1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menggambarkan sikap dan perilaku
wirausahawan dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mencontohkan sikap dan perilaku
wirausahawan.dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
Sikap dan perilaku wirausahawan
E. Pendekatan, Strategi, Metode
Pendekatan berfikir : Sientific
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Observasi, diskusi dan tanya jawab.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1 – 3
N Kegiatan Langkah – langkah Pembejalaran Waktu
o
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Melakukan pengkondisian peserta didik
1 Pendahuluan Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 Menit
Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
Melakukan Pre test.
2 Kegiatan Inti
Pemberian rangsangan
1. Guru meminta peserta didik untuk memperhatik an materi yang ada dilaya r
komputer tentang sikap dan perilaku wirausahawa
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca bu ku panduan yang lainnya agar
dapat mudah dipahami
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh
guru
Identifikasi masalah
1. Guru menugaskan peserta didik untuk menggunakan, menerap kan,
menggambarkan, mencontohkan sikap dan perilaku wirausahawan
2. Pesera didik berusaha untuk dapat menggunakan, menerap kan,
menggambarkan, mencontohkan sikap dan perilaku wirausahawan
3. Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta didik
menggunakan, menerap kan, menggambarkan, mencontohkan sikap dan
perilaku wirausahawan
4. Peserta didik mendis kusikan dengan kelom pok yang lainnya tenta ng
menggunakan, menerap kan, menggambarkan, mencontohkan sikap dan
perilaku wirausahawan
5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang
lainnya memberikan tanggapan
Pengumpulan data
1. Guru meminta peserta didik untuk mencari buku panduan atau infor masi
tentang atau cara menggunakan, menerap kan, menggambarkan,
mencontohkan sikap dan perilaku wirausahawan
2. Peserta didik mencoba menggunakan, menerapkan, menggambarkan,
mencontohkan sikap dan perilaku wirausahawan Sebagai pembuktia n penguji
an hipote sis
Pembuktian
1. Peserta didik berusaha menggunakan, menerap kan, menggambarkan,
mencontohkan sikap dan perilaku wirausahawan
2. Guru meminta peserta didik untuk me nilai hasil yang telah dibuat oleh peserta
di dik yang lainnya
3. Peserta didik menilai berdasarkan format penilaian yang sudah ada
Menarik simpulan
1. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang menggunakan, menerap kan,
menggambarkan, mencontoh kan sikap dan perilaku wirausahawan
2. Guru menugaskan peserta didik untuk menggunakan, menerap kan,
menggambarkan, mencontohkan sikap dan perilaku wirausahawan
3. Peserta didik mengerjakan tugas dari guru untuk menggunakan, menerap
kan, menggambarkan, mencontohkan sikap dan perilaku wirausahawan
4. Peserta didik yang lain menanggapi kesim pulan dari peserta didik yang sedang
maju untuk mempresentasi kan hasilnya
5. Peserta didik memperbaiki hasil pre sentasi berdasarkan ta nggapan dari
temannya
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan tentang sikap
dan perilaku wirausahawan
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
3. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh peserta didik secara
individu untuk mengerjakannya.
3 Penutup 15 Menit
4. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan mengerjakan latihan tentang sikap
dan perilaku wirausahawan
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada peserta didik
untuk mempelajari materi berikutnya.
6. Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
Latihan soal
1. Sebutkan sifat – sifat wirausahawan!
2. Apakah yang dimaksud keterampilan teknis?
3. Sebutkan dua macam keterampilan yang dimiliki oleh wirausahawan!
4. Sebutkan keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh wirausahawan!
5. Apasajakah yang mencakup keterampilan dasar?
Jawaban
1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif
Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat
Mampu berkarya dengan semangat kemandirian
Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan
2. Ketrampilan teknis ( technical skill) : ketrampilan melakukan teknik tertentu dalam mengelola usaha
3. Keterampilan dasar dan keterampilan khusus
4. Keterampilan konsep, keterampilan teknis, dan human skill
5. Memiliki sikap mental dan spiritual yang tinggi
Memiliki kepribadian yang unggul
Pandai berinisiatif
Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menilai peluang usaha produk
barang/jasa dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat membedakan peluang usaha produk
barang/jasa dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
peluang usaha produk barang/jasa
E. Pendekatan, Strategi, Metode
Pendekatan berfikir : Sientific
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Observasi, diskusi dan tanya jawab.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1 – 3
N Kegiatan Langkah – langkah Pembejalaran Waktu
o
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Melakukan pengkondisian peserta didik
1 Pendahuluan Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 Menit
Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
Melakukan Pre test.
2 Kegiatan Inti
Pemberian rangsangan
1. Guru meminta peserta didik untuk memperhatik an materi yang ada dilaya r
komputer tentang pelua ng usaha produk barang /jasa
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca bu ku panduan yang lainnya agar
dapat mudah dipahami
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh
guru
Identifikasi masalah
1. Guru menugaskan peserta didik untuk menghubungkan, membagi, menilai,
membedakan peluang usaha produk barang/jasa
2. Pesera didik berusaha untuk dapat menghubungkan, membagi, menilai,
membedakan peluang usaha produk barang/jasa
3. Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta di dik
menghubungkan, me mbagi, menilai, membe dakan peluang usaha produk
barang/jasa
4. Peserta didik mendis kusikan dengan kelom pok yang lainnya tenta ng
menghubungkan, me mbagi, menilai, membe dakan peluang usaha produk
barang/jasa
5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang
lainnya memberikan tanggapan
Pengumpulan data
1. Guru meminta peserta didik untuk mencari buku panduan atau infor masi tentang
atau cara menghubungkan, membagi, menilai, membedakan peluang usaha
produk barang/jasa
2. Peserta didik mencoba menghubungkan, membagi, menilai, membedakan
peluang usaha produk barang /jasa Sebagai pembukt ia n penguji an hipote sis
Pembuktian
1. Peserta didik berusaha menghubungkan, membagi, menilai, membedakan
peluang usaha produk barang/jasa
2. Guru meminta peserta didik untuk me nilai hasil yang telah dibuat oleh peserta
di dik yang lainnya
3. Peserta didik menilai berdasarkan format penilaian yang sudah ada
Menarik simpulan
1. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang menghubungkan, membagi,
menilai, membedakan peluang usaha produk barang/jasa
2. Guru menugaskan peserta didik untuk menggunakan, menerap kan,
menggambarkan, mencontohkan sikap dan perilaku wirausahawan
3. Peserta didik mengerjakan tugas dari guru untuk menghu bungkan, membagi,
menilai, membedakan peluang usaha produk barang/jasa
4. Peserta didik yang lain menanggapi kesim pulan dari peserta didik yang sedang
maju untuk mempresentasi kan hasilnya
5. Peserta didik memperbaiki hasil pre sentasi berdasarkan ta nggapan dari
temannya
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan tentang
peluang usaha produk barang/jasa
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
3. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh peserta didik secara
3 Penutup individu untuk mengerjakannya. 15 Menit
4. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan mengerjakan latihan tentang peluang
usaha produk barang/jasa
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada peserta didik
untuk mempelajari materi berikutnya.
6. Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup
Produk adalah segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik yang dapat ditawarkan kepada
konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam menganalisis produk yang dibuatnya,
seorang wirausaha dapat mengklasifikasikan jenisnya ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
– Produk primer, yaitu produk-produk yang mengacu pada penggalian sumber daya alam.
- Produk sekunder, yaitu produk yang mengacu pada pengolahan atau pemrosesan bahan baku menjadi
bahan jadi.
– Produk tersier, yaitu produk yang mengacu pada peralatan dan pelayanan jasa.
Menganalisis bidang produk barang
Produk yang berupa barang dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatannya, karakteristik atau sifatnya,
dan tujuan pemakaiannya.
1. Berdasarkan tingkatan atau levelnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Inti produk (core product/generie Product), yaitu manfaat atau jasa inti yang diberikan produk
barang tersebut.
b. Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk yang
berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek, dan kemasannya.
c. Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), yaitu menggambarkan
kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.
2. Berdasarkan karakteristik atau sifatnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang yang berwujud biasanya bisa bertahan lama
dengan berkali-kali pemakaian.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi
satu atau beberapa kali.
c. Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
3. Berdasarkan pemakaiannya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Barang konsumsi (consumer’s goods), yaitu barang yang digunakan oleh konsumen akhir atau
rumah tangga dan tidak untuk di komersilkan.
b. Barang industri (industrial goods), yaitu barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang
lain atau menjalankan suatu organisasi dan suatu bisnis.
Menganalisis bidang produk jasa
Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat dirasakan ketika dikonsumsi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bidang usaha jasa, yaitu:
1. Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca di kejauhan.
2. Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni.
3. Menyebarkan pamflet tentang jasa yang ditawarkan.
4. Mengadakan demonstrasi cara pembuatan barang atau perbaikannya secara menarik.
5. Memberi potongan harga atau harga khusus bagi pelanggan setia.
6. Mempromosikan jasa melalui alat-alat promosi yang tetap.
Jasa merupakan produk yang tidak berwujud dan mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Intangible, yaitu sifat jasa yang tidak bersifat fisik (walaupun berkaitan dengan produk fisik)
sehingga tidak dapat dilihat atau dirasakan sebelum dibeli.
2. lnsparable, yaitu sifat jasa yang tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dan konsumsi
sehingga interaksi antara produsen dan konsumen sangat menentukan.
3. Variable, yaitu sifat jasa yang mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan sejenisnya,
tergantung dari siapa, kapan, dan di mana produk tersebut dihasilkan.
4. Perishible, yaitu sifat jasa yang mudah rusak atau hilang karena ketidakmampuannya untuk
disimpan.
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud produk?
2. Sebutkan 3 tingkatan produk!
3. Sebutkan hal – hal yang harus diperhatikan dalam usaha jasa!
4. Sebutkan karakteristik usaha jasa!
5. Apakah yang dimaksud industrial goods?
Jawaban
1. Segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya
2. Produk tersier, produk sekunder, produk primer
3. Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca di kejauhan.
Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni.
Menyebarkan pamflet tentang jasa yang ditawarkan.
4. Perishable, variable, insparable, intangible
5. Barang industri (industrial goods), yaitu barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain
atau menjalankan suatu organisasi dan suatu bisnis.
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada
seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Menurut UU yang telah disahkan oleh DPR-RI
pada tanggal 21 Maret 1997, HaKI adalah hak-hak secara hukum yang berhubungan dengan permasalahan
hasil penemuan dan kreativitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan dengan perlindungan
permasalahan reputasi dalam bidang komersial (commercial reputation) dan tindakan / jasa dalam bidang
komersial (goodwill).
Dengan begitu obyek utama dari HaKI adalah karya, ciptaan, hasil buah pikiran, atau intelektualita
manusia. Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya
pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3). Setiap manusia
memiliki memiliki hak untuk melindungi atas karya hasil cipta, rasa dan karsa setiap individu maupun
kelompok.
Kita perlu memahami HaKI untuk menimbulkan kesadaran akan pentingnya daya kreasi dan inovasi
intelektual sebagai kemampuan yang perlu diraih oleh setiap manusia, siapa saja yang ingin maju sebagai
faktor pembentuk kemampuan daya saing dalam penciptaan Inovasi-inovasi yang kreatif.
Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya pikir manusia yang
memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member keuntungan kepada pemilik hak cipta.
Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil dari kemampuan
intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap
karyanya.
Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni guna meningkatkan
taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak yang telah diberikan
oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang diberikan perlindungan berdasarkan
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/ lingkungan.
Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia
Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :
Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade
Organization (WTO)
Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the Protection of
Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual Property Organization
Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty
Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the Protection of
Literary and Artistic Works
Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dapat dilaksanakan.
Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas pemikiran-pemikiran kreatif mereka
atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan,
dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual, Departemen
Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia.
Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1. Hak Cipta
2. Hak Kekayaan Industri, yang meliputi :
1. Hak Paten
2. Hak Merek
3. Hak Desain Industri
4. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
5. Hak Rahasia Dagang
6. Hak Indikasi
Dalam tulisan ini, penulis hanya akan membahas Hak Cipta, Hak Paten, dan Hak Merek.
Hak Cipta
Hak Cipta adalah Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan ciptaannya atau memperbanyak
ciptaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19/2002 Pasal 1 ayat 1 mengenai Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta termasuk kedalam benda
immateriil, yang dimaksud dengan hak milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya adalah benda
tidak berwujud (benda tidak bertubuh). Sehingga dalam hal ini bukan fisik suatu benda atau barang yang
di hak ciptakan, namun apa yang terkandung di dalamnya yang memiliki hak cipta. Contoh dari hak cipta
tersebut adalah hak cipta dalam penerbitan buku berjudul “Manusia Setengah Salmon”. Dalam hak cipta,
bukan bukunya yang diberikan hak cipta, namun Judul serta isi didalam buku tersebutlah yang di hak
ciptakan oleh penulis maupun penerbit buku tersebut. Dengan begitu yang menjadi objek dalam hak cipta
merupakan ciptaan sang pencipta yaitu setiap hasil karya dalam bentuk yang khas dan menunjukkan
keasliannya dalam ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Dasar hukum Undang-undang yang mengatur hak
cipta antara lain :
UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)
UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
(Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)
Hak Kekayaan Industri
Hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur segala sesuatu milik perindustrian, terutama yang
mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri sangat penting untuk didaftarkan oleh perusahaan-
perusahaan karena hal ini sangat berguna untuk melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal yang
sifatnya menghancurkan seperti plagiatisme. Dengan di legalkan suatu industri dengan produk yang
dihasilkan dengan begitu industri lain tidak bisa semudahnya untuk membuat produk yang sejenis/ benar-
benar mirip dengan mudah. Dalam hak kekayaan industri salah satunya meliputi hak paten dan hak merek.
Hak Paten
Menurut Undang-undang Nomor 14/2001 pasal 1 ayat 1, Hak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan
oleh Negara kepada Inventor atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu dalam melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau dengan membuat persetujuan kepada
pihak lain untuk melaksanakannya. Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan
suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan
masalah tertentu di bidang teknologi, hal yang dimaksud berupa proses, hasil produksi, penyempurnaan
dan pengembangan proses, serta penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.
Perlindungan hak paten dapat diberikan untuk jangka waktu 20 tahun terhitung dari filling date. Undang-
undang yang mengatur hak paten antara lain :
UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran
Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 109).
Hak Merek
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15/2001 pasal 1 ayat 1, hak merek adalah tanda yang berupa gambar,
nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Merek merupakan
tanda yang digunakan untuk membedakan produk/jasa tertentu dengan produk/jasa yang sejenis sehingga
memiliki nilai jual dari pemberian merek tersebut. Dengan adanya pembeda dalam setiap produk/jasa
sejenis yang ditawarkan, maka para costumer tentu dapat memilih produk.jasa merek apa yang akan
digunakan sesuai dengan kualitas dari masing-masing produk/jasa tersebut. Merek memiliki beberapa
istilah, antara lain :
Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis
lainnya.
Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan
barang atau jasa sejenis lainnya.
Selain itu terdapat pula hak atas merek, yaitu hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek
yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek
tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk menggunakannya. Dengan terdaftarnya suatu merek, maka sudah dipatenkan bahwa nama merek
yang sama dari produk/jasa lain tidak dapat digunakan dan harus mengganti nama mereknya. Bagi
pelanggaran pasal 1 tersebut, maka pemilik merek dapat mengajukan gugatan kepada pelanggar melalui
Badan Hukum atas penggunaan nama merek yang memiliki kesamaan tanpa izin, gugatan dapat berupa
ganti rugi dan penghentian pemakaian nama tersebut.
Selain itu pelanggaran juga dapat berujung pada pidana yang tertuang pada bab V pasal 12, yaitu setiap
orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama secara keseluruhan dengan
merek terdaftar milik orang lain atau badan hukum lain, untuk barang atau jasa sejenis yang diproduksi
dan diperdagangkan, dipidana penjara paling lama tujuh tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,-
Oleh karena itu, ada baiknya jika merek suatu barang/jasa untuk di hak patenkan sehingga pemilik ide atau
pemikiran inovasi mengenai suatu hasil penentuan dan kreatifitas dalam pemberian nama merek suatu
produk/jasa untuk dihargai dengan semestinya dengan memberikan hak merek kepada pemilik baik
individu maupun kelompok organisasi (perusahaan/industri) agar dapat tetap melaksanakan kegiatan-
kegiatan perekonomiannya dengan tanpa ada rasa was-was terhadap pencurian nama merek dagang/jasa
tersebut.
Undang-undang yang mengatur mengenai hak merek antara lain :
UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 81)
UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek
(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 110)
Dalam pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa HaKI adalah bagian penting dalam penghargaan dalam
suatu karya dalam ilmu pengetahuan, sastra maupun seni dengan menghargai hasil karya pencipta inovasi-
inovasi tersebut agar dapat diterima dan tidak dijadikan suatu hal untuk menjatuhkan hasil karya
seseorang serta berguna dalam pembentukan citra dalam suatu perusahaan atau industri dalam
melaksanakan kegiatan perekonomian.
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud Hak Atas Kekayaan Intelektual?
2. Sebutkan undang – undang yang mengatur hak merek!
3. Apakah isi pasal 12 bab v?
4. Mengapa suatu produk harus dibuat hak patenkan?
5. Apakah yang dimaksud merek kolektif?
Jawaban
1. Adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok
orang atas karya ciptanya
2. UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 81)
UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran
Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 110)
3. Yaitu setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama secara
keseluruhan dengan merek terdaftar milik orang lain atau badan hukum lain, untuk barang atau jasa
sejenis yang diproduksi dan diperdagangkan, dipidana penjara paling lama tujuh tahun dan denda
paling banyak Rp100.000.000,-
4. Pemilik ide atau pemikiran inovasi mengenai suatu hasil penentuan dan kreatifitas dalam pemberian
nama merek suatu produk/jasa untuk dihargai dengan semestinya dengan memberikan hak merek
kepada pemilik baik individu maupun kelompok organisasi (perusahaan/industri) agar dapat tetap
melaksanakan kegiatan-kegiatan perekonomiannya dengan tanpa ada rasa was-was terhadap pencurian
nama merek dagang/jasa tersebut.
5. Merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan
oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau
jasa sejenis lainnya.
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk
yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat
penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat
mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan
mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe
tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri
dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis
produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk
pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk
memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut
beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak
rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji
untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
Berikut tahapan prototype:
a. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan
kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan
aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat
pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk
menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
c. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnyaworking model namun mengalami
perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat
kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada
tahapan produksi.
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan
sistem produksi.
d. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya
dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
e. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada
tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun
peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki
pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung
jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan
konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
f. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara
jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau
diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user.
Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai
menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya
dengan produk akhir.
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud Prototipe produk ?
2. Apakah yang Anda ketahui tentang model dalm prototype?
3. Sebutkan ancaman – ancaman produk jika masuk di pasaran!
4. Bagaimanakah penerapan working model dalam wirausaha?
5. Sebutkan tahapan prototype!
Jawaban
1. Bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan
produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa
mendatang.
2. Menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau
diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user.
3. Keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran,
siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
4. Dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang
seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter
fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
5. Pendefinisian produk, Working model, prototype rekayasa, prototype produksi, qualified production
item, model
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
Uraian Materi
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud aliran intermiten?
2. Apasajakah yang harus dipersiapkan administrasi pergudangan dalam mengurus keluar masuknya
barang?
3. Sebutkan pencatatan administrasi gudang!
4. Bagaimanakah sistem kerja pencatatan terus menerus?
5. Apakah yang Anda ketahui tentang Last-in, First-out (LIFO)?
Jawaban
1. Proses produksi dengan kumpulan/kelompok produk yang sejenis dan dengan waktu yang
terputus-putus.
2. Menyelenggarakan tata buku penggudangan yang jelas dan mudah diperiksa.
Membukukan mutasi barang setiap terjadi mutasi.
Menyelenggarakan pembukuan dan administrasi barang dalam buku-buku dan/atau kartu-
kartu barang,
3. Pencatatan terus menerus dan pencatatan periodik
4. Sistem pencatatan terus menerus" atau disebutjuga "sistem Buku", pencatatan persediaan
barang dilakukan secara terns-menerus. Tiapjeni-s barangdibuatperkiraan/rekening/kartu atau
buku tersendiri. Eertarnbahnya barangdicatat di sebelah debet. Berkurangnya barang dicatat di
sebelah kredit setiap saat terjadi transaksi. saldo dari perkiraan dicocokkan dengan persediaan
barang yang sebenarnya ada.
5. Pencatatan dengan metode LIFO berarti barang yang paling akhir masuk, barang itulah yang lebih
dahulu dikeluarkan. Metode ini juga dapat dikatakan bahwa masuk akhir, keluar pertama
(MAKP).
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
Dunia industri saat iniberkembang sangat pesat, terutama di daerah penyangga kota besarseperti
Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor,dan sekitarnya, hal tersebut dipengaruhi akses serta infrastruktur yang
sudahsangat mendukung. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan tersebut dituntut berpacuuntuk dapat
berkompetisi denganperusahaan lain yangmempunyai ruang lingkup bidangyang sama.
1. Produk yang diproduksi secara massal untuk pertama kali.
2. Metode yang digunakan masih belum tepat dan efektif.
3. Mesin yang digunakan masih belum optimaldan efeisien.
4. Operator yang mash kurang mengerti tentang kualitas pekerjaan yang baik
5. Material yang digunakan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut proses produksi yang sekarang sedang berlangsung
dirasakurang efektif dan efisien , untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa faktoryang dapat menunjang
efektifitas dan efisiensi kerja yaitu :
Membuat gambar kerja yang mudah dimengerti. Gambar kerja adalah komunikasi utama antara
sipembuat gambar atau ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus didipahami oleh
kedua belah pihak. ( Sujiyanto, 2012 : 7 )
Menggunakan metode yang tepat dan cepat. Metode adalah carayang sudah dipikirkan masak-
masak dan dilakukan dengan mengikutilangkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang
hendak dicapai ( Drs. AgusM. Hardjana ).
Mengoptimalkan penggunaan mesin yang ada. Mengoptimalkan produksi adalah
upayameningkatkan nilai dari suatu produksi, seperti meningkatkan kualitas produksi,jumlah
produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi.
Membuat standar pengecekan pada material yang dibeli. Pengecekan ataupemeriksaan adalah
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentanginformasi yang dapat diukur mngenai
suatu entitas ekonomi yang dilakukanseseorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkankesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang
telahditetapkan ( Arens & Loebbecke,2007).
Membuat standar pengecekan pada material yang dibeli. Pengecekan ataupemeriksaan adalah
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentanginformasi yang dapat diukur mngenai
suatu entitas ekonomi yang dilakukanseseorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkankesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang
telahditetapkan ( Arens & Loebbecke,2007).
Melihat persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan harus dapat mengatasi permalasahan-
permalsahan tersebut agar dapat berkompetisi denganperusahaan lain. Faktor penunjang efektifitas dan
efisiensi kerja ini lah yangharus dilakukan perusahaan. Pembuatan gambar kerja yang baik, mudah
dipahamiserta detail adalah faktor penunjang efektifitas yang sangat berperan penting,karena gambar kerja
adalah dasar dari setiap proses produksi yang berjalan diPT Matahari Leisure jika gambar kerja sudah baik
maka faktor – faktor penunjangefektifitas dan efisiensinya yang lain mengikuti.
Latihan soal
1. Mengapa di kota berkembang / kota besar dunia industry cepat berkembang?
2. Apakah yang dimaksud pengecekkan?
3. Sebutkan factor – factor yang menunjang efektivitas dan efisiensi dalam usaha!
4. Sebutkan ruang lingkup yang mempengaruhi berkembangnya suatu perusahaan!
5. Apakah yang dimaksud gambar kerja dalam wirausaha?
Jawaban
1. Karena dipengaruhi akses serta infrastruktur yang sudahsangat mendukung
2. Pengecekan ataupemeriksaan adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
tentanginformasi yang dapat diukur mngenai suatu entitas ekonomi yang dilakukanseseorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkankesesuaian informasi yang
dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telahditetapkan
3. Membuat gambar kerja yang mudah dimengerti.
Menggunakan metode yang tepat dan cepat.
Mengoptimalkan penggunaan mesin yang ada.
Membuat standar pengecekan pada material yang dibeli.
Membuat standar pengecekan pada material yang dibeli.
4. Produk yang diproduksi secara massal untuk pertama kali.
Metode yang digunakan masih belum tepat dan efektif.
Mesin yang digunakan masih belum optimaldan efeisien.
Operator yang mash kurang mengerti tentang kualitas pekerjaan yang baik
Material yang digunakan.
5. Gambar kerja adalah komunikasi utama antara sipembuat gambar atau ide dengan si pelaksana di
lapangan, dan gambar harus didipahami oleh kedua belah pihak.
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
URAIAN MATERI
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini
didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi maupun belum terjadi.
Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit
adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya
yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan
tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi
secara cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan. Selisih
pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan
yang diperoleh. Biaya produksi ini diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen.
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi
suatu barang. Biaya produksi ini memiliki definisi yang berbeda dengan biaya operasional. Bedanya
dengan biaya operasional adalah biaya operasional merupakan biaya atau pengeluaran oleh suatu
perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan toko, biaya asuransi, biaya
tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya iklan, biaya pajak, biaya pengiriman, biaya
perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor / perusahaan atau biaya perawatan mesin, dan lain
sebagainya. Dalam memproduksi suatu barang tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang
dan terencana dengan baik demi untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas.
Biaya Produksi dan Biaya non Produksi
Biaya produksi berbeda dengan biaya non produksi. Perbedaannya adalah biaya non produksi merupakan
biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain
maupun administrasi pada umumnya. Menurut ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam
dua kategori yakni biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi, dan pelayanan
kepada pelanggan. Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi biaya pengembangan,
adminitrasi umum dan pengembangan.
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud biaya?
2. Apakah yang Anda ketahui tentang biaya produksi?
3. Apakah perbedaan antara biaya produksi dengan biaya non produksi?
4. Sebutkan contoh biaya operasional!
5. Sebutkan penggolongan biaya non produksi!
Jawaban
1. Pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi.
2. Keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu barang
3. Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran /
distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya. Menurut ilmu ekonomi,
biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni biaya penjualan yang melingkupi tentang
biaya pemasaran / distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan. Serta yang kedua adalah mengenai
administrasi yang melingkupi biaya pengembangan, adminitrasi umum dan pengembangan.
4. Biaya perlengkapan toko, biaya asuransi, biaya tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya
iklan, biaya pajak, biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor /
perusahaan atau biaya perawatan mesin
5. Biaya pemasaran dan biaya pengembangan
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
URAIAN MATERI
Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai
prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu produk berhubungan
erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang
lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang
lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting agar
produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena
produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai
pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan
produk adalah pembuatan prototipe produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk
yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat
penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat
mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan
mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe
tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri
dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis
produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk
pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk
memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut
beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak
rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji
untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final. Berikut tahapan prototype:
a. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan
kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan
aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat
pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk
menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
c. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnyaworking model namun mengalami
perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat
kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada
tahapan produksi. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.
d. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya
dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
e. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada
tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun
peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki
pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung
jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan
konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
f. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara
jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau
diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user.
Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai
menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya
dengan produk akhir.
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud prototype?
2. Sebutkan ancaman – ancaman produk ketika memasuki pasar!
3. Apa yang Anda ketahui tentang model dari suatu produk?
4. Apa tujuan prototype rekayasa dibuat?
5. Apa yang Anda ketahui tentang prototipe produk?
Jawaban
1. Bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan
produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa
mendatang.
2. Keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran,
siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran
3. Merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas
menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau
diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan
sistem produksi.
5. bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode
produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan
produk dan part-nya.
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
Tegal, Januari 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud pengujian teknis?
2. apa yang dihasilkan dalam technical testing?
3. Sebutkan manfaat pengujian preferensi!
4. Sebutkan model – model pengujian pasar simulasi!
5. Apakah yang dimaksud pengujian pasar?
Jawaban
1. Pengujian dengan cara membuat prototype yang merupakan approximation produk akhir
2 Produsction shelf life, tingkat keusangan produk, masalah yang timbul dari pemakaian yang tidak
seharusnya, jadwal pemeliharaan yang tepat
3 Uji preferensi actual dan uji teknis, estimeasi tingkat pembelian ulang, dimensi kinerja produk
4 BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, LITMUS
5 Perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual di wilayah pasar terbatas yang sebisa
mungkin mewakili keseluruhan pasar dimana produk akan dijual
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
URAIAN MATERI
Pembuatan bagian-bagian diskrit atau rakitan menggunakan proses yang berkesinambungan disebut
produksi massal.
Sistem produksi dibenarkan oleh volume yang sangat besar produksi. Mesin-mesin tersebut diatur dalam
garis atau tata letak produk. Produk dan proses standarisasi ada dan semua output mengikuti jalan yang
sama.
Karakteristik
Produksi massal digunakan dalam situasi berikut:
1. Standardisasi urutan produk dan proses.
2. Dedicated mesin tujuan khusus yang memiliki kapasitas produksi yang lebih tinggi dan tingkat
output.
3. Besar volume produk.
4. Shorter waktu siklus produksi.
5. Lebih rendah dalam persediaan proses.
6. Seimbang sempurna lini produksi.
7. Aliran material, komponen dan suku cadang yang terus-menerus dan tanpa pelacakan kembali.
8. Perencanaan produksi dan kontrol mudah.
9. Penanganan material dapat sepenuhnya otomatis.
Keuntungan
Berikut adalah keuntungan dari produksi massal:
1. Tinggi tingkat produksi dengan mengurangi waktu siklus.
2. Tinggi utilisasi kapasitas karena keseimbangan lintasan.
3. Operator kurang terampil yang diperlukan.
4. Rendah proses inventarisasi.
5. Manufaktur biaya per unit rendah.
Keterbatasan
Berikut ini adalah keterbatasan produksi massal:
1. Perincian dari satu mesin akan menghentikan jalur produksi keseluruhan.
2. Tata letak garis membutuhkan perubahan besar dengan perubahan dalam desain produk.
3. Tinggi investasi fasilitas produksi.
4. Waktu siklus ditentukan oleh operasi paling lambat.
5. Perancangan dan Pengembangan Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung
jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung jawab yang melibatkan banyak
fungsi dalam suatu perusahaan
3. Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan
peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi
dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting
bagi proyek pengembangan produk adalah
· Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan
lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan
identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi
antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta
promosi produk.
· Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk
agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan
mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri
(estetika, ergonomics, user interface).
· Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system
produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara
lain adalah :
1. Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1 : Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep
produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan
percobaan lebih jauh.
3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi
subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. Fase 3 : Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan
toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen
standar yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam macam versi
produksi awal produk.
6. Fase 5 : Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari
produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik
pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan
4. Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford
mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk
prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan
keuntungan/kerugiannya.
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi
konsep adalah :
1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan
seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut
Proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikannya
secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan
kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot
kepentingan untuk tiap kebutuhan.
Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent
needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim
pengembang.
2. Penetapan spesifikasi target
Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara teknis.
Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target spesifikasi
terdiri dari 3 langkah :
a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan dari tingkat
kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat kepuasan
dari pelanggan produk pesaing..
c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
3. Penyusunan konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan
bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsepkonsep
produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan gambaran
singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
b. Pencarian eksternal
c. Pencarian internal
d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
4. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara berturutturut,
kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :
a. Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk
memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi dan
memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria.
5. Pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah terpenuhi,
memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus
diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.
6. Penentuan spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan
diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan
batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasi melalui
pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja.
7. Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan secara
rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi sumber
daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.
8. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh
dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya
pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan.
9. Analisa produk-produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang
berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi.
Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal sampai akhir.
10. Pemodelan dan pembuatan prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan
prototipe. Hal ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim
pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan kepada
konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah
untuk pilihan teknis.
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud produksi massal?
2. Sebutkan proses penyusunan konsep!
3. Sebutkan fungsi produksi massal!
4. Sebutkan factor kunci pengembangan produk!
5. Sebutkan strategi untuk mengembangkan produk!
Jawaban
1. Pembuatan bagian-bagian diskrit atau rakitan menggunakan proses yang berkesinambungan
2. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
Pencarian eksternal
Pencarian internal
Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
3. Standardisasi urutan produk dan proses.
Dedicated mesin tujuan khusus yang memiliki kapasitas produksi yang lebih tinggi dan tingkat output.
Besar volume produk.
Shorter waktu siklus produksi.
Lebih rendah dalam persediaan proses.
4. Unik
Fokus ke pelanggan dan berorientasi pasar
Melakukan pekerjaan rumah yang penting, seperti studi pemasaran, predevelopment dan sejenisnya.
5. Menentukan berapa pertumbuhan yang diharapkan dari produk baru tersebut
Menggali informasi perihal kapabilitas, pasar dan pelanggan
Mencari peluang-peluang yang ada
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
URAIAN MATERI
3. Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya
tujuan organisasi - Ina Primiana (2009:49)
4. Keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan
efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis. - Algifari (2003:118)
5. Apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam
permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan” . Erliah (2007:49)
6. Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), dapat dilihat dari :
Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
Jumlah produksi
Jumlah pelanggan
Perluasan usaha
Perluasan daerah pemasaran
Perbaikan sarana fisik dan
Pendapatan usaha
7. Indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003: 85) terdiri dari :
Modal
Pendapatan
Volume Penjualan
Output produksi
Tenaga Kerja
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud keberhasilan usaha?
2. Sebutkan indicator keberhasilan usaha!
3. Dari segi apakah usaha dikatakan berhasil?
4. Siapa sajakah yang disebut mitra usaha?
5. Apakah tujuan dari berusaha?
Jawaban
1. Permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi
2. Modal, pendapatan, volume penjualan, output produksi
3. Efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara
ekonomis.
4. Pelanggan, karyawan, dan pemasok.
5. Mendapatkan laba atau keuntungan
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel
(……………………) (……………………)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
Penilaian keterampilan : Praktek
URAIAN MATERI
Proses produksi memiliki dua pengertian yaitu, pengertian proses dengan pengertian produksi. Pengertian
dari proses adalah suatu cara, metode atau teknik bagaimana mengubah sumber – sumber yang ada yaitu
tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan kekayaan alam yang ada untuk memperoleh suatu hasil yang
optimal. Sedangkan yang dimaksud dengan produksi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan
menghasilkan barang atau jasa dengan cara mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi sehingga barang tersebut memiliki nilai tambah.
Maka dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proses produksi adalah cara, metode
serta teknik untuk menciptakan, mengolah atau memberi nilai tambah bagi suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber – sumber daya (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. Proses produksi
juga dibedakan berdasarkan karakteristik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganannya.
Sebagai catatan dalam perusahaan manufacturing, aliran produk sama dengan aliran bahan mentah.
Sedangkan dalam industri jasa, proses produksi tidak ditunjukan dengan aliran produk secara fisik, tetapi
oleh urutan – urutan operasi yang dilaksanakan dalam pemberian pelayanan.
Latihan soal
1. Apasajakah yang termasuk sumber sumber produksi?
2. Apakah yang dimaksud proses produksi?
3. Sebutkan tipe – tipe proses produksi!
4. Apakah yang Anda ketahui tentang aliran garis?
5. Mengapa waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi relative lama?
Jawaban
1. Tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan kekayaan alam
2. Cara, metode serta teknik untuk menciptakan, mengolah atau memberi nilai tambah bagi suatu barang
atau jasa dengan menggunakan sumber – sumber daya (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang
ada
3. Aliran garis, aliran intermiten, aliran proyek
4. Tipe aliran ini mempunyai ciri aliran proses dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir dengan
urutan operasi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu tetap. Untuk tipe aliran ini,
produk harus di standarisasi dengan baik dan harus mengalir dari satu operasi atau proses kerja ke
operasi berikutnya dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Untuk menghindari penyetelan –penyetelan.
Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
Nilai = Betul x 20
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel
(……………………) (……………………)