Kelompok 1 Sosiologi Pendidikan AP
Kelompok 1 Sosiologi Pendidikan AP
SEPTEMBER 2019
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................ 1
Simpulan ............................................................................................................ 8
i
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Sifat mudah beradaptasi dan berpikir secara rasional. Kita mampu
mempelajari bermacam-macam tingkah laku sosial karena mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dan berpikir rasional.
1. Belajar
Belajar adalah merupakan suatu perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu. Proses belajar
individu berlangsung sepanjang hayat,yaitu belajar sejak individu itu lahir
sampai ke liang lahat.
Proses individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola, dan tingkah
laku dalam masyarakat dimana dia hidup. Segala sesuatu yang dipelajari
individu mula-mula dipelajari dari orang lain dan sekitarnya terutama anggota
keluarga. Individu belajar secara sadar dan tidak sadar. Secara sadar individu
menerima apa yang diajarkan oleh orang disekitarnya. Misalnya, seorang ibu
mengajarkan anaknya berbahasa dan bagaimana cara makan yang benar.
Secara tidak sadar, individu belajar dari informasi dalam berbagai situasi
dengan memperhatikan tingkah laku orang lain.
3
2. Penyesuaian diri dengan lingkungan
a. Kepuasan psikis
Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan kepuasan
psikis,sedangkan yang gagal akan menimbulkan rasa tidak puas.
b. Efesiensi kerja
Penyesuian diri yang berhasl akan nampak dalam kerja/kegiatan
efisien,sedangkan yang gagal akan nampak dalam kerja/kegiatan yang
tidak efesien. Misal, murid yang gagal dalam pelajaran di sekolah
c. Gejala-gejala fisik
Penyesuaian yang gagal akan nampak salam gejala-gejala fisiki seperti
pusing,sakt perut,gangguan pencernaan dan lain-lain.
d. Penerimaan sosial
Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan reaksi setuju dari
masyarakat,sedangkan yang gagal akan mendapatkan reaksi tidak setuju
masyarakat.
4
c. Persepsi, yaitu pengamatan dan penilaian seseorang terhadap
obyek,peristiwa,dan realitas kehidupan,baik itu melalui proses kognisi
maupun afeksi untuk membentuk konsep tentang obyek tersebut.
d. Sikap remaja, yaitu kecenderungan sesorang untuk berkasi ke arah hal-hal
yang positif atau negatif.
e. Intelegensi dan minat.
f. Kepribadian.
5
a. Keluarga (kinship)
Keluarga merupakan orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang
berguna bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusia. Orang tua atau
anggota keluarga lain harus menjalankan fungsi sosialisasi. Fungsi
sosialisasi merupakan suatu fungsi yangberupa peran orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak.
b. Teman pergaulan
Teman pergaulan atau teman bermain pertama kali di dapatkan ketika ia
mampu berpergian keluar rumah. Kelompok bermain lebih banyak
berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
c. Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Selain keluarga dan teman sepergaulan, anak-anak lebih sering
menghabiskan waktunya disekolah. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal dimana seseorang belajar membaca,menulis dan
berhitung. Aspek lain yang dipelajari adalah aturan-aturan mengenai
kemandrian(independence),prestasi(achievement), universalisme dan
kekhasan(sppecifity).
d. Media massa
Media massa merupakan sarana dalam proses sosialisasi karena media
banyak memberikan informasi yang dapat menambah wawasan untuk
memahami keberadaan manusia dan berbagai permasalahn yang ada
dilingkungan sekitar. Contoh media masaa yaitu media cetak dan media
elektronik(Maksum, A,2016:96-98).
D. Tahap-Tahap Sosialisasi
Tahap ini dilalui manusia sejak dilahirkan, pada saat ini seorang anak harus
mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya dan diharapkan dapat
mengikuti tatanan yang berlaku dalam masyarakat, tanpa melupakan
pengenalan terhadap perwatakan yang ada pada dirinya. Pada tahap ini anak-
6
anak juga mulai melakukan perilaku berupa meniru meski tidak bisa sama
dengan yang ditirunya. Misalnya cara anak-anak mengucapkan keinginannya
terhadap orang tua yang terkadang orang tua tidak mengerti apa yang sedang
diucapkan anaknya tersebut. Dan pada seorang bayi akan mulai meniru
gerakan maupun suara yang ia dengar namun dengan bahasanya dan gayanya
sendiri, kalau orang jawa proses ini dinamakan “ngoceh”.
Pada tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan
semua yang ada disekitar mereka seperti yang dilakukan orang dewasa serta
dengan kesadaran mengetahui nama diri dan siapa nama ayah dan bundanya,
kakaknya, dan sebagainya. Anak akan mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan oleh seorang yang berada disekitarnya serta memiliki pemahaman
maksud yang terkandung di dalamnya, sehingga kemampuan untuk melakukan
adaptasi pada posisi yang ada dalam masyarakat mulai dipahaminya. Akan
muncul pula kesadaran bahwa pada sistem sosial akan muncul pula kesadaran
bahwa pada sistem sosial akan menentukan pola perilaku serta karakter nya.
Dalam tahap ini gaya meniru orang sudah sangat jarang dilakukan, digantikan
dengan bertindak atau melakukan sesuatu secara sadar, sudah bisa menjalin
hubungan dengan kelompok, mulai menyadari posisinya diluar keluarga, serta
mulai mengerti norma atau peraturan yang ada diluar lingkungan keluarga.
Biasanya tahap ini bisa dilihat saat anak ada di play group. Kemampuan yang
sudah dimilikinya dalam tahap ini, Ia dapat memposisikan posisi orang lainpun
menyadari segala sesuatu yang dilakukannya sehingga akan memunculkan
kemampuan dalam berinteraksi dalam masyarakat. Dan individu yang
melakukan sosisalisasi tersebut telah mulai menyadari adanya tuntutan
menjaga nama baik pada pergaulannya. Dan sudah mulai berinteraksi juga
dengan banyak teman dan berhubungan dengan konsep perilaku.
Dalam tahap ini sudah bisa dikatakan sebagai manusia yang dewasa,
mengetahui sepenuhnya norma yang berlaku di masyarakat, hukum, agama,
sosial maupun yang lainnya. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Dan, pada tahapan ini seseorang dapat melakukan
perilaku saling pengertian dengan berbagai orang dengan bermacam karakter,
dan dapat menyadari bahwa masyarakat yang luas akan memiliki pola perilaku
yang beranekaragam pula. Dalam tahapan ini sudah bisa disebut sebagai warga
Negara secara penuh.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR RUJUKAN