Anda di halaman 1dari 4

SESAT PIKIR

Oleh : Rohmat (042554219)

Belajarlah logika, maka engkau pun tahu apa arti sesat pikir. Ketika kita coba
bernalar atau barargumentasi, pikiran kita bisa sesat, atau bisa salah. Sesat pikir adalah
kesalahan dalam penalaran. Penalaran ‘salah’ merupakan penalaran yang menggunakan
argumentasi yang tidak logis atau argumentasi yang menyesatkan. Kesesatan dalam
penalaran bisa terjadi ketika kita melanggar prinsip-prinsip logis. Penalaran yang salah,
sepintas seperti kelihatan memiliki kebenaran.

Suatu kesesatan yang dilakukan dengan maksud memperdayai orang lain disebut
sofisme. Kaum yang disebut sofis terkenal sebagai tukang tipu. Mereka menipu untuk
memperoleh keuntungan tertentu.

Jika suatu kesesatan dipakai karena ketidaktahuan tentang peraturan-peraturan


penalaran, hal itu disebut paralogisme. Seorang yang tidak cakap berpikir karena belum
belajr logika, atau sudah belajar logika tetapi hanya asl-asalan, bisa salah dalam menarik
kesimpulan.

Sesat pikir juga terjadi karena bentuknya tidak tepat atau tidak sahih. Kesesatan
demikan itu adalah kesesatan formal. Kesesatan formal terjadi karena pelanggaran terhadap
kaidah-kaidah logika. Penalaran juga dapat sesat karena tidak ada hubungan logis antara
premis dan konklusi. Kesesatan demikian itu adalah kesesatan relevansi mengenai materi
penalaran. Tetapi banyak juga kesesatan terjadi karena sifat bahasa.

2.2. Macam-macam Sesat Pikir

1. Kesesatan karena Bahasa

a. Kesesatan karena aksen atau tekanan

Dalam ucapan tiap-tiap kata ada suku kata yang diberi tekanan. Perubahan
tekanan dapat membawa perubahan arti. Maka kurang perhatian terhadap
tekanan ucapan dapat mengakibatkan perbedaan arti dan kesesatan
penalaran. Contoh: Tiap pagi pasukan mengadakan apel. Apel itu buah.
Jadi tiap pagi pasukan mengadakan buah.
b. Kesesatan karena term ekuivok

Term ekuivok itu ter yang mempunyai lebih dari satu arti. Kalau dalam satu
penalaran terjadi pergantian arti dari sebuah term yang sama, terjadilah
penyesatan penalaran. Contoh: Sifat abadi adalah sifat ilahi. Adam adalah
maahasiswa abadi. Jadi Adam adalah mahasiswa yang bersifat ilahi.

c. Kesesatan karena arti kiasan (methapora)

Kalau dalam suatu penalaran sebuah arti kiasan disamakan dengan arti
sebenarnya atau sebaliknya, terjadilah kesesatan karena arti kiasan.

d. Kesesatan karena amfibioli

Amfibioli terjadi karena konstruksi sebuah kaliat itu sedemikian rupa,


sehingga artinya menjadi bercabang. Misalnya: Mahasiswa yang duduk du
atas meja yang paling depan . . . . Apa yang paling depan, mahasiswa atau
mejanya?

2. Kesesatan karena Relevansi

a. Argumentum ad homine

Kesesatan ini terjadi kalau kita berusaha agar orang menerima atau
menolak sesuai usul, tidak berdasarkan alsan penalaran, akan tetapi karena
alasan yang berhubungan dengan kepentingan atau keadaan orang yang
mengusulkan atau yang diusuli.

b. Argumentum ad verecundiam atau argumentum auctoritatis

Kesesatan ini juga menerima atau menolak sesuatu tidak berdasarkan nilai
penalarannya, tetapi karena orang yang mengemukakannya adalah orang
yang berwibawa, dapat dipercaya, seorang ahli. Sebenarnya nilai wibawa
hanya setinggi nilai argumentasinya.

c. Argumentum ad baculum

Kesesatan ini terjadi kalau penerimaan atau penolakan suatu penalaran


didasarkan atas adanya ancaman hukuman.Teror pada hakikatnya adalah
paksaan untuk menerima suatu gagasan atau penalaran karena ketakutan.
d. Argumentum ad misericordiam

Penalaran yang ditujukan intuk menimbulkan bels kasihan agar dapat


diterima disebut argumentum ad misericordiam. Argumen yang demikian ini
biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.

e. Argumentum ad populum

Argumentum populum ditujukan kepada rakyat, kepada suatu masa, kepada


pendengar orang banyak. Pembuktian sesuatu secara logis tidak
dipentingkan. Yang diutamakan ialah menggugah perasaan massa
pendengar, membangkitkan semangat atau membakar emosi pendengar
agar menerima suatu konklusi terentu. Argumentum ad populum banyak
dijumpai dalam kampanye politik, pidato, demonstrasi, dan propaganda.

f. Kesesatan non causa pro causa

Kesesatan ini terjadi apabila kita menganggap sesuatu sebagai sebab,


padahal sebenarnya bukan sebab, atau bukan sebab yang lengkap.

g. Ignoratio elenchi

Kesesatan ignoratio elenchi terjadi apabila konklusi yang diturunkan dari


premis tidak releven dengan premis itu.

h. Argumentum ad igertenorantiam

Penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi atas dasar bahwa negasinya


tidak terbukti salah, atau yang menyimpulkan bahwa sesuatu konklusi itu
salah karena negasinya tidak terbukti benar.

i. Kesesatan aksidensi

Kesesatan karena aksidensi terjadi kalau kita menerapkan prinsip atau


kenyataan umum kepada peristiwa atau peristiwa-peristiwa yang karena
keadaannya yang bersifat aksidental menyebabkan penerapan itu tidak
cocok. Sifat atau kondisi yang aksidental ialah sifat atau kondisi yang
kebetulan, yang tidak harus ada, yang tidak mutlak.
j. Kesesatan karena komposisi dan divisi

Ada predikat-predikat yang hanya mengenai individu suatu kelompok


kolektif. Kalau kita menyimpulkan bahwa predikat itu juga berlaku untuk
kelompok kolektif seluruhnya, penalaran kita sesat karena komposisi.
Misalnya, dari adanya anggota-anggota polisi yang menggunakan
senjatanya untuk menodong, kita simpulkan bahwa korps kepolisian itu
terdiri atas penjahat. Sebaliknya, kalau ada predikat yang berlaku untuk
suatu kelompok kolektif dan berdasarkan hal itu disimpulkan bahwa setiap
anggota dari kelompok kolektif itu tentu juga menyandang predikat itu, maka
penalaran itu sesat karena divisi.

Agar menjadi orang yang cakap dalam bernalar atau berargumentasi, kita
erlu sering melatih diri. Dan untuk itu, kita harus mencoba mengevaluasi ada
atau tidak adanya sesat pikir dalam tanggapan-tanggapan yang sering kita
dengar atau kita baca.

Referensi :

http://firman25.blogspot.com/2013/09/sesat-pikir.html,

https://www.teraslampung.com/falacy-atau-sesat-pikir-dalam-logika/

https://whereisthewisdon.wordpress.com/2014/09/12/definisi-dan-klasifikasi-sesat-pikir/

Anda mungkin juga menyukai