Anda di halaman 1dari 71

PENGARUH PEMBELIAN DARI PIHAK BERELASI

DAN PENJUALAN KEPADA PIHAK BERELASI


TERHADAP LABA USAHA PERUSAHAAN
SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan


Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

oleh

XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxx

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
FAKULTAS EKONOMI
JALAN MUHAMMADIYAH NO.91 BATOH, LUENG B BATA
TELEPON (0651) 21023, FAX.21023-34092
BANDA ACEH 23245

Jurusan : Akuntansi Banda Aceh, 16 Juni 2020


Program : Sarjana S-1

TANDA PERSETUJUAN/PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan ini, kami menyatakan telah menyetujui/mengesahkan skripsi saudara/i:

XXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxx

Dengan judul:

PENGARUH PEMBELIAN DARI PIHAK BERELASI


DAN PENJUALAN KEPADA PIHAK BERELASI
TERHADAP LABA USAHA PERUSAHAAN
SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh

Menyetujui / Mengesahkan:

Ketua
Pembimbing I Pembimbing II
Program Studi Akuntansi

Zulkifli Umar, S.E., M.Si., Ak., CA Zulkifli Umar, S.E., M.Si., Ak., CA Ermad M.J., S.E., M.Si
NIK.19711019 200405 1 001 NIK.19711019 200405 1 001 NIK.19870616 201608 1 001

Mengetahui,
Dekan,

Drs. Tarmizi Gadeng, S.E., M.Si., M.M


NIK. 19700408 199401 1 001
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : XXXXXXXX
NPM : xxxxxxxxxxx

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa, di dalam Skripsi saya tidak


terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi, tesis, disertasi, buku
atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain, tanpa saya sebutkan sumbernya
yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.
Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat reproduksi karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan
seolah-olah karya asli saya sendiri. Apabila dalam Skripsi saya ini terdapat
bagian-bagian yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan
kesediaan untuk menerima hukuman/sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.

Banda Aceh, 16 Juni 2020


Saya yang membuat pernyataan,

XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxx

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, penulis bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dengan segala

keterbatasan, pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki, rampungnya

penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak. Bantuan dan dukungan tersebut berupa bimbingan dan arahan, kesediaan

waktu dan memberikan kesempatan, kesediaan berdiskusi dan berbagi

pengetahuan, berbagi referensi, dan pengalaman, serta dukungan motivasi dan

doa. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih dan

apresiasi yang tinggdi kepada:

1) Bapak Dr. H. Aslam Nur, M.A, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Aceh, dan Bapak Drs. Tarmizi Gadeng, S.E., M.Si., M.M, selaku dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh.
2) Bapak H. Zulkifli Umar, SE, M.Si, Ak, CA, dan Ibu Elviza, S.E., M.Si selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Aceh.
3) Bang Abrar Habibi, S.Si, dan Bang Reza Juli Amri, S.E., selaku Bagian
Administrasi Program Studi yang banyak sekali membantu, mengarahkan,
memudahkan dan memberikan pelayanan dengan ikhlas.
4) Ibu Cut Fitrika Syawalina, S.E., M.Si, selaku Ketua Laboratorium Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh.
5) Bapak H. Zulkifili Umar, SE, M.Si, Ak, CA., dan Bapak Ermad M.J., SE,
M.Si, selaku dosen pembimbing I & II yang telah meluangkan waktu ditengah
kesibukannya masing-masing dan telah membimbing dengan sangat baik,
sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan cepat.

iv
6) Seluruh dosen pengasuh mata kuliah pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh.
7) Ibunda dan Ayahanda tercinta. Dengan perjuangan dan air mata akhirnya saya
berhasil sekolah jenjang S-1, dan Gelar Sarjana ini saya persembahkan untuk
Keluarga saya.
8) Saudara dan kawan-kawan yang selalu memberi semangat dan motivasi mulai
dari teman-teman Program Studi Akuntansi yang sangat memahami dengan
memberi ruang dan waktu untuk penulis menyelesaikan penelitian ini. Serta
semua pihak yang telah berperan langsung maupun tidak langsung terhadap
penyelesaian penulisan skripsi ini saya ucapkan banyak terimakasih.

Akhirnya penulis memohon maaf karena tidak dapat menyebut semua nama
dalam lembaran ini, semoga Allah membalas kebaikan saudara semua, Amin ya
Rabbal ‘alamin.

Banda Aceh, 9 Juni 2020


Penulis,

XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxx

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Atas izin-Nya, penulis telah menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi dan Penjualan
kepada Pihak Berelasi terhadap Laba Usaha Perusahaan Sektor Otomotif dan
Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Laba usaha menjadi sangat penting untuk diperioritaskan oleh manajemen
perusahaan, karena laba usaha akan mencerminkan salah satu keberhasilan suatu
perusahaan. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari faktor pembelian dari pihak
berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi. Oleh sebab itu, dalam memperoleh
keberhasilan yang tinggi, maka ada baiknya manajemen perusahaan mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan. Beberapa faktor
tersebut adalah pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi.
Skripsi ini disusun secara sistematik, diawali dari pendahuluan; kajian
kepustakaan, kerangka pemikiran, dan hipotesis; metode penelitian; hasil
penelitian dan pembahasan, serta diakhiri dengan kesimpulan, keterbatasan dan
saran. Akhir kata, semoga skripsi ini bermamfaat bagi pembaca.

Darussalam, 16 Juni 2020


Penulis,

XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxxx

vi
THE EFFECT OF RELATED PARTIES PURCHASE AND
RELATED PARTIES SALES ON OPERATING PROFIT
AUTOMOTIVE AND COMPONENTS SECTOR COMPANY
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

By:
XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxx

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of purchases from related parties and sales
to related parties to operating profits, both simultaneous and individually. The
two independent variables will be tested for their influence on one dependent
variable, namely operating profit. This research includes all population elements
that have met the criteria, as many as 65 companies become observations.
Observations from 2009-2017 were on automotive and components sector
companies. The analytical method used is multiple linear regression. The results
of this study found purchases from related parties and sales to related parties
simultaneouslly have effect on operating profits. Purchases from related parties
individully have a positive effect on operating profits. Whereas sales to related
parties individually negatively affect operating profits.

Keywords: operating profit, related parties purchases, related parties sales.

vii
PENGARUH PEMBELIAN DARI PIHAK BERELASI
DAN PENJUALAN KEPADA PIHAK BERELASI
TERHADAP LABA USAHA PERUSAHAAN
SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

oleh

XXXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxxx

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelian dari pihak berelasi dan
penjualan kepada pihak berelasi terhadap laba usaha, baik secara bersama-sama
maupun individu. Kedua variabel bebas tersebut akan diuji pengaruhnya terhadap
satu variabel tidak bebas yaitu laba usaha. Penelitian ini memasukan semua elemen
populasi yang telah memenuhi kriteria yaitu sebanyak 65 perusahaan menjadi
pengamatan. Pengamatan dari tahun 2009-2017 yaitu pada perusahaan sektor
otomotif dan komponen. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pembelian dari pihak berelasi dan
penjualan kepada pihak berelasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba
usaha. Pembelian dari pihak berelasi secara individu berpengaruh positif, sedangkan
penjualan kepada pihak berelasi secara individu berpengaruh negatif terhadap laba
usaha.

Kata kunci: laba usaha, pembelian dari pihak berelasi, penjualan kepada pihak
berelasi.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ........................................................................................................... i
TANDA PERSETUJUAN/PENGESAHAN SKRIPSI ............................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIRISME ..................................................... iii
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 6
1.4 Manfaat Hasil Penelitian ........................................................ 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 7

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ........................................................ 8


2.1 Landasan Teoritis ................................................................... 8
2.1.1 Laba Usaha ................................................................... 8
2.1.2 Pembelian dari Pihak Berelasi ...................................... 9
2.1.3 Penjualan kepada Pihak Berelasi .................................. 11
2.2 Penelitian Sebelumnya ........................................................... 13
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................... 16
2.3.1 Hubungan Pembelian dari Pihak Berelasi dengan
Laba Usaha ................................................................... 16
2.3.2 Hubungan Penjualan kepada Pihak Berelasi dengan
Laba Usaha ................................................................... 18
2.4 Hipotesis................................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 21


3.1 Desain Penelitian .................................................................... 21
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 23
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ................................. 25
3.4 Definisi dan Operasionalisasi Variabel .................................. 26
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................. 28
3.6 Pengujian Hipotesis ................................................................ 29

ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 32
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 32
4.1.1 Hasil Statistik Deskriptif............................................... 32
4.1.2 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................. 34
4.1.2.1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ................ 34
4.1.2.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ................... 35
4.1.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga ................... 35
4.1.3 Koefesien Determinasi.................................................. 36
4.2 Pembahasan ............................................................................ 36
4.2.1 Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi dan
Penjualan kepada Pihak Berelasi secara
Bersama-sama terhadap Laba Usaha ............................ 36
4.2.2 Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi secara
Individu terhadap Laba Usaha ...................................... 38
4.2.3 Pengaruh Penjualan kepada Pihak Berelasi
secara Individu terhadap Laba Usaha ........................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 43


5.1 Kesimpulan ............................................................................ 43
5.2 Saran ...................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 44


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 46

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Laba Usaha Perusahaan Sektor Otomotif


dan Komponen .............................................................................. 2
Tabel 1.2 Rata-rata Rasio Pembelian dari Pihak Berelasi dan Penjualan
kepada Pihak Berelasi ................................................................... 3
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya ................................................ 19
Tabel 3.1 Kriteria Populasi Penelitian ........................................................... 24
Tabel 3.2 Ringkasan Operasionalisasi Variabel ............................................ 28
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 32
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................. 34

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 19

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nama-nama Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen


yang Menjadi Pengamatan Penelitian ...................................... 46
Lampiran 2 Operasionalisasi Variabel Laba Usaha ..................................... 49
Lampiran 3 Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi........ 52
Lampiran 4 Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi.... 55
Lampiran 5 Output Pengolahan Data ........................................................... 58

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan lima pemaparan. Pemaparan tersebut yaitu latar

belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Laba usaha menjadi bagian penting dalam laporan laba rugi perusahaan. Hal

ini karena laba usaha mencerminkan hasil dari kegiatan operasional perusahaan

yang berasal dari kegiatan inti perusahaan. Perusahaan yang memiliki laba usaha

yang tinggi menunjukkan bahwa hasil dari kegiatan inti perusahaan tersebut juga

tinggi. Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang memiliki laba usaha yang rendah

mencerminkan bahwa hasil dari kegiatan inti perusahaan juga rendah. Laba usaha

dihasilkan dari pengurangan penjualan dengan semua beban terkait dengan

kegiatan inti perusahaan. Beban produksi, beban penjualan dan beban administrasi

merupakan beban dari kegiatan inti yang terkait langsung dengan produksi,

penjualan dan administrasi.

Besar kecilnya tingkat laba usaha perusahaan salah satunya dapat diketahui

dari perbandingan laba usaha dengan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan

(Hery, 2016:144). Perbandingan tersebut akan menghasilkan rasio laba usaha atas

penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut

bermakna bahwa, semakin tinggi tingkat laba dari kegiatan inti perusahaan.

Perusahaan berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh laba tinggi.

1
2

Perusahaan sektor otomotif dan komponen merupakan salah satu

perusahaan sektor manufaktur yang ada pada Bursa Efek Indonesia. Perusahaan

tersebut bergerak dalam bidang memproduksi semua barang terkait dengan

otomotif dan komponen. Berdasarkan pengamatan awal, rata-rata rasio laba usaha

perusahaan sektor otomotif dan komponen dapat dilihat pada Tabel 1.1. Secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 1.1
Rata-rata Rasio Laba Usaha Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Laba Usaha 0,0750 0,0929 0,0692 0,0817 0,0963
Sumber: Laporan Keuangan Masing-masing Perusahaan, diolah tahun 2018.

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat rata-rata rasio laba usaha perusahaan sektor

otomotif dan komponen tahun 2013-2017 berfluktuatif. Secara berurutan rasio

laba usahanya sebesar 0,0750; 0,0929; 0,0692; 0,0817; dan 0,0963. Pada tahun

2017 terjadi peningkatan rata-rata rasio laba usaha dari 0,0817 menjadi 0,0963.

Hal ini menunjukkan bahwa, pada tahun 2017 rata-rata rasio laba usaha

perusahaan sektor otomotif dan komponen meningkat menjadi 9,63%, yang pada

tahun 2016 hanya sebesar 8,17%.

Peningkatan laba usaha perusahaan tidak terlepas dari berbagai faktor.

Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah pembelian dari pihak berelasi, dan

penjualan kepada pihak berelasi (Chen, Chen, & Chen, 2009; Fransiska, 2014;

Handayani, 2017; Lin, Liu, & Keng, 2010). Kedua faktor tersebut terlihat rata-rata

rasionya pada perusahaan sektor otomotif dan komponen dapat dilihat pada Tabel

1.2. Secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.


3

Tabel 1.2
Rata-rata Rasio Pembelian dari Pihak Berelasi, dan
Penjualan Kepada Pihak Berelasi
Tahun
Faktor-faktor
2013 2014 2015 2016 2017
Pembelian dari Pihak Berelasi 0,1488 0,2396 0,2550 0,2456 0,2726
Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0920 0,0895 0,0961 0,0910 0,1443
Sumber: Laporan Keuangan Masing-masing Perusahaan, diolah tahun 2018.

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat rata-rata rasio pembelian dari pihak berelasi,

dan penjualan kepada pihak berelasi perusahaan sektor otomotif dan komponen

tahun 2013-2017. Kedua faktor tersebut memiliki rata-rata rasionya berfluktuatif

dari tahun ke tahun.

Pembelian dari pihak beralasi merupakan pembelian yang dilakukan oleh

perusahaan untuk membeli bahan baku untuk tujuan diolah menjadi barang jadi.

Perusahaan yang melakukan pembelian dari pihak berelasi berpotensi

mengeluarkan biaya pembelian tersebut akan berbeda dengan biaya pembelian

dari pihak tidak berelasi. Biaya pembelian bahan baku tersebut berpotensi lebih

rendah. Dengan rendahnya biaya pembelian bahan baku, maka akan rendah juga

harga pokok produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sehingga akan

meningkatkan laba usaha perusahaan. Hal yang relevan mengungkapkan bahwa

pembelian dari pihak berelasi berpengaruh meningkatkan laba usaha perusahaan

(Chen et al., 2009; Fransiska, 2014).

Namun demikian, berdasarkan Tabel 1.2 terlihat rata-rata rasio pembelian

dari pihak berelasi pada tahun 2015 mengalami peningkatan, justru menurunkan

laba usaha tahun 2015 (Tabel 1.1). Hal ini terlihat pembelian dari pihak berelasi

pada tahun 2015 mengalami peningkatan hingga 0,2550 dari 0,2396 tahun 2014.

Peningkatan pembelian dari pihak berelasi tersebut justru menurukan laba usaha
4

hingga 0,0692 dari 0,0929 tahun 2014 (Tabel 1.1). Seharusnya peningkatan

pembelian dari pihak berelasi akan mengakibatkan laba usaha juga akan

meningkat. Kondisi menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti.

Selanjutnya laba usaha juga tidak terlepas dari penjualan kepada pihak

berelasi. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan kepada pihak berelasi

memiliki kepastian atas terjualnya barang dan pembayarannya. Kepastian tersebut

membawa dampak terhadap penghasilan usaha. Sehingga akan meningkatkan laba

usaha perusahaan. Sehingga semakin banyak penjualan kepada pihak berelasi

dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin banyak juga laba usaha

perushaan. Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa, penjualan kepada pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha perusahaan. Penjualan kepada

pihak berelasi berpengaruh meningkatkan laba usaha perusahaan (Handayani,

2017; Lin et al., 2010; Umobong, 2017).

Namun demikian, berdasarkan Tabel 1.2 terlihat rata-rata rasio penjualan

kepada pihak berelasi mengalami peningkatan justru menurunkan laba usaha. Hal

ini terlihat penjualan kepada pihak berelasi pada tahun 2015 mengalami

peningkatan hingga 0,0961 dari 0,0895 pada tahun 2014. Peningkatan ini justru

menurunkan laba usaha hingga 0,0658 dari 0,0929 tahun 2014 (Tabel 1.1).

Seharusnya peningkatan penjualan kepada pihak berelasi mengakibatkan laba

usaha juga meningkat. Kondisi menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti.

Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk memastikan arah hubungan

pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi dengan laba

usaha. Hal ini karena beberapa penelitian sebelumnya masih menunjukkan hasil
5

berbeda-beda. Penelitian lainnya menemukan pembelian dari pihak berelasi

berpengaruh negatif terhadap laba usaha (Huang & Liu, 2010; Lin et al., 2010).

Kemudian penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh negatif (Huang & Liu,

2010).

Selanjutnya perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu

pengamatan pada perusahaan sektor otomotif dan komponen. Sedangkan

Fransiska, (2014) mengamati perusahaan sektor manufaktur. Selanjutnya bebeda

pada tahun pengamatan. Penelitian ini mengamati 9 tahun yaitu 2009-2017,

sedangkan Fransiska, (2014) mengamati 3 tahun yaitu 2010-2012. Kemudian

Fransiska, (2014) mengukur kinerja keuangan dengan return on aset, yaitu

perbandingan laba bersih dengan total aset. Sedangkan penelitian ini mengukur

laba usaha dengan perbandingan laba usaha dengan total penjualan. Hal ini supaya

laba usaha mencerminkan hasil dari kegiatan inti perusahaan. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama mengamati laba

perusahaan. Hal ini karena laba merupakan hal yang penting untuk diamati dan

merupakan cerminan dari kesuksesan suatu perusahaan.

Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti

termotivasi melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelian dari Pihak

Berelasi, dan Penjualan kepada Pihak Berelasi terhadap Laba Usaha Perusahaan

Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


6

1) Apakah pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi

secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap laba usaha.

2) Apakah pembelian dari pihak berelasi secara individu berpengaruh positif

terhadap laba usaha.

3) Apakah penjualan kepada pihak berelasi secara individu berpengaruh positif

terhadap laba usaha.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk menguji apakah pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada

pihak berelasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap laba usaha.

2) Untuk menguji apakah pembelian dari pihak berelasi secara individu

berpengaruh positif terhadap laba usaha.

3) Untuk menguji apakah penjualan kepada pihak berelasi secara individu

berpengaruh positif terhadap laba usaha.

1.4 Manfaat Penelitiian

1.4.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menjadi masukan dan informasi

dalam rangka mengoptimalkan laba usaha perusahaan sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya menjadi masukan

bagi pengguna laporan keuangan perusahaan sektor otomotif dan komponen. Hal
7

tersebut terkait dengan laba usaha perusahaan tidak dapat dipisahkan dari

pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi.

1.4.2 Manfaat Akademis

Manfaat penelitian ini secara akademis adalah:

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi bagi

penelitian selanjutnya serta dapat menambah wawasan dan kepustakaan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

2) Hasil penelitian ini dapat menambah literatur tentang faktor yang berpengaruh

terhadap laba usaha perusahaan.

3) Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang pengaruh

pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi terhadap

laba usaha perusahaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terletak hanya pada pengujian pengaruh

variabel pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi

terhadap laba usaha perusahaan sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Selain itu, ruang lingkup penelitian ini terletak pada

periode pengamatan data dari tahun 2009-2017.

Pada bab ini telah diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Semua pemaparan ini akan

mendukung pemaparan untuk bab selanjutnya. Pemaparan selanjutnya akan

membahas terkait dengan landasan teoritis, penelitian sebelumnya, kerangka

pemikiran dan hipotesis.


BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

Bab ini akan menguraikan landasan teoritis tentang laba usaha, pembelian

dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi. Pada bab ini juga

dipaparkan hasil penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran meliputi hubungan

antar variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Selanjutnya ditetapkan hipotesis

penelitian yang merupakan jawaban sementara untuk menjawab rumusan masalah.

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Laba Usaha

Laba usaha merupakan selisih lebih laba kotor dengan beban usaha (Chen,

Chen, & Chen, 2009). Laba usaha sering juga disebut dengan laba operasi

perusahaan yang diperoleh dari pengurangan laba kotor dengan beban usaha,

pengurangan tersebut tentunya harus lebih besar nilai laba kotornya, sehingga

menghasilkan laba usaha. Pendapat yang relevan juga mengungkapkan bahwa

laba usaha merupakan hasil lebih dari pengurangan laba kotor dengan beban usaha

(Huang & Liu, 2010; Lin, Liu, & Keng, 2010)

Laba usaha berbeda dengan laba kotor dan laba bersih. Laba kotor adalah

selisih lebih antara pendapatan dengan beban pokok penjualan (Lin et al., 2010).

Laba kotor merupakan gambaran umum mengenai keuntungan yang diperoleh

oleh sebuah usaha dalam menjalankan usahanya. Laba kotor belum bisa

digunakan sepenuhnya karena masih harus diproses untuk mendapatkan laba

usaha.

8
9

Laba usaha sering juga disebut dengan laba operasi perusahaan yang

diperoleh dari pengurangan laba kotor dengan beban usaha, pengurangan tersebut

tentunya harus lebih besar nilai laba kotornya, sehingga menghasilkan laba usaha.

Laba usaha ini akan memberikan informasi bahwa laba perusahaan berdasarkan

kegiatan utama perusahaan. Namun jika ada laba lainnya yang di luar usaha

perusahaan, maka akan ditambahkan dengan laba usaha, sehingga akan

melahirkan laba bersih sebelum pajak.

Laba bersih merupakan selisih positif laba usaha dengan beban di luar usaha

(Lin et al., 2010). Laba bersih menggambarkan hasil usaha perusahaan baik itu

dari kegiatan utama perusahaan, maupun kegiatan di luar kegiatan utama

perusahaan. Laba bersih ini memberi gambaran bahwa selama satu periode

tertentu, perusahaan telah berhasil memperoleh laba dari kegiatan utama

perusahaan dan kegiatan di luar kegiatan utama. Selanjutnya laba bersih ini harus

dikurangi dengan pajak penghasilan, sehingga selisih lebih atas pengurangan

tersebut akan melahirkan laba bersih setelah pajak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa laba usaha berbeda dengan laba

kotor dan laba bersih. Sehingga laba usaha secara ringkas merupakan selisih lebih

pengurangan laba kotor dengan beban usaha. Laba usaha ini akan mencerminkan

hasil usaha perusahaan yang hanya berasal dari transaksi-transaksi pokok

perusahaan.

2.1.2 Pembelian dari Pihak Berelasi

Pembelian dari pihak berelasi merupakan salah satu transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan terkait dengan membeli sumber daya dari pihak yang
10

menjalin hubungan relasi dengan perusahaan tersebut. Transaksi pihak yang

mempunyai hubungan berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau

kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan

istimewa, terlepas apakah ada harga yang dibebankan (PSAK No.7 revisi 2010).

Maka untuk mengetahui proporsi pembelian dari pihak berelasi, bisa

dibandingkan pembelian dari pihak berelasi dengan pembelian total (Chen et al.,

2009). Sehingga akan diketahui proporsi pembelian dari pihak berelasi.

Pihak-pihak berelasi dalam PSAK No.7 revisi 2010 didefinisikan secara

luas. Dalam paragraf 9 PSAK No.7 revisi 2010, suatu perusahaan dikatakan

mempunyai hubungan berelasi dengan perusahaan lainnya jika:

1) Perusahaan tersebut yang melalui suatu atau lebih perantara, mengendalikan,

atau dikendalikan oleh atau berada di bawab ventura bersama, dengan

perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, sub-

subsidiaries, dan fellow subsidiaries);

2) Perusahaan tersebut adalah perusahaan asosiasi (sebagaimana didefinisikan

dalam PSAK 15 Investasi dalam Perusahaan Asosiasi);

3) perusahaan tersebut adalah perusahaan ventura bersama, di mana perusahaan

pelapor menjadi venturer (sebagaimana didefiniskan dalam PSAK 12 Bagian

Partisipasi dalam Ventura Bersama);

4) perusahaan tersebut adalah perorangan (dan anggota keluarga dekat dari

perorangan tersebut) dari anggota manajemen kunci perusahaan pelapor atau

induk perusahaannya;
11

5) perusahaan tersebut adalah perusahaan yang mengendalikan, ventura bersama,

atau yang dipengaruhi secara signifikan oleh individu (dan anggota keluarga

dekat dari individu tersebut) dari anggota manajemen kunci perusahaan pelapor

atau induk perusahaannya; dan

6) perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan

kerja dari salah satu perusahaan pelapor atau perusahaan mana pun yang

berelasi dengan perusahaan pelapor.

2.1.3 Penjualan kepada Pihak Berelasi

Penjualan kepada pihak berelasi merupakan salah satu transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan terkait dengan menjual sumber daya kepada pihak

yang menjalin hubungan relasi dengan perusahaan tersebut. Transaksi pihak yang

mempunyai hubungan relasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau

kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan

relasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan (PSAK No.7 Revisi 2010).

Untuk mengetahui proporsi penjualan kepada pihak berelasi, bisa dibandingkan

penjualan kepada pihak berelasi dengan penjualan total (Lin et al., 2010).

Pihak-pihak berelasi dalam PSAK No.7 revisi 2010 didefinisikan secara

luas. Dalam paragraf 9 PSAK No.7 revisi 2010, suatu perusahaan dikatakan

mempunyai hubungan berelasi dengan perusahaan lainnya jika perusahaan

tersebut telah memenuhi 6 komponen yang dijelaskan dalam PSAK No.7.

Penjualan kepada pihak berelasi akan berhubungan dengan laba usaha

(Huang & Liu, 2010). Hubungan tersebut dapat dilihat dari peranan penjualan

kepada pihak berelasi atas laba usaha. Penjualan kepada pihak yang berelasi
12

memiliki kepastian atas terjualnya barang dan pembayarannya. Kepastian tersebut

membawa dampak terhadap penghasilan usaha. Sehingga akan meningkatkan laba

usaha perusahaan. Semakin banyak penjualan kepada pihak berelasi dilakukan

oleh perusahaan, maka akan semakin banyak juga laba usaha perusahaan.

Hal yang relevan juga mengungkapkan bahwa, penjualan kepada pihak

berelasi akan meningkatkan laba usaha perusahaan (Lin et al., 2010). Hal ini

karena perusahaan dapat melakukan penghematan terhadap biaya transaksi.

Perusahaan dapat mengurangi biaya transaksi sehingga beban perusahaan menjadi

rendah, sehingga laba perusahaan menjadi meningkat. Lain halnya ketika

perusahaan menjual barangnya kepada pihak tidak berelasi. Perusahaan harus

mengeluarkan biaya transaksi lebih besar. Perusahaan tidak dapat mengurangi

biaya transaksi, sehingga laba perusahaan akan rendah.

Penjualan kepada pihak berelasi dapat dilakukan dengan pihak yang

mempunyai afiliasi dengan perusahaan. Perusahaan melakukan kontrak penjualan

jangka panjang dengan perusahaan afiliasi untuk menghindari risiko. Risiko yang

dihadapi bisa saja berupa turunnya harga di masa depan ketika perusahaan akan

menjual produknya. Hal ini berakibat turunnya pendapatan. Perusahaan yang telah

melakukan kontrak penjualan jangka panjang akan menerima pendapatan sebesar

harga yang telah disetujui didalam kontrak, sehingga perusahaan tidak mengalami

rugi akibat ketidakpastian yang terjadi di masa depan. Hal ini berdampak

peningkatan laba usaha perusahaan (Umobong, 2017).


13

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang faktor yang berpengaruh terhadap laba usaha telah diteliti

sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya adalah Chen et al., (2009). Mereka

menggunakan variabel pembelian dari pihak berelasi saat meneliti pengaruhnya

terhadap laba perusahaan. Ia meneliti sampel 763 perusahaan yang terdaftar di

bursa China. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa pembelian dari

pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba perusahaan yang terdaftar di

bursa China. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelian dari pihak berelasi yang

dilakukan oleh perusahaan mampu mempengaruhi peningkatan laba perusahaan.

Selanjutnya, Lin et al., (2010) meneliti menggunakan beberapa variabel

salah satunya adalah penjualan kepada pihak berelasi saat menguji pengaruhnya

terhadap laba perusahaan. Mereka meneliti pada perusahaan yang terdafar di bursa

Taiwan dengan periode pengamatan tahun 1996-2006. Hasil penelitian mereka

menemukan bahwa transaksi dengan pihak istimewa berpengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan. Hasil ini bermakna bahwa penjualan kepada pihak berelasi

dapat meningkatkan laba perusahaan yang terdaftar di bursa Taiwan.

Huang & Liu, (2010) juga ikut meneliti terkait faktor yang berpengaruh

terhadap laba perusahaan. Mereka menggunakan variabel bebas piutang pihak

berelasi, hutang pihak berelasi, penjualan kepada pihak berelasi, pembelian dari

pihak berelasi. Sampel penelitian mereka adalah perusahaan yang berteknologi

tinggi yang terdaftar di Taiwan dan China tahun pengamatan 1998-2008. Hasil

penelitiannya menemukan bahwa piutang dan hutang dengan pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Penjualan kepada pihak berelasi


14

dan pembelian dari pihak berelasi berpengaruh negatif terhadap kinerja

perusahaan.

Fransiska, (2014) juga ikut meneliti tentang laba perusahaan menggunakan

variabel bebas penjualan kepada pihak berelasi, pembelian dari pihak berelasi,

ukuran perusahaan, hutang dan pertumbuhan perusahaan. Ia meneliti pada

perusahaan sektor manufaktur tahun 2010-2012 dan dengan sampel berjumlah 224

perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan bahwa Ukuran perusahaan tidak

berpengaruh, hutang berpengaruh negatif, pertumbuhan pendapatan berpengaruh

posifit, Penjualan kepada pihak berelasi tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan. Pembelian dari pihak berelasi berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Pozzoli & Venuti, (2014) meneliti pada perusahaan yang terdaftar di bursa

Italia dengan pengamatan tahun 2008-2011. Ia menggunakan variabel penjualan

kepada pihak berelasi saat menguji pengaruh terhadap laba perusahaan. Hasil

penelitian mereka mengungkapkan bahwa penjualan kepada pihak berelasi tidak

berpengaruh terhadap laba perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa penjualan

kepada pihak berelasi yang dilakukan oleh perusahaan tidak mampu

meningkatkan ataupun menurunkan laba perusahaan.

Handayani, (2017) menggunakan variabel bebas pembelian dari pihak

berelasi, pembelian dari pihak tidak berelasi, penjualan kepada pihak berelasi dan

penjulaan kepada pihak tidak berelasi. Ia mengamati perusahaan sektor industri

otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI tahun pengamatan 5 tahun dengan

40 sampel penelitian. Hasil penelitiannya menemukan bahwa pembelian dari

pihak berelasi dan penjualan kepada pihak tidak berelasi tidak berpengaruh
15

terhadap laba perusahaan. Pembelian dari pihak tidak berelasi dan penjualan

kepada pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba perusahaan.

Secara ringkas, penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Peneliti, Variabel Metode Perbandingan
No Hasil Penelitian
(Tahun). Analisis Persamaan Perbedaan
1. Chen et Kinerja - Laba, Penjualan Pembelian dari pihak
al., keuangan, pembelian dari kepada berelasi berpengaruh
(2009). pembelian dari pihak berelasi. pihak positif terhadap kinerja
pihak berelasi. berelasi. keuangan perusahaan.

2. Lin et al., Kinerja Ordinary Profitabilitas, Pembelian Transaksi dengan pihak


(2010). perusahaan, least square. penjualan dari pihak istimewa berpengaruh
penjualan kepada pihak berelasi. terhadap kinerja
kepada pihak berelasi. perusahaan.
berelasi.

3. Huang & Kinerja Ordinary Profitabilitas, Piutang Penjualan kepada pihak


Liu, perusahaan, least square. penjualan pihak berelasi dan pembelian
(2010). hutang pihak kepada pihak berelasi, dari pihak berelasi
berelasi, berelasi, hutang berpengaruh negatif
penjualan pembelian dari pihak terhadap kinerja
kepada pihak pihak berelasi. berelasi. perusahaan.
berelasi,
pembelian dari
pihak berelasi.

5. Fransiska Kinerja Regresi Profitabilitas, Ukuran Penjualan kepada pihak


, (2014). keuangan, linier Penjualan perusahaan, berelasi tidak berpengaruh
Penjualan berganda. kepada Pihak hutang, terhadap kinerja
kepada Pihak berelasi, pertumbuha keuangan. Pembelian dari
berelasi, pembelian dari n pihak berelasi
pembelian dari pihak berelasi. perusahaan. berpengaruh terhadap
pihak berelasi, kinerja keuangan.
ukuran
perusahaan,
hutang,
pertumbuhan
perusahaan.

6. Pozzoli Kinerja Regresi Profitabilitas, Pembelian Penjualan kepada pihak


& keuangan, sederhana. penjualan dari pihak istimewa tidak
Venuti, penjualan kepada pihak berelasi. berpengaruh terhadap
(2014). kepada pihak berelasi. kinerja perusahaan.
berelasi.
16

Tabel 2.1 ‒ Lanjutan


Peneliti, Variabel Metode Perbandingan
No Hasil Penelitian
(Tahun). Analisis Persamaan Perbedaan
7. Handaya Profitabilitas, Regresi Profitabilitas, Pengamatan, Pembelian dari pihak
ni, Pembelian dan berganda. pembelian dan tahun. berelasi dan penjualan
(2017). penjulaan penjualan kepada pihak tidak
pihak berelasi kepada pihak berelasi tidak berpengaruh
dan tidak berelasi. terhadap profitabilitas.
berelasi. Pembelian dari pihak
tidak berelasi dan
penjualan kepada pihak
berelasi berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas.

2.3 Kerangka Pemikiran


2.3.1 Hubungan Pembelian dari Pihak Berelasi dengan Laba Usaha

Pembelian dari pihak berelasi memiliki hubungan dengan laba usaha

(Fransiska, 2014). Hubungan tersebut dapat dilihat dari peranan pembelian dari

pihak berelasi atas laba usaha perusahaan. Pembelian dari pihak berelasi dapat

menurunkan laba usaha perusahaan. Hal ini karena ketika suatu perusahaan

melakukan pembelian dari pihak berelasi, maka harga pembelian dikendalikan

oleh perusahaan penjual. Akibatnya harga beli bahan baku akan tinggi, hingga

tingginya beban pokok penjualan dan akan menurunkan laba usaha perusahaan.

Pembelian dari pihak berelasi hanya menguntungkan bagi perusahaan pengendali

saja. Hal ini karena perusahaan pengendali memiliki kuasa mengatur kebijakan

(Huang & Liu, 2010; Lin et al., 2010).

Hal yang berbeda mengungkapkan bahwa pembelian dari pihak berelasi

akan meningkatkan laba usaha perusahaan (Chen et al., 2009; Fransiska, 2014).

Hal ini karena perusahaan yang melakukan pembelian dari pihak berelasi

berpotensi mengeluarkan biaya pembelian tersebut akan berbeda dengan biaya


17

pembelian dari pihak tidak berelasi. Biaya pembelian tersebut seperti biaya

membeli bahan baku dari pihak berelasi. Biaya pembelian bahan baku tersebut

berpotensi lebih rendah. Dengan rendahnya biaya pembelian bahan baku, maka

akan rendah juga harga pokok produksi yang dikeluarkan. Selanjutnya harga

pokok produksi yang rendah yang dikeluarkan oleh perusahaan berarti perusahaan

memperoleh laba usaha yang tinggi. Hal ini karena laba usaha perusahaan akan

tinggi.

Perusahaan akan lebih efisien jika membeli barang dari pihak berelasi.

Perusahaan tidak perlu membayar lebih dan perusahaan tidak kesulitan dalam

mencari mitra bisnis serta membandingkan harga. Hal ini akan mengurangi biaya

dan juga waktu transaksi. Perusahaan melakukan kontrak jangka panjang untuk

menghindari risiko naiknya harga ketika perusahaan akan melakukan pembelian.

Perusahaan yang telah melakukan kontrak jangka panjang akan membeli sebesar

harga yang telah disetujui di dalam kontrak, sehingga laba perusahaan pembeli

tetap stabil dan kinerja keuangan perusahaan pembeli masih bagus. Perusahaan

pengendali membeli barang dari perusahaan yang dikendalikan pada biaya yang

menyebabkan beban pokok penjualan perusahaan pengendali menjadi rendah saat

perusahaan pengendali menjual kepada pihak luar. Hal ini akan berakibat pada

laba yang diterima perusahaan pengendali menjadi lebih tinggi sehingga kinerja

keuangan perusahaan pengendali meningkat (Fransiska, 2014).

Dengan demikian, semakin besar pembelian dari pihak berelasi yang

dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin besar juga laba usaha perusahaan.

Begitu juga sebaliknya, semakin kecil pembelian dari pihak berelasi yang
18

dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin kecil juga laba usaha perusahaan.

Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa, pembelian dari pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap laba usaha perusahaan.

2.3.2 Hubungan Penjualan kepada Pihak Berelasi dengan Laba Usaha

Penjualan kepada pihak berelasi memiliki hubungan dengan laba usaha

(Handayani, 2017). Hubungan tersebut dapat dilihat dari peranan penjualan

kepada pihak berelasi atas laba usaha. Penjualan kepada pihak yang berelasi

memiliki kepastian atas terjualnya barang dan pembayarannya. Kepastian tersebut

membawa dampak terhadap penghasilan usaha. Sehingga akan meningkatkan laba

usaha perusahaan. Semakin banyak penjualan kepada pihak berelasi dilakukan

oleh perusahaan, maka akan semakin banyak juga laba usaha perusahaan.

Hal yang relevan juga mengungkapkan bahwa penjualan kepada pihak

berelasi akan meningkatkan laba usaha perusahaan (Handayani, 2017; Lin et al.,

2010; Umobong, 2017). Mereka mengungkapkan bahwa, Hal ini karena

perusahaan dapat melakukan penghematan terhadap biaya transaksi. Perusahaan

dapat mengurangi biaya transaksi sehingga beban perusahaan menjadi rendah,

sehingga laba perusahaan menjadi meningkat. Lain halnya ketika perusahaan

menjual barangnya kepada pihak tidak berelasi. Perusahaan harus mengeluarkan

biaya transaksi lebih besar. Perusahaan tidak dapat mengurangi biaya transaksi,

sehingga laba perusahaan akan rendah.

Penjualan kepada pihak berelasi dapat dilakukan dengan pihak yang

mempunyai afiliasi dengan perusahaan. Perusahaan melakukan kontrak penjualan

jangka panjang dengan perusahaan afiliasi untuk menghindari risiko. Risiko yang
19

dihadapi bisa saja berupa turunnya harga di masa depan ketika perusahaan akan

menjual produknya. Hal ini berakibat turunnya pendapatan. Perusahaan yang telah

melakukan kontrak penjualan jangka panjang akan menerima pendapatan sebesar

harga yang telah disetujui didalam kontrak, sehingga perusahaan tidak mengalami

rugi akibat ketidakpastian yang terjadi di masa depan. Hal ini berdampak

peningkatan laba usaha perusahaan (Umobong, 2017).

Dengan demikian, semakin besar penjualan kepada pihak berelasi yang

dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin besar juga laba usaha perusahaan.

Begitu juga sebaliknya, semakin kecil penjualan kepada pihak berelasi, maka

semakin kecil juga laba usaha perusahaan. Atau dengan kata lain, penjualan

kepada pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha perusahaan.

Berdasarkan hubungan antar variabel yang telah dipaparkan pada kerangka

pemikiran, maka secara ringkas hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pembeliaan dari
Pihak Berelasi
Laba Usaha
Penjualan kepada
Pihak Berelasi

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis

Berdasarkan hubungan antar variabel yang telah dipaparkan pada kerangka

pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan dalam hipotesis

alternatif (Ha) sebagai berikut:


20

1) Ha1 : Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi

berpengaruh posifit terhadap laba usaha.

2) Ha2 : Pembelian dari pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha.

3) Ha3 : Penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba

usaha.

Bab ini telah menguraikan landasan teoritis, kerangka pemikiran, dan

hipotesis. Semua pemaparan ini akan mendukung untuk pemaparan bab

selanjutnya yaitu desain penelitian; populasi dan sampel penelitian; definisi dan

operasionalisasi varaibel; teknik analisis data; pengujian asumsi klasik dan

pengujian hipotesis.
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab ini akan disajikan desain penelitian; populasi dan sampel

penelitian; definisi dan operasionalisasi varaibel; teknik analisis data; dan

pengujian hipotesis.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan

struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa, sehingga peneliti dapat

memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rencana itu

merupakan suatu skema menyeluruh yang mencakup program penelitian

(Kerlinger, 2000:24). Desain penelitian atau rancangan suatu penelitian harus

memiliki enam aspek sebagaimana diungkapkan oleh Sekaran & Bougie

(2017:52), yaitu terdiri dari sifat studi, jenis investigasi, tingkat intervensi peneliti,

situasi studi, unit analisis, dan horizon waktu.

Penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian yang telah dikemukakan

oleh Sekaran & Bougie (2017:52) tersebut dengan berpedoman pada aspek yang

harus terpenuhi. Masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut:

1) Sifat Studi

Sifat studi dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis. Studi yang

termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya bersifat menjelaskan hubungan

tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan dua atau

lebih faktor dalam suatu situasi (Sekaran & Bougie, 2017:62). Pengujian hipotesis

21
22

yang dilakukan adalah menguji variabel bebas yaitu, pembelian dari pihak

berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi terhadap variabel tidak bebas yaitu

laba usaha.

2) Jenis Investigasi

Penelitian ini ingin menentukan penyebab atas permasalahan yang terjadi.

Jenis investigasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kausal. Studi

kausal adalah studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau

lebih masalah (Sekaran & Bougie, 2017:64). Masalah yang terjadi dalam

penelitian ini adalah laba usaha. Laba usaha pada perusahaan sektor otomotif dan

komponen berpotensi dipengaruhi oleh pembelian dari pihak berelasi, dan

penjualan kepada pihak berelasi.

3) Tingkat Intervensi Peneliti terhadap Studi

Tingkat intervensi peneliti dalam penelitian ini adalah intervensi minimal.

Peneliti tidak ikut mempengaruhi kondisi laba usaha perusahaan sektor otomotif

dan komponen saat diperoleh maupun pada saat pengupayaan laba usaha tersebut.

Oleh karena itu, tingkat intervensi peneliti rendah. Peneliti hanya mengumpulkan

data berupa laporan keuangan yang telah diaudit, dan selanjutnya menganalisis

data tersebut.

4) Situasi Studi

Situasi studi dalam penelitian ini adalah tidak diatur. Peneliti ingin

mengetahui pengaruh pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak

berelasi terhadap laba usaha tanpa intervensi peneliti terhadap sumber data di
23

lapangan. Oleh karena itu situasi studi berjalan dengan normal tanpa ada desakan

atau pengaturan dari peneliti terhadap data-data di lapangan.

5) Unit Analisis

Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama

tahap analisis data selanjutnya (Sekaran & Bougie, 2017:73). Unit analisis dalam

penelitian ini adalah perusahaan sektor otomotif dan komponen secara individu.

Kesatuan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data laporan

keuangan perusahaan sektor otomotif dan komponen yang telah diaudit.

6) Horizon Waktu

Horizon waktu dalam penelitian ini adalah studi one shot atau cross

sectional dengan periode pengamatan tahun 2009‒2017. Studi yang

mengumpulkan data hanya sekali periode, baik harian, mingguan, maupun

bulanan disebut studi dengan horizon waktu one shot atau cross sectional

(Sekaran & Bougie, 2017:77). Data yang dikumpulkan hanya sekali periode yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor

otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya

karena data tersebut berseri dari tahun 2009‒2017 dan memiliki beberapa sub,

maka horizon waktu dalam penelitian ini disebut data panel, yaitu gabungan dari

data time series dan data cross sectional (Gujarati, 2004:637).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal

minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran & Bougie, 2017:21). Atau dengan

kata lain populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau
24

individu yang sedang dikaji dan tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang-

orang. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia periode 2009‒2017 yang telah

memenuhi kriteria populasi yaitu berjumlah 65 perusahaan. Secara ringkas,

populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1
Kriteria Populasi Penelitian

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah
1. Perusahaan sektor
otomotif dan
13 12 12 12 12 13 13 13 13 113
komponen yang
terdaftar di BEI.
2. Perusahaan sektor
otomotif dan
komponen yang tidak
ada laporan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
keuangannya di situs
resmi BEI
(http://www.idx.co.id/).
3. Perusahaan sektor
otomotif dan
komponen yang
mengalami rugi usaha,
tidak melakukan
5 5 5 6 5 5 5 5 6 47
transaksi pembelian
dari pihak berelasi, dan
tidak melakukan
transaksi penjualan
kepada pihak berelasi.
Jumlah 7 7 7 6 7 8 8 8 7 65
Sumber: IDX Statistic Yearly 2009-2017, Diolah Tahun 2018.

Berdasarkan Tabel 3.1 terlihat jumlah populasi penelitian berjumlah 65

perusahaan. Selanjutnya 65 perusahaan ini akan diolah datanya untuk menguji

hipotesis penelitian. Hasil dari pengujian hipotesis tersebut akan menjawab

rumusan masalah penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah memasukan

semua populasi menjadi sampel, sehingga disebut teknik pengambilan sampel


25

jenuh (sensus). Nama-nama perusahaan yang menjadi pengamatan dapat dilihat

pada Lampiran 1.

Peneliti menggunakan Jakarta Stock Industrial Clasification (JASICA)

sebagai pedoman dalam mengklasifikasikan perusahaan yang termasuk kedalam

sektor otomotif dan komponen. Hal ini karena sistem klasifikasi sektoral yang

digunakan untuk mengkategorikan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia adalah JASICA.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan

keuangan perusahaan sektor otomotif dan komponen yang telah diaudit. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber yang sudah ada dan

tidak perlu lagi dikumpulkan dari responden langsung. Data tersebut seperti

buletin statistik, publikasi pemerintah dan informasi lain yang dipublikasikan

disebut data sekunder (Sekaran & Bougie, 2017:77).

Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan

sektor otomotif dan komponen yang telah diaudit. Laporan tersebut yaitu laporan

laba rugi untuk mengetahui laba usaha, catatan atas laporan keuangan untuk

mengetahui pembelian dari pihak berelasi dan penjulan kepada pihak berelasi.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

cara dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang telah tersedia pada Bursa Efek

Indonesia (BEI). Data dikumpulkan dengan cara mengunduh dari situs resmi BEI

yaitu di http://www.idx.co.id/. Di situs tersebut masuk ke menu perusahaan


26

tercatat, kemudian sub menu laporan keuangan dan tahunan, kemudian langsung

mengisi form untuk mengunduh laporan keuangan perusahaan yang diinginkan.

3.4 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu terdiri dari satu variabel

tidak bebas (dependent variable), dan dua variabel bebas (independent variable).

Variabel tidak bebas adalah laba usaha, dan variabel bebas adalah pembelian dari

pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi.

3.4.1 Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel tidak bebas adalah laba usaha.

Laba usaha adalah selisih antara laba kotor dengan biaya usaha, atau dikenal juga

dengan nama laba operasi (Soemarso, 2005:226). Laba usaha merupakan laba

yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Laba usaha

kemudian ditandingkan dengan penjualan bersih, maka akan mencerminkan rasio

laba operasi perusahaan atas penjualan (Hery, 2016:144). Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka laba usaha dalam penelitian ini diukur dengan rumus:

Laba usaha Laba usaha


=
Penjualan Total

3.4.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah pembelian dari

pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi. Definisi dan operasionalisasi

masing-masing variabel akan dipaparkan berikut ini.


27

3.4.2.1 Pembelian dari Pihak Berelasi

Pembelian dari pihak berelasi merupakan salah satu transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan terkait dengan membeli sumber daya dari pihak yang

menjalin hubungan istimewa dengan perusahaan tersebut. Transaksi pihak yang

mempunyai hubungan relasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau

kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan

relasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan (PSAK No.7 Revisi 2010).

Maka untuk mengetahui proporsi pembelian dari pihak berelasi, bisa

dibandingkan pembelian dari pihak berelasi dengan pembelian total (Handayani,

2014). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pembelian dari pihak berelasi

dalam penelitian ini diukur dengan rumus:

Pembelian dari Pihak Berelasi


Pembelian dari Pihak Berelasi =
Pembelian Total

3.4.2.2 Penjualan kepada Pihak Berelasi

Penjualan kepada pihak berelasi merupakan salah satu transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan terkait dengan menjual sumber daya kepada pihak

yang menjalin hubungan relasi dengan perusahaan tersebut. Transaksi pihak yang

mempunyai hubungan relasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau

kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan

istimewa, terlepas apakah ada harga yang dibebankan (PSAK No.7 Revisi 2010).

Transaksi ini terlihat pada laporan keuangan perusahaan. Secara rinci terddapat

pada catatan atas laporan keuangan. Maka untuk mengetahui proporsi penjualan

kepada pihak berelasi, bisa dibandingkan penjualan kepada pihak berelasi dengan
28

penjualan total (Handayani, 2014). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

penjualan kepada pihak berelasi dalam penelitian ini diukur dengan rumus:

Penjualan kepada Pihak Berelasi


Penjualan kepada Pihak Berelasi =
Penjualan Total
Ringkasan definisi dan operasionalisasi variabel dalam penelitian ini, secara

ringkas dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2
Rincian Operasionalisasi Variabel

No Variabel Pengukuran Skala


1. Laba Usaha Rasio

2. Pembelian dari Pihak Rasio


Berelasi
3. Penjualan kepada Pihak Rasio
Berelasi

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linear berganda (multiple linear regresion). Saat menganaliss data, peneliti

menggunakan bantuan software Statistical Package for the Social Science (SPSS)

versi 22.0. Analisis data tersebut dapat dirumuskan dengan persamaan:

Y= α + β1X1 + β2X2 + 

Dimana:
Y = Laba Usaha.
α = Konstanta.
β1 & β2 = Koefisien regresi.
X1 = Pembelian dari Pihak Berelasi.
X2 = Penjualan kepada Pihak Berelasi.
= Epsilon (error term).
29

3.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan penyusunan alternatif jawaban untuk

menjawab ketiga rumusan masalah dalam penelitian. Rancangan tersebut

dinyatakan dalam hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif ( ), yaitu:

1) Hipotesis Pertama

H01: Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi tidak

berpengaruh positif terhadap laba usaha.

Ha1: Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap laba usaha.

2) Hipotesis Kedua

H02: Pembelian dari pihak berelasi tidak berpengaruh positif terhadap laba usaha.

Ha2: Pembelian dari pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha.

3) Hipotesis Ketiga

H03: Penjualan kepada pihak berelasi tidak berpengaruh positif terhadap laba

usaha.

Ha3: Penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha.

Untuk menerima atau menolak ketiga hipotesis dalam penelitian ini, maka

dilihat hasil output SPSS. Kemudian output tersebut dimasukan ke kriteria

menerima atau menolak hipotesis. Kriteria ini berpedoman pada Gani (2015:9)

dan Supranto (2009:190). Paparan kriteria menerima atau menolak hipotesis akan

diuraikan berikut ini:


30

1) Kriteria menerima atau menolak hipotesis pertama

 Jika semua koefisien regresi sama dengan nol (β1 & β2 = 0), maka H01

diterima dan Ha1 ditolak. Artinya pembelian dari pihak berelasi, dan

penjualan kepada pihak berelasi tidak berpengaruh positif terhadap laba

usaha.

 Jika salah satu dari koefisien regresi tidak sama dengan nol (β1 atau β2 ≠ 0),

maka H02 ditolak dan Ha2 diterima. Artinya pembelian dari pihak berelasi,

dan penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba

usaha.

2) Kriteria menerima atau menolak hipotesis kedua:

 Jika koefisien regresi variabel X1 sama dengan nol (β1=0), maka H02

diterima dan Ha2 ditolak. Artinya pembelian dari pihak berelasi tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap laba usaha.

 Jika koefisien regresi X1 tidak sama dengan nol (β1≠0), maka H01 ditolak

dan Ha2 diterima. Artinya pembelian dari pihak berelasi berpengaruh positif

signifikan terhadap laba usaha.

3) Kriteria menerima atau menolak hipotesis ketiga:

 Jika koefisien regresi X2 sama dengan nol (β2=0), maka H03 diterima dan

Ha3 ditolak. Artinya penjualan kepada pihak berelasi tidak berpengaruh

positif signifikan terhadap laba usaha.

 Jika koefisien regresi X2 tidak sama dengan nol (β2≠0), maka H03 ditolak

dan Ha3 diterima. Artinya penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh

positif signifikan terhadap laba usaha.


31

Bab ini telah memaparkan desain penelitian; populasi dan sampel penelitian;

definisi dan operasionalisasi varaibel; teknik analisis data; dan pengujian

hipotesis. Semua paparan tersebut akan mendukung pemaparan selanjutnya, yaitu

hasil penelitian dan pembahasan.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif dan

hasil pengujian hipotesis. Semua paparan ini bertujuan untuk menjawab rumusan

masalah pertama, kedua, dan ketiga.

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk melihat distribusi data variabel.

Analisis ini memberikan gambaran umum nilai statistik berupa rata-rata,

minimum, dan maksimum. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Analisis Statistik Deskriptif
Uraian N Rata-rata Minimum Maximum
Laba Usaha 65 0,0913 0,0076 0,2229
Pembelian dari Pihak Berelasi 65 0,2271 0,0007 0,6767
Penjualan kepada Pihak Berelasi 65 0,1415 0,0006 0,5306
Valid N (listwise) 65 ‒ ‒ ‒
Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.1, nilai rata-rata laba usaha yaitu sebesar 0,0913. Nilai

tersebut menunjukan bahwa, selama tahun 2009-2017 perusahaan sektor otomotif

dan komponen memiliki laba usaha rata-rata 0,0913 kali atau sebesar 9,13% dari

penjualan total. Nilai minimum laba usaha yaitu sebesar 0,0076. Nilai tersebut

menunjukan bahwa, selama tahun 2009-2017, perusahaan sektor otomotif dan

komponen pernah memiliki laba usaha paling rendah 0,0076 kali atau sebesar

0,76% dari penjualan total. Selain nilai rata-rata dan minimum, ada juga nilai

32
33

maksimum yaitu sebesar 0,2229. Nilai tersebut menunjukan bahwa, selama tahun

2009-2017, perusahaan sektor otomotif dan komponen pernah memiliki laba

usaha paling tinggi 0,2229 kali atau sebesar 22,29% dari penjualan total.

Berdasarkan Tabel 4.1, nilai rata-rata pembelian dari pihak berelasi yaitu

sebesar 0,2271. Nilai tersebut menunjukan bahwa, selama tahun 2009-2017

perusahaan sektor otomotif dan komponen melakukan transaksi pembelian dari

pihak berelasi rata-rata 0,2271 kali atau sebesar 22,71% dari pembelian total.

Nilai minimum pembelian dari pihak berelasi yaitu sebesar 0,0007. Nilai tersebut

menunjukan bahwa, selama tahun 2009-2017, perusahaan sektor otomotif dan

komponen pernah bertransaksi pembelian dari pihak berelasi paling rendah 0,0007

kali atau sebesar 0,07% dari pembelian total. Selain nilai rata-rata dan nilai

minimum, ada juga nilai maksimum. Nilai maksimum yaitu sebesar 0,6767. Nilai

tersebut menunjukan bahwa, selama tahun 2009-2017, perusahaan sektor otomotif

dan komponen pernah melakukan transaksi pembelian dari pihak berelasi paling

tinggi 0,6767 kali atau sebesar 67,67% dari pembelian total.

Berdasarkan Tabel 4.1, nilai rata-rata penjualan kepada pihak berelasi yaitu

sebesar 0,1415. Nilai tersebut menunjukan bahwa, selama tahun 2009-2017

perusahaan sektor otomotif dan komponen melakukan transaksi penjualan kepada

pihak berelasi rata-rata 0,1415 kali atau sebesar 14,15% dari penjualan total. Nilai

minimum penjualan kepada pihak berelasi yaitu sebesar 0,0006. Nilai tersebut

menunjukan bahwa, selama tahun 2009-2017, perusahaan sektor otomotif dan

komponen pernah bertransaksi penjualan kepada pihak berelasi paling rendah

0,0006 kali atau sebesar 0,06% dari penjualan total. Selain nilai rata-rata dan
34

minimum, ada juga nilai maksimum. Nilai maksimum yaitu sebesar 0,5306. Nilai

tersebut menunjukan bahwa, selama tahun 2009-2017, perusahaan sektor otomotif

dan komponen pernah melakukan transaksi penjualan kepada pihak berelasi

paling tinggi 0,5306 kali atau sebesar 53,06% dari penjualan total.

4.1.2 Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis merupakan jawaban untuk semua rumusan

masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah tersebut terdiri dari rumusan

masalah pertama, kedua, dan ketiga. Ketiga hasil pengujian hipotesis dalam

penelitian ini secara berurutan akan dipaparkan pada bagian ini. Hasil pengujian

hipotesis secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.2. Sedangkan secara lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 5 Output Pengolahan Data.

Tabel 4.2
Hasil Pengujian Hipotesis
Persamaan Y = 0,105 + 0,051 PmB ‒ 0,103 PjB +ε
t-value 6,417 1,374 ‒2,656
Sig. value 0,000 0,175 0,010
F-Value / Sig. 6,216 / 0,000
2 2
R / R / Adj.R 0,541 / 0,293 / 0,246
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat hasil pengujian hipotesis yang merupakan

jawaban untuk rumusan masalah dalam penelitian ini. Secara berurutan jawaban

rumusan masalah tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

4.1.2.1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Hasil pengujian hipotesis pertama merupakan jawaban untuk rumusan

masalah yang pertama. Hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini
35

akan menjawab apakah pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak

berelasi berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan.

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat nilai koefisien beta (β) pembelian dari pihak

berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi secara berurutan sebesar 0,051; dan

-0,103. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 0,051≠0; dan -0,103≠0. Hal ini berarti

semua nilai koefisien beta tidak sama dengan nol (β1 dan β2 ≠0). Selanjutnya nilai

tersebut dimasukan ke dalam kriteria menerima atau menolak hipotesis. Maka Ha1

diterima, artinya pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak

berelasi berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan.

4.1.2.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Hasil pengujian hipotesis kedua merupakan jawaban untuk rumusan

masalah yang kedua. Hasil pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini akan

menjawab apakah pembelian dari pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba

usaha perusahaan.

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat nilai koefisien beta (β) pembelian dari pihak

berelasi sebesar 0,051. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 0,051≠0. Hal ini berarti

nilai koefisien beta pembelian dari pihak berelasi tidak sama dengan nol (β1≠0).

Selanjutnya nilai tersebut dimasukan ke dalam kriteria menerima atau menolak

hipotesis. Maka Ha2 diterima, artinya pembelian dari pihak berelasi berpengaruh

positif terhadap laba usaha perusahaan.

4.1.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga

Hasil pengujian hipotesis ketiga merupakan jawaban untuk rumusan

masalah yang ketiga. Hasil pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini akan
36

menjawab apakah penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh positif terhadap

laba usaha perusahaan.

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat nilai koefisien beta (β) penjualan kepada

pihak berelasi sebesar ‒0,103. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ‒0,103≠0. Hal

ini berarti nilai koefisien beta tidak sama dengan nol (β2≠0). Selanjutnya nilai

tersebut dimasukan ke dalam kriteria menerima atau menolak hipotesis. Maka Ha3

diterima, artinya penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh negatif terhadap

laba usaha perusahaan.

4.1.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi berfungsi untuk melihat kontribusi pembelian dari

pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi terhadap laba usaha

perusahaan. Berdasarkan Tabel 4.2, nilai R Square sebesar 0,293. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh pembelian dari pihak berelasi dan

penjualan kepada pihak berelasi terhadap laba usaha yaitu sebesar 29,3% (0,293 x

100%). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 70,7% (100%‒29,3%%) dipengaruhi

oleh variabel bebas lain di luar penelitian ini. Dengan demikian, fluktuasi laba

usaha perusahaan, baik itu kenaikan ataupun penurunan sangat kecil dipengaruhi

oleh pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi.

4.2 Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis telah diperoleh melalui uji regresi linier berganda

pada bagian sebelumnya. Selanjutnya pembahasan untuk hasil tersebut yaitu

pengaruh pembelian pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi terhadap
37

laba usaha perusahaan baik secara bersama-sama maupun individu akan dibahas

berikut.

4.2.1 Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi dan Penjualan kepada Pihak
Berelasi secara Bersama-sama terhadap Laba Usaha

Hasil pengujian statistik memperlihatkan bahwa semua nilai koefisien beta

tidak sama dengan nol (β1 dan β2 ≠0). Artinya hipotesis pertama (Ha1) diterima.

Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi secara

bersama-sama berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan. Hasil ini

menunjukkan bahwa, laba usaha pada perusahaan sektor otomotif dan komponen

dipengaruhi oleh pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak

berelasi.

Pengaruh kedua variabel tersebut dapat diinterpretasikan bahwa selama

tahun 2009-2017 telah membawa dampak perubahan terhadap laba usaha

perusahaan. Dampak perubahan yang terjadi pada laba usaha perusahaan sektor

otomotif dan komponen dipengaruhi oleh kedua indikator tersebut. Pembelian dari

pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi berperan atas peningkatan

maupun penurunan laba usahaan yang dialami oleh perusahaan sektor otomotif

dan komponen.

Peranan kedua faktor tersebut terlihat dari perubahan laba usaha perusahaan.

Perubahan yang terjadi baik itu kenaikan maupun penurunan laba usaha tersebut

merupakan cerminan dari naik turunnya pembelian dari pihak berelasi dan

penjualan kepada pihak berelasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa, kedua variabel

bebas ini secara bersama-sama mempengaruhi laba usaha perusahaan sektor

otomotif dan komponen.


38

Adanya pengaruh pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak

berelasi terhadap laba usaha perusahaan juga pernah ditemukan oleh peneliti

sebelumnya. Mereka adalah Fransiska (2014); Chen, Chen & Chen, (2009); dan

Huang & Liu (2010). Mereka menyatakan bahwa pembelian dari pihak berelasi

dan penjualan kepada pihak berelasi secara bersama-sama membawa efek

terhadap laba usaha perusahaan.

Hal ini memiliki arti bahwa laba usaha perusahaan tidak dapat dipisahkan

dari peranan pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi.

Begitu juga dengan hasil penelitian ini yang juga sejalan dengan penelitian

sebelumnya. Fluktuasi baik itu peningkatan atau penurunan laba usaha perusahaan

ikut dipengaruhi oleh pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak

berelasi.

Semua variabel bebas dalam penelitian ini hanya mampu memprediksi

variabel terikat sebesar 29,3%. Selanjutnya sisa sebesar 70,7% lagi diprediksi oleh

variabel bebas lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

4.2.2 Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi terhadap Laba Usaha


Hasil pengujian statistik memperlihatkan bahwa, pembelian dari pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha perusahaan. Nilai koefisien beta

(β1) pembelian dari pihak berelasi sebesar 0,051. Nilai ini tidak sama dengan nol

(0,051≠0). Dengan demikian maka Ha2 diterima. Artinya bahwa pembelian dari

pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha perusahaan.

Peningkatan laba usaha pada perusahaan sektor otomotif dan komponen

tidak dapat dipisahkan dari pembeliaan dari pihak berelasi. Perbandingan


39

pembelian dari pihak berelasi atas pembelian total yang merupakan cerminan dari

pembelian dari pihak berelasi perusahaan sektor otomotif dan komponen selama

tahun 2009-2017 berperan meningkatkan laba usaha perusahaan. Dengan kata

lain, saat pembelian dari pihak berelasi mengalami peningkatan, maka akan

berdampak pada peningkatan laba usaha perusahaan.

Kondisi ini juga dapat dikatakan bahwa laba usaha perusahaan tidak akan

meningkat jika perbandingan pembelian dari pihak berelasi atas pembelian total

tidak meningkat. Dengan demikian berarti meningkatkanya laba usaha perusahaan

sektor otomotif dan komponen telah disebabkan oleh kondisi peningkatan

pembelian dari pihak berelasi.

Hal ini karena perusahaan yang melakukan pembelian dari pihak berelasi

berpotensi mengeluarkan biaya pembelian berbeda dengan biaya pembelian dari

pihak tidak berelasi. Biaya pembelian tersebut seperti biaya membeli bahan baku

dari pihak berelasi. Biaya pembelian bahan baku tersebut berpotensi lebih rendah.

Dengan rendahnya biaya pembelian bahan baku, maka akan rendah juga harga

pokok produksi yang dikeluarkan. Selanjutnya harga pokok produksi yang rendah

yang dikeluarkan oleh perusahaan berarti perusahaan memperoleh laba usaha

yang tinggi. Hal ini karena laba usaha perusahaan akan tinggi.

Perusahaan akan lebih efisien jika membeli barang dari pihak berelasi.

Perusahaan tidak perlu membayar lebih dan perusahaan tidak kesulitan dalam

mencari mitra bisnis serta membandingkan harga. Hal ini akan mengurangi biaya

dan juga waktu transaksi. Perusahaan melakukan kontrak jangka panjang untuk

menghindari risiko naiknya harga ketika perusahaan akan melakukan pembelian.


40

Perusahaan yang telah melakukan kontrak jangka panjang akan membeli sebesar

harga yang telah disetujui di dalam kontrak, sehingga laba perusahaan pembeli

tetap stabil dan kinerja keuangan perusahaan pembeli masih bagus.

Perusahaan pengendali membeli barang dari perusahaan yang dikendalikan

pada biaya yang menyebabkan beban pokok penjualan perusahaan pengendali

menjadi rendah saat perusahaan pengendali menjual kepada pihak luar. Hal ini

akan berakibat pada laba yang diterima perusahaan pengendali menjadi lebih

tinggi sehingga kinerja keuangan perusahaan pengendali meningkat (Fransiska,

2014).

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Fransiska, (2014) dan Chen,

Chen, & CHen (2009). Mereka menyatakan bahwa pembelian dari pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap laba usaha perusahaan. Peningkatan laba usaha

perusahaan tidak akan terjadi jika pembelian dari pihak berelasi tidak meningkat.

Dengan demikian setiap adanya pembelian dari pihak berelasi meningkat, maka

akan selalu diikuti oleh meningkatnya laba usaha perusahaan.

Namun sebaliknya, hasil penelitian ini tidak relevan dengan penelitian

Huang & Liu, (2010); Wen, Lie & Keng, (2010). Mereka menyatakan bahwa

pembelian dari pihak berelasi berpengaruh negatif terhadap laba usaha

perusahaan. Ketika pembelian dari pihak berelasi meningkat, maka akan

berdampak pada penurunan laba usaha perusahaan.

Dengan kata lain ketika pembelian dari pihak berelasi menurun, maka akan

berdampak pada peningkatan laba usaha perusahaan. Handayani, (2014) justru

mengungkapkan bahwa pembelian dari pihak berelasi tidak berpengaruh terhadap


41

laba usaha perushaan. Ketika pembelian dari pihak pihak berelasi meningkat atau

penurunan, maka tidak akan berdampak pada peningkatan atau penurunan laba

usaha perushaan.

4.2.3 Pengaruh Penjualan kepada Pihak Berelasi terhadap Laba Usaha

Hasil pengujian statistik menunjukan bahwa, penjualan kepada pihak

berelasi berpengaruh negatif terhadap laba usaha. Nilai koefisien beta (β2)

penjualan kepada pihak berelasi sebesar ‒0,103. Nilai ini tidak sama dengan nol

(‒0,103≠0). Dengan demikian maka Ha3 diterima. Artinya bahwa penjualan

kepada pihak berelasi berpengaruh negatif terhadap laba usaha perusahaan.

Penurunan laba usaha perusahaan sektor otomotif dan komponen tidak

terlepas dari penjualan kepada pihak berelasi. Perbandingan nilai penjualan

kepada pihak berelasi atas penjualan total yang merupakan cerminan dari

penjualan kepada pihak berelasi pada perusahaan sektor otomotif dan komponen

selama tahun 2009-2017.

Nilai tersebut berperan menurunkan laba usaha perusahaan. Dengan kata

lain, saat penjualan kepada pihak berelasi meningkat, maka akan berdampak pada

penurunan laba usaha perusahaan sektor otomotif dan komponen. Kondisi ini juga

dapat dikatakan bahwa, laba usaha perusahaan tidak akan menurun jika

perbandingan nilai penjualan kepada pihak berelasi atas penjualan total tidak

meningkat. Dengan demikian berarti menurunnya laba usaha perusahaan sektor

otomotif dan komponen telah disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan

kepada pihak berelasi.


42

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Huang & Liu, (2010). Mereka

menyatakan bahwa penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh negatif terhadap

laba usaha perusahaan. Penurunan laba usaha perusahaan tidak akan terjadi jika

penjualan kepada pihak berelasi tidak meningkat. Dengan demikian setiap adanya

penjualan kepada pihak berelasi meningkat, maka akan selalu diikuti oleh

menurunnya laba usaha perusahaan.

Sebaliknya, hasil penelitian ini tidak relevan dengan penelitian Wen,

Angela, & Keng, (2010); Handayani, (2014); dan Umobong, (2017). Setiap

adanya peningkatan penjualan kepada pihak berelasi, maka akan diikuti oleh

peningkatan laba usaha perusahaan. Selanjutnya Fransiska, (2014); Pozzoli &

Venuti, (2014); Okoro & Jeroh, (2016) justru menyatakan penjualan kepada

pihak berelasi tidak berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan. Artinya bahwa

meningkat atau menurunnya penjualan kepada pihak berelasi, tidak akan

menyebabkan peningkatan atau penurunan laba usaha perusahaan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi secara

bersama-sama berpengaruh terhadap laba usaha.

2) Pembelian dari pihak berelasi secara individu berpengaruh positif terhadap laba

usaha.

3) Penjualan kepada pihak berelasi secara individu berpengaruh negatif terhadap

laba usaha.

5.2 Saran

Untuk praktisi:

1) Manajemen perusahaan sektor otomotif dan komponen untuk tetap

mempertahankan dan peningkatkan pembelian dari pihak berelasi yang

berpengaruh dalam peningkatan laba usaha perusahaan.

2) Selain itu, agar mengurangi penjualan kepada pihak berelasi. Hal ini karena

efeknya akan menurunkan laba usaha perusahaan.

Untuk akademisi:

1) Agar menambah beberapa variabel bebas lainnya yang berpotensi berpengaruh

besar terhadap laba usaha perusahaan. Variabel tersebut antara lain piutang

kepada pihak berelasi dan kepemilikan institusional.

2) Mengamati perusahaan sektor lainnya, seperti sektor semen, sektor makanan

dan minuman, serta sektor lainnya.

43
DAFTAR PUSTAKA

Chen, Y., Chen, C.H., & Chen, W. (2009). The impact of related party
transactions on the operational performance of listed companies in China.
Journal of Economic Policy Reform. 12(4):285–297.
Filipovic, AL., & Demirovic, SD. (2016). The relationship between debt and
profitability of stock companies in Montenegro. JCEBI, 3(2), 19-34.
Fransiska. (2014). Pengaruh transaksi pihak-pihak istimewa terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Modus, 26(2), 107-120.
Gani, I., & Siti, A. (2015). Alat Analisis data, aplikasi statistik untuk penelitian
bidang ekonomi dan sosial. Yokyakarta: Andi Offsate.
Gujarati, DN. (2004). Basic ecometrics 5th. International edition. New York: Mc-
Grawhill.
Handayani, IR. (2014). Analisis pengaruh pembelian dan penjualan kepada pihak
yang berelasi dan tidak berelasi terhadap laba bersih pada industri otomotif
dan komponennya. Jurnal Mix, 4(1), 1-11.
Hansen, DR., & Mowen, MM. (2001). Manajemen biasa akuntansi dan
pengendalian. Buku dua. Edisi kesatu. Jakarta: Salemba Empat.
Harnanto. (2002). Akuntansi keuangan menengah. Cetakan 1. Yogyakarta: Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi.
Hery. (2016). Analisis laporan keuangan. Jakarta: Grasindo.
Huang, DT., & Liu, ZC. (2010). A study of the relationship between related party
transactions and firm value in high technology firms in Taiwan and China.
African Journal of Business Management, 4(9), 1924-1931.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Nomor 7
Revisi 2010 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 15
Investasi dalam Perusahaan Asosiasi.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 12
Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.
Kerlinger, FN. (2000). Asas-asas penelitian behavior. Terjemahan Landung R
Simatupang. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kang, M., Lee., H.Y., Lee. M.G., & Park, J.C. (2014). The association between
related party transactions and control ownership wedge, eviden from Korea.
Pacific Basin Finance Journal. 29:272-296.

44
45

Lin, W.Y., Lie, I.A., & Keng., I. (2010). Related party transactions, firm
performance and control mechanism, evidence from Taiwan. International
Research Journal of Finance and Economics. 35:82-98.
Okoro, GE., & Edirin, J. (2016). Does related party transactions affect financial
performance of firm in Nigeria, evidence from publicly quoted firm. Trendy
Podnikani, Business Trends, 6(2), 47-53.
Pozzoli, M., & Marco, V. (2014). Related party transactions and financial
performance, is there a corelation, empirical evidence from Italian listed
companies. Open Jurnal of Accounting, 3, 28-37.
Santoso, S. (2010). Statistik multivariat, konsep dan aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sekaran, U. & Bougie, R. (2017). Metodologi penelitian untuk bisnis, pendekatan
pengembangan keahlian. Jilid 1 dan 2, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Soemarso, S. (2005). Akuntansi suatu pengantar. Cetakan Pertama. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. (2000). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Umobong, A. (2017). Related party transactions and firm financial performance.
African Research Review, 11(1), 60-74.
Warren., Reeve., & Fess. (2005). Pengantar akuntansi. Edisi 21. Jakarta: Salemba
Empat.
Wen, YL., I Angela Lie., & I Keng. (2010). Related party transactions, firm
performance and control mechanism, evidence from Taiwan. International
Research Journal of Finance and Economics, 35, 82-98.
Yenpao, C., Chien, HC., & Weiju, C. (2009). The impact of related party
transactions on the operasional performance of listed companies in China.
Jurnal of Economic Policy Reform, 12(4), 285-297.
Yu, Je Lee & Mei Fen Wu. (2012). To verify how ownership structures, board of
directors characteristics, related party transactions upon the operating
performance as examplified with taiwan listed info electronics companies.
International Journal of Acedemic Research in Accounting Finance and
Management Sciences, 2(2), 144-159.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Nama-nama Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang


Menjadi Pengamatan Penelitian

No. Tahun Nama Perusahaan


1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Gajah Tunggal Tbk.
4. 2009 Goodyear Indonesia Tbk
5. Indo Kordsa Tbk.
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
7. Indospring Tbk.

No. Tahun Nama Perusahaan


1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Gajah Tunggal Tbk.
4. 2010 Goodyear Indonesia Tbk
5. Indo Kordsa Tbk.
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
7. Indospring Tbk.

No. Tahun Nama Perusahaan


1 Astra International Tbk.
2 Astra Otoparts Tbk.
3 Gajah Tunggal Tbk.
4 2011 Goodyear Indonesia Tbk
5 Indo Kordsa Tbk.
6 Indomobil Sukses Internasional Tbk.
7 Indospring Tbk.

No. Tahun Nama Perusahaan


1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Gajah Tunggal Tbk.
2012
4. Goodyear Indonesia Tbk
5. Indo Kordsa Tbk.
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk.

46
47

No. Tahun Nama Perusahaan


1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Gajah Tunggal Tbk.
4. 2013 Goodyear Indonesia Tbk
5. Indo Kordsa Tbk.
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
7. Indospring Tbk.

No. Tahun Nama Perusahaan


1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Gajah Tunggal Tbk.
4. Garuda Metalindo Tbk.
2014
5. Goodyear Indonesia Tbk
6. Indo Kordsa Tbk.
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
8. Indospring Tbk.

No. Tahun Nama Perusahaan


1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Gajah Tunggal Tbk.
4. Garuda Metalindo Tbk.
2015
5. Goodyear Indonesia Tbk
6. Indo Kordsa Tbk.
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
8. Indospring Tbk.

No. Tahun Nama Perusahaan


1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Gajah Tunggal Tbk.
4. Garuda Metalindo Tbk.
2016
5. Goodyear Indonesia Tbk
6. Indo Kordsa Tbk.
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
8. Indospring Tbk.
48

No. Tahun Nama Perusahaan


1. Astra International Tbk.
2. Astra Otoparts Tbk.
3. Gajah Tunggal Tbk.
4. 2017 Garuda Metalindo Tbk.
5. Indo Kordsa Tbk.
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
7. Indospring Tbk.
49

Lampiran 2. Operasionalisasi Variabel Laba Usaha

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2009 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 12.756.000.000.000 98.526.000.000.000 0,1295
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 419.991.000.000 5.265.798.000.000 0,0798
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 1.144.990.000.000 7.936.432.000.000 0,1443
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 115.820.784.000 1.185.587.652.400 0,0977
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 154.360.589.000 1.500.639.310.000 0,1029
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 130.318.234.310 6.939.569.696.730 0,0188
7. Indospring Tbk. INDS 25.154.852.668 720.228.798.921 0,0349

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2010 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 21.031.000.000.000 129.038.000.000.000 0,1630
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.394.261.000.000 6.255.109.000.000 0,2229
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 1.120.440.000.000 9.853.904.000.000 0,1137
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 77.963.141.788 1.748.850.453.224 0,0446
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 213.897.301.000 1.805.359.612.000 0,1185
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 488.572.705.200 10.935.334.616.535 0,0447
7. Indospring Tbk. INDS 119.589.223.162 1.027.120.388.110 0,1164

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2011 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 25.772.000.000.000 162.564.000.000.000 0,1585
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.255.083.000.000 7.363.659.000.000 0,1704
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 855.681.000.000 11.841.396.000.000 0,0723
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 28.390.224.680 1.880.304.058.200 0,0151
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 123.007.372.000 1.900.212.056.000 0,0647
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.025.656.170.502 15.776.580.286.659 0,0650
7. Indospring Tbk. INDS 180.847.848.136 1.234.986.291.420 0,1464
50

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2012 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 27.898.000.000.000 188.053.000.000.000 0,1484
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.263.368.000.000 8.277.485.000.000 0,1526
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 1.457.400.000.000 12.578.596.000.000 0,1159
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 88.001.438.530 1.966.900.966.250 0,0447
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 253.708.328.140 1.683.896.841.260 0,1507
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.049.245.060.391 19.780.838.058.900 0,0530

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2013 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 27.523.000.000.000 193.880.000.000.000 0,1420
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.268.604.000.000 10.701.988.000.000 0,1185
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 166.473.000.000 12.352.917.000.000 0,0135
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 80.572.889.504 2.236.157.001.600 0,0360
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 115.307.966.624 2.427.635.430.112 0,0475
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 951.000.279.726 20.094.736.395.135 0,0473
7. Indospring Tbk. INDS 204.426.295.797 1.702.447.098.851 0,1201
Rata-rata Laba Usaha 0,0750

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2014 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 27.058.000.000.000 201.701.000.000.000 0,1341
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.091.040.000.000 12.255.427.000.000 0,0890
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 410.396.000.000 13.070.734.000.000 0,0314
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 181.334.411.106 961.863.464.869 0,1885
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 61.808.123.000 2.089.945.936.000 0,0296
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 320.526.700.000 2.700.321.598.000 0,1187
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.039.194.909.225 19.458.165.173.088 0,0534
8. Indospring Tbk. INDS 183.511.738.808 1.866.977.260.105 0,0983
Rata-rata Laba Usaha 0,0929
51

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2015 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 19.630.000.000.000 184.196.000.000.000 0,1066
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 433.596.000.000 11.723.787.000.000 0,0370
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 331.869.000.000 12.970.237.000.000 0,0256
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 157.459.698.308 858.650.225.152 0,1834
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 19.595.121.000 2.010.359.286.000 0,0097
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 307.122.413.840 2.835.299.701.080 0,1083
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.037.261.745.608 18.099.979.783.215 0,0573
8. Indospring Tbk. INDS 42.060.367.453 1.659.505.639.261 0,0253
Rata-rata Laba Usaha 0,0692

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2016 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 22.253.000.000.000 181.084.000.000.000 0,1229
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 648.907.000.000 12.806.867.000.000 0,0507
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 825.947.000.000 13.633.556.000.000 0,0606
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 136.199.396.219 888.942.483.043 0,1532
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 33.371.325.000 2.008.567.132.000 0,0166
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 465.489.850.707 2.974.696.843.377 0,1565
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 572.886.939.173 15.049.532.331.662 0,0381
8. Indospring Tbk. INDS 90.344.591.463 1.637.036.790.119 0,0552
Rata-rata Laba Usaha 0,0817

Operasionalisasi Variabel Laba Usaha Tahun 2017 (dalam Rupiah)


No Nama Perusahaan Kode Laba Usaha Penjualan Rasio
1. Astra International Tbk. ASII 29.196.000.000.000 206.057.000.000.000 0,1417
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 711.936.000.000 13.549.857.000.000 0,0525
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 106.824.000.000 14.146.918.000.000 0,0076
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 155.131.737.330 1.047.701.082.078 0,1481
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 493.014.284.800 3.259.231.564.360 0,1513
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.374.459.456.091 15.359.437.288.255 0,0895
7. Indospring Tbk. INDS 164.706.423.689 1.967.982.902.772 0,0837
Rata-rata Laba Usaha 0,0963
52

Lampiran 3. Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 38.466.000.000.000 75.755.000.000.000 0,5078
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 3.156.000.000 4.317.181.000.000 0,0007
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 636.258.000.000 6.114.847.000.000 0,1041
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 108.069.816.600 997.055.377.400 0,1084
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 86.790.221.000 1.260.000.440.000 0,0689
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 3.931.705.329.911 6.029.288.081.286 0,6521
7. Indospring Tbk. INDS 6.563.980.929 626.376.763.638 0,0105

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2010 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 54.611.000.000.000 103.117.000.000.000 0,5296
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.366.807.000.000 5.102.483.000.000 0,2679
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 809.323.000.000 7.915.174.000.000 0,1022
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 101.856.177.892 1.575.016.651.712 0,0647
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 111.186.732.000 1.497.478.944.000 0,0742
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 6.252.749.301.977 9.530.324.580.348 0,6561
7. Indospring Tbk. INDS 9.948.430.996 819.312.464.411 0,0121

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2011 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 63.505.000.000.000 130.530.000.000.000 0,4865
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.517.067.000.000 6.126.058.000.000 0,2476
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 824.940.000.000 10.172.171.000.000 0,0811
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 176.392.498.350 1.753.142.240.980 0,1006
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 88.169.163.000 1.616.094.915.000 0,0546
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 7.733.373.644.467 13.787.256.396.060 0,5609
7. Indospring Tbk. INDS 20.662.885.853 963.220.608.567 0,0215
53

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2012 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 80.872.000.000.000 151.853.000.000.000 0,5326
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.630.802.000.000 6.921.210.000.000 0,2356
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 687.914.000.000 10.250.759.000.000 0,0671
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 135.266.541.890 1.744.548.135.290 0,0775
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 251.831.197.410 1.544.553.717.470 0,1630
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.869.312.984.755 17.328.884.481.456 0,1079

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2013 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 85.166.000.000.000 158.569.000.000.000 0,5371
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.982.758.000.000 8.989.568.000.000 0,2206
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 748.943.000.000 10.079.985.000.000 0,0743
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 131.866.895.040 1.935.960.561.440 0,0681
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 121.640.504.800 2.156.996.502.592 0,0564
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.264.422.112.187 17.604.481.004.011 0,0718
7. Indospring Tbk. INDS 18.354.114.435 1.377.062.385.374 0,0133
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,1488

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2014 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 84.149.000.000.000 162.892.000.000.000 0,5166
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.455.438.000.000 10.500.112.000.000 0,2338
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 783.190.000.000 10.579.528.000.000 0,0740
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 105.187.468.018 707.541.930.142 0,1487
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 146.582.488.000 1.819.340.237.000 0,0806
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 229.680.347.000 2.245.753.523.000 0,1023
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 11.242.251.252.227 16.822.193.875.496 0,6683
8. Indospring Tbk. INDS 143.435.598.627 1.548.363.389.709 0,0926
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,2396
54

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2015 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 73.904.000.000.000 147.486.000.000.000 0,5011
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.344.396.000.000 9.993.047.000.000 0,2346
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 781.273.000.000 10.346.094.000.000 0,0755
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 109.082.726.485 618.993.532.233 0,1762
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 312.039.819.000 1.800.581.965.000 0,1733
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 193.394.006.000 2.243.433.075.000 0,0862
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 10.389.299.877.847 15.352.337.918.614 0,6767
8. Indospring Tbk. INDS 171.191.040.567 1.474.993.480.568 0,1161
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,2550

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2016 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 71.093.000.000.000 144.652.000.000.000 0,4915
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.770.677.000.000 10.954.051.000.000 0,2529
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 525.480.000.000 10.438.263.000.000 0,0503
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 136.525.516.896 656.787.227.560 0,2079
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 347.210.734.000 1.784.530.852.000 0,1946
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 173.223.869.000 2.276.905.904.000 0,0761
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 7.290.516.191.810 12.383.420.122.230 0,5887
8. Indospring Tbk. INDS 142.263.940.186 1.383.084.156.148 0,1029
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,2456

Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2017 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 70.751.000.000.000 163.689.000.000.000 0,4322
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.927.036.000.000 11.793.778.000.000 0,2482
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 610.493.000.000 11.682.799.000.000 0,0523
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 126.165.870.299 783.061.390.941 0,1611
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 219.026.910.320 2.629.005.384.040 0,0833
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 7.474.837.522.966 12.289.878.787.017 0,6082
7. Indospring Tbk. INDS 512.324.548.446 1.586.466.831.193 0,3229
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,2726
55

Lampiran 4. Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi

Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 2.374.000.000.000 98.526.000.000.000 0,0241
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 3.144.000.000 5.266.000.000.000 0,0006
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 154.075.000.000 7.936.000.000.000 0,0194
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 518.418.817.200 1.293.000.000.000 0,4009
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 68.574.738.000 1.501.000.000.000 0,0457
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 49.676.900.000 4.823.000.000.000 0,0103
7. Indospring Tbk. INDS 733.183.905 720.000.000.000 0,0010

Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2010 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 7.460.000.000.000 129.991.000.000.000 0,0574
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.204.014.000.000 6.255.000.000.000 0,3524
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 330.589.000.000 9.854.000.000.000 0,0335
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 921.095.893.256 1.736.000.000.000 0,5306
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 132.446.579.000 1.805.000.000.000 0,0734
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.189.353.850.812 10.935.000.000.000 0,1088
7. Indospring Tbk. INDS 1.733.985.319 1.027.000.000.000 0,0017

Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2011 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 8.963.000.000.000 162.564.000.000.000 0,0551
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.764.681.000.000 7.364.000.000.000 0,3754
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 604.185.000.000 11.841.000.000.000 0,0510
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 988.032.921.900 1.880.000.000.000 0,5255
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 145.416.646.000 1.900.000.000.000 0,0765
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 534.813.527.229 15.777.000.000.000 0,0339
7. Indospring Tbk. INDS 5.074.521.381 1.235.000.000.000 0,0041
56

Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2012 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 11.349.000.000.000 188.053.000.000.000 0,0604
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.985.574.000.000 8.277.000.000.000 0,3607
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 730.705.000.000 12.579.000.000.000 0,0581
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 954.867.196.050 1.967.000.000.000 0,4854
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 117.027.248.980 1.684.000.000.000 0,0695
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 879.217.428.742 19.781.000.000.000 0,0444

Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2013 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 12.902.000.000.000 193.880.000.000.000 0,0665
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.065.602.000.000 10.702.000.000.000 0,3799
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 852.125.000.000 12.353.000.000.000 0,0690
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 977.299.102.400 2.262.000.000.000 0,4321
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 24.296.228.576 2.456.000.000.000 0,0099
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 826.719.829.771 20.095.000.000.000 0,0411
7. Indospring Tbk. INDS 23.743.861.521 1.702.000.000.000 0,0140
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0920

Operasionalisasi Variabel Penjualan Kepada Pihak Berelasi Tahun 2014 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 16.185.000.000.000 201.701.000.000.000 0,0802
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.614.672.000.000 12.255.427.000.000 0,3765
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 892.214.000.000 13.070.734.000.000 0,0683
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 18.493.776.740 961.863.464.869 0,0192
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 916.490.640.000 2.089.945.936.000 0,4385
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 82.091.074.000 2.700.321.598.000 0,0304
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 705.646.695.321 19.458.165.173.088 0,0363
8. Indospring Tbk. INDS 45.408.533.361 1.866.977.260.105 0,0243
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0895
57

Operasionalisasi Variabel Penjualan Kepada Pihak Berelasi Tahun 2015 (dalam Rupiah)
Penjualan Kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 17.263.000.000.000 184.196.000.000.000 0,0937
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.282.171.000.000 11.723.787.000.000 0,3653
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 1.462.967.000.000 12.970.237.000.000 0,1128
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 18.491.468.965 858.650.225.152 0,0215
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 883.311.910.000 2.010.359.286.000 0,4394
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 180.818.547.000 2.835.299.701.080 0,0638
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 563.084.486.400 18.099.979.783.215 0,0311
8. Indospring Tbk. INDS 43.365.572.984 1.659.505.639.261 0,0261
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0961

Operasionalisasi Variabel Penjualan Kepada Pihak Berelasi Tahun 2016 (dalam Rupiah)
Penjualan Kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 14.165.000.000.000 181.084.000.000.000 0,0782
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.558.207.000.000 12.806.867.000.000 0,3559
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 2.645.095.000.000 13.633.556.000.000 0,1940
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 18.583.063.547 888.942.483.043 0,0209
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 604.672.705.000 2.008.567.132.000 0,3010
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 218.113.077.000 2.974.696.843.377 0,0733
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 634.837.019.071 15.049.532.331.662 0,0422
8. Indospring Tbk. INDS 42.322.230.174 1.637.036.790.119 0,0259
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0910

Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2017 (dalam Rupiah)
Penjualan Kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 15.026.000.000.000 150.225.000.000.000 0,1000
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.615.156.000.000 9.975.000.000.000 0,4627
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 2.800.981.000.000 10.806.000.000.000 0,2592
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 43.366.131.193 770.000.000.000 0,0563
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 188.000.903.360 2.403.000.000.000 0,0782
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 145.071.254.756 11.362.000.000.000 0,0128
7. Indospring Tbk. INDS 58.867.629.542 1.430.000.000.000 0,0412
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,1443
58

Lampiran 5. Output Pengolahan Data

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Rata-rata
Deviation
Laba Usaha 65 0,0076 0,2229 0,0913 0,0535
Pembelian dari Pihak Berelasi 65 0,0007 0,6767 0,2271 0,2060
Penjualan kepada Pihak Berelasi 65 0,0006 0,5306 0,1415 0,1636
Valid N (listwise) 65 ‒ ‒ ‒ ‒

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
a
1 0,541 0,293 0,246 0,0465191
a. Predictors: (Constant), Pembelian dari Pihak Berelasi, Penjualan kepada
Pihak Berelasi.

ANOVAb
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 0,054 4 0,013 6,216 0,000a
Residual 0,130 60 0,002
Total 0,184 64
a. Predictors: (Constant), Pembelian dari Pihak Berelasi, Penjualan kepada
Pihak Berelasi,
b. Dependent Variable: Laba Usaha

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,105 0,016 6,417 0,000
Pembelian dari Pihak
0,051 0,037 0,197 1,374 0,175
Berelasi
Penjualan kepada Pihak
-0,103 0,039 -0,314 -2,656 0,010
Berelasi
a. Dependent Variable: Laba Usaha

Anda mungkin juga menyukai