2787757.pdf File
2787757.pdf File
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak
mengandung pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion.
Lapisan paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini
mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein non kolagen ( laminin , nidogen dan
fibronectin ) dari membrane basalis, lapisan amnion disebelahnya.
Oligohidramnion mengacu pada defisiensi besar volume cairan amnion.
Berkurangnya volume cairan amnion dapat menimbulkan hipoksia janin sebagai akibat dari
kompresi taki pusat karena gerakan janin atau kontraksi rahim. Selain itu, lintasan mekonium
janin ke dalam volume cairan
c airan amnion yang tereduksi menghasilakan suatu suspensi tebal dan
penuh pertikel yang dapat menyebabkan
menyebabkan ganguan pernapasan janin.
B. Tujuan
Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah Askeb V Patologi selain itu
juga agar para pembaca mengetahui dengan jelas bagaimanakah jenis-jenis kelaianan yang
terjadi pada oligohidramnion.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Cairan ketuban adalah salah satu bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi yang
terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Cairan ini bisa melindungi bayi dan membantu
pertumbuhan dan perkembangan otot, kaki, paru-paru dan sistem pencernaan bayi, menjadi
bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan perubahan suhu,
pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur
tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi.
Pada awalnya cairan ketuban berisi air yang berasal dari ibunya, tapi pada usia
kehamilan 20 minggu cairan ketuban berisi urin janin. Cairan ketuban ini bisa terlalu rendah
atau terlalu tinggi, jika terlalu rendah disebut dengan oligohidramnion dan jika terlalu tinggi
disebut dengan polihidramnion. Cairan ketuban ini tidak boleh sedikit, tapi beberapa
komplikasi bisa menyebabkan cairan ketuban ibu hamil habis yang bisa membahayakan ibu
hamil dan bayinya.
Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat jadi+
984 ml pada usia kehamilan 33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.
Dokter bisa mengukur jumlah cairan ini melalui beberapa metode, dan yang paling sering
adalah melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan kurang
dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai mengalami
oligohidramnion. Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum
adalah saat trimester ketiga.
Jika waktu melahirkan sudah lewat hingga dua minggu atau lebih, maka tingkat cair an
ketuban beresiko menjadi rendah karena cair.
B. Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin.
Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan
etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
C. Penyebab Rendahnya Cairan Ketuban
1. Kelainan kongenital (janin) yang berhubungan dengan kelainan sistem saluran kemih,
seperti; ginjal tidak berkembang secara normal, ata u terjadi penyumbatan saluran kemih.
2. Adanya masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah dan nutrisi yang
cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti mendaur ulang cai ran.
3. Ada kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban keluar dari rahim.
4. Usia kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi plasenta yang
membuat cairan ketuban berkurang.
5. Adanya komplikasi pada sang ibu, misalnya dehisrasi, hipertensi, preeklamsia, diabetes dan
hipoksia kronis.
6. Proses menelan. Janin bisa menelan cairan ketuban sebanyak 20 ml per jam atau kurang lebih
setengah dari jumlah total cairan ketuban per hari. Tetapi, jumlah cairan yang ditelan ini
hampir sebanding dengan produksi urin janin
D. Gejala Yang Muncul Jika Cairan Ketuban Sedikit Adalah :
1. Ibu merasakan nyeri saat janin melakukan gerakan di dalam Rahim
2. Ketika ketuban pecah maka cairan yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama
sekali serta merasa sangat sakit pada saat kontraksi.
3. Ibu merasa nyeri setiap gerakan yang ditimbulkan janin.
4. Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas seiring
berjalannya usia kehamilan.
5. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
6. Sering berakhir dengan partus prematurus.
7. Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
8. Saat ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
9. Ibu merasa sakit yang amat sangat saat kontraksi.
E. Penanganan
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan j anin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.
F. Contoh SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY A UMUR 24 G1P0A0 TAHUN USIA KEHAMILAN 37 MINGGU DENGAN
OLIGOHIDRAMNION
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
Dada : Bentuk dada simetris,bunyi jantung normal,bunyi paru-paru normal.
Payudara: bentuk simetris ka/ki, papila mamae menonjol ka/ki, areola mamae
hyperpigmentasi,tidak ad luka bekas operasi,tidak ada benjolan.Colostrm (-).
Abdomen : Pembesaran lebih kecil dari umur kehamilan,tidak ada luka bekas operasi,ada
linea lipidae,dan striae nigra.
b. Palpasi
Leopold I : TFU (3 jari bawah PX) teraba bagian besar, bulat, lunak, dan tidak
melenting.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian yang memanjang dari atas ke bawah
dan bagian kiri perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah teraba bagian besar, keras, melenting dan dapat
digoyangkan.
Leopold IV : pada saat palpasi sangat jelas teraba bagian – bagian dari janin.
c. Auskultasi
DJJ : (+)
Punctum max. : Dua jari dibawah pusat bag. kanan perut ibu
Kekuatan : kuat
Irama : teratur
Frekuensi : 130 x/menit
Terdengar DJJ janin sangat jelas
d. Genitalia: Tidak ada pengeluaran,tidak ada varises, tidak ada oedema,vulva warna merah
muda.
e. Ekstermitas
Atas
Oedema : tidak ada
Warna kuku :merah muda
bawah
Oedema : tidak ada ,varices tidak ada, reflek patella ada(+/+)
f. Pemerikasaan Panggul
Distantia Spinarum : 25 cm Distantia Cristarum : 27 cm
Distantia Truchant : 85 cm Conjugata eksterna : 19 cm
g. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12 gr%
Urine
-Protein : neg (-)
-Reduksi : neg(-)
II. ANALISA
Ny. A, umur 24 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 37 minggu, janin tunggal hidup, intra
uterin, presentasi kepala,dengan oligohidramnion.
Ds :
o Nyeri di perut ketika janin bergerak
o Perut ibu tidak membesar sesuai umur kehamilan
III. PENATALAKSANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan dan ibu mengerti hasil pemeriksaan.
2. Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perkerjaan yang terlalu berat.
3. Anjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi dan makan dilakukan
lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.
4. Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perjalanan jauh.
5. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan konsumsi vitamin setiap hari 1 tablet.
6. Anjurkan kepada ibu untuk minum obat zat besi dan asam sulfat.
7. Anjurkan kepada ibu untuk olahraga ringan di pagi hari sebelum melakukan aktivitas.
8. Anjurkan kepada ibu untuk periksa laboratorium untuk mengetahui apakah Hbnya sudah naik
atau belum.
9. Anjurkankepada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi.
10. Ibu bersedia melaksanakan semua anjuran dari bidan.
11. Mendokumentsaikan dalam bentuk SOAP.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.
Dokter bisa mengukur jumlah cairan ini melalui beberapa metode, dan yang paling sering
adalah melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan kurang
dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai mengalami
oligohidramnion. Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum
adalah saat trimester ketiga.