Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

REGULASI PENYELENGGARAAN PAUD FORMAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Penyelenggaraan PAUD-UD508

Dosen Pengampu:

Drs. Edi Hendri Mulyana, M.Pd. (1534)

Nuraly Masum Aprily, M.Pd. (3190)

Disusun oleh:

Siti Sarah Nur Sa'bani (2003968)


Rahma Naily Hidayah (2005366)
Muhamad Rifqi Ilhamul Fauzi (2007051)
Sirin Nida Juliana (2008754)
Alia Hercylianda (2008764)
Ayu Latifatunnisa (2008778)
Fitria Palentin (2009279)
Santi Susanti (2009320)
Liestya Regina Dewi (2009711)
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS DAERAH TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, dengan rahmat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Perbandingan
Penyelenggaraan PAUD dengan judul "Regulasi Penyelenggaraan PAUD Formal" tepat
waktu. Tak lupa sholawat beserta salam selalu tercurah limpahkan kepada Junjungan kita
Nabi besar, Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan berpartisipasi dalam pembuatan makalah
ini.

Kami berharap "Regulasi Penyelenggaraan PAUD Formal" ini dapat menjadi


referensi, bahan bacaan dan tentunya semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami
juga menyadari bahwa kami adalah manusia yang pastinya tidak luput dari kesalahan dan
keterbatasan dalam berbagai hal, oleh karena itu kami telah memaksimalkan pembuatan
makalah ini meskipun masih memiliki banyak kekurangan didalamnya dan memerlukan
penyempurnaan.

Maka dari itu juga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dapat memperbaiki makalah ini dimasa mendatang. Demikian yang dapat
penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Garut, 13 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Pembahasan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Pengelolaan dan Penyelenggaraan PAUD Formal 2-3

2.2 Cara dan Syarat Pendirian Satuan PAUD Formal 4-8

2.3 Penyelenggaraan PAUD Formal 8-9

BAB III PENUTUP 10

3.1 Kesimpulan 10

3.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia dini merupakan masa pertumbuhan anak yang paling penting karena
pada masa ini akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Hal penting lainnya dari
anak usia dini ini adalah periose awal anak yang penting dan mendasar sepanjang rentang
pertumbuhan serta perkembangan kehidupannya. Masa ini ditandai oleh berbagai periode
penting yang fundamental dalam kehidupan anak berikutnya sampaj pada periode akhir
dari perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi ciri usia dini adalah periode
emas anak atau biasa kita sebut juga dengan golden age.

Salah satu pemenuhan hak pendidikan anak sejak dini dapat melalui program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya
merupakan pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh dan menekankan pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian yang ada pada anak. Juga dengan pemberian
rangsangan dan stimulasi pendidikan kepada anak untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki
jenjang pendidikan lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD formal?
2. Bagaimana cara dan syarat pendirian satuan PAUD formal?
3. Bagaimana penyelenggaraan PAUD formal?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Memahami pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD formal.
2. Mengetahui cara dan syarat pendirian satuan PAUD formal.
3. Mengetahui penyelenggaraan PAUD formal.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan dan Penyelenggaraan PAUD Formal

Pengelolaan seringkali disebut dengan manajemen kerja yang dilakukan oleh


individu atau sekelompok individu untuk mencapai sebuah tujuan. Menurut etimilogis
manajemen berasal dari Bahasa Latin, manus artinya tangan dan agree yang artinya
melakukan. Sehingga ketika digabung menjadi managere yang artinya menangani.
Dalam Bahasa Inggris menjadi management yang kemudian diterjemahkan dalam
Bahasa Indonesia menjadi pengelolaan atau manajemen.

Pengelolaan merupakan suatu proses sekelompok orang yang mempunyai tujuan


yang sama, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut harus memiliki inisiatif dan
bersikap inovatif sehingga dapat membawa perubahan yang efektif dalam pemecahan
suatu masalah dengan menggunakan bantuan sumber daya manusia dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi tersebut (Chaliskan dan Ozdemir, 2018; Hanifah, 2018;
Kadir dan Adebayi, 2019).

Menurut Caliskan dan Ozdemir (2018), bahwa pengelolaan dapat diartikan


sebagai proses perencanaan, pengendalian, pemantauan, pengarahan, pengawasan dan
evaluasi hasil dari tujuan sebuah organisasi pendidikan yang sebelumnya telah
ditentukan. Menurut Fatimah dan Rohmah (2016) mendefinisikan pengelolaan PAUD
sebagai manajemen yang mengolah serta mengatur proses terjadinya interaksi
pembelajaran antara siswa dengan guru yang tersusun, terencana, teratur dan sistematis
untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu, pola
pengelolaan PAUD adalah rancangan yang digunakan suatu lembaga pendidikan dalam
mengelola PAUD yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan anak untuk
memberi bekal awal sebelum anak memasuki jenjang selanjutnya.

Dengan berkaitannya pengelolaan dengan penyelenggaraan, maka


penyelenggaran harus dibuat dengan baik dan benar agar pengelolaan dapat berjalan
dengan baik. Menurut Handoko (2003, hlm. 167), penyelenggaraan merupakan proses
penyusunan struktur dalam organisasi yang sesuai dengan tujuan yang akan di capai.
Sedangkan menurut Hasibuan (2011, hlm. 118-119) penyelenggaraan merupakan proses
penentuan dan pengelompokan yang diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga

ii
dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan ialah proses awal untuk menempatkan
individu maupaun kelompok ke dalam struktur organisasi demi mencapai tujuan dari
organisasi tersebut.

Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak (TK) yang termasuk ke dalam PAUD


formal dapat diselenggarakan oleh masyarakat maupun pemerintah. Lembaga TK yang
diselenggarakan oleh masyarakat disebut sebagai TK Swasta, sedangkan lembaga yang
diselenggarakan oleh pemerintah disebut dengan TK Negeri.

Sebagai salah satu pendidikan formal, Taman Kanak-kanak mempunyai aktivitas


yang lebih kompleks dari segala aspek. Seperti kurikulum yang digunakan harus
dicadangkan dalam bentuk persiapan untuk masuk ke Sekolah Dasar (SD), dari segi
sarana prasana yang dipakai lebih bermacam-macam serta harus memperhatikan fungsi
dan manfaatnya untuk menunjang tumbuh kembang anak, dan dalam segi administrasi
kedinasan lebih banyak yang harus dibuat dan dilaporkan karena sebagai bentuk dari
pertanggung jawaban dari penyelenggaraan TK pada Dinas Pendidikan. Seperti laporan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) diawal semester, perlaporan berkas sekolah
hingga pelaporan kurikulum yang akan dilaksanakan. Rizqi Iyyatunnisa dan Nur Imam
Mahdi (2021, hlm. 67).

Untuk legalitas penyelenggaraan lembaga formal diperlukan izin pendirian


sebagai pondasi utama dalam legalitas penyelenggaraan lembaga PAUD formal yang
diajukan kepasa kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten. Setelah mendapatkan
persetujuan pendirian makan lembaga tersebut sudah dianggap sah dalam
menyelenggarakan sebuah pendidikan lalu akan mendapatkan Nomor Induk Sekolah
Nasional (NISN) sebagai kode akses dalam memperoleh fasilitas dari pemerintah.

Dalam penyelenggaraan lembaga yang salah satunya PAUD formal juga


mempunyai penilaian kinerja lembaga yang tertera dalam penilaian akreditasi yang
dikerjakan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) PAUD. Yang mana setiap lima tahun
sekali lembaga tersebut akan meninjau dalam segi kelayakan penyelenggaraan
pendidikan tersebut. Rizqi Iyyatunnisa dan Nur Imam Mahdi (2021, hlm. 68).

ii
2.2 Cara dan Syarat Pendirian Satuan PAUD Formal
Menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 28 menyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini pada jalur formal
berbentuk Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
1. Taman Kanak-Kanak (TK)
Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk satuan PAUD jalur pendidikan
formal dengan program pendidikan yang diselenggarakan bagi anak berusia 4 (empat)
tahun sampai usia 6 (enam) tahun. Prioritaskan diberikan kepada anak yang berusia 5
(lima) tahun.
a. Pendiri
Taman Kanak-Kanak (TK) dapat didirikan oleh:
1. Pemerintah kabupaten/kota
2. Pemerintah desa
3. Badan hukum
Badan hukum adalah badan hukum yang bersifat nirlaba yang
berbentuk yayasan, perkumpulan, atau badan lain sejenis yang telah
memperoleh pengesahan dari kementerian di bidang hukum.
b. Syarat Pendirian
Persyaratan pendirian TK terdiri atas persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 84 tahun 2014 tentang Pendirian Satuan
Pendidikan Anak Usia Dini.
1. Persyaratan administratif pendirian TK terdiri atas:
a) Fotokopi identitas pendiri
b) Surat keterangan domisili dari kepala desa/lurah
c) Susunan pengurus dan rincian tugas.
2. Persyaratan teknis pendirian TK terdiri atas:
a) Hasil penilaian kelayakan, meliputi:
a. Dokumen hak milik, sewa, atau pinjam pakai atas tanah dan
bangunan yang akan digunakan untuk penyelenggaraan TK yang
sah atas nama pendiri
b. Fotokopi akta notaris dan surat penetapan badan hukum dalam
bentuk yayasan, perkumpulan, atau badan lain sejenis dari
kementerian bidang hukum atas nama pendiri atau induk organisasi
ii
pendiri disertai surat keputusan yang menunjukkan adanya
hubungan dengan organisasi induk
c. Data mengenai perkiraan pembiayaan untuk kelangsungan TK
paling sedikit untuk 1 (satu) tahun pembelajaran.
b) Rencana Induk Pengembangan (RIP) TK, yang memuat:
a) Visi dan misi
b) Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
c) Sasaran usia peserta didik
d) Pendidik dan tenaga kependidikan
e) Sarana dan prasarana
f) Struktur organisasi
g) Pembiayaan
h) Pengelolaan
i) Peran serta masyarakat
j) Rencana pentahapan pelaksanaan pengembangan selama 5 (lima)
tahun
c) Dokumen rencana pencapaian standar penyelenggaraan TK paling
lama 3 tahun, yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Repuplik Indonesia No. 137 tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
c. Tata Cara Pendirian
Mekanisme pendirian TK sebagai berikut:
1) Pendiri TK mengajukan permohonan izin pendirian kepada kepala dinas
Pendidikan kabupaten/kota atau kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) perizinan melalui kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dengan
melampirkan persyaratan pendirian TK.
2) Kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk
menelaah permohonan pendirian TK berdasarkan kelengkapan persyaratan
pemohon dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Data mengenai perimbangan antara jumlah TK/TKLB, KB, TPA,
dan/atau SPS yang telah ada dan yang akan didirikan dengan
jumlah penduduk usia sasaran yang akan dilayani di wilayah
tersebut.

ii
2. Data mengenai perkiraan jarak TK yang akan didirikan di antara
TK/TKLB, KB, TPA, dan/atau SPS terdekat.
3. Data mengenai daya tampung dan lingkup jangkauan TK yang
akan didirikan per usia yang dilayani.
4. Ketentuan penyelenggaraan TK ditetapkan oleh pemerintah
provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
3) Berdasarkan hasil telaah kepala dinas pendidikan kabupaten/kota:
1. Memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan izin
pendirian TK.
2. Memberikan rekomendasi kepada kepala SKPD perizinan atas
permohonan izin pendirian TK.
4) Kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atau kepala SKPD perizinan
menerbitkan keputusan izin pendirian TK paling lama 60 hari sejak
permohonan diterima kepala dinas pendidikan kabupaten/kota.
d. Prinsip Penyelenggaraan

Prinsip-prinsip penyelenggaraan TK adalah:

 Ketersediaan Layanan Diarahkan untuk menampung anak-anak usia empat


sampai enam tahun supaya semua kelompok usia tersebut memperoleh
layanan.
 Transisional Diarahkan untuk mendukung keberhasilan masa transisi dan
mendekatkan pola pendekatan pembelajaran TK dan SD kelas awal.
 Kerjasama Mengedepankan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai
instansi/lembaga terkait, masyarakat, dan perorangan, agar terjalin
sinkronisasi dan terjaminnya dukungan pembelajaran pada masa transisi
antara TK dan SD kelas awal.
 Kekeluargaan Dikembangkan dengan semangat kekeluargaan dan
menumbuhsuburkan sikap saling asah, asih, dan asuh.
 Keberlanjutan Diselenggarakan secara berkelanjutan dengan
memberdayakan berbagai potensi dan dukungan nyata dari berbagai pihak
yang terkait.
 Pembinaan Berjenjang Dilakukan untuk menjamin keberadaan dan
pengelolaan secara optimal oleh pengawas TK/SD, Dinas Pendidikan
Kabupaten/ Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Direktorat Pendidikan

ii
Anak Usia Dini Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan
Informal.
2. Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA)
Raudhatul Athfal/Bustanul Athfal juga merupakan salah satu jenis layanan
PAUD Formal yang pada dasarnya sama dengan TK, yaitu diperuntukkan bagi anak
dengan rentang usia 4-6 tahun, namun dibedakan oleh pembelajaran nilai-nilai agama
Islam yang lebih menonjol. RA berada di bawah pengelolaan Kementrian Agama.
1) Persyaratan
1. Persyaratan Administratif
 Surat permohonan dan formulir isian pendirian RA yang diajukan oleh
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi setempat
 Surat rekomendasi dari Bupati/Wali Kota setempat
 Surat rekomendasi dari Gubernur setempat
2. Persyaratan Teknis
 Sarana dan Prasarana Minimal
 Rencana Induk Pembangunan dan Pengembangan RA
3. Persyaratan Kelayakan
 Tata ruang
 Geografis
 Ekologis
 Sosial dan budaya
 Demografi anak usia sekolah dengan ketersediaan lembaga Pendidikan
formal
b) Prosedur Pendirian RA
1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi selaku instansi pemohon
mengajukan usulan pendirian RA kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam
2. Tim verifikator Direktorat Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan administrasi, teknis, dan kelayakan
3. Tim verifikator Direktorat Jenderal bersama dengan tim verifikator Sekretariat
Jenderal Kemeterian Agama melakukan verifikasi lapangan
4. Direktur Jenderal mengadakan rapat pertimbangan kelayakan berdasarkan hasil
verifikasi lapangan dengan melibatkan sekurangkurangnya unsur: Sekretariat
Jenderal Kementerian Agama, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi, Bappenas, dan Kementerian Keuangan
ii
5. Berdasarkan hasil rapat pertimbangan kelayakan, Direktur Jenderal mengajukan
permohonan pendirian RA kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal
6. Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menerbitkan izin prinsip pendirian RA
7. Sekretaris Jenderal mengalokasikan anggaran untuk pembangunan dalam
rangka pemenuhan standar pelayanan minimal pendidikan
8. Direktur Jenderal mengkoordinasi pemenuhan standar pelayanan minimal
paling lambat 2 (dua) tahun sejak diterbitkan izin prinsip
9. Menteri menyampaikan permohonan persetujuan pendirian RA kepada Menteri
yang membidangi urusan pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi
10. Menteri menerbitkan izin operasional pendirian RA dalam bentuk Keputusan
Menteri setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri yang membidangi urusan
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.
2.3 Jenis Layanan PAUD Formal
Dalam pelaksanaannya jenis layanan dalam penyelenggaraan PAUD Formal di
Indonesia terdiri:
1) Taman Kanak-Kanak (TK)
Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah bentuk layanan PAUD pada jalur
pendidikan formal. Sebelum adanya konsep PAUD, kegiatan TK lebih dulu
dikenal sebagai lembaga yang menyelenggarakan program prasekolah. Dalam
perkembangnnya, program TK menjadi salah satu bagian dari program layanan
PAUD.
Tujuan penyelenggaraan TK adalah untuk membantu meletakkan dasar bagi
perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta anak
didik untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya, melalui kegiatan
bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Sasaran TK adalah anak usia
4-6 tahun atau usia persiapan untuk memasuki jenjang pendidikan dasar.
Penyelenggaraan TK berada di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan
Nasional yang dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. TK merupakan
salah satu jenis layanan PAUD Formal bagi anak dalam rentang usia empat
sampai enam tahun. Meskipun diperuntukan bagi anak berusia 4-6 tahun, namun
dalam penyelenggaraannya TK terbagi kembali menjadi dua kelompok usia yaitu
kelompok 4-5 tahun serta 5-6 tahun. Sejalan dengan hal tersebut, Maryatun

ii
(2017) menyebutkan bahwa TK terdiri dari dua jenjang, yaitu TK Kelompok A
(usia 4-5 tahun) dan TK Kelompok B (usia 5-6 tahun).

2) Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA)


Dalam penyelenggaraan PAUD terdapat program sejenis TK yang
diselengarakan oleh organisasi sosial keagamaan yang disebut Raudhotul Athfal
(RA) dan/atau Bustanul Atfhal (BA). Seperti halnya TK, RA/BA merupakan
salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan formal.
Pada prinsipnya penyelenggaraan RA/BA memiliki banyak kesamaan dengan
TK. Perbedaan RA/BA dengan TK adalah pada nuansa keagamaannya, di mana
pembalajaran nilai-nilai agama Islam pada RA/BA lebih menonjol dan menjiwai
keseluruhan proses belajar mengajar.
Tujuan penyelenggaraan RA/BA adalah untuk membantu meletakkan dasar
bagi perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta
anak didik untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya, melalui kegiatan
bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Sasaran RA/BA adalah anak-
anak yang berusia 4-6 tahun atau usia persiapan untuk memasuki pendidikan
dasar. Penyelenggaraan RA/BAberada dibawah pembinaan Kementerian Agama.
TK atau RA merupakan bentuk pendidikan untuk anak usia dini, Pendidikan di
TK tau RA adalah pendidikan yang diberikan oleh anak yang berusia 4-6 tahun
yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok A bagi anak usia 4-5 tahun
sedangkan B bagi anak 5-6 tahun (Yuliani Nurani, 2011, hlm. 22).
Selain memiliki jenis layanan PAUD yang berbeda dalam setiap kelompok usia, lama
waktu belajar dalam setiap kelompok usia pun berbeda-beda. Lama waktu belajar dalam satu
minggu untuk anak usia 0-2 tahun adalah minimal 120 menit, kemudian untuk anak berusia
2-4 tahun adalah minimal 360 menit, sedangkan untuk anak berusia 4-6 tahun adalah minimal
900 menit. Hal tersebut sejalan dengan Permendikbud No 146 Tahun 2014, dalam Pasal 7
ayat (2) menyebutkan bahwa lama belajar PAUD ditetapkan atas dasar kelompok usia.
Dalam penyelenggaraan pendidikan tentunya kurikulum memiliki peranan yang
sangat penting guna mencapai suatu tujuan pendidikan. Untuk itu tentunya diperlukan
kurikulum yang tepat untuk digunakan dalam penyelenggaraan PAUD. Kurikulum yang
digunakan dalam penyelenggaraan PAUD di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013
PAUD. Hal tersebut sejalan dengan Pasal 3 ayat (1) Permendikbud No 146 Tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa kurikulum PAUD disebut Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
ii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah disampaikan, dapat kita simpulkan bahwa pendidikan
anak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal (RA),
atau bentuk lain yang sederajat. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk satuan
PAUD jalur pendidikan formal dengan program pendidikan yang diselenggarakan bagi
anak berusia 4 (empat) tahun sampai usia 6 (enam) tahun. Raudhatul Athfal/Bustanul
Athfal juga merupakan salah satu jenis layanan PAUD Formal yang pada dasarnya sama
dengan TK, yaitu diperuntukkan bagi anak dengan rentang usia 4-6 tahun, namun
dibedakan oleh pembelajaran nilai-nilai agama Islam yang lebih menonjol. RA berada di
bawah pengelolaan Kementrian Agama.
3.2 Saran

Berdasarkan pemaparan materi dan kesimpulan yang telah dipaparkan. Penulis


makalah ini menyarankan dalam mengelola, melaksanakan dan menyelenggarakan
pendidikan sebagai tenaga kependidikan perlu meningkatkan dan mengoptimalkan
pencapaian yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Botutihe, S. N. (2020). Pola Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Gorontalo.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, hlm. 884-885.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. (2015). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Direktorat Pembinaan PAUD Kemdikbud.

Hasanah, Maziyatul, N. (2019). Penyelenggaraan Jalur Pendidikan Formal dan NonFormal


(Studi kasus di PAUD Terpadu Salsabila Al-Muthi'in Yogyakarta). Journal Of Early
Childhood Education and Development, 1(II), hlm. 84-97.

Mahdi, R. d. (2021). Penyelenggaraan Paud Formal, Non Formal Dan Informal Di Kb Tk Ik


Keluarga Ceria. Buhuts Al-Athfal: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini, hlm. 65-
68.

Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pendirian Raudlatul Athfal dan
Madrasah Negeri yang diselenggarakan oleh Pemerintah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 84 tahun 2014
tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repuplik Indonesia No. 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repuplik Indonesia No 146 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

Sunaengsih, C. (2017). Pengelolaan Pendidikan. Sumedang: UPI Sumedang Press.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

Wiblog. (2020). Pengertian Jenjang Pendidikan TK, RA, PAUD, TPA. [Online]. Diakses dari
: https://www.m.wibloog.com/detail.php?id=318&i=pengertian-jenjang-pendidikan-
tk,-ra,-paud,-tpa#1.%20Taman%20Kanak-Kanak%20(TK).

ii

Anda mungkin juga menyukai