Abstract
Perkembangan teknologi dan konsep pemasaran melahirkan era new wave marketing, dimana
pemasar menggunakan konsep low budget high impact. Para pemasar berlomba-lomba memicu
Impulse Buying. New Wave Marketing juga dimanfaatkan oleh perusahaan yang menggunakan
strategi Word Of Mouth (WOM). Selain itu banyak konsumen kini lebih mengedepankan emotional
benefit daripada functional benefit. Hal tersebut mengarahkan konsumen berbelanja secara hedonis
atau Hedonic Shopping Value. Teori yang digunakan antara lain Electronic Word Of Mouth (Hennig-
Thurau, 2004), Hedonic Shopping Value (Arnold-Reynolds, 2003), Impulse Buying (Coley-Burgess,
2003). Penelitian ini menggunakan metode Regresi Linear Berganda. Penelitian ini membuktikan
bahwa variabel Electronic Word Of Mouth (X1) secara sendiri tidak berkontribusi terhadap variabel
Impulse Buying, Hedonic Shopping Value (X2) secara sendiri memiliki kontribusi dan berpengaruh
signifikan terhadap Impulse Buying, Electronic Word Of Mouth (X1) dan Hedonic Shopping Value
(X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Impulse Buying (Y). Saran dalam penelitian ini
antara lain pemasar jangan lagi sekedar berfokus untuk menyediakan produk yang dibutuhkan
konsumen, tapi juga memancing Impulse Buying, diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk
menambahkan variabel-variabel lain yang mungkin memiliki pengaruh terhadap Impulse Buying.
2003). Jadi konsumen tidak lagi membeli karena Impulse Buying adalah tindakan membeli
kebutuhan tetapi cenderung karena keinginan. yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai
Dari latar belakang di atas maka didapatkan hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli
rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah yang terbentuk sebelum memasuki toko (Sinaga et
Electronic Word Of Mouth berpengaruh terhadap al, 2012).
Impulse Buying pada mahasiswa/i reguler
Universitas Esa Unggul angkatan 2012-2015. (2) Hubungan Electronic Word Of Mouth
Apakah Hedonic Shopping Value berpengaruh Terhadap Impulse Buying
terhadap Impulse Buying pada mahasiswa/i reguler Word Of Mouth bisa mengurangi resiko
Universitas Esa Unggul angkatan 2012-2015. (3) pembelian, memperbaiki persepsi atas produk,
Apakah Electronic Word Of Mouth dan Hedonic memperbaiki kondisi psikologis terhadap produk
Shopping Value secara bersama-sama berpengaruh serta bisa memperbesar kemungkinan pembelian.
terhadap Impulse Buying pada mahasiswa/i reguler Ketika keyakinan akan suatu produk menguat maka
Universitas Esa Unggul angkatan 2012-2015. akan menimbulkan keputusan untuk melakukan
pembelian. Hal ini didukung oleh penelitian yang
Electronic Word Of Mouth dilakukan oleh Rahma Nurvidiana, Kadarisman
Word Of Mouth Communication adalah Hidayat, Yusri Abdillah (2015), Terry Daugherty
komunikasi pribadi tentang sebuah produk antara dan Ernest Hoffman (2014), Brian Rizky Ali
pembeli sasaran dan tetangga, teman-teman, anggota Rachmalika, Srikandi Kumadji, M. Kholid Mawardi
keluarga dan rekannya (Kotler-Armstrong, 2008). (2015), Mustika Ekawati, Srikandi Kumadji,
Electronic Word Of Mouth mengacu kepada Andriani Kusumawati (2014), yang menyatakan
setiap pernyataan positif atau negatif yang dilakukan Word Of Mouth berpengaruh terhadap keputusan
oleh para pelanggan potensial, pelanggan sebe- pembelian.
narnya, atau mantan pelanggan tentang suatu produk
atau perusahaan yang tersedia bagi banyak orang Hubungan Hedonic Shopping Value
dan lembaga melalui internet (Hennig-Thurau, Terhadap Impulse Buying
2004). EWOM didefinisikan sebagai sebuah media Utami (2010) dalam Lumintang (2012)
komunikasi untuk saling berbagi informasi menge- Hedonic Shopping adalah motivasi konsumen untuk
nai suatu produk atau jasa yang telah dikonsumsi berbelanja karena berbelanja merupakan suatu
antar konsumen yang tidak saling mengenal dan kesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan
bertemu sebelumnya (Gruen, 2006). manfaat dari produk yang dibeli. Ketika konsumen
memiliki sifat hedonis, konsumen tidak lagi memi-
Hedonic Shopping Value kirkan produk yang mereka beli ada keuntungan atau
Hedonic Shopping Value menggambarkan manfaat bagi mereka. Lumintang (2012) menun-
nilai pengalaman berbelanja yang meliputi fantasi, jukkan bahwa gaya berbelanja seseorang ditentukan
sensor rangsangan, kegembiraan, kesenangan, oleh motivasi berbelanja dimana seorang konsumen
keingintahuan dan khayalan kegembiraan (Scarpi, yang memiliki motivasi hedonis yang tinggi maka
2006). Hedonic Shopping Value merupakan suatu terdapat kemungkinan gaya berbelanja yang dimiliki
kegiatan pembelian yang didorong dengan perilaku juga semakin berlebihan. Pernyataan ini didukung
yang berhubungan dengan panca indera, khayalan oleh penelitian yang dilakukan oleh Dayang Asning
dan emosi yang menjadikan kesenangan dan Kosyu (2014), Adiska Octa Paramita (2014),
kenikmatan materi sebagai tujuan utaman hidup Lizamary Angelina Darma dan Edwin Japarianto
(Arnold-Reynolds, 2003). (2014), RA Nurlinda, P Utami (2014) yang
menyatakan Hedonic Shopping Value berpengaruh
Impulse Buying terhadap keputusan pembelian.
Pembelian impulsif adalah pembelian yang
terjadi ketika konsumen melihat produk atau merek Pengembangan Hipotesis
tertentu, kemudian konsumen menjadi tertarik untuk Berdasarkan teori dan studi empirik yang
mendapatkannya, biasanya karena adanya rang- telah dikemukakan, maka disusun hipotesis seperti
sangan yang menarik dari toko tersebut (Utami, berikut:
2010). Pembelian barang secara impulsif terjadi H1: Ada pengaruh antara Electronic Word
ketika konsumen merasakan pengalaman, terkadang Of Mouth dengan Impulse Buying
keinginan kuat, untuk membeli barang secara tiba- H2: Ada pengaruh antara Hedonic Shopping
tiba tanpa ada rencana terlebih dahulu (Mowen- Value dengan Impulse Buying
Minor, 2001).
H3: Electronic Word Of Mouth dan Hedonic Motif yang muncul karena operator mem-
Shopping Value secara bersama-sama berpengaruh berikan hadiah bagi konsumen yang mem-
terhadap Impulse Buying berikan opini positif.
g. Helping The Company
Metode Penelitian Membantu perusahaan karena konsumen
Jenis penelitian yang digunakan dalam merasa puas dengan perusahaan.
penelitian ini adalah kausalitas. Tujuan utama dari h. Advice Seeking
penelitian kausal adalah untuk mendapatkan bukti Mencari dan membaca ulasan yang ditulis
adanya hubungan sebab akibat, sehingga dapat orang lain mengenai informasi tentang suatu
diketahui mana variabel yang mempengaruhi dan produk sebelum membeli.
mana variabel yang dipengaruhi. Jenis data yaitu
primer dan sekunder yang didapat dengan menye- 2. Hedonic Shopping Value
barkan kuesioner dan dari sumber-sumber yang Arnold dan Reynolds menggolongkan
terkait dengan penelitian ini. Analisis data meng- Hedonic Shopping Value ke dalam enam kategori,
gunakan Uji Regresi Linier Berganda. yaitu:
Populasi dalam penelitian ini adalah a. Advanture Shopping
keseluruhan mahasiswa/i reguler Universitas Esa Advanture shopping mengarah pada
Unggul angkatan 2012-2015 yang berjumlah 5211 petualangan pembelian.
mahasiswa/i. Sampel dalam penelitian ini adalah b. Social Shopping
mahasiswa/i reguler Universitas Esa Unggul ang- Motivasi pembelian ini mengarah pada
katan 2012-2015 yang pernah melakukan pembelian suasana kebersamaan konsumen, sahabat,
secara online. Dalam pengambilan sampel menjadi atau pengunjung lain.
responden peneliti menggunakan metode Slovin. c. Gratification Shopping
Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel Perasaan tertentu, seperti rasa senang karena
yang diperoleh adalah 98,12 dan dibulatkan menjadi berhasil melakukan presentasi atau tertekan
100 responden. Teknik pengambilan sampel dalam karena mengalami masalah.
penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner d. Idea Shopping
menggunakan sistem Convinience Sampling. Mengarah pada motivasi seseorang untuk
mengetahui trend produk dan inovasi terbaru
Definisi Operasional dan Pengukuran pada saat itu.
Variabel e. Role Shopping
1. Electronic Word Of Mouth Termotivasi melakukan pembelian untuk
Electronic Word Of Mouth oleh Hennig- orang lain.
Thurau et al (2004), direfleksikan ke dalam delapan f. Value Shopping
dimensi, yaitu: Mengarah pada motivasi pembelian karena
suatu barang sedang dalam program diskon
a. Platform Assistance atau dalam promosi.
Berkaitan dengan frekuensi kunjungan
konsumen ke opini platform dan jumlah Impulse Buying
komentar yang ditulis pada opini platform. Menurut Coley-Burgess impulsif terdiri dari
b. Venting Negative Feelings dua elemen, yaitu:
Memberi komentar untuk mencegah orang lain 1. Afektif, yaitu proses psikologis dalam diri
mengalami masalah seperti yang mereka alami. seseorang yang menunjuk kepada emosi,
Hal ini dilakukan karena konsumen merasa perasaan, maupun suasana hati (mood). Proses
memiliki ikatan emosional. ini memiliki tiga komponen, yaitu:
c. Concern For Other Consumers a. Irresistible Urge to Buy
Keinginan tulus untuk membantu orang lain b. Possitive Buying Emotion
dalam membuat keputusan membeli. c. Mood Management
d. Extraversion / Positive Self Enchancement 2. Kognitif, yaitu proses psikologis seseorang
Mengekspresikan perasaan positif. yang menunjuk kepada struktur dan proses
e. Social Benefits mental yang meliputi pemikiran, pemahaman,
Memberikan opini dengan tujuan untuk dan penginterpretasian. Proses ini terdiri dari
berpartisipasi dan menjadi milik komunitas tiga komponen, yaitu:
online. a. Cognitive Deliberation
f. Economic Incentives b. Unplanned Buying
c. Disregard for The Future
Tabel 3
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 2.
Output Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Analisis Regresi Linier Berganda
tabel Coefficients (nilai Tolerance dan VIF). Dari
output di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF Tabel 5
kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 Hasil Olahan Regresi
untuk kedua variabel, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak terjadi masalah
multikolinieritas (Duwi, 2013). Ini berarti tidak ada
korelasi antara variabel-variabel independen
sehingga tidak mengganggu hubungan antara
variabel independen dan dependen.
Tabel 4
Coefficients Output Uji Multikolinieritas
Uji t
Tabel 6
Hasil Uji t
Gambar 3.
Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan tabel di atas tabel distribusi t
dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 100-2-1 = 97 (n
adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel memiliki kontribusi dan berpengaruh signifikan
independen). Dengan pengujian dua sisi (sigifikansi terhadap Impulse Buying. Nilai t positif menunjukan
= 0,025) hasil untuk t tabel sebesar 1,984. bahwa variabel Hedonic Shopping Value mem-
Pada variabel Electronic Word Of Mouth punyai hubungan yang searah dengan variabel
(X1) memiliki nilai signifikansi 0,834 yang berarti > Impulse Buying, atau dapat diartikan semakin tinggi
0,025 dan t hitung sebesar -0,210 atau < t tabel Hedonic Shopping Value maka semakin mening-
1,984. Dengan demikian maka Ho diterima. katkan Impulse Buying pada mahasiswa/i reguler
Pada variabel Hedonic Shopping Value (X2) Universitas Esa Unggul angkatan 2012-2015.
memiliki nilai signifikansi 0,000 yang berarti < 0,05 Diasumsikan bahwa mahasiswa/i reguler Universitas
dan t hitung 6,257 > t tabel 1,984. Dengan demikian Esa Unggul angkatan 2012-2015 memiliki
maka Ha diterima. kecenderungan bersikap hedonis karena keinginan
untuk tampil modis, mengikuti trend, up date
Uji F dengan produk atau life style masa kini dan
Tabel 7 sebagainya. Hal ini yang menjadi faktor penyebab
Hasil Uji F timbulnya Impulse Buying pada mahasiswa/i reguler
Universitas Esa Unggul angkatan 2012-2015. Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dayang
Asning Kosyu, Adiska Octa Paramita dan Lizamary
Angelina dkk, YK Sri Handayani (2012)
Pengujian Hipotesis 3
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
variabel Electronic Word Of Mouth (X1) dan
Hedonic Shopping Value (X2)secara bersama-sama
Dengan menggunakan tingkat keyakinan berpengaruh terhadap Impulse Buying (Y). Meski-
95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel-1) atau 3-1 = 2 pun secara sendiri variabel Electronic Word Of
dan df 2 (n-k-1) atau 100-2-1 = 97 (n adalah jumlah Mouth tidak berpengaruh terhadap Impulse Buying,
data dan k adalah jumlah variabel independen). bukan berarti secara bersama-sama tidak berpe-
Hasil yang diperoleh untuk F tabel sebesar 3,09. ngaruh juga. Ternyata secara bersama-sama variabel
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Electronic Word Of Mouth dan Hedonic Shopping
signifikansi F sebesar 0,000 atau < 0,05 dan F hitung Value berpengaruh terhadap Impulse Buying pada
sebesar 25,942 atau > F tabel 3,09. Dengan demikian mahasiswa/i reguler Universitas Esa Unggul
maka Ha diterima. angkatan 2012-2015. Ini berarti jika strategi
Electronic Word Of Mouth dan Hedonic Shopping
Pengujian Hipotesis 1 Value bersama-sama dimanfaatkan secara optimal
Penelitian ini membuktikan bahwa variabel oleh pemasar maka akan mendorong timbulnya
Electronic Word Of Mouth (X1) secara sendiri tidak Impulse Buying yang lebih kuat( A Putra,
berkontribusi terhadap variabel Impulse Buying. 2014)danAnggarani WPT, A. (2013),.
Nilai t negatif menunjukan bahwa Electronic Word
Of Mouth memiliki hubungan yang berlawanan arah Kesimpulan
dengan Impulse Buying, atau dapat diartikan Electronic Word Of Mouth (X1) tidak ber-
semakin tinggi nilai Electronic Word Of Mouth pengaruh terhadap Impulse Buying (Y) pada
maka semakin menurunkan Impulse Buying pada mahasiswa/i reguler Universitas Esa Unggul
mahasiswa/i reguler Universitas Esa Unggul ang- angkatan 2012-2015. Artinya jika suatu online shop
katan 2012-2015. Diasumsikan bahwa mahasiswa/i meningkatkan intensitasnya dalam menyebarkan
reguler Universitas Esa Unggul angkatan 2012-2015 informasi mengenai produk mereka di internet maka
tidak mudah terpengaruh dengan berbagai informasi, mahasiswa/i tidak akan terpengaruh untuk membeli
tawaran atau promosi yang ada di sosial media produk tersebut secara tiba-tiba.
mengenai online shop karena mahasiswa/i Hedonic Shopping Value (X2) berpengaruh
cenderung kritis dalam mengolah informasi di sosial signifikan terhadap Impulse Buying (Y) pada
media sehingga tidak memicu timbulnya Impulse mahasiswa/i reguler Universitas Esa Unggul
Buying pada mereka(S Abdurrahman, 2019). angkatan 2012-2015. Artinya para mahasiswa/i yang
kini lebih mengutamakan emotional benefit diban-
Pengujian Hipotesis 2 dingkan funtional benefit dalam membeli produk
Penelitian ini membuktikan bahwa variabel akan mudah untuk membeli produk secara tiba-tiba.
Hedonic Shopping Value (X2) secara sendiri
Electronic Word Of Mouth (X1) dan Hedo- Adiska, Octa P. (2014). Pengaruh Nilai Belanja
nic Shopping Value (X2) berpengaruh signifikan Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif Pada
terhadap Impulse Buying (Y) pada mahasiswa/i Toko Online Dengan Emosi Positif Sebagai
reguler Universitas Esa Unggul angkatan 2012- Variabel Perantara (Studi Pada Mahasiswa/i
2015. Artinya jika suatu online shop memasarkan Program Strata-1 Angkatan 2011/2012
produk mereka secara online dan didukung dengan Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
tawaran-tawaran yang memancing sisi emosional Administrasi Universitas Brawijaya). Jurnal
mahasiswa/i maka mahasiswa/i akan cenderung Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 8 No. 2.
membeli produk tersebut secara tiba-tiba.
Adapun keterbatasan yang dialami peneliti Anggarani WPT, A. (2013). Analisis Sikap dan
dalam menyusun penelitian ini adalah faktor waktu Perilaku Konsumen terhadap Produk
dalam proses pengumpulan data yang bertepatan Handphone Blackberry, Jurnal Ekonomi
dengan masa Ujian Akhir Semester sehingga Universitas Esa Unggul 4 (1), 17913,
membuat peneliti kesulitan mendapat responden EsaUnggul University.
dikarenakan banyak mahasiswa/i yang enggan
mengisi kuesioner dengan alasan ingin fokus belajar Brian, Rizky A. (2015). Analisis Faktor-Faktor
sebelum ujian atau lelah setelah mengerjakan ujian. Pembentuk Electronic Word-Of-Mouth Dan
Selain itu peneliti juga kesulitan untuk mendapatkan Pengaruhnya Terhadap Keputusan
sumber referensi dikarenakan penelitian ini terbilang Pembelian Pada Restoran Hakata Ikkousha
baru dan jurnal nasional yang ada terbatas dan sulit Jakarta. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).
didapatkan, sementara jurnal internasional yang Vol. 25 No. 1.
menginspirasi penelitian ini berbayar dan cukup
mahal harganya. Daugherty, Terry. (2014). eWOM and The
Direkomendasikan kepada para pelaku Importance of Capturing Consumer
bisnis online untuk memanfaatkan sikap hedonis Attention Within Social Media. Journal of
yang dimiliki konsumen, karena kini orientasi Marketing Communication. Vol, 20,Nov. 1-
konsumen tidak lagi sekedar pada functional benefits 2, 82-102.
tapi beralih ke emotional benefits. Pemasar jangan
lagi sekedar berfokus untuk menyediakan produk Dayang, Asning K. (2014). Pengaruh Hedonic
yang dibutuhkan konsumen, tapi juga memancing Shopping Motives Terhadap Shopping
Impulse Buying konsumen untuk membeli produk Lifestyle dan Impulse Buying (Survei Pada
yang sekedar mereka inginkan. Pemasar juga dapat Pelanggan Outlet Stradivarius di Galaxy
menerapkan strategi Electronic Word Of Mouth dan Mall Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis
Hedonic Shopping Value secara bersamaan. Caranya (JAB). Vol. 14 No. 2.
adalah dengan memberi tampilan yang menarik pada
display produk, selalu memberikan update produk Duwi, Priyatno. (2013). Mandiri Belajar analisis
terbaru, memberi kemudahan berbelanja dan data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
transaksi, memberikan banyak pilihan model dan
variasi produk, memberi promo dan discount, dan Hennig, Thorsten. (2004). Electronic Word Of
hal-hal lain yang dirasa mampu memicu Impulse Mouth Via Consumer-Opinion Platforms:
Buying. What MotivatesConsumers To Articulate
Direkomendasikan bagi peneliti selanjutnya Themselves To The Internet. Journal Of
untuk menambahkan variabel-variabel lain yang Interactive Marketing. vol. 18. Number 1.
mungkin memiliki pengaruh terhadap Impulse Winter.
Buying dan mengembangkan penelitian ini menjadi
lebih kompleks sehingga penelitian ini dapat Hermawan, Kartajaya. (2010). Connect! Surfing
berguna dan dimanfaatkan dalam bidang ilmu New Wave Marketing. Jakarta: PT.
pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis. Gramedia Pustaka Utama.