jasmani.
maka tidak secara otomatis terjadi pemisahan sidang jemaat, sekalipun 12. Gembala Sidang wajib mengembangkan jemaatnya dalam rangka pembukaan
dengan alasan diDesa yang baru dimekarkan jumlah jemaatnya lebih banyak sidang-sidang baru.
ataupun sedikit dari Desa Induk. Terkecuali Gembala atas inisiatif sendiri 13. Gembala sidang yang meninggalkan sidang jemaat selama 1 (satu) bulan
dengan meminta kesepakatan majelis serta jemaat dan harus mendapatkan harus mendapat ijin tertulis dari Majelis Daerah , dan jika selama 3 (tiga)
persetujuan Pengurus Daerah. bulan harus mendapat ijin tertulis dari Majelis Pusat.
7. Sidang Jemaat dapat dibentuk jikalau ada minimal 3 (tiga) KK atau 7 (tujuh) 14. Wajib melaksanakan Ibadah tiap hari minggu kecuali hal-hal khusus.
Jiwa. 15. Sekurang-kurangnya sekali sebulan melaksanakan Sakramen Perjamuan
8. Jemaat cabang sebagai jemaat binaan dapat saja diadakan sepanjang jemaat Kudus.
itu belum dapat berdiri sendiri. 16. Menyelesaikan dan mengurus pentahbisan Gedung Gereja oleh Majelis
Daerah.
B.TUGAS GEMBALA SIDANG JEMAAT 17. Pelaksanaan Sakramen Gereja dilakukan oleh Pejabat Gereja Pria.

1. Gembala Sidang berkewajiban menyelesaikan segala permasalahan yang


timbul dalam Sidang Jemaat secara kekeluargaan dalam Tuhan berdasarkan
kasih.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

25 26
Pasal 9 a. Pendeta Pembantu
PENGGEMBALAAN GEREJA PUSAT b. Pendeta Muda
c. Pendeta.
I. Gereja Pusat adalah sebagaimana tercantum dalam pasal 23 Anggaran Dasar 2. Mereka yang dapat dilantik atau dikukuhkan sebagai Pejabat Gereja ialah :
Gereja Kristen Maranatha Indonesia adalah : a. Anggota GKMI (secara nyata) dan sudah terdaftar dan telah menjadi
1. Merupakan pusat dari seluruh kegiatan Rohani GKMI; anggota jemaat yang setia.
2. Jemaat Gereja Pusat adalah : b. Sudah lahir baru, taat dan setia.
Anggota GKMI yang berdomisili di pusat kota Langowan khususnya c. Tidak merokok, tidak meminum minuman keras dan tidak bermain judi,
Amongena I, II, III, Wolaang dan Waleure Kecamatan Langowan Timur, bukan pengedar dan pemakai narkoba.
serta anggota GKMI yang berkesempatan hadir; d. Tidak menjalankan riba.
3. Pengaturan Ibadah dan kegiatan lainnya diselenggarakan oleh Gembala e. Telah melalui pendidikan Alkitab/ pengalaman dalam pelayanan.
Gereja Pusat dan Majelis Gereja serta dikoordinasikan dengan Pengurus f. Bersedia ditempatkan di mana saja sebagai pelayan Tuhan.
pusat. g. Tunduk pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GKMI serta
4. Pengangkatan Majelis jemaat dan pembantu-pembantu lainnya, diangkat keputusan-keputusan lainnya yang ditetapkan oleh pemimpin gereja.
oleh Gembala Gereja Pusat dikoordinasikan dengan Pengurus Pusat h. Pejabat gereja dalam GKMI, tidak bergaji melainkan hidup dari injil (1
5. Gembala Gereja Pusat dan Pengurus Pusat GKMI bertanggung jawab Korintus 9:14).
penuh bagi pertumbuhan rohani jemaat Gereja Pusat.

2. Kriteria Gembala Gereja Pusat : Pasal 11


1. Pendeta minimal 15 tahun. PERSYARATAN UNTUK MENJADI PEJABAT GEREJA
2. Sudah dalam penggembalaan minimal 5 tahun.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Tidak pernah keluar dari organisasi GKMI. Pejabat Gereja sebagaimana diatur pada pasal 24 Anggaran Dasar dan pasal 10
5. Rela berkorban. Anggaran Rumah Tangga GKMI ini, haruslah memenuhi syarat-syarat berikut:
6. Umur minimal 40 tahun. 1. Harus penuh Roh Kudus sesuai firman Tuhan (Kis. 1:8; 2:1-4; 6:1-7; 8:14-17;
7. Menyimpang dari ketentuan huruf a dan b, mendapatkan persetujuan 10:44-47; 19:1-7; Ef. 5:17-18).
dari Pengurus Pusat. 2. Memiliki kehidupan sesuai Ef. 4:1-3
3. Mempunyai panggilan khusus sesuai (Rm 12:6-8; 1 Kor 12:7-11,28)
4. Memiliki ketaatan dan disiplin yang tinggi (1 Pet. 2:13-15)
Pasal 10
5. Memiliki pengetahuan Alkitab yang memadai (Ay 28:28; Ams1:7; 9:10; Hos
PEJABAT GEREJA 4:6; Luk12:15; Kis 6:3; 1 Kor 1:17; 2:4,6,7; Kol 1:9; 3:16; Yak 3:17)
6. Mentaati pengakuan iman, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
1. Pejabat Gereja dalam Lingkungan GKMI adalah “seluruh hamba-hamba GKMI serta ketentuan-ketentuan lainnya dalam organisasi GKMI.
Tuhan “ pria dan wanita yang dipanggil oleh Tuhan dan yang telah
ditetapkan serta dilantik baik dalam Musyawarah Wilayah, Musyawarah
Daerah, MUKERDA, maupun Musyawarah Besar dan MUKERNAS sebagai:
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

27 28
Pasal 12 a. Pendeta diangkat atas usul Gembala Sidang dan direkomendasikan Majelis
Daerah GKMI;
PELANTIKAN DAN PENGUKUHAN PEJABAT GEREJA b. Telah melayani sebagai Pendeta Muda di gereja lokal selama 4 (empat)
1. Pendeta Pembantu, dilantik dalam Musyawarah Wilayah / Musyawarah Kerja tahun;
Wilayah atas usul gembala-gembala sidang c. Hidup tidak bercela dalam berjemaat dan bermasyarakat.
2. Pendeta Muda, dilantik dalam Musyawarah Daerah / Musyawarah Kerja d. Lulus dari suatu program pendidikan Theologia atau lulus dari ujian yang
Daerah atas usul Gembala Sidang dan direkomendasikan oleh Majelis dilaksanakan oleh Majelis Pusat GKMI atau telah membantu pelayanan
Wilayah. dalam suatu gereja lokal selama 12 (dua belas) tahun berturut-turut;
3. Pendeta dilantik dalam Musyawarah Besar / Musyawarah Kerja Nasional atas e. Harus mendapatkan Diklat dari Pengurus Pusat
usul Gembala Sidang dan dan direkomendasikan oleh Majelis Daerah. f. Umur sekurang-kurangnya 30 tahun
4. Pengangkatan Gembala Sidang
Pasal 13 a. Umur 22 Tahun
b. Minimal Pendeta Pembantu
JENJANG PENGANGKATAN PEJABAT GEREJA Dan GEMBALA SIDANG c. Wajib mengikuti pendidikan Alkitab di GKMI.
d. Telah menjadi anggota GKMI minimal 2 tahun
e. Bukan pejabat pada organisasi gereja lain.
1. Pengangkatan Pendeta Pembantu:
5. Untuk point 1,2,3 dan 4, Pengecualian diputuskan oleh Pengurus Pusat.
a. Pendeta Pembantu diangkat atas usul Gembala Sidang sesuai kriteria yang
Selain Pejabat Gereja dimaksud pada pasal 24 ayat 1, maka GKMI mengakui
telah ditetapkan bagi pejabat gereja dan telah memenuhi syarat untuk
adanya jawatan dalam gereja sesuai Efesus Pasal 4 yakni : Rasul, Nabi, Pemberita
diangkat;
Injil, Gembala dan Guru.
b. Telah menjalani praktek sebagai pengerja dalam pengembalaan 4 (empat)
tahun dan sudah membuktikan kesetiaannya dalam pelayanan;
Pasal 14
c. Harus mendapatkan Diklat dari Pengurus Wilayah.
d. Umur sekurang-kurangnya 22 tahun.
Bagi Gembala Sidang yang menjadi anggota DPR, DPRD, maka harus meletakan/
2. Pengangkatan Pendeta Muda:
menyerahkan jabatannya kepada Pengurus Pusat / Majelis Daerah.
a. Pendeta Muda diangkat atas usul Gembala Sidang dan direkomendasikan
Majelis Wilayah GKMI sesuai dengan kriteria yang berlaku.
b. Telah melayani dalam jemaat lokal sebagai Pendeta Pembantu selama 4 Pasal 15
(empat) tahun;
c. Lulus dari suatu Program Theologia atau lulus dari ujian yang KEUANGAN
dilaksanakan oleh Majelis Daerah;
d. Harus mendapatkan Diklat dari Pengurus Daerah. 1. Keuangan Majelis Pusat GKMI :
e. Telah dapat membuktikan dalam kehidupan dan Pelayanan, karunia yang Keuangan Majelis Pusat diperoleh dari :
Tuhan berikan; a. 30 (tiga puluh) % dari perpuluhan Gembala Gereja Pusat;
f. Umur sekurang-kurangnya 26 tahun. b. Ekstra kolekte 1 kali dalam sebulan diseluruh sidang Jemaat GKMI di
3. Pengangkatan Pendeta: Indonesia;
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

29 30
c. Sepersepuluh Gembala Sidang GKMI diseluruh Indonesia, yang diperoleh b. Pengambilan keuangan oleh Ketua Pengurus Daerah dan Sekretaris
dari hasil Jemaat dan ditambah dari penghasilan pribadi lain; Daerah;
d. Iuran Pejabat Gereja (Pendeta) c. Subsidi ke Pengurus Wilayah 15 % dari pembagian 50 % untuk Majelis
e. Persembahan Khusus; bantuan atau sumbangan pihak ketiga yang tidak Daerah.
mengikat dan sesuai Firman Allah. d. Bendahara hanya mengadministrasikan keluar masuk keuangan.
2. Penggunaan Keuangan Majelis Pusat : 6. Keuangan Majelis Wilayah :
a. Membiayai kegiatan-kegiatan Majelis GKMI; a. Iuran Pejabat Gereja (Pendeta Pembantu);
b. Kesejahteraan Ketua Umum dan Sekretaris Umum (diatur dalam rapat b. Sesuai Pasal 16 Poin 5 Huruf C subsidi dari Majelis Daerah sebesar 15 %.
Majelis Pusat); c. Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi Firman Allah dan peraturan-
c. Menyokong Hamba-hamba Tuhan yang membutuhkan bantuan; peraturan yang berlaku;
d. Menyokong janda-janda, fakir miskin dan yatim piatu; d. Penggunaan keuangan dalam wilayah diatur oleh Majelis Wilayah
e. Membiayai Sekolah Tinggi Theologia yang dikelola Majelis Pusat GKMI; menurut kebijakannya.
f. Membiayai kegiatan organisasi dan administrasi, penginjilan serta 7. Keuangan Majelis Sidang Jemaat :
pembukaan Sidang baru di Propinsi yang belum ada GKMI; a. Persembahan Khusus Jemaat;
g. Subsidi keuangan kepada Majelis-Majelis daerah / Kooordinator Daerah b. Persembahan / korban tatangan Jemaat;
GKMI sebesar 50 % dari jumlah kontribusi Daerah / Koordinator c. Pesembahan / korban dari pihak lain yang diatur yang tidak bertentangan
setempat; dengn Firman Tuhan.
3. Pertanggung jawaban keuangan : d. Peggunaan keuangan Majelis Jemaat diatur oleh Gembala Sidang menurut
a. Pertanggungjawaban keuangan Majelis Pusat, disampaikan pada setiap 3 kebijakannya.
(tiga) bulan dan didistribusikan ke daerah-daerah; 8. Keuangan Gembala Sidang
b. Disampaikan Majelis Pusat pada pertanggungjawaban di Musyawarah a. Sepersepuluh dari Jemaat.
Besar GKMI. b. Hulu Hasil.
c. Laporan Keuangan Majelis Pusat disampaikan pada setiap pertemuan/ c. Korban Tatangan.
rapat.
4. Keuangan Majelis Daerah GKMI : Pasal 16
Keuangan Majelis Daerah GKMI diperoleh dari : MUSYAWARAH
a. Sesuai pasal 16 butir 2 poin G;
b. Iuran Pejabat Gereja (Pendeta Muda);
c. Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi Firman Allah, Anggaran Dasar 1. Musyawarah Besar :
dan Anggaran Rumah Tangga GKMI. A. Musyawarah Besar adalah musyawarah tertinggi dalam pengambilan
5. Penggunaan Keuangan Majelis Daerah GKMI : keputusan
a. Penggunanan Keuangan Majelis Daerah GKMI diatur oleh Majelis Daerah B. Musyawarah Besar (MUBES) diadakan 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri
yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah oleh peserta :
Tangga GKMI; 1. Majelis Pusat GKMI;
2. Majelis Daerah GKMI;
3. Gembala-Gembala Sidang GKMI;
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

31 32
4. Pendeta-Pendeta GKMI; b. Musyawarah Besar Luar Biasa dapat dilaksanakan Atas permintaan
5. Pendeta Muda yang akan dilantik Pendeta. sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Majelis Daerah yang
C. Musyawarah Besar dapat berlangsung bila dihadiri oleh sekurang- struktur organisasinya sudah lengkap.
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari Gembala-Gembala Sidang dan Pendeta- c. Ketua Umum berhalangan tetap;
Pendeta GKMI. (Gembala yang merangkap Pendeta dihitung satu); d. Khusus poin c. Musyawarah Besar Luar Biasa hanya memilih Ketua
D. Musyawarah Besar dapat dipercepat atau ditunda atas permintaan Umum GKMI.
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Majelis Daerah GKMI 4. Musyawarah Daerah :
atau atas keputusan Majelis Pusat. a. Musyawarah Daerah diadakan 5 (lima) tahun sekali yag dihadiri oleh :
E. Apabila dalam Musyawarah Besar ternyata tidak dihadiri sesuai butir 1. Majelis Pusat GKMI
diatas; maka Majelis Pusat atau yang berwenang menyatakan bahwa 2. Majelis Daerah GKMI
Musyawarah Besar ditunda selambat-lambatnya 6 (enam) bulan; 3. Majelis Kota/kabupaten GKMI
F. Yang berhak memilih dalam Musyawarah Besar GKMI adalah ; Pendeta 4. Majelis Wilayah GKMI
dan Gembala Sidang GKMI; 5. Gembala Sidang di Daerah tersebut;
G. Pendeta Muda hadir dan mengikuti Musyawarah Besar untuk dilantik 6. Pendeta
sebagai Pendeta setelah memenuhi persyaratan yang berlaku. 7. Pendeta Muda
H. Pelantikan Pendeta Muda ke Pendeta dilaksanakan oleh Majelis Pusat 8. Pendeta Pembantu untuk dilantik sebagai Pendeta Muda.
terpilih. 9. Pendeta Muda dilantik oleh Pengurus Daerah terpilih.
2. Tujuan Musyawarah Besar : b. Musyawarah Daerah dapat dipercepat atau ditunda atas permintaan
a. Sebagai sarana untuk mempererat persekutuan, perjamuan kasih dan Majelis Wilayah atau atas permintaan Majelis Daerah.
pesta Iman para Pejabat Gereja; c. Musyawarah Daerah dapat dilangsungkan bila dihadiri oleh sekurang-
b. Menetapkan dan mengsahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Gembala, Pendeta dan Pendeta
Tangga GKMI; Muda.
c. Menilai laporan pertanggungjawaban Majelis Pusat; d. Apabila dalam Musyawarah Daerah tidak dihadiri oleh 2/3 (dua pertiga)
d. Menetapkan garis-garis besar Majelis Pusat untuk periode 5(lima) tahun utusan-utusan tersebut di atas, maka Majelis Daerah dapat menyatakan
mendatang; bahwa musyawarah Daerah ditunda, selambat-lambatnya 6 (enam)
e. Memilih Ketua Umum dan menetapkan Majelis Pusat untuk periode 5 bulan.
(lima) tahun mendatang; 5. Tujuan Musyawarah Daerah :
f. Melantik Pendeta Muda menjadi Pendeta sesuai rekomendasi Majelis a. Sebagai sarana untuk lebih mempererat persekutuan, perjamuan kasih
Daerah; para Pejabat Gereja didaerahnya;
g. Membahas dan memutuskan hal-hal lain yang dianggap penting. b. Menentukan program kerja Majelis Daerah 5 (lima) tahun mendatang;
3. Musyawarah Besar Luar biasa ; Diadakan apabila : c. Menilai laporan pertanggungjawaban Majelis Daerah GKMI
a. Organisasi mengalami keadaan yang sangat genting sehingga mengancam d. Memilih dan mengangkat Majelis Daerah yang baru untuk periode 5
Organisasi; (lima) tahun mendatang.
e. Melantik dan mengukuhkan Pendeta Muda dan Penginjil atas usul Majelis
Wilayah.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

33 34
f. Membahas dan memutuskan hal-hal lain yang dianggap penting. 9. Musyawarah Sidang Jemaat :
g. Yang berhak memilih adalah Gembala Sidang, Pendeta dan Pendeta Muda. Gembala Sidang dapat mengadakan Musyawarah Sidang Jemaat dan rapat-
6. Musyawarah Daerah Luar Biasa diadakan apabila: rapat dalam jemaatnya menurut kebutuhan.
a. Organisasi sedang mengalami keadaan yang sangat genting sehingga
mengancam kelangsungan hidup organisasi; Pasal 17
b. Atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
Majelis Wilayah atau Gembala Sidang. KRITERIA KETUA UMUM dan KETUA DAERAH GKMI
c. Musyawarah Daerah Luar Biasa mempunyai kekuatan Hukum dan
kewenangan yang sama dengan Musyawarah Daerah. A. Kriteria Ketua Umum.
d. Ketua Majelis Daerah berhalangan tetap. 1. Pelayan Tuhan di GKMI minimal 10 (Sepuluh Tahun) tahun
e. Khusus poin d, Musyawarah daerah Luar Biasa hanya memilih Ketua 2. Pendeta GKMI minimal 5 (Lima) tahun
Majelis Daerah GKMI. 3. Pengalaman sebagai Gembala Sidang minimal 5 (lima) tahun
7. Musyawarah Wilayah : 4. Pernah menjadi Pengurus Majelis Pusat minimal 2 (dua) periode
a. Musyawarah Wilayah GKMI diadakan 5 (lima) tahun sekali dihadiri oleh 5. Ketua Umum tidak dapat merangkap sebagai Gembala Gereja Pusat.
peserta : 6. Menguasai organisasi dan sejarah GKMI.
1. Majelis Daerah GKMI; 7. Tidak pernah keluar dari organisasi GKMI
2. Pengurus Kota/Kabupaten 8. Sehat jasmani dan rohani
3. Majelis Wilayah GKMI; 9. Rela Berkorban dalam segala hal untuk organisasi
4. Gembala-gembala Sidang GKMI; 10. Umur minimal 40 (empat puluh) tahun.
5. Pejabat Gereja dalam wilayahnya. B. Kriteria Ketua Daerah.
b. Musyawarah Wilayah dapat berlangsung bila dihadiri oleh sekurang- a. Pendeta GKMI minimal 5 Tahun.
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Gembala Sidang yang ada di b. Mempunyai pengalaman sebagai Gembala Sidang Minimal 5 tahun.
wilayahnya. c. Wajib bekerja sama dengan Pengurus Pusat.
c. Musyawarah Wilayah dapat dipercepat atau ditunda atas permintaan d. Pernah menjadi Pengurus Daerah GKMI.
Gembala-Gembala Sidang di wilayahnya dengan sepengetahuan Majelis e. Menguasai organisasi dan sejarah GKMI.
Daerah GKMI; f. Tidak pernah keluar dari organisasi GKMI.
8. Tujuan Musyawarah Wilayah : g. Sehat Jasmani dan Rohani.
a. Untuk lebih mempererat Persekutuan para Pejabat Gereja dalam Wilayah h. Rela berkorban dalam segala hal untuk organisasi.
kerjanya; i. Umur minimal 40 tahun.
b. Menentukan Program pelayanan dan rencana kerja yng disesuaikan
Pasal 18
dengan program Majelis Daerah.
c. Memilih dan mengangkat Majelis Wilayah GKMI masa 5 (lima) tahun; MUSYAWARAH KERJA
d. Melantik Pendeta Pembantu atas usul Gembala-Gembala Sidang;
e. Yang berhak memilih ; Gembala Sidang, Para Pejabat Gereja dan para l. Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) :
Majelis Jemaat.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

35 36
Musyawarah Kerja Nasional GKMI, dilaksanakan sekali dalam satu periode, c. Menentukan hal-hal lain yang dianggap penting.
yang dihadiri oleh : lll. Musyawarah Kerja Kota / Kabupaten (MUKERKA)
1. Majelis Pusat; Musyawarah Kerja Kota / Kabupaten dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
2. Majelis Daerah/Koordinator; IV. Musyawarah Kerja Wilayah (MUKERWIL)
3. Majelis Kota/Kabupaten; Musyawarah Kerja Wilayah Kecamatan dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
4. Majelis Wilayah; V. Musyawarah Kerja Sidang Jemaat ;
5. Gembala-Gembala Sidang dan para Pejabat Gereja. Gembala Sidang sebagai Ketua Majelis Jemaat dapat saja melaksanakan
Dengan Tujuan : musyawarah kerja bila dianggap penting sesuai dengan kebutuhan.
a. Untuk menilai atau mengevaluasi pelaksanaan Program-program
kerja oleh Majelis Pusat GKMI yang ditetapkan oleh Musyawarah
Besar. Pasal 19
b. Membahas Laporan Daerah dan usul-usul peserta Musyawarah Kerja
Nasional; PEMBERHENTIAN PENGURUS DAN PENGISIAN LOWONGAN
c. Melantik Pendeta Muda menjadi Pendeta Penuh atas Rekomendasi
Majelis Daerah;
1. Anggota Pengurus berhenti karena :
d. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap penting;
a. Dipanggil Tuhan atau meninggal dunia;
e. Mukernas dapat mengambil keputusan bila dihadiri oleh sekurang-
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
kurangnya ½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah Gembala
c. Terkena sanksi Organisasi.
Sidang / Para Pendeta GKMI di seluruh Indonesia atau 2/3 (dua
2. Pengisian Lowongan Pengurus dilaksanakan oleh suatu rapat yang
pertiga) dari jumlah Gembala Sidang / para Pendeta GKMI di seluruh
diselenggarakan oleh :
Indonesia, termasuk dengan mereka yang menyatakan dengan surat
a. Majelis Pusat untuk tingkat pusat;
berhalangan hadir.
b. Majelis Daerah untuk tingkat daerah;
ll. Musyawarah Kerja Daerah (MUKERDA) :
c. Pengurus Kota/ Kabupaten
Musyawarah Kerja Daerah dilaksanakan sebelum pelaksanaan Mukernas
d. Majelis Wilayah untuk tingkat wilayah.
yang dihadiri oleh :
e. Majelis Jemaat dan Gembala Sidang sebagai pengambil keputusan terakhir
a. Majelis Daerah;
untuk tingkat Sidang Jemaat.
b. Majelis Kota/Kabupaten;
3. Pengisian Pengurus yang lowong harus dilakukan selambat-lambatnya dalam
c. Majelis Wilayah;
waktu 3 (tiga) bulan dari lowongan tersebut.
d. Gembala Sidang dan Pejabat Gereja di daerahnya.
4. Pengisian lowongan bagi gembala sidang yang meninggal dunia
e. Pengurus Pusat bisa hadir / tidak.
a. Kepada Istri/Suami atau anak yg berpredikat Pejabat Gereja GKMI
Dengan Tujuan :
b. Dalam hal poin a tidak terpenuhi, pengisian lowongan oleh Majelis
a. Evaluasi dan perubahan program kerja yang ditetapkan oleh
Daerah dengan mengacu pada ART pasal 14 poin 4.
Musyawarah Daerah;
c. Surat Keputusan pelantikan gembala dilaksanakan oleh Pengurus Daerah.
b. Melantik Pendeta Pembantu menjadi Pendeta Muda atas usul Majelis
5. Untuk Poin 1, 2, 3 dan 4, pengeculian diputuskan oleh Pengurus Pusat.
Kota/ Kabupaten/ Majelis Wilayah.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

37 38
Pasal 20 b. Pemberhentian dari keanggotaan GKMI oleh Pengurus Pusat.
4. Pembelaan Diri :
TINDAKAN DISIPLIN DAN PENERAPAN SANKSI a. Bagi Pejabat Gereja, Gembala Sidang dan anggota pengurus yang telah
BAGI PEJABAT GEREJA dikenakan sanksi, dapat mengajukan keberatan dan pembelaan diri atas
sanksi yang telah dijatuhkan oleh Majelis Pengurus sesuai tingkatannya.
1. Tindakan Disiplin : B. Rehabilitasi dapat dilakukan apabila telah sadar dan bertobat yang di
a. Tindakan Disiplin dalam lingkungan Gereja Kristen Maranatha Indonesia nyatakan dalam bentuk surat pernyataan.
dilakukan dalam rangka menjaga nama baik, kesucian dan tertib
organisasi;
Pasal 21
b. Pemberian sanksi bertujuan untuk membina dan mengarahkan agar yang
bersangkutan tidak melakukan lagi pelanggaran-pelanggaran; SANKSI KHUSUS BAGI GEMBALA SIDANG DAN PEJABAT GEREJA
c. Pemberian sanksi dilakukan pada mereka, Pejabat Gereja dan anggota
pengurus yang melanggar : Bagi Gembala Sidang dan Pejabat Gereja yang lalai menyetor kewajiban
1). Pengakuan Iman (Yoh 18:15, 18); keuangan akan dikenakan sanksi yang diatur oleh Majelis Daerah atau
2). Pelanggaran susila yang menjatuhkan martabat hamba Tuhan (Gal koordinator masing-masing.
5:19-21; 1Kor 5:1-5);
3). Menganut ajaran yang bertentangan dengan Alkitab yang
mengakibatkan perpecahan jemaat (Rm 16:17-18; Yak3:14-15); Pasal 22
4). Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GKMI serta
keputusan-keputusan lainnya yang telah ditetapkan oleh Majelis MILIK GEREJA KRISTEN MARANATHA INDONESIA
Pusat.
2. Tahapan sanksi : Milik GKMI adalah :
Sanksi-sanksi yang dijatuhkan terdiri dari : 1. Barang bergerak maupun barang tidak bergerak yang diperoleh dan
a. Peringatan tertulis dipergunakan dari dan atas nama Gereja Kristen Maranatha Indonesia.
b. Skorsing. 2. Pengelolaan milik gereja diserahkan sepenuhnya kepada :
c. Pencabutan predikat sebagai pejabat gereja a. Pengurus Pusat untuk tingkat Pusat;
d. Diberhentikan b. Majelis Daerah untuk tingkat daerah, tingkat wilayah, Majelis Jemaat.
3. Kewenangan Pelaksanaan Sanksi : 3. Segala sesuatu yang belum jelas menyangkut milik gereja ini akan dituangkan
a. Sanksi dapat dijatuhkan apabila telah melalui rapat pengurus sesuai pada keputusan lainnya.
kewenangan tiap-tiap Majelis Pengurus sebagai berikut :
1) Pejabat Gereja yang berpredikat Pendeta Pembantu, Pendeta Muda, Pasal 23
Anggota Pengurus Kota/ Kabupaten, Wilayah, wewenang Majelis
PENGGABUNGAN
Daerah
2) Pejabat Gereja yang berpredikat Pendeta, Anggota Majelis Pusat dan
Majelis Daerah/ Koordinator GKMI dan Gembala Sidang wewenang 1. Pejabat Gereja dengan jemaatnya dapat bergabung dengan GKMI, jika
Pengurus Pusat. memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

39 40
a. Bahwa Pejabat Gereja yang bersangkutan, tidak terlibat perkara-perkara pada bagian bawah salib, terdapat sebuah Alkitab yang sedang terbuka,
yang merendahkan martabat hamba Tuhan; sedangkan burung merpati yang sedang menukik secara vertical diatas salib,
b. Mengajukan permohonan tertulis kepada Majelis Pusat GKMI dan telah memancarkan cahaya–cahaya sebanyak 9 garis, 4 garis pada sisi kanan, 4
memperoleh rekomendasi oleh Majelis daerah GKMI. garis pada sisi kiri dan 1 buah garis kecil diatas salib; yang merupakan jarak
c. Menyatakan secara tertulis bahwa ia telah mengundurkan diri dari antara salib dan burung merpati yang pengertiannya adalah sebagai berikut :
organisasi yang lama secara baik; a. Bingkai bersegi lima sama sisi adalah 5 Jawatan yang akan melengkapi
d. Memberikan pernyataan tertulis bahwa ia bersedia menerima Pengakuan Gereja Tuhan bagi pekerjaan pelayanan, untuk membangun tubuh
Iman dan tunduk pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga GKMI, Kristus.
Dogma dan Liturgi Ibadah GKMI serta menyelesaikan persyaratan b. Bulatan yang melambangkan Kasih yang mempersatukan.
administrasinya; c. Burung Merpati yang terbang menukik melambangkan Roh Kudus.
2. Setelah semua persyaratan ini dipenuhi, maka Pengurus Pusat dapat d. Salib yang tegak berdiri melambangkan pengorbanan Yesus Kristus
menerima penggabungan itu dengan Surat Keputusan. sebagai Juru Selamat Dunia.
3. Seorang Pejabat Gereja tanpa jemaat, dapat diterima dan bergabung dengan e. Alkitab yang sedang terbuka adalah Firman Allah yang menjadi dasar
GKMI lokal, jika yang bersangkutan memiliki kesaksian hidup yang baik dan kehidupan manusia dan merupakan dasar utama dari Gereja Kristus
telah membuktikan bahwa ia memiliki karunia Roh Kudus untuk melayani Maranatha Indonesia.
pekerjaan Tuhan dalam bidang tertentu dan telah memenuhi syarat-syarat f. Sembilan garis yang merupakan cahaya-cahaya yang memantul dari
sebagai berikut : burung merpati, 4 garis pada sisi kanan dan 4 garis pada sisi kiri dan satu
a. Telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada poin 1 (satu) di garis diatas salib yang memisahkan antara salib dan burung merpati,
atas dan telah menyelesaikan ketentuan administrasi yang telah menggambarkan 9 Karunia Roh dan 9 buah Roh Kudus.
ditetapkan; Dengan demikian Gereja Kristen Maranatha Indonesia mendasarkan pola
b. Bersedia untuk menerima masa percobaan selama 1 (satu) tahun; pelayanan pada Alkitab yaitu Firman Allah, 5 Jawatan dan berusaha
4. Seluruh penggabungan baik Pejabat Gereja yang memiliki jemaat maupun mengembangkan 9 Karunia Roh Kudus, untuk memperlengkapi orang-orang
Pejabat Gereja yang tidak memiliki jemaat, akan di kukuhkan secara resmi Kudus bagi pelayanan tubuh Kristus serta untuk mewujudkan 9 buah Roh
pada Musyawarah Besar, Musyawarah Kerja dan Rapat Sidang Majelis Kudus dalam kehidupan berjemaat.
Lengkap; Lambang Gereja ini dipergunakan pada stempel-stempel gereja,kop surat,
5. Penjelasan lebih lanjut tentang persyaratan penggabungan akan ditetapkan amplop-amplop, surat-surat baptisan, akte nikah gereja dan surat-surat
kemudian pada keputusan lainnya. penyerahan anak guna diseragamkan dari pusat sampai kedaerah-daerah
seluruh Indonesia.

Pasal 24 2. Panji Gereja :


Panji Gereja Kristen Maranatha Indonesia, berwarna kuning (melambangkan
LAMBANG DAN PANJI GEREJA kemuliaan, BAPA), merah (melambangkan pengorbanan, ANAK) dan biru
(melambangkan urapan, Roh Kudus). Dari atas ke bawah yang
1. Lambang Gereja : melambangkan ALLAH TRI TUNGGAL: BAPA, ANAK DAN ROH KUDUS, dan
Lambang Gereja Kristen Maranatha Indonesia, bingkai bersegi lima sama sisi pada pangkal tiang berwarna putih (melambangkan kekudusan) dengan
dan didalam bulatan terdapat burung merpati sedang menukik ke arah salib,
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

41 42
gambar Lambang Gereja Kristen Maranatha Indonesia, Panji tersebut diatas Pasal 26
hanya dapat dipergunakan dalam upacara-upacara resmi Gerejani, misalnya PENUTUP
Musyawarat-Musyawarah, Rapat-Rapat Tahunan, Hari-Hari Pertemuan
istimewa, Peringatan keagamaan dan Pentahbisan gereja. Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur dan
ditetapkan menurut kebijakan Majelis Pusat sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga GKMI.
PASAL 25 Anggaran Rumah Tangga GKMI ini telah diubah dan diperbaiki serta disahkan
JUBAH DAN STOLA dan ditetapkan oleh Musyawarah Besar.

Pasal 27
1.BENTUK, WARNA Dan Penggunaan JUBAH ATURAN PERALIHAN
a. Memanjang sampai pergelangan kaki dan lengan panjang sampai
pergelangan tangan. Dengan ditetapkan Anggaran Rumah Tangga ini, maka Anggaran Dasar Tahun
2014 hasil Mukernas dinyatakan tidak berlaku
b. Warna Hitam dan Warna Putih.
c. Warna Hitam digunakan pada Ibadah Pemakaman, Perjamuan Kudus dan Pasal 28
Warna Putih digunakan pada Sakramen Pernikahan, Perjamuan Kudus, ATURAN TAMBAHAN
Penyerahan Anak.
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal disahkan.
2.Bentuk, Warna Dan Penggunaan STOLA
a. Warna Putih, ungu dan merah
Ditetapkan di : Sibolangit
Pada tanggal : 11 Oktober 2017
Pasal 25

PENGESAHAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GKMI

Pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GKMI ini dilakukan
oleh Musyawarah Besar, dan sah jika disetujui oleh setengah (1/2) ditambah 1.
Jika diperlukan, perubahan/ Amandemen Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga GKMI akan dilakukan pada Musyawarah Besar Tahun 2022 dan
diberlakukan setelah disahkan oleh Mubes 2022.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HASIL MUBES XIX GKMI
DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017 DI SIBOLANGIT SUMUT 10-12 OKTOBER 2017

43 44

Anda mungkin juga menyukai