Artikel Logika I Sesat Pikir
Artikel Logika I Sesat Pikir
Belajarlah logika, maka engkau pun tahu apa arti sesat pikir. Ketika kita coba
bernalar atau barargumentasi, pikiran kita bisa sesat, atau bisa salah. Sesat pikir adalah
kesalahan dalam penalaran. Penalaran ‘salah’ merupakan penalaran yang menggunakan
argumentasi yang tidak logis atau argumentasi yang menyesatkan. Kesesatan dalam
penalaran bisa terjadi ketika kita melanggar prinsip-prinsip logis. Penalaran yang salah,
sepintas seperti kelihatan memiliki kebenaran.
Suatu kesesatan yang dilakukan dengan maksud memperdayai orang lain disebut
sofisme. Kaum yang disebut sofis terkenal sebagai tukang tipu. Mereka menipu untuk
memperoleh keuntungan tertentu.
Sesat pikir juga terjadi karena bentuknya tidak tepat atau tidak sahih. Kesesatan
demikan itu adalah kesesatan formal. Kesesatan formal terjadi karena pelanggaran terhadap
kaidah-kaidah logika. Penalaran juga dapat sesat karena tidak ada hubungan logis antara
premis dan konklusi. Kesesatan demikian itu adalah kesesatan relevansi mengenai materi
penalaran. Tetapi banyak juga kesesatan terjadi karena sifat bahasa.
Dalam ucapan tiap-tiap kata ada suku kata yang diberi tekanan. Perubahan
tekanan dapat membawa perubahan arti. Maka kurang perhatian terhadap
tekanan ucapan dapat mengakibatkan perbedaan arti dan kesesatan
penalaran. Contoh: Tiap pagi pasukan mengadakan apel. Apel itu buah.
Jadi tiap pagi pasukan mengadakan buah.
b. Kesesatan karena term ekuivok
Term ekuivok itu ter yang mempunyai lebih dari satu arti. Kalau dalam satu
penalaran terjadi pergantian arti dari sebuah term yang sama, terjadilah
penyesatan penalaran. Contoh: Sifat abadi adalah sifat ilahi. Adam adalah
maahasiswa abadi. Jadi Adam adalah mahasiswa yang bersifat ilahi.
Kalau dalam suatu penalaran sebuah arti kiasan disamakan dengan arti
sebenarnya atau sebaliknya, terjadilah kesesatan karena arti kiasan.
a. Argumentum ad homine
Kesesatan ini terjadi kalau kita berusaha agar orang menerima atau
menolak sesuai usul, tidak berdasarkan alsan penalaran, akan tetapi karena
alasan yang berhubungan dengan kepentingan atau keadaan orang yang
mengusulkan atau yang diusuli.
Kesesatan ini juga menerima atau menolak sesuatu tidak berdasarkan nilai
penalarannya, tetapi karena orang yang mengemukakannya adalah orang
yang berwibawa, dapat dipercaya, seorang ahli. Sebenarnya nilai wibawa
hanya setinggi nilai argumentasinya.
c. Argumentum ad baculum
e. Argumentum ad populum
g. Ignoratio elenchi
h. Argumentum ad igertenorantiam
i. Kesesatan aksidensi
Agar menjadi orang yang cakap dalam bernalar atau berargumentasi, kita
erlu sering melatih diri. Dan untuk itu, kita harus mencoba mengevaluasi ada
atau tidak adanya sesat pikir dalam tanggapan-tanggapan yang sering kita
dengar atau kita baca.
Referensi :
http://firman25.blogspot.com/2013/09/sesat-pikir.html,
https://www.teraslampung.com/falacy-atau-sesat-pikir-dalam-logika/
https://whereisthewisdon.wordpress.com/2014/09/12/definisi-dan-klasifikasi-sesat-pikir/