Anda di halaman 1dari 172

JADWAL

Masa Penawaran Awal : Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan :


Tanggal Efektif : Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik (“Tanggal Emisi”) :
Masa Penawaran Umum : Tanggal Pencatatan Efek pada PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) :
Tanggal Penjatahan :

OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA
MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL
TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN
DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN.

PT KETROSDEN TRIASMITRA (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS
KEBENARAN SEMUA INFORMASI, FAKTA, DATA ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PT NUSA PALAPA GEMILANG Tbk


Berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
Kegiatan Usaha Utama:
Produksi, Pemasaran dan Prdagangan Pupuk Buatan Majemuk Hara Makro Primer
KANTOR PUSAT
Jl Raya Surabaya Mojokerto Km.39
Desa Bakung Temenggungan Kecamatan
Balongbendo Sidoarjp, Jawa Timur
Telp: (031) 8982405, Fax: (031) 8982405
Situs Internet: https://www.ptnpg.com
Email: corporatesecretary@ptnpg.com
PENAWARAN UMUM OBLIGASI KETROSDEN TRIASMITRA I TAHUN 2020
DENGAN JUMLAH POKOK OBLIGASI SEBANYAK-BANYAKNYA SEBESAR Rp700.000.000.000 (TUJUH RATUS MILIAR RUPIAH)
YANG DITANGGUNG SELURUHNYA, SECARA TANPA SYARAT DAN TIDAK DAPAT DIBATALKAN OLEH
PENANGGUNG

CREDIT GUARANTEE & INVESTMENT FACILITY


LEMBAGA DANA PERWALIAN (TRUST FUND) MILIK ASIAN DEVELOPMENT BANK
Obligasi ini terdiri dari 2 (dua) seri, yaitu Obligasi Seri A dan Seri B yang masing-masing ditawarkan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi. Obligasi ini
diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo yang diterbitkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (”KSEI”). Obligasi ini ditawarkan sebesar
Rp568.000.000.000,- (lima ratus enam puluh delapan miliar Rupiah) yang dijamin dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment) dan terdiri dari 2 (dua) seri:
Seri A : Jumlah Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah) dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,80% (enam koma
delapan nol persen) per tahun. Jangka waktu Obligasi Seri A adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh
(bullet payment) pada saat jatuh tempo.
Seri B : Jumlah Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp168.000.000.000,- (seratus enam puluh delapan miliar Rupiah) dengan tingkat bunga
tetap sebesar 7,25% (tujuh koma dua lima persen) per tahun. Jangka waktu Obligasi Seri B adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Pembayaran
Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo.
Sisa dari jumlah Pokok Obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar Rp132.000.000.000 (seratus tiga puluh dua miliar Rupiah) akan dijamin secara Kesanggupan
Terbaik (Best Effort). Bila jumlah dalam pernjaminan Kesanggupan Terbaik (Best Effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut
tidak akan menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi tersebut. Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, sesuai dengan Tanggal
Pembayaran Bunga Obligasi. Pembayaran Bunga Obligasi pertama masing-masing seri akan dilakukan pada tanggal 8 April 2021 sedangkan pembayaran Bunga Obligasi
terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi adalah pada tanggal 8 Januari 2024 untuk Seri A dan tanggal 8 Januari 2026 untuk Seri B yang juga merupakan Tanggal Pelunasan
dari masing-masing Seri Pokok Obligasi.
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
GUNA MENJAMIN PEMBAYARAN DARI SELURUH JUMLAH OBLIGASI YANG OLEH SEBAB APAPUN JUGA TERUTANG DAN WAJIB DIBAYAR
OLEH PT KETROSDEN TRIASMITRA (“PERSEROAN”) KEPADA PEMEGANG OBLIGASI BERDASARKAN PERJANJIAN PERWALIAMANATAN,
OBLIGASI INI AKAN DIJAMIN DENGAN JAMINAN PERUSAHAAN DARI CREDIT GUARANTEE & INVESTMENT FACILITY (“CGIF”) DENGAN JUMLAH
PENANGGUNGAN SEBESAR SELURUH KEWAJIBAN PEMBAYARAN BUNGA OBLIGASI TERUTANG DAN POKOK OBLIGASI BERDASARKAN
PERJANJIAN PENANGGUNGAN.

PERSEROAN DAPAT MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) SEBAGIAN ATAU SELURUH OBLIGASI SEBELUM TANGGAL PELUNASAN
POKOK OBLIGASI SEJAK SATU TAHUN SETELAH TANGGAL PENJATAHAN. DALAM HAL PERSEROAN TELAH MELAKUKAN PEMBELIAN
KEMBALI UNTUK SEBAGIAN ATAU SELURUH OBLIGASI MAKA PERSEROAN MEMPUNYAI HAK UNTUK MEMBERLAKUKAN PEMBELIAN
KEMBALI TERSEBUT SEBAGAI PELUNASAN ATAU SEBAGAI OBLIGASI YANG DIBELI KEMBALI UNTUK DISIMPAN DAN YANG DI KEMUDIAN
HARI DAPAT DIJUAL KEMBALI DAN/ATAU UNTUK DIBERLAKUKAN SEBAGAI PELUNASAN.

KETERANGAN MENGENAI PENANGGUNGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI DAPAT DILIHAT PADA BAB I MENGENAI PENAWARAN UMUM

PERSEROAN HANYA MENERBITKAN SERTIFIKAT JUMBO OBLIGASI YANG DIDAFTARKAN ATAS NAMA PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA
(KSEI) DAN AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI KSEI.

DALAM RANGKA PENERBITAN OBLIGASI INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL PEMERINGKATAN ATAS OBLIGASI
DARI PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (“PEFINDO”):
id
AAA(cg)
(Triple A; Corporate Guarantee)
KETERANGAN MENGENAI HASIL PEMERINGKATAN DAPAT DILIHAT PADA BAB I MENGENAI PENAWARAN UMUM

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO BISNIS DEVELOPER ATAS TIDAK TERJUALNYA JARINGAN YANG SUDAH
DIBANGUN. RISIKO-RISIKO USAHA PERSEROAN LAINNYA DAPAT DILIHAT DALAM BAB VI TENTANG RISIKO USAHA.

RISIKO YANG MUNGKIN DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI YANG DITAWARKAN DALAM
PENAWARAN UMUM OBLIGASI INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA
PANJANG. PENCATATAN ATAS OBLIGASI YANG DITAWARKAN INI AKAN DILAKUKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI

PT INDO PREMIER SEKURITAS


WALI AMANAT
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 4 Januari 2021
Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Obligasi
Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020 (“Obligasi”) kepada OJK di Jakarta dengan Surat No. 141/KT-
OJK/DIR/X/2020 tanggal 5 Oktober 2020 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No.
8 tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan- peraturan pelaksanaannya
(selanjutnya disebut “Undang-Undang Pasar Modal” atau “UUPM”).

Perseroan merencanakan untuk mencatatkan Obligasi dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar
Rp700.000.000.000 (tujuh ratus miliar Rupiah) pada BEI sesuai dengan Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek No.
S-07044/BEI.PP3/11-2020 tanggal 13 November 2020. Apabila syarat-syarat pencatatan Obligasi di BEI tidak
terpenuhi, maka Penawaran Umum ini batal demi hukum dan uang pemesanan yang telah diterima akan
dikembalikan kepada para pemesan sesuai ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi dan
Peraturan No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum (“Peraturan No.
IX.A.2”).

Semua Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang disebut dalam Prospektus ini bertanggung jawab
sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi dan kedudukan mereka, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal, kode etik, norma, serta standar profesi masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap pihak terafiliasi dilarang untuk memberikan keterangan atau
pernyataan mengenai data atau hal-hal yang tidak diungkapkan dalam Prospektus tanpa persetujuan tertulis dari
Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.

Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran
Umum ini bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan sebagaimana definisi “Afiliasi” dalam UUPM.

PENAWARAN UMUM OBLIGASI INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-


UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI NEGARA REPUBLIK
INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN
SEBAGAI PENAWARAN UNTUK MEMBELI OBLIGASI INI, KECUALI BILA PENAWARAN DAN
PEMBELIAN OBLIGASI TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN
PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA KETENTUAN-
KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR
INDONESIA TERSEBUT.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL


YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI ATAU
FAKTA MATERIAL YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN
PUBLIK.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i

DEFINISI DAN SINGKATAN................................................................................................................ iii

RINGKASAN....................................................................................................................................... xv

I. PENAWARAN UMUM................................................................................................................. 1

II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM...................26

III. PERNYATAAN UTANG............................................................................................................. 29

IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING................................................................................41

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN............................................................44

VI. FAKTOR RISIKO...................................................................................................................... 54

VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR.......................................59

VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN, KEGIATAN USAHA, SERTA


KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA........................................................................60
1. RIWAYAT PERSEROAN..................................................................................................................60
2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN.......................................................61
3. DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN DAN PERUSAHAAN ANAK.......................................62
4. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA...........................................67
5. KETERANGAN MENGENAI ASET TETAP PERSEROAN..........................................................68
6. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN.....................................................................69
7. STRUKTUR KEPEMILIKAN KELOMPOK USAHA PERSEROAN............................................70
8. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DENGAN
PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM...............................................................71
9. KETERANGAN RINGKAS TENTANG PEMEGANG SAHAM BERBENTUK
BADAN HUKUM DENGAN KEPEMILIKAN DIATAS 5%..........................................................71
10. KETERANGAN MENGENAI PERUSAHAAN ANAK..................................................................76
11. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN..................................................................82
12. TATA KELOLA PERUSAHAAN.....................................................................................................84
13. SUMBER DAYA MANUSIA............................................................................................................92
14. PERKARA-PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI DAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERSEROAN, DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PERSEROAN...........................................98
15. KEGIATAN USAHA SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA............................98
16. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL...................................................................................119
17. ASURANSI......................................................................................................................................119
18. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI.................................................................................119

IX. PERPAJAKAN........................................................................................................................ 121

X. PENJAMINAN EMISI OBLIGASI............................................................................................ 123

XI. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL..................................................124


i
XII. KETERANGAN MENGENAI WALI AMANAT.........................................................................126

XIII. KETERANGAN MENGENAI PENANGGUNG........................................................................134

XIV. TATA CARA PEMESANAN OBLIGASI..................................................................................141

XV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN


OBLIGASI............................................................................................................................... 146

XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM........................................................................................... 147

XVII. LAPORAN KEUANGAN......................................................................................................... 187

ii
DEFINISI DAN SINGKATAN

Di dalam Prospektus ini, kata-kata di bawah ini mempunyai arti sebagai berikut, kecuali bila kalimatnya menyatakan
lain:

“Afiliasi” Berarti pihak sebagaimana didefinisikan dalam pasal 1 angka 1 UUPM,


yaitu:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horisontal maupun vertikal;
b. hubungan antara suatu pihak dengan pegawai, direktur atau Dewan
Komisaris dari pihak tersebut;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih
anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama;
d. hubungan antara perusahaan dengan satu pihak, baik langsung maupun
tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
“Agen Pembayaran” Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta
Selatan yang ditunjuk Perseroan serta berkewajiban membantu melaksanakan
pembayaran jumlah Bunga Obligasi dan/atau Pelunasan Pokok Obligasi
dan/atau Denda (jika ada) kepada Pemegang Obligasi sebagaimana diatur
dalam Perjanjian Agen Pembayaran termasuk diantaranya untuk melakukan
hal-hal sebagaimana diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran, dengan
memperhatikan ketentuan- ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
“Anak Perusahaan” atau
“Perusahaan Anak” Berarti suatu perusahaan atau korporasi:
(a) yang dikendalikan, secara langsung atau tidak langsung, oleh
perusahaan atau korporasi yang pertama kali disebutkan;
(b) lebih dari setengah modal saham yang ditempatkan dimiliki, secara
langsung atau tidak langsung, oleh perusahaan atau korporasi yang
pertama kali disebutkan; atau
(c) yang merupakan Anak Perusahaan dari Anak Perusahaan milik
perusahaan atau korporasi yang pertama kali disebutkan
dan untuk tujuan ini, suatu perusahaan atau korporasi akan dianggap
sebagaimana ia dikendalikan oleh yang lainnya apabila perusahaan atau
korporasi yang lainnya tersebut dapat mengatur urusannya dan/ atau dapat
mengendalikan susunan direksinya atau badan yang setara.
“Bank Kustodian” Berarti bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari OJK untuk
menjalankan kegiatan usaha sebagai Kustodian sebagaimana yang
dimaksud dalam UUPM.
“BNRI” Berarti Berita Negara Republik Indonesia.
“Bunga Obligasi” Berarti jumlah bunga Obligasi per tahun dari masing-masing seri
Obligasi yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan.
“Bursa Efek” Berarti pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak- pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka, yang dalam hal
ini adalah perseroan terbatas PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”),
berkedudukan di Jakarta Selatan, di mana Obligasi dicatatkan.
“CGIF” Berarti Credit Guarantee and Investment Facility, suatu lembaga dana
perwalian (trust fund) milik Asian Development Bank dengan kantor
pusatnya di Manila, Filipina. Dalam hal ini bertindak sebagai penanggung
yaitu pihak pemberi jaminan perusahaan dengan nilai penjaminan sebesar
seluruh kewajiban pembayaran bunga Obligasi terutang dan pokok Obligasi.
”Core” Merupakan bagian dari kabel serat optik yang merupakan media untuk
menghantarkan sinyal komunikasi menggunakan sinar infrared, di luarnya
dilindungi beberapa lapis insulator pelindung dan kabel baja. Pada kabel
bawah laut yang dibangun oleh Perseroan umumnya ada 24 core di
dalam sistem kabel, sedangkan untuk kabel darat yang dibangun
Perseroan umumnya berjumlah hingga 96 core. Core ini yang dijual oleh
Perseroan kepada pelanggannya, para operator telekomunikasi.
“Daftar Pemegang Rekening” Berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan
tentang kepemilikan Obligasi oleh Pemegang Obligasi melalui Pemegang
Rekening di KSEI yang memuat keterangan antara lain: nama, jumlah
kepemilikan Obligasi, status pajak dan kewarganegaraan Pemegang Obligasi
berdasarkan data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI.
“Denda” Berarti sejumlah dana yang wajib dibayar oleh Emiten akibat adanya
keterlambatan kewajiban pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Pokok
Obligasi yaitu sebesar 2% (dua persen) per tahun di atas tingkat Bunga
Obligasi masing-masing Seri Obligasi dari jumlah dana yang terlambat
dibayar, yang dihitung secara harian, sejak hari keterlambatan sampai dengan
dibayar lunas suatu kewajiban yang harus dibayar berdasarkan Perjanjian
Perwaliamanatan, dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus
enam puluh) hari dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari.
“Dokumen Emisi” Berarti Perjanjian Perwaliamanatan, Akta Pengakuan Utang, Perjanjian
Penjaminan Emisi Obligasi, Perjanjian Agen Pembayaran, Perjanjian
Pendaftaran Obligasi di KSEI, Prospektus, Persetujuan Prinsip Pencatatan
Efek Bersifat Utang di KSEI, Perjanjian Penanggungan dan dokumen-
dokumen lainnya yang dibuat dalam rangka Penawaran Umum ini.
“Efek” Berarti surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan Kontrak Investasi
Kolektif, kontrak berjangka atas Efek dan setiap derivatif Efek.
“Emisi” Berarti penerbitan Obligasi oleh Perseroan untuk ditawarkan dan dijual
kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum.
“Formulir Pemesanan
Pembelian Obligasi” atau Berarti formulir asli yang harus diisi dalam rangkap 5 (lima), yang
“FPPO” ditandatangani dan diajukan oleh calon pembeli kepada Penjamin Emisi
Obligasi.
“Gagal Bayar” Berarti terjadinya kegagalan pembayaran oleh Emiten, terlepas dari
masa tenggang yang ditetapkan, atas Jumlah Yang Dijamin berdasarkan
Syarat dan Ketentuan Obligasi.
“Hari Bursa” Berarti hari-hari dimana Bursa Efek melakukan aktivitas transaksi
perdagangan Efek di Bursa Efek, yaitu Senin sampai dengan Jumat, kecuali
hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur
oleh Bursa Efek.
“Hari Kalender” Berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun kalender tanpa kecuali,
termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang sewaktu- waktu
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Hari Kerja biasa yang
karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
sebagai bukan Hari Kerja biasa.
“Hari Kerja” berarti hari (kecuali hari Sabtu atau Minggu), dimana bank umum dibuka
untuk usaha umum (termasuk berurusan dalam mata uang asing) di Jakarta,
Manila dan New York.
“Jadwal Emisi” Berarti jadwal waktu Penawaran Umum Obligasi yang ditentukan
bersama oleh Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dalam
Prospektus.
“Jumlah Terutang” Berarti jumlah uang yang harus dibayar oleh Perseroan kepada
Pemegang Obligasi berdasarkan sehubungan dengan Emisi Obligasi ini
termasuk tetapi tidak terbatas pada Pokok Obligasi, Bunga Obligasi serta
Denda (jika ada) yang terutang dari waktu ke waktu.
“Jumlah Yang Dijamin” Berarti:
(i) jumlah pokok apapun yang terutang sehubungan dengan
Obligasi;
(ii) setiap bunga yang timbul atas jumlah pokok tersebut, dalam setiap
kasus, yang telah jatuh tempo dan belum dibayar berdasarkan Syarat
Obligasi;
(iii) biaya Wali Amanat.

Untuk menghindari keraguan, Jumlah Yang Dijamin tidak dan tidak akan
termasuk:
(i) denda apapun yang dibayarkan oleh Perseroan (termasuk setiap Denda),
peningkatan biaya, ganti rugi terkait pajak, bunga gagal bayar, biaya
atau jumlah lain selain pokok dan Bunga Obligasi yang harus dibayar
oleh Emiten kepada Pemegang Obligasi; dan
(ii) jumlah pokok terjadwal atau Bunga terjadwal yang harus dibayar atau
dapat dibayar berdasarkan atau sehubungan dengan setiap Obligasi yang
dimiliki oleh Afiliasi dari Perseroan.
“Klaim” Berarti permintaan pembayaran atas Gagal Bayar yang diajukan oleh Wali
Amanat melalui formulir yang ditetapkan dalam Lampiran 1 (Formulir
Klaim) Perjanjian Penanggungan.
“Konfirmasi Tertulis” Berarti konfirmasi tertulis dan/atau laporan saldo Obligasi dalam
Rekening Efek yang diterbitkan oleh KSEI, atau Pemegang Rekening
berdasarkan perjanjian pembukaan Rekening Efek dengan Pemegang
Obligasi dan konfirmasi tersebut menjadi dasar bagi Pemegang Obligasi
untuk mendapatkan pembayaran Bunga Obligasi, pelunasan Pokok Obligasi
dan hak-hak lain yang berkaitan dengan Obligasi.
“Konfirmasi Tertulis Untuk
RUPO” atau “KTUR” Berarti surat konfirmasi kepemilikan Obligasi yang diterbitkan oleh KSEI
kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening, khusus untuk
menghadiri RUPO atau meminta diselenggarakannya RUPO, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan KSEI.
“KSEI” Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta
Selatan, yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian sebagaimana didefinisikan dalam UUPM yang dalam Emisi
bertugas sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen
Pembayaran dan mengadministrasikan Obligasi berdasarkan Perjanjian
Pendaftaran Obligasi di KSEI.
“Kustodian” Berarti pihak yang memberi jasa penitipan Obligasi dan harta yang
berkaitan dengan Obligasi serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan
hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang
Rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM, yang
dalam hal ini meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
“Manajer Penjatahan” Berarti PT Indo Premier Sekuritas sebagai pihak yang akan melakukan
penjatahan atas penjualan Obligasi, yang akan ditentukan dalam Addendum
Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi, yang akan melakukan penjatahan
apabila jumlah pesanan atas Obligasi melebihi jumlah Obligasi yang
ditawarkan dalam Penawaran Umum, berdasarkan Peraturan No. IX.A.7.
“Masa Penawaran” Berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan
pemesanan Obligasi sebagaimana diatur dalam Jadwal Emisi.
“Masyarakat” Berarti perorangan dan/atau badan, baik Warga Negara Indonesia/
Badan Indonesia maupun warga negara asing/badan asing baik yang
bertempat tinggal/berkedudukan di Indonesia maupun yang bertempat
tinggal/berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
“Menkumham” Berarti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
“Obligasi” Berarti Obligasi Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020 yaitu surat utang yang
dikeluarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi melalui Penawaran
Umum yang akan diterbitkan dan ditawarkan dengan jumlah pokok sebanyak-
banyaknya sebesar Rp700.000.000.000,- (tujuh ratus miliar Rupiah),
ditawarkan sebesar Rp568.000.000.000,- (lima ratus enam puluh delapan
miliar Rupiah) yang dijamin dengan Kesanggupan Penuh (Full
Commitment) dan terdiri dari 2 (dua) seri:

a. Obligasi seri A dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,80% (enam


koma delapan nol persen) per tahun, berjangka waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak Tanggal Emisi dalam jumlah sebesar
Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah)
b. Obligasi seri B dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,25% (tujuh koma
dua lima persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun terhitung
sejak Tanggal Emisi dalam jumlah sebesar Rp168.000.000.000,-
(seratus enam puluh delapan miliar Rupiah)

Sisa dari jumlah Pokok Obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya


sebesar Rp132.000.000.000 (seratus tiga puluh dua miliar Rupiah) akan
dijamin secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort). Bila jumlah dalam
pernjaminan Kesanggupan Terbaik (Best Effort) tidak terjual sebagian atau
seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak akan menjadi
kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi tersebut.

Jumlah Pokok Obligasi tersebut dapat berkurang sehubungan dengan


pelunasan Pokok Obligasi dan pelaksanaan pembelian kembali sebagai
pelunasan Obligasi sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo
Obligasi sesuai dengan ketentuan Pasal 5 dan Pasal 6 Perjanjian
Perwaliamanatan serta didaftarkan dalam Penitipan Kolektif KSEI.
“OJK” Berarti Otoritas Jasa Keuangan, yaitu lembaga yang independen dan bebas
dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang OJK. Dengan berlakunya Undang-Undang
OJK, sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang
pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal telah beralih dari
Menteri Keuangan dan Bapepam dan LK kepada OJK, sesuai dengan Pasal
55 UU No. 21 Tahun 2011.
“Palapa Ring” kadang disebut dengan istilah Tol Langit adalah suatu proyek
pembangunan jaringan komunikasi serat optik nasional yang menjangkau
sebanyak 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total
panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan mencapai
21.807 kilometer. Terdiri dari Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah dan
Palapa Ring Timur.
“Pemerintah” Berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.
“Pemegang Obligasi” Berarti Masyarakat yang memiliki manfaat atas sebagian atau seluruh
Obligasi yang disimpan dan diadministrasikan dalam:
a. Rekening Efek pada KSEI; atau
b. Rekening Efek pada KSEI melalui Bank Kustodian atau Perusahaan
Efek.

Dalam hal terjadi subrogasi sebagaimana diatur dalam Perjanjian


Penanggungan, maka rujukan Pemegang Obligasi juga meliputi CGIF.
“Pemegang Rekening” Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek
di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau
pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
“Pemeringkat” Berarti PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”), berkedudukan di
Jakarta Selatan.
“Penanggung” Berarti CGIF sebagai Penanggung Obligasi Emiten.
“Penanggungan” atau
“Penanggungan CGIF” Berarti penangggungan yang diberikan oleh CGIF untuk menjamin
pembayaran Jumlah Yang Dijamin berdasarkan Perjanjian Penanggungan.

“Penawaran Awal Berarti ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
(bookbuilding)” menggunakan Prospektus Awal yang antara lain bertujuan untuk mengetahui
minat calon pembeli atas Obligasi yang akan ditawarkan dan/atau perkiraan
Harga Penawaran dan tingkat Bunga Obligasi.
“Penawaran Umum” Berarti kegiatan penawaran Obligasi yang dilakukan oleh Perseroan
untuk menjual Obligasi kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya dan Perjanjian Penjaminan
Emisi Obligasi.
“Pengakuan Utang” Berarti pengakuan utang dari Perseroan sehubungan dengan Obligasi,
sebagaimana tercantum dalam akta pengakuan utang yang akan dibuat di
kemudian hari.
“Penitipan Kolektif” Berarti jasa penitipan kolektif atas sejumlah Efek yang dimiliki oleh
lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian,
sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
“Penjamin Emisi Obligasi” Berarti Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan pihak-pihak lain (apabila
ada) yang membuat perjanjian dengan Perseroan untuk melakukan
Penawaran Umum Obligasi ini atas nama atau untuk kepentingan Perseroan
serta melakukan pembayaran kepada Perseroan, yang ditunjuk oleh Perseroan
berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi, yang dalam hal ini adalah
PT Indo Premier Sekuritas.
“Penjamin Pelaksana Emisi
Obligasi” Berarti pihak yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan
penatalaksanaan Penawaran Umum Obligasi ini, yang dalam hal ini adalah
PT Indo Premier Sekuritas, berkedudukan di Jakarta, sesuai dengan syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi.
“Peraturan IX.A.1” Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.1, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK No. Kep-690/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011
tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran.
“Peraturan IX.A.2” Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.2 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata
Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.
“Peraturan No. IX.A.7” Berarti Peraturan Bapepam No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang
Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.
“Peraturan No. IX.C.11” Berarti Peraturan Bapepam No. IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No. KEP-712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang
Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk.
“Percepatan Pelunasan” Berarti:
(a) mengambil langkah apa pun untuk menyatakan setiap Obligasi akan atau
menjadi segera jatuh tempo dan terutang, atau terutang atas dasar
percepatan berdasarkan Dokumen Obligasi; atau
(b) mengambil langkah pelaksanaan hukum atau tindakan serupa
sehubungan dengan kepentingan jaminan apa pun (apabila ada)
sehubungan dengan Obligasi;
“Peristiwa Wanprestasi
Emiten” Berarti terjadinya salah satu peristiwa yang ditetapkan dalam Pasal 10.1 poin
3,6,7 dan 8 dari Perjanjian Perwaliamanatan. Untuk menghindari keraguan,
peristiwa Kelalaian Emiten sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 10
Perjanjian Perwaliamanatan termasuk namun tidak terbatas pada Peristiwa
Wanprestasi Emiten sebagaimana dimaksud dalam definisi ini.
“Perjanjian Penanggungan” Berarti Guarantee Agreement (perjanjian penanggungan) yang
ditandatangani oleh CGIF dan Wali Amanat pada 21 Desember 2020 di mana
CGIF bertindak sebagai Penanggung Obligasi beserta dokumen
pendukungnya.
“POJK No. 30/2015” Berarti Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember
2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
“POJK No. 33/2014” Berarti Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
“POJK No. 34/2014” Berarti Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik.
“POJK No. 35/2014” Berarti Peraturan OJK No. 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.
“POJK No. 55/2015” Berarti Peraturan OJK No.55/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember
2015 tentang Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
“POJK No. 56/2015” Berarti Peraturan OJK No.56/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember
2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit
Internal.
“POJK No. 7/2017” Berarti Peraturan OJK No. 7/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017
tentang Dokumen Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum
Efek Bersifat Ekuitas, Efek Bersifat Utang, dan/atau Sukuk.
“POJK No. 9/2017” Berarti Peraturan OJK No. 9/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017
tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas dalam Rangka
Penawaran Umum Efek Bersifat Utang.
“POJK No. 19/2020” Berarti Peraturan OJK No. 19/POJK.04/2020 tanggal 22 April 2020
tentang Bank Umum Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Wali Amanat.
“POJK No. 20/2020” Berarti Peraturan OJK No. 20/POJK.04/2020 tanggal 23 April 2020
tentang Perjanjian Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk.
“Perjanjian Agen Pembayaran” Berarti Akta Perjanjian Agen Pembayaran Obligasi Ketrosden Triasmitra
I Tahun 2020 No. 04 tanggal 2 Oktober 2020, yang dibuat di hadapan
Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, antara
Perseroan dengan KSEI.
“Perjanjian Penjaminan Emisi
Obligasi” Berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Ketrosden Triasmitra I
Tahun 2020 No. 03 tanggal 2 Oktober 2020, yang dibuat di hadapan Nanette
Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta sebagaimana terakhir
kali diubah dan dinyatakan kembali dengan Akta Addendum II Perjanjian
Penjaminan Emisi Obligasi Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020 No. 64,
tanggal 21 Desember 2020, yang dibuat di hadapan Nanette Cahyanie
Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta.
“Perjanjian Perwaliamanatan” Berarti Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Ketrosden Triasmitra
I Tahun 2020 No. 02 tanggal 2 Oktober 2020, yang dibuat di hadapan
Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta,
sebagaimana terakhir kali diubah dan dinyatakan kembali dengan Akta
Addendum II Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Ketrosden Triasmitra I
Tahun 2020 No. 63 tanggal 21 Desember 2020, yang dibuat di hadapan
Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta.
“Perjanjian Pendaftaran
Obligasi di KSEI” Berarti suatu perjanjian antara Perseroan dan KSEI perihal pelaksanaan
pendaftaran Obligasi di KSEI, nomor SP-095/OBL/ KSEI/0920 tanggal 2
Oktober 2020, yang dibuat dibawah tangan dan bermeterai cukup.

“Persetujuan Prinsip Berarti surat yang diterbitkan BEI perihal Persetujuan Prinsip Pencatatan
Efek Bersifat Utang No. S-07044/BEI.PP3/11-2020 tanggal 13 November
Pencatatan Efek”
2020.
“Pernyataan Pendaftaran” Berarti pernyataan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 Angka 19 UUPM juncto (i) POJK No. 7/2017, (ii) Peraturan IX.A.1,
(iii) Peraturan IX.A.2, dan (iv) POJK No. 9/2017, berikut dokumen-
dokumen yang telah diajukan oleh Perseroan kepada Ketua Dewan
Komisioner OJK sebelum melakukan Penawaran Umum kepada Masyarakat
termasuk perubahan-perubahan, tambahan-tambahan serta pembetulan-
pembetulan untuk memenuhi persyaratan OJK.
“Pernyataan Pendaftaran
Menjadi Efektif” Berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai
dengan ketentuan angka 4 Peraturan Nomor IX.A.2 dan juga Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan No. S-101/D.04/2020 terkait Perpanjangan Jangka
Waktu Berlakunya Laporan Keuangan dan Laporan Penilaian di Pasar
Modal, Perpanjangan Masa Penawaran Awal dan Penundaan/Pembatalan
Penawaran Umum yaitu:

a. atas dasar lewatnya waktu yakni:


i. 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran
diterima OJK secara lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria
yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan
Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang
terkait dengan Penawaran Umum; atau
ii. 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang
disampaikan Perseroan atau yang diminta OJK dipenuhi; atau
b. atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi perubahan
dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.

Selain persyaratan untuk mendapat pernyataan efektif dari OJK, Perseroan


tidak memerlukan persetujuan dan persyaratan dari instansi yang berwenang
lainnya dalam Penawaran Umum Obligasi. Adapun untuk melakukan
pencatatan Obligasi pada Bursa Efek Indonesia, Perseroan harus
mendapatkan Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek Bersifat Utang yang
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia kepada Perseroan.
“Perseroan” Berarti PT Nusa Palapa Gemilang Tbk , suatu perseroan terbatas
yang berkedudukan dan berkantor pusat di Sidoarjo , Jawa Timur.
“Persetujuan Prinsip
Pencatatan Efek Bersifat Berarti persetujuan yang diberikan oleh Bursa Efek Indonesia kepada Perseroan untuk
Utang” pencatatan Obligasi di Bursa Efek Indonesia.

“Perusahaan Efek” Berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin
Emisi Efek, perantara pedagang Efek, dan/atau manajer investasi sebagaimana
dimaksud dalam UUPM.
“Pihak Yang Dijamin” Berarti Pemegang Obligasi
“Pokok Obligasi” Berarti jumlah pokok pinjaman Perseroan kepada Pemegang Obligasi
berdasarkan Obligasi yang terutang dari waktu ke waktu, yang pada Tanggal
Emisi bernilai nominal dalam jumlah sebanyak-banyaknya sebesar
Rp700.000.000.000,- (tujuh ratus miliar Rupiah), dengan rincian sebagai
berikut:

Sebesar Rp568.000.000.000,- (lima ratus enam puluh delapan miliar Rupiah)


yang dijamin dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment) dan terdiri
dari 2 (dua) seri:
- Obligasi Seri A berjangka waktu 3 (tiga), dengan jumlah pokok sebesar
Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah);
- Obligasi Seri B berjangka waktu 5 (lima), dengan jumlah pokok sebesar
Rp168.000.000.000,- (seratus enam puluh delapan miliar Rupiah);

Sisa dari jumlah Pokok Obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya


sebesar Rp132.000.000.000 (seratus tiga puluh dua miliar Rupiah) akan
dijamin secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort). Bila jumlah dalam
pernjaminan Kesanggupan Terbaik (Best Effort) tidak terjual sebagian atau
seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak akan menjadi
kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi tersebut.

Jumlah Pokok Obligasi tersebut dapat berkurang sehubungan dengan


pelunasan Pokok Obligasi dan pelaksanaan pembelian kembali sebagai
pelunasan Obligasi sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo
Obligasi sesuai dengan ketentuan Pasal 5 dan Pasal 6 Perjanjian
Perwaliamanatan serta didaftarkan dalam Penitipan Kolektif KSEI.
“Prospektus” Berarti setiap informasi tertulis sehubungan dengan Emisi Obligasi,
dalam bentuk yang disetujui oleh CGIF yang disusun oleh Perseroan
bersama-sama dengan penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dengan tujuan agar
Masyarakat membeli Obligasi, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 26
UUPM, juncto POJK No. 9/2017.
“Prospektus Awal” Berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi penting
dalam Prospektus yang disampaikan kepada OJK sebagai bagian dari
Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai Pokok Obligasi,
Bunga Obligasi dan penjaminan Emisi Obligasi, atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan.
“Prospektus Ringkas” Berarti ringkasan Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh
Perseroan dan diumumkan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah
OJK memberikan pernyataan bahwa Perseroan sudah dapat mengumumkan
Prospektus Ringkas dan melakukan Penawaran Awal (book building) serta
disusun sesuai dengan POJK No. 9/2017.
“Rekening Efek” Berarti rekening yang memuat catatan mengenai posisi Obligasi dan
atau dana milik Pemegang Obligasi yang diadministrasikan oleh KSEI,
Bank Kustodian atau Perusahaan Efek berdasarkan perjanjian pembukaan
rekening Efek yang ditandatangani dengan Pemegang Obligasi.
“Rekening Penampungan” Berarti rekening penampungan atau escrow account yang dibuka oleh
Perseroan pada Wali Amanat guna menampung sejumlah uang sebesar Denda
yang timbul akibat kegagalan Perseroan untuk melunasi Pokok Obligasi
dan/atau Bunga Obligasi sebagaimana diatur dalam Perjanjian
Perwaliamanatan. Untuk menghindari keraguan, dana yang ditampung dalam
rekening tersebut hanya dapat digunakan sebagai pembayaran Denda (jika
ada) oleh Perseroan, sesuai dengan keadaannya.
“RUPO” Berarti Rapat Umum Pemegang Obligasi sebagaimana diatur dalam Pasal
11 Perjanjian Perwaliamanatan.
“RUPS” Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
“Satuan Pemindahbukuan” Berarti satuan jumlah Obligasi yang dapat dipindahbukukan dari satu
Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya adalah sebesar Rp1,- (satu Rupiah)
dan kelipatannya.
“Serat Optik” Berarti saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau
plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat
digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat
lain.
“Seri Obligasi” Berarti 2 (dua) Seri Obligasi, yaitu:

Sebesar Rp568.000.000.000,- (lima ratus enam puluh delapan miliar Rupiah)


yang dijamin dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment) dengan
rincian:
a. Obligasi seri A dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,80% (enam
koma delapan nol persen) per tahun, berjangka waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak Tanggal Emisi dalam jumlah sebesar
Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah).
b. Obligasi seri B dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,25% (tujuh koma
dua lima persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun terhitung
sejak Tanggal Emisi dalam jumlah sebesar Rp168.000.000.000,-
(seratus enam puluh delapan miliar Rupiah).

Sisa dari jumlah Pokok Obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya


sebesar Rp132.000.000.000 (seratus tiga puluh dua miliar Rupiah) akan
dijamin secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort).
“Sertifikat Jumbo Obligasi” Berarti bukti penerbitan Obligasi yang disimpan di KSEI yang diterbitkan
atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Pemegang
Rekening.
“Syarat Obligasi” berarti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari Obligasi sebagaimana
diatur dalam pasal 5 (Syarat-Syarat Obligasi), 6 (Pembelian Kembali
Obligasi), 7 (Pembatasan-Pembatasan dan Kewajiban-Kewajiban Emiten), 10
(Kelalaian Emiten), 11 (Rapat Umum Pemegang Obligasi) dan 15
(Pemberitahuan) dari Perjanjian Perwaliamanatan yang ditambah dengan
Prospektus yang menetapkan syarat dan ketentuan akhir dari Obligasi
sebagaimana disetujui oleh CGIF.
“TBNRI” Berarti Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
“Tanggal Efektif” Berarti tanggal dimana Pernyataan Pendaftaran yang diserahkan
Perseroan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal telah menjadi
efektif, yakni pada hari ke 45 (empat puluh lima) sejak diterimanya
Pernyataan Pendaftaran tersebut secara lengkap, atau pada tanggal lain yang
ditetapkan oleh OJK.
“Tanggal Emisi” Berarti tanggal distribusi Obligasi ke dalam Rekening Efek Penjamin
Pelaksana Emisi Obligasi berdasarkan penyerahan Sertifikat Jumbo Obligasi
yang diterima KSEI dari Perseroan, yang juga merupakan Tanggal
Pembayaran hasil Emisi Obligasi dari Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi
kepada Perseroan, yang kepastian tanggalnya akan ditentukan dalam
Addendum Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau Addendum Perjanjian
Penjaminan Emisi Obligasi dan/atau Prospektus.
“Tanggal Pelunasan Pokok
Obligasi” Berarti tanggal dimana Jumlah Pokok Obligasi menjadi jatuh tempo dan
wajib dibayar kepada Pemegang Obligasi sebagaimana ditetapkan dalam
Daftar Pemegang Rekening, melalui Agen Pembayaran dengan
memperhatikan ketentuan dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Perjanjian
Perwaliamanatan.
“Tanggal Pembayaran” Berarti tanggal pembayaran dana hasil Emisi Obligasi kepada Perseroan
yang disetor oleh Penjamin Emisi Obligasi kepada Perseroan yang dananya
diperoleh dari Penjamin Emisi Obligasi dengan memperhatikan ketentuan
dalam Perjanjian. Penjaminan Emisi Obligasi.
“Tanggal Pembayaran Bunga
Obligasi” Berarti tanggal-tanggal saat mana Bunga Obligasi menjadi jatuh tempo dan
wajib dibayarkan kepada Pemegang Obligasi, yang namanya tercantum
dalam Daftar Pemegang Rekening, melalui Agen Pembayaran dan dengan
memperhatikan ketentuan dalam Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan.
“Tanggal Pencatatan” Berarti tanggal pencatatan Obligasi untuk diperdagangkan pada Bursa
Efek yang akan ditentukan dalam Jadwal Emisi.
“Tanggal Penjatahan” Berarti tanggal penjatahan dimana Manajer Penjatahan menetapkan
penjatahan Obligasi, tanggal mana selambat-lambatnya jatuh 2 (dua) Hari
Kerja terhitung sejak tanggal penutupan Masa Penawaran pada pukul 16.00
WIB (Waktu Indonesia Barat).
“UUPM” Berarti Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995
tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara No. 64
Tahun 1995, Tambahan No. 3608, beserta peraturan-peraturan
pelaksanaannya berikut segala perubahan-perubahan atau pembaruan-
pembaruannya yang dibuat di kemudian hari.
”Wali Amanat” Berarti pihak yang mewakili kepentingan Pemegang Obligasi
sebagaimana dimaksud dalam UUPM yang dalam hal ini adalah PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Pusat,
bertindak untuk diri sendiri dan berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan
mewakili kepentingan seluruh Pemegang Obligasi.
SINGKATAN

FIBERSTAR Singkatan dari PT Mega Akses Persada


IFORTE Singkatan dari PT Iforte Solusi Infotek
JMP Singkatan dari PT Jejaring Mitra Persada
TMI Singkatan dari PT Triasmitra Multiniaga Internasional
NOC Singkatan dari Network Operation Center, yaitu tempat yang didalamnya
digunakan atau yang akan digunakan untuk menginstalasi perangkat
telekomunikasi yang menghubungkan suatu jaringan telekomunikasi dari satu
titik ke titik yang lainnya.
SKKL Singkatan dari Sistem Komunikasi Kabel Laut
B3JS Berarti nama proyek/jalur Batam – Bintan – Bangka – Jakarta – Singapura
dimana kabel serat fiber optik (backbone) baik darat dan bawah laut tergelar
sepanjang wilayah tersebut.
SDCS Berarti nama proyek/jalur Surabaya - Denpasar Cable System dimana kabel
serat fiber optik (backbone) baik darat dan bawah laut tergelar sepanjang
wilayah tersebut.
UJB Berarti nama proyek/jalur Ultimate Java Backbone dimana kabel serat
fiber optik (backbone) bawah tanah (darat) terbentang di pulau Jawa
menghubungkan kota-kota besar membentuk 5 loop menghubungkan sisi
Utara dan sisi Selatan.
Jayabaya CS Berarti nama proyek/jalur Jakarta – Surabaya cable system dimana
kabel serat fiber optik (backbone) bawah laut tergelar sepanjang wilayah
tersebut, dengan pendaratan di kota-kota Cirebon dan Semarang.
Damai CS Berarti nama proyek/jalur Medan – Dumai dimana kabel serat fiber optik
(backbone) bawah laut tergelar sepanjang wilayah tersebut, dengan melalui
kota Panipahan.
XL Singkatan dari PT XL Axiata Tbk
Telkom Singkatan dari PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
Indosat Singkatan dari PT Indosat Tbk
Moratelindo Singkatan dari PT Mora Telematika Indonesia
SLA/ SLG Singkatan dari Service-level Agreement/ Service-level Guarantee,
berarti kesepakatan layanan yang disepakati oleh kedua pihak yang
melaksanakan perjanjian di awal perjanjian tersebut.
Internet Service Provider atau
ISP Berarti sebuah penyedia jasa layanan sambungan internet.

Jaringan Tetap Tertutup/


JARTAPTUP Berarti sebuah izin yang diberikan oleh pemerintah kepada JMP untuk
menyelenggarakan dan menyediakan jaringan telekomunikasi untuk
disewakan.
Network Access Point atau
NAP Berarti sebuah izin yang diberikan oleh pemerintah kepada JMP untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi bagi layanan gerbang akses internet.
RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan harus dibaca bersama-sama
dengan keterangan yang lebih terperinci dan laporan keuangan beserta catatan atas laporan
keuangan yang tercantum di dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan
pertimbangan- pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan yang
tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan, yang
dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku umum di Indonesia.

1. KETERANGAN SINGKAT TENTANG PERSEROAN, KEGIATAN USAHA SERTA


KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA

Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Republik Indonesia yang berkedudukan di Jakarta Timur. Perseroan didirikan dengan
nama PT Ketrosden Triasmitra sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian No. 179, tanggal 25 November
1994, yang dibuat di hadapan Pudji Redjeki Irawati, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5.099 HT.01.01
TH.95, tanggal 27 April 1995, sebagaimana telah diumumkan pada TBNRI No. 5751/1995 pada BNRI No. 55
tanggal 11 Juli 1995 dan telah didaftarkan dalam buku register pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta
Timur di bawah No. 271/Leg/1995 pada tanggal 7 Juni 1995 (“Akta Pendirian”).

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, ketentuan anggaran dasar Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta
Berita Acara Rapat Perseroan No. 11, tanggal 18 Desember 2008, yang dibuat di hadapan Tahir Kamili, S.H.,
M.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menkumham melalui Surat Keputusan No. AHU-
09325.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 25 Maret 2009, sebagaimana telah diumumkan pada TBNRI No.
27973/2009 pada BNRI No. 96 tanggal 1 Desember 2009, telah mengalami beberapa kali perubahan, dan
perubahan terakhir, sebagaimana diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 02,
tanggal 16 Maret 2020, yang dibuat di hadapan Irvin Sianka Thedean, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten
Serang, yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.03-0146955, tanggal 17 Maret 2020 dan Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0146957, tanggal 17 Maret 2020
(“Akta No. 02/2020” atau “Anggaran Dasar”).

Akta No. 02/2020 memuat perubahan mengenai Pasal 11 tentang Direksi, Pasal 14 tentang Dewan Komisaris,
dan Pasal 15 tentang Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris.

Kegiatan Usaha Perseroan

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha di bidang industri
pengolahan, konstruksi, informasi dan komunikasi. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas
Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. reparasi peralatan listrik;
b. konstruksi telekomunikasi sarana bantu navigasi laut dan rambu sungai;
c. instalasi sistem kelistrikan;
d. instalasi telekomunikasi;
e. aktivitas telekomunikasi dengan kabel;
f. aktivitas telekomunikasi tanpa kabel;
g. aktivitas telekomunikasi lainnya.

Perseroan dan Anak Perusahaan, (secara bersama-sama disebut “Grup Triasmitra”) bergerak dalam bidang
usaha pembangunan infrastruktur sistem komunikasi kabel laut serat optik (“SKKL”) dan kabel darat/ terestrial.
Selain itu Grup Triasmitra juga melakukan penjualan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang dibangunnya
tersebut, serta menyediakan jasa pemeliharaan dan pengelolaan jaringan telekomunikasi baik yang dibangun
olehnya maupun milik perusahaan lain. Dalam layanan pembangunan konstruksi jaringan milik pihak lain,
Perseroan berperan sebagai Kontraktor. Dalam fungsinya berinvestasi dengan membangun sendiri jaringan kabel
lalu menjual core yang ada dalam jaringan fiber optic yang dibangunnya tersebut, Perseroan bertindak sebagai
Developer. Sedangkan dalam menyediakan jasa pemeliharaan dan pengelolaan jaringan Perseroan bertindak
sebagai Managed Services Provider. Perseroan menyediakan jasa Kontraktor, JMP menyediakan jasa
Developer (karena memiliki lisensi jaringan tertutup), sedangkan TMI melakukan jasa pemeliharaan dan
pengelolaan jaringan termasuk menyediakan fasilitas NOC (Network Operation Center).

Pada saat Prospektus ini diterbitkan Grup Triasmitra telah membangun jaringan infrastruktur telekomunikasi
dengan total panjang kabel mencapai 9.994 km, termasuk kabel milik pihak lain yang dikerjakannya sebagai
kontraktor. Tabel berikut menunjukan jaringan telekomunikasi yang telah dikembangkan oleh Perseroan.

Proyek/ Jalur Tipe Awal Pekerjaan Selesai Panjang (km) Kapasitas


Batam – Dumai SKKL Q-4 2008 Q-3 2009 331 24 cores
Jakarta – Bangka – Batam – Bintan- SKKL
Q-2 2012 Q-2 2013 1070 24 cores
Singapore Cable System (B3JS)
Kabel darat
Surabaya – Denpasar Cable System SKKL 24 cores
(SDCS) Q-1 2015 Q-2 2016 520
Kabel darat 96 cores
Ultimate Java Backbone (UJB) Kabel darat Q-2 2016 Q-2 2017 2661 96 cores
Jakarta – Surabaya Cable System SKKL 24 cores
Q-3 2017 Q-4 2018 875
(Jayabaya)
Kabel darat 96 cores
Medan – Dumai Cable System (Damai) SKKL Q-4 2018 Q-1 2020 574 24 cores
Pulau Batam Kabel darat Q-1 2018 Q-4 2018 44 96 cores
Pulau Bintan Kabel darat Q-1 2019 Q-4 2019 67.7 96 cores
Kota Medan Kabel darat Q-1 2019 Q-4 2019 56.5 96 cores

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp100.000,00 Per Saham Seri A


dan
Keterangan Nilai Nominal Rp464.252,55 Per Saham Seri B
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar
- Saham Seri A 400.000 40.000.000.000,00
- Saham Seri B 5.385 2.499.999.981,75
Total Modal Dasar 405.385 42.499.999.981,75
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
- Saham Seri A
Petrus Sartono 3.162 316.200.000,00 1,35
PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara 188.074 18.807.400.000,00 80,31
PT Gema Lintas Benua 37.569 3.756.900.000,00 16,04
- Saham Seri B
PT Gema Lintas Benua 5.385 2.499.999.981,75 2,30
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 234.190 25.380.499.981,75 100,00
Saham Dalam Portepel
- Saham Seri A 171.195 17.119.500.000,00
- Saham Seri B 0 0
Jumlah Saham Dalam Portepel 171.195 17.119.500.000,00
Keterangan Tentang Anak Perusahaan yang Signifikan

Saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki penyertaan saham di 2 (dua) Anak Perusahaan yang
memiliki kontribusi lebih dari 10% (sepuluh persen) dari total aset, total liabilitas atau laba/(rugi) sebelum pajak
dari laporan keuangan konsolidasian, dengan rincian sebagai berikut:

Nama Domisili Kegiatan Status Persentase Kepemilikan Tahun


Perusahaan Usaha Operasional Kepemilikan Penyertaan
TMI Jakarta Timur Jasa 99,99% Langsung 2012
pemeliharaan
jaringan
telekomunikasi Beroperasi
kabel serat
optik darat dan
laut
JMP Jakarta Selatan Developer 99,97% melalui Tidak langsung 2013
jaringan TMI
telekomunikasi
Beroperasi
kabel serat optik
darat dan laut

Prospek Usaha

Prospek pertumbuhan Perseroan terkait dengan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia yang
memiliki faktor-faktor pendukung antara lain: (a) Jumlah penduduk Indonesia yang besar (no.4 terbesar di
dunia) dengan penetrasi internet yang masih relatif rendah, (b) Luas wilayah Indonesia 1,9 juta km2 dengan
pulau-pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, di mana belum semua wilayah Indonesia terjangkau
oleh jaringan internet, (c) Pertumbuhan mobile internet dan pertumbuhan penggunaan social media menjadi
pemicu untuk pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi secara masif, (d) Adopsi bisnis e-commerce
di Indonesia pada awal tahun 2020 merupakan yang tertinggi di dunia sehingga membutuhkan dukungan
jaringan infrastruktur telekomunikasi yang handal. (sumber data :(i) Google & Temasek/Bain, e-Conomy
SEA 2019; (ii) PERPRES no. 96 tahun 2014 tentang Rencana Pita Lebar Indonesia 2014-2019)

Selain itu pertumbuhan industri telekomunikasi juga didukung oleh Pemerintah lewat program- programnya,
antara lain dalam Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019 dan ketetapan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun
2014. Pitalebar didefinisikan sebagai akses internet dengan jaminan konektivitas selalu tersambung, terjamin
ketahanan dan keamanan informasinya serta memiliki kemampuan triple-play dengan kecepatan minimal 2
Mbps untuk akses tetap (fixed broadband) dan 1 Mbps untuk akses bergerak (mobile broadband).
Pembangunan pitalebar nasional direncanakan dapat memberikan akses tetap di wilayah perkotaan ke 71%
rumah tangga (20 Mbps) dan 30% populasi, serta akses bergerak ke seluruh populasi (1 Mbps). Adapun di
wilayah perdesaan, prasarana pitalebar akses tetap diharapkan dapat menjangkau 49% rumah tangga (10 Mbps)
dan 6% populasi, serta akses bergerak ke 52% populasi (1 Mbps). Hal tersebut sejalan dengan upaya Digitalisasi
di Indonesia menyambut era revolusi industri 4.0 dan 5.0, dimana teknologi informasi dan komunikasi
memainkan peran yang sangat penting untuk mendukung produktivitas masa depan Indonesia. Karena itu
dukungan infrastruktur telekomunikasi yang memadai sangat dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan
generasi digital Indonesia.

2. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI YANG DITAWARKAN

Nama Obligasi : Obligasi Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020.


Jenis Obligasi : Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang
diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk
kepentingan Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening.
Jumlah Pokok Obligasi : Sebanyak-banyaknya sebesar Rp700.000.000.000,- (tujuh ratus
miliar Rupiah) dimana sebesar Rp568.000.000.000,- (lima ratus enam puluh
delapan miliar Rupiah) dijamin dengan Kesanggupan Penuh (Full
Commitment) dan terdiri dari 2 (dua) seri:
• Obligasi Seri A berjangka waktu 3 (tiga), dengan jumlah pokok
sebesar Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah);
• Obligasi Seri B berjangka waktu 5 (lima), dengan jumlah pokok sebesar
Rp168.000.000.000,- (seratus enam puluh delapan miliar Rupiah);

Sisa dari jumlah Pokok Obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar


Rp132.000.000.000 (seratus tiga puluh dua miliar Rupiah) akan dijamin secara
Kesanggupan Terbaik (Best Effort). Bila jumlah dalam pernjaminan
Kesanggupan Terbaik (Best Effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya,
maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak akan menjadi kewajiban
Perseroan untuk menerbitkan Obligasi tersebut.
Jangka Waktu : Seri A: 3 (tiga) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi.
Seri B: 5 (lima) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi.
Tingkat Bunga Obligasi : Seri A: sebesar 6,80% (enam koma delapan nol persen) per tahun.
Seri B: sebesar 7,25% (tujuh koma dua lima persen) per tahun.
Harga Penawaran : 100% dari nilai Pokok Obligasi.
Satuan Perdagangan : Rp5.000.000,- (lima juta Rupiah) atau kelipatannya.
Satuan Pemindahbukuan : Rp1,- (satu Rupiah).
Penanggung : CGIF
Jumlah Yang Dijamin : jumlah pokok apapun yang terutang sehubungan dengan Obligasi, dan setiap
bunga yang timbul atas jumlah pokok tersebut, dalam setiap kasus, yang telah
jatuh tempo dan belum dibayar sebagaimana diatur dalam Syarat Obligasi,
temasuk biaya Wali Amanat. Untuk menghindari keraguan, Jumlah Yang
Dijamin tidak termasuk: (a) denda apapun yang dibayarkan oleh Perseroan
(termasuk setiap Denda), peningkatan biaya, ganti rugi terkait pajak, bunga
gagal bayar, biaya atau jumlah lain selain pokok dan Bunga Obligasi yang
harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi, dan (b) jumlah
pokok terjadwal atau Bunga terjadwal yang harus dibayar atau dapat dibayar
berdasarkan atau sehubungan dengan setiap Obligasi yang dimiliki oleh
Afiliasi dari Perseroan.
Sifat Penanggungan : Tidak bersyarat dan tidak dapat dibatalkan sebagaimana ditentukan
dalam Perjanjian Penanggungan.
Penanggungan : Kewajiban pembayaran oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berdasarkan
Obligasi akan dijamin dengan penanggungan berupa jaminan dari CGIF selaku
penanggung tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh CGIF. Tunduk
pada ketentuan dalam Perjanjian Penanggungan sehubungan dengan
Penanggungan oleh CGIF, seluruh kewajiban pembayaran yang sudah jatuh
tempo dan belum dibayar, setiap Bunga Obligasi terutang, Pokok Obligasi
yang terutang dan biaya Wali Amanat, jika ada.
Dana Pelunasan Obligasi : Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Obligasi ini dengan
pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil Penawaran
Umum Obligasi ini sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana hasil
Penawaran Umum Obligasi.
Peringkat Obligasi : idAAA(cg) dari Pefindo.
Pembelian Kembali : 1 (satu) tahun setelah Tanggal Penjatahan, Perseroan dapat melakukan
pembelian kembali untuk sebagian atau seluruh Obligasi sebelum Tanggal
Pelunasan Pokok Obligasi dan Perseroan mempunyai hak untuk
memberlakukan pembelian kembali tersebut untuk dipergunakan sebagai
pelunasan Obligasi atau disimpan dengan memperhatikan ketentuan dan
perundang-perundangan yang berlaku. Obligasi yang dibeli kembali oleh
Perseroan untuk disimpan di kemudian hari dapat dijual kembali dan/atau
diberlakukan sebagai pelunasan Obligasi dan Obligasi yang dibeli kembali ini
tidak berhak atas Bunga Obligasi. Rencana pembelian kembali Obligasi wajib
dilaporkan kepada OJK oleh Perseroan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja
sebelum pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi tersebut di surat
kabar. Selambat- lambatnya 2 (dua) Hari Kalender sebelum tanggal penawaran
untuk pembelian kembali dimulai, Perseroan wajib mengumumkan perihal
pembelian kembali Obligasi tersebut pada 1 (satu) surat kabar berbahasa
Indonesia berperedaran nasional.
Wali Amanat : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Penjelasan lebih lanjut mengenai Penawaran Umum Obligasi diuraikan dalam Bab I Prospektus ini.

3. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi akan dipergunakan
untuk:

a. Sekitar 40% akan digunakan untuk pembayaran kembali (refinancing) seluruh pinjaman JMP, Perusahaan
Anak, untuk proyek Jayabaya (Jakarta Surabaya Cable System) dan proyek Damai (Medan Dumai Cable
System);
b. Sekitar 50% akan digunakan untuk pembelian 1 (satu) buah kapal kapal penggelar kabel laut (cable laying
vessel), dan atau kapal tugboat untuk kegiatan penggelaran dan pemeliharaan kabel telekomunikasi;
c. Sekitar 10% akan digunakan untuk modal kerja untuk segmen usaha jasa pemeliharaan yang dikelola
Perseroan atau Perusahaan Anak, yaitu TMI. Modal kerja tersebut akan dialokasikan sebesar 30% pada
Perseroan dan 70% pada TMI.

Rincian mengenai rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum dapat dilihat pada Bab II Prospektus
ini.

4. FAKTOR RISIKO

Berikut adalah risiko material yang disusun berdasarkan bobot risiko dan dimulai dari risiko utama yang
dihadapi Grup Triasmitra dalam menjalankan kegiatan usahanya yang dapat mempengaruhi kinerja maupun
harga Obligasi Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung:

• Risiko utama yang dapat berpengaruh terhadap hasil usaha Perseroan adalah sebagai
berikut:

Risiko tidak terjualnya jaringan telekomunikasi yang dibangun/ diinvestasikan oleh Perseroan terkait
dengan bidang usaha pengembangan (development) jaringan kabel baru dimana Perseroan
menginvestasikan dananya terhadap investasi proyek tersebut, lalu Perseroan menjual core dalam jaringan
tersebut kepada operator telekomunikasi.
• Risiko usaha yang dapat berpengaruh terhadap hasil usaha Perseroan adalah sebagai
berikut:

- Risiko pendanaan dan beban keuangan berhubungan dengan ketersediaan dana, dalam hal ini pinjaman
bank atau pasar modal, dimana proyek kabel laut memerlukan dana investasi yang besar. Sedangkan
risiko beban bunga terkait dengan risiko bunga mengambang dan nilai tukar. Kesemuanya dapat
menyebabkan risiko likuiditas terhadap Perseroan dan turunnya laba bersih.

- Risiko perizinan selain berhubungan dengan ijin operasi yang dimiliki oleh grup Perseroan untuk
melakukan kegiatan usahanya, Perseroan harus memenuhi persyaratan perijinan yang diperlukan
dalam membangun tiap jaringan kabel dari beberapa instansi terkait.

- Risiko terhambatnya pembangunan jaringan, selain keterkaitan dengan perijinan, berhubungan dengan
pemasok kabel maupun ketersediaan kapal penggelar kabel. Hal-hal yang menghambat ketersediaan
kabel dan kapal dapat menyebabkan proyek tidak selesai dikerjakan, atau terjadi kenaikan biaya.

- Risiko yang berhubungan dengan perubahan teknologi terkait kabel serat optik maupun teknik
pemasangan dapat merubah peta bisnis dari kegiatan usaha ini. Sebagai contoh, dulu kabel komunikasi
bawah laut terbuat dari tembaga kini serat optik, dulu marine survey dilakukan dengan pemetaan kini
dengan pencitraan dari satelit.

- Risiko gangguan masyarakat di sekitar proyek dapat berdampak terhadap proses penyelesaian proyek
kabel.

- Risiko kerusakan jaringan termasuk akibat bencana alam dapat berdampak terhadap aset Perseroan dan
operasionalnya.

- Risiko personalia berhubungan dengan kelangkaan sumber daya manusia di bidang kabel terutama
kabel bawah laut.

- Risiko persaingan dengan kompetitor di setiap bidang usaha yang dijalankan Perseroan.

- Risiko investasi atau aksi korporasi Perseroan di masa depan yang dapat mengakibatkan perubahan
pengendalian, perubahan pengurus dan pengawas, maupun perubahan fokus bisnis Perseroan.

- Risiko kelangkaan pasokan bahan baku atau sumber daya dan terhambatnya pembangunan jaringan.

• Risiko Umum

- Risiko ekonomi regional maupun global dapat menimbulkan dampak merugikan yang material
terhadap ekonomi Indonesia dan kegiatan usaha Perseroan.

- Bisnis Perseroan tunduk pada berbagai peraturan dan perubahan undang-undang dan peraturan saat ini
atau di masa depan dapat membatasi kemampuan Perseroan mengoperasikan bisnis Perseroan
sebagaimana yang dilakukan sekarang.

- Perseroan tidak terlepas dari adanya risiko gugatan hukum, sehingga dari waktu ke waktu Perseroan
mungkin terlibat dalam perselisihan hukum dan litigasi lain sehubungan dengan kegiatan usahanya.

- Risiko perubahan kurs valuta asing berhubungan dengan depresiasi nilai tukar Rupiah dapat membawa
dampak negatif terhadap kinerja operasional dan kondisi keuangan Perseroan.
- Di masa mendatang tidak tertutup kemungkinan Perseroan membangun jalur baru yang melintasi atau
mendarat di negara lain dan/atau wilayah internasional, sehingga Perseroan tetap harus memperhatikan
ketentuan peraturan di wilayah tersebut yang dapat mempengaruhi bisnis, pendapatan dan perluasan
usaha Perseroan.

• Risiko investasi yang berkaitan dengan Obligasi

- Risiko tidak likuidnya Obligasi yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini yang antara lain
disebabkan karena tujuan pembelian Obligasi sebagai investasi jangka panjang.

- Risiko gagal bayar disebabkan kegagalan dari Perseroan untuk melakukan pembayaran Bunga Obligasi
serta Pokok Obligasi pada waktu yang telah ditetapkan atau kegagalan Perseroan untuk memenuhi
ketentuan lain yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang merupakan dampak dari
memburuknya kinerja dan perkembangan usaha Perseroan.

Penjelasan lebih lanjut mengenai risiko usaha dapat dilihat pada Bab VI dalam Prospektus ini.

5. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Angka-angka ikhtisar data keuangan penting di bawah ini berdasarkan laporan keuangan konsolidasian
Perseroan tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2019 dan 2018, serta laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 30 Juni 2020 untuk
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2020, dimana laporan-laporan tersebut telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja, Suhartono yang ditanda tangani oleh Yoyo Sukaryo Djenal, M.Ak.,
CA, CPA pada tanggal 12 Juni 2020 (untuk laporan 31 Desember 2019) dan tanggal 19 November 2020 (untuk
laporan 30 Juni 2020) dengan opini tanpa modifikasian.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam Rupiah penuh)


30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2018
Jumlah Aset 1.008.568.799.982 929.368.383.862 984.323.489.985
Jumlah Liabilitas 491.268.538.469 452.207.508.627 601.566.344.907
Jumlah Ekuitas 517.300.261.513 477.160.875.235 382.757.145.078

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

(dalam Rupiah penuh)


30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2019 2018
Pendapatan 147.495.571.228 201.936.915.906 446.553.899.709 407.714.952.695
Laba Bruto 81.004.899.329 88.901.344.918 156.960.904.831 174.875.942.705
Laba Usaha 50.956.898.373 60.707.693.411 98.444.879.714 129.551.622.518
Laba Bersih Periode/Tahun
Berjalan 30.211.252.369 63.353.999.011 92.656.929.031 89.234.117.758
Laba Komprehensif Periode/ Tahun
Berjalan 30.075.177.811 63.353.999.011 92.236.730.157 88.714.514.554
Rasio Keuangan

(dalam % kecuali dinyatakan lain)


30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2018
Pertumbuhan Pendapatan (26,96%) 9,53% 19,40%
Pertumbuhan Laba Usaha (16,06%) (24,01%) 15,02%
Pertumbuhan Laba Bersih (52,31%) 3,84% 8,97%
Pertumbuhan Aset 8,52% (5,58%) 49,82%
Pertumbuhan Liabilitas 8.64% (24,83%) 65,74%
Pertumbuhan Ekuitas 8,41% 24,66% 30,17%
Margin Laba Kotor 54,92% 35,15% 42,89%
Margin Laba Usaha 34,55% 22,05% 31,78%
Margin Laba Bersih 20,48% 20,75% 21,89%
Return on Equity 5,84% 19,42% 23,31%
Return on Asset 3,00% 9,97% 9,07%
Current Ratio 2,91 2,94 1,88
Liabilitas/Ekuitas 0,95 0,95 1,57
Current Liabilities/Equity 0,38 0,35 0,89

Ringkasan data keuangan penting Perseroan yang lebih lengkap dapat dilihat pada Bab IV perihal Ikhtisar
Data Keuangan Penting dalam Prospektus ini.
I. PENAWARAN UMUM

PENAWARAN UMUM OBLIGASI KETROSDEN TRIASMITRA I TAHUN 2020


DENGAN JUMLAH POKOK OBLIGASI SEBANYAK-BANYAKNYA SEBESAR Rp700.000.000.000
(TUJUH RATUS MILIAR RUPIAH)

Obligasi ini tediri dari 2 (dua) seri, yaitu Obligasi Seri A dan Seri B yang masing-masing ditawarkan sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo yang diterbitkan
atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Obligasi ini ditawarkan sebesar Rp568.000.000.000,- (lima ratus
enam puluh delapan miliar Rupiah) yang dijamin dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment) dan terdiri dari 2 (dua)
seri:

Seri A : Jumlah Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah) dengan
tingkat bunga tetap sebesar 6,80% (enam koma delapan nol persen) per tahun. Jangka waktu Obligasi Seri A
adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet
payment) pada saat jatuh tempo.
Seri B : Jumlah Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp168.000.000.000,- (seratus enam puluh delapan miliar
Rupiah) dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,25% (tujuh koma dua lima persen) per tahun. Jangka waktu
Obligasi Seri B adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Pembayaran Obligasi dilakukan secara
penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo.

Sisa dari jumlah Pokok Obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar Rp132.000.000.000 (seratus tiga puluh dua
miliar Rupiah) akan dijamin secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort). Bila jumlah dalam pernjaminan Kesanggupan
Terbaik (Best Effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak akan menjadi
kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi tersebut.

Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, sesuai dengan Tanggal Pembayaran Bunga
Obligasi. Pembayaran Bunga Obligasi pertama masing-masing seri akan dilakukan pada tanggal 8 April 2021 sedangkan
pembayaran Bunga Obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi adalah pada tanggal 8 Januari 2024 untuk Seri A
dan tanggal 8 Januari 2026 untuk Seri B yang juga merupakan Tanggal Pelunasan dari masing-masing Seri Pokok Obligasi.

OBLIGASI INI AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan atas Obligasi
dari Pefindo:
id
AAA(cg)
(Triple A; Corporate Guarantee)

PT KETROSDEN TRIASMITRA
Berkedudukan di Jakarta Timur, Indonesia

Kegiatan Usaha Utama:


Pembangunan, penjualan dan pemeliharaan jaringan telekomunikasi kabel serat optik

KANTOR PUSAT
Gedung Meta Epsi Lantai 2
Perseroan memiliki 1 kantor perwakilan di Batam, gedung
Jl. Mayjend D.I. Panjaitan Kav. 2, Jakarta Timur
NOC, basecamp dan service point yang tersebar di
Telp: (021) 22085100, Fax: (021) 22085151 wilayah Indonesia yang meliputi wilayah di Pulau
Situs Internet: https://www.triasmitra.com Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali
Email: hqhu@triasmitra.com

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH TIDAK TERJUALNYA JARINGAN


TELEKOMUNIKASI YANG SUDAH DIBANGUN/DIINVESTASIKAN. RISIKO-RISIKO USAHA PERSEROAN
LAINNYA DAPAT DILIHAT DALAM BAB VI TENTANG RISIKO USAHA.

1
1. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI YANG DITERBITKAN

1.1. Nama Obligasi

Obligasi Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020.

1.2. Jenis Obligasi

Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas
nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening dan
didaftarkan pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo Obligasi oleh Perseroan kepada KSEI. Bukti
kepemilikan Obligasi bagi Pemegang Obligasi adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh Pemegang
Rekening dan diadministrasikan oleh KSEI berdasarkan perjanjian pembukaan Rekening Efek yang
ditandatangani Pemegang Obligasi dan Pemegang Rekening.

1.3. Jangka Waktu dan Jatuh Tempo

Obligasi ini berjangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi untuk Seri A, dan 5 (lima) tahun
terhitung sejak Tanggal Emisi untuk Seri B. Jatuh tempo masing-masing seri adalah pada tanggal 8 Januari 2024
untuk Seri A, dan tanggal 8 Januari 2026 untuk Seri B.

1.4. Jumlah Pokok Obligasi

Obligasi ini diterbitkan dan ditawarkan dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp700.000.000.000,-
(tujuh ratus miliar Rupiah) dengan satuan pemindahbukuan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya
adalah senilai Rp1,- (satu Rupiah) atau kelipatannya, dengan rincian sebagai berikut:

Sebesar Rp568.000.000.000,- (lima ratus enam puluh delapan miliar Rupiah) yang dijamin dengan Kesanggupan
Penuh (Full Commitment) dan terdiri dari 2 (dua) seri:
- Obligasi Seri A berjangka waktu 3 (tiga), dengan jumlah pokok sebesar Rp400.000.000.000,-
(empat ratus miliar Rupiah);
- Obligasi Seri B berjangka waktu 5 (lima), dengan jumlah pokok sebesar Rp168.000.000.000,- (seratus
enam puluh delapan miliar Rupiah);

Sisa dari jumlah Pokok Obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar Rp132.000.000.000 (seratus tiga
puluh dua miliar Rupiah) akan dijamin secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort). Bila jumlah dalam
pernjaminan Kesanggupan Terbaik (Best Effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang
tidak terjual tersebut tidak akan menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi tersebut.

1.5. Satuan Pemindahbukuan Obligasi

Satuan pemindahbukuan Obligasi adalah senilai Rp1,- (satu Rupiah) atau kelipatannya. Setiap Obligasi sebesar Rp1,-
(satu Rupiah) mempunyai hak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO.

1.6. Satuan Perdagangan Obligasi

Perdagangan Obligasi dilakukan di Bursa Efek dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana ditentukan
dalam peraturan Bursa Efek. Satuan perdagangan Obligasi di Bursa Efek dilakukan dengan jumlah sekurang-
kurangnya sebesar satuan perdagangan sebesar Rp5.000.000,- (lima juta Rupiah) dan/atau kelipatannya.

1.7. Harga Penawaran Obligasi

100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi.


1.8. Bunga Obligasi

Tingkat Bunga Obligasi adalah tingkat bunga tetap selama jangka waktu masing-masing seri Obligasi.

Bunga Obligasi sebesar 6,80% (enam koma delapan nol persen) per tahun untuk Seri A, dan 7,25% (tujuh koma
dua lima persen) per tahun untuk Seri B akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi melalui
Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi di bawah ini. Bunga Obligasi dibayarkan setiap
triwulanan (3 bulan), dimana bunga pertama dibayarkan pada tanggal 8 April 2021, sedangkan pembayaran
bunga terakhir sekaligus tanggal jatuh tempo dari Obligasi adalah pada tanggal 8 Januari 2024 untuk Seri A dan
tanggal 8 Januari 2026 untuk Seri B.

Tingkat Bunga Obligasi tersebut merupakan persentase per tahun dari nilai nominal yang dihitung berdasarkan
jumlah Hari Kalender yang lewat dengan perhitungan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) hari dan
1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari.

Jadwal pembayaran Bunga Obligasi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:

Bulan ke- Seri A Seri B


1 8 April 2021 8 April 2021
2 8 Juli 2021 8 Juli 2021
3 8 Oktober 2021 8 Oktober 2021
4 8 Januari 2022 8 Januari 2022
5 8 April 2022 8 April 2022
6 8 Juli 2022 8 Juli 2022
7 8 Oktober 2022 8 Oktober 2022
8 8 Januari 2023 8 Januari 2023
9 8 April 2023 8 April 2023
10 8 Juli 2023 8 Juli 2023
11 8 Oktober 2023 8 Oktober 2023
12 8 Januari 2024 8 Januari 2024
13 8 April 2024
14 8 Juli 2024
15 8 Oktober 2024
16 8 Januari 2025
17 8 April 2025
18 8 Juli 2025
19 8 Oktober 2025
20 8 Januari 2026

1.9. Tata Cara Pembayaran Bunga Obligasi

a. Pemegang Obligasi yang berhak atas Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi yang namanya tercatat
dalam Daftar Pemegang Rekening pada 4 (empat) Hari Kerja sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi,
kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan KSEI yang berlaku. Dengan demikian jika
terjadi transaksi Obligasi dalam waktu 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi,
pembeli Obligasi yang menerima pengalihan Obligasi tersebut tidak berhak atas Bunga Obligasi pada
periode Bunga Obligasi yang bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan
KSEI yang berlaku.
b. Bunga Obligasi akan dibayarkan oleh Perseroan melalui KSEI selaku Agen Pembayaran kepada Pemegang
Obligasi melalui Pemegang Rekening pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan
berdasarkan Daftar Pemegang Rekening.
c. Pembayaran Bunga Obligasi kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening dilakukan oleh Agen
Pembayaran untuk dan atas nama Perseroan berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran.
d. Pembayaran Bunga Obligasi yang terutang, yang dilakukan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi
melalui Agen Pembayaran, dianggap pembayaran lunas oleh Perseroan, setelah dana tersebut diterima oleh
Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening pada KSEI, dengan memperhatikan Perjanjian Agen
Pembayaran, dengan demikian, Perseroan dibebaskan dari kewajiban untuk melakukan pembayaran Bunga
Obligasi yang bersangkutan.
1.10. Tata Cara Pembayaran Pokok Obligasi

a. Pokok Obligasi harus dilunasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi.


b. Pembayaran Pokok Obligasi kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening dilakukan oleh Agen
Pembayaran untuk dan atas nama Perseroan berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran.
c. Pembayaran Pokok Obligasi yang terutang, yang dilakukan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi
melalui Agen Pembayaran, dianggap pembayaran lunas oleh Perseroan, setelah dana tersebut diterima oleh
Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening pada KSEI, dengan memperhatikan Perjanjian Agen
Pembayaran. Dengan demikian Perseroan dibebaskan dari kewajiban untuk melakukan pembayaran Pokok
Obligasi yang bersangkutan.

1.11. Jumlah Minimum Pemesanan

Pemesanan pembelian Obligasi harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya sebesar satu Satuan
Perdagangan sebesar Rp5.000.000,- (lima juta Rupiah) .

1.12. Penanggungan

1. Untuk menjamin kewajiban pembayaran dari Pokok Obligasi dan/atau Bunga Obligasi yang terutang dan
wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, CGIF
telah sepakat untuk memberikan Penanggungan kepada Pemegang Obligasi, dalam bentuk antara lain:
a. penanggungan (guarantee) atas kewajiban pembayaran Pokok Obligasi, Bunga Obligasi terutang
(tidak termasuk Denda, jika ada) dan/atau biaya Wali Amanat untuk kepentingan Pemegang Obligasi
melalui Wali Amanat, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian
Penanggungan.
b. Nilai Penanggungan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai Pokok Obligasi yang terutang, dan Bunga
Obligasi terutang.
c. Perjanjian Penanggungan berupa Guarantee Agreement (perjanjian penanggungan) yang diatur dan
ditafsirkan berdasarkan hukum Inggris.
d. Hak Pemegang Obligasi adalah pari passu tanpa hak preferen dan tanpa hak istimewa dengan hak-
hak kreditur Perseroan lainnya.

2. Sehubungan dengan Penanggungan yang diberikan oleh CGIF maka Wali Amanat berhak dan diberi kuasa
(yang kuasa tersebut tidak dapat dicabut kembali dengan cara apapun) untuk:
a. menandatangani Perjanjian Penanggungan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan
atas nama Pemegang Obligasi dan atau dokumen-dokumen lain yang diperlukan sehubungan dengan
pengikatan Jaminan.
b. melaksanakan seluruh hak Pemegang Obligasi atas Penanggungan berdasarkan Perjanjian
Penanggungan tersebut dan melakukan tindakan-tindakan lain yang diperlukan sehubungan dengan
pelaksanaan hak-hak Pemegang Obligasi berdasarkan Dokumen Jaminan tersebut.

3. Kuasa-kuasa yang tersebut di atas ini merupakan bagian penting dan merupakan syarat mutlak yang tidak
terpisahkan dengan Perjanjian Perwaliamanatan, yang tanpa kuasa kuasa tersebut Perjanjian
Perwaliamanatan tidak akan dibuat dan karenanya kuasa-kuasa tersebut tidak dapat berakhir karena sebab
apapun termasuk karena sebab-sebab yang diatur dalam Pasal 1813, 1814, 1815 dan 1816 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Indonesia.

4. Dalam hal terjadi pelunasan atas seluruh jumlah Pokok Obligasi baik terjadi pada Tanggal Pelunasan Pokok
Obligasi maupun terjadi pelunasan lebih awal, Wali Amanat berkewajiban untuk menerbitkan surat
pelepasan jaminan dan seluruh perjanjian penjaminan wajib dilepaskan oleh Wali Amanat selambat-
lambatnya 7 (tujuh) Hari kerja setelah terjadinya pelunasan Pokok Obligasi tersebut, pada tanggal pelepasan
tersebut seluruh jaminan yang diberikan menjadi bebas dari segala bentuk pembebanan.
5. Dalam hal CGIF sebagai Penanggung melakukan pembayaran Klaim kepada Pemegang Obligasi
berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian Penanggungan, maka:
a. CGIF, berdasarkan subrogasi dan sepanjang tidak bertentangan dengan Perjanjian Perwaliamanatan
dan peraturan yang berlaku, akan menggantikan:
1) seluruh hak, kuasa dan upaya pemulihan dari Pemegang Obligasi sehubungan dengan Obligasi;
dan
2) seluruh hak istimewa, hak dan agunan Pemegan Obligasi (apabila masih ada) terhadap Perseroan;
dan
b. Seluruh hak Pemegang Obligasi berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan akan beralih kepada CGIF
sehingga CGIF akan menjadi pemegang Obligasi yang baru berdasarkan ketentuan dalam Perjanjian
Perwaliamanatan. Perseroan dengan ini mengakui mekanisme subrogasi yang diberikan berdasarkan
poin ini dan setuju untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk memastikan dan melindungi hak
CGIF sebagai pihak subrogasi.

6. Kewajiban CGIF untuk melakukan pembayaran Klaim berdasarkan Perjanjian Penanggungan hanya muncul
setelah Klaim dibuat kepada CGIF sesuai dengan Perjanjian Penanggungan. Sebagai ketentuan lainnya
dalam Perjanjian Penanggungan, Wali Amanat hanya dapat mengirimkan Klaim jika Gagal Bayar terjadi
dan terus berlanjut (sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Pasal 3 (Pengajuan dan Pembayaran Klaim
Penanggungan) dan Pasal 5 (Percepatan Pelunasan Obligasi) Perjanjian Penanggungan).

Untuk mengindari keragu-raguan, dokumen pendukung sebagaimana dimaksud adalah


(a) surat pemberitahuan dari KSEI kepada Pemegang Obligasi yang ditembuskan ke Wali Amanat perihal
keterlambatan penyetoran dana yang telah jatuh tempo dan terutang pada tanggal surat pemberitahuan
tersebut oleh Perseroan ke rekening KSEI; (b) surat pemberitahuan dari Wali Amanat kepada Perseroan
yang berisikan pemberitahuan keterlambatan pembayaran beserta jumlah yang belum dibayar dan denda
(apabila ada) dan (c) bukti, informasi dan dokumentasi relevan lainnya yang mendukung Klaim
sebagaimana diperlukan yang secara umum dapat diterima dalam praktik pasar di Indonesia untuk
membuktikan secara rinci dengan wajar terjadinya Gagal Bayar, jumlah yang belum dibayar dan
pembayaran yang jatuh tempo dari CGIF sehubungan dengan Jumlah Yang Dijamin.

Jika Gagal Bayar terjadi dan berlanjut, Wali Amanat harus mengirimkan Klaim kepada CGIF sesegera
mungkin dalam 10 (sepuluh) Hari kerja (“Periode Klaim”), sesuai dengan Perjanjian Penanggungan
sehubungan dengan Jumlah Yang Dijamin yang relevan (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian
Penanggungan).

Selain itu, jika Gagal Bayar telah terjadi dan sedang berlanjut dan jika Wali Amanat belum mematuhi
ketentuan Pasal 3.1 (Umum), 5.1 (Percepatan Pihak yang Dijamin) Perjanjian Penanggungan, CGIF tidak
lagi memiliki kewajiban. untuk melakukan pembayaran berdasarkan Perjanjian Penanggungan.

Pada saat kapan pun setelah (i) terjadinya Peristiwa Wanprestasi Emiten atau (ii) Gagal Bayar telah terjadi
secara berkelanjutan terlepas dari apakah CGIF telah atau belum membayar Jumlah yang Dijamin
sehubungan dengan Gagal Bayar tersebut; atau (iii) syarat atau ketentuan dari Syarat Obligasi telah
diamandemen, dimodifikasi, divariasi, dinovasi, ditambahkan, diganti, dikesampingkan atau diakhiri tanpa
persetujuan tertulis sebelumnya dari CGIF sebagaimana diharuskan sesuai dengan ketentuan Perjanjian
Penanggungan, CGIF dapat setiap saat berdasarkan diskresinya, dengan menyampaikan pemberitahuan
kepada Perseroan dan Wali Amanat selambat-lambatnya lima belas (15) Hari Kerja setelah terjadinya
peristiwa Percepatan Pelunasan CGIF (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Penanggungan),
menginstruksikan Perseroan untuk melunasi Obligasi seluruhnya, dan tidak hanya sebagian, sesuai jumlah
pokok Obligasi, termasuk bunga terakumulasi yang belum dibayar pada tanggal yang ditetapkan untuk
pelunasan tersebut sebagaimana diatur dalam Pemberitahuan Percepatan Pelunasan CGIF. Lebih lanjut,
setelah tanggal relevan yang ditetapkan untuk pelunasan yang disebutkan dalam Pemberitahuan Percepatan
Pelunasan CGIF, Perseroan diwajibkan melunasi Obligasi secara keseluruhan, dan tidak hanya sebagian,
termasuk bunga yang terakumulasi dan CGIF wajib membayar seluruh Jumlah Yang Dijamin yang terutang
sebagaimana dirincikan dalam Pemberitahuan Percepatan Pelunasan CGIF kepada Pihak Yang Dijamin dan
Wali Amanat melalui Agen Pembayaran.

Tuntutan Pemegang Obligasi sehubungan dengan Penanggungan terbatas hanya pada aset CGIF. Wali
Amanat mengakui dan menerima bahwa mereka hanya memiliki tuntutan terhadap aset CGIF dan mereka
tidak memiliki hak untuk aset Asian Development Bank atau kontributor lain untuk CGIF dan kewajiban
apa pun berdasarkan Perjanjian Penanggungan bukan merupakan kewajiban Asian Development Bank atau
kontributor CGIF lainnya.

Wali Amanat selanjutnya mengakui dan menerima bahwa meskipun ada ketentuan lain dari Perjanjian
Penanggungan atau Dokumen Obligasi (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Penanggungan), baik
Asian Bank Development maupun kontributor CGIF lainnya atau pejabat, karyawan atau agen Asian
Development Bank atau kontributor CGIF tunduk pada tanggung jawab pribadi apa pun kepada pihak
ketiga mana pun termasuk Wali Amanat sehubungan dengan pengoperasian CGIF atau berdasarkan
Perjanjian Penanggungan atau setiap Dokumen Obligasi (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian
Penanggungan) dan mereka atau pihak ketiga mana pun tidak boleh melakukan tindakan apa pun terhadap
Asian Development Bank sebagai wali dari CGIF atau sebagai kontributor CGIF atau terhadap kontributor
CGIF atau pejabat, karyawan atau agennya masing-masing.

7. Setelah Klaim dikirim ke CGIF sesuai dengan persyaratan Perjanjian Penanggungan, semua jumlah yang
diterima dari CGIF oleh Wali Amanat berdasarkan Penanggungan akan diterapkan dalam urutan prioritas
berikut:
a. pertama, Biaya Wali Amanat (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Penanggungan);
b. kedua, bunga Obligasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi masih harus dibayar dan belum dibayar
sampai dengan tanggal pembayaran;
c. ketiga, jumlah pokok Obligasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi; dan
d. akhirnya, saldo (jika ada) harus dibayarkan ke CGIF tanpa penundaan yang tidak wajar.
Wali Amanat mengakui dan menyetujui bahwa setiap uang atau aset yang mereka terima dari Emiten
sehubungan dengan jumlah yang dijamin atau jumlah yang tersisa yang terutang kepada Pemegang Obligasi
setelah pembayaran oleh CGIF berdasarkan Penanggungan akan diterapkan sesuai dengan Pasal 6
Perjanjian Penanggungan.

8. Semua biaya dan ongkos-ongkos yang timbul sehubungan dengan Penanggungan termasuk tapi tidak
terbatas biaya notaris, serta biaya-biaya yang diperlukan oleh Wali Amanat dalam rangka pengikatan
jaminan dalam batas jumlah yang wajar dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Perseroan dengan
disertai bukti-bukti pembayaran asli yang cukup atau keterangan tertulis tentang pengeluaran tersebut,
menjadi beban dan tanggung jawab Perseroan.

1.13. Penyisihan Dana Pelunasan Pokok Obligasi (Sinking Fund)

Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Obligasi ini dengan pertimbangan untuk
mengoptimalkan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi ini sesuai dengan tujuan rencana
penggunaan dana Penawaran Umum Obligasi.

1.14. Kelalaian Perseroan

1. Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan Perseroan dinyatakan lalai apabila terjadi salah satu atau lebih
dari keadaan atau kejadian atau hal-hal tersebut di bawah ini:
a. Perseroan tidak membayar Pokok Obligasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi kepada Pemegang
Obligasi dan/atau Bunga Obligasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi kepada Pemegang
Obligasi berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan; atau
b. Keadaan dimana Perseroan dalam melaksanakan atau memenuhi kewajibannya berdasarkan Obligasi
dan Dokumen Emisi akan atau merupakan pelanggaran hukum; atau
c. Pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita, melaksanakan atau menggugat
terhadap, atau mengambil alih dengan cara apapun juga semua atau setiap bagian penting dari harta
benda Perseroan atau telah mengambil tindakan yang menghalangi
Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya sehingga mempengaruhi secara
material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian
Perwaliamanatan; atau
d. Sebagian besar hak, izin dan persetujuan lainnya dari otoritas terkait yang dimiliki Perseroan
dibatalkan atau atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang
disyaratkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap
kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan
untuk mempengaruhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau
e. (i) setiap Utang Keuangan Perseroan yang tidak dilunasi pada saat jatuh tempo atau dalam masa
tenggang yang berlaku semula; (ii) setiap Utang Keuangan Perseroan dinyatakan akan atau sebaliknya
telah menjadi jatuh tempo dan terutang sebelum jatuh tempo yang ditentukan sebagai akibat dari
terjadinya suatu peristiwa gagal bayar (sebagaimanapun dapat didefinisikan);
(iii) setiap komitmen sehubungan dengan setiap Utang Keuangan Perseroan dibatalkan atau
ditangguhkan oleh kreditur Perseroan sebagai akibat dari terjadinya peristiwa gagal bayar;
(iv) setiap kreditur Perseroan menjadi berhak untuk membatalkan setiap Utang Keuangan Perseroan
yang jatuh tempo dan terutang sebelum jatuh tempo yang ditentukan sebagai akibat dari terjadinya
suatu peristiwa gagal bayar (sebagaimanapun dapat didefinisikan). Tidak ada peristiwa gagal bayar
dianggap terjadi berdasarkan paragraf ini apabila total jumlah Utang Keuangan atau komitmen untuk
Utang Keuangan yang termasuk dalam sub-paragraf
(i) sampai (iv) di atas tidak melebihi 5% dari pinjaman terutang Perseroan atau USD5 juta (atau
ekuivalen dalam mata uang lainnya), mana yang lebih rendah; atau
f. Perseroan (atau dianggap berdasarkan peraturan perundang-undangan atau keputusan pengadilan)
dibubarkan atau Perseroan telah mengeluarkan keputusan untuk dibubarkan atau berhenti menjalankan
bisnisnya atau jika Perseroan mengajukan secara sukarela kepailitan ke pengadilan, atau menjadi pailit,
atau meminta pengadilan untuk memulai komposisi atau proses rehabilitasi atau pengaturan apapun
berdasarkan hukum kepailitan Indonesia atau peraturan perundang-undangan sejenisnya di pengadilan
yang berkompeten; atau Perseroan menyetujui proses atau pengaturan tersebut, atau setuju dengan
penunjukan pejabat penerima atau likuidator sehubungan dengan kepailitan atau proses kepailitan atau
salah satu aset Perseroan (baik secara keseluruhan atau bagian substansial) atau pengalihan apa pun
untuk kepentingan krediturnya sesuai dengan yang terkait dengan ketentuan hukum kepailitan; atau
g. Pengadilan yang berwenang telah mengeluarkan keputusan akhir atau perintah pengadilan akhir yang
menyebabkan Perseroan pailit atau insolven atau pengadilan kompeten telah mengeluarkan keputusan
pengadilan akhir atau penetapan pengadilan akhir yang menunjuk kurator resmi atau likuidator untuk
(i) mengelola kepailitan atau proses kepailitan Perseroan;
(ii) aset Perseroan baik sebagian besar atau keseluruhan, atau (iii) likuidasi, penyelesaian atau
pembubaran Perseroan; atau
h. Penangguhan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh Perseroan telah
memperoleh keputusan yang final dan mengikat dari Pengadilan Niaga yang berwenang; atau
i. Perseroan menghentikan atau mengancam untuk berhenti menjalankan semua atau sebagian besar dari
usahanya; atau
j. CGIF sebagai penanggung gagal membayar Obligasi Pokok dan/atau Bunga Obligasi dalam waktu 15
(lima belas) Hari Kerja sejak Klaim dari Wali Amanat kepada CGIF.

2. Dalam hal terjadi salah satu keadaan atau kejadian sebagaimana dimaksud dalam:

a. Butir 1.14 angka 1 poin b) sampai dengan j) dan keadaan atau kejadian tersebut berlangsung terus
menerus dalam waktu yang ditentukan oleh Wali Amanat yang tercantum dalam teguran tertulis dari
Wali Amanat paling lama 90 (sembilan puluh) Hari Kalender sejak surat teguran dari Wali Amanat
mengenai kelalaian tersebut, tanpa adanya upaya perbaikan yang mulai dilakukan oleh Perseroan atau
tanpa dihilangkannya keadaan tersebut;

maka Wali Amanat wajib memberitahukan keadaan atau kejadian tersebut kepada Pemegang Obligasi
melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, atas biaya
Perseroan. Wali Amanat atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPO menurut ketentuan
dan tata cara yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
Dalam RUPO tersebut, Wali Amanat akan meminta Perseroan untuk memberikan penjelasan
sehubungan dengan kelalaian tersebut.

Apabila RUPO tidak dapat menerima penjelasan dan alasan-alasan Perseroan serta RUPO memutuskan
agar Wali Amanat harus melakukan penagihan kepada Perseroan, Wali Amanat dapat, sebagaimana
diatur dalam Perjanjian Penanggungan, mengambil Percepatan Pelunasan dalam kondisi tertentu sesuai
dengan Perjanjian Penanggungan dan dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Kejadian tersebut timbul
jika:

(i) Gagal Bayar (sebagaimana didefinisikan di dalam Perjanjian Penanggungan) telah terjadi dan
terus berlanjut dan Klaim (sebagaimana didefinisikan di dalam Perjanjian Penanggungan) yang
telah dikirimkan kepada CGIF dalam 10 (sepuluh) Hari Kerja (“Periode Klaim”, sebagaimana
didefinisikan di dalam Perjanjian Penanggungan) sehubungan dengan Jumlah Yang Dijamin tidak
dibayarkan oleh CGIF, yang sebagaimana didefinisikan dan ditentukan dalam Perjanjian
Penanggungan; atau

(ii) salah satu kondisi atau peristiwa yang dirujuk dalam Butir 1.14(1) poin (b) hingga poin (j) di atas
telah terjadi selain dari Gagal Bayar (sebagai didefinisikan dan diatur dalam Butir
1.14 poin (a) dan sebagaimana didefinisikan di dalam Perjanjian Penanggungan, dan Wali
Amanat, sesuai dengan RUPO, mengambil Percepatan Pelunasan untuk menyatakan Obligasi
seketika jatuh tempo dan harus dibayarkan. Namun dalam hal demikian, baik Wali Amanat
maupun Pemegang Obligasi tidak memiliki hak untuk mengajukan Klaim ke CGIF untuk
pembayaran berdasarkan Perjanjian Penanggungan dan CGIF tidak lagi memiliki kewajiban untuk
melakukan pembayaran berdasarkan Penanggungan CGIF.

b. Untuk menghindari segala keraguan, terlepas dari butir 1.14 angka 2 poin a) di atas, Wali Amanat dan
Pemegang Obligasi tidak berhak untuk mengirimkan Klaim kepada CGIF sebagaimana diatur dalam
Perjanjian Penanggungan dan CGIF tidak lagi memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran
Klaim berdasarkan Perjanjian Penanggungan jika:

(i) jika salah satu kondisi atau peristiwa yang dirujuk dalam butir 1.14 angka 1 poin b) hingga poin j)
telah terjadi terkecuali gagal bayar (sebagaimana dijelaskan dalam butir 1.14 angka 1 poin a) dan
didefinisikan dalam Perjanjian Penanggungan) dan Wali Amanat telah mengambil Percepatan
Pelunasan sesuai dengan butir 1.14 angka 2 di atas; atau

(ii) sehubungan dengan gagal bayar di mana Obligasi menjadi terutang secara dipercepat atas
permintaan Perseroan;

Untuk tujuan kejelasan, Perseroan dengan ini mengakui dan menyetujui bahwa, sehubungan dengan
butir (ii) di atas, tidak ada ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau dokumen lain yang
berkaitan dengan Obligasi yang memungkinkan Perseroan untuk mempercepat Obligasi atas
inisiatifnya sendiri.

3. Apabila setiap peristiwa cidera janji terjadi berdasarkan angka 1 huruf f) sampai j) dan tunduk pada
ketentuan Pasal 10.3 dari Perjanjian Perwaliamanatan, Wali Amanat berhak tanpa memanggil RUPO
bertindak mewakili kepentingan Pemegang Obligasi dan mengambil keputusan yang dianggap
menguntungkan Pemegang Obligasi dan untuk itu Wali Amanat dibebaskan dari segala tindakan dan
tuntutan oleh Pemegang Obligasi. Dalam hal Wali Amanat mengambil keputusan bahwa Obligasi menjadi
jatuh tempo dengan sendirinya akan tetapi baik Wali Amanat maupun Pemegang Obligasi tidak memiliki
hak untuk mengajukan Klaim ke CGIF untuk pembayaran berdasarkan Perjanjian Penanggungan dan CGIF
tidak lagi memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran berdasarkan Perjanjian Penanggungan.

4. Perseroan berkewajiban untuk membayar ganti rugi kepada Wali Amanat dan/atau membebaskan Wali
Amanat dari setiap dan semua gugatan, kerugian, biaya, tanggungan dan ongkos lain apapun yang diderita
oleh Wali Amanat termasuk biaya konsultan hukum yang disetujui oleh Perseroan sehubungan dengan
kewajiban-kewajiban Perseroan berdasarkan Dokumen Emisi kecuali yang diakibatkan oleh kelalaian Wali
Amanat.
1.15. Pembelian Kembali Obligasi (Buy Back)

1. Dalam hal Perseroan melakukan pembelian kembali Obligasi maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. pembelian kembali Obligasi ditujukan sebagai pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual kembali
dengan harga pasar;
b. pelaksanaan pembelian kembali Obligasi dilakukan melalui Bursa Efek atau di luar Bursa Efek;
c. pembelian kembali Obligasi baru dapat dilakukan 1 (satu) tahun setelah Tanggal Penjatahan;
d. pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila hal tersebut mengakibatkan Perseroan
tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian Perwaliamanatan;
e. pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila Perseroan melakukan kelalaian
(wanprestasi) sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan;
f. pembelian kembali Obligasi hanya dapat dilakukan oleh Perseroan kepada pihak yang tidak
terafiliasi;
g. rencana pembelian kembali Obligasi wajib dilaporkan kepada OJK oleh Perseroan paling lambat 2
(dua) Hari Kerja sebelum pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi tersebut di surat kabar;
h. pembelian kembali Obligasi, dapat dilakukan setelah pengumuman rencana pembelian kembali
Obligasi;
i. rencana pembelian kembali Obligasi sebagaimana dimaksud dalam butir g dan pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam huruf g, paling sedikit memuat informasi tentang:
1) periode penawaran pembelian kembali;
2) jumlah dana maksimal yang digunakan untuk pembelian kembali;
3) kisaran jumlah Obligasi yang akan dibeli kembali;
4) harga atau kisaran harga yang ditawarkan untuk pembelian kembali Obligasi;
5) tata cara penyelesaian transaksi;
6) persyaratan bagi Pemegang Obligasi yang mengajukan penawaran jual;
7) tata cara penyampaian penawaran jual oleh Pemegang Obligasi;
8) tata cara pembelian kembali Obligasi; dan
9) ketiadaan hubungan Afiliasi antara Perseroan dan Pemegang Obligasi.
j. Perseroan wajib melakukan penjatahan secara proporsional sebanding dengan partisipasi setiap pihak
yang melakukan penjualan Obligasi apabila jumlah Obligasi yang ditawarkan untuk dijual oleh
Pemegang Obligasi, melebihi jumlah Obligasi yang dapat dibeli kembali;
k. Perseroan wajib menjaga kerahasiaan atas semua informasi mengenai penawaran jual yang telah
disampaikan oleh Pemegang Obligasi;
l. Perseroan dapat melaksanakan pembelian kembali Obligasi tanpa melakukan pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam butir h dengan ketentuan:
1) Jumlah pembelian kembali Obligasi tidak lebih dari 5% (lima persen) dari jumlah Obligasi untuk
masing-masing jenis Obligasi yang beredar dalam periode 1 (satu) tahun setelah Tanggal
Penjatahan;
2) Obligasi yang dibeli kembali tersebut bukan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi dari
Perseroan; dan
3) Obligasi yang dibeli kembali hanya untuk disimpan yang kemudian hari dapat dijual
kembali;
dan wajib dilaporkan kepada OJK paling lambat akhir Hari Kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya
pembelian kembali Obligasi.
m. Perseroan wajib melaporkan kepada OJK dan Wali Amanat serta mengumumkan kepada publik dalam
waktu paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah dilakukannya pembelian kembali Obligasi.
n. Pembelian Kembali Obligasi dilakukan dengan mendahulukan Obligasi yang tidak dijamin jika
terdapat lebih dari satu Obligasi yang diterbitkan oleh Perseroan;
o. Obligasi yang dibeli kembali oleh Perseroan akan dibatalkan sesuai dengan huruf p di bawah ini dan
Perseroan harus segera menginformasikan CGIF secara tertulis atas Obligasi yang dibatalkan tersebut.
(Untuk menghindari keraguan, jika Perseroan gagal untuk membeli kembali Obligasi dari Afiliasi
dengan Perseroan dan Afiliasi dengan Perseroan tersebut menjual kembali Obligasi kepada orang lain,
Pemegang Obligasi yang telah membeli atau memperoleh Obligasi dari Afiliasi dengan Perseroan,
akan tetap berhak atas hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali dan manfaat berdasarkan
Penanggungan CGIF);
p. Obligasi yang telah dibeli kembali oleh Perseroan sebagaimana dimaksud di atas harus dibatalkan dan
tidak dapat diterbitkan kembali atau dijual kembali. Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan wajib
memberitahu KSEI untuk membatalkan Obligasi, menyampaikan laporan kepada OJK dan Wali
Amanat secara tertulis serta mengumumkan kepada publik mengenai pembelian kembali dan
pembatalan Obligasi tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Perjanjian
Perwaliamanatan;
q. pembelian kembali wajib mempertimbangkan aspek kepentingan ekonomis Perseroan atas pembelian
kembali tersebut terlepas apabila terdapat lebih dari satu Obligasi yang tidak dijamin maupun apabila
terdapat jaminan atas seluruh Obligasi ;
r. pembelian kembali Obligasi oleh Perseroan mengakibatkan:
1) hapusnya segala hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali, meliputi hak menghadiri
RUPO, hak suara, dan hak memperoleh bunga, marjin atau imbal jasa serta manfaat lain dari
Obligasi yang dibeli kembali jika dimaksudkan untuk pelunasan; atau
2) pemberhentian sementara segala hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali, meliputi
hak menghadiri RUPO, hak suara, dan hak memperoleh bunga, marjin atau imbal jasa Obligasi
serta manfaat lain dari Obligasi yang dibeli kembali, jika dimaksudkan untuk disimpan untuk
dijual kembali.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf e angka 1 di atas dikecualikan jika telah memperoleh
persetujuan RUPO dan/atau apabila terjadi Percepatan Pelunasan sesuai dengan ketentuan Perjanjian
Penanggungan.
4. Pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi sebagaimana dimaksud pada huruf f dan huruf g di atas
wajib dilakukan paling lambat 2 (dua) hari sebelum tanggal penawaran untuk pembelian kembali dimulai
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bagi emiten yang sahamnya tercatat pada bursa efek paling sedikit melalui:
i. Situs web emiten dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan bahasa asing yang
digunakan paling sedikit bahasa Inggris; dan
ii. Situs web bursa efek atau 1 (satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran
nasional.
b. Bagi emiten yang sahamnya tidak tercatat pada bursa efek paling sedikit melalui:
i. Situs web emiten dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan bahasa asing yang
digunakan paling sedikit bahasa Inggris; dan
ii. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
5. Informasi yang wajib dilaporkan sebagaimana dimaksud pada huruf l paling sedikit:
a. Jumlah Obligasi yang telah dibeli oleh Perseroan;
b. Rincian jumlah Obligasi yang telah dibeli kembali untuk pelunasan atau disimpan untuk dijual
kembali;
c. Harga pembelian kembali yang telah terjadi; dan
d. Jumlah dana yang digunakan untuk pembelian kembali Obligasi.

1.16. Hak-Hak Pemegang Obligasi

a. Menerima pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi dari Perseroan yang dibayarkan
melalui KSEI selaku Agen Pembayaran pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan/ atau Tanggal
Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Jumlah yang wajib dibayarkan oleh Perseroan pada
Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi adalah dengan harga yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang
tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi pada Tanggal Pelunasan Pokok
Obligasi.

b. Pemegang Obligasi yang berhak atas Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi yang namanya tercatat
dalam Daftar Pemegang Rekening pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga
Obligasi, kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan KSEI yang berlaku.

c. Apabila lewat tanggal jatuh tempo Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi atau Tanggal Pelunasan Pokok
Obligasi, Perseroan belum menyetorkan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan,
maka Perseroan wajib membayar Denda akibat adanya keterlambatan kewajiban pembayaran Bunga
Obligasi dan/atau Pokok Obligasi sebesar tingkat Bunga Obligasi masing-masing seri Obligasi dari jumlah
dana yang terlambat dibayar. Jumlah Denda tersebut
dihitung berdasarkan hari yang lewat terhitung sejak Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi atau Tanggal
Pelunasan Pokok Obligasi hingga Jumlah Terutang tersebut dibayar sepenuhnya. Denda yang dibayar oleh
Perseroan merupakan hak Pemegang Obligasi akan dibayar kepada Pemegang Obligasi secara proporsional
sesuai dengan besarnya Obligasi yang dimilikinya.

d. Pemegang Obligasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili paling sedikit lebih dari 20%
(dua puluh persen) dari jumlah Obligasi yang belum dilunasi tidak termasuk Obligasi yang dimiliki oleh
Perseroan dan/atau Afiliasinya dapat mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat agar
diselenggarakan RUPO dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan tertulis dimaksud harus memuat acara
yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya KTUR tersebut, Obligasi yang dimiliki oleh
Pemegang Obligasi yang mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI
sejumlah Obligasi yang tercantum dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan oleh KSEI tersebut hanya
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat.

e. Setiap Obligasi sebesar Rp1,- (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO, dengan
demikian setiap Pemegang Obligasi dalam RUPO mempunyai hak untuk mengeluarkan suara sejumlah
Obligasi yang dimilikinya.

1.17. Syarat-Syarat Obligasi

Perseroan berjanji dan mengikat diri pada Wali Amanat, baik pada Wali Amanat untuk diri Wali Amanat sendiri
maupun kepada Wali Amanat sebagai kuasa Pemegang Obligasi (janji dan pengikatan diri ini dibuat dan
mengikat bagi Perseroan terhadap setiap Pemegang Obligasi) bahwa Perseroan akan mengeluarkan Obligasi atau
melakukan Emisi dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Obligasi Merupakan Bukti Utang:


a. Berdasarkan pernyataan Perseroan sekarang tetapi berlaku sejak Tanggal Emisi, Obligasi merupakan
bukti bahwa Perseroan secara sah dan mengikat berutang kepada Pemegang Obligasi sejumlah Pokok
Obligasi yang disebut dalam Sertifikat Jumbo Obligasi ditambah dengan Bunga Obligasi dan Denda
(jika ada) yang wajib dibayar oleh Perseroan berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian
Agen Pembayaran. Obligasi tersebut merupakan bagian penting dan tidak dapat dipisahkan dari
Perjanjian Perwaliamanatan.
b. Bukti kepemilikan Obligasi bagi Pemegang Obligasi adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh
Pemegang Rekening dan diadministrasikan oleh KSEI berdasarkan Perjanjian Pembukaan Rekening
Efek yang ditandatangani Pemegang Obligasi dan Pemegang Rekening. Konfirmasi Tertulis tersebut
tidak dapat dialihkan atau diperdagangkan.

2. Pendaftaran Obligasi di KSEI:


a. Obligasi telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Obligasi di KSEI yang
dibuat di bawah tangan bermeterai cukup, dengan memperhatikan ketentuan di bidang Pasar Modal
dan ketentuan KSEI yang berlaku.
b. Obligasi diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan
atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Pemegang
Rekening.

3. Penarikan Obligasi:
Penarikan Obligasi dari Rekening Efek hanya dapat dilakukan dengan pemindahbukuan dari satu Rekening
Efek ke Rekening Efek lainnya. Penarikan Obligasi keluar dari Rekening Efek untuk dikonversikan menjadi
Sertifikat Obligasi tidak dapat dilakukan, kecuali apabila terjadi pembatalan pendaftaran Obligasi di KSEI
atas permintaan Perseroan atau Wali Amanat dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Pasar Modal.

4. Pengalihan Obligasi:
Hak kepemilikan Obligasi beralih dengan pemindahbukuan Obligasi dari satu Rekening Efek ke Rekening
Efek lainnya. Perseroan, Wali Amanat dan Agen Pembayaran memberlakukan Pemegang Rekening selaku
Pemegang Obligasi yang sah dalam hubungannya untuk menerima pembayaran
Bunga Obligasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi dan hakhak lain yang berhubungan dengan Obligasi.

5. Sanksi:
Apabila Perseroan tidak menyerahkan dana secukupnya untuk pembayaran Bunga Obligasi dan/ atau
pelunasan Pokok Obligasi setelah lewat Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Tanggal Pelunasan
Pokok Obligasi, sebagaimana dimaksud Pasal 7.3 huruf b Perjanjian Perwaliamanatan maka Perseroan
wajib membayar Denda. Denda yang dibayar oleh Perseroan merupakan hak Pemegang Obligasi, yang oleh
Agen Pembayaran akan diberikan kepada Pemegang Obligasi secara proporsional berdasarkan besarnya
Obligasi yang dimilikinya.

6. Lain-lain:
a. Kewajiban Perseroan berdasarkan Obligasi pada setiap waktu merupakan kewajiban Perseroan yang
sah dan yang tidak bersyarat serta bersifat mutlak.
b. Pembayaran Bunga Obligasi, Pokok Obligasi dan Denda (jika ada) merupakan hak dari para Pemegang
Obligasi.
c. Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang merupakan Pemegang Rekening dapat bertindak untuk
dirinya sendiri atau berdasarkan surat kuasa bertindak untuk dan atas nama nasabahnya sebagai
Pemegang Obligasi.
d. Pada saat Percepatan Pelunasan Obligasi sesuai dengan kondisi berdasarkan Perjanjian Penanggungan,
semua pokok, bunga dan jumlah lainnya yang diterima dari Perseroan oleh Wali Amanat berdasarkan
Obligasi akan diterapkan dengan urutan prioritas sebagai berikut:
i. pertama, pembayaran semua biaya, pengeluaran dan kewajiban yang ditanggung oleh Wali
Amanat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehubungan dengan Obligasi sesuai dengan
kondisi yang ditetapkan di dalam Perjanjian ini;
ii. kedua, remunerasi Wali Amanat sehubungan dengan Obligasi sesuai dengan Perjanjian;
iii. ketiga, bunga Obligasi yang masih harus dibayar dan belum dibayar sampai dengan tanggal
pembayaran;
iv. keempat, jumlah pokok Obligasi;
v. kelima, kepada CGIF, sejauh CGIF telah melakukan pembayaran berdasarkan Perjanjian
Penanggungan; dan
vi. terakhir, saldo (jika ada) harus dibayarkan kepada Perseroan tanpa penundaan yang tidak
wajar.
e. Bagi Pemegang Obligasi berlaku ketentuan perpajakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan
yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan apabila Perseroan diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia untuk memotong pajak atas setiap
pembayaran yang dilakukan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi, Perseroan melalui Agen
Pembayaran harus memotong pajak tersebut dan membayarkannya kepada instansi yang ditunjuk
untuk menerima pembayaran pajak serta melalui Agen Pembayaran akan memberikan bukti
pemotongan pajak kepada Pemegang Obligasi.

1.18. Pembatasan-Pembatasan dan Kewajiban-Kewajiban Perseroan

1. Sebelum dilunasinya semua Jumlah Yang Terutang yang harus dibayar oleh Perseroan berkenaan dengan
Obligasi, Perseroan berjanji dan mengikatkan diri bahwa Perseroan, termasuk Anak Perusahaan, kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Wali Amanat, tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan penggabungan, peleburan dengan perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya Perseroan
dan/atau Anak Perusahaan, atau spin-off (pemisahan) Anak Perusahaan, atau Perseroan dan/atau Anak
Perusahaan diambilalih oleh oleh pihak lain, yang akan mempunyai akibat negatif terhadap
kelangsungan usaha utama Perseroan dan kemampuan Perseroan untuk melaksanakan kewajibannya
berdasarkan Dokumen Transaksi, kecuali:
1) Semua syarat dan kondisi Obligasi dalam Perjanjian Perwaliamanatan tetap berlaku dan mengikat
sepenuhnya terhadap perusahaan penerus (surviving company), dan dalam hal Perseroan bukan
merupakan perusahaan penerus (surviving company) maka seluruh kewajiban telah dialihkan
secara sah kepada perusahaan penerus (surviving company) dan perusahaan penerus (surviving
company) tersebut memiliki aktiva dan kemampuan
yang memadai untuk pembayaran Bunga Obligasi dan pelunasan Pokok Obligasi, serta Denda
(apabila ada).
2) Salah satu bidang usaha perusahaan penerus (surviving company) tersebut adalah bergerak
dalam bidang usaha yang sama dengan Perseroan atau telekomunikasi.
b. Menjual atau melakukan pengalihan atas aset Perseroan dan/atau Anak Perusahaan dalam satu atau
rangkaian transaksi dalam suatu tahun buku berjalan yang berjumlah seluruhnya melebihi 40% (empat
puluh persen) dari total aktiva secara konsolidasi, baik yang telah ada maupun yang akan ada di
kemudian hari kepada pihak ketiga manapun, kecuali:
1) penjualan aset tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan usaha sehari-hari atau
2) penjualan atas aset Perseroan dan/atau Anak Perusahaan yang sudah tidak dapat digunakan lagi
atau penggantian peralatan dimana peralatan yang baru yang akan menggantikannya memiliki
fungsi yang sama dan mempunyai kualitas yang lebih baik
c. Mengadakan perubahan kegiatan usaha utama Perseroan sebagaimana telah disebutkan dalam
anggaran dasar Perseroan
d. Menerbitkan surat utang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari Obligasi ini, kecuali
penerbitan surat utang tersebut dalam rangka pelunasan Obligasi ini.
e. Mengurangi modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor.
f. Memberikan kredit dan/atau pinjaman kepada pihak lain, kecuali
1) pinjaman yang diberikan kepada Anak Perusahaan sehubungan dengan kegiatan usaha Anak
Perusahaan sehari-hari; atau
2) pinjaman kepada Direksi dan Karyawan Perseroan
g. Memberikan penanggungan kepada pihak lain atas kewajiban pihak lain tersebut, kecuali
1) Penanggungan yang tela hada sebelum ditandatanganinya Perjanjian Perwaliamanatan;
2) Penanggungan yang diberikan Perseroan kepada Anak Perusahaan sepanjang dilakukan
sehubungan dengan kegiatan usaha Anak Perusahaan sehari-hari yang wajar dan lazim sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;

2. Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 di atas diajukan dan diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Persetujuan tersebut tidak akan ditolak atau ditunda tanpa alasan yang wajar
b. Wali Amanat wajib memberikan tanggapan atas permohonan persetujuan dari Perseroan dalam waktu
10 (sepuluh) Hari Kerja setelah diterimanya permohonan Perseroan tersebut, dan apabila dalam waktu
10 (sepuluh) Hari Kerja tersebut Wali Amanat tidak memberikan tanggapannya maka persetujuan
tersebut dianggap telah diberikan oleh Wali Amanat;
c. Apabila Wali Amanat memerlukan dokumen tambahan dari Perseroan dalam rangka memberikan
persetujuan tersebut, maka Wali Amanat akan mengajukan permintaan dokumen tambahan selambat-
lambatnya 10 (sepuluh) Hari Kerja sejak tanggal diterimanya permohonan persetujuan dari Perseroan
Dalam hal ini maka ketentuan mengenai kewajiban untuk memberikan persetujuan oleh Wali Amanat
dalam jangka waktu yang diatur dalam angka 2 butir b di atas tidak berlaku
d. Perseroan wajib untuk memberikan secara lengkap dokumen-dokumen tambahan yang diminta oleh
Wali Amanat berdasarkan angka 2 butir c ini; dan
e. Setelah Wali Amanat menerima dokumen tambahan secara lengkap, maka Wali Amanat wajib
memberikan persetujuan atau penolakannya terhadap permohonan Perseroan dalam waktu 10 (sepuluh)
Hari Kerja setelah diterimanya dokumen tambahan secara lengkap, dan jika dalam waktu 10 (sepuluh)
Hari Kerja tersebut Perseroan tidak menerima tanggapan apapun dari Wali Amanat, maka Wali
Amanat dianggap telah memberikan persetujuan.

3. Selama Pokok Obligasi dan Bunga Obligasi belum dilunasi seluruhnya, Perseroan wajib untuk :
a. Memenuhi semua syarat dan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan perjanjian lainnya yang
terkait dengan Obligasi;
b. Menyetorkan sejumlah uang yang diperlukan untuk pembayaran Bunga Obligasi dan/atau pelunasan
Pokok Obligasi yang jatuh tempo kepada Agen Pembayaran selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja
(in good funds) sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan Tanggal Pelunasan Pokok
Obligasi ke rekening KSEI dan menyerahkan kepada Wali Amanat fotokopi bukti penyetoran dana
tersebut selambat-lambatnya pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Tanggal Pelunasan
Pokok Obligasi;
c. Selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kerja setelah Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif, Perseroan
wajib membuka Rekening Penampungan ;
d. Selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah Tanggal Emisi, Perseroan wajib menyetorkan sejumlah
uang ke dalam Rekening Penampungan yang jumlahnya setara dengan Denda yang harus dibayar
apabila Perseroan terlambat melakukan pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Pokok Obligasi selama
14 (empat belas) Hari Kalender;
e. Dalam hal dana yang tertampung dalam Rekening Penampungan tidak mencukupi pembayaran Denda
yang harus dibayar Perseroan, Perseroan wajib segera menyetorkan kekurangan dana tersebut ke dalam
Rekening Penampungan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sejak Perseroan menerima permintaan
penyetoran dana tambahan dari Wali Amanat;
f. Apabila setelah tanggal jatuh tempo Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Tanggal Pelunasan
Pokok Obligasi, Perseroan belum menyetorkan sejumlah uang sesuai dengan angka 3 butir b ini, maka
Perseroan wajib membayar Denda atas kelalaian tersebut. Jumlah Denda tersebut dihitung berdasarkan
hari yang lewat terhitung sejak Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Tanggal Pelunasan
Pokok Obligasi hingga jumlah yang terhutang tersebut dibayar sepenuhnya. Denda yang dibayar oleh
Perseroan yang merupakan hak Pemegang Obligasi akan dibayar kepada Pemegang Obligasi secara
proporsional sesuai dengan besarnya Obligasi yang dimilikinya;
g. Mempertahankan dan menjaga kedudukan Perseroan sebagai perseroan terbatas dan badan hukum
dan semua izin untuk menjalankan kegiatan usaha utamanya yang sekarang dimiliki oleh Perseroan,
dan segera memohon izin-izin apabila izin-izin tersebut berakhir atau diperlukan perpanjangannya
untuk menjalankan kegiatan usaha utamanya serta melaksanakan kewajiban-kewajibannya
berdasarkan, atau mempertahankan keabsahan dan keberlakuan dari Perjanjian Perwaliamanatan ini;
h. Memelihara sistem akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan memelihara
buku-buku dan catatan-catatan lain yang cukup untuk menggambarkan dengan tepat keadaan
keuangan, usaha dan transaksi yang dilakukan Perseroan;
i. Menjaga dan mempertahankan rasio keuangan berdasarkan Laporan Keuangan akhir tahun bulan
Desember (audited) Perseroan yang diserahkan kepada Wali Amanat:
1) Debt to equity ratio tidak lebih dari 2,25 (dua koma dua lima)
Debt to equity ratio adalah perbandingan antara total utang dengan modal.
“Utang” adalah semua utang yang berbunga termasuk utang bank, surat utang dan utang sewa
guna usaha
“Modal” adalah total ekuitas.
2) EBITDA terhadap beban bunga Utang minimum 1,5 (satu koma lima) kali;
”EBITDA” adalah laba usaha ditambah penyusutan dan amortisasi
3) Current Ratio minimum 1 (satu) kali;
4) Mempertahankan kepemilihan saham bapak Galumbang Menak minimum 75% (tujuh
puluh lima persen)
j. Menyerahkan kepada Wali Amanat, salinan laporan-laporan yang diminta dan persetujuan-
persetujuan sehubungan dengan Obligasi, termasuk tidak terbatas penyerahan:
1) laporan keuangan tahunan konsolidasi yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di
OJK disampaikan bersamaan dengan penyerahan laporan ke OJK atau selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh) Hari Kalender setelah tanggal tiap tahun buku terakhir.
2) laporan keuangan triwulanan disampaikan bersamaan dengan penyerahan laporan ke Bursa Efek
atau paling lambat pada akhir bulan pertama setelah tanggal laporan keuangan triwulanan, jika
tidak disertai laporan akuntan; atau paling lambat pada akhir bulan kedua setelah tanggal laporan
keuangan triwulanan, jika disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas; atau paling
lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan triwulanan, jika disertai laporan
akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
3) rincian setiap perkara litigasi, arbitrase atau administratif yang material (yang dapat memberikan
pengaruh negatif yang signifikan terhadap keadaan keuangan Perseroan atau kemampuannya
untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan) yang sedang
berlangsung (jika ada), akan berlangsung atau sedang ditunda yang melibatkan Perseroan, segera
setelah Perseroan mengetahui hal tersebut;
k. Memelihara harta kekayaan Perseroan agar tetap dalam keadaan baik dan memelihara asuransi-
asuransi yang sudah berjalan dan berhubungan dengan harta kekayaan Perseroan yang material pada
perusahaan asuransi yang mempunyai reputasi baik dengan syarat dan ketentuan yang biasa dilakukan
oleh Perseroan dan berlaku umum pada bisnis yang sejenis;
l. Menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan praktek keuangan,manajemen dan bisnis yang baik dan
anggaran dasarnya;
m. Wajib mematuhi seluruh hukum yang berlaku terhadap Perseroan dan peraturan yang diwajibkan oleh
otoritas atau lembaga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap dan
mengikat Perseroan;
n. Memberi izin kepada Wali Amanat dan/atau orang yang diberi kuasa oleh Wali Amanat (termasuk
namun tidak terbatas pada auditor/akuntan yang ditunjuk oleh Wali Amanat untuk maksud tersebut)
pada Hari Kerja dan selama jam kerja Perseroan untuk melakukan kunjungan langsung ke Perseroan,
dan dalam hal Wali Amanat berpendapat terdapat suatu kejadian yang dapat mempengaruhi secara
material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya kepada Pemegang Obligasi
berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, memeriksa catatan keuangan Perseroan dan melakukan
pemeriksaan atas izin-izin sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan
termasuk peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku, dengan pemberitahuan secara tertulis terlebih
dahulu kepada Perseroan yang diajukan sekurang kurangnya 6 (enam) Hari Kerja sebelum kunjungan
dilakukan;
o. Perseroan wajib menyampaikan laporan informasi atau fakta material antara lain meliputi penggantian
Wali Amanat dan pembayaran Bunga dan/atau pelunasan Pokok Obligasi kepada OJK dan melakukan
pengumuman kepada masyarakat paling sedikit melalui:
1) situs web Perseroan; dan
2) situs web bursa efek atau 1 (satu) surat kabar yang berperedaran nasional, paling lambat pada
akhir Hari Kerja ke-2 (kedua) setelah terdapatnya informasi atau fakta material tersebut

1.19. Rapat Umum Pemegang Obligasi

Untuk penyelenggaraan RUPO, kuorum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan berlaku
ketentuan-ketentuan di bawah ini, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. RUPO diadakan untuk tujuan antara lain:


a. mengambil keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan atau Pemegang Obligasi mengenai
perubahan jangka waktu Obligasi, Pokok Obligasi, suku Bunga Obligasi, perubahan tata cara atau
periode pembayaran Bunga Obligasi, perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum Obligasi dan
ketentuan lain dalam Perjanjian Perwaliamanatan;
b. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan dan/atau Wali Amanat, memberikan pengarahan
kepada Wali Amanat, dan/atau menyetujui suatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian
berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan serta akibat-akibatnya, atau untuk mengambil tindakan lain
sehubungan dengan kelalaian;
c. memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan Perjanjian
Perwaliamanatan;
d. mengambil tindakan yang dikuasakan oleh atau atas nama Pemegang Obligasi termasuk dalam
penentuan potensi kelalaian yang dapat menyebabkan terjadinya kelalaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 Perjanjian Perwaliamanatan dan dalam POJK No.20/POJK.04/2020;
e. Wali Amanat bermaksud mengambil tindakan lain yang tidak dikuasakan atau tidak termuat dalam
Perjanjian Perwaliamanatan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.
f. Untuk menghindari keraguan, RUPO tidak diperlukan dalam hal terjadi Percepatan Pelunasan CGIF
(sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Penanggungan) sebagaimana ketentuan Pasal 12.6
Perjanjian Perwaliamanatan.
2. RUPO dapat diselenggarakan atas permintaan:
a. Pemegang Obligasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili paling sedikit lebih dari
20% (dua puluh persen) dari jumlah Obligasi yang belum dilunasi tidak termasuk Obligasi yang
dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya, (kecuali Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau
penyertaan modal Pemerintah), mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat untuk
diselenggarakan RUPO dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan tertulis dimaksud harus memuat
acara yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya KTUR tersebut, Obligasi yang dimiliki oleh
Pemegang Obligasi yang mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh
KSEI sejumlah Obligasi yang tercantum dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan Obligasi oleh
KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat;
b. Perseroan;
c. Wali Amanat; atau
d. OJK.

3. Permintaan sebagaimana dimaksud dalam butir 1.19 angka 2 poin a), poin b), dan poin d) wajib
disampaikan secara tertulis kepada Wali Amanat dan paling lambat 30 (tiga puluh) Hari Kalender setelah
tanggal diterimanya surat permintaan tersebut Wali Amanat wajib melakukan panggilan untuk RUPO.

4. Dalam hal Wali Amanat menolak permohonan Pemegang Obligasi atau Perseroan untuk mengadakan
RUPO, maka Wali Amanat wajib memberitahukan secara tertulis alasan penolakan tersebut kepada
pemohon dengan tembusan kepada OJK, paling lambat 14 (empat belas) Hari Kalender setelah diterimanya
surat permohonan.

5. Pengumuman, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPO.


a. Pengumuman RUPO wajib dilakukan melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional, dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) Hari Kalender sebelum
pemanggilan.
b. Pemanggilan RUPO dilakukan paling lambat 14 (empat belas) Hari Kalender sebelum RUPO, melalui
paling sedikit 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
c. Pemanggilan untuk RUPO kedua atau ketiga dilakukan paling lambat 7 (tujuh) Hari Kalender sebelum
RUPO kedua atau ketiga dilakukan dan disertai informasi bahwa RUPO sebelumnya telah
diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum.
d. Pemanggilan harus dengan tegas memuat rencana RUPO dan mengungkapkan informasi antara lain:
1) tanggal, tempat dan waktu penyelenggaraan RUPO;
2) agenda RUPO;
3) pihak yang mengajukan usulan RUPO;
4) Pemegang Obligasi yang berhak hadir dan memiliki hak suara dalam RUPO; dan
5) kuorum yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengambilan keputusan RUPO.
e. RUPO kedua atau ketiga diselenggarakan paling cepat 14 (empat belas) Hari Kalender dan
paling lambat 21 (dua puluh satu) Hari Kalender dari RUPO sebelumnya.

6. Tata cara RUPO:


a. Pemegang Obligasi, baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri RUPO
dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah Obligasi yang dimilikinya.
b. Pemegang Obligasi yang berhak hadir dalam RUPO adalah Pemegang Obligasi yang namanya tercatat
dalam Daftar Pemegang Rekening pada 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPO
yang diterbitkan oleh KSEI.
c. Pemegang Obligasi yang menghadiri RUPO wajib menyerahkan asli KTUR kepada Wali Amanat.
d. Seluruh Obligasi yang disimpan di KSEI dibekukan sehingga Obligasi tersebut tidak dapat
dialihkan/dipindahbukukan sejak 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPO sampai
dengan tanggal berakhirnya RUPO yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan dari Wali Amanat
atau setelah memperoleh persetujuan dari Wali Amanat, transaksi Obligasi
yang penyelesaiannya jatuh pada tanggal-tanggal tersebut, ditunda penyelesaiannya sampai 1 (satu)
Hari Kerja setelah tanggal pelaksanaan RUPO.
e. Setiap Obligasi sebesar Rp1,- (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO, dengan
demikian setiap Pemegang Obligasi dalam RUPO mempunyai hak untuk mengeluarkan suara sejumlah
Obligasi yang dimilikinya.
f. Suara dikeluarkan dengan tertulis dan ditandatangani dengan menyebutkan Nomor KTUR, kecuali
Wali Amanat memutuskan lain.
g. Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya tidak memiliki hak suara dan tidak
diperhitungkan dalam kuorum kehadiran, kecuali Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau
penyertaan modal Pemerintah.
h. Sebelum pelaksanaan RUPO:
1) Perseroan berkewajiban untuk menyerahkan daftar Pemegang Obligasi dari Afiliasinya
kepada Wali Amanat;
2) Perseroan berkewajiban untuk membuat surat pernyataan yang menyatakan jumlah
Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan Afiliasinya;
3) Pemegang Obligasi atau kuasa Pemegang Obligasi yang hadir dalam RUPO berkewajiban untuk
membuat surat pernyataan yang menyatakan mengenai apakah Pemegang Obligasi memiliki atau
tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan Perseroan.
i. RUPO dapat diselenggarakan di tempat Perseroan atau tempat lain yang disepakati antara Perseroan
dan Wali Amanat.
j. RUPO dipimpin oleh Wali Amanat.
k. Wali Amanat wajib mempersiapkan acara RUPO termasuk materi RUPO dan menunjuk notaris untuk
membuat berita acara RUPO.
l. Dalam hal penggantian Wali Amanat diminta oleh Perseroan atau Pemegang Obligasi, maka RUPO
dipimpin oleh Perseroan atau wakil Pemegang Obligasi yang meminta diadakannya RUPO tersebut.
Perseroan atau Pemegang Obligasi yang meminta diadakannya RUPO tersebut diwajibkan untuk
mempersiapkan acara RUPO dan materi RUPO serta menunjuk notaris untuk membuat berita acara
RUPO.

7. Dengan memperhatikan pengecualian poin 6 butir g di atas (Obligasi yang dimiliki Perseroan dan/
atau Afiliasi nya), kuorum dan pengambilan keputusan diatur sebagai berikut:
a. Dalam hal RUPO bertujuan untuk memutuskan mengenai perubahan Perjanjian Perwaliamanatan
diatur sebagai berikut:
1) Apabila RUPO dimintakan oleh Perseroan maka wajib diselenggarakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
(a) Perseroan (baik secara sendiri maupun melalui Wali Amanat) wajib memperoleh persetujuan
tertulis dahulu dari CGIF sehubungan dengan usulan perubahan setiap ketentuan dalam
Dokumen Emisi yang mana Wali Amanat adalah pihak.
(b) dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan
mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi
yang hadir dalam RUPO.
(c) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) tidak tercapai, maka
wajib diadakan RUPO yang kedua.
(d) RUPO kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili
paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi
dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4
(tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
(e) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) tidak tercapai, maka
wajib diadakan RUPO yang ketiga.
(f) RUPO ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili
paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi
dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
2) Apabila RUPO dimintakan oleh Pemegang Obligasi atau Wali Amanat maka wajib
diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Wali Amanat wajib memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari CGIF sehubungan
dengan usulan perubahan Dokumen Emisi yang mana Wali Amanat adalah pihak. Untuk
tujuan kejelasan, CGIF wajib memberikan persetujuan tertulisnya atas permintaan RUPO
tersebut paling lambat 7 Hari Kerja setelah tanggal surat permintaan yang dikirimkan oleh
oleh Pemegang Obligasi atau Wali Amanat. Dalam hal CGIF tidak memberikan persetujuan
sebagaimana dimaksud maka CGIF dianggap telah menyetujui permintaan RUPO yang telah
dikirimkan oleh Pemegang Obligasi atau Wali Amanat.
(b) dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari
jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan
mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang
hadir dalam RUPO.
(c) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) tidak tercapai, maka
wajib diadakan RUPO yang kedua.
(d) RUPO kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili
paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan
berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
(e) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) tidak tercapai, maka
wajib diadakan RUPO yang ketiga.
(f) RUPO ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili
paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan
berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
3) Apabila RUPO dimintakan oleh OJK maka wajib diselenggarakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
(a) dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan
mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang
hadir dalam RUPO.
(b) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) tidak tercapai, maka
wajib diadakan RUPO yang kedua.
(c) RUPO kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili
paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan
berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
(d) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) tidak tercapai, maka
wajib diadakan RUPO yang ketiga.
(e) RUPO ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili
paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan
berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
b. RUPO yang diadakan untuk tujuan selain perubahan Perjanjian Perwaliamanatan, dapat
diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan
mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang
hadir dalam RUPO.
2) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam angka 1) tidak tercapai, maka wajib
diadakan RUPO kedua.
3) RUPO kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling
sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
4) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam angka 3) tidak tercapai, maka
wajib diadakan RUPO yang ketiga.
5) RUPO ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling
sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat berdasarkan keputusan suara terbanyak.
6) dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam angka 5) tidak tercapai, maka dapat
diadakan RUPO yang keempat;
7) RUPO keempat dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili yang
masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat dalam kuorum
kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan
Wali Amanat; dan
8) Pengumuman, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPO Obligasi keempat wajib
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 1.19 angka 5;

8. Biaya-biaya penyelenggaraan RUPO termasuk tetapi tidak terbatas pada biaya pemasangan iklan untuk
pengumuman, tetapi tidak terbatas pada biaya pemasangan iklan untuk pengumuman dan pemanggilan
pemanggilan RUPO, biaya notaris dan sewa ruangan untuk penyelenggaraan RUPO menjadi beban
Perseroan dan wajib dibayarkan kepada Wali Amanat paling lambat 7 (tujuh) Hari Kerja setelah permintaan
biaya tersebut diterima Perseroan dari Wali Amanat, yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.

9. Penyelenggaraan RUPO wajib dibuatkan berita acara secara notariil.

10. Keputusan RUPO mengikat bagi semua Pemegang Obligasi, Perseroan dan Wali Amanat, karenanya
Perseroan, Wali Amanat, dan Pemegang Obligasi wajib memenuhi keputusan-keputusan yang diambil
dalam RUPO. Keputusan RUPO mengenai perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau perjanjian-
perjanjian lain sehubungan dengan Obligasi, baru berlaku efektif sejak tanggal ditandatanganinya
perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau perjanjian-perjanjian lainnya sehubungan dengan Obligasi.

11. Wali Amanat wajib mengumumkan hasil RUPO dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengumuman hasil RUPO tersebut wajib
ditanggung oleh Perseroan.

12. Apabila RUPO yang diselenggarakan memutuskan untuk mengadakan perubahan atas Perjanjian
Perwaliamanatan dan/atau perjanjian lainnya antara lain sehubungan dengan perubahan nilai Pokok
Obligasi, perubahan tingkat Bunga Obligasi, perubahan tata cara pembayaran Bunga Obligasi, dan
perubahan jangka waktu Obligasi dan Perseroan menolak untuk menandatangani perubahan Perjanjian
Perwaliamanatan dan/atau perjanjian lainnya sehubungan dengan hal tersebut maka dalam waktu selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak keputusan RUPO atau tanggal lain yang diputuskan RUPO
(jika RUPO memutuskan suatu tanggal tertentu untuk penandatanganan perubahan Perjanjian
Perwaliamanatan dan/atau perjanjian lainnya tersebut) maka Wali Amanat berhak langsung untuk
melakukan penagihan Jumlah Terhutang kepada Perseroan tanpa terlebih dahulu menyelenggarakan RUPO.

13. Peraturan-peraturan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan serta tata cara dalam RUPO dapat dibuat dan
bila perlu kemudian disempurnakan atau diubah oleh Perseroan dan Wali Amanat dengan mengindahkan
UUPM dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia serta peraturan
Bursa Efek.

14. Apabila ketentuan-ketentuan mengenai RUPO ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal, maka peraturan perundang-undangan tersebut yang berlaku.

1.20. Hukum yang Berlaku

Seluruh perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan Obligasi dibuat berdasarkan dan tunduk di bawah
hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia, kecuali Perjanjian Penanggungan yang berdasarkan hukum
Inggris.
2. HASIL PEMERINGKATAN OBLIGASI

Untuk memenuhi ketentuan POJK No. 7/2017 dan Peraturan No. IX.C.11, Perseroan telah melakukan
pemeringkatan yang dilaksanakan oleh Pefindo.

Berdasarkan hasil pemeringkatan atas Obligasi dari Pefindo sesuai dengan suratnya No. RC-1146/ PEF-
DIR/IX/2020, tanggal 28 September 2020 Obligasi Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020 telah memperoleh
peringkat:

id
AAA(cg)
(Triple A; Corporate Guarantee)

Peringkat ini berlaku dengan syarat dokumentasi legal atas penjaminan tersebut telah difinalisasi dan berlaku
untuk periode 25 September 2020 sampai dengan 1 September 2021. Peringkat tersebut diberikan berdasarkan
data dan informasi dari Perusahaan serta Laporan Keuangan Audit per 30 Juni 2020.

Perseroan tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan Pefindo yang bertindak sebagai lembaga pemeringkat.

Perseroan akan menyampaikan hasil pemeringkatan tahunan terbaru kepada OJK, Wali Amanat dan
BEI tempat Obligasi dicatatkan serta mengumumkan hasil pemeringkatan paling kurang dalam satu
surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari setelah masa berlakunya hasil pemeringkatan terakhir berakhir.

3. CARA DAN TEMPAT PELUNASAN POKOK OBLIGASI DAN PEMBAYARAN BUNGA


OBLIGASI

Pelunasan Pokok Obligasi dan pembayaran Bunga Obligasi akan dilakukan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran
atas nama Perseroan kepada Pemegang Obligasi yang menyerahkan konfirmasi kepemilikan Obligasi sesuai
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang
Obligasi melalui Pemegang Rekening di KSEI sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing
sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana Tanggal Pembayaran jatuh pada bukan Hari Bursa, maka
pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa berikutnya.

4. WALI AMANAT

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah ditunjuk sebagai Wali Amanat dalam penerbitan Obligasi ini sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk.

Alamat Wali Amanat adalah sebagai berikut:

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.


Plaza Mandiri, Lantai 22
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38 Jakarta
12190 – Indonesia www.bankmandiri.co.id
Tel. (021) 5268216, 5245161
Faksimili: (021) 5268201

Untuk perhatian : Vice President – Capital Market Services, International Banking & Financial Institutions
Group

Keterangan lebih lengkap mengenai Wali Amanat dapat dilihat pada Bab XII perihal Keterangan
Mengenai Wali Amanat dalam Prospektus ini.
5. PENANGGUNGAN DARI CGIF

Berikut merupakan gambaran umum skema Penanggungan Obligasi dari CGIF:

1. CGIF menyetujui permohonan Perseroan dan bertindak sebagai Penanggung setelah melakukan uji tuntas
kepada Perseroan;
2. CGIF memberikan Jaminan Penanggungan kepada Para Pemegang Obligasi yang diwakili oleh Wali
Amanat sebagai Pihak Yang Ditanggung sebagaimana yang ditentukan dalam Perjanjian Penanggungan
(Guarantee Agreement) sampai Obligasi jatuh tempo;
3. Berdasarkan Penanggungan CGIF, Perseroan dapat menerbitkan Obligasi dan menerima dana emisi dari
Para Pemegang Obligasi;
4. Perseroan membayar imbal jasa Penanggungan kepada CGIF sehubungan dengan Jaminan
Penanggungan yang diberikan oleh CGIF.

Dengan tunduk pada ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian Penanggungan, CGIF menanggung pembayaran
kepada Pihak Yang Dijamin, sebagai kewajiban sekunder atas kewajiban Perseroan berdasarkan Syarat dan
Ketentuan Obligasi untuk Jumlah Yang Dijamin, yang meliputi:

(i) jumlah pokok apapun yang terutang sehubungan dengan Obligasi;


(ii) setiap Bunga Obligasi per tahun yang timbul dari masing-masing seri Obligasi, dalam setiap keadaan, yang
telah jatuh tempo dan belum dibayar berdasarkan Syarat dan Ketentuan Obligasi; dan
(iii) Biaya-Biaya Wali Amanat.

Untuk menghindari keragu-raguan, Jumlah Yang Dijamin tidak dan tidak akan termasuk:
(i) setiap denda yang dibayarkan oleh Perseroan (termasuk Denda apapun (sebagaimana didefinisikan dalam
Perjanjian Perwaliamanatan), peningkatan biaya, ganti rugi terkait pajak, bunga gagal bayar, biaya atau
jumlah lain selain pokok dan Bunga Obligasi yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pihak Yang
Dijamin sebagai pemegang dari Obligasi sehubungan dengan Obligasi; dan
(ii) setiap Jumlah Pokok Terjadwal atau Bunga Terjadwal yang harus dibayar atau dapat dibayarkan
berdasarkan atau sehubungan dengan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi dari Perseroan.
5.1 Jangka waktu Penanggungan

Penanggungan akan berlaku sejak tanggal distribusi Obligasi kepada Pemegang Obligasi. Dengan tunduk pada
Perjanjian Penanggungan, Penanggungan akan berakhir pada mana yang lebih awal dari:

(i) tanggal di mana seluruh Jumlah Yang Dijamin telah dibayar, dilunasi atau dibayar lebih awal secara penuh,
atau kewajiban pembayaran Perseroan sehubungan dengan seluruh Jumlah Yang Dijamin telah dilepaskan
atau dibebaskan berdasarkan Dokumen Obligasi atau pengaturan lainnya sebagaimana disepakati antara
Perseroan dan Pihak Yang Dijamin;
(ii) tanggal pelunasan pokok atau pembatalan Obligasi;
(iii) tanggal dimana semua Obligasi yang beredar dimiliki oleh satu atau lebih Afiliasi dari Perseroan.
(iv) tanggal yang merupakan 10 Hari Kerja setelah Obligasi jatuh tempo; dan
(v) tanggal efektif dari salah satu pengakhiran Perjanjian Penanggungan, (bersama-sama disebut ”Jangka
Waktu Penanggungan”).

Dengan tunduk pada Perjanjian Penanggungan, setelah berakhirnya Penanggungan, tidak ada Klaim yang dapat
diajukan kembali sehubungan dengan Penanggungan. Tidak ada hal lain yang dapat mempengaruhi kewajiban
dari CGIF sehubungan dengan setiap Klaim yang sah yang dibuat selama Jangka Waktu Penanggungan.

Penanggungan ini merupakan jaminan berkelanjutan dan akan diperpanjang sampai dengan seluruh Jumlah Yang
Dijamin yang harus dibayarkan oleh Perseroan berdasarkan Obligasi, terlepas dari pelunasan di tengah atau
pelunasan seluruhnya atau sebagian.

Kewajiban CGIF berdasarkan Penanggungan merupakan kewajiban sekunder menurut hukum Inggris, yang
menjadi hukum yang mengatur Penanggungan ini. Dalam hal kewajiban Emiten berdasarkan Dokumen Obligasi
(yang mana adalah kewajiban utama dan Penanggungan adalah kewajiban sekunder) tidak ada lagi karena alasan
apapun, Wali Amanat tidak berhak untuk mengajukan Klaim berdasarkan Penanggungan dan CGIF tidak akan
berkewajiban untuk melakukan pembayaran berdasarkan Penanggungan ini.

Tanpa membatasi ketentuan lain yang terdapat pada Perjanjian Penanggungan atau Dokumen Obligasi lainnya,
kewajiban pembayaran CGIF berdasarkan Perjanjian Penanggungan merupakan kewajiban sekunder terhadap
kewajiban Perseroan berdasarkan Ketentuan Obligasi secara pari passu dengan kreditur Perseroan yang tidak
terjamin dan tidak terikat lainnya, kecuali untuk kewajiban yang secara wajib dipilih oleh hukum (jika ada).

5.2. Pengajuan Dan Pembayaran Klaim Penanggungan

CGIF hanya bertanggung jawab untuk membayar sebesar Jumlah Yang Dijamin berdasarkan Perjanjian
Perjanjian apabila dan sepanjang:

(i) Wali Amanat telah memastikan bahwa setiap denda yang terutang telah dan/atau akan disetorkan oleh
Perseroan di dalam rekening escrow yang dibuka di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Rekening Escrow);
(ii) CGIF menerima Klaim dari Wali Amanat sehubungan dengan Jumlah Yang Dijamin tersebut; dan
(iii) Klaim tersebut sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam Perjanjian Penanggungan.

Wali Amanat dapat menyampaikan Klaim untuk pembayaran Jumlah Yang Dijamin untuk dan atas nama
Pihak Yang Dijamin dalam 10 (sepuluh) Hari Kerja (“Periode Klaim”) setelah Gagal Bayar terjadi.

Wali Amanat tidak akan mengajukan Klaim sehubungan dengan jumlah yang terutang berdasarkan atau
sehubungan dengan Obligasi yang dipegang oleh Afiliasi dengan Perseroan.

Tanpa mengesampingkan ketentuan lain dari Perjanjian Penanggungan, Klaim hanya dapat disampaikan untuk
pembayaran Jumlah Yang Dijamin yang merupakan jumlah pokok Obligasi terjadwal atau bunga Obligasi
terutang sesuai dengan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan tidak ada Klaim yang dapat diajukan
sehubungan dengan gagal bayar pokok atau bunga Obligasi terutang yang timbul atas dasar
percepatan pelunasan oleh Perseroan, termasuk, namun tidak terbatas pada, pelunasan awal Obligasi (baik secara
penuh atau sebagian) sebelum tanggal jatuh tempo Obligasi.

Untuk menghindari keragu-raguan, setelah percepatan pelunasan pokok Obligasi, Klaim hanya dapat diajukan
dalam hal terjadinya Gagal Bayar jika:

(i) percepatan pelunasan tersebut telah terjadi sesuai dengan (atau tidak melanggar) ketentuan dalam Perjanjian
Penanggungan; dan
(ii) bukti bahwa setiap denda yang jatuh tempo dan harus dibayarkan berdasarkan Dokumen Obligasi telah dan/
atau akan disetorkan di dalam Rekening Escrow.

5.3. Formulir Klaim

Setiap Klaim:

(i) harus dalam bentuk yang ditetapkan dalam Formulir Klaim dari Perjanjian Penanggungan; dan
(ii) harus menjelaskan dengan jelas dasar Klaim termasuk perhitungan Jumlah Yang Dijamin, termasuk
melampirkan seluruh bukti, informasi dan dokumentasi yang relevan sebagai dokumen pendukung Klaim
secara wajar, diserta penjelasan terperinci dan beralasan mengenai terjadinya Gagal Bayar, jumlah yang
belum dibayar dan jumlah pembayaran yang ditagihkan kepada CGIF dari Jumlah Yang Dijamin
sebagaimana relevan. Untuk menghindari keragu-raguan, dokumen pendukung adalah (a) surat
pemberitahuan dari KSEI kepada Pemegang Obligasi yang ditembuskan ke Wali Amanat perihal
keterlambatan penyetoran dana yang telah jatuh tempo dan terutang pada tanggal surat pemberitahuan
tersebut oleh Emiten ke rekening KSEI; (b) Surat Pemberitahuan dari Wali Amanat Kepada Emiten yang
berisikan pemberitahuan keterlambatan pembayaran beserta jumlah yang belum dibayar dan denda (apabila
ada), dan (c) bukti, informasi, dan dokumentasi relevan lainnya yang mendukung Klaim sebagaimana
diperlukan yang secara umum dapat diterima dalam praktik pasar di Indonesia untuk membuktikan secara
rinci dengan wajar terjadinya Gagal Bayar, jumlah yang belum dibayar dan pembayaran yang jatuh tempo
dari CGIF sehubungan dengan Jumlah yang Dijamin.

Klaim tidak termasuk porsi Jumlah Yang Dijamin yang menjadi jumlah Klaim yang pernah diajukan
sebelumnya.

Apabila formulir Klaim tidak dalam bentuk yang sesuai, tidak dilengkapi, tidak ditandatangani atau diserahkan,
atau tidak didukung dengan bukti atau informasi atau dokumentasi lain yang diperlukan sebagaimana disebutkan
di atas, Klaim tersebut tidak akan dianggap telah diterima oleh CGIF. CGIF harus, tidak lebih dari 2 (dua) Hari
Kerja setelah menerima Klaim tersebut, memberitahu Wali Amanat apabila Klaim tersebut tidak sesuai
persyaratan.

Dalam 15 (lima belas) Hari Kerja setelah CGIF menerima Klaim sebagaimana dengan ketentuan Perjanjian ini,
CGIF akan membayar Jumlah Yang Dijamin tersebut kepada Pihak Yang Dijamin melalui Agen Pembayaran.
Sehubungan dengan Percepatan Pelunasan CGIF, pembayaran harus dilakukan dalam waktu 15 (lima belas) Hari
Kerja sejak tanggal Pemberitahuan Percepatan Pelunasan CGIF.

5.4. Subrogasi dan Penyerahan

CGIF tidak dapat melakukan pengalihan terhadap setiap kewajibannya tanpa persetujuan pihak lainnya, namun
CGIF dapat melakukan pengalihan hak-hak dan manfaat yang diterimanya di dalam Perjanjian Penanggungan
(termasuk hak untuk subrogasi) kepada pihak lainnya berdasarkan syarat dan ketentuan di dalam Perjanjian
Penanggungan.

Subrogasi
Segera setelah CGIF melakukan pembayaran Penanggungan atas seluruh atau sebagian Jumlah Yang Dijamin
sesuai dengan Perjanjian Penanggungan (“Jumlah Yang Dibayarkan”), CGIF akan:
(i) menerima hak subrogasi dan selanjutnya berhak atas:
i. seluruh hak, kuasa dan upaya pemulihan dari Pihak Yang Dijamin, yang bertindak untuk dan atas
nama Pemegang Obligasi, dan dari Pemegang Obligasi sendiri, sehubungan dengan
Obligasi dan setiap Dokumen Obligasi (dalam masing-masing keadaan, sepanjang berkaitan dan setara
dengan Jumlah Yang Dibayarkan tersebut), terhadap setiap orang yang terkait, termasuk (dan
sepanjang berkaitan dan setara dengan Jumlah Yang Dibayarkan tersebut), setiap hak atau tuntutan,
baik yang masih harus dibayar, kontingensi atau mutlak; dan
ii. seluruh hak istimewa, hak dan agunan Pihak Yang Dijamin terhadap Perseroan atau sehubungan
dengan Obligasi sepanjang hal-hal tersebut memberikan jumlah yang setara dengan Jumlah Yang
Dijamin Yang Dibayarkan; dan

(ii) Sepanjang diizinkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan, berhak untuk mengarahkan Wali Amanat untuk
mengambil tindakan sehubungan dengan pelaksanaan hak apapun CGIF sebagai pihak Subrogasi terhadap
pihak manapun sehubungan dengan Jumlah Yang Dibayarkan.
(iii) Wali Amanat wajib dalam upaya terbaiknya melakukan segala hal yang mungkin diarahkan CGIF
(sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan) dan wajib selalu menginformasikan CGIF dalam
melakukan enforcement.
(iv) Terlepas dari poin (iii) di atas, setelah subrogasi, tindakan apa pun yang diarahkan oleh CGIF untuk
dilakukan oleh Wali Amanat wajib tunduk pada ruang lingkup hak dan kewajiban sebagaimana diatur
dalam Perjanjian Penanggungan.
(v) Wali Amanat wajib, dengan biaya yang ditanggung CGIF, menandatangani dokumen atau instrumen
sebagaimana relevan dan mengambil tindakan lainnya yang mungkin diperlukan oleh CGIF (sebagaimana
yang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan) untuk memberlakukan, memfasilitasi atau membuktikan
subrogasi yang dirujuk dalam Perjanjian Penanggungan dan untuk menyempurnakan hak CGIF agar dapat
menerima jumlah penggantian yang setara dengan Jumlah Yang Dibayarkan berdasarkan Dokumen
Obligasi.

Penyerahan
Setelah pembayaran oleh CGIF atas Jumlah Yang Dibayarkan, Pihak Yang Dijamin akan (dan Wali Amanat
akan memastikan bahwa Pihak yang Dijamin akan), atas permohonan CGIF dan sehubungan dengan
pembayaran tersebut:

(i) menyerahkan dan mengalihkan, bebas dari setiap Jaminan, kepada CGIF seluruh haknya:
a) berdasarkan Dokumen Obligasi; dan
b) atas setiap Jaminan untuk Obligasi atau setiap jumlah lain yang harus dibayar berdasarkan Dokumen
Obligasi (termasuk setiap hak, kepemilikan dan kepentingan atas setiap aset yang timbul sebagai akibat
dari pelaksanaan dari Jaminan tersebut),

(ii) selama hak-hak tersebut berkaitan dan setara dengan Jumlah Yang Dibayarkan tersebut; dan
(iii) menandatangani dokumen atau instrumen yang berkaitan dan mengambil tindakan lain yang mungkin
diperlukan oleh CGIF untuk memberlakukan, memfasilitasi atau membuktikan penyerahan dan pengalihan
dan untuk menyempurnakan hak CGIF untuk menerima jumlah tersebut yang setara dengan Jumlah Yang
Dibayarkan berdasarkan Dokumen Obligasi.

Wali Amanat tidak akan, dan harus mengambil langkah yang wajar untuk memastikan bahwa Perseroan dan
Pihak yang Dijamin tidak melakukan apapun yang dapat mengurangi atau mengganggu hak apapun yang
disebutkan di atas, hak subrogasi CGIF atau setiap hak CGIF lainnya untuk memperoleh penggantian sebesar
Jumlah Yang Dibayarkan.

5.5. Percepatan Pelunasan Obligasi

Percepatan oleh Pihak Yang

Dijamin

Wali Amanat sepakat, dan berjanji untuk kepentingan CGIF, bahwa Wali Amanat tidak akan:

(i) mengambil langkah apapun untuk menyatakan Obligasi sebagai atau akan segera menjadi jatuh tempo dan
harus dibayar, atau harus dibayar atas dasar percepatan berdasarkan Dokumen Obligasi;
(ii) mengambil tindakan pelaksanaan hukum (enforcement) apapun atau hal serupa lainnya terhadap
Jaminan yang berhubungan dengan Obligasi.
Wali Amanat dapat, sebagai agen dari Pihak Yang Dijamin dan tunduk pada ketentuan Dokumen Obligasi,
setelah memberitahu Perseroan dan CGIF, mengambil langkah Percepatan Pelunasan (Percepatan oeh Pihak
Yang Dijamin) apabila:

(i) Gagal Bayar telah terjadi


(ii) Klaim telah diserahkan kepada CGIF dengan Jumlah Yang Dijamin sesuai dengan ketentuan
Perjanjian Penanggungan; dan
(iii) Jumlah Yang Dijamin tersebut belum dibayar oleh CGIF berdasarkan ketentuan Perjanjian
Penanggungan.

Setelah Percepatan oleh Pihak Yang Dijamin, CGIF wajib melakukan pembayaran secara penuh terhadap Jumlah
Yang Dijamin sebagaimana diatur dalam ketentuan Klaim berdasarkan Perjanjian Penanggungan.

Percepatan Pelunasan oleh CGIF

CGIF dapat setiap saat berdasarkan diskresinya, dengan menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan dan
Wali Amanat tidak kurang dari 15 (lima belas) Hari Kerja setelah peristiwa Percepatan Pelunasan CGIF
(“Pemberitahuan Percepatan Pelunasan CGIF”) dan menginstruksikan Perseroan untuk melunasi Obligasi
seluruhnya, dan tidak hanya sebagian, sesuai jumlah pokok Obligasi, termasuk bunga terakumulasi yang belum
dibayar pada tanggal yang ditetapkan untuk pelunasan tersebut sebagaimana diatur dalam Pemberitahuan
Percepatan Pelunasan CGIF.

Untuk tujuan ketentuan ini, peristiwa Percepatan Pelunasan CGIF terjadi apabila:

(i) Gagal Bayar telah terjadi secara berkelanjutan terlepas dari apakah CGIF telah membayar Jumlah
Yang Dijamin sehubungan dengan Gagal Bayar tersebut atau belum;
(ii) terjadinya Wanprestasi Perseroan; atau
(iii) syarat atau ketentuan dari Syarat dan Ketentuan Obligasi berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan telah
diamendemen, dimodifikasi, divariasi, dinovasi, ditambahkan, diganti, dikesampingkan atau diakhiri tanpa
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari CGIF sebagaimana diharuskan sesuai dengan ketentuan Perjanjian
Penanggungan.

Setelah tanggal relevan yang ditetapkan untuk pelunasan yang disebutkan dalam Pemberitahuan Percepatan
Pelunasan CGIF, Perseroan diwajibkan melunasi Obligasi, secara keseluruhan dan tidak hanya sebagian,
termasuk bunga yang terakumulasi dan CGIF wajib membayar seluruh Jumlah Yang Dijamin yang terutang
sebagaimana dirincikan dalam Pemberitahuan Percepatan Pelunasan CGIF kepada Pihak Yang Dijamin dan Wali
Amanat melalui Agen Pembayaran.

Alamat Penanggung adalah sebagai berikut:

Credit Guarantee and Investment Facility


Asian Development Bank Building
6 ADB Avenue, Mandaluyong City 1550 Metro Manila Tel.
+63 2 8683 1340
Fax. +63 2 8683 1377
Website: http://www.cgif-abmi.org/

Keterangan lebih lengkap mengenai Penanggung dapat dilihat ada Bab XIII perihal Keterangan
Mengenai Penanggung dalam Prospektus ini.
II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL
PENAWARAN UMUM

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi akan dipergunakan
untuk:

a. Sekitar 40% akan digunakan untuk pembayaran kembali (refinancing) seluruh pinjaman JMP sebagai biaya
proyek Jayabaya (Jakarta Surabaya Cable System) dan proyek Damai (Medan Dumai Cable System)
dengan keterangan sebagai berikut:

1. Kredit investasi/langsung/non-revolving/uncommitted

Nama Fasilitas : Kredit investasi/langsung/non-revolving/uncommitted (“Kredit


Investasi I”)
Kreditur : PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk
Debitur : JMP
Nomor Perjanjian : Akta Perjanjian Kredit No. 04, tertanggal 9 Februari 2018, dibuat di
hadapan Notaris Veronica Nataadmadja, S.H., M.Corp. Admin, M.Com,
Notaris di Jakarta, sebagaimana terakhir diubah dengan Perubahan IV
Perjanjian Kredit No. 216/APK/VII/19, tanggal 16 Juli 2019
Tingkat Bunga : 3 (tiga) bulan LIBOR (London Interbank Offered Rate) + 4,00% (empat
koma nol persen) per tahun floating.
Jatuh tempo : 9 Februari 2024
Jumlah Fasilitas : USD 20.000.000 (dua puluh juta Dolar Amerika Serikat)
Nilai Terutang : USD 13.800.000 (tiga belas juta delapan ratus ribu Dolar Amerika Serikat)
(per Juni 2020)

Nilai kurs : Kurs yang digunakan adalah kurs pada saat tanggal pelunasan
Sifat hubungan Afiliasi : Perseroan ataupun JMP tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan
PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk
Prosedur dan persyaratan : Pembayaran kembali utang lebih cepat dari masing-masing tanggal jatuh
pelunasan lebih awal tempo pembayaran/angsuran atau tanggal jatuh tempo fasilitas kredit yang
telah ditetapkan akan dikenakan denda pembayaran dipercepat yang
besarnya diatur dalam perjanjian kredit. Denda pelunasan dipercepat apabila
JMP mengalihkan fasilitas kredit ke bank lain (take over) sebesar 2% dari
jumlah plafon untuk pembayaran kembali utang.
Tujuan penggunaan : Pembiayaan Project Pembangunan Jakarta Surabaya Submarine
pinjaman Cable System (24 core)

2. Kredit investasi/langsung/non-revolving

Nama Fasilitas : Kredit investasi/langsung/non-revolving (“Kredit Investasi II”)


Kreditur : PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk
Debitur : JMP
Nomor Perjanjian : Akta Perjanjian Kredit No. 07, tertanggal 16 Juli 2019, dibuat di hadapan
Notaris Veronica Nataadmadja, S.H., M.Corp. Admin, M.Com, Notaris di
Jakarta
Tingkat Bunga : 3 (tiga) bulan LIBOR (London Interbank Offered Rate) + 4,00% (empat
koma nol persen) per tahun floating.
Jatuh tempo : 9 Februari 2024
Jumlah Fasilitas : USD 7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu Dolar Amerika Serikat)
dengan total jumlah fasilitas terutang Kredit Investasi I dan Kredit Investasi
II tidak melampaui USD 20.000.000 (dua puluh juta Dolar Amerika Serikat)
Nilai Terutang : USD 6.186.400
(per Juni 2020) (enam juta seratus delapan puluh enam ribu empat ratus Dolar Amerika Serikat)
Nilai kurs : Kurs yang digunakan adalah kurs pada saat tanggal pelunasan
Sifat hubungan Afiliasi : Perseroan ataupun JMP tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan
PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk
Prosedur dan persyaratan : Pembayaran kembali utang lebih cepat dari masing-masing tanggal jatuh
pelunasan lebih awal tempo pembayaran/angsuran atau tanggal jatuh tempo fasilitas kredit yang
telah ditetapkan akan dikenakan denda pembayaran dipercepat yang
besarnya diatur dalam perjanjian kredit. Denda pelunasan dipercepat apabila
JMP mengalihkan fasilitas kredit ke bank lain (take over) sebesar 2% dari
jumlah plafon untuk pembayaran kembali utang.
Tujuan penggunaan : Pembangunan jaringan fiber optik Dumai Medan (DAMAI) Submarine
pinjaman Cable System (DMCS) (24 Core)

JMP tidak memerlukan persetujuan kreditur untuk pelunasan lebih awal.

Penyaluran dana hasil emisi Obligasi dari Perseroan berupa pinjaman afiliasi kepada JMP dimana pinjaman
afiliasi tersebut akan digunakan JMP untuk pelunasan lebih awal ke kreditur. Transaksi dengan JMP
tersebut akan dilakukan dengan syarat dan ketentuan yang wajar sebagaimana apabila dilakukan dengan
pihak ketiga (arm’s length) dengan adanya bunga dan tenor serupa dengan Obligasi. Perseroan akan
menggunakan dana pelunasan pinjaman dari JMP untuk membayar kewajibannya kepada Pemegang
Obligasi.

b. Sekitar 50% akan digunakan untuk pembelian 1 (satu) buah kapal yaitu kapal penggelar kabel laut
(cable laying vessel), dan atau kapal tugboat untuk kegiatan penggelaran dan pemeliharaan kabel
telekomunikasi. Dalam pembelian kapal ini, Perseroan berencana akan membeli dari pihak di dalam negeri
ataupun pihak luar negeri yang secara pasti tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan.

Untuk pemeliharaan kabel di lakukan dengan metode preventif dan korektif.


Metode preventif dilakukan dengan cara melakukan patroli menggunakan kapal patroli dengan tipe Crew
Boat di sekitar lokasi kabel untuk memastikan tidak ada kapal yang berlabuh dan membuang jangkar di
sekitar 500 meter kiri dan kanan dari titik kabel tergelar. Team patroli juga di bantu oleh team pusat di
Jakarta yang melakukan pengawasan menggunakan sarana traffic monitoring atas seluruh panjang kabel
yang ada. Team monitoring di Jakarta akan memberitahukan kepada team patroli dilokasi jika ada kapal
yang bergerak di bawah 2 knot dan mendekati jalur kabel. Team patroli akan mendatangi kapal tersebut dan
meminta agar berpindah dari sekitar jalur kabel ke titik yang lebih aman bagi jalur kabel.

Tindakan korektif dilakukan jika ada kabel laut yang putus. Untuk tindakan ini di butuhkan kapal sejenis
cable laying vessel yang akan membawa peralatan, material, penyelam, dan crew restorasi kabel.
Tahapan tindakan korektif adalah pencarian kabel putus, penyambungan, penggelaran atau penanaman
kembali.

c. Sekitar 10% akan digunakan sebagai modal kerja untuk segmen usaha jasa pemeliharaan yang dikelola
Perseroan atau Perusahaan Anak, yaitu TMI. Modal kerja tersebut dalam bentuk pembelian persediaan,
pembelian equipment dan tools dan untuk biaya operasional maintenance. Modal kerja tersebut akan
dialokasikan sebesar 30% pada Perseroan dan 70% pada TMI.

Penyaluran dana hasil emisi Obligasi dari Perseroan berupa pinjaman afiliasi kepada TMI. Transaksi
dengan TMI tersebut akan dilakukan dengan syarat dan ketentuan yang wajar sebagaimana apabila
dilakukan dengan pihak ketiga (arm’s length) dengan adanya bunga dan tenor serupa dengan Obligasi.
Pelunasan pinjaman afiliasi tersebut akan digunakan untuk membayar kewajiban kepada Pemegang
Obligasi.

Apabila dana hasil Penawaran Umum tidak mencukup, Perseroan dan Perusahaan Anak akan menggunakan
sumber dana dari kas internal, pinjaman eksternal maupun kegiatan pendanaan lainnya yang dapat berupa
pinjaman dari pemegang saham untuk membiayai kegiatan-kegiatan tersebut.

Apabila dana hasil Penawaran Umum belum dipergunakan seluruhnya, maka penempatan sementara dana hasil
Penawaran Umum tersebut akan dilakukan Perseroan dengan memperhatikan keamanan dan likuiditas serta
dapat memberikan keuntungan finansial yang wajar bagi Perseroan.

Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana secara periodik kepada OJK dan Wali Amanat secara
berkala setiap 6 (enam) bulan dengan tanggal laporan 30 Juni dan 31 Desember sesuai dengan POJK No.
30/2015.

Apabila Perseroan akan melakukan perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi,
maka sesuai dengan Pasal 10 dari POJK No. 30/2015 Perseroan wajib:
a. menyampaikan rencana dan alasan perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Efek
Obligasi kepada OJK paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum penyelenggaraan RUPO;
b. memperoleh persetujuan dari RUPO;
c. menyampaikan hasil RUPO kepada OJK paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah penyelenggaraan
RUPO.

Sesuai dengan POJK No. 9/2017, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan sebelum ketentuan
pajak yang berlaku adalah kurang lebih setara dengan 0,87% dari nilai emisi Obligasi yang meliputi:
• Biaya jasa untuk penjaminan emisi Efek: 0,55% (yang terdiri dari biaya jasa penjaminan (underwriting
fee): 0,10%; biaya jasa penyelenggaraan (management fee) 0,40% dan biaya jasa penjualan (selling fee)
0,05%);
• Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal: 0,10% (yang terdiri dari biaya jasa Akuntan: 0,02%; Konsultan
Hukum: 0,07%; dan Notaris: 0,01%);
• Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal 0,07% (yang terdiri dari biaya jasa Wali Amanat: 0,02% dan Badan
Pemeringkat Efek: 0,05%);
• Biaya Pernyataan Pendaftaran OJK: 0,05%
• Biaya Lain – lain 0,10%, termasuk biaya pencatatan di BEI, biaya pencatatan di KSEI, serta biaya
percetakan, iklan dan audit penjatahan.
III. PERNYATAAN UTANG

Pernyataan utang berikut berasal dari laporan posisi keuangan konsolidasian Grup Triasmitra pada tanggal 30
Juni 2020 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja, Suhartono berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia, dalam laporannya tanggal 19 November 2020, dengan opini tanpa
modifikasian. Laporan keuangan tersebut ditandatangani oleh Yoyo Sukaryo Djenal, M.Ak., CA, CPA.

Sebagai akibat dari pembulatan, penyajian jumlah beberapa informasi keuangan berikut ini dapat sedikit berbeda
dengan penjumlahan yang dilakukan secara aritmatika.

Saldo liabilitas Grup Triasmitra pada tanggal 30 Juni 2020 tercatat sebesar Rp 491.268, juta yang terdiri dari
saldo liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang masing-masing sebesar Rp 197.338 juta dan Rp
293.930 juta, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni
Uraian dan Keterangan
2020
Liabilitas jangka pendek
Utang Usaha
- Pihak ketiga 81.091
- Pihak berlasi 36.741
Pendapatan diterima dimuka 16.018
Biaya yang masih harus dibayar 7.286
Utang lain-lain
- Pihak ketiga 604
- Pihak berelasi 7.290
Pinjaman
- Pinjaman bank 31.332
- Liabilitas sewa pembiayaan 1.458
Utang pajak 15.519
Jumlah liabilitas jangka pendek 197.339

Liabilitas jangka panjang


Pinjaman
- Pinjaman bank 285.845
- Liabilitas sewa pembiayaan 2.140
Kewajiban imbalan pasca kerja 5.944
Jumlah liabilitas jangka panjang 293.929
Jumlah Liabilitas 491.268
Penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing liabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

Utang usaha
Saldo utang usaha Perseroan dan Perusahaan Anak dalam Rupiah dan Dolar AS pada tanggal 30 Juni
2020 adalah sebesar Rp 117.833 juta, dengan rincian sebagai berikut :

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni
Uraian dan Keterangan
2020
Pihak Berelasi
IDR:
PT Gema Lintas Benua 35.629
PT Mora Telematika Indonesia 1.112
Pihak Ketiga
IDR:
PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia 36.167
PT Pakkodian 6.687
PT Nautic Maritime Salvage 3.943
PT Sumber Lawang Putra 2.449
PT Alcatel-Lucent Indonesia 2.090
PT Communication Cable Systems Indonesia 1.818
PT Multi Agung Sarana Ananda 1.418
PT Yangtze Optics Indonesia 1.416
USD
S.B. Submarine System Company Ltd 6.671
Zetawave Pte ltd 3.575
Jumlah 117.833

Pada tanggal 30 Juni 2020, seluruh utang usaha dalam mata uang Rupiah kecuali sebesar Rp10.246
juta dalam mata uang USD.

Pendapatan diterima dimuka


Saldo pendapatan diterima dimuka Perseroan dan Perusahaan Anak pada tanggal 30 Juni 2020 adalah
sebesar Rp 16.018 juta, dengan rincian sebagai berikut :

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni
Uraian dan Keterangan
2020
Pihak Ketiga
PT Palapa Ring Barat 8.683
Telkom Malaysia 3.212
PT Mega Akses Persada 1.976
PT Link Net Tbk 933
PT XL Axiata Tbk 900
PT Supra Primatama Nusantara 308
PT Solnet Indonesia 5
Jumlah 16.018
Utang lain-lain
Saldo utang lain-lain Perseroan dan Perusahaan Anak pada tanggal 30 Juni 2020 adalah sebesar
Rp 7.893 juta, dengan rincian sebagai berikut :

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni
Uraian dan Keterangan
2020
Pihak Berelasi
Tn. Vidcy Octory 7.190
Tn. Dani Samsul 100
Sub jumlah 7.290
Pihak Ketiga
Tn. Yanuar Wahyudi 207
Lainnya (masing-masing bersaldo dibawah Rp1.000.000.000,-) 397
Sub jumlah 604
Jumlah 7.893

Utang pajak
Saldo utang pajak Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 adalah sebesar
Rp 15.519 juta, dengan rincian sebagai berikut :

(dalam jutaan Rupiah)


31 Desember
Uraian dan Keterangan
2019
Perseroan
Pajak pertambahan nilai - bersih 6.628
Pajak Penghasilan Pasal 21 383
Pajak Penghasilan Pasal 15 548
Pajak Penghasilan Pasal 23 743
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) 2.604
Sub Jumlah 10.906
Perusahaan Anak
Pajak Penghasilan Pasal 21 171
Pajak Penghasilan Pasal 15 12
Pajak Penghasilan Pasal 23 3.561
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) 868
Sub Jumlah 4.612
Jumlah 15.519

Biaya yang masih harus dibayar


Saldo biaya yang masih harus dibayar Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020
adalah sebesar Rp 7.286 juta, dengan rincian sebagai berikut :

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni
Uraian dan Keterangan
2020
Penerimaan barang
PT Triton Laut Biru 579
Lain-lain 4.146
Sub jumlah 4.725
Biaya proyek
Pemeliharaan Ultimate Java Backbone 2.204
Lain-lain 357
Sub jumlah 2.561
Jumlah 7.286
Pinjaman

Saldo pinjaman Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 adalah sebesar Rp 320.775
juta yang terdiri dari pinjaman bank dan liabilitas sewa pembiayaan, dengan rincian sebagai berikut :

Pinjaman Bank

Saldo pinjaman Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 adalah sebesar
Rp 317.177 juta, dengan rincian sebagai berikut :

30 Juni
Uraian dan Keterangan
2020
PT Bank UOB Indonesia Tbk 25.000
PT Bank MNC Internasional Tbk 6.332
PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk 285.845
Jumlah 317.177
Bagian lancar (31.332)
Bagian jangka panjang 285.845

1) PT Bank UOB Indonesia Tbk (“Bank UOB”)


Pada tanggal 5 September 2019, Grup Triasmitra memperoleh pemberian kredit dengan dengan dokumen Akta
Perjanjian Kredit No.671, tanggal 5 September 2019, yang dibuat dihadapan Recky Frankcky Limpele, S.H.,
Notaris di Jakarta Pusat, sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Perjanjian Kredit No. 830/08/2020,
tanggal 24 Agustus 2020, dari Bank UOB dengan 2 fasilitas, yaitu Revolving Credit Facility (“RCF”) hingga
jumlah pokok sebesar Rp22.000.000.000 (dua puluh dua miliar Rupiah). Jangka waktu 3 bulan dan dapat
diperpanjang dengan tujuan modal kerja. Fasilitas Clean Trust Receipt (“CTR”) hingga jumlah pokok sebesar
Rp3.000.000.000. (tiga miliar rupiah) jangka waktu 3 bulan dan tidak dapat diperpanjang untuk tujuan modal
kerja pembiayaan utang usaha dan piutang usaha. Pinjaman dengan jaminan sebagai berikut:
a. Hak tanggungan atas tanah dan bangunan berupa unit apartemen, yang berlokasi di Ciputra World 2 Jakarta
Jl.Dr. Satrio, Kuningan Lantai 23A unit 02 Tower Orchard South Jakarta. Pengikatan Perjanjian Jual Beli
(PPJB) No. 0481/PPJBCDR/ IV/2019, atas nama PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara. Saat ini sertifikat
belum dipasang Hak Tanggungan kepada Bank.
b. Hak tanggungan atas tanah dan bangunan berupa unit apartement (Carvino unit A-L), yang berlokasi di
Cervino Village Biz Park Lantai 2 unit A-L Jl. KH Abdullah Syafie’ie Kav.27 West Tebet Sub District,
Tebet District Jakarta Selatan, dengan nilai penjaminan Rp19.069.000.000. Sertifikat Hak Milik Rumah
Susun No. 51, atas nama PT Pakkodian.
c. Hak tanggungan atas tanah dan bangunan berupa unit apartement (Carvino unit M-N), yang berlokasi di
Cervino Village Biz Park Lantai 2 unit M-N, Jl. KH Abdullah Syafie’ie Kav.27 West Tebet Sub. District,
Tebet District Jakarta Selatan, dengan nilai penjaminan Rp2.041.000.000. Sertifikat Hak Milik Satuan
Rumah Susun No. 52, atas nama PT Pakkodian.

2) PT Bank MNC Internasional Tbk (“Bank MNC”)


Pada tanggal 5 Maret 2020, Grup Triasmitra memperoleh fasilitas perpanjang pemberian kredit dengan dokumen
Perjanjian Perubahan Ke-3 Nomor 009/MB-TMI/PRK/Add/3/2020 dari Bank MNC dengan plafond sebesar
Rp6.500.000.000,- (enam miliar lima ratus juta rupiah) dengan tujuan untuk modal kerja. Jangka waktu pinjaman
selama 12 bulan. Tingkat bunga 13% p.a,- dengan jaminan sebagai berikut:

a. Tanah/ bangunan di Jalan Mangar RT 01 RW 01. Kp. Bugis. Kel Tanjung Uban Utara, Kec Bintan Utara,
Kab Bintan – Kepulauan Riau sesuai SHGB 00384 (d/h SHM 00879) atas nama PT Ketrosden Triasmitra
LT dan LB : 3.000m2/ 156m2 dengan nilai tanggungan atas jaminan Rp1.404.607.564.
b. Tanah/Bangunan di Jalan Raya Sungai Liat Pangkal Pinang, Kel. Kenanga, Kec. Sungai Laut, Kab. Bangka
- Kepulauan Bangka Belitung Sesuai SHGB 372 atas nama PT Ketrosden Triasmitra LT/LB: 538
m2/192m2 dengan nilai tanggungan atas jaminan Rp1.201.531.772.
c. Tanah/Bangunan di Jalan Merdeka, Kel. Tanjung Ketapang, Kec. Toboali, Kab Bangka Selatan, Kepulauan
Bangka Belitung sesuai SHGB 16 (d/h SHM 703) atas nama PT Ketrosden Triasmitra LT/LB: 1.817
m2/224m2 dengan nilai tanggungan atas jaminan Rp1.434.319.487.
d. Tanah/Bangunan di Jalan Raya Pangkal Pinang Koba, Kec. Koba, Kab. Bangka Tengah - Kepulauan Bangka
Belitung sesuai SHGB 00001(d/h SHM 88) atas nama PT Ketrosden Triasmitra LT/LB : 3.961 m2/244m2
dengan nilai tanggungan atas jaminan Rp1.268.417.846.
e. Tanah/Bangunan di Jalan Parang Tritis Raya 1 RT 003 RW 02, Kel. Ancol, Kec Pademangan - Jakarta
Utara sesuai SHGB No.4137 atas nama PT Ketrosden Triasmitra LT/LB: 135m2/ 111m2 dengan nilai
tanggungan atas jaminan Rp3.398.750.000.
f. Akta Perjanjian Jaminan tanggal 6 Maret 2017 Nomor 14 atas nama PT Ketrosden Triasmitra
sebesar plafond.

3) PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (“CCBI”)


Pada tanggal 16 Juli 2019, Grup Triasmitra memperoleh fasilitas pemberian kredit dari CCBI dengan dokumen
perubahan IV Perjanjian Kredit No. 216/APK/VII/19 dengan limit sebesar $20.000.000,- (dua puluh juta US
Dollar) dengan tujuan untuk membangun jaringan fiber optik Jakarta-Surabaya Submarine Cable System
(Jayabaya) sebanyak 24 Core (“Kredit Investasi I”). Jangka waktu pinjaman sampai dengan 9 Februari 2024.
Tingkat bunga 3 bulan LIBOR ditambah 4% per tahun floating. Pinjaman dijamin dengan sebagai berikut:
a. 1 (satu) bidang tanah dan bangunan berupa kantor yang terletak di Kelurahan Teluk Tering, Kota Batam,
Kepulauan Riau, berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 3999/Teluk Tering, yang telah dipasang
hak tanggungan peringkat pertama (I) sebesar Rp1.302.000.000, dan yang akan dipasang hak tanggungan
peringkat kedua (II) sebesar Rp1.302.000.000.
b. Fidusia terhadap perangkat dan jaringan fiber optik Proyek Jayabaya dengan nilai penjaminan sebesar
Rp159.585.000.000, pada saat pengikatan nilai objek sebesar Rp108.234.008.990 dan akan dilakukan
pendaftaran secara bertahap sesuai dengan invoice setiap progress Proyek Jayabaya tercapai minimum 1
(satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
c. Fidusia terhadap piutang penjualan fiber optik yang dipasang dengan nilai penjaminan sebesar
Rp385.695.000.000, pada saat pengikatan nilai objek sebesar Rp158.033.656.000 dan akan dilakukan
pendaftaran ulang setiap progress Proyek Jayabaya tercapai minimum 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
d. Fidusia terhadap piutang recurring income terdaftar atas nama Perseroan dengan nilai objek
sebesar Rp47.970.797.238, dipasang fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp35.000.000.000.
e. Fidusia terhadap piutang recurring income terdaftar atas nama TMI dengan nilai objek sebesar
Rp27.820.391.716, dipasang fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp24.000.000.000.
f. Corporate Guarantee dari Perseroan dibuatkan Akta Corporate Guarantee (borgtocht).
g. Top Up Cash Flow dari Perseroan, dibuatkan Akta Top Up Cash Flow.
h. Completion Guarantee dari Perseroan, dibuatkan Akta Completion Guarantee.
i. Corporate Guarantee dari TMI, dibuatkan Akta Corporate Guarantee (borgtocht).
j. Top Up Cash Flow dari TMI, dibuatkan Akta Top Up Cash Flow.
k. Completion Guarantee dari TMI, dibuatkan Akta Completion Guarantee.
l. Payment bond dari Asuransi Central Asia (ACA) sebesar 95% dari plafond kredit fasilitas kredit
investasi 1.
m. Fidusia terhadap: (i) AR penjualan fiber optik Dumai Medan senilai Rp181.699.000.000,00 (dengan kurs
14.000); (ii) recurring income dari proyek Palapa Ring Barat senilai Rp26.050.000.000,00, dengan nilai
sebesar Rp207.749.000.000,00, yang akan dibebankan fidusia dengan penjaminan sebesar
Rp207.749.000.000,00.
n. Jaminan-jaminan lainnya yang telah dan/atau akan diberikan oleh Perseroan dan/atau TMI dan/ atau pihak
lain siapapun juga, baik yang dibuat dengan akta notaris maupun secara di bawah tangan, untuk menjamin
segala sesuatu yang terutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada CCBI.

Pinjaman dengan syarat asuransi sebagai berikut:

a. Selama utang belum dibayar lunas, debitur diwajibkan mengasuransikan barang jaminan, sepanjang barang
jaminan merupakan objek yang dapat diasuransikan.
b. Apabila menurut pertimbangan CCBI, debitur lalai memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
pasal di atas, maka tanpa mengurangi kewajiban debitur tersebut kepada CCBI, CCBI berhak dan seberapa
perlu dengan ini diberi kuasa oleh debitur untuk dan atas tanggungan debitur mengasuransikan barang
jaminan dan mendebet rekening debitur pada CCBI sejumlah premi
asuransi dan biaya lain yang harus dibayar atau dikeluarkan oleh CCBI, dengan pengertian bahwa hal
tersebut bukan merupakan kewajiban CCBI.
c. Untuk keperluan tersebut, CCBI dengan ini sekarang untuk nanti pada waktunya diberi hak dan kuasa oleh
debitur untuk mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi/ penanggung yang bersangkutan, mengadakan
perundingan, mengajukan/ menuntut/ menyetujui jumlah uang ganti kerugian/ uang santunan termaksud,
menerima semua pembayaran uang ganti kerugian/ santunan tersebut dan untuk itu memberikan dan
menanda tangani tanda penerimaan (kuitansi) pembayaran yang sah.
d. Uang ganti kerugian/ uang santunan ini oleh CCBI akan diperhitungkan dengan hutang debitur kepada
CCBI dan apabila masih ada kelebihannya, akan dikembalikan kepada debitur dan untuk kelebihan uang
tersebut, debitur tidak berhak meminta bunga atau ganti rugi berupa apapun kepada CCBI.

Bilamana uang ganti kerugian/ santunan asuransi tersebut tidak mencukupi untuk melunasi utang debitur kepada
CCB Indonesia, maka debitur tetap berkewajiban untuk melunasi kekurangannya dengan seketika dan sekaligus
pada saat ditagih oleh CCBI.

Pada tanggal 16 Juli 2019, Perusahaan memperoleh fasilitas pemberian kredit dari China Construction
Bank Indonesia sebesar $7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu US Dollar) dengan limit sebesar
$20.000.000 (dua puluh juta US Dollar) dengan tujuan untuk membangun jaringan fiber optik Dumai Medan
(Damai) sebanyak 24 Core. Jangka waktu pinjaman sampai dengan 9 Februari 2024. Tingkat bunga 3 bulan
LIBOR ditambah 4% per tahun floating. Pinjaman dijamin dengan sebagai berikut:
a. Fidusia terhadap:
- Piutang usaha penjualan fiber optik Proyek Damai senilai Rp181.699.000.000 dengan kurs
Rp14.000 pada saat pengikatan nilai objek sebesar Rp129.701.000.000
- Recurring income dari Proyek Palapa Ring Barat senilai Rp26.050.000.000,
sehingga total nilai objek sebesar Rp207.749.000.000 yang akan dibebankan fidusia dengan nilai penjaminan
sebesar Rp207.749.000.000.
b. Fidusia terhadap jaringan fiber optik Proyek Damai dengan nilai sebesar Rp76.081.000.000 yang akan
dibebankan fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp76.081.000.000.
c. Payment bond dari Asuransi Central Asia (ACA) sebesar 95% (sembilan puluh lima persen) dari plafon
fasilitas kredit.
d. Corporate Guarantee dari PT KT, dibuatkan Akta Corporate Guarantee (borgtocht).
e. Top Up Cash Flow dari PT KT, dibuatkan Akta Top Up Cash Flow.
f. Completion Guarantee dari PT KT, dibuatkan Akta Completion Guarantee.
g. Corporate Guarantee dari PT TMI, dibuatkan Akta Corporate Guarantee (borgtocht).
h. Top Up Cash Flow dari PT TMI, dibuatkan Akta Top Up Cash Flow.
i. Completion Guarantee dari PT TMI, dibuatkan Akta Completion Guarantee.
j. Fidusia terhadap piutang penjualan fiber optik yang dipasang dengan nilai penjaminan sebesar
Rp385.695.000.000, pada saat pengikatan nilai objek sebesar Rp143.666.960.000 dan akan dilakukan
pendaftaran ulang setiap progres proyek tercapai minimum satu kali dalam 6 (enam) bulan.
k. Fidusia terhadap piutang recurring income terdaftar atas nama PT KT dengan nilai sebesar
Rp47.970.797.238, dipasang fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp35.000.000.000.
l. Fidusia terhadap piutang recurring income terdaftar atas nama PT TMI dengan nilai sebesar
Rp27.820.391.716, dipasang fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp24.000.000.000.
m. Sebidang tanah dan bangunan berupa kantor yang terletak di Kelurahan Teluk Tering, Kota Batam,
Kepulauan Riau, berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 3999/Teluk Tering yang telah dipasang
Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) sebesar Rp1.302.000.000 dan Hak Tanggungan Peringkat II
(Kedua) sebesar Rp1.302.000.000.
n. Jaminan-jaminan lainnya yang telah dan/atau akan diberikan oleh Perseroan dan/atau PT KT dan/ atau PT
TMI dan/atau pihak lain siapapun juga untuk menjamin segala sesuatu yang terutang dan wajib dibayar oleh
Perseroan kepada CCBI.
Jaminan pada butir a, j, k, l dan m selain menjadi jaminan atas kewajiban Perseroan berdasarkan Kredit Investasi
II juga menjadi jaminan atas kewajiban Perseroan berdasarkan Kredit Investasi I.
Pinjaman dengan syarat pelunasan sebagai berikut:

a. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman per kuartal.


b. Skema angsuran, Balloon Payment dengan skema pembayaran mengikuti waktu pembayaran KI 1:
- Tahun 1 dan 2 grace period
- Tahun 3 bunga + pokok 5% per kuartal dari plafond pencairan masing-masing termin/
- Tahun 4 bunga + pokok 6,25% per kuartal dari plafond pencairan masing-masing termin.
- Tahun 5 bunga + pokok 8,75% per kuartal dari plafond pencairan masing-masing termin.
- Tahun 6 bunga + pokok 5% per kuartal dari plafond pencairan masing-masing termin.
Berakhirnya AP, GP & jangka waktu fasilitas kredit sesuai dengan fasilitas KI 1.
c. Setiap hasil penjualan core cable proyek DMCS yang masuk ke rekening escrow pendapatan IDR,
sebesar 70% akan di convert ke USD dan di transfer ke rekening Operasional (USD) dan dana tersebut
akan digunakan untuk melunasi sebagian outstanding fasilitas kredit. Sisa 30% dari pendapatan tersebut
akan dipindahkan ke rekening pperasional IDR.

Pinjaman dengan syarat asuransi sebagai berikut:

a. Selama utang belum dibayar lunas,debitur diwajlbkan mengasuransikan barang jamlnan,sepanjang barang
jaminan merupakan objek yang dapat diasuransikan.
b. Apabila menurut pertimbangan CCBI,debitur lalai memenuhi kewajiban sebagarmana dimaksud dalam
pasal di atas,maka tanpa mengurangi kewajiban debitur tersebut kepada CCBI, CCBI berhak dan seberapa
perlu dengan lni diberi kuasa oleh debitur untuk dan atas tanggungan debitur mengasuransikan barang
jaminan dan mendebet rekenlng debitur pada CCBI sejumlah premi asuransi dan biaya lain yang harus
dibayar atau dikeluarkan oleh CCBI, dengan pengertian bahwa hal tersebut bukan merupakan kewajiban
CCBI.
c. Untuk keperluan tersebut, CCBI dengan ini sekarang untuk nanti pada waktunya diberi hak dan kuasa oleh
debitur untuk mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi/ penanggung yang bersangkutan, mengadakan
perundingan, mengajukan/ menuntut/ menyetujui jumlah uang ganti kerugian/ uang santunan termaksud,
menerima semua pembayaran uang ganti kerugian/ santunan tersebut dan untuk itu memberikan dan
menanda tangani tanda penerimaan (kuitansi) pembayaran yang sah.
d. Uang ganti kerugian/ santunan ini oleh CCBI akan diperhitungkan dengan hutang debitur kepada CCBI dan
apabila masih ada kelebihannya, akan dikembalikan kepada debitur dan untuk kelebihan uang tersebut,
debitur tidak berhak meminta bunga atau ganti rugi berupa apapun kepada CCBI.

Bilamana uang ganti kerugian/ santunan asuransi tersebut tidak mencukupi untuk melunasi utang debitur kepada
CCBI, maka debitur tetap berkewajiban untuk melunasi kekurangannya dengan seketika dan sekaligus pada saat
dltagih oleh CCBI.

Sewa Pembiayaan

Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki pinjaman sewa pembiayaan sebesar Rp 2.140 juta, dengan
rincian sebagai berikut :

30 Juni
Uraian dan Keterangan
2020
PT BCA Finance 1.845
PT CIMB Niaga Autofinance 897
PT Bank Panin Tbk 533
PT Toyota Astra Financial Services 205
PT Astra Sedaya Finance 118
Jumlah 3.598
Bagian lancar (1.458)
Bagian jangka Panjang 2.140
Utang sewa pembiayaan Perseroan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut :

1) PT BCA Finance
Pinjaman ini merupakan pinjaman yang diterima perusahaan dalam bentuk kredit investasi dari BCA
Finance yang digunakan untuk memperoleh 3 kendaraan berupa mobil dengan merek Suzuki tipe Apv Blind
Van yang diperoleh pada tahun 2017 dengan kesepakan sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp316.968.750,-
Jangka waktu : 48 Bulan
Suku bunga : 7,69% p.a Sistem
pembayaran : 1 Bulanan
Pembayaran angsuran bulanan dilakukan dengan menyetor ke rekening tabungan perusahaan.

Pinjaman ini merupakan pinjaman yang diterima perusahaan dalam bentuk kredit investasi dari BCA
Finance yang digunakan untuk memperoleh bangunan kantor yang diperoleh pada tahun 2019 dengan
kesepakatan sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp2.400.000.000,- Jangka
waktu : 60 Bulan
Suku bunga : 9,75% p.a Sistem
pembayaran : 1 Bulanan
Pembayaran angsuran bulanan dilakukan dengan menyetor ke rekening tabungan perusahaan.

2) PT CIMB Niaga Autofinance


Pinjaman ini merupakan pinjaman yang diterima perusahaan dalam bentuk kredit investasi dari CIMB
Niaga Auto Finance yang digunakan untuk memperoleh kendaraan berupa mobil yang diperoleh pada tahun
2019 dengan kesepakatan sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp1.530.000.000,-
Jangka waktu : 60 Bulan
Suku bunga : 12,28% p.a
Sistem pembayaran : 1 Bulanan
Pembayaran angsuran bulanan dilakukan dengan menyetor ke rekening tabungan perusahaan.

3) PT Bank Panin Tbk


Pinjaman ini merupakan pinjaman yang diterima perusahaan dalam bentuk kredit investasi dari PT Bank
Panin Tbk yang digunakan untuk memperoleh kendaraan berupa mobil yang diperoleh pada tahun 2016
dengan kesepakatan sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp2.177.249.995,- Jangka
waktu : 60 Bulan
Suku bunga : 11,24% p.a
Sistem pembayaran : 1 Bulanan

4) PT Toyota Astra Financial Services


Pinjaman ini merupakan pinjaman yang diterima perusahaan dalam bentuk kredit investasi dari Toyota
Astra Financial Services yang digunakan untuk memperoleh kendaraan berupa mobil yang diperoleh pada
tahun 2019 dengan kesepakatan sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp231.190.354 Jangka
waktu : 60 Bulan
Suku bunga : Rp68.809.646
Sistem pembayaran : 1 Bulanan

5) PT Astra Sedaya Finance


Pinjaman ini merupakan pinjaman yang diterima perusahaan dalam bentuk kredit investasi dari PT Astra
Sedaya Finance yang digunakan untuk memperoleh kendaraan berupa mobil yang diperoleh pada tahun
2019 dengan kesepakatan sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp365.737.066
Jangka waktu : 60 Bulan
Suku bunga : 12,56% p.a
Sistem pembayaran : 1 Bulanan
Kewajiban imbalan pasca kerja

Saldo kewajiban imbalan pasca kerja Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 adalah
sebesar Rp 5.944 juta, dengan rincian sebagai berikut :

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni
Uraian dan Keterangan
2020
Kewajiban imbalan pasti – awal 5.104
Biaya jasa 704
Pembayaran imbalan pasca kerja tahun berjalan -
Keutungan (kerugian) aktuaria yg belum diakui 136
Liabilitas akhir periode 5.944

Imbalan pascakerja yang diberikan kepada karyawan merupakan imbalan pasti sesuai dengan Undang- Undang
Tenaga Kerja No.13/2003 dan Peraturan Perusahaan dengan komponen liabilitas dan beban imbalan pasca kerja

Perusahaan mengakui penyisihan imbalan kerja sesuai dengan PSAK No.24 (revisi 2016) dan Undang- undang
No.13 tahun 2003, dihitung oleh Aktuaris Independen PT Bumi Dharma Aktuaria yang terbit pada tanggal 26
Agustus 2020.

Jumlah karyawan yang berhak sebanyak 44 karyawan (PT Ketrosden Triasmitra), 14 karyawan (PT
Triasmitra Multiniaga Internasional) dan 6 karyawan (PT Jejaring Mitra Persada) pada tanggal 31 Desember
2019.

Penyisihan imbalan pasca kerja dihitung dengan menggunakan metode Projected Unit Credit berdasarkan
perhitungan aktuaria pada tanggal 30 Juni 2020 yang dilakukan oleh Aktuaris Independen PT Bumi Dharma
Aktuaria, dengan asumsi aktuarial utama sebagai berikut:

Tingkat bunga diskonto : 7,74%; 7,81%; 7,78%


Tingkat kenaikan gaji per tahun : 8,00%
Tingkat pengunduran diri 5% untuk semua karyawan dibawah 35 tahun dan akan menurun linear sampai 0%
pada usia 55 tahun.

Asumsi yang berhubungan dengan pengalaman mortalitas masa depan ditentukan berdasarkan saran aktuaris
menurut statistik yang telah diterbitkan dan pengalaman setiap wilayah. Di Indonesia, asumsi mortalitas yang
digunakan adalah Tabel Mortalitas Indonesia 2011.

Perikatan dan Perjanjian

Kontrak kerja signifikan yang masih berjalan pada tanggal 30 Juni 2020:

Tanggal kontrak Lingkup pekerjaan Masa kontrak Nilai Kontrak


PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Pengadaan OM IRU 3rd Jakarta-
5 Oktober 2018 Bangka-Batam, Batam-Singapore 15 tahun IDR 10.740.103.296
Periode Kesatu untuk Sub Sistem

Telkom Malaysia
Pemeliharaan Sistem Kabel Jakarta-
26 Februari 2016 Bangka-Batam 15 tahun USD 350.000

PT Palapa Ring Barat


25 Juli 2019 Pemeliharaan Palapa Ring Barat 5 tahun IDR 26.050.000.000
Tanggal kontrak Lingkup pekerjaan Masa kontrak Nilai Kontrak
PT Mora Telematika Indonesia
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
9 Februari 2016 Kabel Jakarta – Bangka – Batam - 15 tahun IDR 3.000.000.000
Singapore
Pusat Operasi Jaringan Jakarta –
9 Februari 2016 Bangka – Batam - Singapore 15 tahun IDR 2.008.501.488
26 Oktober 2017 Pemeliharaan Ultimate Java Backbone 15 tahun IDR 2.962.077.300
15 Mei 2018 Sistem kabel serat optik Dumai - Medan 15 tahun IDR 99.344.000.000
Sistem kabel serat optik Tanjung
7 Februari 2019 Pandan - Pontianak 15 tahun IDR 5.746.241.757

PT Link Net Tbk


Sistem kabel serat optik Jakarta-
5 September 2017 Bandung, Jakarta - Surabaya 15 tahun IDR 35.000.000.000
Sistem kabel serat optik Surabaya -
5 November 2018 Denpasar 15 tahun IDR 8.000.000.000
Pusat Operasi Jaringan Ultimate Java
28 Februari 2018 Backbone
15 tahun IDR 3.720.000.000
30 Mei 2017 Pemeliharaan Ultimate Java Backbone 15 tahun IDR 1.400.000.000
Pusat Operasi Jaringan Jakarta –
14 Juli 2016 Bangka – Batam - Singapore 15 tahun IDR 2.000.000.000
Pusat Operasi Jaringan Jakarta –
14 Juli 2016 Bangka – Batam - Singapore 15 tahun USD 320.000
Sewa Rak dan Pemeliharaan kabel
Maret – Juli 2019 dibawah Rp1.000.000.000 15 tahun IDR 1.074.441.000

PT Mega Akses Persada


Sistem kabel serat optik Surabaya -
27 Juni 2016 Denpasar 15 tahun IDR 16.000.000.000
15 Desember 2017 Sistem kabel serat optik Dumai - Medan 15 tahun IDR 30.357.000.000
Sistem kabel serat optik Jakarta -
15 Desember 2017 Surabaya 15 tahun IDR 67.460.000.000
15 Desember 2017 Sistem kabel serat optik Batam - Dumai 15 tahun IDR 16.865.000.000
Pusat Operasi Jaringan Jakarta-Bangka
24 April 2018 – Batam – Singapore 15 tahun IDR 2.208.000.000
Pemeliharaan dan perbaikan Sistem
2 April 2018 Komunikasi Kabel Laut Jakarta- 15 tahun IDR 2.698.400.000
Surabaya
Pemeliharaan dan perbaikan Sistem
2 April 2018 Komunikasi Kabel Laut Dumai – Medan 15 tahun IDR 1.214.280.000
Pemeliharaan dan perbaikan Sistem
2 April 2018 Komunikasi Kabel Laut Jakarta - 15 tahun IDR 3.507.920.000
Bangka – Batam – Singapore
Pemeliharaan dan perbaikan Sistem
2017 - 2018 Komunikasi Kabel Laut dibawah IDR 1.314.600.000
Rp1.000.000.000,-
Sistem kabel serat optik Inland Jakarta
27 Februari 2019 Surabaya segmen Tanjung Pakis - Jakarta 15 tahun IDR 2.032.828.000
Sistem kabel serat optik Inland segmen
27 Februari 2019 Tanjung Pakis – Karawang 15 tahun IDR 1.800.512.000
Sistem kabel serat optik Inland segmen
27 Februari 2019 Banyu Urip – Surabaya 15 tahun IDR 2.120.132.000
27 Februari 2019 Sistem kabel serat optik Inner Batam 15 tahun IDR 1.068.032.000
Sistem kabel serat optik Inland dibawah
27 Februari 2019 Rp1.000.000.000,- 15 tahun IDR 2.108.092.000
19 Juni 2019 Pemeliharaan Ultimate Java Backbone 15 tahun IDR 4.567.200.000
Pusat Operasi Jaringan system kabel
20 Maret 2019 Jakarta - Surabaya 15 tahun IDR 1.440.000.000

PT XL Axiata Tbk
22 September 2017 Pusat Operasi Jaringan Jakarta - Bangka 15 tahun IDR 1.080.000.000
Perbaikan kabel bawah laut perairan
14 Februari 2020 dangkal Sungailiat – Mentigi IDR 1.895.389.500
Tanggal kontrak Lingkup pekerjaan Masa kontrak Nilai Kontrak
PT Iforte Solusi Infotek
Pemeliharaan Ultimate Java Backbone
28 Juni 2016 tahun ke-2 15 tahun IDR 1.605.440.000
Penyediaan 2 (dua) core SKKL Batam –
12 November 2019 Singapore Secar IRU 10 tahun IDR 18.369.000.000

PT Indosat Tbk
14 Mei 2018 Patroli Selat Sunda 15 tahun IDR 3.014.312.400
Pusat Operasi Jaringan Jakarta -
8 Mei 2017 15 tahun IDR 1.200.000.000
Bangka – Batam – Singapore
9 Mei 2016 Patroli Ancol Mulai 2018, 3 Tahun IDR 1.250.000.000
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
8 Mei 2017 Kabel Jakarta - Bangka – Batam – 15 tahun IDR 3.644.800.000
Singapore
Pemeliharaan dan perbaikan Sistem
10 Agustus 2016 Komunikasi Kabel Laut Surabaya – 15 tahun IDR 1.441.000.000
Denpasar
Jakarta Surabaya Darat area TJ Pakis
1 Maret 2019 – Cirebon
Jakarta Surabaya Darat area TJ Pakis 15 tahun IDR 11.499.123.181
1 Maret 2019
– Cirebon
Pemeliharaan dan perbaikan Sistem 15 tahun IDR 11.499.123.181
10 Agustus 2016 Komunikasi Kabel Laut Surabaya – 15 tahun IDR 1.441.000.000
Denpasar
19 Juni 2019 Pemeliharaan Ultimate Java Backbone 15 tahun IDR 4.567.200.000

Pusat Operasi Jaringan sistem kabel


20 Maret 2019 Jakarta – Surabaya 15 tahun IDR 1.440.000.000
Jakarta Surabaya Darat area TJ Pakis
1 Maret 2019 – Cirebon 15 tahun IDR 11.499.123.181
Jakarta Surabaya Darat area TJ Pakis
1 Maret 2019 – Cirebon
15 tahun IDR 11.499.123.181

PT Supra Primatama Nusantara


Pusat Operasi Jaringan Jakarta –
27 Mei 2016 Bangka – Batam – Singapore 15 tahun IDR 1.500.000.000
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
27 Mei 2016 Kabel Jakarta – Bangka – Batam – 15 tahun USD 180.000
Singapore

PT Global Inti Corporatama


Pusat Operasi Jaringan Jakarta –
27 Februari 2018 Bangka – Batam – Singapore 15 tahun USD 216.258

Vocus Pte, Ltd


8 Maret 2019 Rute Kabel ASC Patroli Laut Tahun 1 Mulai 2019, 3 tahun USD 180.000

PT Parsaoran Global Datatrans


Penyediaan kabel FO untuk Ultimate
23 Maret 2020 Java Backbone dan Surabaya - 10 tahun IDR 16.000.000.000
Denpasar

Elettra Tlc spa


3 April 2020 Pekerjaan tambahan proyek Jayabaya Satu kali biaya IDR 3.914.131.541

PT Kawanni Ridho Mandiri


Konstruksi dan instalasi OSP NTT Alor
10 Januari 2020 1-3 Satu kali biaya IDR 1.442.376.000
MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA TIDAK TERDAPAT LIABILITAS
PERSEROAN YANG TELAH JATUH TEMPO TETAPI BELUM DILUNASI.

DENGAN MELIHAT KONDISI KEUANGAN PERSEROAN, MANAJEMEN PERSEROAN


SANGGUP UNTUK MENYELESAIKAN SELURUH LIABILITASNYA SESUAI DENGAN
PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA.

SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PER TANGGAL LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2020


TELAH DIUNGKAPKAN DI DALAM PROSPEKTUS INI

TIDAK TERDAPAT FAKTA MATERIAL YANG DAPAT MENGAKIBATKAN PERUBAHAN


SIGNIFIKAN PADA LIABILITAS DAN/ATAU PERIKATAN SETELAH TANGGAL LAPORAN
KEUANGAN TERAKHIR SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AKUNTAN PUBLIK DAN
LIABILITAS DAN/ATAU PERIKATAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN PUBLIK
SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PENDAFTARAN.

SETELAH TANGGAL 30 JUNI SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR


INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI
DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK
MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN KECUALI LIABILITAS-LIABILITAS YANG TIMBUL
DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA LIABILITAS-LIABILITAS YANG
TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSPEKTUS INI DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN
DALAM LAPORAN KEUANGAN YANG MERUPAKAN BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN
DARI PROSPEKTUS INI.
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Berikut ini adalah informasi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anaknya untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2019.

Angka-angka data keuangan pada tanggal dan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2020 berasal dari laporan posisi keuangan konsolidasian Grup Triasmitra yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Kanaka Puradiredja, Suhartono berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dalam
laporannya tanggal 19 November 2020, dengan opini tanpa modifikasian. Laporan keuangan tersebut
ditandatangani oleh Yoyo Sukaryo Djenal, M.Ak., CA, CPA.

Angka-angka data keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan
2019 diambil dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anaknya diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Kanaka Puradiredja, Suhartono yang ditanda tangani oleh Yoyo Sukaryo Djenal, M.Ak., CA, CPA pada
tanggal 9 Agustus 2019 dan pada tanggal 12 Juni 2020 dengan opini wajar tanpa pengecualian.

Informasi berikut harus dibaca berkaitan dan secara keseluruhan mengacu pada laporan keuangan konsolidasian
Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah diaudit beserta catatan atas laporan keuangan yang dilampirkan di
dalam Prospektus ini pada Bab XVII mengenai Laporan Keuangan.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam Rupiah penuh)


30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2018
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 16.255.019.433 8.159.329.665 31.820.054.641
Investasi jangka pendek 120.315.000 120.315.000 120.315.000
Piutang usaha
- Pihak Ketiga 62.885.113.474 21.516.106.598 174.631.559.515
- Pihak Berelasi 38.342.055.464 29.122.175.716 5.920.818.027
Tagihan bruto kepada pemberi kerja
- Pihak Ketiga 27.954.774.499
3.738.646.747 - -
- Pihak Berelasi
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 6.550.625.683 9.719.720.978 14.266.367.951
Piutang lain-lain
- Pihak ketiga 21.157.521.675 23.130.338.030 25.480.495.813
- Pihak berelasi 123.318.221.590 123.323.845.500 82.234.879.700
Persediaan 239.624.496.712 235.813.930.987 190.056.545.357
Pekerjaan dalam proses 21.834.905.697 21.667.307.576 117.836.974.694
Pajak dibayar dimuka 12.466.072.172 15.791.482.840 583.795.063
Jumlah Aset Lancar 574.462.298.146 488.364.552.891 642.951.805.761
Aset Tidak Lancar
Investasi pada entitas asosiasi 1.282.816.458 697.938.088 1.061.639.640
Pekerjaan dalam proses 364.459.773.347 368.839.569.894 283.761.872.751
Aset tetap - bersih 67.642.113.072 70.592.605.280 55.148.687.402
Aset tak berwujud - bersih 721.798.959 873.717.709 1.399.484.431
Jumlah aset tidak lancar 434.106.501.836 441.003.830.971 341.371.684.224
Jumlah Aset 1.008.568.799.982 929.368.383.862 984.323.489.985
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas jangka pendek
Utang Usaha
- Pihak ketiga 81.091.240.540 64.199.061.328 45.633.791.758
- Pihak berlasi 36.741.432.658 37.878.008.885 33.081.822.514
(dalam Rupiah penuh)
30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2018
Pendapatan diterima dimuka
- Pihak ketiga 16.017.957.671 - -
- Pihak berelasi - - 195.457.600.000
Biaya yang masih harus dibayar 7.286.406.020 15.622.214.920 20.055.793.340
Utang lain-lain
- Pihak ketiga 603.639.759 928.997.696 807.174.023
- Pihak berelasi 7.289.873.301 6.716.426.000 1.790.045.000
Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam
jangka waktu 1 tahun
- Pinjaman bank 31.331.723.832 31.439.883.253 42.850.001.290
- Liabilitas sewa pembiayaan 1.457.993.876 1.402.334.515 789.063.075
Utang pajak 15.518.649.677 8.200.946.618 788.822.174
Jumlah liabilitas jangka pendek 197.338.917.334 166.387.873.215 341.254.113.174
Liabilitas jangka panjang
Pinjaman
- Pinjaman bank 285.845.492.800 277.831.146.264 254.076.385.500
- Liabilitas sewa pembiayaan 2.140.320.366 2.884.755.566 1.959.018.456
Kewajiban imbalan pasca kerja 5.943.807.969 5.103.733.582 4.276.827.777
Jumlah liabilitas jangka panjang 293.929.621.135 285.819.635.412 260.312.231.733
Ekuitas
Modal saham 25.380.500.000 25.380.500.000 25.380.500.000
Tambahan modal setor 33.715.457.773 33.715.457.773 33.715.457.773
Penghasilan komprehensif lain 135.424.586 271.488.656 691.628.338
Saldo laba 455.798.437.553 415.524.377.921 322.898.681.447
Kepentingan non pengendali 2.270.441.601 2.269.050.885 70.877.520
Jumlah Ekuitas 517.300.261.513 477.160.875.235 382.757.145.078
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 1.008.568.799.982 929.368.383.862 984.323.489.985

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

(dalam Rupiah penuh)


30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2019 2018
Pendapatan 147.495.571.228 201.936.915.906 446.553.899.709 407.714.952.695
Beban pokok pendapatan (66.490.671.899) (113.035.570.988) (289.592.994.878) (232.839.009.990)
Laba bruto 81.004.899.329 88.901.344.918 156.960.904.831 174.875.942.705
Beban usaha
Beban penjualan (68.589.476) (170.602.170) (230.797.256) (81.867.473)
Beban umum dan administrasi (29.979.411.480) (28.023.049.337) (58.285.227.861) (45.242.452.714)
Laba usaha 50.956.898.373 60.707.693.411 98.444.879.714 129.551.622.518
Pendapatan (beban) lain-lain
Keuntungan (Rugi) selisih kurs (6.857.854.692) 13.156.913.839 25.279.342.759 (6.979.282.807)
Keuntungan penjualan aset tetap - - 91.000.000 -
Beban pendanaan (9.664.342.375) (12.285.753.361) (22.935.021.045) (17.560.787.389)
Bagian atas keuntungan (rugi) bersih 584.878.371 - (363.701.551) -
entitas asosiasi
Lainnya (190.718.330) 3.656.097.748 2.449.850.189 975.688.138
Jumlah Pendapatan (beban) lain-lain (16.128.037.026) 4.527.258.226 4.521.470.352 (23.564.382.058)
Laba sebelum pajak final dan pajak 34.828.861.347 65.234.951.637 102.966.350.066 105.987.240.460
penghasilan
Beban pajak final (4.617.608.978) (1.880.952.626) (10.309.421.035) (15.955.688.585)
Beban pajak penghasilan Kini - - - (15.365.750)
Beban pajak penghasilan Tangguhan - - - (782.068.367)
Laba bersih tahun berjalan 30.211.252.369 63.353.999.011 92.656.929.031 89.234.117.758
Laba rugi komprehensif lain
Pengukuran kembali imbalan-pasca (136.074.558) - (420.198.874) (691.733.207)
kerja
(dalam Rupiah penuh)
30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2019 2018
Pajak penghasilan terkait - - 172.130.003
Jumlah penghasilan komprehensif (136.074.558) - (420.198.874) (519.603.204)
lain
Jumlah laba komprehensif lain tahun 30.075.177.811 63.353.999.011 92.236.730.157 88.714.514.554
berjalan
Laba bersih per saham
Dasar 129.000 270.411 395.515 380.875
Dilusian 129.000 270.411 395.515 380.875

RASIO KEUANGAN PENTING

30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2018
Pertumbuhan Penjualan (26,96%) 9,53% 19,40%
Pertumbuhan Laba Usaha (16,06%) (24,01%) 15,02%
Pertumbuhan Laba Bersih (52,31%) 3,84% 8,97%
Pertumbuhan Aset 8,52% (5,58%) 49,82%
Pertumbuhan Liabilitas 8.64% (24,83%) 65,74%
Pertumbuhan Ekuitas 8,41% 24,66% 30,17%
Margin Laba Kotor 54,92% 35,15% 42,89%
Margin Laba Usaha 34,55% 22,05% 31,78%
Margin Laba Bersih 20,48% 20,75% 21,89%
Return on Equity 5,84% 19,42% 23,31%
Return on Asset 3,00% 9,97% 9,07%
Current Ratio 2,91 2,94 1,88
Liabilitas/Ekuitas 0,95 0,95 1,57
Current Liabilities/Equity 0,38 0,35 0,89
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan pembahasan yang diuraikan di bawah ini, khususnya untuk bagian-bagian yang
menyangkut kinerja keuangan Perseroan, disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian
Perseroan dan perusahaan anak untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30
Juni 2020 dan 30 Juni 2019 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 yang
tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka, Puradiredja,
Suhartono, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (“IAPI”), yang kesemuanya memiliki opini tanpa modifikasian, sebagaimana
tercantum dalam laporan audit KAP Kanaka, Puradiredja, Suhartono yang juga tercantum dalam
Prospektus ini.

Sebagai akibat dari pembulatan, penyajian jumlah beberapa informasi keuangan berikut ini dapat
sedikit berbeda dengan penjumlahan yang dilakukan secara aritmatika.

1. Umum

Grup Triasmitra melakukan kegiatan usaha pembangunan infrastruktur kabel telekomunikasi serat optik bawah
laut dan darat / terestrial (bisnis kontraktor dan developer), menjual core dalam jaringan tersebut (bisnis
developer), serta menyediakan jasa pemeliharaan dan pengelolaan jaringan telekomunikasi baik yang dibangun
olehnya maupun milik perusahaan lain.

Didirikan tahun 1994 sebagai kontraktor dan perdagangan, Grup Triasmitra melakukan transformasi bisnis
dimana di tahun 2004 menjadi perusahaan EPC (kontraktor) di bidang pembangunan infrastruktur telekomunikasi
dengan mengerjakan proyek darat/terestrial kabel serat optik, dilanjutkan pada tahun 2007 dengan melakukan
pembangunan kabel serat optik bawah laut. Pada tahun 2008, Grup Triasmitra memulai usahanya sebagai
developer dengan melakukan pembangunan jaringan kabel serat optik bawah laut sepanjang 331 km dari Batam
– Dumai atas perintah pemberi kerja yang kemudian dibayar dengan sebagian core jaringan tersebut.

Selanjutnya berturut-turut Grup Triasmitra telah berinvestasi membangun jaringan fiber optic B3JS (Jakarta
Bangka Bintan Batam Singapura) Cable System, SDCS (Surabaya Denpasar Cable System), UJB (Ultimate Java
Backbone – inland cable), Jayabaya Cable System (Jakarta Surabaya submarine cable system), dan kini sedang
menyelesaikan Damai Cable System (Medan Dumai). Total panjang kabel yang telah dibangun Grup Triasmitra
mencapai 9.994 km, termasuk kabel milik pihak lain yang dikerjakannya sebagai kontraktor.

2. Analisa Laporan Keuangan

Analisa mengenai kondisi keuangan Perseroan diambil dan dihitung berdasarkan Laporan Keuangan
Konsolidasian Perseroan dan entitas anak untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2019 dan 2018 yang
laporannya tercantum dalam Prospektus ini, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka, Puradiredja,
Suhartono, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (“IAPI”), yang kesemuanya memiliki opini tanpa modifikasian.

2.1 Analisis Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

2.1.1 Pendapatan Usaha

Periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Periode 6
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019
Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020, pendapatan usaha Perseroan mengalami
penurunan sebesar 26,96% menjadi sebesar Rp 147,50 miliar bila dibandingkan dengan pendapatan usaha untuk
Periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 sebesar Rp 201,94 miliar. Penurunan tersebut terutama
dari pendapatan proyek developer sebesar Rp 104,2 milliar atau 67,37%
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, pendapatan usaha Perseroan mengalami
peningkatan sebesar 9,53% menjadi sebesar Rp 446,6 milliar bila dibandingkan dengan pendapatan usaha untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 407,7 miliiar. Peningkatan tersebut terutama
dari pendapatan yang berasal dari bisnis kontraktor (membangun jaringan) telekomunikasi sebesar Rp 136,90
miliar atau meningkat 1.311,82%. Selain itu dari jasa pemeliharaan terjadi peningkatan sebesar 1,89%, dimana
segmen ini menyumbangkan 23,27% dari total pendapatan di tahun 2019.

2.1.2 Beban Pokok Pendapatan

Periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Periode 6
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019
Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020, beban pokok pendapatan Perseroan mengalami
penurunan sebesar 41,18% menjadi sebesar Rp 66,49 miliar bila dibandingkan dengan beban pokok pendapatan
untuk Periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 sebesar Rp 113,04 miliar. Penurunan tersebut
terutama dari beban pokok proyek developer sebesar Rp. 67,76 miliar atau 74,83%, hal ini sejalan dengan
menurunnya pendapatan pada bisnis developer per 30 Juni 2020.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, beban pokok pendapatan Perseroan mengalami
peningkatan sebesar 24,37% menjadi sebesar Rp 289,59 miliar bila dibandingkan dengan beban pokok
pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp232,83 miliar. Hal tersebut
sejalan dengan peningkatan pendapatan yang mencapai 9,53%.

2.1.3 Beban Usaha

Periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Periode 6
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019
Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 , beban usaha Perseroan mengalami peningkatan
sebesar 6,58% menjadi sebesar Rp 30,05 miliar bila dibandingkan dengan beban usaha untuk Periode 6 bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 sebesar Rp 28,19 miliar. Kenaikan pada beban umum dan administrasi
tersebut terutama dari: (i) gaji dan tunjangan yang mengalami kenaikan 15,97% dan (ii) beban penyusutan dan
amortisasi yang mengalami kenaikan 59,60%. Sedangkan kedua pos biaya tersebut berkontribusi terbesar, yaitu
berturut-turut 60,82% dan 19,36% terhadap beban usaha per 30 Juni 2020.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, beban usaha Perseroan mengalami peningkatan
sebesar 29,11% menjadi sebesar Rp 58,51miliar bila dibandingkan dengan beban usaha untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 45,32 miliar. Kenaikan pada beban umum dan administrasi
tersebut terutama dari: (i) gaji dan tunjangan yang mengalami kenaikan 55,59% dan (ii) beban penyusutan dan
amortisasi yang mengalami kenaikan 33,38%. Sedangkan kedua pos biaya tersebut berkontribusi terbesar, yaitu
berturut-turut 62,64% dan 16,81% terhadap beban usaha per 31 Desember 2019.

2.1.4 Pendapatan (beban) lain-lain

Periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Periode 6
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019
Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020, pendapatan dan beban lain-lain Perseroan
mengalami penurunan sebesar -456,22% menjadi beban sebesar Rp 16,13 miliar bila dibandingkan dengan
pendapatan dan beban lain-lain untuk Periode 6 bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2019 yaitu menjadi pendapatan sebesar Rp 4,53 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan
oleh meningkatnya laba (rugi) selisih kurs menjadi rugi Rp 6,86 miliar dari laba Rp 13,16 miliar di posisi 30 Juni
2019.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, pendapatan dan beban lain-lain Perseroan
mengalami kenaikan sebesar 119,19% menjadi pendapatan sebesar Rp 4,52 miliar bila dibandingkan dengan
pendapatan dan beban lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yaitu beban sebesar
Rp 23,56 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya laba selisih kurs 462,21% menjadi
laba kurs Rp 25,28 miliar dari rugi kurs Rp 6,98 miliar pada tanggal 31 Desember 2018.

2.1.5 Laba Bersih

Periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Periode 6
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019
Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020, laba bersih Perseroan mengalami penurunan
sebesar 52,31% menjadi sebesar Rp 30,21 milliar bila dibandingkan dengan laba bersih untuk Periode 6 bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 sebesar Rp 63,35 milliar. Hal ini dikarenakan penurunan penjualan
Perseroan per 30 Juni 2020.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, laba bersih Perseroan mengalami kenaikan sebesar
3,84% menjadi sebesar Rp 92,65 milliar bila dibandingkan dengan laba bersih untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 89,23 milliar. Hal ini dikarenakan kenaikan penjualan Perseroan di tahun
2019.

2.1.6 Penghasilan (beban) komprehensif lain

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, beban komprehensif lain Perseroan mengalami
penurunan sebesar 19,13% menjadi sebesar Rp 420,19 juta bila dibandingkan dengan beban komprehensif lain
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 520 juta. Hal ini dikarenakan perhitungan
kembali imbalan pasca kerja.

2.2 Analisis Laporan Posisi Keuangan

2.2.1 Aset

Posisi Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2019


Per 30 Juni 2020, aset Perseroan mengalami kenaikan sebesar 8,52% menjadi sebesar Rp1.088,57 miliar bila
dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 sebesar Rp 929,37 miliar. Kenaikan tersebut terutama
disebabkan oleh meningkatnya pos piutang usaha sebesar 99,90% menjadi Rp. 101,23 miliar.

Posisi Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2018


Per 31 Desember 2019, total aset Perseroan mengalami penurunan sebesar 5,58% menjadi sebesar Rp 929,37
miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2018 sebesar Rp 984,32 miliar. Hal ini disebabkan oleh
penurunan pos piutang usaha sebesar 71,95% menjadi Rp. 50,64 miliar.
2.2.1.1 Aset Lancar

Posisi Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2019


Per 30 Juni 2020, aset lancar Perseroan mengalami kenaikan sebesar 17,63% menjadi sebesar Rp 574,46
miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 sebesar Rp 488,36 miliar. Kenaikan tersebut
terutama disebabkan oleh naiknya pos piutang usaha sebesar 99,90% menjadi Rp. 101,23 miliar.

Posisi Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2018


Per 31 Desember 2019, aset lancar Perseroan mengalami penurunan sebesar 24,04% menjadi sebesar 488,36
miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2018 sebesar Rp 642,95 miliar. Penurunan tersebut
terutama disebabkan oleh menurunnya pos Piutang Usaha sebesar 71,95%, menjadi Rp 50,64 miliar.

2.2.1.2 Aset Tidak Lancar

Posisi Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2019


Per 30 Juni 2020, aset tidak lancar Perseroan mengalami penurunan sebesar 1,56% menjadi sebesar Rp 434,11
miliar bila dibandingkan dengan posisi per 30 Desember 2019 sebesar Rp 441,00 miliar. Penurunan tersebut
terutama pada pos pekerjaan dalam proses sebesar 1,19% menjadi Rp. 364,46 miliar.

Posisi Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2018


Per 31 Desember 2019, aset tidak lancar Perseroan mengalami peningkatan sebesar 29,19% menjadi sebesar Rp
441,00 miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2018 sebesar Rp 341,37 miliar. Peningkatan
tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya pos pekerjaan dalam proses sebesar 29,98%, menjadi Rp
368,84 miliar.

2.2.2 Liabilitas

Posisi Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2019


Per 30 Juni 2020, liabilitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar 8,64% menjadi sebesar Rp 491,27 miliar bila
dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 sebesar Rp 452,21 miliar. Kenaikan tersebut terutama pada
pos hutang usaha sebesar 15,44% menjadi Rp. 117,83 miliar.

Posisi Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2018


Per 31 Desember 2019, total liabilitas Perseroan mengalami penurunan sebesar 24,83% menjadi sebesar Rp
452,20 miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2018 sebesar Rp 601,56 miliar. Penurunan ini
tersebut terutama pada pos pendapatan diterima dimuka sebesar 100% yaitu Rp. 195,46 miliar.

2.2.2.1 Liabilitas Jangka Pendek

Posisi Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2019


Per 30 Juni 2020, liabilitas jangka pendek Perseroan mengalami kenaikan sebesar 18,60% menjadi sebesar Rp
197,34 miliar bila dibandingkan dengan posisi per 30 Desember 2019 sebesar Rp 166,39 miliar. Kenaikan
tersebut terutama pada pos hutang usaha sebesar 15,44% menjadi Rp. 117,83 miliar.

Posisi Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2018


Per 31 Desember 2019, total liabilitas jangka pendek Perseroan mengalami penurunan sebesar 51,24% menjadi
sebesar Rp 166,38 miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2018 sebesar Rp 341,25 miliar.
Penurunan ini terutama pada pos pendapatan diterima dimuka sebesar 100% yaitu 195,46 miliar.
2.2.2.2 Liabilitas Jangka Panjang

Posisi Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2019


Per 30 Juni 2020, liabilitas jangka panjang Perseroan mengalami kenaikan sebesar 2,84% menjadi sebesar Rp
293,93 miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 sebesar Rp 285,82 miliar. Kenaikan
tersebut terutama pada pos pinjaman bank jangka panjang sebesar 2,88% menjadi Rp 285,85 miliar.

Posisi Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2018


Per 31 Desember 2019, total liabilitas jangka panjang Perseroan mengalami peningkatan sebesar 9,80% menjadi
sebesar Rp 285,82 miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2018 sebesar Rp 260,31 miliar.
Peningkatan ini disebabkan karena kenaikan pada pos pinjaman bank jangka panjang sebesar 9,35% menjadi Rp
277,83 miliar.

2.2.3 Ekuitas

Posisi Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2019


Per 30 Juni 2020, ekuitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar 8,41% menjadi sebesar Rp 517,30 miliar bila
dibandingkan dengan posisi per 30 Desember 2019 sebesar Rp 477,16 miliar. Kenaikan tersebut terutama
disebabkan oleh kenaikan pada pos saldo laba sebesar 9,69% menjadi Rp 455,80 miliar

Posisi Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tanggal 31 Desember 2018


Per 31 Desember 2019, Perseroan mencatat total ekuitas sebesar Rp 477,16 miliar atau meningkat sebesar
24,66% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2018 sebesar Rp 382,75 miliar. Hal ini disebabkan oleh
kenaikan saldo laba.

2.3 Likuiditas dan Sumber Pendanaan

Pada tanggal 30 Juni 2020, Grup Triasmitra memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 16,26 miliar. Grup
Triasmitra dapat memenuhi kebutuhan likuiditasnya secara internal maupun eksternal, yaitu dengan
menggunakan kas yang diperoleh melalui aktivitas operasional maupun utang bank dari kegiatan pendanaan.
Tidak terdapat sumber likuiditas lain yang material yang belum digunakan. Sejauh ini, tidak terdapat
kecenderungan yang diketahui, permintaan, perikatan dan komitmen, kejadian dan/ atau ketidakpastian yang
mungkin dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan atau penurunan yang material terhadap likuiditas
Perseroan. Perseroan menyatakan memiliki kecukupan modal kerja.

Untuk pola arus kas bisnis developer adalah didanai sekitar 20% - 30% dari internal kas dan kemudian sisanya
didanai melalui pinjaman eksternal. Suatu proyek developer dijalankan apabila Perseroan pada saat pre-selling
sudah mendapatkan off-taker kurang lebih 30% dari target. Dalam perjanjian dengan customer yang kadang
bergantung dengan hasil negosiasi, disebutkan adanya uang muka. Jika ada maka uang muka, maka ini akan
dipergunakan oleh Perseroan untuk mendanai pembangunan proyek developer yang lama pembangunannya
sekitar 16 bulan sehingga mengurangi porsi pinjaman dari eksternal. Terhadap sisa core kabel yang belum terjual
selama masa pre-selling biasanya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun sampai semua sisa core terjual dimana
hasil penjualan tersebut menjadi free cash flow bagi Perseroan.

Untuk bisnis kontraktor, pola arus kas mengikuiti pola yang berlaku umum yaitu ada uang muka dari
pemberi kerja dan kemudian pembayaran selanjutnya mengikuti progres proyek. Demikian juga pembayaran ke
vendor Perseroan yang mengerjakan suatu proyek bisnis kontraktor.

Untuk bisnis jasa pemeliharaan pola arus kas keluar hampir sama tiap bulannya karena sifat pengeluaran yang
sama dan rutin kecuali jika ada peristiwa kabel laut putus, maka pada bulan tersebut pengeluaran akan lebih
besar. Untuk term pembayaran dari pelanggan berdasarkan kontrak ada yang bulanan, triwulanan, tiap semester,
dan setahun sekali. Dengan term pembayaran tersebut maka karakteristik pola arus kas masuk dari bisnis jasa
pemeliharaan dalam posisi terendah di sekitar triwulan pertama dan posisi tertinggi di sekitar triwulan ketiga
sampai dengan minggu ke dua di triwulan keempat setiap tahunnya.
Ikhtisar Laporan Arus Kas Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2019 2018
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan dari pelanggan 117.676 219.560 393.094 565.181
Pembayaran kepada pemasok (67.573) (107.672) (294.067) (681.337)
Pembayaran remunerasi direksi dan karyawan (23.486) (18.955) (38.781) (26.677)
Penerimaaan dari penghasilan keuangan 104 259 726 1.452
Pembayaran biaya keuangan (9.700) (12.312) (22.992) (17.659)
Pembayaran pajak-pajak (5.086) (9.904) (19.943) (41.139)
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 11.934 70.975 18.006 (200.178)
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penjualan aset tetap - - 91 -
Pembelian aset tetap (2.564) (12.620) (31.124) (11.605)
Perolehan aset lainnya - 30 30 (3.891)
Arus kas bersih yang dipergunakan untuk aktivitas investasi (2.564) (12.590) (31.003) (15.496)
Arus kas dari Aktivitas Pendanaan
Pinjaman bank:
Penerimaan 30.710 53.077 191.733 249.520
Pembayaran (30.819) (124.843) (169.375) (24.676)
Piutang lain-lain:
Penerimaan - - 298 5.120
Pembayaran (214) (11.860) (35.408) (32.312)
Pembayaran liabilitas sewa pembiayaan (689) 1.810 1.539 840
Arus bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) dari
aktivitas pendanaan (1.011) (81.817) (11.213) 198.492
Kenaikan (penurunan) kas dan setara kas 8.353 (23.432) (24.210) (17.182)
Pengaruh perubahan kurs pada kas dan setara kas (263) 685 (549) 567
Kas dan setara kas awal tahun 8.159 31.820 31.820 48.436
Kas dan setara kas akhir tahun 16.255 9.073 8.159 31.820

Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi

Periode 6 Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Periode 6
Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2019
Untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni 2020, total arus kas dari kegiatan operasi Perseroan mengalami
penurunan sebesar 83,19% menjadi sebesar Rp 11,93 miliar bila dibandingkan periode 6 bulan yang berakhir
30 Juni 2019 sebesar Rp 70,97 miliar. Hal ini disebabkan terutama oleh penurunan pada pos penerimaan dari
pelanggan sebesar 46,40% menjadi Rp 117,68 miliar.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2019, total arus kas dari kegiatan operasi Perseroan mengalami
peningkatan sebesar 108,99% menjadi arus kas masuk sebesar Rp 18,00 miliar bila dibandingkan dengan tahun
yang berakhir 31 Desember 2018 dengan arus kas keluar sebesar Rp 200,18 miliar. Hal ini disebabkan oleh
turunnya pembayaran kepada pemasok sebesar 56,84% menjadi Rp 294,07 miliar.

Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi

Periode 6 Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Periode 6
Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2019
Untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni 2020, total arus kas yang digunakan untuk kegiatan investasi
Perseroan mengalami penurunan sebesar 79,63% menjadi sebesar Rp 2,56 miliar bila dibandingkan periode 6
bulan yang berakhir 30 Juni 2019 sebesar Rp 12,59 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan pada pos
pembelian asset tetap sebesar 79,68% menjadi Rp 2,56 miliar.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2019, total arus kas yang digunakan untuk kegiatan investasi Perseroan
mengalami peningkatan sebesar 100,00% menjadi sebesar Rp 31,00 miliar bila dibandingkan dengan posisi per
31 Desember 2018 sebesar Rp 15,50 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada pos pembelian aset tetap.

Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan

Periode 6 Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2020 Dibandingkan Dengan Periode 6
Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2019
Untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni 2020, total arus kas dari kegiatan pendanaan Perseroan mengalami
penurunan sebesar 98,77% menjadi sebesar Rp 1,01 miliar bila dibandingkan dengan periode 6 bulan berakhir 30
Juni 2019 sebesar Rp 81,82 miliar. Hal ini disebabkan terutama oleh penurunan pada pos pembayaran pinjaman
sebesar 75,31% menjadi Rp 30,82 miliar.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019 Dibandingkan Dengan Tahun Yang
Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Per 31 Desember 2019, total arus kas dari kegiatan pendanaan Perseroan mengalami penurunan sebesar 105,65%
menjadi sebesar negatif Rp 11,21 miliar bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2018 sebesar
Rp 198,49 miliar. Hal ini disebabkan penurunan pada pos penerimaan pinjaman sebesar 33,92% menjadi Rp
191,73 miliar.

2.4.4 Segmen Operasi

Berikut ini ditampilkan pendapatan Perseroan dari segmen bisnis yang dikelolanya.

30 Juni 31 Desember
Uraian
2020 2019 2019 2018
Informasi menurut segmen usaha
Pendapatan:
Penjualan sistem kabel serat optik 50.458 154.626 209.520 295.585
Jasa pemeliharaan & Pengelolaan 61.758 44.098 103.910 101.694
Jasa konstruksi 35.280 3.212 133.123 10.436
Jumlah 147.496 201.937 446.554 407.715
Beban pokok penjualan:
Penjualan sistem kabel serat optik 22.794 90.551 115.497 174.586
Jasa pemeliharaan & Pengelolaan 14.059 20.584 49.014 51.149
Jasa konstruksi 29.638 1.900 125.081 7.104
Jumlah 66.491 113.036 289.593 232.839

Penjualan sistem kabel serat optik

Pendapatan dari segmen usaha ini pada Juni 2020 adalah sebesar Rp 50,46 miliar, atau memberikan kontribusi
34,21%. Sedangkan pada Juni 2019, segmen ini memberi kontribusi terbesar yang mencapai 76,57% atau senilai
Rp 154,63 miliar, terutama berasal dari pekerjaan Proyek Damai Core yang menyumbang 60,16% atau sebesar Rp
30,36 miliar per 30 Juni 2020 untuk segmen penjualan sistem kabel serat optik.

Pada tahun 2019 kegiatan ini juga memberi pendapatan terbesar yaitu Rp 209,52 miliar, atau memberikan
kontribusi 46,92%. Sedangkan pada tahun 2018 kontribusi dari bisnis ini mencapai 72,50% atau senilai
Rp295,58 miliar, terutama berasal dari Proyek Jayabaya yang diselesaikan tahun 2018.

Jasa Pengelolaan dan Pemeliharaan

Pendapatan dari jasa pengelolan dan pemeliharaan ini memberi kontribusi terbesar pada Juni 2020, dari kegiatan
ini telah disumbangkan sebesar Rp 61,76 miliar, atau memberikan kontribusi 41,87%. Sedangkan pada Juni
2019, kontribusi dari bisnis ini mencapai 21,84% atau senilai Rp 44,10 miliar,
terutama berasal dari Proyek Maintenance Palapa Ring Barat yang menyumbang 21,60% atau sebesar
Rp 13,34 miliar per 30 Juni 2020 untuk segmen penjualan jasa pengelolaan dan pemeliharaan.

Pada tahun 2019 kegiatan ini telah memberi menyumbang 23,27% dari total pendapatan Perseroan, atau bernilai
Rp103,91 miliar dibandingkan dengan tahun 2018 yang menyumbang 24,94% dari total pendapatan atau
Rp101,69 miliar, yang terutama disebabkan kenaikan dari kontrak pemeliharaan XL, Indosat dan Palapa Ring
Barat.

Jasa Konstruksi

Pada Juni 2020, dari segmen jasa kontraktor memberikan pendapatan sebesar Rp 35,28 miliar, atau memberikan
kontribusi 23,92% terutama berasal dari Proyek SKKL Palembang-Sungailiat sebesar 47,44% atau Rp. 16,75
miliar. Sedangkan pada Juni 2019, kontribusi dari bisnis ini hanya mencapai 1,59% atau senilai Rp 3,21 miliar.

Pendapatan dari jasa konstruksi pada tahun 2019 bernilai Rp 133,12 miliar, dan menyumbang 29,81% dari total
pendapatan Perseroan. Sedangkan di tahun 2018 mencapai Rp10,44 miliar atau menyumbangkan 2,56%.
Pendapatan jasa ini terutama berasal dari pengerjaan di proyek UJB.

3. BELANJA MODAL

Tabel berikut ini menyajikan belanja modal Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31
Desember 2019, dan 2018:

(Dalam jutaan rupiah)


30 Juni 31 Desember
Keterangan 2020 2019 2018
Tanah - 1.405 5.272
Bangunan - 3.000 -
Peralatan proyek 2.266 8.548 4.571
Kendaraan - - 2.400
Furnitur - 9 812
Peralatan kantor 143 253 271
Komputer dan jaringan telekomunikasi 308 761 3.029
Aset sewaan – peralatan - 230 -
Total 2.717 14.208 16.356

Belanja modal Grup Triasmitra secara historis digunakan untuk menunjang kegiatan operasional sehingga dapat
meningkatkan kinerja Grup Triasmitra. Sumber pendanaan yang digunakan untuk pembelanjaan modal selama
periode di atas berasal dari kas operasional perusahaan dan pembiayaan eksternal terutama dari fasilitas
perbankan. Hingga saat ini, Perseroan tidak memiliki masalah yang signifikan terkait pembelian barang modal.

Perseroan menganggarkan belanja modal untuk keperluan Perseroan dan Perusahaan Anak tahun 2020 sekitar Rp
5 miliar, yang sebagian besar rencananya akan digunakan untuk peralatan proyek dengan bagian yang telah
direalisasi sebesar Rp 2,26 miliar per 30 Juni 2020, sedangakan sisa anggaran akan disesuaikan dengan
kebutuhan proyek sampai dengan akhir tahun 2020. Atas sisa anggaran ini belum ada komitmen ke suatu vendor
tertentu. Perseroan menggunakan sumber pendanaan secara internal dan pembiayaan eksternal terutama dari
fasilitas perbankan dengan denominasi Rupiah untuk membiayai belanja modal tersebut.

Untuk tahun 2019, Perseroan telah melakukan pembelian barang modal yang sebagian besar berupa peralatan
dengan sejumlah vendor untuk mendukung kegiatan usaha pemeliharaan jaringan yang meliputi wilayah Pulau
Jawa dan Sumatera. Perseroan menggunakan sumber pendanaan secara internal dan pembiayaan eksternal
terutama dari fasilitas perbankan dengan denominasi Rupiah untuk membiayai belanja modal tersebut.
4. JUMLAH PINJAMAN TERUTANG

Pada tanggal 30 Juni 2020, jumlah pinjaman yang masih terutang tercatat sebesar Rp 491,27 miliar yang terdiri
dari pinjaman bank, utang sewa pembiayaan, utang usaha, biaya yang masih harus dibayar dan utang lain-lain.
Berikut adalah analisis jatuh tempo.

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian
<1 Tahun >1 tahun Total
Pinjaman bank 31.332 285.845 317.177
Liabilitas sewa pembiayaan 1.458 2.140 3.598
Utang usaha 117.833 - 117.833
Biaya yang masih harus dibayar 7.286 - 7.286
Utang lain-lain 39.431 5.944 45.375
Total 197.339 293.930 491.269

5. FLUKTUASI KURS MATA UANG ASING

Perseroan dan Perusahaan Anak melakukan kebijakan lindung nilai untuk mengelola risiko terhadap fluktuasi
kurs valuta asing, yang terutama disebabkan oleh aset keuangan dan liabilitas keuangan, yang dalam denominasi
mata uang Dolar Amerika Serikat.

Per 30 Juni 2020, Grup Triasmitra memiliki aset dan liabilitas dalam mata uang asing dengan rincian
sebagai berikut:

Mata Uang
Uraian
USD ($ ribu) Ekuivalen Rupiah (Rp juta)
Aset keuangan
Kas dan setara kas 45 649
Piutang usaha 45 644
Piutang lain-lain 2.410 34.475

Liabilitas keuangan
Utang usaha 716 10.246
Pinjaman bank 19.986 285.845
Liabilitas bersih 18.202 260.325

Aset dan liabilitas moneter di atas dijabarkan menggunakan kurs penutupan Bank Indonesia tanggal
30 Juni 2020.

6. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisi standar berikut yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2020, tidak
menimbulkan perubahan substansial terhadap kebijakan akuntansi Grup Triasmitra dan efek atas jumlah yang
dilaporkan atas tahun berjalan atau tahun sebelumnya. Perubahan standar akuntansi yang berlaku efektif pada
tanggal 1 Januari 2020 yang dianggap relevan dengan laporan keuangan, sebagai berikut:

PSAK 71 (2017): Instrumen Keuangan

Penerapan PSAK 71 Grup Triasmitra menggunakan model kerugian kredit ekspektasian, yang menggantikan
model kerugian kredit yang terjadi, untuk mengukur penyisihan penurunan nilai piutang usaha dan piutang lain-
lain.

Sesuai dengan persyaratan transisi pada PSAK 71 (2017): Instrumen Keuangan, Grup Triasmitra memilih
penerapan secara retrospektif dengan dampak kumulatif pada awal penerapan diakui pada tanggal 1 Januari
2020 dan tidak menyajikan kembali informasi komparatif. Grup Triasmitra telah melakukan pencatatan kenaikan
penyisihan penurunan nilai piutang lain-lain yang diakui sebagai penyesuaian atas saldo laba ditahan awal tahun
2020 sebesar Rp 2.939.035.769.
PSAK 72 menentukan pengakuan pendapatan, yaitu terjadi ketika pengendalian atas barang telah dialihkan atau
pada saat (atau selama) jasa diberikan (kewajiban pelaksanaan telah dipenuhi). Pengaruh pada penerapan standar
ini menambah akun-akun Tagihan Bruto sebesar Rp 31.693.421.245, akun Pendapatan Diterima Dimuka sebesar
Rp 7.334.624.338, akun Saldo Laba Awal Tahun 2020 sebesar Rp 13.898.238.318 dan mengurangi akun-akun
Pekerjaan Dalam Proses sebesar Rp 8.753.112.216, akun Pendapatan sebesar Rp 1.564.312.491 dan akun
Beban Pokok Pendapatan sebesar Rp 3.271.758.864.

PSAK 73 (2017): Sewa

Sehubungan dengan penerapan PSAK 73, Grup Triasmitra sebagai pihak penyewa mengakui aset hakguna dan
liabilitas sewa terkait dengan sewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai sewa operasi berdasarkan PSAK
30: Sewa, kecuali atas sewa jangka pendek atau sewa dengan aset yang bernilai rendah

Sesuai dengan persyaratan transisi pada PSAK 73 (2017): Sewa, Grup Triasmitra memilih penerapan secara
retrospektif dengan dampak kumulatif pada awal penerapan diakui pada tanggal 1 Januari 2020 dan tidak
menyajikan kembali informasi komparatif. Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 1 Januari
2020, penarapan PSAK 73 tidak berdampak signifikan terhadap nilai aset hak-guna dan liabilitas sewa Grup
Triasmitra.

7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEUANGAN PERSEROAN

Perubahan tingkat suku bunga

Dalam melakukan pendanaan, Perseroan terekspos terhadap risiko perubahan tingkat suku bunga, di mana
nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga di pasar. Eksposur
yang ada saat ini terutama berasal dari utang bank yang digunakan untuk modal kerja dan investasi. Perseroan
mengantisipasi risiko suku bunga dengan melakukan evaluasi secara periodik perbandingan tingkat suku bunga
dengan perubahan suku bunga di pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang
ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan
untuk perikatan utang. Apabila Perseroan gagal dalam mengantisipasi perubahan tingkat suku bunga, maka hal
tersebut akan berdampak pada kondisi keuangan dan kinerja Perseroan.

Perubahan kebijakan pemerintah

Keterkaitan kebijakan Pemerintah terhadap kegiatan usaha dan investasi Perseroan adalah terutama dalam
pengurusan perizinan kegiatan usaha/proyek Perseroan. Sampai saat ini, proses pengurusan izin kegiatan
usaha/proyek masih tergolong cukup panjang karena melibatkan banyaknya instansi Pemerintah baik di Pusat,
Daerah dan bahkan lintas Kementerian. Simplifikasi dan konsistensi peraturan Pemerintah akan menjadi katalis
positif untuk percepatan kegiatan usaha dan investasi Perseroan yang pada akhirnya diharapkan untuk
memperbesar manfaat ekonomi bagi Perseroan dan seluruh stakeholder usaha Perseroan.

Kejadian tidak normal atau jarang terjadi

Situasi pandemi COVID19 adalah kejadian yang tidak normal dan terjadi di tahun 2020 dan menimbulkan
dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap usaha Perseroan.

Dampak jangka pendek pandemi COVID19 adalah adanya perlambatan aktivitas usaha di awal pandemi
COVID19 dari pelanggan-pelanggan Perseroan yang diakibatkan oleh perubahan pola operasional usaha dan izin
operasi yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi usaha Perseroan terutama dalam hal pendapatan dan
profitabilitas.

Dampak jangka panjang pandemi COVID19 adalah perubahan business process dimana kebutuhan
konektivitas dan media komunikasi menjadi sangat fundamental untuk menunjang kegiatan usaha dan hal
tersebut akan mengarah kepada peningkatan kebutuhan infrastruktur telekomunikasi dan pada akhirnya akan
membuka peluang bagi Perseroan untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas usaha.
VI. FAKTOR RISIKO

Investasi pada Obligasi Perseroan ini mengandung sejumlah risiko. Investor harus memperhatikan informasi
yang ada di dalam penjelasan mengenai risiko-risiko ini dengan seksama, khususnya informasi mengenai risiko
utama dan risiko usaha berikut, sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada Obligasi Perseroan. Risiko yang
belum diketahui Perseroan atau yang dianggap tidak material dapat mempengaruhi kegiatan usaha, arus kas,
kinerja operasi, kinerja keuangan atau prospek usaha. Harga pasar atas Obligasi Perseroan dapat mengalami
penurunan akibat risiko-risiko berikut dan investor dapat mengalami kerugian terhadap seluruh atau sebagian
investasinya. Penjelasan mengenai risiko-risiko ini berisi pernyataan perkiraan ke depan (“forward looking
statements”) yang berhubungan dengan kejadian yang mengandung unsur risiko dan ketidakpastian. Risiko-
risiko yang diungkapkan berikut bukanlah satu-satunya yang mempengaruhi Perseroan. Kecuali disebutkan lain,
maka seluruh kata “Perseroan” dalam bab ini berarti PT Ketrosden Triasmitra dan Anak Perusahaan.

Berikut adalah risiko material yang disusun berdasarkan bobot risiko dan dimulai dari risiko utama yang
dihadapi Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya yang dapat mempengaruhi kinerja maupun harga
Obligasi Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung :

1. RISIKO UTAMA

Risiko Bisnis Developer atas Tidak Terjualnya Jaringan yang Sudah Dibangun

Dalam mengembangkan (develop) jaringan kabel baru, Perseroan melakukan kegiatan penggelaran kabel serat
optik dan menjual jaringan tersebut. Kegiatan penggelaran kabel serat optik membutuhkan pendanaan investasi
yang besar meliputi marine survey, pembelian kabel dan penyewaan kapal. Umumnya sebelum dimulai
kegiatan penggelaran, Perseroan melakukan pre-selling kurang lebih 30% dari target. Sedangkan untuk
pendanaan, kurang lebih 20%-30% didanai sendiri untuk pra-studi, desain dan izin; dan sisanya mayoritas
melalui pinjaman bank. Sedangkan penjualan terutama ditujukan kepada operator-operator telekomunikasi.
Utilisasi jaringan oleh pelanggan dipakai untuk jalur utama trafik komunikasi atau sebagai back-up. Jaringan
kabel bawah laut biasanya terdiri dari 24 core, sedangkan kabel darat biasanya terdiri dari 96 core. Umumnya
pelanggan membeli minimal 1 pair (2 core).

Perseroan dituntut, selain kemampuan untuk memasarkan, juga harus mampu memahami permintaan dari
pelanggan.

Di sisi pelanggan, investasi pembelian backbone ini (pembelian core dalam jaringan telekomunikasi) merupakan
kebijakan strategis dalam rangka pembelian barang modal/infrastruktur sehingga bergantung kepada kekuatan
finansial para pelanggan, dan tentunya dikaitkan dengan imbal hasil dari penyewaan atau pemanfaatan jaringan.
Pelemahan ekonomi dan/atau gangguan di pasar finansial dapat menyebabkan pendanaan menjadi lebih sulit dan
mahal, sehingga dapat mengurangi belanja modal para pelanggan. Hal ini akan berdampak secara material dan
merugikan terhadap permintaan core jaringan milik Perseroan.

Selain itu pada beberapa proyek jaringan kabel yang telah dibangun dan dijual oleh Perseroan, terdapat pihak
pelanggan, yaitu Moratelindo yang kerap membeli jaringan Perseroan. Pengendali Perseroan merupakan salah
satu pemegang saham di Moratelindo. Ketergantungan kepada Moratelindo dalam kasus ini dapat menjadi suatu
risiko apabila di suatu saat pihak Moratelindo tidak berminat membeli jaringan Perseroan.
2. RISIKO USAHA

A. Risiko Pendanaan dan Beban Keuangan

Pembangunan jaringan kabel merupakan investasi proyek infrastruktur yang memerlukan dana besar. Didukung
sebagian kecil oleh modal sendiri, Perseroan memerlukan dukungan pendanaan pinjaman dari pihak lain, seperti
bank atau pasar modal. Ketersediaan atau fleksibilitas pendanaan yang menguntungkan menjadi faktor penting
kesuksesan pembangunan jaringan telekomunikasi Perseroan. Ketersediaan dana tidak terlepas dari risiko
likuiditas dalam hal pengembaliannya.

Selain itu mayoritas pendanaan utang Perseroan dipengaruhi oleh suku bunga mengambang (floating), yang
menyebabkan beban bunga Perseroan berfluktuasi seiring dengan perubahan tingkat suku bunga. Beban
keuangan tersebut umumnya lebih tinggi saat Perseroan memulai suatu proyek baru, karena saat itu diperlukan
uang muka pemesanan kabel dan kapal, serta dimulainya marine survey oleh pihak ketiga. Kemudian seiring
dengan waktu kemajuan pengerjaan dan keberhasilan penjualan, Perseroan akan menerima kas yang akan
diteruskan kepada pihak bank untuk melunasi pinjaman yang telah ditarik, sehingga sisa utang Perseroan kepada
bank akan menurun. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa suku bunga mengambang dari utang Perseroan tidak
akan meningkat di masa depan sehingga tidak akan meningkatkan beban bunga, yang dapat menurunkan marjin
dan berdampak merugikan secara material terhadap bisnis, kondisi keuangan dan likuiditas Perseroan.

B. Risiko Perizinan

Pembangunan jaringan telekomunikasi, baik jalur darat maupun jalur di bawah laut membutuhkan perizinan dari
instansi pemerintah, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan,
Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Pemerintah Daerah pada lokasi proyek Perseroan. Sedangkan dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diperlukan perizinan yang didahului oleh studi potensi dampak
lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).
Oleh karena itu Perseroan dalam melakukan kegiatan penggelaran jaringan telekomunikasi selalu menerapkan
prinsip kehati-hatian dan selalu menjaga kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah dapat mengubah, mencabut maupun mengganti ketentuan perizinan saat ini dan dapat mensyaratkan
para pemegang izin untuk menyesuaikan perizinannya dengan ketentuan yang baru. Perubahan peraturan yang
terkait dengan perizinan-perizinan yang dibutuhkan tersebut mungkin dapat menghambat proses penyelesaian
pembangunan jaringan kabel, dan jika Perseroan tidak dapat dengan cepat mengantisipasi dan memenuhi
ketentuan yang berlaku, maka hal tersebut dapat menghambat pembangunan jaringan Perseroan. Apabila hal ini
terjadi, dapat mempengaruhi kinerja Perseroan.

C. Risiko Perubahan Teknologi Kabel Serat Optik

Perubahan teknologi transmisi melalui kabel dalam industri telekomunikasi telah mengalami perubahan, di mana
sebelumnya menggunakan kabel tembaga kemudian berubah menjadi kombinasi antara kabel tembaga dan
serat optik (Hybrid Fiber Coaxial - HFC). Teknologi terbaru adalah seluruhnya menggunakan kabel serat optik,
yang merupakan teknologi yang belum tergantikan sampai saat ini. Perseroan telah menggunakan teknologi
kabel serat optik ini untuk pembangunan jaringannya.

Perseroan dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat dari segi teknologi yang saat ini sedang
dikembangkan atau yang mungkin dikembangkan kemudian hari. Perseroan tidak dapat memberikan kepastian
bahwa teknologi Perseroan tidak akan menjadi yang paling mutakhir, atau tidak akan kalah bersaing dengan
teknologi baru di masa mendatang, atau bahwa Perseroan akan memperoleh teknologi terbaru yang diperlukan,
untuk bersaing di situasi yang telah berubah.

D. Risiko Gangguan Masyarakat di sekitar Proyek

Perseroan mungkin di masa depan dapat mengalami penentangan dari masyarakat atau nelayan terutama di area
pendaratan kabel, area pantai dimana terdapat keramba nelayan, karena berbagai alasan.
E. Risiko Dampak Bencana Alam dan Kerusakan Jaringan

Banyak daerah di Indonesia yang rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, letusan
vulkanik dan musim kemarau, pemadaman listrik atau peristiwa-peristiwa lainnya di luar kendali Perseroan.

Jaringan kabel Perseroan yang berlokasi di Indonesia dapat terkena risiko yang berhubungan dengan bencana
alam, seperti banjir, topan, gempa bumi dan tsunami, serta kerusakan yang tidak terduga lainnya seperti
pencurian dan perusakan baik sengaja maupun tidak sengaja (misal: terkena jangkar kapal atau terkena pekerjaan
utilitas milik pihak lain). Setiap kerusakan atau kehancuran pada jaringan kabel Perseroan dapat
mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam menyediakan atau menjual jaringan telekomunikasi kepada
para pelanggan yang sudah ada, maupun pelanggan baru Perseroan.

Asuransi yang dimiliki Perseroan mungkin tidak akan cukup untuk melindungi usaha Perseroan atas terjadinya
bencana-bencana alam dan gangguan usaha. Selain itu, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa premi yang
dibayarkan untuk polis-polis asuransi tersebut pada saat perpanjangan jumlahnya tidak akan meningkat secara
substansial, sehinggadapat menyebabkan dampak secara material pada bisnis, kondisi keuangan dan kinerja
operasional Perseroan.

Tidak hanya bagi jaringan kabel atau usaha Perseroan, Perseroan juga tidak dapat menjamin bahwa bencana
alam tersebut tidak akan menimbulkan dampak material terhadap perekonomian Indonesia.

F. Risiko Personalia

Perseroan percaya bahwa tim manajemen Perseroan saat ini mengkontribusikan pengalaman dan keahlian yang
signifikan pada pengelolaan dan pertumbuhan bisnis Perseroan. Kelanjutan keberhasilan bisnis Perseroan dan
kemampuan Perseroan dalam menjalankan strategi bisnis saat ini maupun di masa depan sebagian besar akan
tergantung pada usaha para personil penting Perseroan. Selain itu, terdapat kekurangan personil terampil di
industri telekomunikasi Indonesia dan kekurangan ini diprediksi akan terus berlanjut. Ketidakmampuan
Perseroan untuk merekrut, melatih, mempertahankan dan memotivasi personil penting dengan baik dapat
berdampak secara material dan menimbulkan kerugian terhadap bisnis, kondisi keuangan dan kinerja operasional
Perseroan.

G. Risiko Persaingan

Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia yang pesat dan potensi pertumbuhan di Indonesia yang
masih besar, mendorong persaingan antar penyedia jasa telekomunikasi dan infrastruktur pendukungnya untuk
memenuhi kebutuhan dari pelanggan yang semakin besar. Dalam kegiatan usaha sebagai developer, Perseroan
umumnya memiliki pesaing yang sebagian besar merupakan operator telekomunikasi yang sudah memiliki dan
mengoperasikan jaringan telekomunikasi sendiri, sehingga dapat berdampak pada kesulitan Perseroan untuk
mendapatkan komitmen pembelian dari calon pembeli, yang sebagian besar juga merupakan operator
telekomunikasi. Namun karena investasi yang sangat besar untuk hanya membangun satu atau dua pair kabel
yang di butuhkan, maka operator telekomunikasi sekarang memiliki opsi untuk membeli kabel yang di bangun
oleh Perseroan sehingga saat ini Perseroan tidak mempunyai kompetitor di dalam negeri sebagai developer,
kompetitor datang dari luar negeri bila para operator telekomunikasi memilih menggunakan jasa mereka.
Selanjutnya untuk kegiatan usaha pemeliharaan jaringan, Perseroan menghadapi persaingan dari beberapa
perusahaan engineering, procurement and construction (EPC) di bidang penggelaran kabel laut yang
menyediakan jasa pemeliharaan, sehingga terdapat kemungkinan salah satu atau beberapa pesaing tersebut dapat
memberikan harga yang kompetitif dibanding dengan harga yang ditawarkan Perseroan yang berpotensi
mengurangi permintaan terhadap jasa pemeliharaan Perseroan. Terakhir, dalam lini bisnis kontraktor, Perseroan
menghadapi kompetisi dari beberapa perusahaan konstruksi jaringan, baik pada jaringan darat maupun jaringan
bawah laut yang dapat mengambil potensi pemerolehan kontrak Perseroan.
H. Risiko Investasi atau Aksi Korporasi

Perseroan saat ini dikendalikan dan dikelola oleh pihak-pihak sebagaimana tercantum pada bab VIII Prospektus
ini. Di masa yang akan datang, dengan kondisi bisnis di Indonesia yang bersifat dinamis, tidak menutup
kemungkinan suatu saat nanti Perseroan akan mengadakan aksi korporasi yang dapat mengakibatkan perubahan
pengendalian, perubahan pengurus dan pengawas, maupun perubahan fokus bisnis Perseroan. Dengan terjadinya
hal tersebut, kinerja Perseroan secara historis akan sulit untuk digunakan sebagai landasan dalam membuat
perkiraan/proyeksi di masa yang akan datang.

I. Risiko Kelangkaan Pasokan Bahan Baku atau Sumber Daya dan Terhambatnya
Pembangunan Jaringan

Penggelaran kabel serat optik pada dasarnya selain bergantung pada perizinan, juga terhadap pendanaan,
ketersediaan material kabel khususnya kabel laut dan kapal, sehingga ketiadaan atau terhambatnya pengadaan
hal-hal tersebut dapat menyebabkan terhambatnya penggelaran kabel.

Perseroan memiliki hubungan bisnis yang cukup lama dengan pemasok kabel luar negeri yang berpengalaman,
sehingga dengan dilandasi komitmen yang saling menunjang, Perseroan selama ini selalu mendapatkan pasokan
kabel sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Risiko atas kurangnya material untuk pembangunan jaringan
telah dimitigasi oleh Perseroan melalui perjanjian awal yang telah disepakati antara Perseroan dengan penyedia
material kabel terkait.

J. Risiko Ketergantungan terhadap Moratelindo

Pada beberapa proyek jaringan kabel yang telah dibangun dan dijual oleh Perseroan, terdapat pihak
pelanggan, yaitu Moratelindo yang kerap membeli jaringan Perseroan. Pengendali Perseroan merupakan salah
satu pemegang saham di Moratelindo. Ketergantungan kepada Moratelindo dalam kasus ini dapat menjadi suatu
risiko apabila di suatu saat pihak Moratelindo tidak berminat membeli jaringan Perseroan.

3. RISIKO UMUM

A. Risiko Makro Ekonomi

Kondisi perekonomian global juga berpengaruh terhadap kinerja berbagai perusahaan di Indonesia, termasuk
juga bagi Perseroan. Penguatan ataupun pelemahan perekonomian di suatu negara akan memberikan dampak
secara langsung terhadap permintaan dan penawaran atau daya beli yang terjadi di suatu negara dan secara tidak
langsung akan berdampak pada negara yang mempunyai hubungan kerjasama dengan negara yang mengalami
perubahan kondisi perekonomian tersebut. Dalam hal ini, apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian di
Indonesia beserta negara lainnya yang mempunyai hubungan dagang / kerja sama dengan Indonesia, maka hal
tersebut dapat berdampak material bagi kinerja usaha Perseroan.

B. Risiko atas Kebijakan atau Peraturan Pemerintah Terkait Bidang Usaha Perseroan

Hukum dan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dapat mempengaruhi Perseroan
dan para pelanggannya dalam menjalankan kegiatan usahanya. Meskipun Perseroan memiliki keyakinan bahwa
dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah mematuhi seluruh peraturan yang berlaku, pemenuhan
kewajiban atas peraturan-peraturan baru atau perubahannya atau interpretasinya maupun pelaksanaannya, serta
perubahan terhadap interpretasi atau pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan yang telah ada,
dapat berdampak material terhadap kegiatan dan kinerja operasional Perseroan. Apabila Perseroan tidak
mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Perseroan dapat dikenakan sanksi
administratif, sanksi perdata, termasuk denda, hukuman serta sanksi-sanksi pidana lainnya. Selain itu perubahan
hukum, peraturan ketenagakerjaan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai upah minimum
dan kebebasan serikat pekerja juga dapat mengakibatkan meningkatnya permasalahan dalam hubungan
industrial, sehingga dapat berdampak material terhadap kegiatan operasional Perseroan.
C. Risiko Tuntutan atau Gugatan Hukum

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan tidak terlepas dari adanya risiko gugatan hukum. Gugatan
hukum yang dihadapi antara lain pelanggaran kesepakatan dalam kontrak oleh salah satu pihak. Gugatan hukum
dapat berasal dari pelanggan, pemasok, kreditur, instansi pemerintah, maupun masyarakat sekitar lokasi proyek.
Bila pelanggaran kontrak tersebut tidak dapat diselesaikan dengan hasil yang memuaskan setiap pihak yang
terlibat dalam kontrak, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan hukum kepada pihak lainnya dan hal
ini dapat merugikan para pihak yang terlibat, termasuk Perseroan. Demikian juga terhadap risiko gugatan hukum
terkait dengan dampak lingkungan dan sosial.

D. Risiko Perubahan Kurs Valuta Asing

Perseroan dan Perusahaan Anak memiliki eksposur terhadap risiko kurs valuta asing yang terutama disebabkan
oleh liabiitas yang sebagian didenominasikan dalam Dolar Amerika Serikat. Potensi negatif dari perubahan nilai
tukar mata uang asing adalah meningkatnya beban Perseroan dan Perusahaan Anak yang berpotensi menghambat
kinerja operasional, sehingga dapat memperlambat laju pertumbuhan laba Perseroan.

E. Risiko Ketentuan Negara Lain atau Peraturan Internasional

Di masa lalu Perseroan pernah membangun dan mengembangkan jalur B3JS cable system yang titik
pendaratannya (landing point) berada di Singapura. Di masa mendatang tidak tertutup kemungkinan Perseroan
membangun jalur baru yang melintasi atau mendarat di negara lain dan/atau wilayah internasional, sehingga
Perseroan tetap harus memperhatikan ketentuan peraturan di wilayah tersebut. Demikian juga dalam kegiatan
jasa pemeliharaan, tidak tertutup kemungkinan terjadinya putus kabel di wilayah negara lain. Perseroan tidak
dapat memastikan bahwa ketentuan yang berlaku di negara lain dan/atau pada wilayah internasional
memperbolehkan pembangunan atau pengembangan jaringan telekomunikasi oleh Perseroan. Terdapat
kemungkinan di mana suatu ketentuan negara lain mensyaratkan Perseroan untuk bekerja sama dengan
kontraktor atau pelaku usaha dari negara setempat yang mungkin memerlukan biaya yang cukup besar. Sehingga,
hal tersebut dapat mempengaruhi bisnis, pendapatan dan perluasan usaha Perseroan.

Meskipun hal-hal tersebut di atas tidak menjadi faktor risiko utama, namun jika suatu saat Perseroan berinvestasi
kembali di wilayah internasional, maka kemampuan Perseroan dalam menangani masalah tersebut akan menjadi
faktor risiko yang dapat mempengaruhi bisnis, kondisi keuangan dan kinerja operasional Perseroan.

4. RISIKO INVESTASI TERKAIT OBLIGASI KETROSDEN TRIASMITRA

Risiko tidak likuidnya Obligasi Perseroan yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Obligasi ini antara
lain dikarenakan tujuan pembelian Obligasi biasanya sebagai investasi jangka panjang.

Selain itu terdapat risiko gagal bayar terkait pembayaran Bunga dan Pokok Obligasi pada waktu yang telah
ditetapkan dan risiko technical default akibat kegagalan Perseroan untuk memenuhi ketentuan lain yang
ditetapkan dalam kontrak Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi sebagai akibat dari memburuknya kinerja dan
perkembangan usaha Perseroan.

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO USAHA MATERIAL


YANG DIHADAPI PERSEROAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH
DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI.

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO YANG DIHADAPI OLEH


PERSEROAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DAN
DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DARI DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERSEROAN DALAM PROSPEKTUS DARI YANG TERTINGGI HINGGA
TERENDAH.
VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR

Sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran ini, tidak tedapat kejadian penting yang mempunyai
dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan setelah tanggal laporan Auditor
Independen tertanggal 19 November 2020 atas laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2020 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja & Suhartono yang
ditanda tangani oleh Yoyo Sukaryo Djenal, M.Ak, CA, CPA dengan opini tanpa modifikasian.
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN, KEGIATAN
USAHA, SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK
USAHA

1. RIWAYAT PERSEROAN

Grup Triasmitra merupakan perusahaan infrastruktur jaringan telekomunikasi, jasa pemeliharaan dan
pengelolaan kabel komunikasi, dan menjual sistem komunikasi kabel serat optik laut dan terestrial (darat).

Perseroan didirikan dengan nama PT Ketrosden Triasmitra sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian No.
179, tanggal 25 November 1994, yang dibuat di hadapan Pudji Redjeki Irawati, S.H., Notaris di Jakarta, yang
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.
C2-5.099 HT.01.01 TH.95, tanggal 27 April 1995, sebagaimana telah diumumkan pada TBNRI No. 5751/1995
pada BNRI No. 55 tanggal 11 Juli 1995 dan telah didaftarkan dalam buku register pada Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Timur di bawah No. 271/Leg/1995 pada tanggal 7 Juni 1995 (“Akta Pendirian”).

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, ketentuan anggaran dasar Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta
Berita Acara Rapat Perseroan No. 11, tanggal 18 Desember 2008, yang dibuat di hadapan Tahir Kamili, S.H.,
M.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menkumham melalui Surat Keputusan No. AHU-
09325.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 25 Maret 2009, sebagaimana telah diumumkan pada TBNRI No.
27973/2009 pada BNRI No. 96 tanggal 1 Desember 2009, telah mengalami beberapa kali perubahan, dan
perubahan terakhir, sebagaimana diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 02,
tanggal 16 Maret 2020, yang dibuat di hadapan Irvin Sianka Thedean, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten
Serang, yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.03-0146955, tanggal 17 Maret 2020 dan Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0146957, tanggal 17 Maret 2020
(“Akta No. 02/2020” atau “Anggaran Dasar”).

Saat ini, struktur permodalan berdasarkan (a) Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 08, tanggal 18
April 2013, yang dibuat di hadapan Bernadeta Mik Sritika Sugiharto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
disetujui oleh Menkumham melalui Surat Keputusan No. AHU-37836.AH.01.02.Tahun 2013, tanggal 12 Juli
2013, dan telah diterima pemberitahuannya oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-43613, tanggal 23 Oktober 2013, dan
(b) Akta Pernyataan Penegasan Sebagian Isi Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.
27, tanggal 17 Februari 2014, yang dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta, yang telah
diterima pemberitahuannya oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.10-13723, tanggal 1 April 2014, dan susunan pemegang saham berdasarkan
(c) Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat Perseroan No. 132, tanggal 31 Mei 2018,
yang dibuat di hadapan Ryan Bayu Candra, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diterima
pemberitahuannya oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No.
AHU-AH.01.03-0214980, tanggal 11 Juni 2018 (“Akta No. 132/2018”), dalam Perseroan adalah sebagai
berikut:
Nilai Nominal Rp100.000,00 Per Saham Seri A
dan
Keterangan Nilai Nominal Rp464.252,55 Per Saham Seri B
Jumlah Saham Jumlah N
Modal Dasar
- Saham Seri A 400.000
- Saham Seri B 5.385
Total Modal Dasar 405.385
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
- Saham Seri A
Petrus Sartono 3.162
PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara 188.074
PT Gema Lintas Benua 37.569
- Saham Seri B
PT Gema Lintas Benua 5.385

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali


perubahan, dan perubahan terakhirnya adalah sebagaimana
tercantum dalam Akta No. 02/2020. Akta No. 02/2020 memuat
perubahan mengenai Direksi, Dewan Komisaris, Tugas dan
Wewenang Dewan Komisaris, Susunan Pengurus Perusahaan.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan maksud dan
tujuan Perseroan adalah menjalankan usaha-usaha dalam bidang
industri pengolahan, konstruksi, informasi dan komunikasi.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan
dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

a. reparasi peralatan listrik;


b. konstruksi telekomunikasi sarana bantu navigasi laut dan rambu
sungai;
c. instalasi sistem kelistrikan;
d. instalasi telekomunikasi;
e. aktivitas telekomunikasi dengan kabel;
f. aktivitas telekomunikasi tanpa kabel;
g. aktivitas telekomunikasi lainnya.

2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan atas dokumen yang


disampaikan Perseroan, dalam periode
2 (dua) tahun terakhir dari Tanggal Pemeriksaan, terdapat
perubahan atas kepemilikan saham Perseroan, sebagaimana
diungkapkan dalam Akta No. 132/2018, struktur permodalan dan
susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp100.000,00 Per


Saham Seri A
Keterangan dan
Nilai Nominal
Rp464.252,55 Per Saham
Seri B

% Jumlah
Saham
J
Nominal
(Rp)
Modal Dasar
- Saham Seri A 400.000
- Saham Seri B 5.385
Total Modal Dasar 405.385
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
- Saham Seri A
Petrus Sartono 3.162
PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara 188.074
61
PT Gema Lintas Benua
- Saham Seri B
PT Gema Lintas Benua
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor
Saham Dalam Portepel
- Saham Seri A
- Saham Seri B
Jumlah Saham Dalam Portepel

62
Riwayat struktur permodalan termasuk susunan pemegang saham Perseroan telah dilakukan secara
berkesinambungan sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan telah memperoleh persetujuan yang diperlukan dari atau diberitahukan kepada instansi yang berwenang.

3. DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN DAN PERUSAHAAN ANAK

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Grup Triasmitra telah memiliki izin-izin material sehubungan dengan
bidang jaringan telekomunikasi, antara lain sebagai berikut:

Perizinan yang dimiliki Perseroan

No. Izin Masa Berlaku Instansi Penerbit


1. Surat Izin Usaha Perdagangan No. Berlaku selama Perseroan Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu
14/24.1PB/31.75/-1.824.27/e/2018, tanggal menjalankan kegiatan usahanya Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta
9 April 2018, yang dikeluarkan oleh Kepala Timur
Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Administrasi Jakarta Timur
2. Izin Usaha Perdagangan, tanggal 21 Berlaku selama Perseroan Lembaga Pengelola dan
Desember 2018, untuk kegiatan-kegiatan menjalankan usaha dan/atau Penyelenggara OSS
usaha yang dinyatakan dengan Kode KBLI kegiatannya
46523 - perdagangan besar perlengkapan
elektronik dan telekomunikasi
3. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional Berlaku sampai 6 Desember Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu
No. 100/C.31/31.75/-1.785.56/2019, 2021 Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta
tanggal 9 Januari 2019 Timur
4. Nomor Induk Berusaha (“NIB”) No. Berlaku selama Perseroan Lembaga Pengelola dan
8120210271045, ditetapkan pada tanggal menjalankan kegiatan usahanya Penyelenggara OSS
14 Desember 2018, dengan perubahan
ketiga pada tanggal 22 Oktober 2020
5. Surat Keterangan No. Berlaku sampai 9 Maret 2023 Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu
21/27.1BU.1/31.75.03.1004/- atau berakhir lebih singkat Satu Pintu Kelurahan Rawa Bunga
071.562/e/2018 tentang Keterangan apabila Perseroan pindah
Domisili Perusahaan a.n. PT Ketrosden lokasi atau terdapat perubahan
Triasmitra, tanggal 9 Maret 2018, untuk terhadap keterangan yang
alamatnya yang berada di Gedung Meta diberikan
Epsi Lantai 2 Ruang CA-1, Jl. Mayjend
DI. Panjaitan Kavling 2, RT/RW 005/009,
Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan
Jatinegara, Kota Administrasi Jakarta Timur
6. Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) Berlaku selama Perseroan Kantor Pelayanan Pajak Madya
No. 01.674.225.6-015.000 menjalankan kegiatan usahanya Jakarta Timur
dan berkedudukan sebagaimana
tercantum dalam NPWP
7. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Berlaku selama Perseroan Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur
No. S-10PKP/WPJ.20/KP.0203/2019, menjalankan kegiatan usahanya Kantor Pelayanan Pajak Pratama
tanggal 8 Januari 2019 Jakarta Jatinegara
8. Surat Keterangan Terdaftar No. S-236KT/ Berlaku selama Perseroan tidak Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur
WPJ.20/KP.0203/2019, tanggal 8 Januari pindah ke wilayah kerja Kantor Kantor Pelayanan Pajak Pratama
2019, yang terdaftar untuk alamatnya di Pelayanan Pajak Pratama lain Jakarta Jatinegara
Gedung Meta Epsi Lt. 2, Ruang CA-1, Jl. berdasarkan Peraturan Direktur
Mayjend DI Panjaitan Kav. 2 RT 005 RW Jenderal Pajak No. PER-20/
009, Rawa Bunga, Jatinegara PJ/2013 juncto PER-38/PJ/2013
tentang Tata Cara Pendaftaran
Dan Pemberian Nomor
Pokok Wajib Pajak, Pelaporan
Usaha dan Pengukuhan
Pengusaha
Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan
Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak
No. Izin Masa Berlaku Instansi Penerbit
9. Angka Pengenal Importir – Umum No. Berlaku selama Perseroan Dinas Penanaman Modal dan
090506833-P, ditetapkan pada tanggal 14 masih menjalankan kegiatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Mei 2018 usahanya Provinsi DKI Jakarta a.n. Menteri
Perdagangan
10. Surat Pemberitahuan Nomor Identitas Berlaku selama Perseroan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Kepabeanan No. S-003170/BC.92/ masih menjalankan kegiatan Kementerian Keuangan
RK/2016, tanggal 28 Maret 2016 usahanya

Perizinan yang dimiliki JMP

No. Izin Masa Berlaku Instansi Penerbit


1. NIB No. 8120007872905, ditetapkan Berlaku selama JMP Lembaga Pengelola dan
pada tanggal 20 Agustus 2018, dengan menjalankan kegiatan usahanya Penyelenggara OSS
perubahan kelima pada tanggal 22 Oktober
2020
2. Surat Keterangan No. Berlaku sampai dengan tanggal Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu
32/27.1BU.1/31.74.01.1006/- 10 April 2022 atau berakhir lebih Satu Pintu Kelurahan Manggarai
071.562/e/2017 tentang Keterangan singkat apabila JMP pindah Selatan
Domisili Perusahaan a.n. PT Jejaring Mitra lokasi atau terdapat perubahan
Persada, tanggal 10 April 2017, untuk terhadap keterangan yang
alamatnya yang berada di Wisma Laena diberikan
Lantai 1 Ruang 103 C, Jl. KH. Abdullah
Syafei No. 7, RT/RW 006/002, Kelurahan
Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet, Kota
Administrasi Jakarta Selatan
3. Izin Lokasi, ditetapkan pada tanggal 13 Berlaku selama 3 (tiga) tahun Lembaga Pengelola dan
November 2018, untuk rencana kegiatan sejak Izin Lokasi diterbitkan Penyelenggara OSS
Pembangunan Sistem Komunikasi Kabel berdasarkan Peraturan Menteri
Laut (SKKL) Dumai-Medan Jalur Dumai, Agraria Dan Tata Ruang/Kepala
Panipahan, Medan, yang berlokasi di Kota Badan Pertahanan Nasional
Dumai, Desa/Kelurahan Teluk Makmur, No. 17 Tahun 2019 tentang Izin
Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Lokasi (“Permen Agraria No.
Provinisi Riau 17/2019”)
4. Izin Lokasi, ditetapkan pada tanggal 13 Berlaku selama 3 (tiga) tahun Lembaga Pengelola dan
November 2018, untuk rencana kegiatan sejak Izin Lokasi diterbitkan Penyelenggara OSS
jaringan fiber optik yang berlokasi di Jl. berdasarkan Permen Agraria No.
Raya Dukun, Jl. Kertosono Sidayu, Jl. 17/2019
Raya Dalegan, Jl. Campurejo, Jl. Raya
Ngemboh, Jl. Bangkalsari Banyu Urip,
Jl. Raya Pendidikan, Jl. Ujung Pangkah,
Jl. Manyar, Jl. Safei, Jl. Banjarsari, Jl.
Kedanyang, Jl. Mayjend Songkono, Desa
Sembunganyar, Kecamatan Dukun,
Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur
5. NPWP No. 03.289.689.6-015.000 Berlaku selama JMP Kantor Pelayanan Pajak Pratama
menjalankan kegiatan usahanya Jakarta Tebet
dan berkedudukan sebagaimana
tercantum dalam NPWP
6. NPWP No. 03.289.689.6-225.001 yang Berlaku selama JMP Kantor Pelayanan Pajak Pratam
terdaftar untuk alamat kantor cabang JMP menjalankan kegiatan usahanya Batam Selatan
di Komplek Ruko Greenland Blok Q No. dan berkedudukan sebagaimana
1, Teluk Tering, Batam Kota, Kota Batam, tercantum dalam NPWP
Kepulauan Riau
7. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Berlaku selama JMP Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan
No. S-419PKP/WPJ.04/KP.0303/2017, menjalankan kegiatan usahanya I Kantor Pelayanan Pajak Pratama
tanggal 15 Agustus 2017, yang terdaftar Jakarta Tebet
untuk alamatnya di Wisma Laena Lantai 1
Ruang 103C, Jl. KH Abdullah Syafei No. 7,
RT 006/RW 002, Manggarai Selatan, Tebet,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12860.
No. Izin Masa Berlaku Instansi Penerbit
8. Surat Izin Usaha Perdagangan Besar No. Berlaku selama JMP Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
708/24.1PB.7/31.74/-1.824.27/e/2017, menjalankan usahanya sesuai Administrasi Jakarta Selatan
tanggal 4 Agustus 2017, untuk kegiatan- izin tersebut.
kegiatan usaha yang dinyatakan dengan
Kode KBLI sebagai berikut: (i) KBLI No.
4652 – perdagangan besar perlengkapan
elektronik dan telekomunikasi dan
bagian-bagiannya, (ii) KBLI No.
4651 – perdagangan besar komputer,
perlengkapan komputer dan piranti lunak,
(iii) KBLI No. 4659 – perdagangan besar
mesin, peralatan dan perlengkapan lainnya.
9. Izin Usaha Perdagangan yang telah Berlaku selama JMP Lembaga Pengelola dan
berlaku efektif, dikeluarkan pada 23 menjalankan usaha dan/atau Penyelenggara OSS
Desember 2018, dan telah mengalami kegiatannya
perubahan ketujuh pada 30 Oktober 2020,
untuk kegiatan usaha yang dinyatakan
dengan Kode KBLI 46523 – Perdagangan
Besar Peralatan Telekomunikasi.
10. SIUJK Kegiatan Usaha Jasa Pelaksana Berlaku efektif sampai dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Konstruksi (Kontraktor) berdasarkan Surat tanggal 17 Oktober 2020. Adminsitrasi Jakarta Selatan
Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional JMP sedang dalam proses
No. 484/C.31.1/31.74/2/9065117/- memperpanjang izin ini.
1.785.56/2017, tanggal 27 November 2017
11. Izin Prinsip Penyelenggaraan Jaringan Berlaku tanpa batas waktu, Kementerian Komunikasi dan
Tetap Tertutup berdasarkan Keputusan sepanjang JMP mematuhi Informatika
Menteri Komunikasi dan Informatika ketentuan peraturan perundang-
Republik Indonesia No. 1051 Tahun undangan dan ketentuan
2014, tanggal 19 Desember 2014 yang penyelenggaraan sebagaimana
dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan tercantum dalam lampiran
Informatika, dan Izin Penyelenggaraan Izin Prinsip Penyelenggaraan
Jaringan Tetap Tertutup berdasarkan Jaringan Tetap Tertutup
Keputusan Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika
No. 325 Tahun 2015, tanggal 15 Juli 2015
yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika
12. Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi Mulai berlaku pada tanggal Kementerian Komunikasi dan
berdasarkan Keputusan Menteri ditetapkan dan berlaku Informatika
Komunikasi dan Informatika Republik efektif sejak dinyatakan telah
Indonesia No. 84/TEL.02.02/2019 tentang memenuhi pernyataan komitmen
Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi dan diterbitkannya surat
JMP, untuk kategori Penyelenggaraan Jasa keterangan laik operasi, dan
Multimedia dan jenis layanan Gerbang tidak terbatas waktu sepanjang
Akses Internet (Network Access Point/ memenuhi ketentuan peraturan
NAP), ditetapkan pada tanggal 20 Maret perundang-undangan.
2019, yang dikeluarkan oleh Direktur
Jenderal Penyelenggaraan Pos dan
Informatika u.b. Kepala Subdirektorat Jasa
Telekomunikasi, dan Surat Keterangan
Laik Operasi No. 72/TEL.04.02/2019 untuk
penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi
Layanan Gerbang Akses Internet,
ditetapkan pada tanggal 13 Mei 2019, yang
dikeluarkan oleh Kepala Sub Direktorat
Telekomunikasi Khusus dan Kelayakan
Penyelenggaraan Telekomunikasi u.b.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos
dan Informatika a.n. Menteri Komunikasi
dan Informatika
No. Izin Masa Berlaku Instansi Penerbit
13. Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi Mulai berlaku pada tanggal Kementerian Komunikasi dan
berdasarkan Keputusan Menteri ditetapkan dan berlaku Informatika
Komunikasi dan Informatika Republik efektif sejak dinyatakan telah
Indonesia No. 206/TEL.02.02/2019 tentang memenuhi pernyataan komitmen
Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi dan diterbitkannya surat
JMP untuk kategori Penyelenggaraan keterangan laik operasi, dan
Jasa Multimedia dan jenis layanan Akses tidak terbatas waktu sepanjang
Internet (Internet Service Provider/ISP), memenuhi ketentuan peraturan
ditetapkan pada tanggal 24 Juni 2019, perundang-undangan.
yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika u.b.
Kepala Subdirektorat Jasa Telekomunikasi,
dan Surat Keterangan Laik Operasi
No. 218/TEL.04.02/2019 untuk jenis
penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi
Layanan Akses Internet, ditetapkan
pada tanggal 19 Desember 2019, yang
dikeluarkan oleh Kepala Sub Direktorat
Telekomunikasi Khusus dan Kelayakan
Penyelenggaraan Telekomunikasi u.b.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos
dan Informatika a.n. Menteri Komunikasi
dan Informatika
14. Izin Membangun Instalasi Bawah Air Jangka waktu pemanfaatan Direktorat Jenderal Perhubungan
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal kabel komunikasi bawah laut Laut, Kementerian Perhubungan
Perhubungan Laut No. BX-147/KL 303 selama 25 (dua puluh lima)
tentang Pemberian Izin Membangun tahun dan apabila jangka waktu
Sistem Komunikasi Kabel Laut Jayabaya pemanfaatan kabel komunikasi
(Jakarta-Surabaya) kepada JMP, tanggal 4 bawah laut telah berakhir (pasca
Juni 2018 operasi) selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari sejak
dinyatakan tidak digunakan lagi
wajib dibongkar
15. Izin Membangun Instalasi Bawah Air Jangka waktu pemanfaatan Direktorat Jenderal Perhubungan
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal kabel komunikasi bawah laut Laut, Kementerian Perhubungan
Perhubungan Laut No. BX-409/KL 303 selama 25 (dua puluh lima)
tentang Pemberian Izin Membangun tahun dan apabila jangka waktu
Sistem Komunikasi Kabel Laut Dumai- pemanfaatan kabel komunikasi
Panipahan-Medan kepada JMP, tanggal 27 bawah laut telah berakhir (pasca
November 2018 operasi) selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari sejak
dinyatakan tidak digunakan lagi
wajib dibongkar
16. Angka Pengenal Importir Umum API Umum Berlaku selama JMP masih Dinas Penanaman Modal dan
No. 090519140-P, tanggal 29 Desember menjalankan kegiatan usahanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu
2017 Provinsi DKI Jakarta
17. Surat Pemberitahuan Pemberian Akses Berlaku selama JMP masih Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Kepabeanan No. S-001434/BC.02/BC- menjalankan kegiatan usahanya Kementerian Keuangan
RK.03/2018, tanggal 5 Februari 2018
18. Izin Usaha Kepala Badan Pengusahaan Izin tidak mengatur masa Badan Pengusahaan Kawasan
Kawasan Perdagangan Bebas dan berlaku namun mewajibkan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Pelabuhan Bebas Batam berdasarkan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) Bebas Batam
Keputusan Kepala Badan Pengusahaan tahun di Badan Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Kawasan Bebas dan Pelabuhan
Pelabuhan Bebas Batam No. 0199/KA- Bebas Batam
A5/111 TAHUN 2019 tentang Izin Usaha
Kepala Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam, yang ditetapkan pada tanggal 5
April 2019

65
Perizinan yang dimiliki TMI

No. Izin Masa Berlaku Instansi Penerbit


1. NIB No. 8120211211343, ditetapkan Berlaku selama TMI Lembaga Pengelola dan
pada tanggal 14 Desember 2018, dengan menjalankan kegiatan usahanya Penyelenggara OSS
perubahan ketiga pada tanggal 22 Oktober
2020
2. Surat Keterangan No. Berlaku sampai dengan tanggal Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu
11/27.1BU.1/31.75.03.1004/- 12 Februari 2023 atau berakhir Satu Pintu Kelurahan Rawa Bunga
071.562/e/2018 tentang Keterangan lebih singkat apabila JMP pindah
Domisili Perusahaan a.n. PT Triasmitra lokasi atau terdapat perubahan
Multiniaga Internasional, tanggal 12 terhadap keterangan yang
Februari 2018, untuk alamatnya yang diberikan
berada di Gedung Meta Epsi Lantai 2
Ruang CA-2, Jl. Mayjend DI Panjaitan
Kavling 2, RT/RW 005/009, Kelurahan
Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Kota
Administrasi Jakarta Timur
3. NPWP No. No. 03.223.582.2-015.000 Berlaku selama TMI Kantor Pelayanan Pajak Pratama
menjalankan kegiatan usahanya Jakarta Jatinegara
dan berkedudukan sebagaimana
tercantum dalam NPWP
4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Berlaku selama TMI Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur
Pajak No. S-9PKP/WPJ.20/KP.0203/2019, menjalankan kegiatan usahanya Kantor Pelayanan Pajak Pratama
tanggal 8 Januari 2019, yang terdaftar Jakarta Jatinegara
untuk alamatnya di Gedung Meta Epsi Lt.2
Ruang CA-2, Jl. DI Panjaitan Kavling 2,
RT 005/RW 009, Rawa Bunga, Jatinegara,
Jakarta Timur, DKI Jakarta
5. Surat Izin Usaha Perdagangan Menengah Berlaku selama TMI Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
No. 228/24.1PM/31.75/-1.824.27/e/2018, menjalankan usahanya sesuai Administrasi Jakarta Timur
tanggal 19 April 2018, untuk kegiatan- izin tersebut
kegiatan usaha yang dinyatakan dengan
Kode KBLI sebagai berikut: (i) KBLI
No. 4649 - perdagangan besar barang
keperluan rumah tangga lainnya; (ii) KBLI
No. 4659 - KBLI perdagangan besar mesin,
peralatan dan perlengkapan lainnya;
(iii) KBLI No. 4652 - perdagangan besar
perlengkapan elektronik dan telekomunikasi
dan bagian-bagiannya
6. Izin Usaha Perdagangan yang telah Berlaku selama TMI Lembaga Pengelola dan
berlaku efektif, dikeluarkan pada tanggal 21 menjalankan usaha dan/atau Penyelenggara OSS
Desember 2018, untuk kegiatan-kegiatan kegiatannya
usaha yang dinyatakan dengan Kode KBLI
46523 – Perdagangan Besar Peralatan
Telekomunikasi

7. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional Berlaku efektif sampai dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
No. 6163/C.31/31.75/-1.785.56/2019, tanggal 11 September 2022 Adminsitrasi Jakarta Timur
tanggal 23 September 2019
8. Angka Pengenal Importir Umum API Umum Berlaku selama TMI masih Dinas Penanaman Modal dan
No. 090504252-P, tanggal 1 Desember menjalankan kegiatan usahanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu
2015 Provinsi DKI Jakarta
9. Surat Nomor Identitas Kepabeanan No. Berlaku selama TMI masih Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
038657 untuk Nomor Identitas Kepabeanan menjalankan kegiatan usahanya Kementerian Keuangan
No. 05/039309, tanggal 6 Februari 2013

Perseroan senantiasa mematuhi ketentuan perundangan-undangan yang melekat pada izin-izin penyelenggaraan
telekomunikasi yang dimilikinya. Dan selama ini Perseroan tidak pernah mengalami kendala dalam mematuhi
ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan dalam peraturan perundangan ataupun yang dipersyaratkan di dalam
izin-izin yang dimilikinya.
4. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA

Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, perjanjian-perjanjian penting yang dibuat Perseroan dengan
pihak ketiga, antara lain sebagai berikut:

a. Perjanjian Penyediaan 2 (Dua) Core SKKL Batam – Singapore secara Indefeasible Right of Use (IRU)
No. 016/ISI-TRIASMITRA/IRU/XI/2019 tanggal 12 November 2019, sebagaimana diubah dengan
Amandemen I Terhadap Perjanjian Penyediaan 2 (Dua) Core SKKL Batam-Singapore secara Indefeasible
Right of Use (IRU) No. 016/ISI-TRIASMITRA/AMD-1/IRU/XII/2019 tertanggal 3 Desember 2019,
antara PT Iforte Solusi Infotek dan Perseroan.

Keterangan sehubungan dengan perjanjian ini tidak dapat diungkapkan tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari PT Iforte Solusi Infotek. Pekerjaan penyediaan Core berdasarkan perjanjian ini dilangsungkan dan
diterima dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, terhitung dimulai sejak ditandatanganinya Berita Acara
Serah Terima oleh PT Iforte Solusi Infotek dan Perseroan.

b. Perjanjian Perbaikan dan Pemeliharaan No. 2508/PRB/PD-DIR/VII/2016, tanggal 25 Juli 2016,


antara PT Palapa Ring Barat dan Perseroan.

Keterangan sehubungan dengan perjanjian ini tidak dapat diungkapkan tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari PT Palapa Ring Barat. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal penandatanganan dan berakhir 5
(lima) tahun sesudahnya.

c. Perjanjian Pengadaan Operation & Maintanance IRU Submarine Cable System 3 rd Router Jasuka No.
K.TEL.005963/HK.810/DSO-00000000/2019, tanggal 1 November 2019, antara Telkom dan Perseroan

Telkom menyerahkan pekerjaan jasa operation & maintenance Indefeasible Right of Use submarine
cable system 3rd route JASUKA kepada Perseroan, dan Perseroan menerima penyerahan pekerjaan
tersebut dari Telkom dan melaksanakan pekerjaan sesuai lingkup pekerjaan dan spesifikasi teknik pekerjaan
yang tercantum dalam term of reference dan setiap perubahannya. Perjanjian ini berlaku sejak
ditandatangani Surat Pengikatan (Engagement Letter) pada tanggal 30 September 2019 sampai dengan
tanggal 29 September 2020. Perjanjian ini sedang dalam proses perpanjangan oleh Perseroan.

d. Perjanjian Jual Beli Fiber Optik Core dalam Sistem Komunikasi Kabel Laut Jakarta-Bangka- Batam-
Singapura dan Batam-Bintan (SKKL B3JS) No. 004/PKS/KT-FIBERSTAR/XI/2017, tanggal 28 November
2017, antara PT Mega Akses Persada dan Perseroan.

Keterangan sehubungan dengan perjanjian ini tidak dapat diungkapkan tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari PT Mega Akses Persada. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal efektif perjanjian dan selama PT Mega
Akses Persada terus mempergunakan fiber optik core. Fiber optik core memiliki usia manfaat selama 15
(lima belas) tahun terhitung sejak tanggal penandatanganan terakhir atas dokumen berita acara serah terima
PT Mega Akses Persada, yaitu tanggal 28 Desember 2017.

e. Perjanjian Induk Kerjasama Pengadaan Produk dan Layanan No. 5100005441, tanggal 11 Maret
2019, antara PT Indosat Tbk dan Perseroan

Indosat dan Perseroan sepakat untuk terikat pada Perjanjian Induk Kerjasama Pengadaan Produk dan
Layanan No. 5100005441 dalam pengadaan Produk dan Layanan (sebagaimana yang dinyatakan dalam
setiap dokumen Statement of Work terkait) berdasarkan syarat dan ketentuan dalam perjanjian ini.
Perjanjian ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal efektif perjanjian pada tanggal 5 September 2018.
5. KETERANGAN MENGENAI ASET TETAP PERSEROAN

Pada tanggal Propektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki dan/atau menguasai aset tetap dengan nilai
material berupa tanah dan bangunan dengan uraian di bawah ini. Semua aset yang material yang dimiliki
Perseroan berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perseroan.

Aset tetap milik Perseroan

Perseroan memiliki aset tetap berupa hak atas tanah sebagai berikut:

No. Bukti Kepemilikan Lokasi Luas (m2)


1. Sertipikat Hak Guna Bangunan (“SHGB”) No. 372/ Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten 538
Kenanga, tanggal 13 Oktober 2014, yang berlaku Bangka, Kecamatan Sungailiat, Kelurahan
hingga 13 Oktober 2034 Kenanga, Jl. Raya Kenanga.
2. SHGB No. 00001/Guntung, tanggal 12 Februari 2015, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten 3.961
yang berlaku hingga 12 Februari 2035 Bangka Tengah, Kecamatan Koba, Kelurahan
Guntung, Jl. Raya Koba.
3. SHGB No. 16/Tanjung Ketapang, tanggal 18 Maret Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten 1.817
2015, yang berlaku hingga 18 Maret 2035 Bangka Selatan, Kecamatan Toboali, Kelurahan
Tanjung Ketapang, Jl. Merdeka.
4. SHGB No. 4137/Ancol, tanggal 8 Maret 2018, yang Provinsi DKI Jakarta, Kota Administrasi Jakarta 135
berlaku hingga 7 Maret 2048 Utara, Kecamatan Pademangan, Kelurahan
Ancol, Jl. Parangtritis RT 003/RW 002
5. SHGB No. 00384/Tg. Uban Utara, tanggal 7 September Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Bintan, 3.000
2012, yang berlaku hingga 8 Februari 2047 Kecamatan Bintan Utara, Kelurahan Tanjung
Uban Utara, Jl. Kampung Bugis
6. SHGB No. 2/Bintet, tanggal 9 November 2015, yang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten 6.388
berlaku hingga 9 November 2035 Bangka, Kecamatan Belinyu, Desa Bintet

Aset tetap milik JMP

JMP memiliki aset tetap berupa hak atas tanah sebagai berikut:

No. Bukti Kepemilikan Lokasi Luas (m2)


1. SHGB No. 3999/Teluk Tering, tanggal 23 Oktober 2008, Provinsi Kepulauan Riau, Kota Batam, 97
yang berlaku hingga 1 Maret 2020. Kecamatan Batam Kota, Kelurahan Teluk Tering,
Komplek Pertokoan Green Land Blok Q No. 01
Catatan:
Pengurusan perpanjangan SHGB No. 3999/Teluk
Tering telah sampai di tahap pengurusan
Perjanjian
Penggunaan Lahan dan perolehan Surat
Keputusan
(SKEP) dari Badan Pengusahaan Batam (“BP
Batam”), dan akan dilanjutkan dengan pengurusan
rekomendasi di BP Batam dan pendaftaran di
Badan Pertanahan Nasional di Kota Batam.
2. SHGB No. 1/Bungko, tanggal 12 Juli 2018, yang Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Cirebon, 185
berlaku hingga 5 Juni 2048 Kecamatan Kapetakan, Desa Bungko

3. SHGB No. 1/Ngemboh, tanggal 11 Agustus 2015, yang Provinsi Jawa Timur, Kabupaten/Kota Gresik, 839
berlaku hingga 10 Januari 2048 Kecamatan Ujungpangkah, Desa Ngemboh
4. SHGB No. 330/Padangsambian, tanggal 17 Maret Provinsi Bali, Kota Denpasar, Kecamatan 100
2015, yang berlaku hingga 18 Maret 2049 Denpasar Barat, Kelurahan Padangsambian

5. SHGB No. 14/Gubug, tanggal 5 Agustus 2004, yang Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan, Kecamatan 117
berlaku hingga 25 Januari 2049 Tabanan, Desa Gubug
6. SHGB No. 7/Pegagan Kidul, tanggal 3 Juli 2018, yang Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Cirebon, 780
berlaku hingga 14 Mei 2048 Kecamatan Kapetakan, Desa Pegagan Kidul
7. SHGB No. 4/Sendangsikucing, tanggal 6 Februari Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal, 1.500
2018, yang berlaku hingga 24 Januari 2049 Kecamatan Rowosari, Desa Sendangsikucing
8. SHGB No. 00005/Tanjungpakis, tanggal 30 Agustus Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Karawang, 876
2019, yang berlaku hingga 8 Agustus 2049 Kecamatan Pakisjaya, Desa Tanjungpakis
9. SHGB No. 00003/Setail, tanggal 14 Mei 2009, yang Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi, 280
berlaku hingga 28 Januari 2049 Kecamatan Genteng, Desa Setail
No. Bukti Kepemilikan Lokasi Luas (m2)
10. SHGB No. 367/Kaliboto Lor, tanggal 22 Agustus 1998, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Lumajang, 745
yang berlaku hingga 15 April 2049 Kecamatan Jatiroto, Desa Kaliboto Lor
11. Sertifikat Hak Pakai No. 02/Panipahan Laut, tanggal 30 Juni Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hilir, Kecamatan 1.259
2020, yang berlaku hingga 16 September 2044 Pasar Limau Kapas, Desa Panipahan Laut

Aset tetap milik TMI

TMI memiliki aset tetap berupa hak atas tanah sebagai berikut:

No. Bukti Kepemilikan Lokasi Luas (m2)


1. SHGB No. 525/MukaKuning, tanggal 22 November 2010, Provinsi Kepulauan Riau, Kota Batam, 85
yang berlaku hingga 23 November 2028 Kecamatan Sungai Beduk, Kelurahan Muka Kuning,
Komplek Pertokoan Panbil Blok C No. 2

Aset tetap penting yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Perseroan berupa tanah dan bangunan sebagaimana
tercatat di atas dipergunakan untuk menunjang kegiatan usaha Perseroan dan berfungsi sebagai Network
Operation Centre (NOC)

6. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

Perseroan dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan aspek-aspek dalam lingkungan dan berusaha agar
tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan mentaati peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah di
bidang lingkungan hidup. Salah satu bentuk tanggung jawab Perseroan terhadap kelestarian lingkungan adalah
dengan melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Perizinan di bidang lingkungan hidup yang diperoleh JMP adalah sebagai berikut:

No. Proyek Izin-Izin dan Dokumen Sehubungan dengan Lingkungan Hidup


1. Jakarta – Surabaya Cable System Izin Lingkungan yang diterbitkan oleh Lembaga OSS, tanggal 10 April 2018, atas
(Jayabaya) proyek dengan alamat Jalan Raya Ngemboh RT.004/RW.001, Desa Ngemboh,
Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur dan salinan
analisis UKL-UPL tertanggal 20 September 2017, tentang Kegiatan Pembangunan
Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Jakarta-Surabaya dengan Jalur Karawang-
Cirebon-Kendal-Gresik di Perairan Laut Jawa Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi Jawa Timur milik Perseroan. Izin lingkungan ini berakhir
bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan.
Izin Lingkungan yang diterbitkan oleh Lembaga OSS, tanggal 23 Oktober 2018, atas
2. Medan – Dumai Cable System proyek dengan alamat Jalan Sepakat Dusun Teluk Palas Kepenghuluan Panipahan,
(Damai) Kelurahan Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir,
Provinsi Riau dengan luas lahan 1269 m2, dan salinan analisis UKL-UPL tertanggal 15
Oktober 2018, tentang Kegiatan Pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut
(SKKL) Dumai-Medan Jalur Dumai-Panipahan-Medan milik Perseroan. Izin
lingkungan ini berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan.
7. STRUKTUR KEPEMILIKAN KELOMPOK USAHA PERSEROAN

GALUMBANG MENAK SORTA REGINA SIMANJUNTAK


(99,9999%) (0,0001%)

PT GEMA LINTAS BENUA ALINO SUISA SUGIANTO


(99%) (1%)

PT GEMA LINTAS BENUA PTPTKETROSDEN


FAJAR SEJAHTERA MANDIRI
TRIASMITRA PETRUSSARTONO
PETRUS SARTONO
NUSANTARA (80,31%) (0,01%)
(18,34%) 99,99% (1,35%)

PT TRIASMITRA MULTINAGA DANI SAMSUL EPENDI


INTERNASIONAL (0,03%)
(99,97%)

PT JEJARING MITRA PERSADA

PT TRIASMITRA
CORNERSTONE INDONESIA
(60%)

Galumbang Menak adalah pemegang saham pengendali akhir (ultimate shareholder) Perseroan melalui
kepemilikan di PT Gema Lintas Benua yang merupakan pemegang saham pengendali PT Fajar Sejahtera
Mandiri Nusantara, pemegang saham pengendali Perseroan.

Moratelindo memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan dalam hal:

a. Pemilik manfaat utama Perseroan (Bpk. Galumbang Menak) juga menjabat sebagai Direktur Utama
Moratelindo; dan

b. Pemilik manfaat utama Perseroan (Bpk. Galumbang Menak) memiliki 42,5% (empat puluh dua koma lima
persen) saham pada Moratelindo melalui kepemilikan tidak langsung melalui PT Gema Lintas Buana.
8. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DENGAN
PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Pengurus dan Pengawas Perseroan dengan Pemegang Saham Berbentuk Badan
Hukum dan Anak Perusahaan Dengan Kepemilikan Di Atas 5% yaitu:

Jabatan
No. Nama
Perseroan FSMN GLB TMI JMP
1. Titus Dondi Patria Arnabaju DU - - - -
2. Vidcy Octory DK D - D DK
3. Dani Samsul Ependi DO K - - DU
4. Petrus Sartono KU - - K K
5. Renie Harkim KI - - - -
6. Alino Suisa Sugianto - DU - - -
7. Galumbang Menak - - D - -
8. Efa Tiurmala - - K - -
Keterangan:
KU : Komisaris Utama DU : Direktur Utama
K : Komisaris DK : Direktur Keuangan
KI : Komisaris Independen DO : Direktur Operasional
D : Direktur

9. KETERANGAN RINGKAS TENTANG PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DENGAN


KEPEMILIKAN DIATAS 5%

PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara (FSMN)

Riwayat Singkat FSMN

FSMN didirikan dengan nama PT Fajar Mandiri Nusantara sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian FSMN
No. 79, tanggal 21 April 2011, yang dibuat di hadapan Dr. Fulgensius Jimmy H.L.T., S.H., M.H., M.M.,
Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.
AHU-00981.AH.01.01.Tahun 2012, tanggal 6 Januari 2012, sebagaimana telah diumumkan pada TBNRI No.
8107/2013 pada BNRI No. 32 tanggal 19 April 2013 (“Akta Pendirian FSMN”).

FSMN beralamat di Graha 9, Jalan Penataran 9 Proklamasi, RT.010/RW.02, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan
Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat.

Bidang Usaha FSMN

Maksud dan tujuan FSMN ialah berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian,
pengangkutan, perbengkelan, percetakan, pertanian, perikanan, peternakan, jasa dan konsultasi. Untuk mencapai
maksud dan tujuan tersebut FSMN dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a) menjalankan usaha di bidang pembangunan:
- bertindak sebagai pengembang;
- menyelenggarakan usaha real estat, industrial estat dan kegiatan-kegiatan terkait;
- pemborong pada umumnya (general contractor);
- pemasangan komponen bangunan berat (heavy lifting);
- pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, bandara-dermaga;
- pemasangan instalasi-instalasi;
- pengembangan wilayah pemukiman;
- pemborong bidang pertambangan minyak, gas dan panas bumi;
- pemborong bidang pertambangan umum;
- pemborong bidang telekomunikasi;
- pemborong bidang petrokimia;
- pemborong bidang sarana-pra sarana jaringan telekomunikasi, konstruksi besi dan baja;
b) menjalankan usaha dalam bidang perdagangan antara lain:
- bertindak sebagai agen, grosir dari barang-barang engineering;
- distributor atau perwakilan dari badan perusahaan barang engineering (teknik);
- distributor, agen sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan;
- ekspor dan impor barang-barang engineering;
- ekspor dan impor dan perdagangan alat tulis kantor (ATK), bahan bakar minyak tanah dan gas, bahan
bakar padat, bahan bangunan dan material, bahan kimia, bahan pertanian, farmasi dan obat-obatan,
hasil hutan dan bumi, hasil hutan dan tanaman industri, hasil industri kayu dan tripeks, hasil
perkebunan, kosmetika dan kecantikan, logam dan baja, makanan-minuman, mesin, mesin pendingin,
meubel/furnitur, minyak, pelumas, obat-obatan tradisional, peralatan informatika dan multimedia,
peralatan kesehatan, peralatan listrik dan elektronik, peralatan pengolahan air bersih dan limbah,
peralatan perforasi, peralatan perikanan, peralatan pertanian dan berkebunan, peralatan telekomunikasi,
plastik dan fibre, reefer container (peti kemas berpendingin), sparepart dan aksesoris mobil-motor,
tekstil;
- grossier, supplier, levaransier dan commission house, penjualan bahan bakar kendaraan bermotor,
penyalur bahan bakar minyak tanah, solar dan gas;
- perdagangan peralatan transmisi, telekomunikasi, perdagangan supermarket/hypermarket
(toserba/swalayan);
- perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate dan property;
- penyalur bahan bakar SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum);
- perdagangan besar lokal;

c) menjalankan kegiatan usaha dalam bidang industri, antara lain:


- industri air mineral (air minum), teknologi mineral, wood working dan furniture, aksesoris kendaraan
bermotor, alat angkutan, alat pemotong, alat peraga, alat ukur, alat-alat kesehatan, bahan bakar padat,
bahan bakar dan minuman, batubata dan genteng, beton sap pakai dan prestressing, fabrikasi
peralatan listrik dan elektronik, farmasi dan obat-obatan, garmen dan pakaian jadi, gas dan LPG, gula,
haspel (gulungan kabel), kaca, karet dan barang-barang dari karet, karet mentah (alam), karoseri dan
komponen serta perakitan kendaraan bermotor, kayu, kebutuhan rumah tangga, keramik, kertas, kimia
(chemical), komputer dan peripheral, logam dan baja, makanan kesehatan, makanan-minuman dan
pengalengan/pembotolan (amatil), manufacturing dan fabrikasi, material bangunan, mesin-mesin,
minyak pelumas, perkakas dan perabotan, pipa, radio televisi, hasil-hasil hutan, pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan;
- industri peralatan kedokteran, alat ukur navigasi, keselamatan (safety equipment), alat ukur navigasi
keselamatan (safety equipment), kosmetika dan kecantikan, listrik, rumah tangga, teknik dan
mekanikal, transmisi telekomunikasi;

d) menjalankan kegiatan usaha dalam bidang pengangkutan darat (pipa), ekspedisi dan pergudangan,
transportasi pengangkutan, penumpang, barang maupun hewan;

e) menjalankan kegiatan usaha-usaha dalam bidang perbengkelan, showroom, pemasangan dan penjualan
aksesoris kendaraan, pengecatan kendaraan bermotor, penyediaan suku cadang alat- alat berat, perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan termasuk alat-alat berat;

f) menjalankan kegiatan usaha dalam bidang percetakan antara lain:


- memperdayakan hasil-hasil dari penerbitan;
- penjilidan, kartonase dan pengepakan;
- pencetakan dokumen, majalan, buletin, tabloid, kartu nama, undangan, kop surat, kwitansi, brosur,
pamphlet, kalender;
- desain dan cetak grafis;
- sablon;

g) menjalankan kegiatan usaha dalam bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan antara lain:
- agrobisnis (perdagangan hasil-hasil pertanian);
- industri pertanian;
- kehutanan;
- menjalankan usaha dalam bidang pertanian;
- pembenihan dan budi-daya biota air tawar/laut;
- penangkapan dan pengembangbiakan satwa;
- perikanan darat/laut dan pertambakan;
- perkebunan kopi, tanaman industri, tanaman keras (palawija), tanaman pangan;
- peternakan unggas, hewan potong dan peternakan lainnya;
- ruang pemrosesan telur (eggs frozed processing plant);

h) menjalankan kegiata usaha dalam bidang jasa, antara lain:


- jasa perawatan dan pemeliharaan (cleaning service) untuk bangunan-bangunan seperti perumahan,
gedung-gedung perkantoran, apartemen-apartemen, kondominium dan pertokoan termasuk juga
perawatan dan pemeliharaan kapal-kapal laut, kapal-kapal terbang dan kendaraan umum;
- jasa konsultan pembangunan perumahan, perkantoran, perniagaan, real estate dan analisa dampak
lingkungan (amdal), interior, eksterior dan pertamanan;
- jasa pemeliharaan, perawatan dan perbaikan mesin-mesin serta peralatan/alat bantu teknikal,
mekanikal, elektronik, timbangan khusus dan peralatan laboratorium, termasuk juga komputer baik
perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware);
- jasa bidang konstruksi pertambangan;
- jasa agen properti;
- jasa hiburan (entertainment) dengan mengadakan pertunjukan-pertunjukan seni musik, tari, drama
dan pameran;
- jasa penyewaan peralatan tangki timbun, peralatan perkebunan dan pertanian, peralatan
perkawinan dan barang-barang teknik, elektronik lainnya;
- jasa computer grafik dan kreatif photo studio;
- jasa periklanan, promosi dan pemasaran, reklame dan hubungan kemasyarakatan;
- jasa telekomunikasi umum;
- ekspedisi dan pergudangan (bukan veem);
- jasa penunjang dalam bidang pertambangan minyak dan gas bumi, batu bara, emas dan timah,
kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak.

Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham FSMN

Pada Tanggal Pemeriksaan, struktur permodalan FSMN adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pendirian
FSMN juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa FSMN No. 05, tanggal 10
Maret 2014, dibuat di hadapan Lanny Widjaja, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah diterima
pemberitahuannya oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data FSMN No.
AHU-AH.01.10-16779, tanggal 25 April 2014.

Nilai Nominal Saham Rp1.000.000,00 Per Saham


Keterangan
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 10.000 10.000.000.000,00
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
PT Gema Lintas Benua 6.930 6.930.000.000,00 99,00
Alino Suisa Sugianto 70 70.000.000,00 1,00
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 7.000 7.000.000.000,00 100,00
Saham Dalam Portepel 3.000 3.000.000.000,00

Pengurusan dan Pengawasan FSMN

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi FSMN pada Tanggal Pemeriksaan, adalah
sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham sebagai Pengganti dari
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa FSMN No. 21, tanggal 9 Januari 2018, yang dibuat di hadapan Ryan
Bayu Candra, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menkumham melalui
Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data FSMN No. AHU-AH.01.03-0061841, tanggal 9 Februari
2018, yaitu sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Dani Samsul Ependi

Direksi
Direktur Utama : Alino Suisa Sugianto
Wakil Direktur Utama : Vidcy Octory

PT Gema Lintas Benua (GLB)

GLB didirikan dengan nama PT Gema Lintas Benua sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian GLB No. 3,
tanggal 7 November 2007, yang dibuat di hadapan Tahir Kamili, S.H., M.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang
telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
01899.AH.01.01.Tahun 2008, tanggal 15 Januari 2008, sebagaimana telah diumumkan pada TBNRI No.
24486/2009 pada BNRI No. 75 tanggal 18 September 2009.

GLB beralamat di Graha 9, Jalan Penataran No. 9 Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Kota
Administrasi Jakarta Pusat.

Bidang Usaha GLB

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha GLB adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pendirian GLB, yaitu
ialah berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, dan jasa. Untuk mencapai maksud dan
tujuan tersebut GLB melaksanakan kegiatan usaha antara lain:

a) menjalankan usaha-usaha di bidang pembangunan pada umumnya, terutama kegiatan pemborongan bidang
telekomunikasi yang meliputi jasa teknologi informasi, komunikasi, multimedia, telekomunikasi, navigasi,
kontrol dan instrumentasi, remote sensing (penginderaan jarak jauh) dan kegiatan usaha terkait;
pembangunan sarana-pra sarana jaringan telekomunikasi termasuk multimedia serta kegiatan usaha terkait;
dan pemasangan instalasi-instalasi mesin (mekanikal), listrik (elektronika), perangkat telekomunikasi dan
dalam bidang teknik sipil, elektro dan mesin;

b) menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan meliputi perdagangan import dan eksport barang- barang
engineering, seperti radio telekomunikasi, microwave dan lain-lain, antar pulau/daerah serta lokal dan
interinsulair untuk barang-barang hasil produksi sendiri dan hasil produksi perusahaan lain; bertindak
sebagai grossier, supplier, leveransir, waralaba dan commission house untuk barang- barang engineering
(teknik) serta kegiatan usaha terkait; bertindak sebagai distributor, agen dan sebagai perwakilan dari badan-
badan perusahaan-perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri untuk barang-barang engineering
(teknik); serta perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate yaitu penjualan dan pembelian
bangunan-bangunan rumah, gedung perkantoran, gedung pertokoan, unit-unit ruangan apartemen, ruangan
kondominium, ruangan kantor dan ruangan pertokoan;

c) menjalankan usaha-usaha di bidang industri pada umumnya terutama akan tetapi tidak terbatas pada industri
komputer dan peripheral meliputi industri komputer dan perangkat-perangkat pendukung komputer seperti
printer, modem, scanner dan lain-lain; industri peralatan transmisi telekomunikasi meliputi radio
telekomunikasi, microwave dan perangkat sejenis;

d) menjalankan usaha-usaha di bidang jasa pada umumnya terutama akan tetapi tidak terbatas pada:
- jasa teknologi informasi termasuk internet content provider, multimedia, distributor yang
berhubungan dengan piranti lunak, konferensi jarak jauh (tele conference), word processing,
database serta kegiatan usaha terkait;
- jasa telekomunikasi umum meliputi wartel untuk keperluan masyarakat umum termasuk penyewaan
komputer, pelayanan email, facimile, pos elektronik dan kegiatan usaha instalasi serta perawatan dan
perbaikan dan kegiatan usaha yang terkait;
- jasa instalasi dan maintenance komputer, jaringan komputer dan peripheral antara lain meliputi
instalasi komputer jaringan, UPS, panel kontrol, telekomunikasi dan perangkat penunjang lainnya;
- jasa konsultasi bidang telekomunikasi meliputi sentral telekomunikasi, sistem pemancar dan
penerima radio dan televisi, sistem komunikasi khusus, teknologi informasi, kontrol dan instrumentasi,
multimedia termasuk perencanaan, perhitungan, instalasi serta kegiatan usaha terkait;
- jasa konsultasi bidang komputer dan rekayasa informatika serta kegiatan usaha terkait;
- jasa pengembang piranti lunak meliputi pembuatan aplikasi, feasibility study, otomasi sistem
perkantoran, penelitian dan pemasangan (instalasi) serta pemeliharaan (maintenance) sistem baik
software maupun hardware, modifikasi serta perkembangan sistem serta kegiatan usaha yang terkait;
- jasa pengembangan perangkat lunak (software) meliputi perencanaan dan perancangan sistem (case
study dan design), pengembangan dan pengerjaan (development dan implementasi), pemeliharaan
(maintenance) serta kegiatan usaha terkait;
kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak.

Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham GLB

Pada Tanggal Pemeriksaan, struktur permodalan GLB adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham GLB No. 7, tanggal 18 Desember 2012, yang dibuat di hadapan Michael
Suryono Halim, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, yang telah diterima pemberitahuannya oleh
Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-46099,
tanggal 28 Desember 2012 juncto Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham GLB No. 45,
tanggal 20 Januari 2020, yang dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta, telah diterima
pemberitahuannya oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data GLB No. AHU-
AH.01.03-0034162, tanggal 21 Januari 2020.

Nilai Nominal Saham Rp100.000,00 Per Saham


Keterangan
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 1.200.000 120.000.000.000,00
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
Galumbang Menak 859.999 85.999.900.000,00 99,9999
Sorta Regina Simanjuntak 1 100.000,00 0,0001
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 860.000 86.000.000.000,00 100,00
Saham Dalam Portepel 340.000 34.000.000.000,00

Pengurusan dan Pengawasan GLB

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi GLB pada Tanggal Pemeriksaan, adalah sebagaimana tercantum
dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham GLB No. 12, tanggal 11 Maret 2020, yang dibuat di
hadapan Bernadeta MIK Sritika Sugiharto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah diterima pemberitahuannya
oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.03-0145104, tanggal 16 Maret
2020, yaitu sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris : Efa Tiurmala

Direksi
Direktur : Galumbang Menak
10. KETERANGAN MENGENAI PERUSAHAAN ANAK

Hingga Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada 3 (tiga)
Perusahaan Anak. Berikut keterangan mengenai Anak Perusahaan Perseroan:

Persentasi
Tahun
Kepemilikan
Tahun Awal Investasi
No. Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha per 31 Status
Perseroan
Operasi Desember Operasional
kepada Anak
2019
Perusahaan
(%)
Anak Perusahaan Langsung
1. PT Triasmitra Jakarta Jasa 2011 99,99% Beroperasi 2012
Multiniaga Timur pemeliharaan
Internasional jaringan
telekomunikasi
kabel serat optik
darat dan laut
Anak Perusahaan Tidak Langsung
2. PT Jejaring Mitra Jakarta Developer 2011 99,97% Beroperasi 2013
Persada Selatan jaringan melalui TMI
telekomunikasi
kabel serat optik
darat dan laut
3. PT Triasmitra Jakarta Konstruksi 2019 60% melalui Belum 2019
Cornerstone Timur TMI Beroperasi
Indonesia

Berikut merupakan uraian singkat mengenai Anak Perusahaan Perseroan yang telah beroperasi dan mempunyai
kontribusi minimal 10% (sepuluh persen) atas total aset, total liabilitas atau laba:

A. PT Triasmitra Multiniaga Internasional

(TMI) Riwayat Singkat

TMI didirikan dengan nama PT Triasmitra Multiniaga Internasional sebagaimana termaktub dalam Akta
No. 3, tanggal 4 November 2011, yang dibuat di hadapan Drs. Soebiantoro, S.H., Notaris di Jakarta. Akta
tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
06194.AH.01.01.Tahun 2012, tanggal 7 Februari 2012, sebagaimana telah diumumkan pada TBNRI No.
13241/2013 pada BNRI No. 33 tanggal 23 April 2013 (“Akta Pendirian TMI”).

Sejak pendirian TMI, anggaran dasar TMI telah mengalami beberapa kali perubahan, dan perubahan terakhir,
sebagaimana diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat Umum
Pemegang Saham Perseroan No. 42, tanggal 21 Oktober 2020, yang dibuat di hadapan Irvin Sianka Thedean,
S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Serang, yang telah disetujui oleh Menkumham melalui Surat Keputusan No.
AHU-0072066.AH.01.02.Tahun 2020, tanggal 22 Oktober 2020.

Kegiatan Usaha

Maksud dan tujuan TMI ialah menjalankan usaha-usaha dalam bidang industri pengolahan, konstruksi, informasi
dan komunikasi. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas TMI dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:

a. Dalam bidang industri pengolahan, meliputi:

i. Reparasi Peralatan Listrik lainnya:

Kelompok ini mencakup reparasi dan perawatan peralatan listrik lainnya dalam golongan 273, 274 dan
279, seperti reparasi dan perawatan peralatan penerangan listrik, peralatan kawat pembawa arus dan
bukan pembawa arus untuk sirkuit kabel listrik dan peralatan listrik sejenis lainnya.
b. Dalam bidang konstruksi, meliputi:

i. Konstruksi Telekomunikasi Sarana Bantu Navigasi Laut dan Rambu Sungai:

Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi


telekomunikasi sarana bantu navigasi laut, dan rambu sungai, seperti bangunan menara suar, rambu
suar, pelampung suar, lampu sinyal pelabuhan, dan bagian rambu suar lainnya.

ii. Instalasi Telekomunikasi:

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi telekomunikasi pada bangunan gedung baik
untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan antena.

Kelompok ini juga mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi
telekomunikasi pada sentral telepon atau telegraf, stasiun pemancar radar gelombang mikro, stasiun
bumi kecil atau stasiun satelit dan sejenisnya.

Termasuk kegiatan pemasangan transmisi dan jaringan telekomunikasi.

c. Dalam bidang informasi dan komunikasi, meliputi:

i. Aktivitas Telekomunikasi Dengan Kabel:

Kelompok ini mencakup kegiatan pengoperasian, pemeliharaan atau penyediaan akses pada fasilitas
untuk pengiriman suara, data, teks, bunyi dan video dengan menggunakan infrastruktur kabel
telekomunikasi, seperti pengoperasian dan perawatan fasilitas pengubahan dan pengiriman untuk
menyediakan komunikasi titik ke titik melalui saluran darat, gelombang mikro atau perhubungan
saluran data dan satelit, pengoperasian sistem pendistribusian kabel (yaitu untuk pendistribusian data
dan sinyal televisi) dan pelengkapan telegrap dan komunikasi non vocal lainnya yang menggunakan
fasilitas sendiri.

Dimana fasilitas transmisi yang melakukan kegiatan ini, bisa berdasarkan teknologi tunggal atau kombinasi
dari berbagai teknologi.

Termasuk pembelian akses dan jaringan kapasitas dari pemilik dan operator dari jaringan dan menyediakan
jasa telekomunikasi yang menggunakan kapasitas ini untuk usaha dan rumah tangga dan penyediaan akses
internet melalui operator infrastruktur dengan kabel.

Kegiatan penyelenggaraan jaringan untuk telekomunikasi tetap yang dimaksudkan bagi terselenggaranya
telekomunikasi publik dan sirkuit sewa. Termasuk kegiatan sambungan komunikasi data yang
pengirimannya dilakukan secara paket, melalui suatu sentral atau melalui jaringan lain, seperti Public
Switched Telephone Network (PSTN). Termasuk juga kegiatan penyelenggaraan jaringan teristerial yang
melayani pelanggan bergerak tertentu antara lain jasa radio trunking dan jasa radio panggil untuk umum.

ii. Aktivitas Telekomunikasi Tanpa Kabel:

Kelompok ini mencakup kegiatan penyelenggaraan jaringan yang melayani telekomunikasi bergerak
dengan teknologi seluler di permukaan bumi. Kegiatannya mencakup pengoperasian, pemeliharaan atau
penyediaan akses pada fasilitas untuk mentranmisikan suara, data, teks, bunyi dan video menggunakan
infrastruktur komunikasi tanpa kabel dan pemeliharaan dan pengoperasian nomor panggil (paging), seperti
halnya jaringan telekomunikasi selular dan telekomunikasi tanpa kabel lainnya.

Fasilitas transmisi menyediakan transmisi omni-directional melalui gelombang udara yang dapat
berdasarkan teknologi tunggal atau kombinasi beberapa teknologi.
Termasuk pembelian akses dan kapasitas jaringan dari pemilik dan operator jaringan serta menyediakan
jasa jaringan tanpa kabel (kecuali satelit) untuk kegiatan bisnis dan rumah tangga dan penyediaan akses
internet melalui operator infrastruktur jaringan tanpa kabel.

iii. Aktivitas Telekomunikasi Lainnya yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain:

Kelompok ini mencakup usaha penyelenggaraan telekomunikasi lainnya yang belum dicakup di tempat lain.
Termasuk dalam kelompok ini adalah kegiatan penjualan pulsa, baik voucher pulsa maupun elektronik dan
penjualan kartu perdana telepon seluler.

Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham

Pada Tanggal Pemeriksaan, struktur permodalan TMI adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pendirian TMI
juncto Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham TMI No. 03, tanggal 12 Maret 2015, yang dibuat di
hadapan Bernadeta Mik Sritika Sugiharto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah diterima pemberitahuannya oleh
Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data TMI No. AHU-AH.01.03-0016130,
tanggal 13 Maret 2015.

Nilai Nominal Saham Rp100.000,00 Per Saham


Keterangan
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 30.000 3.000.000.000,00
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
PT Ketrosden Triasmitra 10.199 1.019.900.000,00 99,99
Petrus Sartono 1 100.000,00 0,01
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 10.200 1.020.000.000,00 100,00
Saham Dalam Portepel 19.800 1.980.000.000,00

Ikhtisar Keuangan

Laporan Posisi Keuangan

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni Per 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2018
Jumlah aset 683.647 632.481 619.027
Jumlah liabilitas 395.669 367.403 437.332
Jumlah ekuitas 287.978 265.078 181.695

Total aset TMI dari 31 Desember 2018 sampai dengan 30 Juni 2020 mengalami tren kenaikan yang
secara umum disebabkan oleh kenaikan pada pos pekerjaan dalam proses.

Total liabilitas TMI dari 31 Desember 2018 sampai dengan 30 Juni 2020 mengalami situasi naik turun dimana
secara umum disebabkan oleh penurunan pada pos pendapatan diterima di muka pada tahun 2019 dan kenaikan
pada pos hutang usaha per 30 Juni 2020.

Total ekuitas TMI dari 31 Desember 2018 sampai dengan 30 Juni 2020 mengalami tren kenaikan yang
secara umum disebabkan oleh kenaikan pada pos saldo laba.

Laporan Laba Rugi

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni Per 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2019 2018
Pendapatan 81.566 171.965 261.399 356.959
Laba usaha 36.074 60.747 91.441 128.207
Laba bersih tahun berjalan 15.245 62.346 81.365 96.072
Pendapatan konsolidasi TMI pada periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2020 dibandingkan dengan
periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2019 mengalami tren penurunan yang disebabkan oleh
penurunan pada pos pendapatan bisnis developer sebesar 73,43% menjadi Rp 41,02 miliar.
Kemudian sejalah dengan penurunan tersebut, laba bersih masing-masing periode TMI juga mengalami tren
penurunan yang secara marjin laba bersih turun dari 36,89% per 30 Juni 2019 menjadi 18,69% di 30 Juni 2020
dimana kontribusi dari pos beban pendanaan dan rugi selisih kurs.

Pendapatan konsolidasi TMI pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018 mengalami tren penurunan yang
disebabkan oleh penurunan pada pos pendapatan bisnis developer sebesar 36,45% menjadi Rp. 186,12 miliar.
Kemudian sejalah dengan penurunan pendapatan tersebut, laba bersih tahun 2019 TMI juga mengalami tren
penurunan. namun secara marjin laba bersih meningkat dari 26,91% di tahun 2018 menjadi 31,13% di tahun
2019.

Kontribusi pendapatan TMI terhadap pendapatan Grup Triasmitra pada 30 Juni 2020, 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 masing-masing sebesar 55,30%, 55,54% dan 87,55%

B. PT Jejaring Mitra Persada (JMP)

Riwayat Singkat

JMP didirikan dengan nama PT Assa Mitra Persada sebagaimana termaktub dalam Akta No. 265,
tanggal 31 Desember 2011, yang dibuat di hadapan H. Feby Rubein Hidayat, S.H., Notaris di Jakarta, yang
telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
35182.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 28 Juni 2012, sebagaimana telah diumumkan pada TBNRI No.
42216/2013 pada BNRI No. 40 Tanggal 17 Mei 2013.

Sejak pendirian JMP, anggaran dasar JMP telah, terakhir, mengalami perubahan berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan No. 43, tanggal 21 Oktober
2020, yang dibuat di hadapan Irvin Sianka Thedean, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Serang, yang telah
disetujui oleh Menkumham melalui Surat Keputusan No. AHU-0072080. AH.01.02.Tahun 2020, tanggal 22
Oktober 2020.

Kegiatan Usaha

Maksud dan tujuan JMP ialah menjalankan usaha-usaha dalam bidang perdagangan, industri pengolahan,
konstruksi, informasi dan komunikasi. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas JMP dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

a. dalam bidang perdagangan, meliputi:

- Perdagangan Besar Peralatan Telekomunikasi:


Kelompok ini mencakup usaha perdagangan besar peralatan telekomunikasi, seperti perlengkapan
telepon dan komunikasi.

b. dalam bidang industri pengolahan, meliputi:

- Reparasi Peralatan Listrik Lainnya:


Kelompok ini mencakup reparasi dan perawatan peralatan listrik lainnya dalam golongan 273, 274 dan
279, seperti reparasi dan perawatan peralatan penerangan listrik, peralatan kawat pembawa arus dan
bukan pembawa arus untuk sirkuit kabel listrik dan peralatan listrik sejenis lainnya.
c. dalam bidang konstruksi, meliputi:

- Konstruksi Jaringan Elektrikal dan Telekomunikasi Lainnya:


Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi
jaringan elektrikal dan telekomunikasi lainnya yang belum tercakup dalam kelompok 42211
s.d. 42218.
Termasuk konstruksi jaringan pipa untuk minyak dan gas.

- Instalasi Telekomunikasi:
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi telekomunikasi pada bangunan gedung baik
untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan antena. Kelompok ini juga
mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi telekomunikasi pada sentral
telepon atau telegraf, stasiun pemancar radar gelombang mikro, stasiun bumi kecil atau stasiun satelit
dan sejenisnya.
Termasuk kegiatan pemasangan transmisi dan jaringan telekomunikasi.

- Konstruksi Telekomunikasi Sarana Bantu Navigasi Laut dan Rambu Sungai:


Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi
telekomunikasi sarana bantu navigasi laut, dan rambu sungai, seperti bangunan menara suar, rambu
suar, pelampung suar, lampu sinyal pelabuhan, dan bagian rambu suar lainnya.

d. dalam bidang informasi dan komunikasi, meliputi:

- Aktivitas Telekomunikasi Dengan Kabel:


Kelompok ini mencakup kegiatan pengoperasian, pemeliharaan atau penyediaan akses pada fasilitas
untuk pengiriman suara, data, teks, bunyi dan video dengan menggunakan infrastruktur kabel
telekomunikasi, seperti pengoperasian dan perawatan fasilitas pengubahan dan pengiriman untuk
menyediakan komunikasi titik ke titik melalui saluran darat, gelombang mikro atau perhubungan
saluran data dan satelit, pengoperasian sistem pendistribusian kabel (yaitu untuk pendistribusian data
dan sinyal televisi) dan pelengkapan telegrap dan komunikasi non vocal lainnya yang menggunakan
fasilitas sendiri.

Dimana fasilitas transmisi yang melakukan kegiatan ini, bisa berdasarkan teknologi tunggal atau
kombinasi dari berbagai teknologi.
Termasuk pembelian akses dan jaringan kapasitas dari pemilik dan operator dari jaringan dan
menyediakan jasa telekomunikasi yang menggunakan kapasitas ini untuk usaha dan rumah tangga dan
penyediaan akses internet melalui operator infrastruktur dengan kabel.
Kegiatan penyelenggaraan jaringan untuk telekomunikasi tetap yang dimaksudkan bagi
terselenggaranya telekomunikasi publik dan sirkuit sewa.
Termasuk kegiatan sambungan komunikasi data yang pengirimannya dilakukan secara paket, melalui
suatu sentral atau melalui jaringan lain, seperti Public Switched Telephone Network (PSTN).
Termasuk juga kegiatan penyelenggaraan jaringan teristerial yang melayani pelanggan bergerak
tertentu antara lain jasa radio trunking dan jasa radio panggil untuk umum.

- Aktivitas Telekomunikasi Tanpa Kabel:


Kelompok ini mencakup kegiatan penyelenggaraan jaringan yang melayani telekomunikasi bergerak
dengan teknologi seluler di permukaan bumi. Kegiatannya mencakup pengoperasian, pemeliharaan
atau penyediaan akses pada fasilitas untuk mentranmisikan suara, data, teks, bunyi dan video
menggunakan infrastruktur komunikasi tanpa kabel dan pemeliharaan dan pengoperasian nomor
panggil (paging), seperti halnya jaringan telekomunikasi selular dan telekomunikasi tanpa kabel
lainnya.
Fasilitas transmisi menyediakan transmisi omni-directional melalui gelombang udara yang dapat
berdasarkan teknologi tunggal atau kombinasi beberapa teknologi.
Termasuk pembelian akses dan kapasitas jaringan dari pemilik dan operator jaringan serta
menyediakan jasa jaringan tanpa kabel (kecuali satelit) untuk kegiatan bisnis dan rumah tangga dan
penyediaan akses internet melalui operator infrastruktur jaringan tanpa kabel.
- Aktivitas Telekomunikasi Lainnya yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain:
Kelompok ini mencakup usaha penyelenggaraan telekomunikasi lainnya yang belum dicakup di tempat
lain.
Termasuk dalam kelompok ini adalah kegiatan penjualan pulsa, baik voucher pulsa maupun
elektronik dan penjualan kartu perdana telepon seluler.

- Jasa Interkoneksi Internet (NAP):


Kelompok ini mencakup kegiatan menyelenggarakan akses dan atau ruting bagi penyelenggara jasa
akses internet.
Dalam menyelenggarakan akses bagi penyelenggara jasa akses internet, penyelenggara jasa interkoneksi
internet dapat menyediakan jaringan untuk transmisi internet.
Penyelenggara jasa interkoneksi internet wajib saling terhubung melalui interkoneksi. Penyelenggara
jasa interkoneksi melakukan pengaturan trafik penyelenggaraan jasa akses internet.

- Internet Service Provider:


Kelompok ini mencakup usaha jasa pelayanan yang ditawarkan suatu perusahaan kepada pelanggannya
untuk mengakses internet, atau bisa disebut sebagai pintu gerbang ke internet.

Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham

Pada Tanggal Pemeriksaan, struktur permodalan JMP adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat JMP No. 02, tanggal 9 April 2013, yang dibuat di hadapan Bernadeta Mik Sritika Sugiharto,
S.H., Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menkumham melalui Surat Keputusan No. AHU-
26147.AH.01.02.Tahun 2013, tanggal 16 Mei 2013 juncto Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham
JMP No. 23 tanggal 22 Desember 2014, yang dibuat di hadapan Bernadeta Mik Sritika Sugiharto, S.H., Notaris
di Jakarta, yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menkumham melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Data JMP No. AHU-0002345.AH.01.03.TAHUN 2015, tanggal 15 Januari 2015.

Nilai Nominal Saham Rp1.000.000,00 Per Saham


Keterangan
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 12.000 12.000.000.000,00
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
PT Triasmitra Multiniaga Internasional 2.999 2.999.000.000,00 99,97
Dani Samsul Ependi 1 1.000.000,00 0,03
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 3.000 3.000.000.000,00 100,00
Saham Dalam Portepel 9.000 9.000.000.000,00

Ikhtisar Keuangan

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni Per 31 Desember
Keterangan
2020 2019 2018
Jumlah aset 565.510 543.207 590.541
Jumlah liabilitas 339.226 314.359 431.332
Jumlah ekuitas 226.285 228.848 159.208

Total aset JMP dari 31 Desember 2018 sampai dengan 30 Juni 2020 mengalami situasi naik turun yang
secara umum disebabkan oleh kenaikan dan penurunan pada pos piutang usaha.

Total liabilitas JMP dari 31 Desember 2018 sampai dengan 30 Juni 2020 mengalami situasi naik turun yang
secara umum disebabkan oleh penurunan pada pos pendapatan di terima di muka di tahun 2018 dan kenaikan
pada pos pinjaman bank di tahun 2020.

Total ekuitas JMP dari 31 Desember 2018 sampai dengan 30 Juni 2020 mengalami situasi naik turun
yang secara umum disebabkan oleh kenaikan dan penurunan pada pos saldo laba.
Laporan Laba Rugi

dalam jutaan Rupiah


30 Juni 30 Juni Per 31 Desember
Keterangan 2020 2019 2019 2018
Pendapatan 41.023 154.376 200.336 292.893
Laba kotor 20.716 63.826 87.256 119.347
Laba bersih tahun berjalan (2.353) 60.958 69.774 82.987

Pendapatan JMP pada periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2020 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2019 mengalami tren penurunan yang disebabkan oleh penurunan
pendapatan pada proyek developer Jayabaya Cable System dan Damai Cable System. Kemudian sejalah dengan
penurunan tersebut, laba bersih masing-masing periode JMP juga mengalami tren penurunan yang disebabkan
oleh pos beban pendanaan dan pos rugi selisih kurs.

Pendapatan JMP pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018 mengalami tren penurunan yang disebabkan
oleh penurunan pendapatan pada proyek developer Jayabaya Cable System.
Kemudian sejalah dengan penurunan tersebut, laba bersih tahun berjalan JMP juga mengalami tren penurunan
namun secara marjin laba bersih dari 28,33% di tahun 2018 menjadi 34,83% di tahun 2019.

Kontribusi pendapatan JMP terhadap pendapatan Grup Triasmitra pada 30 Juni 2020, 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 masing-masing sebesar 27,81%, 44,86% dan 71,84%.

11. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan berdasarkan Akta No. 02/2020, yaitu sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Petrus Sartono
Komisaris Independen : Renie Harkim

Direksi
Direktur Utama : Titus Dondi Patria Arnabalu
Direktur Keuangan : Vidcy Octory
Direktur Operasional : Dani Samsul Ependi

Berikut ini keterangan singkat mengenai masing-masing Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:

Dewan Komisaris:

Petrus Sartono, Komisaris Utama

Warga Negara Indonesia, 75 tahun.

Bapak Petrus Sartono menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2011.
Beliau pernah menjabat sebagai Senior Advisor Dewan Komisaris (2011-2017) serta
sebagai Komisaris Independen (2002-2010) di PT Telkom Indonesia,Tbk, pernah
menjabat sebagai Direktur Utama dan Komisaris PT. Telekomindo Primabhakti
(Group Rajawali Corporate), dan Komisaris PT Ex Celmindo Pratama, Tbk
(sekarang XL Axiata) pada tahun 1995 hingga 2002.

Beliau meraih gelar Magister Hukum dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Iblam serta
gelar Magister Managemen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI pada tahun 2001.
Bapak Petrus Sartono tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Direksi
lainnya dan Dewan Komisaris, maupun dengan pemegang saham utama Perseroan.

Renie Harkim, Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 51 tahun.

Ibu Renie Harkim diangkat menjadi Komisaris Perseroan sejak tahun 2020. Beliau
pernah menjabat sebagai Trade Advisor untuk Audit, Credit Reviewer, Risk
Management and Trade Product di CIMB Niaga (2015), menjabat sebagai Trade
Finance Head di Citibank,N.A (2014), serta pernah menjabat sebagai Executive
Director and Financial Institutions Head di JP Morgan Chase Bank (2011-2014).

Beliau meraih gelar Bachelor of Business Computer Information System di San


Fransisco University,Amerika Serikat (1991) dan sedang menyelesaikan gelar MBA di
University of Cumbria, Inggris (-2021)

Ibu Renie Harkim tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Direksi
lainnya dan Dewan Komisaris, maupun dengan pemegang saham utama Perseroan.

Dewan Direksi:

Titus Dondi Patria Arnabalu, Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, 51 tahun.

Bapak Titus Dondi Patria Arnabalu diangkat menjadi Direktur Utama Perseroan sejak
tahun 2017. Beliau pernah menjabat sebagai caretaker Chief Commercial Officer (April
2016 – September 2016), pernah menjabat sebagai Vice President Retail Sales Wilayah
Jabodetabek (2014 – 2016), Vice President Retail Sales Wilayah Timur (2013 – 2014),
dan Vice President Enterprise and Carrie (2008 – 2013) di PT XL Axiata.

Beliau meraih gelar Magister Manajemen of Business Administration dari Institute


Pengembangan Managemen Indonesia (IPMI) (2005) dan gelar Sarjana di bidang
Teknik Industri dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) (1993).

Bapak Titus Dondi Patria Arnabalu tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota
Dewan Direksi lainnya dan Dewan Komisaris, maupun dengan pemegang saham utama
Perseroan.

Vidcy Octory, Direktur Keuangan

Warga Negara Indonesia, 36 tahun.

Bapak Vidcy Octory diangkat menjadi Direktur Perseroan sejak tahun 2015. Beliau
pernah menjabat sebagai Asisten Wakil Direktur (2011 – 2015) di Citibank, N.A, pernah
menjabat sebagai Manager (2006 – 2011) di PT Bank Danamon Indonesia, Tbk di
Medan, Sumatera Utara.

Beliau meraih gelar sarjana di bidang Manajemen Finance dari Universitas


Tarumanegara (2005).
Bapak Vidcy Octory tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Direksi
lainnya dan Dewan Komisaris, maupun dengan pemegang saham utama Perseroan.

Dani Samsul Ependi, Direktur Operasional

Warga Negara Indonesia, 52 tahun.

Bapak Dani Samsul Ependi diangkat menjadi Direktur Perseroan sejak tahun 2017.
Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan (2013 – 2017), dan
Direktur Keuangan (2009 – 2013) di PT Mora Telematika Indonesia.

Beliau meraih gelar sarjana bidang Ekonomi (1990) dari Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto.

Bapak Dani Samsul Ependi tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Dewan
Direksi lainnya dan Dewan Komisaris, maupun dengan pemegang saham utama
Perseroan.

12. TATA KELOLA PERUSAHAAN

Jajaran direksi dan manajemen Perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tugas Perseroan
dengan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Perseroan memandang
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau GCG (Good Corporate Governance) sebagai hal yang
penting, karena GCG berfungsi sebagai pedoman agar segenap keputusan yang diambil dilandasi nilai-nilai
moral yang tinggi dan sangat berintegritas, patuh terhadap Peraturan Perundang-undangan dan kesadaran akan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Selain itu,
penerapan GCG juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan perusahaan modern dan
profesional agar dapat memenangkan persaingan bisnis dalam era perekonomian globalisasi. Di dalam
penerapannya, prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, kemandirian, disiplin dan kewajaran
dikedepankan, demi peningkatan kinerja dan citra perusahaan. GCG diperlengkapi Code of Conduct, yang berisi
pedoman etika usaha dan etika kerja bagi pimpinan, karyawan dan stakeholder lainnya.
12.1 Struktur Organisasi

Berikut di bawah ini merupakan struktur organisasi Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan:

12.2 Dewan Komisaris

Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan dan kinerja Perseroan serta memberikan arahan kepada
Direksi. Komunikasi formal antara Dewan Komisaris dan Direksi dijalankan melalui pertemuan rutin untuk
membahas kinerja Direksi pada periode sebelumnya dan rencana periode mendatang.

Adapun fungsi nominasi dan remunerasi yang diserap oleh Dewan Komisaris, yang mana prosedur penetapan
dan besarnya remunerasi bagi Dewan Komisaris Perseroan diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Fungsi Nominasi
dan Remunerasi untuk mendapatkan persetujuan dalam RUPS. Jumlah kompensasi Dewan Komisaris untuk
periode yang berakhir pada tahun yang berakhir 30 Juni 2020, 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing
sebesar Rp60.000.000, Rp185.000.000 dan Rp240.000.000 yang ditententukan berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan Perseroan.

Selama tahun satu tahun terakhir, Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas-tugasnya sebagai berikut:
- Melakukan pengawasan dan bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya dan memberi nasihat kepada Direksi.
- Melakukan evaluasi terhadap kinerja komite yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya.

Frekuensi rapat dan tingkat kehadiran

Pada periode yang berakhir tanggal 30 Juni 2020 Dewan Komisaris mengadakan rapat sebagaimana dipandang
perlu yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan, dengan tingkat kehadiran sebesar 100% untuk keseluruhan
Dewan Komisaris.
Rapat anggota Dewan Komisaris sejak efektif menjabat pada tahun 2020 sampai dengan bulan Agustus 2020
dilaksanakan 1 (satu) setiap bulan dan rapat tersebut dihadiri oleh seluruh Dewan Komisaris dengan perincian
sebagai berikut:

Nama Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Rapat Tingkat Kehadiran Rapat


Dewan Komisaris
Komisaris Utama Petrus Sartono 4 4 100%
Komisaris Independen Renie Hakim 4 4 100%

Masa Jabatan Dewan Komisaris


Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Masa jabatan anggota Direksi dan
Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan atau sampai dengan
penutupan RUPS Tahunan pada akhir 1 (satu) periode masa jabatan dimaksud, dengan tidak mengurangi hak
RUPS untuk memberhentikan anggota Direksi dan Dewan Komisaris sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya
berakhir.

12.3 Direksi

Direksi bertanggung jawab atas kinerja operasional Perseroan serta kepatuhan terhadap seluruh kebijakan
internal berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direksi juga
bertanggung jawab atas penerapan strategi untuk menyesuaikan rencana Perseroan yang sedang maupun yang
akan dijalankan sesuai dengan visi perusahaan.

Prosedur penetapan dan besarnya remunerasi bagi Direksi Perusahaan diusulkan oleh Dewan Komisaris untuk
mendapatkan persetujuan dalam RUPS. Jumlah kompensasi Direksi untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2020, 31
Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp780.000.000, Rp1.560.000.000 dan Rp1.560.000.000 yang
ditentukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan.

Frekuensi rapat dan tingkat kehadiran

Pada periode yang berakhir tanggal 30 Juni 2020 Direksi mengadakan rapat sebagaimana dipandang perlu yang
terkait dengan kegiatan usaha Perseroan, dengan tingkat kehadiran sebesar 100% untuk keseluruhan Direksi.

Tabel berikut menjelaskan frekuensi kehadiran Rapat Direksi pada tahun 2020 sampai dengan bulan Agustus
2020:
Jumlah
Nama Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran
Kehadiran Rapat Rapat
Direksi
Direktur Utama Titus Dondi Patria Arnabalu 12 12 100%
Direktur Operasional Dani Samsul Ependi 12 12 100%
Direktur Keuangan Vidcy Octory 12 12 100%

Masa Jabatan Direksi

Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris
adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan atau sampai dengan penutupan RUPS Tahunan pada
akhir 1 (satu) periode masa jabatan dimaksud, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan
anggota Direksi dan Dewan Komisaris sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir.

Ruang Lingkup Pekerjaan Dewan Komisaris dan Direksi

Sesuai dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi yang diatur dalam Peraturan Undang- Undang
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Program Kerja Dewan Komisaris, Dewan Komisaris
memiliki fungsi pengawasan terhadap aktifitas pengelolaan yang dilaksanakan oleh Direksi
beserta jajarannya. Selain sebagai organ pengawasan, Dewan Komisaris juga memiliki tanggung jawab dalam
hal pemberian saran dan pandangan terkait rencana atau keputusan yang dibuat bagi Perseroan. Secara umum,
Dewan Komisaris merupakan salah satu organ penyeimbang agar berjalannya kegiatan usaha sesuai dengan
anggaran dasar dan standar yang telah ditetapkan.

Direksi bertugas untuk menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan kepentingan Perseroan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan yang ditetapkan dalam anggaran dasar yang telah disusun oleh Perseroan.
Setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan
oleh kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya.

Pelatihan Direksi

Direksi Perseroan juga telah mengikuti serangkaian program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi
Direksi sebagai berikut:

Nama Anggota Tempat & Waktu


Nama Seminar/Pelatihan/Konfrensi Penyelenggara
Direksi Pelaksanaan
Vidcy Octory Maximizing Growth & Adding Value Through IPO NEXIA KPS 26 Agustus 2020, Webinar
Webinar on Omnibus Law: “Opportunities and UOB Bank 19 Oktober 2020, Webinar
Challenge ahead”

12.4 Sekretaris Perusahaan

Perseroan telah menunjuk Ikhsan Triyanto sebagai Sekretaris Perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Utama No. 036/KT/SKD/III/2020 tanggal 11 Maret 2020 tentang Pengangkatan Sekretaris Perusahaan
Perseroan.

Riwayat singkat Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

Ikhsan Triyanto
Warga Negara Indonesia, 48 tahun

Lahir di Yogyakarta pada tanggal 27 Maret 1972. Menyelesaikan pendidikan Diploma III di Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 1994, Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntan- si, Universitas
Sumatera Utara pada tahun 1999 dan program pasca sarjana (S2) Magister Sains dari Universitas Indonesia pada
tahun 2005. Memiliki pengalaman praktis di bidang Akuntansi, Perpajakan dan Kehumasan selama 18 tahun.
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Corporate Strategic & Planning di Triasmitra Group

Sekretaris Perusahaan dapat dihubungi pada:

Alamat : Jl. Hibiskus 2 Blok B.6 No.10 Kemang Pratama 3, Bekasi


Tel : 087888881072
E-mail : ikhsan.triyanto@triasmitra.com

Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain meliputi:
a. Mengikuti perkembangan modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal;
b. Memberikan masukan kepada Direksi dan Komisaris untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal;
c. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atau Perusahaan Publik dalam pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang meliputi:
i. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada situs web
Perseroan;
ii. Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu;
iii. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham;
iv. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris; dan
v. Pelaksanaan program orientasi terhadap Perseroan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris
d. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan pemegang saham Perseroan, OJK dan pemangku
kepentingan lainnya.

Penunjukan Sekretaris Perusahaan Perseroan telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
Peraturan OJK No. 35/2014.

Berikut merupakan program pelatihan yang diikuti oleh Sekretaris Perusahaan dalam rangka meningkatkan
kompetensi:

Nama Sekretaris Tempat & Waktu


Nama Seminar/Pelatihan/Konfrensi Penyelenggara
Perusahaan Pelaksanaan
Sales Development Program Training 1
Ikhsan Triyanto “Ring of Sales” Lutan Edukasi 07 Februari 2019

12.5 Komite Audit

Perseroan telah membentuk Komite Audit sesuai dengan yang disyaratkan dalam Peraturan OJK No.
55/2015. Perseroan telah mengangkat Ketua dan Anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan dan ketentuan
yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Keputusan Rapat Dewan Komisaris Nomor
037/KTSKDEKOM/III/2020 tanggal 12 Maret 2020, dengan susunan anggota sebagai berikut:

Ketua : Renie Harkim (Komisaris Independen)

Anggota : Billy Ching


Warga Negara Indonesia, 35 tahun

Lahir di Medan pada tanggal 06 November 1985. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di
Fakultas Teknik Informatika, Universitas Bina Nusantara (Binus) pada tahun 2008. Memiliki
pengalaman praktis di bidang Komunikasi, Kontraktor, Manajemen Proyek selama 12 tahun.
Sebelumnya menjabat sebagai CEO di Webtv Asia Indonesia.

Anggota : Nelly Henry


Warga Negara Indonesia, 51 tahun

Lahir di Medan pada tanggal 11 Mei 1969. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas
Hukum, Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun 1991 dan pendidikan Sarjana (S1) di
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Dharma Agung (UDA) pada tahun 1992.
Memiliki pengalaman praktis di bidang Hukum dan Akuntansi selama 25 tahun.

Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Audit

Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:

1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan kepada publik dan/atau
pihak otoritas, antara lain laporan keuangan, proyeksi dan laporan lainnya terkait dengan informasi
keuangan Perseroan, termasuk kepatuhan terhadap standar dan kebijakan akuntansi dalam proses
penyusunannya;
2) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
kegiatan Perseroan;
3) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan akuntan
eksternal atas jasa yang diberikannya;
4) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan akuntan yang didasari
pada independensi, ruang lingkup penugasan dan imbalan jasa;
5) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan
tindak lanjut oleh Direksi atas temuan Unit Audit Internal perusahaan dimaksud;
6) Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh
Direksi Perusahaan;
7) Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan;
8) Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait adanya potensi benturan
kepentingan Perseroan;
9) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan.

Wewenang Komite Audit

Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Audit memiliki wewenang antara lain sebagai berikut:

1) Mengakses catatan, dokumen, data dan informasi Perseroan tentang karyawan, dana, aset dan sumber
daya perusahaan yang diperlukan;
2) Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang menjalankan fungsi audit
internal, manajemen risiko dan akuntan terkait tugas dan tanggung jawab Komite Audit;
3) Atas persetujuan Dewan Komisaris, Komite Audit dapat melibatkan pihak independen di luar anggota
Komite Audit yang diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugasnya; dan
4) Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

Sehubungan dengan baru dibentuknya Komite Audit Perseroan sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris
No. 037/KTSKDEKOM/III/2020 tanggal 12 Maret 2020 maka rapat anggota Komite akan dilaksanakan
sebanyak 1 (satu) kali setiap 3 bulan sekali dan rapat tersebut akan dihadiri oleh seluruh anggota Komite Audit.

Komite Audit akan melaksanakan tugasnya yang antara lain sebagai berikut:
- Membuat rencana kegiatan tahunan yang disetujui oleh Dewan Komisaris Perseroan;
- Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan oleh Perseroan;
- Melakukan penelaahan atas ketaatan dan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan kegiatan Perseroan;
- Melakukan penelaahan/penilaian atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi
pelaksaaan tindak lanjut oleh Direksi Perseroan atas semua temuan auditor internal;
- Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris Perseroan atas pengaduan yang
berkaitan dengan Perseroan.

12.6 Unit Audit Internal

Perseroan telah membentuk Unit Audit Internal sesuai dengan yang disyaratkan dalam Peraturan OJK No.
56/2015 sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 054/KT- DEKOM/IV/2020
tanggal 7 April 2020 dan Surat Keputusan Rapat Direksi Nomor 055/KT/DIR-SKD/ IV/2020 tanggal 7 April
2020, yang terdiri dari:

Kepala : Adi Saputra Ngatio


Warga Negara Indonesia, 35 tahun

Lahir di Medan pada tanggal 20 Mei 1985. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di
University Technology of Sydney Jurusan Akuntansi, pada tahun 2009. Memiliki pengalaman
praktis di bidang eksternal auditor di PT. Ernst & Young selama 2 tahun. Sebelumnya
menjabat sebagai Sales General Manager di PT Voksel Electric Tbk.

Kepala Unit Audit Internal bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama yang dapat diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.
Tugas Dan Tanggung Jawab Unit Internal Audit

Dalam melaksanakan fungsinya, Unit Internal Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai
berikut:

1) Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;


2) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai
dengan kebijakan Perseroan;
3) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,
operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya;
4) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada
semua tingkat manajemen;
5) Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris;
6) Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan;
7) Bekerja sama dengan Komite Audit;
8) Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit Internal yang dilakukannya; dan
9) Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Wewenang Unit Internal Audit

Dalam melaksanakan fungsinya, Unit Internal Audit memiliki wewenang antara lain sebagai berikut:

1) Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait tugas dan fungsinya;
2) Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit serta
anggota dari Direksi Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit;
3) Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit;
dan
4) Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.

12.7 Upaya Pengelolaan Risiko

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan Perseroan dan Perusahaan Anak dalam mengelola risiko-risiko
yang timbul dalam kegiatan usaha Perseroan dan Perusahaan Anak:

1) Risiko Tidak Terjualnya Jaringan Telekomunikasi

Risiko penjualan telah mulai dimitigasi oleh Perseroan di awal sebelum dimulainya proyek developer itu sendiri
melalui join planning session dengan pelanggan potensial. Pada tahap ini Perseroan secara proaktif mendatangi
para calon pelanggan yaitu para operator telekomunikasi untuk mencari tahu kebutuhan calon pelanggan atas
suatu segmen jaringan telekomunikasi di satu atau beberapa daerah dan secara bersama-sama melakukan
perencanaan awal untuk aspek teknis dan untuk mengetahui kapan jaringan telekomunikasi tersebut diperlukan.
Tahap ini sangat penting bagi Perseroan untuk memastikan bahwa jaringan telekomunikasi yang akan di bangun
akan terjual seluruhnya.

Setelah tahapan join planning session bagi para calon pelanggan yang membutuhkan suatu jaringan
telekomunikasi untuk cepat dibangun maka Perseroan harus memperoleh komitmen pembelian dari para
pelanggan tersebut minimal 30% dari total kapasitas core yang akan dibangun.

Namun demikian, setelah pembangunan, untuk memasarkan sisa core dari jaringan yang belum terjual,
Perseroan juga melakukan beberapa solusi pemasaran kreatif antara lain leasing (sewa) core, penjualan per
segmen yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, dan paket penjualan core dengan tambahan pekerjaan
kontraktor yang dimaksudkan adalah untuk konektivitas antara jaringan core milik Perseroan yang dijual ke
pelanggan dengan jaringan milik pelanggan itu sendiri.
2) Risiko Pendanaan dan Beban Keuangan

Dalam mengelola risiko pendanaan dan beban keuangan terutama pada bisnis developer dimana membutuhkan
pendanaan yang cukup besar, Perseroan dan Perusahaan Anak melakukan kebijakan dengan memastikan adanya
pembeli minimal tigapuluh persen dari kapasitas jaringan yang akan dibangun dan memastikan mendapatkan
struktur pembiayaan yang baik.

3) Risiko Perizinan

Dalam mengelola risiko perizinan, Perseroan dan Perusahaan Anak menerapkan prinsip kehati-hatian untuk
menunjang usaha Perseroan dan Perusahaan Anak dalam mematuhi perizinan yang diperlukan dalam kegiatan
usahanya. Perseroan dan Perusahaan Anak juga senantiasa memantau perkembangan ketentuan perizinan dari
instansi Pemerintah supaya dapat segera melakukan penyesuaian apabila terdapat perubahan.

4) Risiko Terhambatnya Pembangunan Jaringan

Dalam mengelola risiko terhambatnya pembangunan jaringan, Perseroan dan Perusahaan Anak menerapkan
kebijakan perencanaan detail di awal termasuk survey lapangan dan melakukan monitoring setiap hari pada saat
pelaksanaan pekerjaan untuk meminimalisir potensi hambatan yang akan terjadi.

5) Risiko Perubahan Teknologi Kabel Serat Optik

Dalam mengelola perubahan teknologi kabel serat optik, Perseroan dan Perusahaan Anak selalu aktif dalam
mengamati perkembangan teknologi kabel serat optik terkini, yang didukung dengan kemampuan melakukan
investasi yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di bidang tersebut maupun
teknologi informasi baru.

6) Risiko Gangguan Masyarakat di sekitar Proyek

Dalam mengelola risiko gangguan masyarakat di sekitar proyek, Perseroan dan Perusahaan Anak dalam
praktiknya selalu melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat, pemerintah daerah, dan stakeholder
lainnya di lokasi proyek, semua ini juga menjadi prasyarat di terbitkannya Surat Izin Membangun Sistem
Komunikasi Kabel laut dari Dirjen Hubla

7) Risiko Dampak Bencana Alam dan Kerusakan Jaringan

Dalam mengelola risiko dampak bencana alam dan kerusakan jaringan, Perseroan dan Perusahaan Anak,
melakukan survey kelautan yang sangat mendetail dengan tujuan agar jalur yang akan dilalui oleh kabel optik
jauh dari seperti daerah seismik dan gunung berapi bawah laut, daerah terumbu karang, dan lain sebagainya
sehingga dampak bencana alam dapat di minimalisir terhadap jaringan kabel optik.

8) Risiko Personalia

Dalam mengelola risiko personalia, Perseroan dan Perusahaan Anak senantiasa berusaha menerapkan kebijakan
maupun skema kompensasi yang kompetitif dibanding dengan pesaing, termasuk menyediakan sarana penunjang
dan pengembangan karir seperti pelatihan-pelatihan hardskill maupun softskill yang dapat diselenggarakan
secara internal maupun eksternal, sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan loyalitas manajemen dan
karyawan.

9) Risiko Persaingan

Dalam upaya mengelola risiko persaingan usaha, Perseroan selalu berupaya menerapkan strategi dan kebijakan
yang diharapkan dapat memperkuat maupun mempertahankan posisi Perseroan di setiap lini bisnis yang
dijalankan, salah satunya dengan mempertahankan keunggulan bersaing Perseroan, yang dapat memberikan nilai
tambah kepada pengguna jasa dan pembeli lewat penyediaan layanan yang lebih efisien dan handal.
10) Risiko Investasi atau Aksi Korporasi

Dalam mengelola dampak kegiatan investasi atau aksi korporasi yang mungkin dapat berdampak material,
Perseroan dan Perusahaan anak senantiasa melakukan perencanaan strategis maupun studi kelayakan secara
mendalam untuk menganalisa dan meminimalisir risiko-risiko yang dapat timbul dari pelaksanaan hal-hal
tersebut.

11) Risiko Kelangkaan Pasokan Bahan Baku atau Sumber Daya

Dalam mengelola risiko kelangkaan sumber daya, Perseroan selalu melakukan perencanaan kebutuhan terlebih
dahulu sehingga dapat mengantisipasi kelangkaan atau kekurangan sumber daya yang mungkin terjadi.

12) Risiko Ketergantungan terhadap Moratelindo

Dari sisi strategi pemasaran untuk usaha developer Perseroan, proyek jaringan kabel yang dibangun dan dijual
selalu didasarkan kepada kebutuhan pelanggan itu sendiri. Konsentrasi penjualan pada pelanggan tertentu adalah
hal yang Perseroan berusaha hindari. Hal ini tidak hanya berlaku untuk Moratelindo, tetapi juga untuk pelanggan
yang lain juga. Oleh karena itu, Perseroan selalu berusaha untuk memperluas basis pelanggan dari operator
telekomunikasi ke NAP (Network Access Provider), sampai kepada ISP (Internet Service Provider) dan bahkan
pelanggan dari luar Indonesia. Usaha Perseroan telah memperlihatkan hasil dengan berhasilnya akuisisi
pelanggan baru seperti Iforte, PT Mega Akses Persada (Fiberstar), IBS, PT NAP Info Lintas Nusa, PT
Aplikanusa Lintasarta, PT Indosat Mega Media, Telkom Malaysia (Malaysia), Vocus (Australia) dalam 5 (lima)
tahun terakhir ini.

13) Risiko Makro Ekonomi

Dalam memitigasi risiko mako ekonomi, Perseroan memiliki diversifikasi lini bisnis yang dapat membuat
Perseroan bertahan dalam kondisi ekonomi yang kontraktif, salah satunya melalui lini bisnis jasa dan
pemeliharaan, yang memastikan Perseroan mendapat recurring income selama jangka waktu kontrak.

14) Risiko Tuntutan atau Gugatan Hukum

Dalam mengelola risiko tuntutan atau gugatan hukum, Perseroan dan Perusahaan Anak selalu berusaha untuk
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada di dalam kontrak dengan pihak ketiga, hal ini dapat ditunjang
secara internal oleh tim legal Perseroan dan Perusahaan Anak, maupun secara eksternal melalui jasa konsultan
hukum.

15) Risiko Perubahan Kurs Valuta Asing

Dalam mengelola risiko perubahan kurs valuta asing, Perseroan dan Perusahaan Anak menerapkan kebijakan
lindung nilai untuk memberi proteksi atas dampak penurunan Rupiah terhadap kondisi keuangan Perseroan dan
Perusahaan Anak.

16) Risiko Ketentuan Negara Lain atau Peraturan Internasional

Perseroan dan Perusahaan akan selalu berusaha mematuhi ketentuan negara lain maupun peraturan internasional
yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha.

13. SUMBER DAYA MANUSIA

Perseroan meyakini bahwa kekuatan SDM sangat dibutuhkan dalam mendorong pertumbuhan usaha guna
menciptakan daya saing yang tinggi dalam industri telekomunikasi. Perseroan senantiasa menyelaraskan
peningkatan kapasitas dan kapabilitias SDM seiring dengan rencana pengembangan Perseroan di masa depan.
Perseroan juga memandang bahwa SDM merupakan mitra usaha yang strategis. Kehadiran karyawan yang
profesional, berkompeten, berdedikasi dan berintegritas akan membuat Perseroan memiliki dasar yang kuat
untuk terus tumbuh dan berkembang mencapai tujuan.
Oleh karenanya maka Perseroan mengelola SDM dengan fokus pada peningkatan kompetensi sekaligus berupaya
keras memenuhi harapan seluruh karyawan.

Kesejahteraan Karyawan

Untuk memastikan situasi dan lingkungan kerja yang optimal, Perseroan dan Perusahaan Anak senantiasa
memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan memberikan sarana-sarana pendukung sebagai berikut:

- Asuransi Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap dengan menggunakan “Asuransi Kesehatan
Sinar Mas”.
- BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan sesuai dengan program Pemerintah.
- Sarana Kesehatan dan Keselamatan Kerja, diatur dalam Sistem Management K3 Triasmitra Group:
▪ Nomor : P-KT/QHSE/01 tertanggal 02 Desember 2019 (Prosedur Umum Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)
▪ Kebijakan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) tertanggal 02 Desember 2019
▪ Sertifikasi : ISO 45001:2018 No. DAS 32634417/33/0
▪ Sertifikasi Ahli K3 no : 5/7242/AS.02.04/XI/2019
▪ Tujuan : Untuk memastikan bahwa Kebijakan Perusahaan tentang Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan Kerja di implementasikan dengan baik dan benar di Kantor Pusat maupun di lokasi Proyek
Triasmitra Group.
- Sarana olahraga diberikan Perseroan berupa kegiatan yang bersifat fun dan kompetisi untuk membangun
rasa kebersamaan antar karyawan yaitu penyediaan fasilitas ruang dan alat olah raga tenis meja, sewa
lapangan bulutangkis dan futsal, senam kesegaran jasmani di lapangan parkir dan lainnya.
- Rekreasi atau team building dilakukan secara regular dalam bentuk outing, gathering atau kegiatan lain di
dalam lingkungan perusahaan atau di luar perusahaan
- Program Pelatihan bersifat soft-skill dan hard skill dilakukan melalui internal perusahaan maupun eksternal
dari lembaga-lembaga pelatihan atau lembaga sertifikasi dengan pelaksanaan in house training atau kursus
di lokasi pelatihan.
- Lain-lain : dalam kondisi darurat atau emergency seperti pandemi Covid-19, Perusahaan memberikan
arahan dan bantuan fasilitas untuk pelaksanaan Protokol Kesehatan sesuai dengan Ketentuan dari
Pemerintah, seperti penyediaan masker, sarana cuci tangan dan hand sanitizer, penyemprotan disinfektan
secara regular dan mengatur jumlah kehadiran karyawan.

Pengembangan Kompetensi Karyawan

Dalam melakukan pengembangan kompetensi karyawan. Perseroan dapat mengikutsertakan karyawan dalam
program pelatihan internal maupun pelatihan eksternal yang diadakan oleh lembaga pelatihan independen baik di
dalam maupun di luar negeri.

Program-program pelatihan yang diberikan oleh Perseroan kepada karyawan diantaranya adalah:

Pelatihan Internal
Lembaga
No Judul Pelatihan
Pelatihan Lokasi Pelatihan Peserta Sasaran & Tujuan

Meningkatkan kemampuan komunikasi


karyawan dalam memberikan Service yang
PT. Lutan Gedung Meta Epsi
1 Ring of Sales Level Staff – Excellence tidak hanya dalam bidang Sales ke
Edukasi Lantai 2 (Meeting GM external, namun juga untuk memberikan
Room) – Jakarta pelayanan support yang optimal dalam internal
Timur perusahaan.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan seluruh Leader Perusahaan dalam
PT. Lutan Gedung Meta Epsi
2 Habit of Excellence Level SPV – mengatur, mendevelop dan memimpin setiap
Edukasi Lantai 2 (Meeting team dibawahnya untuk dapat berkontribusi
GM
Room) – Jakarta
lebih efektif lagi terhadap divisi dan perusahaan
Timur
Lembaga
No Judul Pelatihan Lokasi Pelatihan Peserta Sasaran & Tujuan
Pelatihan
Meningkatkan kemampuan Team Sales
3 Sales Development dalam mencapai target penjualan yang telah
Program PT. Lutan Gedung Meta Epsi
Lantai 2 (Meeting Divisi Sales ditetapkan perusahaan (revenue) dan juga
Edukasi
Room) – Jakarta kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada
Timur customer ataupun calon customer.

Pelatihan Eksternal / Sertifikasi

Lembaga
No Judul Pelatihan
Pelatihan Lokasi Pelatihan Peserta Sasaran & Tujuan
Sertifikasi Keahlian Meningkatkan akurasi dan kualitas
1 MPJC (Multi PT. Communication
Purpose Joint Pabrik CCSI – Team MS pengerjaan reparasi kabel bawah laut
Cable System
Closure) Cilegon, Banten Restorasi Laut dengan menggunakan perangkat MPJC
Indonesia
Meningkatkan keahlian, variasi teknik
Sertifikasi Keahlian dan metode pada penyambungan cable
UJ (Universal Joint) Global Marine FO sebagai bagian dari continuous
2 & UQJ (Universal Workshop – Engineering improvement dalam memberikan
Global Marine Group Chelmsford,
Quick Joint) di & Managed Service yang Excellence terhadap
London, United Serviced PIC seluruh Customer Triasmitra
London Kingdom (UK)
Meningkatkan kesinergian dan
Kerjasama team antar setiap

Magelang – Dieng
3 Outing & Team Pramono Event & – Jogjakarta divisi serta kepemimpinan masing
Building Seluruh Divisi
Traveling – masing individu sehingga
produktifitas kerja dan kontribusi
semakin optimal
Network
Cisco CCNA Siemens Tower Menguasai Konfigurasi Firewall
4 Infrastruktur – Perkantoran
Departemen IT untuk meningkatkan keamanan
Technology (IT) Network Arkadia
Simatupang, pada Server perusahaan
Jakarta Selatan
Perusahaan dapat
Sertifikasi Keahlian Balai Hiperkes – mengimplementasikan K3 dengan
K3 (Keselamatan Cempaka Putih,
PT. Garuda Systrain lebih optimal sehingga dapat
5 dan Kesehatan Jakarta Selatan Divisi GA melindungi serta meningkatan
Interindo
Kerja) kesehatan setiap karyawan serta
mengurangi resiko angka kecelakaan
kerja yang dilakukan

Komposisi Karyawan

Berikut ini adalah tabel komposisi karyawan Perseroan dan Perusahaan Anak per tanggal 30 Juni 2020 dan untuk
tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 menurut jabatan, jenjang
pendidikan, kelompok usia, dan status kerja.

Perseroan

Data komposisi karyawan tetap Perseroan Komposisi Karyawan Perseroan menurut “Jabatan”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
Manager 11 11 11
Supervisor 5 6 5
Staff 29 27 26
Non Staff - - -
Jumlah 45 44 42
Komposisi Karyawan tetap Perseroan Menurut “Jenjang Pendidikan”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
Pasca Sarjana 1 - -
Sarjana 19 18 19
Diploma 10 12 10
Non Akademi 15 14 13
Jumlah 45 44 42

Komposisi Karyawan tetap Perseroan menurut “Kelompok Usia”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
21 – 30 15 14 15
31 – 40 10 11 9
41 – 50 17 18 16
>= 51 3 1 2
Jumlah 45 44 42

Komposisi Karyawan Perseroan menurut “Status”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
Pegawai Tetap 45 44 42
Pegawai Kontrak 41 23 43
Jumlah 86 67 85

Karyawan Perseroan menurut “Lokasi”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
Pulau Jawa 84 67 84
Luar Pulau Jawa 2 - 1
Jumlah 86 67 85

Karyawan Perseroan menurut “Aktivitas Utama”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
Finance & Accounting 22 13 19
Human Capital 24 23 24
Procurement & Distribution 11 7 13
Compliance, Legal & Risk 9 8 9
Sales & Operational 7 7 7
Engineering 9 7 8
Corporate 4 2 5
Jumlah 86 67 85

Perusahaan Anak JMP

Data komposisi karyawan tetap Perusahaan Anak menurut “Jabatan”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
Manager 3 1 3
Supervisor 3 2 3
Staff 1 2 1
Jumlah 7 5 7
Komposisi Karyawan tetap Perusahaan Anak menurut “Jenjang Pendidikan”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
Sarjana 4 2 4
Diploma - 1 -
Non Akademi 3 2 3
Jumlah 7 5 7

Komposisi Karyawan tetap Perusahaan Anak menurut “Kelompok Usia”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
21 – 30 1 1 1
31 – 40 4 2 4
41 – 50 2 1 2
>= 51 - 1 -
Jumlah 7 5 7

Komposisi Karyawan Perusahaan Anak menurut “Status”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
Pegawai Tetap 7 5 7
Pegawai Kontrak 27 11 25
Jumlah 34 16 32

Karyawan Perusahaan Anak menurut “Lokasi”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
Pulau Jawa 7 5 7
Luar Pulau Jawa 27 11 25
Jumlah 34 16 32

Karyawan Perusahaan Anak menurut “Aktivitas Utama”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
Project 34 16 32
Jumlah 34 16 32

Perusahaan Anak TMI

Data komposisi karyawan tetap Perusahaan Anak menurut “Jabatan”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019

Manager 4 4 3
Supervisor 3 2 4
Staff 7 8 5
Jumlah 14 14 12
Komposisi Karyawan tetap Perusahaan Anak menurut “Jenjang Pendidikan”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
Sarjana 8 6 5
Diploma 2 2 3
Non Akademi 4 6 4
Jumlah 14 14 12

Komposisi Karyawan tetap Perusahaan Anak menurut “Kelompok Usia”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
21 – 30 3 1 3
31 – 40 4 6 3
41 – 50 6 6 5
>= 51 1 1 1
Jumlah 14 14 12

Komposisi Karyawan Perusahaan Anak menurut “Status”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
Pegawai Tetap 14 14 12
Pegawai Kontrak 380 155 341
Jumlah 394 169 353

Karyawan Perusahaan Anak menurut “Status”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
Pegawai Tetap 14 14 12
Pegawai Kontrak 380 155 341
Jumlah 394 169 353

Karyawan Perusahaan Anak menurut “Lokasi”

30 Juni 31 Desember
Tahun
2020 2018 2019
Pulau Jawa 195 100 177
Luar Pulau Jawa 199 69 176
Jumlah 394 169 353

Karyawan Perusahaan Anak menurut “Aktivitas Utama”

Tahun 30 Juni 31 Desember


2020 2018 2019
Managed Service 394 169 353
Jumlah 394 169 353

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Perusahaan Anak tidak mempekerjakan tenaga kerja asing.
Tenaga Kerja Ahli

Pada saat tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan dan Perusahaan Anak memiliki sebanyak 8 pegawai
yang memiliki keahlian khusus dengan keterangan sebagai berikut:

Pengalaman
No Nama Umur Kerja Tugas Nomor Perizinan
(Tahun)
1 Adri Purwa Andito 41 Tahun 23 Tahun Ahli Teknik Mekanikal - Madya 1.3.301.2.039.09.1896659
2 Bagus Prakoso 46 Tahun 22 Tahun Ahli Teknik Tenaga Listrik - Madya 1.4.401.2.039.09.1896662
Mochamad
3 35 Tahun 13 Tahun Ahli Teknik Jalan - Madya 1.2.202.2.039.09.1892290
Syamtidar A
4 Amelia Harijanto 31 Tahun 8 Tahun Arsitek - Madya 1.1.101.2.142.31.1898452
5 Akhmad Kalmin 30 Tahun 7 Tahun Ahli Teknik Tenaga Listrik - Muda 1.4.401.3.148.04.1934338
6 Heri Hermawan 38 Tahun 16 Tahun Ahli Manajemen Proyek - Muda 1.6.602.3.148.04.1934337
7 Rudyansyah
Hasibuan Ahli Manajemen Konstruksi -
38 Tahun 14 Tahun Muda 1.6.601.3.148.04.1962451
Ahli T. Elektro & Telekomunikasi
8 Iqbal 46 Tahun 17 Tahun Gedung - Madya 1.4.405.2.148.04.1962450

Tanggung Jawab Sosial

Perseroan memiliki gedung-gedung NOC (Network Operation Center) yang tersebar di daerah di Pulau
Jawa dan Pulau Bangka, yang setiap tahunnya pada saat memperinganti hari kemerdekaan Indonesia dan pada
hari Raya Kurban, Perseroan dan Perusahaan Anak selalu memberikan kontribusi dalam bentuk dana dan hewan
kurban kepada panitia yang dibentuk oleh masyarakat sekitar NOC dalam ragka memperingati hari-hari besar
tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran bahwa Perseroan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari komunitas lokal setempat, yang dalam eksistensi usahanya juga ikut serta memberikan kontribusi dan
manfaat bagi lingkungan masyarakat.

14. PERKARA-PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI DAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERSEROAN, DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PERSEROAN

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Anak Perusahaan, Komisaris, dan Direksi Perseroan, serta
Komisaris dan Direksi Anak Perusahaan tidak sedang terlibat perkara-perkara perdata, pidana, dan/atau
perselisihan di lembaga peradilan dan/atau di lembaga perwasitan baik di Indonesia maupun di luar negeri atau
perselisihan administratif dengan instansi pemerintah yang berwenang termasuk perselisihan sehubungan dengan
kewajiban perpajakan atau perselisihan yang berhubungan dengan masalah perburuhan/hubungan industrial atau
tidak pernah dinyatakan pailit yang dapat mempengaruhi secara material kegiatan usaha dan/atau kelangsungan
kegiatan usaha Perseroan serta rencana Penawaran Umum Obligasi ini.

15. KEGIATAN USAHA SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA

Perseroan dan entitas anaknya, yakni PT Triasmitra Multiniaga Internasional (TMI) PT Jejaring Mitra Persada
(JMP), merupakan Grup Triasmitra yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan infrastruktur sistem
komunikasi kabel laut serat optik (“SKKL”) dan kabel darat/ terestrial.

Sekilas Sistem Kabel Telekomunikasi Bawah Laut

Sistem komunikasi kabel bawah laut merupakan jaringan kabel telekomunikasi yang digelar di kedalaman laut
dan menghubungkan dua stasiun kontrol di daratan. Jaringan ini membentang antar pulau atau benua
menyebrangi laut dan menghantarkan sinyal telekomunikasi. Setelah kabel bawah laut pertama yang secara
komersial digelar di Selat Inggris pada tahun awal tahun 1850an dilanjutkan dengan keberhasilan Transatlantic
Telegraph Cable yang mulai beroperasi pada tanggal 16 Agustus 1858, selanjutnya kabel tembaga dengan
pembungkus (jacket) sederhana dari bahan karet alam yang melayani trafik telepon dan data komunikasi kini
telah digantikan dengan kabel serat optik (fiber optic) yang mampu melayani data digital (baik untuk sambungan
telepon, internet, data) berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi. Berikut adalah peta SKKL di sekitar wilayah
Indonesia (sumber: TeleGeography).
Sumber: TeleGeography

Pada tahun 1988 jalur Transatlantic TAT-8 merupakan SKKL yang pertama kali menggunakan kabel serat optik.
Kemudian dengan kemajuan teknologi, pembungkus insulator sudah berkembang menggunakan polyehylene,
kabel penarik sudah terbuat dari baja, dan kini untuk melakukan marine survey dapat dibantu dengan teknologi
navigasi satelit. Berikut adalah gambar modern kabel dengan diameter 1 inch dan berat sekitar 2.5 ton per km
(untuk 24 core) yang dapat menghantar data dengan kapasitas 9600 Gbps (sumber: wikipedia).

Sumber: Wikipedia

15.1. Profil Bisnis dan Perusahaan

Grup Triasmitra melakukan kegiatan usaha pembangunan infrastruktur kabel telekomunikasi serat optik bawah
laut dan darat/ terestrial, menjual jaringan tersebut, serta menyediakan jasa pemeliharaan dan pengelolaan
jaringan telekomunikasi baik yang dibangun olehnya maupun milik perusahaan lain. Dalam layanan
pembangunan konstruksi jaringan milik pihak lain, Perseroan berperan sebagai Kontraktor. Dalam fungsinya
berinvestasi dengan membangun sendiri jaringan kabel lalu menjual core yang ada dalam jaringan fiber
optic yang dibangunnya tersebut, Perseroan bertindak sebagai Developer. Sedangkan dalam menyediakan jasa
pemeliharaan dan pengelolaan jaringan Perseroan bertindak sebagai Managed Services Provider. Perseroan
menyediakan jasa Kontraktor, JMP menyediakan jasa Developer (karena memiliki lisensi jaringan tertutup),
sedangkan TMI melakukan jasa pemeliharaan dan pengelolaan jaringan termasuk menyediakan fasilitas NOC
(Network Operation Center).
Didirikan tahun 1994 sebagai kontraktor dan perdagangan, Grup Triasmitra melakukan transformasi bisnis
dimana di tahun 2004 menjadi perusahaan EPC (kontraktor) di bidang pembangunan infrastruktur telekomunikasi
dengan mengerjakan proyek darat/terestrial kabel fiber optic, dilanjutkan pada tahun 2007 dengan melakukan
pembangunan kabel fiber optic bawah laut. Pada tahun 2008, Grup Triasmitra memulai usahanya sebagai
kontraktor dengan melakukan pembangunan jaringan kabel fiber optic bawah laut sepanjang 258 km dari Batam
– Dumai. Perseroan membangun sistem kabel ini sebagai kontraktor dari pemberi tugas salah satu NAP provider
di Indonesia.

Selanjutnya pada tahun 2011, Perseroan memulai bisnis Developer dengan membangun jaringan fiber optik
B3JS (Jakarta - Bangka - Bintan - Batam Singapura) Cable System, SDCS (Surabaya Denpasar Cable
System), UJB (Ultimate Java Backbone – inland cable), Jayabaya Cable System (Jakarta Surabaya
submarine cable system), dan kini sedang menyelesaikan Damai Cable System (Medan Dumai). Total
panjang kabel yang telah dibangun grup Perseroan mencapai 9.994 km, termasuk kabel milik pihak lain yang
dikerjakannya sebagai kontraktor.

Berikut ini ditampilkan pendapatan Perseroan dari segmen bisnis yang dikelolanya.

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni 31 Desember
Keterangan 2020 2018 2019
Bisnis Developer dan Jasa Konstruksi
Kabel Bawah laut 67.323 275.162 309.939
Kabel Darat 17.560 29.816 31.915
Lease line 853 751 788
Proyek khusus - - -
Sub total - 85.737 305.729 342,643
Jasa Pemeliharaan & Pengelolaan 61.758 101.986 103.910
Total 147.496 407.715 446.553

15.1.1. Bisnis Developer Jaringan Telekomunikasi

Pada kegiatan usaha ini Perseroan melalui JMP melakukan investasi dengan membangun jaringan, dan kemudian
menjual jaringan tersebut dalam bentuk fisik core (dalam gelendongan kabel). Dalam prosesnya Perseroan
menawarkan disain dan engineering proyek kepada pelanggan operator-operator telekomunikasi dan NAP, dan
jika dalam melakukan presale. Perseroan berhasil mendapatkan komitmen pembelian dari off-taker sebanyak
1/3 dari kapasitas core yang akan dibangun maka pekerjaan pembangunan akan dimulai dengan melakukan
marine survey dan permohonan ijin, pemesanan kabel fiber optik (dimana untuk submarine cable disuplai
dari pabrikan Eropa dan Amerika, sedangkan untuk inland cable core-nya dibuat oleh pabrikan Eropa, Amerika
dan Jepang sedangkan jacket-nya dibuat oleh perusahaan lokal, pemesanan kapal penggelar kabel. Kira-kira
dibutuhkan waktu pengerjaan 18 bulan (untuk jaringan kabel laut) dan 9-12 bulan (untuk jaringan kabel darat)
untuk panjang jaringan di atas 500 km.

B3JS (Jakarta Bangka Bintan Batam Singapura) Cable System

Jaringan fiber optic ini mampu melayani trafik komunikasi berkecepatan tinggi hingga 9600 Gbps, terdiri dari
kabel bawah laut dengan 24 core yang menghubungkan Jakarta- Bangka- Bintan-Batam- Singapura sejauh
kurang lebih 1.070 km melayani jalur darat (311 km) dan bawah laut (759 km). Jaringan dibangun tahun 2012,
dan diselesaikan pada bulan Juni 2013. Pada saat ini Perseroan masih menyisakan 2 core untuk segmen Jakarta
– Singapura (terdiri dari jaringan kabel laut dan darat), dan 20 core untuk kabel laut Batam - Singapura.
Sumber: Perseroan

SDCS (Surabaya - Denpasar) Cable System

Jaringan fiber optic berkecepatan tinggi ini terdiri dari kabel bawah laut dengan 24 core dan kabel inland (darat)
96 core yang menghubungkan Surabaya- Denpasar sejauh kurang lebih 520 km. Pada awalnya di tahun 2012
Perseroan melakukan pembangunan jaringan fiber optic bawah laut Jawa – Bali Cable System (JBCS) sejauh 27
km yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Bali untuk melayani sidang APEC di Bali. Jaringan kabel
bawah laut dengan 24 core ini diselesaikan pada bulan Juli 2013. JBCS ini diteruskan dengan membangun
jaringan SDCS sejauh 520 km yang berhasil diselesaikan pada kuartal ke-2 tahun 2016. SDCS ini melewati kota-
kota besar di Jawa Timur. Pada saat ini perseroan masih menyisakan 2 core untuk jaringan kabel laut dan 16
core untuk jaringan kabel darat.

Sumber: Perseroan
UJB (Ultimate Java Backbone) Cable System

Jaringan fiber optik berkecepatan tinggi ini merupakan kabel inland (darat) yang terdiri dari 24 core di bagian
Utara dan 72 core di bagian Selatan yang menghubungkan kota-kota besar di seluruh pulau Jawa sejauh kurang
lebih 2660 km. Dibangun pada tahun 2016, jaringan ini terbagi dalam 5 ring utara dan selatan, dan diselesaikan
pada bulan Juni 2017. Pada saat ini masih tersisa 4 core untuk jaringan Utara dan 16 core untuk jaringan Selatan.
Sumber: Perseroan
Jayabaya (Jakarta- Surabaya) Cable System

Jaringan fiber optik berkecepatan tinggi ini merupakan gabungan kabel bawah laut dengan 24 core dan kabel
inland (darat) dengan 96 core yang menghubungkan Jakarta – Cirebon – Semarang – Surabaya, sejauh kurang
lebih 875 km. Dibangun pada tahun 2017, jaringan ini diselesaikan pada akhir tahun 2018. Pada saat ini masih
tersisa 10 core dari keseluruhan kapasitas jaringan.

Sumber: Perseroan
Damai (Medan- Dumai) Cable System

Jaringan fiber optik berkecepatan tinggi ini merupakan kabel bawah laut dengan 24 core yang menghubungkan
Medan– Panipahan– Dumai, sejauh kurang lebih 572 km. Dibangun pada kuartal ke-3 tahun 2018, jaringan inii
telah selesai di kuartal I tahun 2020.

Sumber: Perseroan
Pendapatan

Berikut adalah data pendapatan dari bisnis developer. Pada tahun 2018 kontribusi dari bisnis ini mencapai
72,43% atau senilai Rp 295.293 juta, terutama berasal dari Proyek Jayabaya yang diselesaikan tahun 2018.
Sedangkan di tahun 2019, Proyek Jayabaya dan Proyek Damai menyumbangkan bagian terbesar.

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni 31 Desember
Keterangan 2020 2018 2019
Jayabaya Core - 269.426 80,000
UJB Core 2.500 19.467 -
B3JS Jakarta- Batam - - -
B3JS Batam-Singapura 9.435 - 9.185
Damai Core 30.357 - 99.344
Lainnya 8.166 6.400 6.778
Total 50.458 295.293 195.307

Pendapatan dari bisnis developer memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Pada tahun 2019 dari kegiatan
ini telah disumbangkan sebesar Rp 195.307 juta, atau memberikan kontribusi 43,74% dari total pendapatan.
Strategi Perseroan untuk selalu membangun jaringan telekomunikasi yang strategis seperti Jayabaya CS dan
Damai CS memungkinkan adanya kontinuitas pendapatan Perseroan dari tahun ke tahun.

15.1.2. Layanan Pengelolaan dan Pemeliharaan Jaringan Pelanggan (“Managed Services”)

Layanan managed services ini terutama merupakan jasa turunan dari pembangunan jaringan yang dikerjakan
Perseroan yang kemudian dijual kepada pelanggannya. Kontrak jasa pemeliharaan ini biasanya berlangsung
untuk 15 tahun. Bagi Perseroan pendapatan dari layanan ini penting karena merupakan pendapatan berulang
(recurring income) bagi Perseroan dan mudah diprediksi. Pada tahun 2019 Perseroan mencatat pendapatan
senilai Rp104 miliar dari bisnis jasa pemeliharaan jaringan, atau dengan kontribusi 23,27% dari total pendapatan.
Perseroan juga mendapat beberapa kontrak baru jasa pemeliharaan dari beberapa operator besar Indonesia untuk
mengelola jaringan darat Sumatera dan Jawa dan jaringan telekomunikasi existing yang dibangun oleh
Perseroan. Adanya kontrak baru jasa pemeliharaan jaringan akan mendorong pertumbuhan pendapatan Perseroan
di tahun 2020.

Dalam memberikan layanan pengelolaan jaringan pelanggan, Perseroan melalui Perusahan Anak yaitu TMI,
memiliki dua layanan, yaitu :
- Traffic Monitoring & Patrol; yakni tindakan preventif dengan melakukan monitoring pergerakan
kapal di sekitar kabel laut yang dikontrol melalui NOC dan melakukan patroli di sekitar jaringan.
- Operation & Maintenance; yaitu memastikan kabel laut bekerja optimal dengan melakukan testing secara
teratur dan menyediakan warehouse management untuk backup kabel sistem, dan apabila terjadi kabel putus
melakukan tindakan perbaikan dimana Perseroan standby selama 7 x 24 jam, dan memberikan jaminan
Service Level Guarantee (SLG) untuk perbaikan kabel selama maksimum 21 hari (untuk SKKL) dan
maksimum 8 jam (untuk kabel darat).

Perseroan melakukan pengawasan pencegahan, operasi dan pemeliharaan jaringan melalui Network Operation
Center (NOC) yang ada di kantor pusat Jakarta. Perseroan bekerja sama dengan Badan Keamanan Laut
Republik Indonesia (Bakamla RI) dan VTS (Vessel Traffic Services) melakukan tindakan pencegahan
kerusakan kabel laut miliknya/ pelanggannya. Pemerintah dalam hal ini mendukung pengamanan SKKL
mengingat keberadaannya sebagai bagian dari jaringan strategis nasional. Perjanjian kerja sama pengamanan
SKKL ini ditandatangani pada tanggal 15 Desember 2017. Berikut adalah ilustrasi kegiatan pengawasan untuk
pencegahan kerusakan kabel laut.
Sumber: Perseroan

Melalui Bakamla dan VTS, Perseroan memberikan peringatan untuk kapal yang sedang berlayar di sekitar jalur
kabel dengan kecepatan < 2 knot atau membuang jangkar di radius 2 mil dari jalur kabel.

Selanjutnya dengan melakukan patroli laut secara rutin di daerah yang rawan kerusakan kabel (area dekat
pelabuhan, pertambangan dsb), kapal patrol akan melakukan pengarahan apabila ada kapal yang tidak ber-
Automatic Indentification System (AIS) ditemukan membuang jangkar di sekitar area kabel (Guard Zone
area/ 500 – 1000 meter dari jalur kabel).

Melalui peralatan yang ada di NOC Perseroan dapat mengidentifikasi kapal-kapal yang menyebabkan putusnya
kabel dengan membuang jangkar, dan dengan demikian bisa dimintakan pertanggungjawaban untuk memperbaiki
kerusakan. Berikut adalah ilustrasi situasi di monitor pusat kontrol yang mengawasi jalur kapal di kawasan
tersibuk, seperti pelabuhan Batam Singapura dan Tanjung Priuk.

Sumber: Perseroan
Patroli Laut

Selain NOC di kantor pusat Jakarta, Perseroan juga mengoperasikan NOC di Bangka dan Batam. Kegiatan
monitoring ini ditunjang dengan aktifitas patroli di sekitar jaringan Perseroan/ pelanggan melalui koordinasi
base camp setempat. Terdapat 20 basecamp yang merupakan areal dengan risiko putusnya kabel cukup
tinggi. Patroli laut dapat mencakup jarak hingga kurang lebih 140 km maksimum. Berikut adalah lokasi base
camp untuk koordinasi patroli laut.

Sumber: Perseroan
Penyambungan Kabel Laut

Untuk kegiatan restorasi kabel laut Perseroan selama ini menyewa kapal suplai dilengkapi dengan peralatan
(minimum DP1- Dynamic Position ). Untuk kedalaman laut kurang dari 40 meter biasanya cukup digunakan
penyelam, sedangkan untuk kedalaman lebih dari 40 meter diperlukan peralatan Remotely Operation Vehicle
(ROV) demikian juga jenis kapal suplai yang berbeda. Maksimum SLG untuk wilayah Indonesia adalah 21 hari,
sedangkan untuk teritori di luar indonesia maksimum SLG adalah 48 hari, dengan ketentuan tertentu untuk
kondisi batas maksimum tinggi ombak, kecepatan angin, kuat arus dan jarak pandang.

Penyambungan Kabel Darat

Perseroan menyediakan tim restorasi yang standby selama 7 x 24 jam, dan jika terjadi kabel putus akan
dilakukan restorasi dengan SLG maksimum 8 jam. Terkait dengan pekerjaan pelebaran jalan di sekitar lokasi,
kadang kala tim Perseroan harus melakukan pemindahan jalur sementara. Berikut adalah peta Service Point
untuk menunjang kegiatan monitoring dan pemeliharaan jaringan pelanggan Perseroan di pulau Jawa dan
Sumatra.
Sumber: Perseroan
Pendapatan

Pendapatan dari layanan managed services ini selalu tumbuh positif dari tahun ke tahun. Pendapatan dari layanan
managed services menyumbang 23,27% dari total pendapatan Perseroan di tahun 2019. Lima pelanggan terbesar
adalah Palapa Ring Barat, Link Net, Telkom, Mega Akses Persada (Fiberstar) dan Indosat.

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni 31 Desember
Jasa Pemeliharaan & Pengelolaan
2020
2018 2019
PT Palapa Ring Barat 13.340 19.805 26.356
PT Link Net 2.020 10.453 12.750
PT Telekomunikasi Indonesia 6.270 7.880 11.250
PT Mega Akses Persada 7.735 2.415 10.202
PT Indosat 11.935 11.017 10.140
Lainnya 20.459 50.416 33.212
Total 61.758 101.986 103.910

15.1.3. Bisnis Kontraktor Jaringan

Bisnis kontraktor merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan oleh Perseroan terkait dengan
jaringan telekomunikasi. Pada saat itu (2004) kegiatan usaha ini mulai dilakukan Perseroan sebagai
subkontraktor untuk beberapa proyek telekomunikasi darat dalam skala kecil. Selanjutnya pada tahun 2008
Perseroan membangun jaringan kabel laut jalur back-up Panaran (Batam) - Pemping (kepulauan Riau) milik PT
PGAS Telekomunikasi Nusantara.
Beberapa pekerjaan pembangunan sistem kabel laut yang diperoleh oleh Perseroan sebagai kontraktor antara lain
jaringan kabel laut Batam - Dumai berjarak 258 km milik Moratelindo pada tahun 2008, jaringan kabel laut
Jambi - Batam berjarak 274 km oleh pemberi tugas Indosat, XL dan Moratelindo pada tahun 2013. Sedangkan
untuk beberapa pekerjaan pembangunan sistem kabel darat yang diperoleh Perseroan antara lain backbone
Malang - Probolinggo Lumajang Muncar – Banyuwangi dari pemberi tugas Biznet untuk jarak 357 km pada
tahun 2015.

Proses pekerjaan sebagai kontraktor hampir sama dengan kegiatan developer, kecuali dalam kontraktor tidak
terlibat kegiatan investasi (pendanaan proyek) dan penjualan core/jaringan. Proses tersebut berupa disain dan
engineering, marine survey dan perijinan, pemesanan kabel dan kapal, kemudian penggelaran kabel, tes dan
commissioning.

Pendapatan

Pendapatan dari bisnis kontraktor pada tahun 2019 bernilai Rp 147.337 juta, dan menyumbang 32,99%% dari
total pendapatan Perseroan. Sedangkan pada tahun 2018 mencapai Rp 10.436 Juta atau menyumbangkan 2,56%
dari total pendapatan Perseroan. Peningkatan pendapatan jasa kontraktor pada tahun 2019 terutama berasal dari
pengerjaan pembangunan SKKL Tj. Pandan – S. Kakap.

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni 31 Desember
Jasa Kontraktor
2020 2018 2019
UJB Core - 5.594 -
SKKL Tj. Pandan – S. Kakap 7.081 - 101.549
Lainnya 28.199 4.842 45.788
Total 35.280 10.436 147.337

Persaingan

Perseroan merupakan perusahaan yang sudah tak asing lagi di bisnis Sistem Komunikasi Kabel Laut
(SKKL). Perseroan sudah berpengalaman di bisnis infrastruktur backbone telekomunikasi sejak 26 tahun lalu.
Sampai saat ini di Indonesia Perseroan masih merupakan satu-satunya perusahaan yang membangun SKKL
dalam satu paket, artinya mulai dari survey, pengadaan material, sampai dengan penggelaran kabel laut itu
sendiri. Berdasarkan data yang dikeluarkan di Juni 2020 oleh Business Market Insights disebutkan bahwa
Indonesia merupakan negara dengan pemakai internet ke empat terbesar di dunia yaitu sebesar 175,4 juta
pengguna internet per Januari 2020 naik 17% dari tahun 2019. Permintaan yang meningkat dari tahun ke tahun
atas permintaan bandwith, kebijakan pemerintah yang mendukung digitalisasi ekonomi akan mendorong juga
kebutuhan infrastruktur untuk jaringan kabel laut. Dari sisi revenue untuk tahun 2019, menurut Business
Market Insight disebutkan bahwa nilai pasar dari bisnis kabel laut di Indonesia sebesar USD 81,2 juta dan di
prediksi sebesar USD 220,5 juta di tahun 2027. Jika diperhatikan terhadap revenue Perseroan untuk bisnis
pekerjaan kabel bawah laut (developer dan kontraktor) di tahun 2019 menyumbang sekitar 27% dan jika
diasumsikan 30% dari nilai pasar bisnis kabel laut tahun 2018 adalah untuk jasa pemeliharaan, maka Perseroan
baru menyumbang sekitar 29% atas bisnis ini. Sehingga atas semua lini bisnis Perseroan, masih terbuka banyak
peluang untuk masa-masa mendatang.

Jika diurutkan dari kontribusi pendapatan Perseroan, maka dalam kegiatan usaha sebagai Developer jaringan
fiber optic pesaing Perseroan di antaranya adalah operator telekomunikasi, yang mempunyai kebijakan bisnis
untuk memiliki dan mengoperasikan jaringan telekomunikasi sendiri, baik untuk jaringan utama maupun back-
up, seperti Telkom, Indosat, XL dan Moratelindo. Para operator telekomunikasi ini juga merupakan pelanggan
Perseroan. Namun pada umumnya para perusahaan ini tidak mau membuat jaringan optic sendiri di karenakan
investasi yang sangat mahal dan kenyataannya hanya beberapa core saja yang terpakai atau banyak core sisa
yang tidak terpakai dari pembangunan tersebut, oleh karena itu para perusahaan telekomunikasi ini lebih efisien
membeli core dari Perseroan dengan jumlah core yang sesuai kebutuhan saja sehingga menghemat biaya
investasi.
Selanjutnya dalam kegiatan usaha pemeliharaan jaringan, Perseroan memiliki beberapa pesaing seperti PT.
Telkom Infra, SEAIOCMA, PT. Sarana Global Indonesia.

Terakhir, dalam kegiatan usahanya sebagai Kontraktor jaringan fiber optic, Perseroan banyak menghadapi
persaingan, seperti dalam konstruksi jaringan darat pesaingnya adalah PT. Merbau, Era Bangun Jaya, PT. SCKP
(Sumber Cemerlang Kencana Permai). Sedangkan dalam konstruksi jaringan bawah laut pesaing Perseroan di
antaranya adalah PT. Telkom Infra, PT. BNP (Bina Nusantara Perkasa), PT. Limin Marine & Offshore.

15.2. Keunggulan Bersaing

Bisnis utama Perseroan adalah penyediaan jaringan infrastruktur telekomunikasi fiber optik dalam bentuk
penjualan core secara IRU (Indefeasible Right of Use) atau dalam bentuk sewa 15 tahun (Developer),
penyediaan jasa pemeliharaan jaringan kabel darat dan laut milik sendiri maupun milik pihak lain (Managed
Service), juga menyediakan layanan pembangunan jaringan fiber optik milik pihak lain (Kontraktor).

Berikut merupakan pemaparan singkat mengenai keunggulan bersaing Perseroan di industri telekomunikasi di
Indonesia:

Hubungan yang Kuat dengan Operator Telekomunikasi di Indonesia

Pembeli jaringan telekomunikasi Perseroan (terkait bisnis developer) dan pengguna jasa Perseroan (terkait bisnis
kontraktor dan layanan pemeliharaan) utamanya adalah operator telekomunikasi dan NAP besar di Indonesia.
Sekitar 45% dari pendapatan jasa pemeliharaan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019
berasal dari operator telekomunikasi terbesar di Indonesia: Telkom, Indosat dan Moratelindo. Hubungan baik
yang telah dibina sejak lama dengan operator telekomunikasi besar di Indonesia mendukung upaya Perseroan
dalam mengidentifikasi peluang menyediakan jaringan maupun layanan pemeliharaan jaringan untuk memenuhi
kebutuhan operator telekomunikasi. Perseroan berkeyakinan bahwa keahlian Perseroan dalam membangun
jaringan kabel bawah laut dan menyediakan layanan pemeliharaan merupakan kehandalan yang unik dimana
setiap jaringan baru yang dibangun ditawarkan kepada para operator telekomunikasi dengan harapan
menyediakan infrastruktur yang lebih efisien dan handal. Selain itu Perseroan dalam berbisnis tidak memasuki
kegiatan usaha yang sama yang dilakukan pelanggannya, yaitu operator telekomunikasi.

Industri Telekomunikasi dan Informatika Indonesia yang Terus Berkembang

Berdasarkan data dari Statista, penetrasi telepon selular Indonesia adalah sebesar 73% pada tahun 2019. Selain
itu penetrasi pengguna internet mencapai 53% pada tahun 2019, berdasarkan Internet World Stats. Transformasi
digitalisasi yang didukung Pemerintah dalam menghadapi era industri 5.0, akan mendorong perkembangan
kebutuhan akan komunikasi dan informatika dan untuk itu diperlukan pemerataan pembangunan infrastruktur
telekomunikasi Indonesia secara masif dan terarah.

Operator telekomunikasi fokus kepada pengembangan jaringan dan memberikan layanan kepada pelanggan. Jika
seluruh infrastruktur yang diperlukan harus dibangun sendiri oleh operator, maka akan membutuhkan modal
yang sangat besar. Karena itu Perseroan membuka kesempatan kepada para operator atau NAP (Network Access
Provider) untuk membeli atau menyewa jaringan tersebut dari Perseroan dalam rangka memenuhi cakupan area
layanan yang lebih luas tetapi dengan pengeluaran modal yang jauh lebih rendah daripada membangun sendiri.
Hal ini menjadi unique positioning Perseroan dalam mendukung kebutuhan industri telekomunikasi untuk
infrastruktur yang handal dan merata sekaligus peluang untuk pengembangan usaha Perseroan.

Perjanjian Layanan Pemeliharaan Berjangka Panjang Memberikan Kepastian akan Pendapatan


Berulang (recurring) di Masa Mendatang

Umumnya pelanggan Perseroan yang membeli jaringan (core) yang dibangun Perseroan akan memberikan
kepercayaan juga kepada Perseroan untuk melakukan pemeliharaan terhadap jaringan tersebut, hal ini untuk
mengantisipasi putusnya kabel atau turunnya kualitas jaringan.
Sejalan dengan makin banyaknya jaringan baru yang dibangun Perseroan (terakhir Proyek Damai, Medan –
Dumai yang diharapkan akan selesai pada tahun 2020) maka pendapatan layanan pemeliharaan ini semakin
besar dari tahun ke tahun. Pendapatan ini bersifat berulang dan mudah diprediksi. Per 31 Desember 2019, rata-
rata sisa periode perjanjian jasa pemeliharaan adalah sekitar
12 tahun. Pendapatan dari layanan pemeliharaan pada tahun-tahun terakhir telah menyumbang 23-25% dari
keseluruhan total pendapatan, atau mengalami kenaikan dari kondisi kontribusi 16% di tahun sebelumnya.
Perseroan meyakini bahwa bisnis jasa pemeliharaan jaringan ini akan terus tumbuh dan menjadi backbone
operasional dan keuangan Perseroan karena recurring element yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan bisnis
developer maupun kontraktor.

Pengalaman Membangun dan Memelihara Jaringan Kabel Bawah Laut yang Ekstensif
Didukung oleh Tim Manajemen yang Berpengalaman

Perseroan dimiliki oleh Bp Galumbang Menak yang memiliki pengalaman luas dalam membangun berbagai
jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Perseroan memiliki pengalaman membangun jaringan
telekomunikasi sejak tahun 2004 dimulai dari pekerjaan sebagai kontraktor jaringan terestrial dan inland (darat)
dan berkembang sebagai developer jaringan kabel telekomunikasi bawah laut dan penyedia layanan
pemeliharaan jaringan. Kemampuan membangun, berinvestasi dan menjual, serta memelihara jaringan didukung
tim manajemen yang memiliki keahlian dalam bidang keteknisan khususnya telekomunikasi dan hubungan
yang baik dengan pelanggan, surveyor, pemasok kabel dan peralatan dan pejabat pemerintah terkait perijinan,
sehingga Perseroan mampu menyelesaikan pembangunan jaringan pada waktu yang telah ditentukan.

Sinergi dengan Kegiatan Usaha Pemegang Saham

Bp Galumbang Menak sebagai pemegang saham mayoritas di Perseroan (99%) memiliki kepemilikan saham
sebanyak 42,5% di Moratelindo yang merupakan salah satu operator telekomunikasi pelanggan Perseroan.
Sebagian besar jaringan kabel bawah laut yang dibangun Perseroan telah dibeli oleh Moratelindo. Meskipun
Perseroan tidak mengandalkan bisnisnya kepada Moratelindo, namun dalam beberapa kali kebijakan investasi
jaringan baru Perseroan telah melibatkan Moratelindo dalam penjualan jaringan dan menyediakan jasa kontruksi
dan pemeliharaan kepada pihak Moratelindo.

Marjin keuntungan yang tinggi

Bisnis Perseroan baik sebagai developer dan penyedia layanan pemeliharaan memiliki marjin keuntungan yang
relatif tinggi sehingga mendukung arus kas yang kuat dan stabil untuk kegiatan operasional. Marjin EBITDA
pada beberapa tahun terakhir berada di kisaran 35%. Perseroan berkeyakinan akan adanya permintaan jaringan
yang sustainable dari para operator telekomunikasi di masa mendatang mengingat kebutuhan akan bandwidth
yang terus tumbuh, dan menghadapi teknologi baru (5G dan lain-lain) yang membutuhkan kapasitas jaringan
telekomunikasi yang lebih besar.

Teknologi

Fiber optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan
lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah dari sinar laser.

Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena
indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat
sempit. Kecepatan transmisi fiber optik sangat tinggi sehingga sangat baik digunakan sebagai saluran
komunikasi.

Perkembangan teknologi fiber optik saat ini, telah dapat menghasilkan atenuasi kurang dari 20 decibels
(dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar, maka mampu dalam mentransmisikan data menjadi lebih
banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian fiber optik sangat
cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi.
Saat ini, belum ada teknologi yang lebih efisien (dalam hal besaran kapasitas yang dihantarkan dan biaya) dan
dapat menggantikan kabel fiber optik sebagai media penghantar sistem telekomunikasi. Kabel fiber optik masih
menjadi pilihan utama dari para operator dan NAP dalam membangun jaringan telekomunikasi di Indonesia.

Perseroan dan Perusahaan Anak berkomitmen untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi yang terbaru dan
menggunakannya untuk mendukung kegiatan operasi Perseroan terutama teknologi untuk mendukung layanan
NOC dalam traffic monitoring dan patroli laut.

15.3. PROSPEK DAN STRATEGI USAHA

15.3.1. Prospek Usaha

Prospek pertumbuhan Perseroan terkait dengan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Faktor-
faktor yang mendukung perkembangan infrastruktur telekomunikasi antara lain:

a. Jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 264 juta jiwa dengan penetrasi internet yang
masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya
b. Luas wilayah Indonesia 1,9 juta km2 dengan pulau-pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke,
di mana belum semua wilayah Indonesia terjangkau oleh jaringan internet
c. Pertumbuhan mobile internet dan pertumbuhan penggunaan social media menjadi pemicu untuk
pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi secara masif.
d. Adopsi bisnis e-commerce di Indonesia pada awal tahun 2020 merupakan yang tertinggi di dunia
sehingga membutuhkan dukungan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang handal

Dengan potensi kebutuhan yang besar tersebut, maka Perseroan masih memiliki kesempatan yang luas untuk
mendukung penyediaan jaringan telekomunikasi yang handal dan menjangkau seluruh Indonesia.

Kesempatan dalam Meningkatkan Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki potensi dan kesempatan yang sangat besar untuk dapat
meningkatkan daya saingnya dengan berinvestasi pada industri telekomunikasi berikut infrastruktur
pendukungnya.

Pertumbuhan populasi penduduk di Indonesia tercatat stabil di posisi 1,3% CAGR (Constant Annual Growth
Rate) per tahun nya selama 5 tahun terakhir. Dengan memegang posisi ke-4 di dunia dengan jumlah populasi
sebesar 264 juta jiwa, hal ini menjadi faktor penting dalam prospek usaha Perseroan ke depan dimana populasi
yang bertumbuh membuat jumlah pengguna internet semakin besar.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam periode 5 tahun terakhir tercatat berkisar di posisi 5% per tahun. Hal ini
merupakan suatu pencapaian yang cukup baik di tengah perekonomian global yang bergejolak. Ekonomi negara
sebagai salah satu yang mencerminkan kemampuan konsumsi masyarakat sangatlah penting untuk pertumbuhan
pendapatan Perseroan.

Beberapa hal yang harus ditingkatkan oleh Indonesia agar dapat bersaing dengan negara-negara maju adalah
akses informasi (connectivity) yang akan terkait erat dengan pemerataan jaringan telekomunikasi di seluruh
wilayah Indonesia. Pemerataan jaringan telekomunikasi ini tentunya memerlukan pembangunan jaringan
infrastruktur telekomunikasi yang masif.
Berikut ini adalah gambaran mengenai penetrasi internet Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya di Asia
Tenggara (Internet World Stats, 2019).

Sumber:Internet World Stats

Dari gambar tersebut memperlihatkan bahwa jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara,
penetrasi internet Indonesia masih di bawah penetrasi internet negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini disebabkan
oleh wilayah Indonesia yang lebih luas dibandingkan negara-negara tersebut dengan pulau-pulau yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke.

Berdasarkan survey APJII 2019, pengguna internet Indonesia telah mencapai 171 juta pengguna. Jika dilihat dari
kontribusi pengguna internet dari total pengguna internet Indonesia, dapat dilihat bahwa kontribusi terbesar
pengguna internet Indonesia adalah di pulau Jawa dan Sumatera seperti pada ilustrasi berikut ini.

Sumber:APJII

Dari gambaran tersebut menunjukkan bahwa masih terbuka kesempatan bagi Perseroan untuk
mengembangkan infrastruktur fiber optik di daerah-daerah yang belum terjangkau tetapi memiliki potensi yang
besar. Terkait dengan rencana pemindahan ibukota negara ke pulau Kalimantan, merupakan potensi yang layak
dipertimbangkan untuk pengembangan internet ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Kualitas internet menjadi kunci penting dalam pertumbuhan-pertumbuhan tersebut. Kecepatan internet Indonesia
masih tertinggal jika dibandingkan kecepatan internet di negara-negara lain. Berikut ini data dari Speedtest
Januari 2020 yang menggambarkan kecepatan mobile internet di beberapa negara.

Sumber: Speedtest

Rendahnya kecepatan internet di Indonesia membuka kesempatan yang besar bagi Perseroan untuk
meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur secara massif untuk meningkatkan kualitas internet di
Indonesia. Perseroan merupakan salah satu pemain utama yang mengembangkan infrastruktur berupa kabel serat
optik ke seluruh wilayah Indonesia.

Berdasarkan data Kominfo 2018, cakupan 4G di wilayah Indonesia pada saat itu telah mencakup 423
kabupaten (82%), 5300 kecamatan (79%) dan untuk wilayah desa tercakup 74% di mana masih terdapat 83.491
desa/kelurahan yang belum terpapar sinyal. Meski dengan penetrasi internet dan kecepatan internet yang masih
rendah, data statistik pengguna internet Indonesia cukup menjanjikan. Pertumbuhan mobile internet Indonesia
pada tahun 2019 adalah 124% jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya sebagaimana data dari We are
Social 2020 berikut ini.

Sumber: We Are Social

Penetrasi pengguna sosial media Indonesia adalah 59% dari total penduduk Indonesia dengan durasi penggunaan
social media rata-rata 3 jam 26 menit per hari. Gambaran pengguna sosial media Indonesia pada tahun 2019
adalah sebagai berikut (We are Social, Jan 2020):
- Urutan ke 3 untuk pengguna Facebook
- Urutan ke 4 untuk pengguna Instagram
- Urutan ke 3 untuk pengguna Twitter
Sumber: We Are Social

Pertumbuhan sosial media Indonesia sangat menjanjikan karena berada di posisi ke 3 di bawah India dan China
(We are Social, 2020).

Sumber: We Are Social

Ekonomi internet Asia Tenggara menjadi salah satu yang paling cepat berkembang di dunia, pertumbuhan ini
sejalan dengan pertumbuhan penggunaan smartphone yang tinggi. Ekonomi internet Asia Tenggara mencapai $
100 miliar pada 2019 dan prediksi menjadi tiga kali lipat pada tahun 2025. Indonesia merupakan kontributor
terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi internet di Asia Tenggara dengan kontribusi sebesar $ 40 miliar
(Bloomberg, 2019).

Pada bulan Januari 2020, adopsi e-commerce di Indonesia berada pada posisi pertama dibandingkan dengan
negara-negara lainnya (We Are Social, Jan 2020).

Sumber: We Are Social


Rata-rata nilai pembelanjaan penduduk Indonesia untuk online shopping adalah sebesar Rp 3,19 juta per orang
per tahun.

Melihat potensi yang besar tersebut maka masih terbuka kesempatan bagi Perseroan untuk 5 – 10
tahun ke depan untuk membangun infrastruktur kabel serat optik ke seluruh wilayah Indonesia secara masif.

Penambahan jaringan serat optik secara masif menjadi salah satu tulang punggung atas peningkatan kualitas
internet di Indonesia. Perseroan adalah salah satu pemain utama yang mengembangkan infrastruktur fiber optik.
Beberapa faktor yang turut mendukung potensi tersebut :

1. Kebutuhan Jaringan Internasional

Meningkatnya traffic penggunaan internet di Indonesia dalam mengakses situs internasional seperti
Facebook dan Google menyebabkan naiknya akses bandwidth internasional sehingga menjadi faktor yang
patut dipertimbangkan dalam mempersiapkan masa depan digital Indonesia. Kapasitas internasional
Indonesia saat ini masih sangat terbatas, dengan kapasitas 0,01 megabytes per second (mpbs) per
pengguna, dibandingkan dengan pengguna di Singapura sebesar 2,74 megabytes per second (mbps)
per pengguna.

2. Kebutuhan Jaringan local

Traffic data para pengguna internet di Indonesia diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun,
sehingga akan menyebabkan tekanan yang berat terhadap kapasitas jaringan domestik (jaringan kabel fiber
optik bawah laut dan darat). Untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband, peningkatan kapasitas dan
konektivitas internet di berbagai wilayah di Indonesia merupakan hal penting yang harus dilakukan.

3. Infrastruktur 4G

Cakupan 4G di Indonesia masih berada di tingkat yang cukup rendah, yakni 55% cakupan secara nasional
pada tahun 2018. Pertumbuhan e-commerce Indonesia yang tertinggi di dunia, peningkatan mobile
entertainment, dan game content mendorong peningkatan kebutuhan Indonesia dalam meningkatkan
kualitas dan kapasitas konentivitas internet.

Digitalisasi di Indonesia

Era digital merupakan bagian dari revolusi industri 4.0. Revolusi ini memiliki potensi untuk mengubah setiap
aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari pembentukan kembali proses pengambilan keputusan, meningkatkan
pengalaman user (pelanggan), menciptakan model bisnis baru dan pengoptimalan suatu rantai bisnis untuk
mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Masyarakat Indonesia pemakai ponsel cerdas diperkirakan
mencapai 70-an juta jiwa di tahun 2019 dengan pertumbuhan 12% per tahun, serta pengguna internet dengan
durasi rata-rata penggunaan 3 jam per hari mendukung terjadinya revolusi digital di masa mendatang.

Revolusi digital didorong oleh empat jenis teknologi yang pertumbuhannya relatif pesat dalam beberapa tahun
terakhir ini dan secara signifikan memberikan dampak terhadap ekonomi global, yaitu:

1. Mobile Internet

Penggunaan perangkat mobile untuk mengakses internet di Indonesia pada tahun 2018 telah mencapai 87%.
Perangkat mobile telah menggantikan jaringan fixed line untuk mengakses internet. Karena itu untuk
mendukung jaringan internet yang lebih luas dan masif dibutuhkan semakin luasnya jangkauan
infrastruktur, terutama untuk meningkatkan penetrasi jaringan fixed line.
2. Cloud Technology

Adopsi cloud computing diprediksi akan terus bergerak naik. Hal ini didorong oleh berbagai manfaat
cloud computing yang dirasakan oleh perusahaan yaitu kemudahan deployment, skalabilitas, fleksibilitas
dan penghematan biaya perusahaan. Organisasi membutuhkan cloud untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan. Sehingga berbagai sektor bisnis dan industri telah melakukan transformasi digital
tersebut.

Pertumbuhan adopsi cloud computing diprediksi Gartner, Forrester, maupun IDC akan terus
meningkat. Gartner maupun Forrester memroyeksikan pasar cloud akan mencapai sekitar US$200 miliar,
atau meningkat sekitar 17-20 persen dari tahun sebelumnya. Sementara IDC memprediksi enam puluh
persen dari seluruh pengeluaran untuk infrastruktur TI dan 60-70 persen pengeluaran untuk software,
layanan, dan teknologi di tahun 2020 akan berbasis cloud (CNBC Indonesia, 2019).

Pertumbuhan Cloud Computing tersebut harus didukung dengan pemerataan jaringan telekomunikasi
Indonesia secara lebih masif.

3. Internet of Things (IoT)

Mengacu kepada hasil laporan Cisco VNI Forecast bahwa total perangkat yang terhubung dengan internet
pada tahun 2015 mencapai sekitar 401 juta perangkat. Diprekdiksi pada tahun 2020 perangkat yang
terhubung dengan internet akan menjadi 212 miliar perangkat dan akan ada lebih dari 30 miliar sensor yang
akan terhubung ke jaringan (TechinAsia, 2015). Aplikasi IoT ini juga akan mengalami peningkatan di
Indonesia dimana penambahan perangkat ini akan mempengaruhi peningkatan kebutuhan internet secara
signifikan. Hal ini juga terkait dengan munculnya model- model bisnis baru menggunakan aplikasi yang
memudahkan pengguna atau menawarkan solusi, serta produk-produk inovatif seperti mobil tanpa
pengemudi atau rumah pintar.

4. Big Data and Advance Analytics

Kebutuhan transmisi data dan pengolahan data dalam jumlah yang sangat besar sangat dibutuhkan dalam
membantu proses bisnis di Indonesia di berbagai sektor industri mulai dari sektor kesehatan, perdagangan,
pendidikan dan lain-lain. Karena itu dibutuhkan kecepatan internet yang memadai untuk mentransfer data
dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Keempat teknologi tersebut merupakan kunci dalam mempercepat perkembangan generasi digital Indonesia.
dimana Teknologi tersebut mampu secara efektif memberikan dasar yang kuat sebagai tujuan investasi dan
keuntungan produktivitas untuk masa depan Indonesia. Karena itu dukungan infrastruktur telekomunikasi yang
memadai sangat dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan generasi digital Indonesia.

Rencana Pitalebar Indonesia

Selain daripada faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya, prospek pertumbuhan industri telekomunikasi di
Indonesia saat ini juga didukung oleh pemerintah lewat program-programnya. Pemerintah telah menyusun
rencana pembangunan pitalebar nasional yang dituangkan dalam Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019 dan
ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014. Pitalebar dalam Rencana Pitalebar Indonesia
2014-2019 didefinisikan sebagai akses internet dengan jaminan konektivitas selalu tersambung, terjamin
ketahanan dan keamanan informasinya serta memiliki kemampuan triple-play dengan kecepatan minimal 2
Mbps untuk akses tetap (fixed broadband) dan 1 Mbps untuk akses bergerak (mobile broadband). Dalam
beberapa tahun ke depan, pembangunan pitalebar nasional direncanakan dapat memberikan akses tetap di
wilayah perkotaan ke 71% rumah tangga (20 Mbps) dan 30% populasi, serta akses bergerak ke seluruh populasi
(1 Mbps). Adapun di wilayah perdesaan, prasarana pitalebar akses tetap diharapkan dapat menjangkau 49%
rumah tangga (10 Mbps) dan 6% populasi, serta akses bergerak ke 52% populasi (1 Mbps).
15.3.2. STRATEGI USAHA

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perseroan melakukan strategi usaha sebagai berikut:

a. Membangun jaringan telekomunikasi baru yang strategis

Secara umum, Perseroan secara konsisten mengindentifikasi kebutuhan jaringan telekomunikasi baru yang
strategis dan feasible untuk dibangun. Hal tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan
bisnis developer Perseroan. Perseroan juga berkeyakinan bahwa pembangunan jaringan telekomunikasi yang
strategis dan berkelanjutan akan memperkuat posisi Perseroan sebagai salah satu penyedia infrastruktur
telekomunikasi utama di Indonesia.

Secara khusus, Perseroan saat ini sedang melakukan assessment untuk pembangunan jaringan telekomunikasi
yang menghubungkan Jawa – Bali – NTT – Sulawesi – Kalimantan dengan beberapa pertimbangan seperti
rencana perpindahan ibukota baru ke Kalimantan dan adanya kebutuhan jaringan dari beberapa Operator maupun
NAP.

b. Menjadi Market Leader dalam industri jasa pemeliharaan jaringan telekomunikasi

Secara umum, pengembangan bisnis jasa pemeliharaan jaringan telekomunikasi Perseroan adalah hal yang
harus dilakukan karena memberikan kepastian pendapatan yang lebih tinggi bagi Perseroan. Manajemen percaya
bahwa kunci sukses dari strategi ini terletak pada kemampuan untuk mengembangkan hubungan jangka panjang,
menggali potensi dan sinergi dan secara konsisten terus bekerja dengan kinerja terbaik untuk memenuhi
kebutuhan operator telekomunikasi. Perseroan juga berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan terkait SLA
dengan berinvestasi pada peralatan penunjang, akses informasi dan software pendukung sehingga proses
monitoring dan perbaikan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih pendek.

Ada 2 (dua) variabel yang mendorong pertumbuhan bisnis jasa pemeliharaan jaringan Perseroan yaitu:
1) Pengembangan bisnis developer Perseroan yang berkelanjutan. Hal ini akan mendorong pertumbuhan
bisnis jasa pemeliharaan jaringan dengan kewajiban kontrak jasa pemeliharaan selama 15 tahun antara
Perseroan dan pembeli jaringan Perseroan.
2) Pengembangan bisnis jasa pemeliharaan untuk jaringan telekomunikasi yang bukan dibangun oleh bisnis
developer Perseroan. Perseroan secara konsisten terus membidik peluang untuk kontrak-kontrak jasa
pemeliharaan jaringan di luar dari jaringan developer Perseroan dengan cara menawarkan layanan yang
berkualitas dengan harga yang terukur. Hal ini dimungkinkan karena pengalaman dan kesiapan infrastruktur
existing milik Perseroan dalam industri jasa pemeliharaan jaringan telekomunikasi selama ini.

c. Memaksimalkan penjualan jaringan telekomunikasi existing Perseroan

Perseroan juga fokus untuk meningkatan pendapatan dari penjualan core yang masih tersisa dari jaringan
telekomunikasi existing milik Perseroan. Hal ini dilakukan untuk memastikan target ROI (Return of
Investment) proyek developer tercapai, meningkatan pendapatan Perseroan dan mendorong pertumbuhan bisnis
jasa pemeliharaan jaringan.

d. Melakukan efisiensi baik dalam tahapan investasi maupun operasional

Perseroan berusaha untuk melakukan efisiensi baik dalam hal pekerjaan investasi, yaitu dengan mengupayakan
pembelian kapal penggelar kabel, alat tanam kabel (Trencher) serta penurunan beban operasional dengan
melakukan evaluasi terus menerus terhadap biaya operasional rutin dan melakukan optimalisasi dan perubahan
metode operasional dan pemeliharaan sesuai dengan perkembangan teknologi, termasuk mengadakan people
development program secara konsisten melalui pelatihan secara internal maupun external untuk peningkatan
kapasitas dan sertifikasi para karyawan Perseroan.

Hal-hal tersebut di atas memungkinkan Perseroan tidak hanya meningkatkan efisiensi secara operasional tetapi
juga memperluas cakupan jasa kontruksi dan jasa pemeliharaan yang dapat ditawarkan kepada para operator dan
NAP.
15.4. Pemasaran dan Penjualan

Suatu jaringan kabel telekomunikasi dibangun di suatu daerah berdasarkan adanya kebutuhan dari para operator
telekomunikasi. Kebutuhan ini tentunya berdasarkan studi dan research yang dilakukan oleh para operator
telekomunikasi itu sendiri. Untuk bisnis developer kebutuhan dari para operator ini akan dikaji lebih dalam
secara internal oleh Perseroan untuk menentukan potensi pembeli atau pelanggan terhadap keseluruhan core
kabel yang akan dibangun. Sepanjang potensi pelanggan ada terhadap semua core kabel maka Perseroan akan
membangun di daerah manapun.

Untuk bisnis kontraktor, Perseroan menargetkan tingkat margin tertentu, sepanjang margin dapat di capai
maka Perseroan akan membangun di daerah manapun di wilayah Indonesia. Untuk saat ini produk
Perseroan yaitu jaringan kabel telekomunikasi dipasarkan sekitar 95% terfokus di pasar domestik dimana
pelanggan – pelanggan Perseroan adalah para operator telekomunikasi, Network Access Provider (NAP), dan
Internet Service Provider (ISP).

Penjualan dari jaringan kabel telekomunikasi tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan yang di tuangkan
dalam suatu perjanjian kontrak dengan pelanggan. Sistem penjualan dilakukan dengan cara kesepakatan
langsung antara Perseroan dengan kantor pusat dari para operator telekomunikasi.

15.5. Kebijakan Riset dan Pengembangan

Terkait dengan kebijakan riset dan pengembangan usaha Perseroan dalam 2 (dua) tahun terakhir (2019-2020),
Perseroan telah melakukan beberapa upaya antara lain:

- Sertifikasi training UJ Qualification using H9002 technologies, UQJ Qualification using kit 30002, Up-
Graded in two cable type (PTO) yang diselenggarakan di Inggris oleh Global Marine di tahun 2019.
Sertikasi ini memberikan peningkatan kapabilitas Perseroan untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan kabel
laut yang lebih ekstensif dari sebelumnya. Untuk saat ini, Perseroan adalah satu-satunya perusaahaan lokal
di Indonesia yang mempunyai sertifikasi ini.
- Sertifikasi training untuk Multi Purpose Joint Closure Qualification type MPJC 01 Jointer For Submarine
Cable yang di selenggarakan oleh PT Communication Cable System Indonesia di tahun 2019. Dengan
sertifikasi ini meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap kompetensi yang dimiliki Perseroan dalam
penggelaran dan pemeliharaan kabel laut.
- Kerjasama dengan Cornerstone dalam pengembangan Trencher Equipment yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan burial (penanaman) kabel laut. Dengan adanya Trencher equipment ini akan
mendukung kegiatan usaha utama Perseroan dalam melakukan penggelaran kabel laut. Kerjasama ini
dilakukan di tahun 2019
- Pembangunan dan pengembangan Traffic Monitoring di tahun 2018 untuk mendukung layanan bisnis Jasa
Pemeliharaan.

Total biaya yang dikeluarkan untuk riset dan pengembangan di tahun 2019 adalah Rp. 7,4 milliar atau sekitar 8%
dari pendapatan bersih di tahun 2019 dan sebesar Rp. 4,1 miliar di tahun 2018 atau sekitar 5% dari pendapatan
bersih di tahun 2018.

15.6. Sertifikasi dan Penghargaan

Berikut merupakan uraian sertifikasi yang diperoleh oleh Perseroan:

No. Nama Sertifikasi Jenis Sertifikasi Institusi Tanggal Masa Berlaku


1 Certificate of Approval ISO BS Occupational Health & Safety DAS Certification 19 Agustus 2019 –
OHSAS 18001:2007 10 Oktober 2020
2 Certificate of Approval ISO Environmental Management DAS Certification 18 Agustus 2019 –
14001:2015 System 06 Oktober 2020
3 Certificate of Approval ISO Quality Management System DAS Certification 19 Agustus 2019 –
9001:2015 09 Oktober 2020
Berikut merupakan uraian penghargaan yang diperoleh oleh Perseroan.

No. Nama Penghargaan Jenis Penghargaan Institusi Tahun


1 Award Certificate No. TV009JBE/5726 UJ Qualification using H9002 Global Marine Group 15 Maret 2019 –
technologies 14 Maret 2021
UQJ Qualification using kit
30002
Up-Graded in two cable type
(PTO)
2 Award Certificate No. TV009JBE/5727 UJ Qualification using H9002 Global Marine Group 15 Maret 2019 –
technologies 14 Maret 2021
UQJ Qualification using kit
30002
Up-Graded in two cable type
(PTO)

16. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Perseroan dan Perusahaan Anak memahami pentingnya HAKI, mengingat simbol, desain, nama, citra yang di
gunakan oleh Perseroan dan Perusahaan Anak di dalam dunia usaha merupakan buah karya dan kreasi yang
harus dilindungi. Perseroan dan Perusahaan Anak telah mendaftarkan merk yang dimiliki untuk melindungi dan
mencegah pihak lain menggunakan merk yang sama. Berikut ini adalah Hak Atas Kekayaan Intelektual yang
dimiliki dan/atau dikuasai oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Anak pada saat Prospektus ini diterbitkan:

Merek yang telah terdaftar atas nama Perseroan

Kelas Barang/ Jangka


No. Nomor Pendaftaran Etiket Pemilik Merek Keterangan
Jasa Waktu
1. IDM000405615 37 Sampai dengan Perseroan Didaftar
10
Oktober 2021
“TRIASMITRA”

Merek yang telah terdaftar atas nama TMI

Pemilik
No. Nomor Pendaftaran Etiket Kelas Barang/ Jasa Jangka Waktu Keterangan
Merek
1. IDM000729949 9 Sampai dengan TMI Didaftar
8 November
2028

“CASYSTEM”
2. IDM000784797 37 Sampai dengan TMI Didaftar
8 November
2028

“CASYSTEM”
3. IDM000784752 39 Sampai dengan TMI Didaftar
8 November
2028

“CASYSTEM”
4. IDM000784703 42 Sampai dengan TMI Didaftar
8 November
2028

“CASYSTEM”
5. IDM000784777 42 Sampai dengan TMI Didaftar
8 November
2028

“CASYSTEM”
17. ASURANSI

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan telah mengasuransikan aset-
asetnya, sebagai berikut:

Objek
No. Polis Penanggung Tertanggung Nilai
Jangka Waktu
Pertanggungan Pertanggungan
01022314080355-
1 PT Pan PT BCAF QQ Vehicle
019783 143.750.000 27 Nopember 2017 -
Pacific TRIASMITRA MULTINIAGA
(APV BLIND) 27 Nopember 2021
Insurance INTERNASIONAL, PT
01022314080355- PT Pan PT BCAF QQ Vehicle
2 019785 27 Nopember 2017 -
Pacific TRIASMITRA MULTINIAGA 143.750.000
(APV BLIND) 27 Nopember 2021
Insurance INTERNASIONAL, PT
3 PT Pan PT BCAF QQ Vehicle
01022314080355- 143.750.000 27 Nopember 2017 -
Pacific TRIASMITRA MULTINIAGA
019784 (APV BLIND) 27 Nopember 2021
Insurance INTERNASIONAL, PT
PT. BANK CHINA Kantor & Ruko
PT Asuransi 1.101.000.000 1 Nopember 2020 -
4 12.900.0001.91263 CONSTRUCTION INDONESIA
Sinar Mas (Batam) 1 Nopember 2021
Tbk.
PT. BANK CHINA Kantor & Ruko
PT Asuransi 1.101.000.000 1 Nopember 2019 -
5 11.900.0001.54216 CONSTRUCTION INDONESIA
Sinar Mas (Batam) 1 Nopember 2020*
Tbk.
PT. BANK CENTRAL ASIA,
PT Asuransi Tbk KCU BINTARO QQ PT Bangunan Kantor
6 010201212000572 26 April 2020 -
393.600.000 26 April 2021
Umum BCA TRIASMITRA (Denpasar)
MULTINIAGA
PT Asuransi INTERNASIONAL 25 Januari 2020 to
Bangunan Kantor
PT. BANK CENTRAL ASIA,
7 106010220010003419 Tbk KCU BINTARO QQ PT 378.000.000
Umum BCA (Tabanan) 25 Januari 2021
JEJARING MITRA PERSADA
01-M-00001-001-02- PT Asuransi PT JEJARING MITRA Vehicle 12 Februari 2018 -
8 Raksa PERSADA QQ PT CIMB NIAGA (Mercedes Benz 727.500.000
2016 12 Februari 2023
Pratikara AUTO FINANCE GLC Class)
Vehicle
PT Asuransi Astra ASTRA SEDAYA FINANCE QQ 162.400.000 dan 19 Oktober 2019 -
9 ACN13 1587284519 (Daihatsu Gand
Buana JEJARING MITRA PERSADA 5.000.000 19 Oktober 2024
Max)
PT BANK MNC
PT MNC INTERNASIONAL, Tbk QQ PT 22 Juni 2020 - 22
10 10.03.01.20.06.0.00013 Asuransi TRIASMITRA MULTINIAGA Building (NOC) 8.240.000.000
Juni 2021
Indonesia INTERNASIONAL QQ PT
KETROSDEN TRIASMITRA
PT BANK MNC
PT MNC INTERNASIONAL, Tbk QQ PT 22 Juni 2020 - 22
11 10.03.01.20.06.0.00012 Asuransi TRIASMITRA MULTINIAGA Building (NOC) 8.240.000.000
Juni 2021
Indonesia INTERNASIONAL QQ PT
KETROSDEN TRIASMITRA

*)dalam proses perpanjangan

18. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usahanya, Grup Triasmitra mengadakan transaksi dengan pihak-pihak berelasi terutama meliputi
transaksi keuangan lainnya. Tabel berikut ini adalah ikhtisar pihak-pihak berelasi yang bertransaksi dengan
Perseroan, termasuk sifat hubungan dan sifat transaksinya:

No Pihak-pihak Terafiliasi Sifat Hubungan Sifat Transaksi


1. PT Gema Lintas Benua Entitas induk utama Transaksi keuangan lainnya
2. PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara Entitas induk langsung Transaksi keuangan lainnya
3. Terawave Pte, Ltd Entitas Asosiasi Transaksi keuangan lainnya
4. PT Mora Telematika Indonesia Kepemilikan sama terikat Pendapatan, piutang usaha, beban pokok
pendapatan dan utang usaha
Transaksi keuangan lainnya dari dan kepada pihak berelasi per 30 Juni 2020, 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni 31 Desember
Keterangan 2020 2019 2018

Piutang usaha
PT Mora Telematika Indonesia 38.342 21.670 5.921

Tagihan bruto kepada pemberi kerja


PT Mora Telematika Indonesia 3.739 - -

Uang muka dan biaya dibayar dimuka


PT Mora Telematika Indonesia 11 1.307

Piutang lain-lain
PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara 90.024 90.024 54.813
Terawave Pte, ltd 34.260 33.299 27.421

Utang usaha
PT Gema Lintas Benua 35.629 35.629 31.129
PT Mora Telematika Indonesia 1.112 2.249 1.953

Utang lain-lain
Tn. Vidcy Octory 7.190 6.716 1.610
Tn. Petrus Sartono - - 180
Tn. Dani Samsul 100 - -

Pendapatan diterima dimuka


PT Mora Telematika Indonesia - - 195.458

Pendapatan
PT Mora Telematika Indonesia 23.510 151.730 304.015

Kompensasi yang dibayar atau terutang pada manajemen kunci atas jasa kepagawaian per 30 Juni 2020, 31
Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing adalah sebesar Rp4.060 juta, Rp1.230 juta dan Rp3.600
juta.

Seluruh transaksi dengan pihak berelasi tersebut telah dan akan senantiasa untuk selanjutnya dilakukan dengan
syarat dan ketentuan yang wajar sebagaimana apabila dilakukan dengan pihak ketiga (arm’s length).
IX. PERPAJAKAN

Pajak atas penghasilan yang diperoleh dari kepemilikan Obligasi yang diterima atau diperoleh Pemegang
Obligasi diperhitungkan dan diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2019 tanggal 7 Agustus 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2009 tanggal 9 Februari 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan
Berupa Bunga Obligasi, penghasilan yang diterima atau diperoleh bagi Wajib Pajak berupa bunga obligasi dan
diskonto obligasi dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final.

a. atas bunga dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) sebesar: (i) 15% (lima belas
persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan (ii) 20% (dua puluh persen) atau sesuai
dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain
bentuk usaha tetap dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi;

b. atas diskonto dari obligasi dengan kupon sebesar: (i) 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam
negeri dan bentuk usaha tetap; dan (ii) 20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan
persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap, dari
selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan;

c. atas diskonto dari obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) sebesar: (i) 15% (lima belas persen) bagi
Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan (ii) 20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif
berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha
tetap, dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi; dan

d. atas bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana dan
Wajib Pajak dana investasi infrastruktur berbentuk kontrak investasi kolektif, dana investasi real estat
berbentuk kontrak investasi kolektif, dan efek beragun aset berbentuk kontrak investasi kolektif yang
terdaftar atau tercatat pada OJK sebesar: (i) 5% (lima persen) sampai dengan tahun 2020; dan (ii) 10%
(sepuluh persen) untuk tahun 2021 dan seterusnya.

Pemotongan pajak yang bersifat final tersebut tidak dikenakan terhadap bunga atau diskonto yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak:

a. dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Undang-Undang No.36
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan;
dan

b. bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.

PERPAJAKAN PERSEROAN

Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (“PPh”), Pajak
Pertambahan Nilai (“PPN”), dan Pajak Bumi dan Bangunan (“PBB”). Perseroan telah memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.

Sebagai wajib pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), dan pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.
Selain itu, Perseroan telah menyampaikan SPT tahunan untuk tahun 2019 dan tahun 2018. Sampai dengan tanggal
Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak.

CALON PEMBELI OBLIGASI DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN UNTUK


BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT
PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PENERIMAAN BUNGA, PEMBELIAN, PEMILIKAN
MAUPUN PENJUALAN ATAU PENGALIHAN DENGAN CARA LAIN OBLIGASI YANG DIBELI
MELALUI PENAWARAN UMUM INI.
X. PENJAMINAN EMISI OBLIGASI

Berdasarkan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi,
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi yang namanya tercantum di bawah ini telah menyetujui untuk menawarkan
kepada Masyarakat Obligasi Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya
sebesar Rp700.000.000.000,- (tujuh ratus miliar Rupiah).

Masa Penawaran Awal (bookbuilding) akan dilakukan oleh Perseroan pada tanggal 30 November –
17 Desember 2020.

Perjanjian-perjanjian tersebut di atas merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan atau
perjanjian yang mungkin telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam perjanjian dan setelah itu
tidak ada lagi perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang isinya bertentangan dengan Perjanjian Penjaminan
Emisi Obligasi.

Obligasi ini dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan kesanggupan terbaik (best effort).
Susunan dan jumlah porsi serta persentase yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) adalah
sebagai berikut:

Penjamin Pelaksana Emisi Nilai Penerbitan (Rp)


No. dan Penjamin Emisi
Obligasi Seri A Seri B Jumlah (%)
1. PT Indo Premier Sekuritas 400.000.000.000 168.000.000.000 568.000.000.000 100,0
Jumlah 400.000.000.000 168.000.000.000 568.000.000.000 100,0

Sisa dari jumlah Pokok Obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar Rp132.000.000.000 (seratus tiga
puluh dua miliar Rupiah) akan dijamin secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort). Bila jumlah dalam
pernjaminan Kesanggupan Terbaik (Best Effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang
tidak terjual tersebut tidak akan menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi tersebut.

Selanjutnya Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi yang turut dalam Emisi Obligasi ini telah sepakat untuk
melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7.

Pihak yang bertindak sebagai Manajer Penjatahan atas Penawaran Umum ini adalah PT Indo Premier Sekuritas.

Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dengan tegas menyatakan tidak menjadi pihak yang memiliki Afiliasi atau
terasosiasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam
UUPM.

Jika terjadi hal-hal yang menyebabkan pembatalan atau penundaan Penawaran Umum, atau pengakhiran
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek sesuai ketentuan pada Bab XIV mengenai Tata Cara Pemesanan Obligasi
dalam Prospektus ini, maka Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi akan mengembalikan uang pemesanan paling
lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. Apabila uang pemesanan telah diterima oleh Perseroan,
maka pengembalian akan menjadi tanggungan Perseroan, yang pembayarannya akan dilakukan melalui KSEI.
Keterangan lebih lengkap mengenai pengembalian uang pemesanan dapat dilihat pada Bab XIV Prospektus ini.

Penentuan Tingkat Bunga Tetap Pada Pasar Perdana

Tingkat bunga tetap pada Obligasi ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi Perseroan dan
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi, dengan mempertimbangkan beberapa faktor dan parameter, yaitu hasil
penawaran awal (bookbuilding), kondisi pasar obligasi, benchmark kepada Obligasi Pemerintah (sesuai jatuh
tempo masing-masing Seri Obligasi), dan risk premium (sesuai dengan peringkat Obligasi).
XI. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut:

Wali Amanat : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Capital Market Services Department – International Banking & Financial Institutions


Group
Plaza Mandiri Lantai 22
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.36-38
Jakarta 12190

Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. 17/STTD-WA/PM/1999 tanggal 27
Oktober 1999

Pedoman kerja yang digunakan oleh Wali Amanat mengikuti ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian Perwaliamanatan dan UUPM serta peraturan yang berkaitan dengan tugas Wali
Amanat.

Tugas Pokok : Sesuai dengan Peraturan Bapepam No. VI.C.4 dan kemudian ditegaskan lagi di dalam
Perjanjian Perwaliamanatan, tugas pokok dan tanggung jawab Wali Amanat adalah :
a. Mewakili kepentingan para Pemegang Obligasi, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia;
b. Mengikatkan diri untuk melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab sebagaimana
dimaksud di atas sejak menandatangani Perjanjian Perwaliamanatan dengan
Perseroan, tetapi perwakilan tersebut mulai berlaku efektif pada saat Obligasi telah
dialokasikan kepada Pemegang Obligasi;
c. Melaksanakan tugas sebagai Wali Amanat berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan
dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Perjanjian Perwaliamanatan; dan
d. Memberikan semua keterangan atau informasi sehubungan dengan
pelaksanaan tugas-tugas perwaliamanatan kepada OJK.

Notaris : Kantor Notaris Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH.

Jl. Panglima Polim V / 11


Kebayoran Baru
Jakarta 12160

Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. STTD No. 04/STTD-N/
PM/1996

Keanggotaan Asosiasi : Ikatan Notaris Indonesia (INI)

Pedoman kerja yang digunakan oleh Notaris mengikuti Undang-Undang No. 30 tahun
2004 tentang Jabatan Notaris juncto Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan
Notaris Indonesia.
Tugas Pokok: : Membuat akta-akta dalam rangka Penawaran Umum Obligasi, antara lain Perjanjian
Perwaliamanatan, Pengakuan Hutang dan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, serta akta-
akta pengubahannya.

Akuntan Publik : KAP Kanaka Puradiredja & Suhartono

Rukan Taman Meruya


Jl. Batu Mulia I Blok M No.60
Jakarta 11620

Nomor STTD: STTD.AP-509/PM.22/2018


Nama Rekan : Yoyo Sukaryo Djenal

Keanggotaan Asosiasi: Nomor keanggotaan KAP Kanaka Puradiredja & Suhartono


di IAPI: tidak terbatas, dimana akan diperpanjang tiap tahun.

Tugas Pokok : Melakukan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan Akuntan Publik merencanakan dan
melaksanakan audit agar diperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji yang material. Akuntan Publik bertanggung jawab atas pendapat yang
diberikan terhadap laporan keuangan yang diaudit. Tugas Akuntan Publik meliputi
pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.
Pedoman kerja berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Konsultan : Armand, Yapsunto, Muharamsyah & Partners


Hukum
Generali Tower, Gran Rubina Business Park, Penthouse Floor at Rasuna Epicentrum

Jl. Hr Rasuna Said, RT 002/RW 005 Jakarta


12940

Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. STTD.KH-155/ PM.2/2018
tanggal 18 Mei 2018 atas nama Wemmy Muharamsyah.

Keanggotaan Asosiasi : Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM).

Pedoman kerja yang digunakan oleh Konsultan Hukum mengikuti Standar Profesi HKPM.

Tugas Pokok : Memberikan Pendapat Hukum mengenai Perseroan dalam rangka Penawaran Umum ini.
Konsultan Hukum melakukan uji tuntas dari segi hukum atas fakta yang ada
mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana
disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan dan penelitian mana telah dimuat dalam
Laporan Uji Tuntas Dari Segi Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang
dimuat dalam Informasi Tambahan sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas lainnya
adalah meneliti informasi yang dimuat dalam Informasi Tambahan sepanjang menyangkut
segi hukum. Tugas dan Fungsi Konsultan Hukum yang diuraikan di sini adalah sesuai
dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan
prinsip keterbukaan.

Semua Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan
sebagaimana definisi hubungan Afiliasi pada UUPM.
XII. KETERANGAN MENGENAI WALI AMANAT

UMUM

Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
bertindak sebagai Wali Amanat atau badan yang diberi kepercayaan untuk mewakili kepentingan para Pemegang
Obligasi sebagaimana ditetapkan dalam UUPM.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut sebagai “Bank Mandiri”) dalam penerbitan Obligasi
bertindak sebagai Wali Amanat dan telah terdaftar di Bapepam dan LK dengan No. 17/STTD-WA/ PM/1999.

Bank Mandiri sebagai Wali Amanat menyatakan tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan Perseroan. Bank
Mandiri tidak mempunyai hubungan kredit dengan Perseroan melebihi 25% dari jumlah obligasi yang
diwaliamanati dan/atau tidak merangkap sebagai penanggung dan/atau pemberi agunan dalam Penawaran Umum
Obligasi Ketrosden Triasmitra I Tahun 2020, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.
19/POJK.04/2020 tentang Bank Umum yang Melakukan Kegiatan sebagai Wali Amanat

Bank Mandiri sebagai Wali Amanat telah melakukan penelaahan/uji tuntas (due diligence) terhadap Perseroan,
dengan Surat Pernyataan tanggal 29 September 2020 sebagaimana diatur dalam POJK No. 20/POJK.04/2020
tentang Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk. Penelaahan/ uji tuntas (due diligence)
yang dilakukan Bank Mandiri hanya dimaksudkan sebagai penelaahan internal dan tidak dimaksudkan sebagai
advis atau saran kepada pihak lain untuk melakukan suatu tindakan apapun, termasuk untuk membeli atau
menjual Efek bersifat utang yang diterbitkan Perseroan.

1. STRUKTUR PERMODALAN DAN SUSUNAN PEMEGANG SAHAM WALI AMANAT

Perubahan struktur modal dicantumkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa No. 36 tanggal 24 Agustus 2017, dibuat di hadapan Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, akta
mana telah mendapatkan Penerimaan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dari suratnya tertanggal 29-08-2017 (duapuluh sembila
Agustus dua ribu delapan belas) Nomor : AHU-AH.01.03-0166888.

Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing per tanggal 31 Juli 2020 adalah
sebagai berikut :

Nilai Nominal Rp250 per saham


Keterangan
Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar
- Saham Seri A Dwiwarna 1 250 0,0
- Saham Biasa Seri B 63.999.999.999 15.999.999.999.750 100,0
Total Modal Dasar 64.000.000.000 16.000.000.000.000 100,0
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
- Saham Seri A Dwiwarna
Negara Republik Indonesia 1 250 0,0
- Saham Biasa Seri B
Negara Republik Indonesia 27.999.999.999 6.999.999.999.750 60,0
Publik (masing-masing di bawah 5%) 18.666.666666 4.666.666.666.500 40,0
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 46.666.666.666 11.666.666.666.500 100,0
Saham Dalam Portepel
- Saham Seri A Dwiwarna - - -
- Saham Biasa Seri B 8.666.666.667 4.333.333.333.500 100,0
Jumlah Saham Dalam Portepel 17.333.333.334 4.333.333.333.500 100,0
2. PENGURUS DAN PENGAWASAN

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mandiri berdasarkan Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No. 13 tanggal 16 Maret 2020 yang dibuat di hadapan
Utiek Rochmuljati Abdurachman, SH, MLI., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan penerimaan
pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan suratnya No.
AHU-AH.01.03-0156230 tanggal 20 Maret 2020, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mandiri adalah
sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Independen : Muhamad Chatib Basri
Wakil Komisaris Utama/Independen : Andrinof A Chaniago
Komisaris : Ardan Adiperdana
Komisaris : Rionald Silaban
Komisaris : Nawal Nely
Komisaris : Arif Budimanta
Komisaris : Faried Utomo
Komisaris Independen : Boedi Armanto
Komisaris Independen : Mohamad Nasir
Komisaris Independen : Loeke Larasati Agoestina

Direksi
Direktur Utama : Royke Tumilaar
Wakil Direktur Utama : Hery Gunardi
Direktur Corporate Banking : Alexandra Askandar
Direktur Commercial Banking : Riduan
Direktur Treasury, International Banking : Darmawan Junaidi
and Special Asset Management
Direktur Bisnis dan Jaringan : Aquarius Rudianto
Direktur Operation : Panji Irawan Direktur
Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia : Agus Dwi Handaya
Direktur Hubungan Kelembagaan : Donsuwan Simatupang
Direktur Manajemen Risiko : Ahmad Siddik Badruddin
Direktur Information Technology : Rico Usthavia Frans
Direktur Keuangan dan Strategi : Silvano Winston Rumantir

3. KEGIATAN USAHA

Selaku Bank Umum, Bank Mandiri melaksanakan kegiatan usaha perbankan sebagaimana yang tercantum
dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1992 berikut perubahannya dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998
tentang Perbankan. Dalam rangka mendukung dan mengembangkan kegiatan usahanya, Bank Mandiri juga
melakukan penyertaan pada entitas anak sebagai berikut:

No Nama Perusahaan Jenis Usaha Tanggal Penyertaan BMRI Kepemilikan % Mulai Beroperasi
1 PT Bank Syrariah Mandiri (BSM) Perbankan Syariah Jakarta 99,99 1955
2 Bank Mandiri (Europe) Limited (BMEL) Perbankan London 100,00 1999
3 PT Mandiri Sekuritas Sekuritas Jakarta 99,99 1992
PT Bank Mandiri Taspen
4 Perbankan Denpasar 51,08 1970
(dahulu PT Bank Mandiri Taspen Pos)
5 PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Pembiayaan konsumen Jakarta 51,00 1989
6 Mandiri International Remittance Layanan remittance Kuala Lumpur 100,00 2009
Sendirian Berhad (MIR)
7 PT AXA Mandiri Financial Services Asuransi jiwa Jakarta 51,00 2008
8 PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia Asuransi jiwa Jakarta 80,00 2015
9 PT Mandiri Utama Finance (MUF) Pembiayaan konsumen Jakarta 51,00 2015
10 PT Mandiri Capital Indonesia Modal ventura Jakarta 99,99 1962
11 Mandiri AXA General Insurance (MAGI) Asuransi umum Jakarta 20,00 1955
Sesuai perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimuat dalam Akta No. 48 tanggal 25 Juni 2008,
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:

1. Maksud dan tujuan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ialah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. Memberikan kredit;
c. Menerbitkan surat pengakuan utang;
d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah
nasabahnya:
• Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang
masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
• Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
• Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
• Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
• Obligasi; surat dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
• Surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar
pihak ketiga;
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang
tidak tercatat di bursa efek;
k. Melakukan kegiatan anjak piutang. usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
l. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah. sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;
m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam No. 2 di atas, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
dapat pula:

1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang
berwenang;

2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa
guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan
penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun;
5. Membeli agunan, baik semua maupun sebagian, melalui pelelangan atau dengan cara lain dalam hal debitur
tidak memenuhi kewajibannya kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan ketentuan agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

Di dalam pengembangan Pasar Modal selama 3 (tiga) tahun terakhir (2017 – 2019), PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk ikut berperan aktif, antara lain dengan bertindak sebagai:

a. Wali Amanat (Trustee) dalam penerbitan obligasi sebagai berikut:


• Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (“Indonesia Eximbank”)
• PT Bank Bukopin Tbk
• PT Maybank Indonesia Finance
• PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
• PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
• PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)
• PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
• PT Bank Panin Tbk
• PT Bank Pembangunan Daerah Sulselbar
• PT Bank DKI
• PT PP Properti Tbk
• PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
• PT Bank UOB Indonesia
• PT Oto Multiartha
• PT Bussan Auto Finance
• PT Bank Sumut
• PT Bank Sulselbar
• PT Bank NTT
• PT Bank Maybank Indonesia
• PT Bank Lampung

b. Agen Pembayaran dividen saham perusahaan publik dan MTN:


• PT Belitang Panen Raya
• PT HK Realtindo
• PT LEN Industri (Persero)
• PT Wika Realty
• PT Radana Bhaskara Finance
• PT Semen Indonesia Tbk
• PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura Tbk

c. Jasa Receiving Bank dalam Initial Public Offering:


• PT Hartadinata Abadi Tbk
• PT MAP Boga Adiperkasa Tbk
• PT M Cash Integrasi Tbk
• PT PP Presisi Tbk
• PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
• PT Jasa Armada Indonesia Tbk
• PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk
• PT Medikaloka Hermina Tbk
• PT Asuransi Tugu Indonesia Tbk
• PT MNC Studios International Tbk
• PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk
• PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk
• PT NFC Indonesia Tbk
• PT Distribusi Voucher Indonesia Tbk
• PT Bali Bintang Sejahtera Tbk
• PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk
• PT MNC Visions Networ Tbk
• PT Telefast Indonesia Tbk
• PT Digital Mediatama Maxima Tbk
• PT Ashmore Asset Management Indonesia

d. Mengelola Rekening Penampungan (Escrow Agent) & Agen Penjaminan (Security Agent)

e. Menyelenggarakan jasa penitipan Efek-efek (Jasa Custodian)

4. KANTOR CABANG BMRI

Sejalan dengan perkembangan kegiatan usahanya, jaringan operasional Bank Mandiri terus meluas. Data per 30
Juni 2020, BMRI telah memiliki jejaring kantor yang terdiri atas : 1 (satu) kantor pusat, 12 kantor wilayah
dalam negeri, 2.564 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, 6 cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman
Islands, Singapura, Hong Kong, Dili Timor Leste, Shanghai (Republik Rakyat Tiongkok) dan DIli Timor Plaza
dan 1 (satu) kantor remittance di Hong Kong.

5. TUGAS POKOK WALI AMANAT

Sesuai dengan Pasal 51 Undang-Undang Pasar Modal, dan kemudian ditegaskan dalam Perjanjian
Perwaliamanatan, tugas pokok Wali Amanat adalah mewakili kepentingan Pemegang Obligasi baik di dalam
maupun di luar pengadilan dalam melakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan kepentingan Pemegang
Obligasi dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan serta
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia khususnya peraturan di
bidang Pasar Modal.

6. PENUNJUKAN, PENGGANTIAN DAN BERAKHIRNYA TUGAS WALI AMANAT

Berdasarkan POJK No. 20/POJK.04/2020, ketentuan mengenai penunjukan, penggantian, dan


berakhirnya tugas Wali Amanat, paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Penunjukan Wali Amanat untuk pertama kalinya dilakukan oleh Perseroan;

b. Penggantian Wali Amanat dilakukan karena sebab-sebab sebagai berikut:


- Wali Amanat tidak lagi memenuhi ketentuan untuk menjalankan fungsi sebagai Wali Amanat sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
- Izin usaha bank sebagai Wali Amanat dicabut;
- Pembatalan surat tanda terdaftar atau pembekuan kegiatan usaha Wali Amanat di Pasar Modal;
- Pencabutan atau pembekuan kegiatan usaha Wali Amanat di Pasar Modal;
- Wali Amanat dibubarkan oleh suatu badan peradilan atau oleh suatu badan resmi lainnya atau dianggap
telah bubar berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
- Wali Amanat dinyatakan pailit oleh badan peradilan yang berwenang atau dibekukan operasinya dan/
atau kegiatan usahanya oleh pihak yang berwenang;
- Wali Amanat tidak dapat melaksanakan kewajibannya;
- Wali Amanat melanggar ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau peraturan perundang-
undangan Pasar Modal;
- Timbulnya hubungan Afiliasi antara Wali Amanat dengan Perseroan setelah penunjukan Wali Amanat,
kecuali hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah;
- Timbulnya hubungan kredit yang melampaui jumlah sebagaimana diatur dalam POJK No.
19/POJK.04/2020; atau
- Atas permintaan Pemegang Obligasi;

c. Berakhirnya tugas, kewajiban, dan tanggung jawab Wali Amanat adalah pada saat:
- Obligasi telah dilunasi baik pokok, bunga termasuk Denda (jika ada) dan Wali Amanat telah
menerima laporan pemenuhan kewajiban Perseroan dari Agen Pembayaran . Untuk menghindari
keragu-raguan, pembayaran dari CGIF kepada Pemegang Obligasi sebagaimana diatur dalam
Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian Penanggungan tidak akan dianggap
sebagai pelunasan Pokok Obligasi, Bunga Obligasi termasuk Denda (jika ada) oleh Perseroan, dan
tugas, kewajiban, dan tanggung jawab Wali Amanat tidak akan berakhir karenanya;atau
- tanggal tertentu sebagaimana disepakati dari waktu ke waktu dalam Perjanjian Perwaliamanatan
setelah Tanggal Jatuh Tempo Pokok Obligasi;
- setelah diangkatnya Wali Amanat baru; atau
- Perseroan telah melunasi kewajibannya kepada CGIF dalam hal terjadi pembayaran kepada Pemegang
Obligasi oleh CGIF berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian Penanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Perjanjian Perwaliamanatan.

7. LAPORAN KEUANGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK

Berikut ini adalah kutipan dari Ikhtisar Laporan Keuangan Bank Mandiri per 31 Desember 2019, dan 31
Desember 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwanto, Sungkoro & Surja, dengan pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian:

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan
30 Juni 2020 31 Desember 2019
ASET
Kas 20.309.816 28.094.267
Giro pada Bank Indonesia 44.659.015 46.490.930
Giro pada bank lain 12.568.685 12.558.297
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 122.474.040 37.568.760
Efek-efek - neto 69.636.806 71.263.368
Obligasi Pemerintah 142.925.183 129.000.300
Tagihan lainnya – transaksi perdagangan 22.330.701 29.104.111
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 10.811.591 1.955.363
Tagihan derivatif 3.048.598 1.617.476
Kredit 796.326.867 855.846.844
Piutang Pembiayaan Konsumen 16.381.544 18.211.088
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 3.236.504 3.047.089
Tagihan akseptasi 9.218.686 10.058.035
Penyertaan Saham 842.894 606.010
Biaya dibayar dimuka 1.805.068 3.012.550
Pajak dibayar dimuka 1.141.168 1.176.600
Aset Tetap 46.768.673 44.612.199
Aset Tidak berwujud 3.303.038 3.321.284
Aset lain-lain 23.980.807 16.750.054
Aset Pajak Tangguhan 7.671.759 3.951.710
JUMLAH ASET 1.359.441.443 1.318.246.335
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas Segera 3.743.204 3.169.451
Giro dan giro wadiah 243.843.584 247.444.267
Tabungan dan tabungan wadiah 321.595.974 324.488.072
Deposito Berjangka 329.442.767 278.176.006
Simpanan dari Bank Lain 20.755.973 13.397.866
Liabilitas kepada pemegang polis pada kontrak unit-link 20.464.184 24.037.658
Liabilitas atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali 3.762.156 3.782.055
Liabilitas Derivatif 1.868.270 1.195.022
Liabilitas Akseptasi 9.464.838 10.279.839
Efek-efek yang diterbitkan 39.103.411 32.245.270
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontijensi 2.810.230 386.039
Beban yang masih harus dibayar 4.949.731 6.215.561
Utang Pajak 629.054 1.286.973
Liabilitas Imbalan Kerja 4.648.480 7.586.150
(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Provisi 430.678 405.312
Liabilitas lain-lain 23.366.737 16.861.260
Pinjaman yang diterima 62.482.421 54.128.562
Pinjaman subordinasi 660.595 664.217
Total Liabilitas 1.094.022.651 1.025.749.580
Dana Syirkah Temporer 82.099.856 83.462.230
EKUITAS
Modal saham 11.666.667 11.666.667
Tambahan modal disetor/agio saham 17.316.192 17.316.192

Modal saham yang diperoleh dan dimiliki kembali (saham treasuri)


(150.895) -
Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata
uang asing (94.253) 13.388
Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok
tersedia untuk dijual 1.106.436 1.385.796
Bagian efektif lindung nilai arus kas (25.419) (30.045)
Keuntungan revaluasi aset tetap 30.306.255 30.306.255
Keuntungan (kerugian) aktuarial program imbalan pasti 1.304.090 653.489
Selisih transaksi dengan pihak nonpengendali (106.001) (106.001)
Saldo laba sudah ditentukan penggunaannya 5.380.268 5.380.268
Saldo laba belum ditentukan penggunaannya 112.449.369 137.929.792
Kepentingan non pengendali 4.081.175 4.433.672
Jumlah Ekuitas 183.318.936 209.034.525
JUMLAH LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER, DAN
EKUITAS 1.359.441.443 1.318.246.335

Laba Rugi Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)


30 Juni
Keterangan
2020 2019
Pendapatan bunga dan pendapatan syariah 45.199.124 44.487.208
Beban bunga dan beban syariah (16.263.651) (15.642.280)
Pendapatan bunga dan syariah – neto 28.935.473 28.844.928
Pendapatan premi - neto 842.292 903.055
Pendapatan bunga, syariah dan premi – neto 29.777.765 29.747.983
Pendapatan operasional lainnya 12.777.567 12.204.206
Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (9.634.354) (5.816.413)
Pembentukan penyisihan estimasi kerugian atas komitmen dan
kontijensi (563.356) (30.453)
Pembentukan penyisihan lainnya (92.469) (364.682)
(Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari
(penurunan)/kenaikan nilai wajar investasi pemegang polis pada kontrak
unit-link 2.873 11.117
Keuntungan dari penjualan efek-efek dan obligasi pemerintah 813.590 296.867
Beban operasional lainnya (19.184.725) (18.376.711)
Laba operasional 13.896.864 17.671.914
Pendapatan (beban) non operasional - neto (28.551) (46.915)
Laba sebelum beban pajak dan kepentingan
nonpengendali 13.868.313 17.624.999
Beban pajak – neto (3.315.835) (3.636.597)
Laba tahun berjalan 10.552.478 13.988.402
Alamat Wali Amanat
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Plaza Mandiri, Lantai 22
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38 Jakarta
12190 – Indonesia www.bankmandiri.co.id
Tel. (021) 5268216, 5245161
Faksimili: (021) 5268201

Untuk perhatian : Vice President – Capital Market Services, International Banking & Financial Institutions
Group.
XIII. KETERANGAN MENGENAI PENANGGUNG

UMUM

Dalam rangka menjamin pembayaran penuh dan tepat waktu dari Perseroan, Credit Guarantee and
Investment Facility, a trust fund of the Asian Development Bank atau Fasilitas Penjaminan Kredit
dan Investasi (“CGIF”) telah sepakat untuk memberikan jaminan kredit (credit guarantee) kepada Pemegang
Obligasi yang dalam hal ini diwakili oleh Wali Amanat sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penanggungan.

Selaku dana perwalian (a trust fund) Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, atau “ADB”),
CGIF dibentuk oleh 10 negara ASEAN (Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara), Republik Rakyat Tiongkok,
Jepang, Korea Selatan (bersama-sama disebut sebagai “negara ASEAN+3”) dan ADB pada tahun 2010. Negara
ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos (“Laos”),
Malaysia, Republik Persatuan Myanmar (“Myanmar”), Filipina, Singapura, Thailand and Vietnam.

CGIF didirikan pada bulan November 2010 dengan tujuan mendukung perkembangan ekonomi dan menjaga
stabilitas pasar keuangan di kawasan ASEAN+3. Fungsi utama CGIF adalah menyediakan jaminan kredit untuk
penerbitan surat utang berdenominasi dalam mata uang lokal di kawasan ASEAN+3 oleh perusahaan -
perusahaan dari negara ASEAN+3. CGIF berkantor pusat di Manila, Filipina.

Pemerintah Republik Indonesia telah ikut menyetujui ketentuan-ketentuan penanggungan berdasarkan CGIF
sebagai hasil kesepakatan antara delegasi negara ASEAN+3 dan ADB sebagaimana yang telah disahkan dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 tentang Pengesahan Credit Guarantee And
Investment Facility Articles of Agreement (Pasal Persetujuan Fasilitas Penjaminan Kredit dan Investasi)
(“Perpres 23 Tahun 2017”).

CGIF sebagai Penanggung tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan.

1. STRUKTUR PERMODALAN DAN SUSUNAN PEMEGANG SAHAM PENANGGUNG

CGIF memiliki modal disetor sebesar USD1.102.200.000 yang berasal dari dana milik pemerintah (sovereign)
negara ASEAN+3 dan ADB selaku pihak Kontributor. Baik ADB maupun Kontributor lainnya tidak
bertanggung jawab atas kewajiban yang dimiliki CGIF. Susunan kepemilikan saham CGIF pada saat Prospektus
ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Modal disetor
Pihak Kontributor CGIF Persentase Kepemilikan
(dalam Dollar
US) Modal (%)
Republik Rakyat Tiongkok 342.800.000 31,10
Jepang 342.800.000 31,10
Asian Development Bank 180.000.000 16,33
Korea Selatan 147.600.000 13,39
Indonesia 12.600.000 1,14
Malaysia 12.600.000 1,14
Filipina 21.600.000 1,96
Singapura 21.600.000 1,96
Thailand 12.600.000 1,14
Brunei Darussalam 5.600.000 0,51
Vietnam 1.900.000 0,17
Kamboja 200.000 0,02
Laos 200.000 0,02
Myanmar 100.000 0,01
Jumlah 1.102.200.000 100,00
2. KEGIATAN USAHA

Tujuan CGIF adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi, meningkatkan ketahanan pasar keuangan, dan
mencegah gangguan terhadap tatanan keuangan internasional, dengan mengembangkan pasar obligasi mata uang
lokal. Hal ini akan menghasilkan alokasi yang efisien dari dana negara Asia di dalam kawasan dengan
memfasilitasi akses bagi entitas yang memiliki rating peringkat investasi ke pasar obligasi sekaligus
mendorong penerbitan surat utang dengan waktu jatuh tempo yang lebih panjang disesuaikan dengan masa
proyek investasi.

Untuk tujuan bagian ini, yang dimaksud dengan “Peringkat Investasi” adalah peringkat investasi minimum yang
berlaku kepada emiten-emiten di negara ASEAN+3 oleh (i) lembaga pemeringkat efek lokal, atau (ii) pengganti
lembaga pemeringkat efek sebagaimana yang ditetapkan oleh CGIF apabila tidak terdapat lembaga pemeringkat
efek di negara tersebut.

Fungsi pengembangan CGIF berikut dilaksanakan berdasarkan ketentuan komersial di dalam negara- negara
ASEAN+3:
1. Menjamin obligasi yang berdenominasi dalam mata uang lokal dan diterbitkan oleh entitas yang tergolong
dalam Peringkat Investasi (dalam pasar obligasi lokal) dengan sedemikian rupa untuk mengurangi
ketidaksesuaian mata uang dan waktu jatuh tempo;

2. Menjamin obligasi yang tidak berdenominasi mata uang lokal yang diterbitkan oleh entitas yang memiliki
rating Peringkat Investasi (dalam pasar obligasi mata uang asing), sepanjang entitas yang bersangkutan
secara alami atau secara keuangan telah terlindung nilai dalam mata uang tersebut berdasarkan bisnis utama
mereka saat ini;

3. Melakukan investasi untuk mendukung pengembangan pasar obligasi; dengan ketentuan tidak ada investasi
yang dilakukan sampai dengan Pertemuan Kontributor telah memutuskan bahwa CGIF berada dalam posisi
untuk memulai jenis kegiatan tersebut; dan

4. Melakukan kegiatan lainnya dan menyediakan jasa lainnya yang sesuai dengan tujuannya (termasuk
pengaturan peringkat kredit pengganti yang tepat untuk Brunei Darussalam dan negara-negara anggota
ASEAN baru yaitu Kamboja, Republik Demokratik Rakyat Laos, Republik Persatuan Myanmar dan
Vietnam).

Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, CGIF telah bertindak sebagai Penanggung untuk sejumlah
penerbitan surat utang korporasi di Kawasan ASEAN sebagai berikut:

Tanggal Negara Nilai yang % Peringkat


Nama Emiten Tenor
Penerbitan Penerbita diterbitkan1 Guarantee Instrumen
n
oleh CGIF
PRASAC Microfinance KHR 127,2
23-Apr-20 Institution PLC Cambodia 100% Unrated 3 tahun
miliar
KHR 80
9-Apr-20 RMA (Cambodia) PLC Cambodia
miliar 100% Unrated 5 tahun
10- Energy Absolute Public THB 50% (risk participation
Jan-20 Company Ltd. Thailand A (Tris Rating) 7 tahun
3,0 miliar with ADB)
Thaifoods Group Public THB AAA
8-Jan-20 Company Limited Thailand 100% 5 tahun
2,0 miliar (Tris
Vietnam Electrical Rating)
VND
31-Dec-19 Equipment Joint Stock Vietnam 100% Unrated 10 tahun
Corporation 1,15 triliun
Hong Phong 1 Energy VND
24-Dec-19 Vietnam 100% Unrated 15 tahun
JSC 2,15 triliun
Hong Phong 1 Energy VND
24-Dec-19 Vietnam 100% Unrated 5 tahun
JSC 400 miliar
Nexus International SGD
3-Dec-19 School (Singapore) Pte Singapore 100% AA (S&P) 12 tahun
150 juta
Ltd

1 IDR merujuk pada Rupiah Indonesia, VND merujuk pada Dong Vietnam, SGD merujuk pada Dollar Singapura, THB merujuk pada Baht
Thailand, PHP merujuk pada Peso Filipina, dan KHR merujuk pada Riel Kamboja.
Tanggal Negara Nilai yang % Guarantee Peringkat
Nama Emiten Tenor
Penerbitan Penerbitan diterbitkan1 oleh CGIF Instrumen
SGD
25-Mar-19 CJ Logistics Asia Lte Ltd Singapore 100% AA (S&P) 5 tahun
70 juta
Refrigeration Electrical
28-Jan-19 Engineering Vietnam VND 100% Unrated 10 tahun
2,318 triliun
Corporation
Yoma Strategic Holdings THB AAA (Tris
25-Jan-19 Limited Thailand 2,22 miliar 100% 5 tahun
Rating)
Boonthavorn Ceramic THB AA+ (Tris
17-Dec-18 2000 Co., Ltd. Thailand 2,0 milair 50% 5 tahun
Rating)
Siamgas and
THB
7-Dec-18 Petrochemicals Public Thailand 70% A (Tris Rating) 5 tahun
2,0 miliar
Company Limited
Aeon Credit Service PHP
16-Nov-18 Philippines 100% Unrated 3 tahun
(Philippines) Inc. 900 juta
Aeon Credit Service PHP
16-Nov-18 Philippines 100% Unrated 5 tahun
(Philippines) Inc. 100 juta
Hoan My Medical VND
5-Oct-18 Vietnam 100% Unrated 5 tahun
Corporation 930 miliar
Hoan My Medical VND
5-Oct-18 Vietnam 100% Unrated 7 tahun
Corporation 1,4 triliun
The PAN Group Joint VND
10-Sep-18 Vietnam 100% Unrated 5 tahun
Stock Company 1,135 triliun
Siamgas and
THB
28-Feb-18 Petrochemicals Public Thailand 85% A (Tris Rating) 5 tahun
2,0 miliar
Company Limited
ASA Philippines PHP
10-Jan-18 Philippines 75% Unrated 5 tahun
Foundation, Inc. 500 juta
Mobile World Investment VND
17-Nov-17 Vietnam 100% Unrated 5 tahun
Corporation 1,135 triliun
ASA Philippines PHP
28-Jun-17 Philippines 75% Unrated 5 tahun
Foundation, Inc. 500 juta
ASA Philippines PHP
10-Feb-17 Philippines 75% Unrated 5 tahun
Foundation, Inc. 1,0THB
miliar
18-Nov-16 KNM Group Berhad Thailand 100% AAA (Tris
5 tahun
2,78 miliar Rating)
Fullerton Healthcare SGD
7-Jul-16 Singapore 100% AA (S&P) 7 tahun
Corporation Limited 50 juta
Fullerton Healthcare SGD
7-Jul-16 Singapore 100% AA (S&P) 5 tahun
Corporation Limited 50IDR
juta
PT Mitra Pinasthika
28-Apr-16 Indonesia 100% Unrated 3 tahun
Mustika
PT MitraFinance
2
Pinasthika 160IDR
miliar3
11-Mar-16 Indonesia 100% Unrated 3 tahun
Mustika Finance2 140 miliar3
8-Mar-16 AP Renewables, Inc. Philippines PHP Up to PHP 4.7 billion Unrated 10 tahun
10,7 miliar (risk participation with
ADB)
18-Feb-16 Vingroup Joint Stock Vietnam VND 100% Unrated 5 tahun
Company 1,95 triliun
18-Feb-16 Vingroup Joint Stock Vietnam VND 100% Unrated 10 tahun
Company 1,05 triliun
7-Oct-15 IVL Singapore Pte. Ltd., Singapore SGD 100% AA (S&P) 10 tahun
a subsidiary of Indorama 195 juta
Ventures Public
Company Limited
18-Dec-14 PT Astra Sedaya Singapore SGD 100% Unrated 3 tahun
Finance2 100 juta
5-Dec-2014 Masan Consumer Vietnam VND 100% Unrated 10 tahun
Holdings Company 2,1 triliun
Limited
27-Nov-14 PT Professional Singapore SGD 100% AA (S&P) 10 tahun
Telekomunikasi 180 juta
Indonesia
21-Aug-14 Kolao Holdings2 Singapore SGD 60 juta 100% AA (S&P) 3 tahun
Tanggal Negara Nilai yang % Guarantee Peringkat
Nama Emiten Tenor
Penerbitan Penerbitan diterbitkan1 oleh CGIF Instrumen
18-Mar-14 PT BCA Finance2 Indonesia IDR 100% Unrated 3 tahun
120 miliar3
4-Dec-13 PT BCA Finance2 Indonesia IDR 100% Unrated 3 tahun
300 miliar3
26-Apr-13 Noble Group Limited2 Thailand THB 2,85 100% AAA (Fitch 3 tahun
miliar -Thailand)
(1)
Rp merujuk pada Rupiah Indonesia, VND merujuk pada Dong Vietnam, SGD merujuk pada Dollar Singapura, THB merujuk pada Baht
Thailand, PHP merujuk pada Peso Filipina, dan KHR merujuk pada Riel Kamboja.
(2)
Telah Jatuh tempo
(3)
Penerbitan surat utang dalam bentuk Penawaran Terbatas (Medium Term Notes) di Indonesia

3. PENGURUS DAN PENGAWASAN

Struktur pengelolaan CGIF terdiri atas: (i) Pertemuan Para Kontributor (Meeting of Contributors);
(ii) Dewan Direksi (Board of Directors); and (iii) Komite Dewan Direksi (Komite Audit, Komite Pengendalian
Internal dan Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi dan Remunerasi). Pertemuan Para Kontributor adalah
badan pengambil keputusan tertinggi di CGIF.

Dewan Direksi adalah badan pengambil keputusan tertinggi kedua CGIF dan bukan sebuah badan eksekutif.
Dewan Direksi bertanggung jawab dan melaporkan kepada Pertemuan Para Kontributor tentang kegiatan
dankinerja dari manajemen dan CGIF.

Dewan Direksi CGIF terdiri atas delapan (8) anggota yang ditentukan oleh pihak Kontributor, termasuk Ketua
Pejabat Eksekutif (Chief Executive Officer). Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang masing-masing berhak
untuk mencalonkan dua Direktur. Korea Selatan berhak menunjuk satu Direktur. Satu calon berhak
dinominasikan oleh Asian Development Bank, dan satu calon direktur lainnya dinominasikan oleh negara-negara
ASEAN yang mewakili Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina,
Singapura, Thailand dan Vietnam.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, komposisi Dewan Direksi CGIF adalah sebagai berikut.

Nama Anggota Direksi Kontributor yang diwakili


Mr. Yuchuan Feng Republik Rakyat Tiongkok
Mr. Zhengwei Zhang Republik Rakyat Tiongkok
Mr. Kenichi Aso (Chairman) Jepang (Japan Bank for International Cooperation)
Ms. Mina Kajiyama Jepang (Japan Bank for International Cooperation)
Ms. Ja Young Gu Korea Selatan
Mr. Mark Dennis Y.C Joven (Filipina - ASEAN: Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos,
mewakili ASEAN) Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand and
Vietnam
Mr. Stefan Hruschka Asian Development Bank
Ms. Guiying Sun Manajemen CGIF

Kewenangan pengambilan keputusan eksekutif CGIF, dan pengelolaan harian CGIF, dimandatkan dan diberikan
kepada Ketua Pejabat Eksekutif. Ketua Pejabat Eksekutif direkomendasikan oleh Dewan Direksi dan disetujui
oleh Pertemuan Para Kontributor. Ketua Pejabat Eksekutif adalah perwakilan yang sah dari CGIF. Ketua Pejabat
Eksekutif memimpin tim manajemen yang saat ini terdiri atas Deputy CEO/ Chief Risk Officer, Chief Credit-
risk Officer, Acting Vice President Operations, Chief Financial Officer, General Counsel & Board
Secretary, Corporate Planner and Head of Budget, Planning, Personnel and Management Systems
dan Internal Auditor.

CGIF dipimpin oleh tim manajemen yang direkrut secara internasional dengan pengalaman dalam
pengembangan perbankan, manajemen risiko, dan penilaian kredit melalui posisi senior di Export- Import Bank
of China, ADB, Mitsubishi UFJ Financial Group, Bank of the Philippines Islands, Danajamin Nasional Berhad,
Hong Leong Bank Berhad, Standard Chartered Bank,Citibank, Citigroup, Inc. dan Societe Generale.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, komposisi Pejabat Eksekutif CGIF adalah sebagai berikut.

Nama Jabatan
Ms. Guiying Sun Ketua Pejabat Eksekutif/Chief Executive Officer
Mr. Mitsuhiro Yamawaki Deputy CEO/ Chief Risk Officer
Mr. Aarne Dimanlig Chief Credit-risk Officer
Mr. Anuj Awasthi Vice President, Operations
Mr. Dong Woo Rhee Chief Financial Officer
Mr. Gene Soon Park General Counsel and Board Secretary
Mr. Hou Hock Lim Corporate Planner and Head of Budget, Planning, Personnel and Management Systems
Ms. Jackie Jeong-Ae Bang Internal Auditor

4. PROFIL KREDIT

CGIF telah meraih peringkat idAAA oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan telah diperingkat oleh
lembaga pemeringkat efek lainnya dalam skala domestik dan internasional. Pada saat Prospektus ini diterbitkan,
Pefindo menetapkan peringkat kekuatan finansial “idAAA” kepada CGIF. Prospek dari peringkat CGIF adalah
“stabil”.
Periode
Lembaga Pemeringkat Skala Peringkat Outlook
Review
Global Jangka Panjang/Jangka
Standard & Poor’s Pendek AA/A-1+ Stable 26-Feb-20
gAAA/seaAAA/
RAM Ratings Global/ASEAN/Nasional
AAA
Stable 30-Jan-20
Fitch Ratings Indonesia Nasional AAA Stable 16-Des-20
Pefindo Nasional idAAA Stable 23-Jul-20

Perusahaan pemberi penjaminan dengan peringkat idAAA memiliki karakteristik keamanan keuangan yang
superior relatif terhadap perusahaan lainnya di Indonesia. idAAA adalah peringkat tertinggi atas kekuatan
keuangan perusahaan pemberi penjaminan yang diberikan oleh Pefindo.

Peringkat mencerminkan dukungan yang kuat dari pemegang saham CGIF, yang merupakan mandat yang
penting dalam mengembangkan pasar obligasi regional, profil permodalan yang superior, likuiditas dan
fleksibilitas keuangan yang superior, dan kriteria underwriting yang konservatif. Peringkat dibatasi oleh
performa operasional yang moderat.

Peringkat dapat diturunkan jika terdapat bukti CGIF kehilangan atau mendapatkan penurunan yang signifikan
atas mandat yang diterima dalam pengembangan pasar obligasi. Penurunan dukungan yang materiil dari
pemegang saham juga dapat memberikan tekanan pada peringkat perusahaan. Peringkat dapat juga berada dalam
tekanan jika terjadi pemburukan yang signifikan pada performa keuangan, yang hal ini dapat berujung pada
keinginan yang berkurang dari pemegang saham untuk memberikan suntikan modal. Namun, Pefindo
menganggap skenario ini sangat kecil kemungkinan terjadi di masa yang akan datang.

5. PERIZINAN

Di dalam menjalankan kegiatan usahanya, CGIF memiliki izin berdasarkan akta pendiriannya. Secara khusus, di
dalam konteks Indonesia, kegiatan pemberian penanggungan yang dilakukan oleh CGIF adalah berdasarkan
Perpres 23 Tahun 2017.

6. TUGAS POKOK PENANGGUNG

Dengan tunduk pada ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian Penanggungan, CGIF bertanggung jawab untuk
membayar suatu Jumlah Yang Dijamin kepada Pemegang Obligasi sebagai pihak yang dijamin berdasarkan
permintaan pembayaran dari Wali Amanat.
7. PENUNJUKAN, PENGGANTIAN DAN BERAKHIRNYA TUGAS PENANGGUNG

Penunjukan CGIF sebagai penanggung dibuat berdasarkan Perjanjian Penanggungan.

Penunjukkan. Penanggungan akan berlaku sejak tanggal distribusi obligasi kepada Pemegang Obligasi.,

Berakhirnya tugas Penanggung. Penanggungan akan selesai pada mana yang lebih awal dari:
(i) tanggal di mana seluruh Jumlah Yang Dijamin telah dibayar, dilunasi atau dibayar lebih awal secara penuh,
atau kewajiban pembayaran Emiten sehubungan dengan seluruh Jumlah Yang Dijamin telah dilepaskan atau
dibebaskan berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan atau pengaturan lainnya antara Emiten dan Pemegang
Obligasi; (ii) tanggal pelunasan pokok atau pembatalan Obligasi; (iii) tanggal dimana seluruh Obligasi yang
beredar dimiliki oleh satu atau lebih Afiliasi dari Perseroan ; (iv) tanggal yang merupakan 10 Hari Kerja setelah
Obligasi jatuh tempo; dan (iv) tanggal efektif dari salah satu pengakhiran Perjanjian Penanggungan.

Pembayaran oleh CGIF atas Jumlah Yang Dijamin berdasarkan permintaan pembayaran dari Wali Amanat akan
melepaskan kewajiban pembayaran CGIF berdasarkan Perjanjian Penanggungan kepada Pemegang Obligasi.

Penggantian atau pengalihan. CGIF tidak dapat melakukan pengalihan kewajibannya kepada pihak
lainnya, namun CGIF dapat melakukan pengalihan hak-haknya di dalam Perjanjian Penanggungan kepada pihak
lainnya berdasarkan syarat dan ketentuan di dalam Perjanjian Penanggungan.

8. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING PENANGGUNG

Tabel di bawah ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting CGIF yang angka-angkanya diambil dari dan/atau
dihitung berdasarkan laporan keuangan CGIF pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2018 dan 2019 telah diaudit oleh Deloitte & Touche LLD (Singapore) dengan penyajian sesuai
International Financial Reporting Standards (IFRS).

Laporan Keuangan Independen yang telah diaudit dan Laporan-Laporan Keuangan untuk tahun yang berakir
pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2019 dari CGIF tersedia di dalam website: http://www. cgif-
abmi.org/investors/financial-statements.

Laporan Posisi Keuangan


(dalam ribuan Dollar US)

Per 31 Desember
Uraian dan keterangan
2019 2018
ASET
Kas 3.740 7.041
Investasi 1.176.212 904.555
Pendapatan bunga masih harus diterima 7.192 5.124
Piutang pendapatan jaminan, bersih 65.647 39.944
Aset lain-lain, bersih 2.276 1.092
Jumlah Aset 1.255.067 957.756
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas jaminan 73.204 44.358
Liabilitas lain-lain 3.431 2.406
Jumlah Liabilitas 76.635 46.764
Ekuitas:
Modal saham (Modal disetor) 1.077.600 859.200
Akumulasi penghasilan komprehensif lain: cadangan revaluasi investasi 15.337 (10.541)
Cadangan & Saldo laba 85.495 62.333
Jumlah Ekuitas 1.178.432 910.992
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 1.255.067 957.756
Laporan Laba Rugi Komprehensif
(dalam ribuan Dollar US)
Per 31 Desember
Uraian dan keterangan
2019 2018

Pendapatan jaminan 12.947 8.735


Pendapatan bunga 26.177 19.742
Pendapatan lain-lain 2.760 1.054
Jumlah pendapatan 41.884 29.531
Jumlah beban 19.287 12.061
Laba usaha 22.597 17.470
Laba (Rugi) selisih kurs 565 (613)
Laba bersih 23.162 16.857
Penghasilan komprehensif lain:
Kerugian investasi yang belum direalisasikan yang diukur dengan FVTOCI 25.878 (1.161)
Jumlah laba komprehensif 49.040 15.696

Ringkasan Laporan Arus Kas


(dalam ribuan Dollar US)
Per 31 Desember
Uraian dan keterangan
2019 2018
Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi 1.900 576
Arus kas dari aktivitas investasi
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (223.432) (156.329)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 218.245 156.200
Efek perubahan nilai kurs pada kas (14) (5)
Kebaikan bersih kas (3.301) 442
Kas awal tahun 7.041 6.599
Kas akhir tahun 3.740 7.041

Alamat Penanggung adalah sebagai berikut:

Credit Guarantee and Investment Facility


Asian Development Bank Building
6 ADB Avenue, Mandaluyong City 1550 Metro Manila
Tel. +63 2 8683 1340
Fax. +63 2 8683 1377
Website: http://www.cgif-abmi.org/
XIV. TATA CARA PEMESANAN OBLIGASI

Sehubungan dengan anjuran pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
mengurangi interaksi sosial, menjaga jarak aman (social distancing) dan menghindari keramaian guna
meminimalisir penyebaran penularan virus Corona (Covid-19), maka Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi
Obligasi membuat langkah-langkah antisipasi sehubungan dengan proses atau mekanisme pemesanan dan
pembelian Obligasi Perseroan selama Masa Penawaran Umum sebagai berikut:

1. Pemesan Yang Berhak

Perorangan warga negara Indonesia dan perorangan warga negara asing dimanapun mereka bertempat tinggal,
serta lembaga/badan hukum Indonesia ataupun asing dimanapun mereka berkedudukan.

2. Pemesanan Pembelian Obligasi

Pemesanan Pembelian Obligasi harus dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Prospektus. Formulir
Pemesanan Pembelian Obligasi (“FPPO”) dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Obligasi sebagaimana
tercantum pada Bab XV Prospektus mengenai Penyebarluasan Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian
Obligasi, baik dalam bentuk fisik (hardcopy) maupun bentuk elektronik (softcopy). Setelah FPPO diisi dengan
lengkap dan ditandatangani oleh pemesan, scan FPPO tersebut wajib disampaikan kembali, baik dalam bentuk
fisik (hardcopy) maupun bentuk elektronik (softcopy) melalui email, kepada Penjamin Emisi Obligasi dimana
pemesan memperoleh Prospektus dan FPPO. Pemesanan Pembelian Obligasi yang dilakukan menyimpang dari
ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

3. Jumlah Minimum Pemesanan

Pemesanan Pembelian Obligasi harus dilakukan dalam jumlah sebesar Rp5.000.000,- (lima juta Rupiah) atau
kelipatannya.

4. Masa Penawaran Umum

Masa Penawaran Obligasi adalah tanggal 4 Januari 2021 dan ditutup pada tanggal 5 Januari 2020
pukul 16.00 WIB.

5. Pendaftaran Obligasi ke Dalam Penitipan Kolektif

Obligasi yang ditawarkan oleh Perseroan melalui Penawaran Umum ini didaftarkan pada PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Obligasi di KSEI yang
ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI. Dengan didaftarkannya Obligasi tersebut di KSEI maka atas
Obligasi yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Perseroan tidak menerbitkan Obligasi dalam bentuk sertipikat kecuali Sertipikat Jumbo Obligasi yang
disimpan KSEI untuk kepentingan Pemegang Obligasi. Obligasi akan didistribusikan dalam bentuk
elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Obligasi hasil Penawaran Umum akan
dikreditkan ke dalam Rekening Efek pada Tanggal Emisi.

2. Konfirmasi Tertulis berarti konfirmasi tertulis dan/atau laporan saldo Obligasi dalam Rekening Efek yang
diterbitkan oleh KSEI, atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek dengan
Pemegang Obligasi dan konfirmasi tersebut menjadi dasar bagi Pemegang Obligasi untuk mendapatkan
pembayaran Bunga Obligasi, pelunasan Pokok Obligasi dan hak-hak lain yang berkaitan dengan Obligasi.
3. Pengalihan kepemilikan Obligasi dilakukan dengan pemindahbukuan Obligasi dari satu Rekening Efek ke
Rekening Efek lainnya. Perseroan, Wali Amanat dan Agen Pembayaran memberlakukan Pemegang
Rekening selaku Pemegang Obligasi yang sah dalam hubungannya untuk menerima pembayaran Bunga
Obligasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi dan hak lain yang berhubungan dengan Obligasi.

4. Pemegang Obligasi yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas pembayaran Bunga Obligasi, pelunasan
Pokok Obligasi, memberikan suara dalam RUPO, serta hak-hak lainnya yang melekat pada Obligasi.

5. Pembayaran Bunga Obligasi dan pelunasan Pokok Obligasi kepada pemegang Obligasi dilaksanakan oleh
Perseroan melalui KSEI sebagai Agen Pembayaran melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya
diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang menjadi pemegang Rekening Efek di
Perusahaan Efek atau Bank Kustodian, sesuai dengan jadwal pembayaran Bunga Obligasi maupun
pelunasan pokok yang ditetapkan Perseroan dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian Agen
Pembayaran. Perseroan melaksanakan pembayaran Bunga Obligasi dan pelunasan Pokok Obligasi
berdasarkan data kepemilikan Obligasi yang disampaikan oleh KSEI kepada Perseroan.

6. Hak untuk menghadiri RUPO dilaksanakan oleh pemilik manfaat Obligasi atau kuasanya dengan membawa
asli surat Konfirmasi Tertulis untuk RUPO yang diterbitkan oleh KSEI dan Obligasi yang bersangkutan
dibekukan sampai dengan berakhirnya RUPO .

7. Pihak-pihak yang hendak melakukan pemesanan Obligasi wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI untuk menerima dan menyimpan Obligasi yang
didistribusikan oleh Perseroan.

6. Tempat Pengajuan Pemesanan Pembelian Obligasi

Pemesanan harus mengajukan FPPO selama jam kerja yang umum berlaku kepada Penjamin Emisi Obligasi
yang tercantum dalam Bab XV Prospektus ini mengenai Penyebarluasan Prospektus dan Formulir Pemesanan
Pembelian Obligasi baik dalam bentuk fisik (hardcopy) maupun bentuk elektronik (softcopy) melalui email.

7. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Obligasi

Para Penjamin Emisi Obligasi yang menerima pengajuan pemesanan pembelian Obligasi akan menyerahkan
kembali kepada pemesan satu tembusan dari FPPO yang telah ditandatanganinya sebagai bukti tanda terima
pemesanan pembelian Obligasi, baik dalam bentuk fisik (hardcopy) maupun bentuk elektronik (softcopy)
melalui email. Bukti tanda terima pemesanan pembelian Obligasi ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya
pemesanan.

8. Penjatahan Obligasi

Apabila jumlah keseluruhan Obligasi yang dipesan melebihi jumlah Obligasi yang ditawarkan, maka penjatahan
akan ditentukan oleh kebijaksanaan masing-masing Penjamin Emisi Obligasi sesuai dengan porsi penjaminannya
masing-masing dengan persetujuan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi,
dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi dan Peraturan No. IX.A.7. Tanggal
Penjatahan adalah tanggal 6 Januari 2021.

Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Obligasi dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan
pemesanan Obligasi melalui lebih dari 1 (satu) formulir pemesanan pada Penawaran Umum ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat
mengikutsertakan satu Formulir Pemesanan Obligasi yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan.
Penjamin Emisi Obligasi akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan No. IX.A.2.

Manajer Penjatahan, dalam hal ini adalah PT Indo Premier Sekuritas akan menyampaikan Laporan Hasil
Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada
Peraturan No. VIII.G.12 dan Peraturan No. IX.A.7, paling lambat 30 hari setelah berakhirnya Penawaran Umum.

9. Pembayaran Pemesanan Pembelian Obligasi

Pemesan dapat segera melaksanakan pembayaran yang dapat dilakukan secara tunai atau dengan bilyet giro atau
cek yang ditujukan kepada Penjamin Emisi Obligasi yang bersangkutan atau kepada Penjamin Pelaksana Emisi
Obligasi:

Bank Permata Cabang


Sudirman Jakarta No. Rekening
070 1254 635
a/n PT Indo Premier Sekuritas

Jika pembayaran dilakukan dengan cek atau bilyet giro, maka cek atau bilyet giro yang bersangkutan harus dapat
diuangkan atau ditunaikan dengan segera selambat-lambatnya tanggal 7 Januari 2021 (in good funds) pada
rekening tersebut diatas. Semua biaya yang berkaitan dengan proses pembayaran merupakan beban pemesan.
Pemesanan akan dibatalkan jika persyaratan pembayaran tidak dipenuhi.

10. Distribusi Obligasi Secara Elektronik

Distribusi Obligasi secara elektronik akan dilakukan pada tanggal 8 Januari 2021. Perseroan wajib menerbitkan
Sertipikat Jumbo Obligasi untuk diserahkan kepada KSEI dan memberi instruksi kepada KSEI untuk
mengkreditkan Obligasi pada Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi di KSEI. Dengan telah
dilaksanakannya instruksi tersebut, maka pendistribusian Obligasi semata-mata menjadi tanggung jawab
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan KSEI.

Segera setelah Obligasi diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi, selanjutnya Penjamin Pelaksana Emisi
Obligasi memberi instruksi kepada KSEI untuk mendistribusikan Obligasi ke dalam Rekening Efek dari
Penjamin Emisi Obligasi sesuai dengan bagian penjaminan masing-masing. Dengan telah dilaksanakannya
pendistribusian Obligasi kepada Penjamin Emisi Obligasi, maka tanggung jawab pendistribusian Obligasi
semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Emisi Obligasi yang bersangkutan.

11. Penundaan dan/atau Pembatalan Penawaran Umum

Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran memperoleh Pernyataan Efektif sampai dengan berakhirnya
Masa Penawaran Umum, Perseroan dapat menunda Masa Penawaran Umum untuk masa paling lama tiga bulan
sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum, dengan ketentuan:

a. terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi :

(1) indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh perseratus) selama tiga Hari
Bursa berturut-turut;

(2) bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau

(3) peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan yang
ditetapkan oleh OJK berdasarkan Formulir No.IX.A.2-11 lampiran 11; dan
b. Perseroan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :

(1) mengumumkan penundaan Masa Penawaran Umum atau pembatalan Penawaran Umum dalam paling
kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat
satu Hari Kerja setelah penundaan atau pembatalan tersebut. Di samping kewajiban mengumumkan
dalam surat kabar, Perseroan dapat juga mengumumkan informasi tersebut dalam media massa
lainnya;

(2) menyampaikan informasi penundaan Masa Penawaran Umum atau pembatalan Penawaran Umum
tersebut kepada OJK pada hari yang sama dengan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir
(1);

(3) menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir (1) kepada OJK paling
lambat satu Hari Kerja setelah pengumuman dimaksud; dan

(4) Perseroan yang menunda Masa Penawaran Umum atau membatalkan Penawaran Umum yang sedang
dilakukan, dalam hal pesanan obligasi telah dibayar maka Perseroan wajib mengembalikan uang
pemesanan obligasi kepada pemesan paling lambat dua Hari Kerja sejak keputusan penundaan atau
pembatalan tersebut.

c. Dalam hal Perseroan melakukan penundaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan akan memulai
kembali masa Penawaran Umum berlaku ketentuan sebagai berikut :

(1) dalam hal penundaan masa Penawaran Umum disebabkan oleh kondisi sebagaimana dimaksud dalam
huruf a butir (1), maka Perseroan wajib memulai kembali Masa Penawaran Umum paling lambat
delapan Hari Kerja setelah indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami peningkatan paling
sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari total penurunan indeks harga saham gabungan yang menjadi
dasar penundaan;

(2) dalam hal indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami penurunan kembali sebagaimana
dimaksud dalam huruf a butir (1), maka Perseroan dapat melakukan kembali penundaan masa
Penawaran Umum;

(3) wajib menyampaikan kepada OJK informasi mengenai jadwal Penawaran Umum dan informasi
tambahan lainnya, termasuk informasi peristiwa material yang terjadi setelah penundaan Masa
Penawaran Umum (jika ada) dan mengumumkannya dalam paling kurang satu surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat satu Hari Kerja sebelum
dimulainya lagi Masa Penawaran Umum. Disamping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar,
Perseroan dapat juga mengumumkan dalam media massa lainnya; dan

(4) wajib menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir (3) kepada OJK
paling lambat satu Hari Kerja setelah pengumuman dimaksud.

12. Pengembalian Uang Pemesanan

Dalam hal suatu pemesanan Obligasi ditolak sebagian atau seluruhnya, atau dalam hal terjadi pembatalan
Penawaran Umum, jika pesanan Obligasi sudah dibayar, maka uang pemesanan harus dikembalikan oleh
Manajer Penjatahan atau Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi kepada para pemesan, paling lambat 2 (dua) Hari
Kerja sesudah Tanggal Penjatahan atau sesudah tanggal diumumkannya pembatalan tersebut .

Dalam hal Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi berakhir dengan -sendirinya yang disebabkan karena terjadinya
keadaan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 18.1.iii. dan 18.1.v. Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi yaitu (i)
dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif sampai dengan berakhirnya Masa Penawaran
Umum, Perseroan membatalkan Penawaran Umum dengan memperhatikan dan mematuhi syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan sebagaimana tersebut dalam angka 6 Peraturan Nomor. IX.A.2 dan (ii) pencatatan Obligasi
tidak dilaksanakan dalam waktu 1 (satu)
Hari Kerja setelah Tanggal Emisi dan pencatatan Obligasi tersebut tidak dilakukan disebabkan karena tidak
dipenuhinya persyaratan pencatatan pada Bursa Efek berdasarkan peraturan Bursa Efek, dalam hal:
i. Jika uang pemesanan Obligasi sudah diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan/atau Penjamin
Emisi Obligasi, maka uang pemesanan tersebut harus dikembalikan oleh Penjamin Pelaksana Emisi
Obligasi dan/atau Penjamin Emisi Obligasi kepada para pemesan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sesudah
Tanggal Penjatahan atau sesudah tanggal diumumkannya pembatalan tersebut, dengan demikian Penjamin
Pelaksana Emisi Obligasi dan/atau Penjamin Emisi Obligasi membebaskan Perseroan dari segala tanggung
jawabnya;
ii. Jika uang pemesanan Obligasi sudah diterima oleh Perseroan, maka Perseroan melalui KSEI wajib
mengembalikan uang pemesanan Obligasi kepada para pemesan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sejak
keputusan penundaan atau pembatalan tersebut, dengan demikian Perseroan membebaskan Penjamin
Pelaksana Emisi Obligasi dan/atau Penjamin Emisi Obligasi dari segala tanggung jawabnya;
iii. Jika terjadi keterlambatan pengembalian uang pemesanan tersebut, maka pihak yang menyebabkan
keterlambatan yaitu Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan/atau Penjamin Emisi Obligasi atau Perseroan
wajib membayar denda kepada para pemesan untuk tiap hari keterlambatan sebesar 1% (satu persen) di atas
tingkat Obligasi masing-masing seri Obligasi per tahun dari jumlah dana yang terlambat dikembalikan;
- Denda tersebut di atas dihitung dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh)
Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender; dan
- Denda dikenakan sejak hari ke-3 (ketiga) setelah berakhirnya Perjanjian yang dihitung secara harian;
iv. Jumlah yang harus dibayar dan denda tersebut harus dibayar sekaligus secara penuh atas permintaan
pertama Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dengan memberitahukan kepada KSEI dan KSEI
mengembalikan Sertifikat Jumbo Obligasi kepada Perseroan sesuai dengan jumlah Pokok Obligasi yang
diterbitkan Perseroan;
v. Apabila uang pengembalian pemesanan Obligasi sudah disediakan, akan tetapi pemesan tidak datang untuk
mengambilnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah sejak keputusan penundaan atau pembatalan
Penawaran Umum tersebut atau berakhirnya Perjanjian, Perseroan dan/atau Penjamin Pelaksana Emisi
Obligasi dan/atau Penjamin Emisi Obligasi tidak diwajibkan membayar Bunga Obligasi dan/atau denda
kepada para pemesan Obligasi;
vi. Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi karena sebab apapun juga, para pihak
berkewajiban untuk segera (terlebih dahulu) memberitahukan secara tertulis kepada OJK.

13. Lain-lain

Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian Obligasi secara
keseluruhan atau sebagian dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
XV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR
PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI

Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Obligasi dapat diperoleh pada masa Penawaran Umum yaitu dari
tanggal 4 Januari 2021 sampai dengan 5 Januari 2021 di kantor Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan
Penjamin Emisi Obligasi sebagai berikut:

Penjamin Pelaksana Emisi dan Penjamin Emisi Obligasi

PT Indo Premier Sekuritas


Gedung Pacific Century Place, Lantai 16
Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 SCBD Lot 10 Jakarta
12190, Indonesia
Telepon: (021) 5088 7168
Faksimili: (021) 5088 7167
Website: www.indopremier.com
Email: fixed.income@ipc.co.id

Penyebarluasan Prospektus, FPPO dilaksanakan bersamaan dengan dimulainya masa Penawaran Umum sampai
dengan berakhirnya masa Penawaran Umum.

Anda mungkin juga menyukai