Anda di halaman 1dari 3

BERGURU PADA API

Jangan bermain api, terbakar tangan nanti, demikian nasihat klasik orang-orang
tua kita dulu pada anaknya. Api adalah fenomena alam yang banyak gunanya
menemani peradaban manusia, sebagai suluh api penerang jalan kegelapan
sampai untuk memasak makanan. Namun api pula lah yang membuat kebakaran
besar yang banyak merugikan kehidupan kita. Selalu ada dua sisi keseimbangan
pada alam ini, ada manfaat dan adapula sisi kerugian nya, seperti api.

Para ahli menjelaskan fenomena api dengan teori segitiga api. Dijelaskan
bilamana pada suatu kondisi terdapat tiga unsur, yaitu materi (bahan bakar),
udara (oksigen) dan panas, kemudian terjadi suatu hal yang memicunya
(energy/reaksi kimia), maka akan terjadilah api. Reaksi pembakaran akan terjadi
bilamana panas yang terjadi membuat materi (bahan bakar) mencapai suatu suhu
tertentu yang dikenal dg istilah flashpoint (titik bakar), dimana akan
mulai terbakarlah materi tsb. Di alam ini, tiap materi memiliki suhu titik bakar
yang berbeda beda pula, ada yang mudah terbakar seperti minyak atau kayu,
adapula yang sulit terbakar kecuali pada suhu tinggi, seperti logam. Dalam ilmu
kimia flash point tiap material dijelaskan pada MSDS (material safety data sheet),
suatu dokumen kimia yang karakter materi yang akan selalu tercantum pada
barang yg dibeli, biasanya ditempel pada kemasannya.

Api yang membesar dan meluas akan menimbulkan kebakaran yang besar
dan bisa menjadi sebuah bencana yang merugikan. Para ahli pemadam
kebakaran dalam usaha penanggulangan kebakaran, membuat sebuah teori
mengenai proses kebakaran dan juga cara menanggulangi nya. Teori kebakaran
menjelaskan bahwa secara umum proses kebakaran kalau digambarkan dalam
sebuah grafik seperti bukit. Dari titik awal pemicu api garis bermula, awalnya
melandai kemudian menaik tajam, mendatar dan kemudian turun sampai ke titik
nol. Grafik tersebut menjelaskan bahwa kebakaran bermula dari proses
pembakaran awal yang kemudian bertambah besar sampai api tak terkendali
(flash over) dan menimbulkan reaksi pembakaran berantai sampai material yang
ada terbakar habis (pembakaran penuh) , kemudian perlahan akan padam karena
bahan bakar nya telah habis.

Menghadapi hal tersebut ahli pemadam kebakaran membuat strategi


pemadaman api dalam tiga tahapan, sebelum kebakaran (pencegahan, saat
kebakaran dan setelah kebakaran. Usaha pencegahan dilakukan dengan berbagai
cara agar tidak timbul kemungkinan terjadinya bahan yang terbakar, antara lain
menjauhkan bahan2 mudah terbakar dari sumber panas.

Usaha pemadaman saat kebakaran dilakukan dengan menggunakan alat2


pemadam api mulai dari yang ringan (portable fire extinguisher), air hydrant
kebakaran sampai penggunaan zat2 kimia pencegah kebakaran. Mungkin tak

Gito/HSSE/PBC/2016 - Project CPP Block A- Gas Development


bisa benar2 memadamkan, tapi setidaknya bisa
mengecilkan kebakaran. Usaha setelah kebakaran, ialah pencegahan agar
kebakaran tak meluas atau tak terulang lagi di masa depan.

Semua usaha ini pada prinsipnya ialah memisahkan tiga unsur pembentuk api
yaitu materi, panas dan udara, serta menghambat proses kimia-fisika terjadinya
kebakaran sendiri.

Dalam teori kebakaran ada proses lanjutan dari kebakaran yg sangat berbahaya,
di istilahkan dengan "back- draft", yaitu proses dimana kebakaran yang terjadi
telah membuat timbulnya peningkatan tekanan dan proses kimiawi berantai
yang bisa menimbulkan ledakan besar yang justru lebih berbahaya dari kejadian
kebakaran itu sendiri. Hal ini sering terjadi pada kebakaran2 besar di pabrik2
kimia, pertambangan dan migas.

Gito/HSSE/PBC/2016 - Project CPP Block A- Gas Development


Gito/HSSE/PBC/2016 - Project CPP Block A- Gas Development

Anda mungkin juga menyukai