Amanah merupakan aspek muamalah yang sangat penting karena terkait dengan kewajiban.
Dalam al-Qur’an dijelaskan betapa beratnya sebuah amanah. Allah berfirman dalam surah al-Ahzab
ayat 72:
َ َض َو ْال ِجبَا ِل فَأَبَ ْينَ أَ ْن يَحْ ِم ْلنَهَا َوأَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا َو َح َملَهَا اإل ْن َسانُ ِإنَّهُ َكان
ظلُو ًما َجهُوال .
ِ إِنَّا ع ََرضْ نَا األ َمانَةَ َعلَى ال َّس َما َوا
ِ ْت َواألر
Artinya: Allah memberikan amanah kepada langit tapi langit tidak mampu mengembannya
kemudian diberikan kepada bumi dan gunung ternyata semuanya tidak mampu memikul amanah
tersebut. Namun, hanya manusia yang berani menerima amanah itu.
Amanah pada kenyataannya tidak semudah yang dipikirkan karena dengan adanya amanah
berarti ada pembebanan atau tuntutan bagi yang bersangkutan untuk merealisasikan.
Kepemimpinan adalah syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kemasalahatan, baik di dunia
maupuan di akhirat karena kepemimpinan adalah penentu terhadap apa yang di pimpin, semua
kepemimpinan itu amanah baik dalam segala aspek Karen sang pemimpin wajib bertanggung jawab
terhadap yang di pimpinnya. Dan bagi masyarakat yang di pimpin wajib mentaati pemimpin,
sebagaimana yang ditegaskan di dalam Al-Qur’an.
Artinya: Abu dzar berkata : ya rasulallah tidakkah kau memberi jabatan apa-apa kepadaku? Maka
rasulullah memukul bahuku sambil berkata : hai abu dzar kau seorang yang lemah, dan jabatan itu
sebagai amanat yang pada hari qiyamat hanya akan menjadi kemenyesalan dan kehinaan. Kecuali
orang yang yang dapat menunaikan hak dan kewajibannya, dan memenuhi tanggung jawabnya
Artinya: Abu dzar berkata : ya rasulallah tidakkah kau memberi jabatan apa-apa kepadaku? Maka
rasulullah memukul bahuku sambil berkata : hai abu dzar kau seorang yang lemah, dan jabatan itu
sebagai amanat yang pada hari qiyamat hanya akan menjadi kemenyesalan dan kehinaan. Kecuali
orang yang yang dapat menunaikan hak dan kewajibannya, dan memenuhi tanggung jawabnya
A. Pengertian Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin
menipis kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pad
a dirinya.
Amanah dalam pengertian sempit adalah memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pe
miliknya dalam bentuk semula. Dalam pengertian luas amanah mencakup beberapa hal yaitu: menyi
mpan rahasia dan kehormatan orang lain, menjaga dirinya, menunaikan tugas-tugas yang diberikan
oleh Allah ataupun manusi dengan baik.
Secara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah, Imaroh, yang mempunyai makna
daya memimpin atau kualitas seorang pemimpin atau tindakan dalam memimpin. Sedangkan secara
terminologinya adalah suatu kemampuan untuk mengajak orang lain agar mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah upaya untuk
mentransformasi-kan semua potensi yang terpendam menjadi kenyataan.
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َس ْب َعةٌ يُ ِظلُّهُ ْم هَّللا ُ فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّهُ اإْل ِ َما ُم ْال َعا ِد ُل َو َشابٌّ نَ َشأ َ فِي ِعبَا َد ِة َربِّ ِه
َ ع َْن أَبِي ه َُر ْي َرةَ ع َْن النَّبِ ِّي
ُال إِنِّي أَ َخاف َ َب َو َج َما ٍل فَق
ٍ ص ِ ات َم ْن ُ ق فِي ْال َم َسا ِج ِد َو َر ُجاَل ِن ت ََحابَّا فِي هَّللا ِ اجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه َو َر ُج ٌل طَلَبَ ْتهُ ا ْم َرأَةٌ َذ ٌ ََّو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل
ْ ض
ُت َع ْينَاه ُ ِق أَ ْخفَى َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف
َ ق يَ ِمينُهُ َو َر ُج ٌل َذ َك َر هَّللا َ خَ الِيًا فَفَا َ َهَّللا َ َو َر ُج ٌل ت
َ ص َّد
Artinya :
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda : “Ada tujuh golongan yang akan
mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin
yang adil, Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala, Seseorang yang hatinya
senantiasa digantungkan (dipertautkan)” dengan masjid, Dua orang saling mencintai karena Allah,
yang keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya. Seorang laki-laki yang ketika diajak [dirayu]
oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :”Sesungguhnya saya takut kepada
Allah.”Seorang yang mengeluarkan sedekah sedang ia merahasiakanny, sampai-sampai tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat
Allah di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata.”
Kepemimpinan adalah tanggung jawab yang dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan
menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan sejati dimulai
dari dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk bertanggungjawab kepada yang dipimpin. Disinilah
pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin sejati dan diterima
oleh masyarakat atau komunitas yang dipimpinnya. Kembali betapa banyak kita saksikan para
pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama
sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam Pemilu tidak sama dengan
yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Pemimpin menjadi penentu kemana arah dan gerak sebuah organisasi. Kepemimpinan dalam
Islam dipandang sebagai amanah. Seorang pemimpin bangsa hakekatnya ia mengemban amanah
Allah sekaligus amanah masyarakat. Amanah itu mengandung konsekwensi mengelola dengan
penuh tanggung jawab sesuai dengan harapan dan dan kebutuhan pemiliknya. Karenanya
kepemimpinan bukanlah hak milik yang boleh dinikmati dengan cara sesuka hati orang yang
memegangnya. Oleh karena itu, Islam memandang tugas kepemimpinan dalam dua tugas utama,
yaitu menegakkan agama dan mengurus urusan dunia. Sebagaimana tercermin dalam do’a yang
selalu dimunajatkan oleh setiap muslim: (Yaa Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat).
Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan suatu amanah maka untuk meraihnya harus dengan cara yang
benar, jujur dan baik. Dan tugas yang diamanatkan itu juga harus dilaksanakan dengan baik dan
bijaksana. Kepemimpinan sesungguhnya adalah suatu amanah (titipan) yang setiap saat harus
dipertanggung jawabkan dan diambil wewenangnya. Amanah itu diperoleh dari Allah SWT lewat
pemilihan yang dilakukan oleh manusia, kecuali para Nabi dan Rasul yang langsung dipilih oleh
Allah.
Oleh karena itu, dalam melaksanakan amanah, manusia diharapkan senantiasa berbuat baik dan
bertanggung jawab. Jika manusia bisa menyadari bahwa kepemimpinan adalah amanah, maka
mereka tidak akan berebut kekuasaan dengan temannya sendiri, atau memaksakan diri untuk
menjadi pemimpin demi keuntungan materi semata.