Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

Pasal 1 Pembukaan............................................................................................................................

Pasal 2 Nama danTempat Kedudukan............................................................................................... 2
Pasal 3 Azas Kepercayaan.................................................................................................................. 2
Pasal 4 Maksud dan Tujuan.………………………………............................................................................. 3 
Pasal 5 Keanggotaan......................................................................................................................... 3 
Pasal 6 Pekerja / Pelayan Tuhan....................................................................................................... 4
Pasal 7 Lima Jabatan......................................................................................................................... 5 
Pasal 8 Pengangkatan....................................................................................................................... 6 
Pasal 9 Mutasi................................................................................................................................... 6 
Pasal 10 Administrasi Jemaat Lokal.................................................................................................. 7
Pasal 11 Administrasi Tingkat Wilayah............................................................................................. 7 
Pasal 12 Administrasi Tingkat Nasional……………………………………………………………………………………….. 8 
Pasal 13 Pembagian Tugas………………………………………………………………………………………………………….. 9 
Pasal 14 Masa Persidangan…………………………………………………………………………………………………………. 9 
Pasal 15 Masalah Pensiun.................................................................................................................10 
Pasal 16 Keuangan............................................................................................................................10 
Pasal 17 Masalah Kekayaan..............................................................................................................10 
Pasal 18 Masalah Disiplin..................................................................................................................11 
Pasal 19 Masalah Pengaduan............................................................................................................11 
Pasal 20 Voting..................................................................................................................................11 
Pasal 21 PemilihanPengurus............................................................................................................ 12 
Pasal 22 Perubahan.......................................................................................................................... 12 

1
SIAPA DAN APA ITU GPI?

(Pasal 1 DAN 2)

Gereja Pentakosta Indonesia hadir di Indonesia untuk :

melebarluaskan kerajaan Allah lewat pemberitaan Injil Yesus Kristus dan


mendirikan gereja-gereja lokal serta
melengkapi orang percaya bertumbuh dalam kedewasaan penuh.

Gereja Pentakosta Indonesia adalah :


kumpulan dari jemaat lokal dengan para pelayan Tuhan yang saling mendukung dalam persekutuan
bersama berdasarkan kasih dan penghargaan.

Lembaga ini :
bernama GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA dengan singkatan G.P.I
berpusat di Kota Pematangsiantar
memiliki cabang-cabang di seluruh Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Nasional.

Gereja Lokal :
bebas menentukan nama sendiri
dengan tetap mencantumkan Gereja Pentakosta Indonesia
dan logonya pada papan nama, kepala surat dan bahan bacaan lainnya.

AZAS KEPERCAYAAN PARA ANGGOTANYA

(Pasal 3)
Percaya pada satu Allah yang benar dan hidup, kekal adanya dalam tiga pribadi yang Esa, BAPA, ANAK dan
ROH KUDUS.

ALKITAB (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) diilhamkan Allah, bebas dari segala bentuk kesalahan dan
berotoritas ilahi.

Sejak kejatuhan dalam dosa, manusia berada dalam kehancuran dan kebobrokan total. Sebab itu manusia
membutuhkan pertobatan dan pembaharuan melalui anugerah dan hanya diperoleh dengan iman. Adanya
keterpisahan kekal dengan Allah sebagai hukuman akhir bagi yang tidak percaya.

Tuhan Yesus dilahirkan dari seorang perawan. Dia hidup tanpa cacat cela, mati bagi penebusan manusia,
bangkit dalam kemenangan, naik ke surga menjadi jurusyafaat dan akan datang kedua kali memerintah
1000 tahun dimuka bumi.

Pembenaran dan penyucian orang percaya hanya diperoleh melalui pekerjaan sempurna TUHAN YESUS
KRISTUS. Adanya kebangkitan orang percaya dalam tubuh yang mulia (tidak fana).

Sakramen baptisan air (selam) dan perjamuan kudus.

Seorang percaya tetap terjamin selama berada bersama Kristus.

Baptisan Roh Kudus bagi setiap orang percaya disertai tanda-tanda.

Sembilan karunia Roh Kudus untuk membangun, menasehati, dan menghibur gereja sebagai tubuh Kristus.

Gereja dipimpin oleh Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala Sidang, Pengajar sesuai dengan Efesus 4:11.

Mempersembahkan perpuluhan sebagai kewajiban setiap orang percaya.

2
MAKSUD DAN TUJUAN GPI

(Pasal 4)

Membina persekutuan dengan Allah dalam bentuk penyembahan pribadi dan bersama.

Memberitakan Injil Yesus Kristus dan meluaskan KerajaanNya diseluruh tanah air dengan mendirikan gereja,
sejalan dengan Amanat Agung dan pola Gereja Perjanjian Baru.

Menyebarluaskan ajaran Alkitabiah, membantu pertumbuhan rohani anggota jemaat, mendorong setiap
anggota berperan aktif dalam pelbagai kegiatan gereja sesuai dengan karunianya dan turut menciptakan
bentuk-bentuk pelayanan yang memadai sesuai dengan kebutuhan.

Mendirikan gereja di seluruh pelosok tanah air.

Mengupayakan kemandirian sidang jemaat dalam kerohanian dalam menjaga hubungan timbal balik dengan
tetap memelihara komitmen dan loyalitas tinggi lewat komunikasi, konsultasi dan saling percaya antara
pimpinan dengan anggota, antara sesama pelayanan, pelayanan dan penyediaan dana.

Menyebarluaskan Injil lewat literatur, audio/video, radio, televisi, seminar, kebangunan rohani, dan cara
lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Menggalakkan/memelihara persekutuan dikalangan orang percaya dan kerukunan dengan masyarakat luas
dan apabila dianggap perlu dapat menjelaskan keyakinan/azas kepercayaan sesuai ruang likupnya.

Menjalankan karunia pelayanan kenaikan Tuhan Yesus (Efesus 4:11) dan kepemimpinan bedasarkan
peryataan Allah serta administrasi rohani.

Menyumbangkan hal-hal positif serta melibatkan diri secara aktif dalam mengisi kemerdekaan sesuai dan
sejalan dengan pancasila dan UUD 45 dibidang pembinaan mental-spritrual dan pembangunan lainnya yang
dianggap perlu.

KEANGGOTAAN JEMAAT GPI

(Pasal 5)

Jemaat Lokal

Dengan ciri khas Gereja Pentakosta Indonesia yang berpolakan jemaat Perjanjian Baru maka seseorang baru
menjadi anggota penuh setelah memenuhi ketentuan berikut :

a. Menyatakan lewat kesaksian pribadi bahwa yang bersangkutan telah menerima Tuhan Yesus Kristus
sebagai Juruslamat pribadi.
b. Bersedia menerima azas kepercayaan dan tata gereja.
c. Mengisi formulir keanggotaan.

Hak dan Kewajiban

Setiap anggota jemaat berhak mendapatkan :

a. Pemahaman Alkitab dan informasi pekerjaan Allah yang sedang berlangsung.


b. Pemeliharaan rohani dan pertumbuhan rohani dalam bentuk penggembalaan dan bimbingan lain yang
dibutuhkan.
c. Peran serta dalam setiap bentuk pelayanan sebagai perwujudan kehendak Allah baik dibidang pelayanan
yang sifatnya pribadi untuk mengembangkan karunia untuk pertumbuhan imannya dalam gereja disegala
bidang kegiatan Kristen lainnya.
d. Wajib bersaksi bahwa Yesus adalah Tuhan.
e. Mengikuti pelajaran Dasar-Dasar Iman Kristen dan memahami Azas Kepercayaan GPI.
f. Wajib menyokong pelayan-pelayan Tuhan khusus yang ada dilingkungan jemaat lokal dimana ia menjadi
anggota.

3
g. Menopang pekerjaan Tuhan lewat perpuluhan dan persembahan lainnya.
h. Menjadi panutan sebagai kesaksian yang hidup

Keanggotaan Gereja Lokal GPI

(Pasal 5)

Seluruh gereja lokal yang bersatu dalam persekutuan dengan Gereja Rasuli Indonesia secara nasional dan
menjalankan penginjilan dan penggandaan gereja.

Gereja-gereja lokal yang dibiayai oleh Gereja Pentakosta Indonesia.

Bagi yang sudah berbentuk gereja dan ingin bergabung dengan GPI, maka prosesnya sebagai berikut :
a. mengajukan permohonan penggabungan pada Pengurus Pusat
b. mengakui dan menerima Azas kepercayaan dan Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga Gereja
Pentakosta Indonesia yang dinyatakan secara tertulis yang diketahui oleh Pengurus Daerah setempat,
c. mempunyai iman dan integritas yang baik.
d. Sesudah disetujui dan diterima, Dewan Nasional akan mengeluarkan Surat Tanda Masuk dalam
Persekutuan Gereja Rasuli Indonesia sebagai tanda penerimaan gereja tersebut dalam Persekutuan Gereja
Nasional.
4. Satu persekutuan baru diakui sebagai satu jemaat dewasa (gereja lokal) dan masuk dalam persekutuan
Gereja Rasuli Indonesia secara nasional apabila telah memiliki jumlah anggota keseluruhan sebanyak 20
orang terdiri dari anak-anak yang diserahkan dan orang dewasa yang sudah menerima baptisan air.
5. Berakhirnya Keanggotaan
Keanggotaan satu gereja lokal dalam persekutuan Gereja Rasuli Indonesia dinyatakan berakhir apabila
melanggar dengan sengaja 11 Azas dan AD/ART Gerja Pentakosta Indonesia yang dikuatkan dengan surat
keputusan Pengurus Pusat.

SYARAT-SYARAT MENJADI
PEKERJA/PELAYAN TUHAN DI GPI

(Pasal 6)

Seorang pekerja/pelayan Tuhan memiliki salah satu dari karunia di antara 5 karunia Pelayanan Kenaikan
Tuhan Yesus, Pimpinan Sidang, Pengajar/ Guru, Sintua, Penginjil, Guru Sekolah Minggu dan melayani sesuai
dengan karunia tersebut.

Pekerja/pelayan Tuhan ditetapkan oleh Tuhan Yesus melalui pengalaman dan kesaksian, diurapi oleh Roh
Kudus dan bertekad menjalankan kepemimpinan Tuhan Yesus dengan tetap mengingat bahwa gereja
adalah Tubuh Kristus dan Yesus adalah Kepala Gereja.

Pekerja/pelayan Tuhan adalah hamba Tuhan Yesus bagi gerejaNya dan menjalankan dengan penuh
tanggung jawab karunia-karunia rohani yang diberikan didalam anugerah Tuhan tanpa pamrih.

Pekerja/pelayan Tuhan harus menyadari akan keanekaragaman karunia, mengembangkan sikap saling
hormat, menghargai para rekan sekerja dengan saling memberi semangat, mendorong, dan membangun
tanpa membeda-bedakan dan selalu menghindari kritikan dan penilaian negatif yang berlebihan untuk
wujudkan visi sebagai rencana Allah dalam hidup masing-masing dan dalam kebersamaan.

Pekerja/pelayan Tuhan dapat memiliki beberapa karunia sekaligus kecuali karunia Nabi dan Rasul karena
sesuai dengan sifatnya kedua karunia itu tidak diberikan pada satu orang.

Pekerja/pelayan Tuhan yang ditempatkan pada salah satu sidang jemaat wajib mendapat tunjangan penuh
dalam kebutuhan hidupnya sebagai tanggung jawab jemaat tersebut.

Pekerja/pelayan Tuhan wajib menjunjung tinggi etika dan etiket sebagai perwujudan buah-buah Roh Kudus
dalam memelihara persekutuan dan kesatuan hati dalam mewujudkan panggilan Allah dalam hidup masing-
masing maupun dalam bersama.

4
Menghormati pimpinan dan turut menciptakan kerjasama yang baik di segala bidang (Ibrani 13:7, 17).

Menjadikan pimpinan senior sebagai sahabat. Menyadari setiap rekan sekerja membutuhkan perhatian,
dorongan, dan bimbingan. Mendoakan pimpinan secara teratur dan berkesinambungan (I korintus 2:6a,
Roma 15:30, II Korintus 1:11).

Selalu bersikap hati-hati dan mawas diri atas setiap pembicaraan yang bernada kritik atau memojokkan
rekan pimpinan, rekan sekerja dan pelayanan mereka. Menghindari pembicaraan sejenis dihadapan anak-
anak dan diluar lingkungan gereja.

Menjunjung tinggi martabat dan hak azasi rekan-rekan sekerja dalam masalah-masalah pribadi.

Menyampaikan segala informasi negatif kepada pimpinan pusat.

Saling mendoakan dan membantu serta berupaya keras memelihara kesatuan roh dengan penuh damai
sejahtera, mengutamakan kepentingan bersama demi kemajuan pelayanan bersama (Ibrani 10:24, I
Korintus 12:25-26, Galatia 6:2, Mazmur 133:1, dan Efesus 4:3).

GPI MENGAKUI ADANYA LIMA JABATAN

(Pasal 7)

Gereja Rasuli Indonesia mengakui bahwa semua pekerja/pelayan Tuhan adalah karunia Allah bagi gereja
untuk melengkapi umatNya.
Gereja Pentakosta Indonesia mengakui adanya lima jabatan yang dikenal dengan Karunia Pelayanan
Kenaikan Tuhan Yesus, yang diberikan pada gereja agar dapat berfungsi dengan baik.
Lima jabatan ini sesuai dengan tingkatan dan kematangannya diakui penuh dan akan mendapatkan surat
jabatan dari Kantor Pusat.
Lima karunia ini dapat dipraktekkan dalam gereja lokal dan Yayasan dibawah Gereja Pentakosta Indonesia.

APA SAJA LIMA JABATAN ITU?

PIMPINAN SIDANG
a. Memimpin dan memberi makanan rohani serta melindungi sidang jemaat yang dipercayakan padanya.
b. Berkewajiban mengatur, mengajar, dan membimbing jemaat bersama tua-tua sidang dan bertanggung
jawab kepada ketua daerah/wilayah.

PENGAJAR/GURU
a. Bertugas menjelaskan kebenaran-kebenaran Alkitab secara mendalam dengan cara yang sederhana dan
mudah dipahami.
b. Mengoreksi kesalahan, memberi pengarahan lewat sikap hidup Alkitabiah dan berupaya menerapkan
kebenaran-kebenaran Alkitab dalam sidang jemaat.
c. Mengajarkan dasar-dasar iman Kristen dan Azas Kepercayaan GRI agar jemaat berprilaku sesuai dengan
ajaran Tuhan Yesus dan menjadi anggota gereja yang baik.

SINTUA
a. Sintua berkewajiban menyampaikan kehendak Allah dan memelihara suasana kehadiran Allah ditengah-
tengah umatNya.
b. Pelayanannya membantu pimpinan sidang dalam menjalankan visi, iman, dan penyataan Allah.
c. Pengamat rohani dan memiliki pengetahuan rohani yang dalam untuk memecahkan masalah-masalah
pelik dan mendasar dalam gereja.

PENGINJIL
a. Penginjil adalah pelayan Tuhan yang memiliki karunia mengkomunikasikan Injil dengan jelas dan
sederhana.
b. Mencari jiwa dan menggerakkan kehidupan gereja.
c. Bertanggung jawab atas segala bentuk penginjilan jemaat dimana pelayanan penginjilan dapat

5
diselenggarakan.
d. Penginjil tidak dapat berfungsi sebagai pimpinan sidang.

GURU SEKOLAH MINGGU


a. Mengajar dan mendidik anak-anak jemaat dengan Firman Tuhan
b. Membimbing dan mengembangkan talenta anak-anak sekolah Minggu

PROSEDUR PENGANGKATAN
PEKERJA/PELAYAN TUHAN

(Pasal 8)

1. Setiap pekerja/pelayan Tuhan diangkat dan ditempatkan pada satu pelayanan setelah diakui dan diterima
melalui pernyataan rasuli dan nubuat dalam satu konsensus nasional Dewan Nasional dan sesudah
memenuhi persyaratan pelayanan.

2. Setiap pekerja/pelayan Tuhan dapat meluaskan pelayanannya diluar sidang jemaat yang dilayani sesuai
dengan pimpinan Tuhan dan tetap memberikan pertanggungjawaban kepada Pengurus Pusat melalui
Pengurusan daerah.

3. Calon gembala sidang diwajibkan menjalankan masa percobaan selama 6 bulan melalui beberapa tugas
yang diberikan Dewan Nasional sebagai pendeta muda. Kemudian diangkat menjadi gembala sidang atau
Pendeta penuh sesudah melayani sekurang-kurangnya dua tahun dan memenuhi persyaratan.

4. Waktu tenggang tersebut merupakan kesempatan untuk mengkaji panggilan yang bersangkutan.

Persyaratan lainnya:
a. Hidup sesuai dengan I Timotius 3:1-13, Titus 1:15-16 dan I Petrus 5:1-10.
b. Memiliki stabilitas, hikmat dan kedewasaan rohani.
c. Menunjukkan karunia kenaikan Tuhan Yesus.
d. Mempunyai integritas, loyal dan komitmen jelas pada konsep Gereja Rasuli Indonesia.
e. Setia untuk memegang teguh azas kepercayaan dan AD/ART Gereja Rasuli Indonesia.
f. Khusus bagi gereja yang bergabung cukup mengacu pada poin a-e. ditambah dengan laporan pelayanan
secara lengkap.

MASALAH MUTASI

(Pasal 9)

1. Surat pengangkatan seorang pekerja/pelayan Tuhan diberikan setiap dua tahun dan dapat diperbaharui
sesuai dengan keputusan Dewan Nasional dan sesuai dengan hasil penilaian akhir selama menjalankan
tugas. Mutasi adalah tanggung jawab penuh Dewan Nasional.

2. Mutasi diputuskan dengan melibatkan semua pihak yang terkait dan dilaksanakan melalui Pengurus
Daerah.

3. Dewan nasional tidak berkewajiban menjamin posisi pastoral seorang pekerja/pelayan Tuhan.

4. Mutasi dapat diajukan secara tertulis oleh yang bersangkutan yang disetujui Pengurus Daerah atau dari
pihak Dewan Nasional. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah.

5. Mutasi adalah tugas Dewan Nasional sesudah berkonsultasi dengan tua-tua siding setempat dan sesame
pekerja lainnya.

6. Keinginan seorang pekerja untuk dipindahtugaskan harus disampaikan kepada Pengurus Daerah di
wilayahnya dan diteruskan kepada Sekretaris Umum.

7. Setiap pekerja/pelayan Tuhan yang baru ditempatkan wajib meneruskan program kerja yang sudah ada
dan baru dapat mengadakan perubahan-perubahan pada tahun berikutnya.

6
CARA KERJA ADMINISTRASI JEMAAT LOKAL

(Pasal 10)

1 Kepemimpinan sidang jemaat lokal dijalankan oleh satu badan pekerja harian dan terdiri dari:

a. Seluruh pekerja (Pendeta Senior) yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat


b. Tua-tua sidang.

2. Pendeta Senior

a. Bertanggung jawab penuh atas “visi utama” dan segala bentuk pengarahan kepada sidang jemaat.
b. Bertugas dalam perencanaan, pelayanan mimbar, pemuridan dan penggembalaan.
c. Wajib membimbing seluruh badan pekerja, menjelaskan visi utama gereja lokal, memasyarakatkan
keputusan Pengurus Pusat dan memotivasi badan pekerja untuk mewujudkan pikiran Allah tersebut.
d. Keputusan akhir berada di tangan Badan Pekerja Harian.
e. Keputusan diambil berdasarkan konsesus.

3. Tua Tua Sidang

a. Wajib memelihara kesatuan hati dan keharmonisan.


b. Memiliki pengetahuan Alkitab yang memadai serta bersedia menerapkan pola hidup Alkitabiah sesuai
dengan I Timotius 3:10-13, Titus 1:15-16, I Petrus 5:1-10.
c. Wajib membantu gembala sidang senior meliputi: pengaturan gereja, penggembalaan dan bentuk
pengajaran sesuai dengan karunia dari kemampuan masing-masing.
d. Dapat membentuk departemen-departemen pelayanan sebagai perwujudan dari visi utama degan tujuan
untuk mengembangkan pelayanan dan pertumbuhan jemaat, membantu dibidang keuangan dan
kepemimpinan lainnya sesuai kebutuhan.
e. Tua-tua sidang ditetapkan oleh Gembala Sidang Senior setelah berkonsultasi dengan Badan Pekerja
Harian dan disahkan oleh Ketua Daerah.
f. Bertanggung jawab langsung kepada gembala sidang senior.
g. Wajib memelihara hubungan dan suasana kerja baik dengan rekan sekerja dan ketua wilayah.
h. Jabatan tua-tua sidang dapat ditinjau dan diperbaharui setiap dua tahun.
i. Pengangkatan tua-tua sidang didasarkan atas kemampuan menjalankan tugas yang diberikan dan hidup
sesuai dengan panggilannya.
j. Pengangkatan tua-tua sidang baru dilaksanakan sesudah gembala sidang berkonsultasi dengan Ketua
Daerah.
k. Tua-tua sidang dapat menjalankan tugas gembala sidang dimana jemaat karena satu dan lain hal belum
memiliki gembala sidang tetap sesuai keputusan badan pekerja sesudah berkonsultasi dengan Ketua
Daerah.
l. Dalam keadaan tertentu dimana terjadi kevakuman posisi gembala sidang maka tua-tua sidang dapat
menjalankan penggembalaan secara teratur dibawah pengarahan Ketua Daerah.

4. Diaken

a. Diaken adalah pelayan dalam satu sidang jemaat.


b. Bertanggung jawab dalam pelayanan praktis dan kerohanian dibawah pengawasan Badan Pekerja Harian.

CARA KERJA ADMINISTRASI TINGKAT WILAYAH

(Pasal 11)

1. Administrasi tingkat wilayah diatur oleh Ketua Daerah.

2. Tugas Ketua Daerah:

a. Upacara perpisahan hamba-hamba Tuhan


b. Mengangkat tua-tua sidang di wilayahnya.
c. Mengembangkan pelayanan di wilayahnya dengan mendirikan jemaat-jemaat baru.
d. Memimpin dan mengawasi pertumbuhan rohani maupun pelayanan pekerja di wilayahnya.

7
e. Membuat laporan tertulis dan lisan pada Pengurus Pusat.
f. Membuat statistik pelayanan di daerah kerjanya.
g. Mensosialisasikan semua keputusan Pengurus Pusat di wilayah kerjanya.
h. Membuat laporan tahunan kepada Kantor Wilayah Departemen Agama cq.Bimas Kristes Protestan di
wilayah kerjanya.
i. Memberikan rekomendasi pada Pengurus Pusat untuk masalah-masalah yang berlingkpu nasional.
j. Mewakili semua pekerja di wilayah kerjanya di Dewan Nasional.
k. Bertanggung jawab penuh bagi seluruh pekerja di wilayah kerjanya. Mengadakan persekutuan berkala
secara teratur dan mendorong pengembangan pelayanan dan kehidupan rohani mereka.
l. Berhak menentukan sekretaris, bendahara dan pekerja lainnya untuk membantu kelancaran tugas sehari-
hari.
m. Berupaya menyelesaikan semua permasalahan yang timbul.
n. Mengatur segala pembiayaan persekutuan pekerja di wilayahnya dan dapat diadakan secara teratur
sesuai dengan kebutuhan.

CARA KERJA ADMINISTRASI TINGKAT NASIONAL

(Pasal 12)

1. Kepemimpinan Gereja Pentakosta Indonesia secara keseluruhan dijalankan oleh Dewan Nasional.

2. Dewan Nasional terdiri dari para Rasul dan Nabi yang ditetapkan bersama.
(Catt. : Pasal 11 menetapkan bahwa setiap ketua daerah adalah anggota Dewan nasional).

3. Dewan Nasional bersidang paling sedikit sekali dalam setahun.

4. Sidang dapat disebut konferensi nasional, dapat dihadiri oleh pekerja-pekerja yang sudah pensiun sesuai
undangan yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat sebagaimana diatur oleh Ketua Umum.

5. Dewan Nasional bertanggung jawab atas:

a. Pengakuan formal berfungsinya lima karunia pelayanan kenaikan Tuhan Yesus.


b. Azas kepercayaan dan pengajaran Gereja Rasuli Indonesia secara keseluruhan.
c. Utusan-utusan Injil
d. Harta kekayaan nasional.
e. Keuangan.
f. Membentuk yayasan sesuai dengan kebutuhan.
g. Menetapkan Pengurus Yayasan, Ketua, Sekretaris dan Bendahara
h. Menetapkan Badan Penasehat dan kepengurusannya.
i. Menetapkan tugas-tugas badan tersebut.
j. Menetapkan resolusi yang disampaikan oleh badan-badan tersebut menjadi keputusan, kecuali dewan
telah memberikan kuasa penuh lewat surat keputusan kepada badan tersebut.
k. Membentuk badan misi, membantu, menyokong dan mengurus personilnya di dalam dan di luar negeri.
l. Mendirikan lembaga pendidikan untuk memberikan fasilitas peningkatan pengetahuan dan melatih
gembala sidang, penginjil dan pelayan lainnya.
m. Menerbitkan majalah untuk memperkenalkan visi dan kegiatan Gereja Rasuli Indonesia.
n. Menetapkan logo.
o. Menerbitkan buku-buku, majalah dan bahan lainnya sesuai dengan kebutuhan menyebarkan Injil,
memilih editor dan penulis sesuai kebutuhan.
p. Memiliki otoritas akhir untuk mengeluarkan pernyataan atau keputusan berkaitan dengan masalah-
masalah gereja termasuk semua pekerja/pelayan Tuhan baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
q. Memilih Ketua Umum, Sekretaris umum, Bendahara Umum dan Auditor.
r. Menetapkan pelbagai kegiatan berskala nasional seperti konferensi, seminar, dll.

6. Dewan nasional berkewajiban :


a. Mengangkat dan memberhentikan pelayan Tuhan dari jabatannya.
b. Memperpanjang masa jabatan
c. Memperbaharui status sidang jemaat.
d. Berperan aktif dalam setiap kegiatan Dewan Nasional.
e. Menetapkan istilah-istilah jabatan.

8
f. Menjalankan kepemimpinan rohani menurut kebutuhannya.
g. Memberikan masukan pada ketua umum mengenai pengurus daerah.

7. Berakhirnya keanggotaan di Dewan Nasional

Kenggotaan Dewan Nasional berakhir secara otomatis apabila anggota tidak mengikuti kegiatan Dewan
naional selama dua tahun berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima.
Sesudah lima tahun kecuali terpilih kembali.

PEMBAGIAN TUGAS PENGURUS PUSAT

(Pasal 13)

1. Ketua Umum

a. Menerima kedudukan sebagai Pemimpin Senior Nasional.


b. Menyelenggarakan konferensi nasional
c. Mengundang dan memimpin rapat/pertemuan Dewan Nasional dan Pengurus Pusat.
d. Mengimplementasikan semua keputusan Dewan Nasional dan Pengurus Pusat.
e. Menjalankan tugas dalam skala yang besar sesuai dengan tuntutan pelayanan dan kesempatan yang ada.
f. Mewakili Gereja Rasuli Indonesia di forum-forum nasional dan luar negeri.
g. Menjalankan tugas sesuai dengan ketetapan Dewan Nasional
h. Menentukan personil pada kantor pusat sesuai kebutuhan.

2. Sekretaris Umum

a. Mewakili Ketua Umum saat dibutuhkan


b. Membantu tugas ketua umum
c. Menjalankan tugas dalam skala yang besar sesuai dengan tuntutan pelayanan dan kesempatan yang ada.
d. Menjalankan tugas sesuai dengan ketetapan Dewan Nasional.
e. Membuat notulen rapat Dewan nasional dan Pengurus Pusat.
f. Menyusun dan menyimpan catatan-catatan penting.
g. Mengeluarkan kartu jabatan.
h. Menyusun laporan-laporan tahunan ke pemerintah cq. Dirjen Bimas Kristen/Protestan, Departemen
Agama RI dan Dirjen Sospol Deparatmen Dalam Negeri RI.
i. Menyusun statistik pertumbuhan gereja secara keseluruhan.

3. Bendahara

a. Membantu Pengurus Pusat di bidang perbankan, dan segala bentuk kegiatan keuangan dan
pengawasannya.
b. Menandatangani segala bentuk penarikan uang bersama Ketua Umum.
c. Mengupayakan sumber dana bagi pelayanan secara keseluruhan.
d. Menyiapkan laporan keuangan tahunan.

4. Auditor

Mengaudit semua kegiatan keuangan dan harta kekayaan Gereja.


Meneliti keuangan nasional dan lokal.
Memiliki akses ke Dewan Nasional dan gereja lokal.
Membantu Ketua Umum dalam penyelesaian masalah-masalah di bidangnya.

MENGENAI MASA PERSIDANGAN TINGKAT NASIONAL

(Pasal 14)

1. Konferensi Nasional

a. Sidang raya atau konferensi pekerja nasional diadakan setahun sekali paling sedikit satu hari penuh.
b. Program konferensi nasional disusun pengurus pusat dan mengutamakan persekutuan rohani, saling bagi

9
pengalaman, menguatkan dan diskusi.
c. Pertemuan khusus bagi para pemegang kartu jabatan harus diadakan untuk membahas masalah-masalah
berskala nasional.

2. Rapat Pengurus Pusat diadakan paling sedikit satu kali sebulan.

a. Jumlah qorum peserta rapat paling sedikit 2/3 dari anggota aktif.
b. Anggota yang berhalangan harus menyampaikannya secara tertulis.
c. Agenda rapat ditetapkan oleh Ketua Umum.
d. Jalannya rapat harus dilaporkan secara tertulis.

MASALAH PENSIUN

(Pasal 15)

1. Pensiun diberikan sebagai penghargaan kepada pelayan Tuhan pemegang kartu jabatan yang telah
melayani dengan setia.
2. Pensiun diberikan kepada :
a. Anggota Pengurus Pusat yang memiliki hak suara.
b. Pemegang kartu jabatan yang memiliki hak-hak istimewa.
c. Semua pekerja/pelayan Tuhan memasuki pensiun pada usia 60 tahun kecuali direkomendasikan oleh
Dewan Nasional sesuai dengan kebutuhan.
d. Pengurus Pusat akan memberikan surat pensiun dengan segala haknya.

MASALAH MANAJEMEN KEUANGAN

(Pasal 16)
1. Setiap sidang jemaat wajib mempersembahkan perpuluhan dan persembahan khusus ke Kantor Pusat
melalui bendahara, sebagai sumber keuangan nasional.
2. Setiap sidang jemaat wajib memberikan tunjangan sesuai dengan kemampuannya kepada semua pekerja
Tuhan di lingkungannya sesuai dengan Keputusan Pengurus Pusat.
3. Setiap sidang jemaat wajib memberikan laporan tahunan keuangannya secara tertulis kepada Kantor
Pusat.
4. Pengurus Pusat wajib menyediakan dana sosial bagi pekerja/pelayan yang memegang kartu jabatan.
5. Pengurus Pusat wajib menyediakan dana sosial bagi mereka yang menderita akibat bencana alam.
6. Kelebihan dana dalam kas nasional harus dibagikan secara merata kepada gereja lokal sesuai dengan
banyaknya persembahan mereka.
7. Jika ternyata salah satu gereja yang berhak menerima dana tersebut tidak berfungsi lagi (tutup) karena
satu dan lain hal, maka dana tersebut dapat disalurkan kepada jemaat lain sesuai dengan kebutuhannya.
8. Tidak ada pengeluaran yang diperuntukkan bagi keperluan pribadi kecuali dengan persetujuan Dewan
Nasional.

MASALAH KEKAYAAN

(Pasal 17)

1. Semua harta benda, yang bergerak dan tidak bergerak harus didaftarkan atas nama Gereja Rasuli
Indonesia dan diserahkan pada Kantor Pusat dan diatur oleh Yayasan (Badan Pemilikan Gereja), untuk
gereja lokal.
2. Harta benda yang sudah dimiliki sebelum penggabungan dapat tetap berada pada status pemiliknya
sekarang sampai ada kesepakatan bersama untuk dihibahkan kepada atas nama Gereja Rasuli Indonesia ke
Pengurus Pusat.
3. Semua harta benda, yang bergerak maupun tidak bergerak dari jemaat yang dibiayai oleh Kantor Pusat
wajib mendaftarkannya sebagai milik Gereja Rasuli Indonesia.
4. Apabila karena satu dan lain hal, harta benda dari satu jemaat tertentu harus diserahkan kepada pihak
lain atau dijual maka hal tersebut dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan suarat terbanyak Badan
Pekerja Harian dengan persetujuan Dewan Nasional.
5. Apabila terjadi perang atau kerusuhan sosial dimana gereja tidak dapat difungsikan sementara masih ada
anggota yang tinggal disana, maka segala kekayaan yang ada menjadi milik Gereja Rasuli Indonesia.
6. Badan pemilikan harta kekayaan, bertanggung jawab dalam masalah pembelian, peminjaman, penjualan

10
dan lain-lain. Semua keputusan harus sejalan dengan garis-garis yag ditetapkan oleh Dewan Nasional.
7. Badan Pemilikan Kekayaan bertanggung jawab dan berhak penuh dalam pendaftaran secara legal dan
sebagi milik sah dari seluruh kekayaan Gereja.
8. Badan Pemilikan Kekayaan ini dibentuk oleh Dewan Nasional dengan pengurus-pengurusnya.
9. Badan Pemilikan harta kekayaan Gereja Rasuli Indonesia dibentuk berupa yayasan yang telah diakui
pemerintah.

MASALAH DISIPLIN

(Pasal 18)

1. Tujuan utama disiplin adalah untuk pertobatan, pemulihan dan pendampingan.


2. Disiplin dikenakan pada pekerja/pelayan Tuhan yang terlibat dalam hal-hal berikut:
Penyalahgunaan uang.
a. Etika pelayan
b. Moral pribadi
c. Masalah doktrin, menyebarkan ajaran sesat.
3. Pelayan/Pekerja Tuhan yang terkena disiplin harus segera:
Menyerahkan kartu jabatannya.
Berhenti dari jabatan.
Mengakui secara jujur atas kesalahannya dan menyatakan kesediaan untuk bertobat dan menerima
pemulihan atau rehabilitasi yang ditetapkan Pengurus Pusat.
Untuk kasus-kasus moral rehabilitasi total dijalankan selama dua tahun sebelum yang bersangkutan
dipulihkan pada jabatannya.
Pada masa rehabilitasi yang bersangkutan harus bersedia mengikuti arahan-arahan pelayan Tuhan yang
ditunjuk Kantor Pusat sebagai penilik rohaninya.
4. Dalam keadaan tertentu Dewan Nasional dapat membatalkan atau menarik Surat Keputusan/kartu
jabatan yang dikeluarkan.
5. Secara umum disiplin dapat menyangkut:
Teguran
Memberhentikan dari jabatan
Diberhentikan dari keanggotaan.

MASALAH PENGADUAN

(Pasal 19)
1. Bagi anggota
a. Semua anggota aktif dalam persekutuan berhak menyampaikan keluhan/pengaduannya kepada Badan
Pekerja setempat berhubungan dengan masalah yang ada untuk diselesaikan.
b. Apabila pengaduan tidak ditanggapi, dapat dilanjutkan pada Pengurus Daerah.
c. Apabila pengaduan di tingkat Daerah belum memuaskan, dapat dilanjutan Dewan Nasional.
2. Bagi anggota pengurus
Setiap pertentangan atau ketidaksepahaman dalam Pengurus dapat disampaikan secara tertulis atau lisan
kepada Pengurus Daerah.
Seorang pekerja/pelayan Tuhan atau anggota pengurus yang sudah mendapat surat pemberhentian dari
Ketua Pengurus Daerah, harus memahami bahwa pemberhentian tersebut baru merupakan pemberhentian
sementara sampai disahkan oleh Dewan Nasional.

VOTING

(Pasal 20)

1. Sesuai dengan prinsip Akitab, segala keputusan harus diambil atas persetujuan total dan persekutuan dan
persatuan bersama. Apabila menemui jalan buntu dan mengingat waktu yang tidak dapat ditunda lagi maka
voting dapat dilakukan untuk mencapai keputusan berdasarkan prinsip berikut:

2. Secara umum keputusan dapat diambil apabila disetujui dua pertiga suara dari jumlah yang hadir.

11
PEMILIHAN PENGURUS

(Pasal 21)

1. Pemilihan Pengurus

Semua calon ketua umum sudah harus diserahkan kepada Sekretaris Umum 21 hari menjelang sidang
umum. Calon dan yang mencalonkan harus menandatangani formulir pencalonan.
Pemilihan Pengurus Pusat; Sekretaris Umum sudah harus memberikan informasi dan masukan kepada
seluruh pemegang kartu jabatan secara tertulis tentang daftar calon kurang lebih 14 hari sebelum
konferensi nasional.
Calon Sekretaris Umum, Bendahara dan Auditor sudah harus dibicarakan dan diputuskan dalam rapat
khusus.

2. Cara Pemilihan

Jika calon terdiri dari dua orang atau lebih maka pemilihan akan ditentukan lewat suara terbanyak.
Qorum konferensi nasional harus memenuhi tiga perlima dari pemegang kartu jabatan dan yang dianggap
perlu hadir dalam konferensi nasional.

MASALAH PELAKUKAN PERUBAHAN AD/ART

(Pasal 22)

Perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ini hanya dapat dilakukan lewat pertimbangan yang
matang dan dalam Konferensi Nasional.

Pematangsiantar, 11 Februari 2007

Gereja Pentakosta Indonesia


Sidang Tanjung Pinggir

Pimpinan Sidang,

Pdt. Derixon Sijabat, S.Th.

12

Anda mungkin juga menyukai