PDF Penentuan Kalsium Dalam Batu Kapur
PDF Penentuan Kalsium Dalam Batu Kapur
PERCOBAAN
III
GRAVIMETRI
Kandungan suatu unsur atau ion dalam suatu cuplikan dapat dianalisis dengan cara gravimetri
dengan merubah unsur dan ion tersebut kedalam suatu bentuk senyawa yang mudah larut dengan
penambahan suatu pereaksi pengendap.
Beberapa kation dan anion dapat dianalisis dengan cara ini. Tetapi tiap kation maupun anion
mempunyai cara-cara khusus yang terkandung pada sifat endapan yang diperoleh. Untuk analisis
gravimetri reaksinya harus stoikiometeri mudah dipisahkan dari pelarutnya. Rumus kimianya
diketahui dengan pasti dan cukup stabil dalam penyiapan.
a) Cuplikan ditimbang dan dilarutakan sehingga partikel yang akan diendapkan dijadikan ion-
ionnya.
b) Ditambahkan pereaksi agar terjadi endapan.
c) Proses pemisahan endapan / penyaringan endapan.
d) Mencuci endapan, cairan pencuci, cara mengerjakan pencucian, cara memeriksa
kebersihan dan mengeringkan endapan.
e) Mengabukan kertas saring dan memijarkan
endapan. f) Menghitung hasil analisa.
Analisa titrimetri merupakan satu bagian utama kimia analisis dan perhitungannya berdasarkan
hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi kimia. Analisis titrimetri didasarkan pada
reaksi kimia sebagai berikut:
aA + tT hasil
dengan a adalah molekul analit A yang bereaksi dengan t molekul pereaksi T sampel. Pereaksi T,
yang disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit, biasanya dari dalam buret, dalam
bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Pereaksi T ini disebut larutan standar dan
konsentrasinya
ditetapkan oleh suatu proses yang disebut standardisasi. Penambahan titran diteruskan sampai
sejumlah T yang secara kimia setara dengan A, sehingga dikatakan telah tercapai titik ekivalensi
dari titrasi itu. Untuk mengetahui akhir penambahan titran digunakan suatu zat yang disebut
indikator, yang menandai kelebihan titran dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat
atau tidak dapat tepat pada titik ekivalensi. Titik dalam titrasi pada saat indikator berubah warna
disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir sedekat mungkin ke titik ekivalensi.
Dengan memilih indikator untuk menghimpitkan kedua titik itu merupakan salah satu aspek yang
penting dari analisis titrimetri.
Istilah titrasi merujuk ke proses pengukuran volume titran yang diperlukan untuk mencapai
titik ekivalensi. Selama bertahun-tahun digunakan istilah analisa volumetri bukannya titrimetri.
Tetapi dari titik pandang yang teliti, lebih disukai istilah ³titrimetri´ karena pengukuran volume
tidaklah terbatas pada titrasi. Misalnya dalam analisis-analisis tertentu orang mungkin
mengukur volume gas.
Dalam menghitung hasil analisa dibutuhkan faktor gravimetri. Dimana faktor gravimetri adalah
jumlah berat analit dalam 1gr berat endapan. Hasil kali dari endapan P dengan faktor gravimetri
sama dengan berat analit.
Partikel hasil proses pengendapan ditentukan oleh proses nukleasi dan pembentukan nukleus.
Dalam analisa gravimetri harus selalu diupayakan agar terdapat endapan yang murni dan
partikel-partikelnya cukup besar sehinggamudah disaring dan dicuci.
Alat Dan
BahanZ Alat
Bahan
Batu
Kapur Amonium
Oksalat H2O
HCl
Encer Asam
Oksalat
MM/MO
Prosedur KerjaZ
Hasil Pengamatan.Z
PerhitunganZ &
0,200 gr
PembahasanZ
Dalam percobaan ini digunakan analisis gravimetri kandungan suatu unsur atau ion dalam suatu
cuplikan dapat dianalisa dengan cara gravimetri dengan merobah unsur atau ion tersebut kedalam
suatu bentuk senyawa yang mudah larut dengan penambahan pereaksi pengendap.hal ini
dilakukan pada percobaan ini adalah akan ditetapkan atau menentukan kadar kaslium dalam batu
kapur, dimana batu kapur yang digunakan dalam kaput tulis atau kapur gunung.
Langkah yang harus pertama dilakukan adalah sediakan kapur tulis yang telah dihaluskan
dengan lumpang dan alu kemudian ditambahkan larutan HCl 0,1 m sampai larut sempurna
(tidak terbentuk gas) kemudian dipanaskan sampai 1 70-80oc dipanaskan air dan ditambahkan
amonium oksalat (NH4)2CO3 1 ml kemudian dipanaskan lagi selama 1 jam setelah itu
terbentuk endapan. Endapan itu disaring dengan kertas saring yang diketahui bobotnya.
Dan endapan itu dicuci dengan menggunakan aquades berulang-ulang sehingga tinggal
endapanya. Endapan tersebut dapat dicuci dengan diuji kualitatif dengan menggunakan pereaksi
pengendap BaCl2 untuk menghilangkan anion klor dan AgNo3 0,1m, HNO3 0,1m dan HCl 0,1
m untuk menghitungkan anion SO4 di dalam endapan tersebut.
Setelah diuji kualitatif, ternyata setelah dicuci larutan BaCl2 yang terjadi endapan putih yang
menandahkan kapur tulis banyak mengandung anion SO4-2 sebaliknya ditambahkan larutan
AgNO3 0,1m dan HNO3 0,1m terdapat endapan putih banyak mengandung anion Cl-
1. asam klorida encer : terjadi penguraian dengan berbuih, karena karbon dioksida
dilepaskan : CO32 + 2H+CO2+ H2O
Gas ini dapat identifikasi dari sifatnya yang mengarahkan air kapur (air burit) :
CO2 + CO2+ + 2OH-CaCO3 + H2O
CO2 + Ba2+ + 2OH-BaCO3 + H2O
HCl encer + kapur terjadi kekeruhan yang dihasilkan menunjukan adanya karbonat. Kekeruhan
itu berlahan-lahan hilang akibat terbentuknya hydrogen karbonat yang larut CaCO3 +
CO2Ca2++ 2HCO3-
2. larutan Barium klorida (kalsium klorida) : terjadi endapan putih barium (atau
kalsium) karbonat :
CO32-+Ba2+ BaCO3
CO32-+Ca2+ CaCO3
Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi hydrogen kabonat tidak bereaksi. Endapan larut
dalam asam mineral dan asam karbonat.
Endapan menjadi kuning atau coklat dengan penambahan reagen yang berlebuhan. Karena
terbentuknya perak oksida, hal yang sama terjadi jika campuran dididihkan : Ag2CO3Ag2O
+ CO2
Ketika kapur tulis dihaluskan ditimbang dengan berat 0,2000 gr. Kemudian dimasukkan kedalam
gelas kimia dan ditambahkan larutan 0,1m HCl 0,1m agar terjadi endapan. Setelah setelah itu,
dipanaskan diatas pemanas air dengan suhu ± 70-80oc kemudian ditambahkan larutan
(NH4)2CO3, lalu dipanaskan kembali. Pada saat penambahan Hcl encer terbentuk endapan
r t a, s e d a ng k a p a d a p e n a m ba han ( N H 4) 2 C O 3
pe n amb h a n H C l en c e r p a d a e nd p p e rt am b a ha n z
t er b tu k e n da p a n k e d u a . P ad a s a at
a t p eng o to r m e n g e n d a p b e rs m a - s ma endapan ynag di inginkan,
sedangkan pada pengendapan kedua zat pengotor mengendap setelah selesainya pengendap atau
terjadinya endapan kedua pada permukaan endapan pertama. Setelah itu langkah berikutnya
menyaring dn mencuci endapan. Endapan tersebut dicuci dengan aquades
berulang-ulang dengan menggunakan botol semprot, air cucian diuji secara kualitatif dengan
menambahkan pereaksi pengendap BaCl2, AgNO3, HNO3 dan HCl masing-masing mempunyai
konsenrtrasi 0,1 m.
Setelah diuji, ternyat positif mengandung anion SO42- dengan menambahkan larutan BaCl2 dan
Hcl positif mengandung anion Cl- pada pemambahan Agno3 dan HNO3. air cucian dicuci
berulang-ulang dengan menggunakan larutan BaCl2 samapai tidak terdapat zat pengotor.
Setealah itu endapan yang tersisah pada kertas saring dikeringkan di dalam oven ± 100oC, stelah
itu didinginkan di dalam eksikator kemudian ditimbang.
Tujuan dilakukan pengeringan dan pemijaran (pemanasan) adalah :
1. Pengeringan endapan untuk menghilangkan air dan zat yang mudah menguap
2. Pemijaran untuk merubah endapan itu kedalam suatu senyawa kimia yang rumusnya
diketahui dengan pasti.
Proses pemijaran dilakukan karena analisis gravimetri reaksinya harus stokiometri mudah
dipisahkan dari pelarutnya rumus kimia diketahui dengan pasti dan cukup stabil dalam
penyimpanan.
Analisa titrimetri merupakan satu bagian utama kimia analisis dan perhitungannya berdasarkan
hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi kimia. Analisis titrimetri didasarkan pada
reaksi kimia sebagai berikut:
aA + tT hasil
dengan a adalah molekul analit A yang bereaksi dengan t molekul pereaksi T sampel. Pereaksi T,
yang disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit, biasanya dari dalam buret, dalam
bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Pereaksi T ini disebut larutan standar dan
konsentrasinya ditetapkan oleh suatu proses yang disebut standardisasi. Penambahan titran
diteruskan sampai sejumlah T yang secara kimia setara dengan A, sehingga dikatakan telah
tercapai titik ekivalensi dari titrasi itu. Untuk mengetahui akhir penambahan titran digunakan
suatu zat yang disebut indikator, yang menandai kelebihan titran dengan perubahan warna.
Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik ekivalensi. Titik dalam titrasi pada
saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir sedekat
mungkin ke titik ekivalensi.
Dengan memilih indikator untuk menghimpitkan kedua titik itu merupakan salah satu aspek yang
penting dari analisis titrimetri.
Istilah titrasi merujuk ke proses pengukuran volume titran yang diperlukan untuk mencapai
titik ekivalensi. Selama bertahun-tahun digunakan istilah analisa volumetri bukannya titrimetri.
Tetapi dari titik pandang yang teliti, lebih disukai istilah ³titrimetri´ karena pengukuran volume
tidaklah terbatas pada titrasi. Misalnya dalam analisis-analisis tertentu orang mungkin
mengukur volume gas.
KesimpulanZ
Dari hasil pembahasan atau praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu : bahwa di
dalam batu kapur terdapat kalsium yang ditentukan secara analisis gravimetri metode
pengendapan dengan 28,32%.
Kemungkinan KesalahanZ
Teaching, Team. 2008. Modul Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik. UNG : Gorontalo
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima. Jakarta
: Erlangga
P.Lukum, Astin ...2005. Bahan Ajar Dasar- dasar Kimia Analitik. UNG : Gorontalo
http://images.google.co.id