Contoh Skripsi Kuantitatif Data Sekunder Sensus.
Contoh Skripsi Kuantitatif Data Sekunder Sensus.
SKRIPSI
oleh
XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxx
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
FAKULTAS EKONOMI
JALAN MUHAMMADIYAH NO.91 BATOH, LUENG B BATA
TELEPON (0651) 21023, FAX.21023-34092
BANDA ACEH 23245
XXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxx
Dengan judul:
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh
Menyetujui / Mengesahkan:
Ketua
Pembimbing I Pembimbing II
Program Studi Akuntansi
Zulkifli Umar, S.E., M.Si., Ak., CA Zulkifli Umar, S.E., M.Si., Ak., CA Ermad M.J., S.E., M.Si
NIK.19711019 200405 1 001 NIK.19711019 200405 1 001 NIK.19870616 201608 1 001
Mengetahui,
Dekan,
XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxx
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, penulis bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Bantuan dan dukungan tersebut berupa bimbingan dan arahan, kesediaan
doa. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih dan
iv
6) Seluruh dosen pengasuh mata kuliah pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh.
7) Ibunda dan Ayahanda tercinta. Dengan perjuangan dan air mata akhirnya saya
berhasil sekolah jenjang S-1, dan Gelar Sarjana ini saya persembahkan untuk
Keluarga saya.
8) Saudara dan kawan-kawan yang selalu memberi semangat dan motivasi mulai
dari teman-teman Program Studi Akuntansi yang sangat memahami dengan
memberi ruang dan waktu untuk penulis menyelesaikan penelitian ini. Serta
semua pihak yang telah berperan langsung maupun tidak langsung terhadap
penyelesaian penulisan skripsi ini saya ucapkan banyak terimakasih.
Akhirnya penulis memohon maaf karena tidak dapat menyebut semua nama
dalam lembaran ini, semoga Allah membalas kebaikan saudara semua, Amin ya
Rabbal ‘alamin.
XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxx
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Atas izin-Nya, penulis telah menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi dan Penjualan
kepada Pihak Berelasi terhadap Laba Usaha Perusahaan Sektor Otomotif dan
Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Laba usaha menjadi sangat penting untuk diperioritaskan oleh manajemen
perusahaan, karena laba usaha akan mencerminkan salah satu keberhasilan suatu
perusahaan. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari faktor pembelian dari pihak
berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi. Oleh sebab itu, dalam memperoleh
keberhasilan yang tinggi, maka ada baiknya manajemen perusahaan mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan. Beberapa faktor
tersebut adalah pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi.
Skripsi ini disusun secara sistematik, diawali dari pendahuluan; kajian
kepustakaan, kerangka pemikiran, dan hipotesis; metode penelitian; hasil
penelitian dan pembahasan, serta diakhiri dengan kesimpulan, keterbatasan dan
saran. Akhir kata, semoga skripsi ini bermamfaat bagi pembaca.
XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxxx
vi
THE EFFECT OF RELATED PARTIES PURCHASE AND
RELATED PARTIES SALES ON OPERATING PROFIT
AUTOMOTIVE AND COMPONENTS SECTOR COMPANY
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
By:
XXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxx
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of purchases from related parties and sales
to related parties to operating profits, both simultaneous and individually. The
two independent variables will be tested for their influence on one dependent
variable, namely operating profit. This research includes all population elements
that have met the criteria, as many as 65 companies become observations.
Observations from 2009-2017 were on automotive and components sector
companies. The analytical method used is multiple linear regression. The results
of this study found purchases from related parties and sales to related parties
simultaneouslly have effect on operating profits. Purchases from related parties
individully have a positive effect on operating profits. Whereas sales to related
parties individually negatively affect operating profits.
vii
PENGARUH PEMBELIAN DARI PIHAK BERELASI
DAN PENJUALAN KEPADA PIHAK BERELASI
TERHADAP LABA USAHA PERUSAHAAN
SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
oleh
XXXXXXXXXXX
NPM. xxxxxxxxxxx
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelian dari pihak berelasi dan
penjualan kepada pihak berelasi terhadap laba usaha, baik secara bersama-sama
maupun individu. Kedua variabel bebas tersebut akan diuji pengaruhnya terhadap
satu variabel tidak bebas yaitu laba usaha. Penelitian ini memasukan semua elemen
populasi yang telah memenuhi kriteria yaitu sebanyak 65 perusahaan menjadi
pengamatan. Pengamatan dari tahun 2009-2017 yaitu pada perusahaan sektor
otomotif dan komponen. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pembelian dari pihak berelasi dan
penjualan kepada pihak berelasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba
usaha. Pembelian dari pihak berelasi secara individu berpengaruh positif, sedangkan
penjualan kepada pihak berelasi secara individu berpengaruh negatif terhadap laba
usaha.
Kata kunci: laba usaha, pembelian dari pihak berelasi, penjualan kepada pihak
berelasi.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................... i
TANDA PERSETUJUAN/PENGESAHAN SKRIPSI ............................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIRISME ..................................................... iii
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 32
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 32
4.1.1 Hasil Statistik Deskriptif............................................... 32
4.1.2 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................. 34
4.1.2.1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ................ 34
4.1.2.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ................... 35
4.1.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga ................... 35
4.1.3 Koefesien Determinasi.................................................. 36
4.2 Pembahasan ............................................................................ 36
4.2.1 Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi dan
Penjualan kepada Pihak Berelasi secara
Bersama-sama terhadap Laba Usaha ............................ 36
4.2.2 Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi secara
Individu terhadap Laba Usaha ...................................... 38
4.2.3 Pengaruh Penjualan kepada Pihak Berelasi
secara Individu terhadap Laba Usaha ........................... 41
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan lima pemaparan. Pemaparan tersebut yaitu latar
Laba usaha menjadi bagian penting dalam laporan laba rugi perusahaan. Hal
ini karena laba usaha mencerminkan hasil dari kegiatan operasional perusahaan
yang berasal dari kegiatan inti perusahaan. Perusahaan yang memiliki laba usaha
yang tinggi menunjukkan bahwa hasil dari kegiatan inti perusahaan tersebut juga
tinggi. Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang memiliki laba usaha yang rendah
mencerminkan bahwa hasil dari kegiatan inti perusahaan juga rendah. Laba usaha
kegiatan inti perusahaan. Beban produksi, beban penjualan dan beban administrasi
merupakan beban dari kegiatan inti yang terkait langsung dengan produksi,
Besar kecilnya tingkat laba usaha perusahaan salah satunya dapat diketahui
dari perbandingan laba usaha dengan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
(Hery, 2016:144). Perbandingan tersebut akan menghasilkan rasio laba usaha atas
bermakna bahwa, semakin tinggi tingkat laba dari kegiatan inti perusahaan.
1
2
perusahaan sektor manufaktur yang ada pada Bursa Efek Indonesia. Perusahaan
otomotif dan komponen. Berdasarkan pengamatan awal, rata-rata rasio laba usaha
perusahaan sektor otomotif dan komponen dapat dilihat pada Tabel 1.1. Secara
Tabel 1.1
Rata-rata Rasio Laba Usaha Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Laba Usaha 0,0750 0,0929 0,0692 0,0817 0,0963
Sumber: Laporan Keuangan Masing-masing Perusahaan, diolah tahun 2018.
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat rata-rata rasio laba usaha perusahaan sektor
laba usahanya sebesar 0,0750; 0,0929; 0,0692; 0,0817; dan 0,0963. Pada tahun
2017 terjadi peningkatan rata-rata rasio laba usaha dari 0,0817 menjadi 0,0963.
Hal ini menunjukkan bahwa, pada tahun 2017 rata-rata rasio laba usaha
perusahaan sektor otomotif dan komponen meningkat menjadi 9,63%, yang pada
Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah pembelian dari pihak berelasi, dan
penjualan kepada pihak berelasi (Chen, Chen, & Chen, 2009; Fransiska, 2014;
Handayani, 2017; Lin, Liu, & Keng, 2010). Kedua faktor tersebut terlihat rata-rata
rasionya pada perusahaan sektor otomotif dan komponen dapat dilihat pada Tabel
Tabel 1.2
Rata-rata Rasio Pembelian dari Pihak Berelasi, dan
Penjualan Kepada Pihak Berelasi
Tahun
Faktor-faktor
2013 2014 2015 2016 2017
Pembelian dari Pihak Berelasi 0,1488 0,2396 0,2550 0,2456 0,2726
Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0920 0,0895 0,0961 0,0910 0,1443
Sumber: Laporan Keuangan Masing-masing Perusahaan, diolah tahun 2018.
Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat rata-rata rasio pembelian dari pihak berelasi,
dan penjualan kepada pihak berelasi perusahaan sektor otomotif dan komponen
perusahaan untuk membeli bahan baku untuk tujuan diolah menjadi barang jadi.
dari pihak tidak berelasi. Biaya pembelian bahan baku tersebut berpotensi lebih
rendah. Dengan rendahnya biaya pembelian bahan baku, maka akan rendah juga
dari pihak berelasi pada tahun 2015 mengalami peningkatan, justru menurunkan
laba usaha tahun 2015 (Tabel 1.1). Hal ini terlihat pembelian dari pihak berelasi
pada tahun 2015 mengalami peningkatan hingga 0,2550 dari 0,2396 tahun 2014.
Peningkatan pembelian dari pihak berelasi tersebut justru menurukan laba usaha
4
hingga 0,0692 dari 0,0929 tahun 2014 (Tabel 1.1). Seharusnya peningkatan
pembelian dari pihak berelasi akan mengakibatkan laba usaha juga akan
Selanjutnya laba usaha juga tidak terlepas dari penjualan kepada pihak
dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin banyak juga laba usaha
perushaan. Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa, penjualan kepada pihak
kepada pihak berelasi mengalami peningkatan justru menurunkan laba usaha. Hal
ini terlihat penjualan kepada pihak berelasi pada tahun 2015 mengalami
peningkatan hingga 0,0961 dari 0,0895 pada tahun 2014. Peningkatan ini justru
menurunkan laba usaha hingga 0,0658 dari 0,0929 tahun 2014 (Tabel 1.1).
usaha juga meningkat. Kondisi menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti.
pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi dengan laba
usaha. Hal ini karena beberapa penelitian sebelumnya masih menunjukkan hasil
5
berpengaruh negatif terhadap laba usaha (Huang & Liu, 2010; Lin et al., 2010).
Kemudian penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh negatif (Huang & Liu,
2010).
perbandingan laba bersih dengan total aset. Sedangkan penelitian ini mengukur
laba usaha dengan perbandingan laba usaha dengan total penjualan. Hal ini supaya
perusahaan. Hal ini karena laba merupakan hal yang penting untuk diamati dan
Berelasi, dan Penjualan kepada Pihak Berelasi terhadap Laba Usaha Perusahaan
1) Apakah pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi
1) Untuk menguji apakah pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada
bagi pengguna laporan keuangan perusahaan sektor otomotif dan komponen. Hal
7
tersebut terkait dengan laba usaha perusahaan tidak dapat dipisahkan dari
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi bagi
2) Hasil penelitian ini dapat menambah literatur tentang faktor yang berpengaruh
pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi terhadap
variabel pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi
terhadap laba usaha perusahaan sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Selain itu, ruang lingkup penelitian ini terletak pada
Pada bab ini telah diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Semua pemaparan ini akan
Bab ini akan menguraikan landasan teoritis tentang laba usaha, pembelian
dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi. Pada bab ini juga
antar variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Selanjutnya ditetapkan hipotesis
Laba usaha merupakan selisih lebih laba kotor dengan beban usaha (Chen,
Chen, & Chen, 2009). Laba usaha sering juga disebut dengan laba operasi
perusahaan yang diperoleh dari pengurangan laba kotor dengan beban usaha,
pengurangan tersebut tentunya harus lebih besar nilai laba kotornya, sehingga
laba usaha merupakan hasil lebih dari pengurangan laba kotor dengan beban usaha
Laba usaha berbeda dengan laba kotor dan laba bersih. Laba kotor adalah
selisih lebih antara pendapatan dengan beban pokok penjualan (Lin et al., 2010).
oleh sebuah usaha dalam menjalankan usahanya. Laba kotor belum bisa
usaha.
8
9
Laba usaha sering juga disebut dengan laba operasi perusahaan yang
diperoleh dari pengurangan laba kotor dengan beban usaha, pengurangan tersebut
tentunya harus lebih besar nilai laba kotornya, sehingga menghasilkan laba usaha.
Laba usaha ini akan memberikan informasi bahwa laba perusahaan berdasarkan
kegiatan utama perusahaan. Namun jika ada laba lainnya yang di luar usaha
Laba bersih merupakan selisih positif laba usaha dengan beban di luar usaha
(Lin et al., 2010). Laba bersih menggambarkan hasil usaha perusahaan baik itu
perusahaan. Laba bersih ini memberi gambaran bahwa selama satu periode
perusahaan dan kegiatan di luar kegiatan utama. Selanjutnya laba bersih ini harus
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa laba usaha berbeda dengan laba
kotor dan laba bersih. Sehingga laba usaha secara ringkas merupakan selisih lebih
pengurangan laba kotor dengan beban usaha. Laba usaha ini akan mencerminkan
perusahaan.
dilakukan oleh perusahaan terkait dengan membeli sumber daya dari pihak yang
10
mempunyai hubungan berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau
istimewa, terlepas apakah ada harga yang dibebankan (PSAK No.7 revisi 2010).
dibandingkan pembelian dari pihak berelasi dengan pembelian total (Chen et al.,
luas. Dalam paragraf 9 PSAK No.7 revisi 2010, suatu perusahaan dikatakan
induk perusahaannya;
11
atau yang dipengaruhi secara signifikan oleh individu (dan anggota keluarga
dekat dari individu tersebut) dari anggota manajemen kunci perusahaan pelapor
kerja dari salah satu perusahaan pelapor atau perusahaan mana pun yang
dilakukan oleh perusahaan terkait dengan menjual sumber daya kepada pihak
yang menjalin hubungan relasi dengan perusahaan tersebut. Transaksi pihak yang
mempunyai hubungan relasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau
relasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan (PSAK No.7 Revisi 2010).
penjualan kepada pihak berelasi dengan penjualan total (Lin et al., 2010).
luas. Dalam paragraf 9 PSAK No.7 revisi 2010, suatu perusahaan dikatakan
(Huang & Liu, 2010). Hubungan tersebut dapat dilihat dari peranan penjualan
kepada pihak berelasi atas laba usaha. Penjualan kepada pihak yang berelasi
12
oleh perusahaan, maka akan semakin banyak juga laba usaha perusahaan.
berelasi akan meningkatkan laba usaha perusahaan (Lin et al., 2010). Hal ini
jangka panjang dengan perusahaan afiliasi untuk menghindari risiko. Risiko yang
dihadapi bisa saja berupa turunnya harga di masa depan ketika perusahaan akan
menjual produknya. Hal ini berakibat turunnya pendapatan. Perusahaan yang telah
harga yang telah disetujui didalam kontrak, sehingga perusahaan tidak mengalami
rugi akibat ketidakpastian yang terjadi di masa depan. Hal ini berdampak
Penelitian tentang faktor yang berpengaruh terhadap laba usaha telah diteliti
bursa China. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelian dari pihak berelasi yang
salah satunya adalah penjualan kepada pihak berelasi saat menguji pengaruhnya
terhadap laba perusahaan. Mereka meneliti pada perusahaan yang terdafar di bursa
kinerja perusahaan. Hasil ini bermakna bahwa penjualan kepada pihak berelasi
Huang & Liu, (2010) juga ikut meneliti terkait faktor yang berpengaruh
berelasi, hutang pihak berelasi, penjualan kepada pihak berelasi, pembelian dari
tinggi yang terdaftar di Taiwan dan China tahun pengamatan 1998-2008. Hasil
perusahaan.
variabel bebas penjualan kepada pihak berelasi, pembelian dari pihak berelasi,
perusahaan sektor manufaktur tahun 2010-2012 dan dengan sampel berjumlah 224
Pozzoli & Venuti, (2014) meneliti pada perusahaan yang terdaftar di bursa
kepada pihak berelasi saat menguji pengaruh terhadap laba perusahaan. Hasil
berelasi, pembelian dari pihak tidak berelasi, penjualan kepada pihak berelasi dan
otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI tahun pengamatan 5 tahun dengan
pihak berelasi dan penjualan kepada pihak tidak berelasi tidak berpengaruh
15
terhadap laba perusahaan. Pembelian dari pihak tidak berelasi dan penjualan
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Peneliti, Variabel Metode Perbandingan
No Hasil Penelitian
(Tahun). Analisis Persamaan Perbedaan
1. Chen et Kinerja - Laba, Penjualan Pembelian dari pihak
al., keuangan, pembelian dari kepada berelasi berpengaruh
(2009). pembelian dari pihak berelasi. pihak positif terhadap kinerja
pihak berelasi. berelasi. keuangan perusahaan.
(Fransiska, 2014). Hubungan tersebut dapat dilihat dari peranan pembelian dari
pihak berelasi atas laba usaha perusahaan. Pembelian dari pihak berelasi dapat
menurunkan laba usaha perusahaan. Hal ini karena ketika suatu perusahaan
oleh perusahaan penjual. Akibatnya harga beli bahan baku akan tinggi, hingga
tingginya beban pokok penjualan dan akan menurunkan laba usaha perusahaan.
saja. Hal ini karena perusahaan pengendali memiliki kuasa mengatur kebijakan
akan meningkatkan laba usaha perusahaan (Chen et al., 2009; Fransiska, 2014).
Hal ini karena perusahaan yang melakukan pembelian dari pihak berelasi
pembelian dari pihak tidak berelasi. Biaya pembelian tersebut seperti biaya
membeli bahan baku dari pihak berelasi. Biaya pembelian bahan baku tersebut
berpotensi lebih rendah. Dengan rendahnya biaya pembelian bahan baku, maka
akan rendah juga harga pokok produksi yang dikeluarkan. Selanjutnya harga
pokok produksi yang rendah yang dikeluarkan oleh perusahaan berarti perusahaan
memperoleh laba usaha yang tinggi. Hal ini karena laba usaha perusahaan akan
tinggi.
Perusahaan akan lebih efisien jika membeli barang dari pihak berelasi.
Perusahaan tidak perlu membayar lebih dan perusahaan tidak kesulitan dalam
mencari mitra bisnis serta membandingkan harga. Hal ini akan mengurangi biaya
dan juga waktu transaksi. Perusahaan melakukan kontrak jangka panjang untuk
Perusahaan yang telah melakukan kontrak jangka panjang akan membeli sebesar
harga yang telah disetujui di dalam kontrak, sehingga laba perusahaan pembeli
tetap stabil dan kinerja keuangan perusahaan pembeli masih bagus. Perusahaan
pengendali membeli barang dari perusahaan yang dikendalikan pada biaya yang
perusahaan pengendali menjual kepada pihak luar. Hal ini akan berakibat pada
laba yang diterima perusahaan pengendali menjadi lebih tinggi sehingga kinerja
dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin besar juga laba usaha perusahaan.
Begitu juga sebaliknya, semakin kecil pembelian dari pihak berelasi yang
18
dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin kecil juga laba usaha perusahaan.
Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa, pembelian dari pihak berelasi
kepada pihak berelasi atas laba usaha. Penjualan kepada pihak yang berelasi
oleh perusahaan, maka akan semakin banyak juga laba usaha perusahaan.
berelasi akan meningkatkan laba usaha perusahaan (Handayani, 2017; Lin et al.,
biaya transaksi lebih besar. Perusahaan tidak dapat mengurangi biaya transaksi,
jangka panjang dengan perusahaan afiliasi untuk menghindari risiko. Risiko yang
19
dihadapi bisa saja berupa turunnya harga di masa depan ketika perusahaan akan
menjual produknya. Hal ini berakibat turunnya pendapatan. Perusahaan yang telah
harga yang telah disetujui didalam kontrak, sehingga perusahaan tidak mengalami
rugi akibat ketidakpastian yang terjadi di masa depan. Hal ini berdampak
dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin besar juga laba usaha perusahaan.
Begitu juga sebaliknya, semakin kecil penjualan kepada pihak berelasi, maka
semakin kecil juga laba usaha perusahaan. Atau dengan kata lain, penjualan
pemikiran, maka secara ringkas hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pembeliaan dari
Pihak Berelasi
Laba Usaha
Penjualan kepada
Pihak Berelasi
2.4 Hipotesis
1) Ha1 : Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi
2) Ha2 : Pembelian dari pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha.
usaha.
selanjutnya yaitu desain penelitian; populasi dan sampel penelitian; definisi dan
pengujian hipotesis.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Bab ini akan disajikan desain penelitian; populasi dan sampel
pengujian hipotesis.
(2017:52), yaitu terdiri dari sifat studi, jenis investigasi, tingkat intervensi peneliti,
oleh Sekaran & Bougie (2017:52) tersebut dengan berpedoman pada aspek yang
1) Sifat Studi
Sifat studi dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis. Studi yang
tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan dua atau
lebih faktor dalam suatu situasi (Sekaran & Bougie, 2017:62). Pengujian hipotesis
21
22
yang dilakukan adalah menguji variabel bebas yaitu, pembelian dari pihak
berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi terhadap variabel tidak bebas yaitu
laba usaha.
2) Jenis Investigasi
Jenis investigasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kausal. Studi
kausal adalah studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau
lebih masalah (Sekaran & Bougie, 2017:64). Masalah yang terjadi dalam
penelitian ini adalah laba usaha. Laba usaha pada perusahaan sektor otomotif dan
Peneliti tidak ikut mempengaruhi kondisi laba usaha perusahaan sektor otomotif
dan komponen saat diperoleh maupun pada saat pengupayaan laba usaha tersebut.
Oleh karena itu, tingkat intervensi peneliti rendah. Peneliti hanya mengumpulkan
data berupa laporan keuangan yang telah diaudit, dan selanjutnya menganalisis
data tersebut.
4) Situasi Studi
Situasi studi dalam penelitian ini adalah tidak diatur. Peneliti ingin
mengetahui pengaruh pembelian dari pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak
berelasi terhadap laba usaha tanpa intervensi peneliti terhadap sumber data di
23
lapangan. Oleh karena itu situasi studi berjalan dengan normal tanpa ada desakan
5) Unit Analisis
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama
tahap analisis data selanjutnya (Sekaran & Bougie, 2017:73). Unit analisis dalam
penelitian ini adalah perusahaan sektor otomotif dan komponen secara individu.
Kesatuan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data laporan
6) Horizon Waktu
Horizon waktu dalam penelitian ini adalah studi one shot atau cross
bulanan disebut studi dengan horizon waktu one shot atau cross sectional
(Sekaran & Bougie, 2017:77). Data yang dikumpulkan hanya sekali periode yang
karena data tersebut berseri dari tahun 2009‒2017 dan memiliki beberapa sub,
maka horizon waktu dalam penelitian ini disebut data panel, yaitu gabungan dari
minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran & Bougie, 2017:21). Atau dengan
kata lain populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau
24
individu yang sedang dikaji dan tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang-
orang. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor otomotif dan
komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia periode 2009‒2017 yang telah
Tabel 3.1
Kriteria Populasi Penelitian
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah
1. Perusahaan sektor
otomotif dan
13 12 12 12 12 13 13 13 13 113
komponen yang
terdaftar di BEI.
2. Perusahaan sektor
otomotif dan
komponen yang tidak
ada laporan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
keuangannya di situs
resmi BEI
(http://www.idx.co.id/).
3. Perusahaan sektor
otomotif dan
komponen yang
mengalami rugi usaha,
tidak melakukan
5 5 5 6 5 5 5 5 6 47
transaksi pembelian
dari pihak berelasi, dan
tidak melakukan
transaksi penjualan
kepada pihak berelasi.
Jumlah 7 7 7 6 7 8 8 8 7 65
Sumber: IDX Statistic Yearly 2009-2017, Diolah Tahun 2018.
pada Lampiran 1.
sektor otomotif dan komponen. Hal ini karena sistem klasifikasi sektoral yang
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan sektor otomotif dan komponen yang telah diaudit. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber yang sudah ada dan
tidak perlu lagi dikumpulkan dari responden langsung. Data tersebut seperti
sektor otomotif dan komponen yang telah diaudit. Laporan tersebut yaitu laporan
laba rugi untuk mengetahui laba usaha, catatan atas laporan keuangan untuk
mengetahui pembelian dari pihak berelasi dan penjulan kepada pihak berelasi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
cara dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang telah tersedia pada Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data dikumpulkan dengan cara mengunduh dari situs resmi BEI
tercatat, kemudian sub menu laporan keuangan dan tahunan, kemudian langsung
Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu terdiri dari satu variabel
tidak bebas (dependent variable), dan dua variabel bebas (independent variable).
Variabel tidak bebas adalah laba usaha, dan variabel bebas adalah pembelian dari
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel tidak bebas adalah laba usaha.
Laba usaha adalah selisih antara laba kotor dengan biaya usaha, atau dikenal juga
dengan nama laba operasi (Soemarso, 2005:226). Laba usaha merupakan laba
tersebut, maka laba usaha dalam penelitian ini diukur dengan rumus:
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah pembelian dari
pihak berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi. Definisi dan operasionalisasi
dilakukan oleh perusahaan terkait dengan membeli sumber daya dari pihak yang
mempunyai hubungan relasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau
relasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan (PSAK No.7 Revisi 2010).
dilakukan oleh perusahaan terkait dengan menjual sumber daya kepada pihak
yang menjalin hubungan relasi dengan perusahaan tersebut. Transaksi pihak yang
mempunyai hubungan relasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau
istimewa, terlepas apakah ada harga yang dibebankan (PSAK No.7 Revisi 2010).
Transaksi ini terlihat pada laporan keuangan perusahaan. Secara rinci terddapat
pada catatan atas laporan keuangan. Maka untuk mengetahui proporsi penjualan
kepada pihak berelasi, bisa dibandingkan penjualan kepada pihak berelasi dengan
28
penjualan kepada pihak berelasi dalam penelitian ini diukur dengan rumus:
Tabel 3.2
Rincian Operasionalisasi Variabel
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
menggunakan bantuan software Statistical Package for the Social Science (SPSS)
Y= α + β1X1 + β2X2 +
Dimana:
Y = Laba Usaha.
α = Konstanta.
β1 & β2 = Koefisien regresi.
X1 = Pembelian dari Pihak Berelasi.
X2 = Penjualan kepada Pihak Berelasi.
= Epsilon (error term).
29
1) Hipotesis Pertama
H01: Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi tidak
Ha1: Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi
2) Hipotesis Kedua
H02: Pembelian dari pihak berelasi tidak berpengaruh positif terhadap laba usaha.
Ha2: Pembelian dari pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha.
3) Hipotesis Ketiga
H03: Penjualan kepada pihak berelasi tidak berpengaruh positif terhadap laba
usaha.
Ha3: Penjualan kepada pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha.
Untuk menerima atau menolak ketiga hipotesis dalam penelitian ini, maka
menerima atau menolak hipotesis. Kriteria ini berpedoman pada Gani (2015:9)
dan Supranto (2009:190). Paparan kriteria menerima atau menolak hipotesis akan
Jika semua koefisien regresi sama dengan nol (β1 & β2 = 0), maka H01
diterima dan Ha1 ditolak. Artinya pembelian dari pihak berelasi, dan
usaha.
Jika salah satu dari koefisien regresi tidak sama dengan nol (β1 atau β2 ≠ 0),
maka H02 ditolak dan Ha2 diterima. Artinya pembelian dari pihak berelasi,
usaha.
Jika koefisien regresi variabel X1 sama dengan nol (β1=0), maka H02
diterima dan Ha2 ditolak. Artinya pembelian dari pihak berelasi tidak
Jika koefisien regresi X1 tidak sama dengan nol (β1≠0), maka H01 ditolak
dan Ha2 diterima. Artinya pembelian dari pihak berelasi berpengaruh positif
Jika koefisien regresi X2 sama dengan nol (β2=0), maka H03 diterima dan
Jika koefisien regresi X2 tidak sama dengan nol (β2≠0), maka H03 ditolak
Bab ini telah memaparkan desain penelitian; populasi dan sampel penelitian;
Hasil penelitian dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif dan
hasil pengujian hipotesis. Semua paparan ini bertujuan untuk menjawab rumusan
minimum, dan maksimum. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Analisis Statistik Deskriptif
Uraian N Rata-rata Minimum Maximum
Laba Usaha 65 0,0913 0,0076 0,2229
Pembelian dari Pihak Berelasi 65 0,2271 0,0007 0,6767
Penjualan kepada Pihak Berelasi 65 0,1415 0,0006 0,5306
Valid N (listwise) 65 ‒ ‒ ‒
Sumber: Data diolah, 2020.
Berdasarkan Tabel 4.1, nilai rata-rata laba usaha yaitu sebesar 0,0913. Nilai
dan komponen memiliki laba usaha rata-rata 0,0913 kali atau sebesar 9,13% dari
penjualan total. Nilai minimum laba usaha yaitu sebesar 0,0076. Nilai tersebut
komponen pernah memiliki laba usaha paling rendah 0,0076 kali atau sebesar
0,76% dari penjualan total. Selain nilai rata-rata dan minimum, ada juga nilai
32
33
maksimum yaitu sebesar 0,2229. Nilai tersebut menunjukan bahwa, selama tahun
usaha paling tinggi 0,2229 kali atau sebesar 22,29% dari penjualan total.
Berdasarkan Tabel 4.1, nilai rata-rata pembelian dari pihak berelasi yaitu
pihak berelasi rata-rata 0,2271 kali atau sebesar 22,71% dari pembelian total.
Nilai minimum pembelian dari pihak berelasi yaitu sebesar 0,0007. Nilai tersebut
komponen pernah bertransaksi pembelian dari pihak berelasi paling rendah 0,0007
kali atau sebesar 0,07% dari pembelian total. Selain nilai rata-rata dan nilai
minimum, ada juga nilai maksimum. Nilai maksimum yaitu sebesar 0,6767. Nilai
dan komponen pernah melakukan transaksi pembelian dari pihak berelasi paling
Berdasarkan Tabel 4.1, nilai rata-rata penjualan kepada pihak berelasi yaitu
pihak berelasi rata-rata 0,1415 kali atau sebesar 14,15% dari penjualan total. Nilai
minimum penjualan kepada pihak berelasi yaitu sebesar 0,0006. Nilai tersebut
0,0006 kali atau sebesar 0,06% dari penjualan total. Selain nilai rata-rata dan
34
minimum, ada juga nilai maksimum. Nilai maksimum yaitu sebesar 0,5306. Nilai
paling tinggi 0,5306 kali atau sebesar 53,06% dari penjualan total.
masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah tersebut terdiri dari rumusan
masalah pertama, kedua, dan ketiga. Ketiga hasil pengujian hipotesis dalam
penelitian ini secara berurutan akan dipaparkan pada bagian ini. Hasil pengujian
hipotesis secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.2. Sedangkan secara lengkap
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Hipotesis
Persamaan Y = 0,105 + 0,051 PmB ‒ 0,103 PjB +ε
t-value 6,417 1,374 ‒2,656
Sig. value 0,000 0,175 0,010
F-Value / Sig. 6,216 / 0,000
2 2
R / R / Adj.R 0,541 / 0,293 / 0,246
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020.
jawaban untuk rumusan masalah dalam penelitian ini. Secara berurutan jawaban
masalah yang pertama. Hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini
35
akan menjawab apakah pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat nilai koefisien beta (β) pembelian dari pihak
berelasi, dan penjualan kepada pihak berelasi secara berurutan sebesar 0,051; dan
-0,103. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 0,051≠0; dan -0,103≠0. Hal ini berarti
semua nilai koefisien beta tidak sama dengan nol (β1 dan β2 ≠0). Selanjutnya nilai
tersebut dimasukan ke dalam kriteria menerima atau menolak hipotesis. Maka Ha1
diterima, artinya pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak
masalah yang kedua. Hasil pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini akan
menjawab apakah pembelian dari pihak berelasi berpengaruh positif terhadap laba
usaha perusahaan.
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat nilai koefisien beta (β) pembelian dari pihak
berelasi sebesar 0,051. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 0,051≠0. Hal ini berarti
nilai koefisien beta pembelian dari pihak berelasi tidak sama dengan nol (β1≠0).
hipotesis. Maka Ha2 diterima, artinya pembelian dari pihak berelasi berpengaruh
masalah yang ketiga. Hasil pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini akan
36
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat nilai koefisien beta (β) penjualan kepada
pihak berelasi sebesar ‒0,103. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ‒0,103≠0. Hal
ini berarti nilai koefisien beta tidak sama dengan nol (β2≠0). Selanjutnya nilai
tersebut dimasukan ke dalam kriteria menerima atau menolak hipotesis. Maka Ha3
pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi terhadap laba usaha
perusahaan. Berdasarkan Tabel 4.2, nilai R Square sebesar 0,293. Nilai tersebut
penjualan kepada pihak berelasi terhadap laba usaha yaitu sebesar 29,3% (0,293 x
oleh variabel bebas lain di luar penelitian ini. Dengan demikian, fluktuasi laba
usaha perusahaan, baik itu kenaikan ataupun penurunan sangat kecil dipengaruhi
oleh pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi.
4.2 Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis telah diperoleh melalui uji regresi linier berganda
pengaruh pembelian pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi terhadap
37
laba usaha perusahaan baik secara bersama-sama maupun individu akan dibahas
berikut.
4.2.1 Pengaruh Pembelian dari Pihak Berelasi dan Penjualan kepada Pihak
Berelasi secara Bersama-sama terhadap Laba Usaha
tidak sama dengan nol (β1 dan β2 ≠0). Artinya hipotesis pertama (Ha1) diterima.
Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi secara
menunjukkan bahwa, laba usaha pada perusahaan sektor otomotif dan komponen
dipengaruhi oleh pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak
berelasi.
perusahaan. Dampak perubahan yang terjadi pada laba usaha perusahaan sektor
otomotif dan komponen dipengaruhi oleh kedua indikator tersebut. Pembelian dari
pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi berperan atas peningkatan
maupun penurunan laba usahaan yang dialami oleh perusahaan sektor otomotif
dan komponen.
Peranan kedua faktor tersebut terlihat dari perubahan laba usaha perusahaan.
Perubahan yang terjadi baik itu kenaikan maupun penurunan laba usaha tersebut
merupakan cerminan dari naik turunnya pembelian dari pihak berelasi dan
penjualan kepada pihak berelasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa, kedua variabel
Adanya pengaruh pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak
berelasi terhadap laba usaha perusahaan juga pernah ditemukan oleh peneliti
sebelumnya. Mereka adalah Fransiska (2014); Chen, Chen & Chen, (2009); dan
Huang & Liu (2010). Mereka menyatakan bahwa pembelian dari pihak berelasi
Hal ini memiliki arti bahwa laba usaha perusahaan tidak dapat dipisahkan
dari peranan pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi.
Begitu juga dengan hasil penelitian ini yang juga sejalan dengan penelitian
sebelumnya. Fluktuasi baik itu peningkatan atau penurunan laba usaha perusahaan
ikut dipengaruhi oleh pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak
berelasi.
variabel terikat sebesar 29,3%. Selanjutnya sisa sebesar 70,7% lagi diprediksi oleh
variabel bebas lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
berelasi berpengaruh positif terhadap laba usaha perusahaan. Nilai koefisien beta
(β1) pembelian dari pihak berelasi sebesar 0,051. Nilai ini tidak sama dengan nol
(0,051≠0). Dengan demikian maka Ha2 diterima. Artinya bahwa pembelian dari
pembelian dari pihak berelasi atas pembelian total yang merupakan cerminan dari
pembelian dari pihak berelasi perusahaan sektor otomotif dan komponen selama
lain, saat pembelian dari pihak berelasi mengalami peningkatan, maka akan
Kondisi ini juga dapat dikatakan bahwa laba usaha perusahaan tidak akan
meningkat jika perbandingan pembelian dari pihak berelasi atas pembelian total
Hal ini karena perusahaan yang melakukan pembelian dari pihak berelasi
pihak tidak berelasi. Biaya pembelian tersebut seperti biaya membeli bahan baku
dari pihak berelasi. Biaya pembelian bahan baku tersebut berpotensi lebih rendah.
Dengan rendahnya biaya pembelian bahan baku, maka akan rendah juga harga
pokok produksi yang dikeluarkan. Selanjutnya harga pokok produksi yang rendah
yang tinggi. Hal ini karena laba usaha perusahaan akan tinggi.
Perusahaan akan lebih efisien jika membeli barang dari pihak berelasi.
Perusahaan tidak perlu membayar lebih dan perusahaan tidak kesulitan dalam
mencari mitra bisnis serta membandingkan harga. Hal ini akan mengurangi biaya
dan juga waktu transaksi. Perusahaan melakukan kontrak jangka panjang untuk
Perusahaan yang telah melakukan kontrak jangka panjang akan membeli sebesar
harga yang telah disetujui di dalam kontrak, sehingga laba perusahaan pembeli
menjadi rendah saat perusahaan pengendali menjual kepada pihak luar. Hal ini
akan berakibat pada laba yang diterima perusahaan pengendali menjadi lebih
2014).
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Fransiska, (2014) dan Chen,
Chen, & CHen (2009). Mereka menyatakan bahwa pembelian dari pihak berelasi
perusahaan tidak akan terjadi jika pembelian dari pihak berelasi tidak meningkat.
Dengan demikian setiap adanya pembelian dari pihak berelasi meningkat, maka
Huang & Liu, (2010); Wen, Lie & Keng, (2010). Mereka menyatakan bahwa
Dengan kata lain ketika pembelian dari pihak berelasi menurun, maka akan
laba usaha perushaan. Ketika pembelian dari pihak pihak berelasi meningkat atau
penurunan, maka tidak akan berdampak pada peningkatan atau penurunan laba
usaha perushaan.
berelasi berpengaruh negatif terhadap laba usaha. Nilai koefisien beta (β2)
penjualan kepada pihak berelasi sebesar ‒0,103. Nilai ini tidak sama dengan nol
kepada pihak berelasi atas penjualan total yang merupakan cerminan dari
penjualan kepada pihak berelasi pada perusahaan sektor otomotif dan komponen
lain, saat penjualan kepada pihak berelasi meningkat, maka akan berdampak pada
penurunan laba usaha perusahaan sektor otomotif dan komponen. Kondisi ini juga
dapat dikatakan bahwa, laba usaha perusahaan tidak akan menurun jika
perbandingan nilai penjualan kepada pihak berelasi atas penjualan total tidak
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Huang & Liu, (2010). Mereka
laba usaha perusahaan. Penurunan laba usaha perusahaan tidak akan terjadi jika
penjualan kepada pihak berelasi tidak meningkat. Dengan demikian setiap adanya
penjualan kepada pihak berelasi meningkat, maka akan selalu diikuti oleh
Angela, & Keng, (2010); Handayani, (2014); dan Umobong, (2017). Setiap
adanya peningkatan penjualan kepada pihak berelasi, maka akan diikuti oleh
Venuti, (2014); Okoro & Jeroh, (2016) justru menyatakan penjualan kepada
pihak berelasi tidak berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan. Artinya bahwa
5.1 Kesimpulan
1) Pembelian dari pihak berelasi dan penjualan kepada pihak berelasi secara
2) Pembelian dari pihak berelasi secara individu berpengaruh positif terhadap laba
usaha.
laba usaha.
5.2 Saran
Untuk praktisi:
2) Selain itu, agar mengurangi penjualan kepada pihak berelasi. Hal ini karena
Untuk akademisi:
besar terhadap laba usaha perusahaan. Variabel tersebut antara lain piutang
43
DAFTAR PUSTAKA
Chen, Y., Chen, C.H., & Chen, W. (2009). The impact of related party
transactions on the operational performance of listed companies in China.
Journal of Economic Policy Reform. 12(4):285–297.
Filipovic, AL., & Demirovic, SD. (2016). The relationship between debt and
profitability of stock companies in Montenegro. JCEBI, 3(2), 19-34.
Fransiska. (2014). Pengaruh transaksi pihak-pihak istimewa terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Modus, 26(2), 107-120.
Gani, I., & Siti, A. (2015). Alat Analisis data, aplikasi statistik untuk penelitian
bidang ekonomi dan sosial. Yokyakarta: Andi Offsate.
Gujarati, DN. (2004). Basic ecometrics 5th. International edition. New York: Mc-
Grawhill.
Handayani, IR. (2014). Analisis pengaruh pembelian dan penjualan kepada pihak
yang berelasi dan tidak berelasi terhadap laba bersih pada industri otomotif
dan komponennya. Jurnal Mix, 4(1), 1-11.
Hansen, DR., & Mowen, MM. (2001). Manajemen biasa akuntansi dan
pengendalian. Buku dua. Edisi kesatu. Jakarta: Salemba Empat.
Harnanto. (2002). Akuntansi keuangan menengah. Cetakan 1. Yogyakarta: Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi.
Hery. (2016). Analisis laporan keuangan. Jakarta: Grasindo.
Huang, DT., & Liu, ZC. (2010). A study of the relationship between related party
transactions and firm value in high technology firms in Taiwan and China.
African Journal of Business Management, 4(9), 1924-1931.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Nomor 7
Revisi 2010 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 15
Investasi dalam Perusahaan Asosiasi.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 12
Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.
Kerlinger, FN. (2000). Asas-asas penelitian behavior. Terjemahan Landung R
Simatupang. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kang, M., Lee., H.Y., Lee. M.G., & Park, J.C. (2014). The association between
related party transactions and control ownership wedge, eviden from Korea.
Pacific Basin Finance Journal. 29:272-296.
44
45
Lin, W.Y., Lie, I.A., & Keng., I. (2010). Related party transactions, firm
performance and control mechanism, evidence from Taiwan. International
Research Journal of Finance and Economics. 35:82-98.
Okoro, GE., & Edirin, J. (2016). Does related party transactions affect financial
performance of firm in Nigeria, evidence from publicly quoted firm. Trendy
Podnikani, Business Trends, 6(2), 47-53.
Pozzoli, M., & Marco, V. (2014). Related party transactions and financial
performance, is there a corelation, empirical evidence from Italian listed
companies. Open Jurnal of Accounting, 3, 28-37.
Santoso, S. (2010). Statistik multivariat, konsep dan aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sekaran, U. & Bougie, R. (2017). Metodologi penelitian untuk bisnis, pendekatan
pengembangan keahlian. Jilid 1 dan 2, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Soemarso, S. (2005). Akuntansi suatu pengantar. Cetakan Pertama. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. (2000). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Umobong, A. (2017). Related party transactions and firm financial performance.
African Research Review, 11(1), 60-74.
Warren., Reeve., & Fess. (2005). Pengantar akuntansi. Edisi 21. Jakarta: Salemba
Empat.
Wen, YL., I Angela Lie., & I Keng. (2010). Related party transactions, firm
performance and control mechanism, evidence from Taiwan. International
Research Journal of Finance and Economics, 35, 82-98.
Yenpao, C., Chien, HC., & Weiju, C. (2009). The impact of related party
transactions on the operasional performance of listed companies in China.
Jurnal of Economic Policy Reform, 12(4), 285-297.
Yu, Je Lee & Mei Fen Wu. (2012). To verify how ownership structures, board of
directors characteristics, related party transactions upon the operating
performance as examplified with taiwan listed info electronics companies.
International Journal of Acedemic Research in Accounting Finance and
Management Sciences, 2(2), 144-159.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
46
47
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 38.466.000.000.000 75.755.000.000.000 0,5078
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 3.156.000.000 4.317.181.000.000 0,0007
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 636.258.000.000 6.114.847.000.000 0,1041
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 108.069.816.600 997.055.377.400 0,1084
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 86.790.221.000 1.260.000.440.000 0,0689
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 3.931.705.329.911 6.029.288.081.286 0,6521
7. Indospring Tbk. INDS 6.563.980.929 626.376.763.638 0,0105
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2010 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 54.611.000.000.000 103.117.000.000.000 0,5296
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.366.807.000.000 5.102.483.000.000 0,2679
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 809.323.000.000 7.915.174.000.000 0,1022
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 101.856.177.892 1.575.016.651.712 0,0647
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 111.186.732.000 1.497.478.944.000 0,0742
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 6.252.749.301.977 9.530.324.580.348 0,6561
7. Indospring Tbk. INDS 9.948.430.996 819.312.464.411 0,0121
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2011 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 63.505.000.000.000 130.530.000.000.000 0,4865
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.517.067.000.000 6.126.058.000.000 0,2476
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 824.940.000.000 10.172.171.000.000 0,0811
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 176.392.498.350 1.753.142.240.980 0,1006
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 88.169.163.000 1.616.094.915.000 0,0546
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 7.733.373.644.467 13.787.256.396.060 0,5609
7. Indospring Tbk. INDS 20.662.885.853 963.220.608.567 0,0215
53
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2012 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 80.872.000.000.000 151.853.000.000.000 0,5326
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.630.802.000.000 6.921.210.000.000 0,2356
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 687.914.000.000 10.250.759.000.000 0,0671
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 135.266.541.890 1.744.548.135.290 0,0775
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 251.831.197.410 1.544.553.717.470 0,1630
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.869.312.984.755 17.328.884.481.456 0,1079
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2013 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 85.166.000.000.000 158.569.000.000.000 0,5371
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.982.758.000.000 8.989.568.000.000 0,2206
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 748.943.000.000 10.079.985.000.000 0,0743
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 131.866.895.040 1.935.960.561.440 0,0681
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 121.640.504.800 2.156.996.502.592 0,0564
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.264.422.112.187 17.604.481.004.011 0,0718
7. Indospring Tbk. INDS 18.354.114.435 1.377.062.385.374 0,0133
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,1488
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2014 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 84.149.000.000.000 162.892.000.000.000 0,5166
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.455.438.000.000 10.500.112.000.000 0,2338
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 783.190.000.000 10.579.528.000.000 0,0740
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 105.187.468.018 707.541.930.142 0,1487
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 146.582.488.000 1.819.340.237.000 0,0806
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 229.680.347.000 2.245.753.523.000 0,1023
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 11.242.251.252.227 16.822.193.875.496 0,6683
8. Indospring Tbk. INDS 143.435.598.627 1.548.363.389.709 0,0926
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,2396
54
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2015 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 73.904.000.000.000 147.486.000.000.000 0,5011
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.344.396.000.000 9.993.047.000.000 0,2346
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 781.273.000.000 10.346.094.000.000 0,0755
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 109.082.726.485 618.993.532.233 0,1762
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 312.039.819.000 1.800.581.965.000 0,1733
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 193.394.006.000 2.243.433.075.000 0,0862
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 10.389.299.877.847 15.352.337.918.614 0,6767
8. Indospring Tbk. INDS 171.191.040.567 1.474.993.480.568 0,1161
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,2550
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2016 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 71.093.000.000.000 144.652.000.000.000 0,4915
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.770.677.000.000 10.954.051.000.000 0,2529
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 525.480.000.000 10.438.263.000.000 0,0503
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 136.525.516.896 656.787.227.560 0,2079
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 347.210.734.000 1.784.530.852.000 0,1946
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 173.223.869.000 2.276.905.904.000 0,0761
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 7.290.516.191.810 12.383.420.122.230 0,5887
8. Indospring Tbk. INDS 142.263.940.186 1.383.084.156.148 0,1029
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,2456
Operasionalisasi Variabel Pembelian dari Pihak Berelasi Tahun 2017 (dalam Rupiah)
Pembelian dari Harga Pokok
Nama Perusahaan Kode Rasio
No Pihak Berelasi Penjualan
1. Astra International Tbk. ASII 70.751.000.000.000 163.689.000.000.000 0,4322
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.927.036.000.000 11.793.778.000.000 0,2482
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 610.493.000.000 11.682.799.000.000 0,0523
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 126.165.870.299 783.061.390.941 0,1611
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 219.026.910.320 2.629.005.384.040 0,0833
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 7.474.837.522.966 12.289.878.787.017 0,6082
7. Indospring Tbk. INDS 512.324.548.446 1.586.466.831.193 0,3229
Rata-rata Pembelian dari Pihak Berelasi 0,2726
55
Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 2.374.000.000.000 98.526.000.000.000 0,0241
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 3.144.000.000 5.266.000.000.000 0,0006
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 154.075.000.000 7.936.000.000.000 0,0194
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 518.418.817.200 1.293.000.000.000 0,4009
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 68.574.738.000 1.501.000.000.000 0,0457
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 49.676.900.000 4.823.000.000.000 0,0103
7. Indospring Tbk. INDS 733.183.905 720.000.000.000 0,0010
Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2010 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 7.460.000.000.000 129.991.000.000.000 0,0574
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.204.014.000.000 6.255.000.000.000 0,3524
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 330.589.000.000 9.854.000.000.000 0,0335
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 921.095.893.256 1.736.000.000.000 0,5306
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 132.446.579.000 1.805.000.000.000 0,0734
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 1.189.353.850.812 10.935.000.000.000 0,1088
7. Indospring Tbk. INDS 1.733.985.319 1.027.000.000.000 0,0017
Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2011 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 8.963.000.000.000 162.564.000.000.000 0,0551
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.764.681.000.000 7.364.000.000.000 0,3754
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 604.185.000.000 11.841.000.000.000 0,0510
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 988.032.921.900 1.880.000.000.000 0,5255
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 145.416.646.000 1.900.000.000.000 0,0765
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 534.813.527.229 15.777.000.000.000 0,0339
7. Indospring Tbk. INDS 5.074.521.381 1.235.000.000.000 0,0041
56
Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2012 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 11.349.000.000.000 188.053.000.000.000 0,0604
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 2.985.574.000.000 8.277.000.000.000 0,3607
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 730.705.000.000 12.579.000.000.000 0,0581
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 954.867.196.050 1.967.000.000.000 0,4854
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 117.027.248.980 1.684.000.000.000 0,0695
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 879.217.428.742 19.781.000.000.000 0,0444
Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2013 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 12.902.000.000.000 193.880.000.000.000 0,0665
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.065.602.000.000 10.702.000.000.000 0,3799
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 852.125.000.000 12.353.000.000.000 0,0690
4. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 977.299.102.400 2.262.000.000.000 0,4321
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 24.296.228.576 2.456.000.000.000 0,0099
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 826.719.829.771 20.095.000.000.000 0,0411
7. Indospring Tbk. INDS 23.743.861.521 1.702.000.000.000 0,0140
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0920
Operasionalisasi Variabel Penjualan Kepada Pihak Berelasi Tahun 2014 (dalam Rupiah)
Penjualan kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 16.185.000.000.000 201.701.000.000.000 0,0802
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.614.672.000.000 12.255.427.000.000 0,3765
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 892.214.000.000 13.070.734.000.000 0,0683
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 18.493.776.740 961.863.464.869 0,0192
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 916.490.640.000 2.089.945.936.000 0,4385
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 82.091.074.000 2.700.321.598.000 0,0304
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 705.646.695.321 19.458.165.173.088 0,0363
8. Indospring Tbk. INDS 45.408.533.361 1.866.977.260.105 0,0243
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0895
57
Operasionalisasi Variabel Penjualan Kepada Pihak Berelasi Tahun 2015 (dalam Rupiah)
Penjualan Kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 17.263.000.000.000 184.196.000.000.000 0,0937
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.282.171.000.000 11.723.787.000.000 0,3653
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 1.462.967.000.000 12.970.237.000.000 0,1128
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 18.491.468.965 858.650.225.152 0,0215
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 883.311.910.000 2.010.359.286.000 0,4394
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 180.818.547.000 2.835.299.701.080 0,0638
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 563.084.486.400 18.099.979.783.215 0,0311
8. Indospring Tbk. INDS 43.365.572.984 1.659.505.639.261 0,0261
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0961
Operasionalisasi Variabel Penjualan Kepada Pihak Berelasi Tahun 2016 (dalam Rupiah)
Penjualan Kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 14.165.000.000.000 181.084.000.000.000 0,0782
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.558.207.000.000 12.806.867.000.000 0,3559
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 2.645.095.000.000 13.633.556.000.000 0,1940
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 18.583.063.547 888.942.483.043 0,0209
5. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 604.672.705.000 2.008.567.132.000 0,3010
6. Indo Kordsa Tbk. BRAM 218.113.077.000 2.974.696.843.377 0,0733
7. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 634.837.019.071 15.049.532.331.662 0,0422
8. Indospring Tbk. INDS 42.322.230.174 1.637.036.790.119 0,0259
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,0910
Operasionalisasi Variabel Penjualan kepada Pihak Berelasi Tahun 2017 (dalam Rupiah)
Penjualan Kepada
Nama Perusahaan Kode Penjualan Rasio
No Pihak Berelasi
1. Astra International Tbk. ASII 15.026.000.000.000 150.225.000.000.000 0,1000
2. Astra Otoparts Tbk. AUTO 4.615.156.000.000 9.975.000.000.000 0,4627
3. Gajah Tunggal Tbk. GJTL 2.800.981.000.000 10.806.000.000.000 0,2592
4. Garuda Metalindo Tbk. BOLT 43.366.131.193 770.000.000.000 0,0563
5. Indo Kordsa Tbk. BRAM 188.000.903.360 2.403.000.000.000 0,0782
6. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 145.071.254.756 11.362.000.000.000 0,0128
7. Indospring Tbk. INDS 58.867.629.542 1.430.000.000.000 0,0412
Rata-rata Penjualan kepada Pihak Berelasi 0,1443
58
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Rata-rata
Deviation
Laba Usaha 65 0,0076 0,2229 0,0913 0,0535
Pembelian dari Pihak Berelasi 65 0,0007 0,6767 0,2271 0,2060
Penjualan kepada Pihak Berelasi 65 0,0006 0,5306 0,1415 0,1636
Valid N (listwise) 65 ‒ ‒ ‒ ‒
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
a
1 0,541 0,293 0,246 0,0465191
a. Predictors: (Constant), Pembelian dari Pihak Berelasi, Penjualan kepada
Pihak Berelasi.
ANOVAb
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 0,054 4 0,013 6,216 0,000a
Residual 0,130 60 0,002
Total 0,184 64
a. Predictors: (Constant), Pembelian dari Pihak Berelasi, Penjualan kepada
Pihak Berelasi,
b. Dependent Variable: Laba Usaha
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,105 0,016 6,417 0,000
Pembelian dari Pihak
0,051 0,037 0,197 1,374 0,175
Berelasi
Penjualan kepada Pihak
-0,103 0,039 -0,314 -2,656 0,010
Berelasi
a. Dependent Variable: Laba Usaha