Anda di halaman 1dari 9

JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political

Social UMA), 7(2) (2019): 93-101, DOI: http://dx.doi.org/10.31289/jppuma.v7i2.2563

JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA


(Journal of Governance and Political Social UMA)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma

Analisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang


Pemilihan Umum

Analysis of Law Number 7 of 2017 about General Elections


Raja Ahmad Faisal Harahap* & Khairul Fahmi
Konsentrasi Tata Kelola Pemilu, Program Magister Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Universitas Andalas, Indonesia

Diterima: 16 Mei 2019; Disetujui 04 September 2019; Dipublikasikan 01 Desember 2019

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang
berkaitan dengan pengelolaan tugas, kewajiban dan kewenangan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara pada Pemilu 2019. Selain itu menganalisis aspek kesehatan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara pada Pemilu 2019 karena pasca penyelenggaraan pemilu 2019 banyak petugas Petugas Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara yang meninggal dunia dan sakit disejumlah wilayah Indoensia. Metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi literatur dari bermacam sumber yang
relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlunya pengelolaan tugas, kewajiban dan kewenangan petugas
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara secara proporsional baik pada tahapan pemungutan suara dan juga
perhitungan suara. Selain itu perlunya memperhatikan aspek kesehatan petugas petugas Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara. Hal itu patut diduga disebabkan oleh sistem pemilu serentak yang rumit dan ketidaksiapan
dari sisi pengelolaan penyelenggaran pemilu.
Kata Kunci: Analisis, Undang-Undang No 7 Tahun 2017, Pemilu 2019.

Abstract
This study aims to analyze Law Number 7 of 2017 concerning General Elections, relating to the management of the
duties, obligations and authority of polling group administrators in 2019 elections. Besides analyzing the health
aspects of polling group officers in 2019 elections due to post-implementation 2019 elections many officers of the
Organizers of the Voting Group died and were sick in a number of Indonesian regions. This research method uses a
qualitative approach by conducting literature studies from various relevant sources. The results of this study indicate
that the need to manage the duties, obligations and authority of the Voters Organizing Group officers proportionally
both at the stage of voting and also the vote count. In addition, it is necessary to pay attention to the health aspects of
the polling group officers. That should be allegedly caused by a complicated simultaneous electoral system and
unpreparedness in the management of election management.
Keywords: Analysis, Undang-Undang No 7 Tahun 2017, General Election 2019

How to Cite: Harahap, R.A.F. & Fahmi, K (2019). Analisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum. JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and
Political Social UMA), 7(2): 93-101

*Corresponding author: ISSN 2549-1660 (Print)


E-mail: kpu11indonesia@gmail.com ISSN 2550-1305 (Online)

93
Raja Ahmad Faisal Harahap & Khairul Fahmi, Analisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

PENDAHULUAN Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)


Pemilu 2019 yang lalu menyisakan dituntut harus bekerja ekstra keras dan
duka mendalam bagi publik karena ada hati-hati dalam melakukan penghitungan
sebanyak 469 petugas Kelompok suara karena formulir-formulir yang harus
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) diisi di tingkat Tempat Pemungutan Suara
wafat dan 4.602 orang sakit usai (TPS) tergolong kompleks dan rumit.
menyelenggarakan pemilu dan Keinginan banyak pihak untuk
kemungkinan jumlah korban jiwa dapat dilakukan evaluasi Pemilu serentak
bertambah mengingat masih terdapat tentulah patut dipertimbangkan karena
petugas Kelompok Penyelenggara rumitnya penyelenggaraan pemilu
Pemungutan Suara (KPPS) sedang serentak yang lalu. Pemilu seyogianya
perawatan medis (detikNews, 10 Mei diselenggarakan dengan sistem pemilu
2019). Menurut Ilham Syahputra selaku yang sederhana. Surbakti (Soliha, 2018)
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena pemilu menjadi sarana terbaik
Divisi Teknis Penyelenggara, hal tersebut untuk memfasilitasi pergantian kekuasaan
terjadi karena sistem pemilu serentak yang damai (Rahmatunnisa, 2017).
2019 yang cukup rumit sehingga Sehingga kesuksesan penyelenggaraan
mengakibatkan kelelahan yang luar biasa pemilu adalah tolak ukur sistem
pada penyelenggara pemilu di tingkat demokrasi dari suatu negara karena
bawah, khususnya petugas Kelompok partisipasi rakyat dalam menyalurkan hak
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pilihnya dalam pergantian pemerintahan
(Kompas, 23 April 2019. di suatu negara (Triono, 2017).
Kerumitan pemilu serentak 2019, Selanjutnya evaluasi terhadap
setidaknya terlihat dari penyelenggaraan Pemilihan serentak 2019 membutuhkan
pemilu di tingkat Tempat Pemungutan kajian yang spesifik dan komperhensif dari
Suara (TPS). Petugas Kelompok seluruh stake holder pemilu, baik itu
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) evaluasi dari aspek regulasi pemilu dan
harus menyelenggarakan pemungutan pengelolaan penyelenggaraan pemilu.
suara dan penghitungan suara untuk 2 Sehingga, berdasarkan uraian tersebut,
pasangan calon presiden, 16 partai politik fokus masalah yang akan ditelaah pada
nasional, baik itu untuk Dewan Perwakilan penelitian ini adalah bagaimanakah
Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat penyelenggaraan Pemilu 2019 di tingkat
Daerah (DPRD) Provinsi, Dewan Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Suara (KPPS) sehingga menimbulkan
Kabupaten/Kota, 4 partai politik lokal banyak korban meninggal dunia dan sakit.
(Aceh), serta sejumlah calon Dewan Hal ini menyangkut bagaimana
Perwakilan Daerah (DPD), dengan waktu pengelolaan Kelompok Penyelenggara
yang cukup singkat. Sesuai jadwal Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu
penyelenggaraan pemilu, penyaluran hak 2019, baik dari pelaksanaan tugas,
pilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) kewajiban, kewenangan dan aspek
dijadwalkan dari pukul 07.00-13.00 waktu kesehatan petugas Kelompok
setempat. Setelah itu diteruskan untuk Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
penghitungan suara sampai dengan jam Penelitian ini bertujuan untuk
24.00, namun apabila perhitungan belum menganalisis Undang-Undang Nomor 7
berakhir maka dapat diteruskan hingga tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,
jam 12.00 keesokan harinya yaitu tanggal yang berkaitan dengan pengelolaan tugas,
18 April 2019. (Liputan6, 16 April 2019). kewajiban dan kewenangannya petugas
Dengan jadwal dan waktu yang telah Kelompok Penyelenggara Pemungutan
ditentukan tersebut, petugas Kelompok Suara (KPPS) pada Pemilu 2019.

94
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
7(2) (2019): 93-101

Kemudian menganalisis aspek kesehatan menimbulkan tekanan mental dan


petugas Kelompok Penyelenggara kelelahan fisik. Hal tersebut bisa terlihat
Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu dari besarnya jumlah petugas KPPS yang
2019. sakit dan kehilangan nyawa dalam
menjalankan tugas. Terakhir tercatat ada
METODE PENELITIAN 469 orang yang kehilangan nyawa dan
Studi kepustakaan adalah metode 4.602 orang sakit pasca pemilu 2019.
penelitian yang diterapkan dalam Selain itu ditemukan juga kasus lainnya
penelitian ini, yakni dengan seperti korban tabrakan, keguguran dan
mengumpulkan, menelaah berbagai bunuh diri (Republika, 23 April 2019)
dokumen dan laporan yang berhubungan Peristiwa meninggalnya petugas
dengan topik tulisan ini. Dari studi Kelompok Penyelenggara Pemungutan
kepustakaan tersebut, berbagai refrensi Suara (KPPS) pada sejumlah wilayah di
dan hasil penelitian sebelumnya dapat Indonesia, penting menjadi bahan evaluasi
dipelajari sehingga berguna dalam bagi KPU untuk membenahi dan
memperoleh landasan teori tentang memperbaiki pengelolaan
masalah yang akan diteliti (Sarwono, penyelenggaraan pemilunya, khususnya
2016) untuk pengelolaan tugas dan kewajiban
Tahapan awal penelitian ini adalah serta kewenangan petugas Kelompok
dengan melakukan pemilihan topik Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
seputar fenomena yang menjadi perhatian Pengelolaan penyelenggaraan pemilu
banyak pihak. Selanjutnya mencari diperlukan untuk mengantisipasi beban
informasi dan data yang bersumber dari tugas yang tidak merata di tingkat
buku, jurnal, internet tentang topik yang Kelompok Penyelenggara Pemungutan
bersangkutan. Kemudian, melakukan Suara (KPPS) sebagaimana yang terjadi
analisis terhadap informasi dan data pada Pemilu 2019. Clayton Reeser (Wijaya
tersebut, serta mengkonstruksi dan dan Rifai, 2016) mengemukakan bahwa
menyajikannya kedalam bentuk tulisan pengelolaan atau manajemen itu penting
ilmiah. dalam memanfaatkan sumber daya fisik
dan manusia dengan cara yang terencana,
HASIL DAN PEMBAHASAN koordinatif, terorganisir, terarah dan
Analisis Undang-Undang Nomor 7 tahun terawasi. Pengelolaan terhadap sumber
2017 tentang Pemilihan Umum, daya manusia begitu kompleks bila
Berdasarkan Pasal 6 UU No 7 Tahun dibandingkan dengan pengelolaan
2017, Komisi Pemilihan Umum terdiri atas terhadap sumber daya mesin. Sumber
KPU Pusat, KPU Provinsi, KPU daya manusia sifatnya unik, mempunyai
Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan perasaan yang tidak tampak dari luar
Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, secara jelas dan tidak mudah ditebak
Panitia Pemilihan Luar Negeri, Kelompok (Sanjaya, 2012)
Penyelenggara Pemungutan Suara dan Dengan demikian, Kelompok
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Suara Luar Negeri. menjalankan tugas, kewajiban dan
Dari hirarki penyelenggara pemilu kewenangannya haruslah bertindak
tersebut terlihat bahwa Kelompok dengan terencana, terarah dan diawasi
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) oleh atasannya yaitu Panitia Pemungutan
merupakan ujung tombak dari Suara (PPS), Panitia Pemilihan Kecamatan
pelaksanaan pemilu di Indonesia. Sebagai (PPK) dan Komisi Pemilihan Umum
ujung tombak kerap dihadapkan pada Daerah (KPUD) Kabupaten/Kota.
pekerjaan yang cukup berat yang dapat

95
Raja Ahmad Faisal Harahap & Khairul Fahmi, Analisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

Selanjutnya pelaksanaan tugas dan memiliki sejumlah tugas, yaitu: a)


beban kerja di tingkat Kelompok mengumumkan daftar pemilih tetap di
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS); b)
penting dikelola dengan baik kedepan menyerahkan Daftar Pemilih Tetap (DPT)
untuk memastikan bahwa setiap petugas kepada saksi peserta pemilu yang hadir
Kelompok Penyelenggara Pemungutan dan pengawas Tempat Pemungutan Suara
Suara (KPPS) mendapatkan beban kerja (TPS) dan dalam hal peserta pemilu tidak
yang proporsional dan tidak berlebihan. memiliki saksi, Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Pembagian kerja, tanggungjawab diserahkan kepada peserta Pemilu; c)
kewenangan yang proporsional dan melaksanakan pemungutan dan
seimbang dapat mengurangi tingkat penghitungan suara di Tempat
kelelehan yang tinggi dan tekanan Pemungutan Suara (TPS); d) membuat
psikologis yang dialami oleh petugas berita acara pemungutan dan
Kelompok Penyelenggara Pemungutan penghitungan suara serta membuat
Suara (KPPS). sertifikat penghitungan suara dan wajib
Kemudian, petugas Kelompok menyerahkannya kepada saksi peserta
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pemilu, pengawas Tempat Pemungutan
perlu diarahkan dan dibimbing dalam Suara (TPS), dan Panitia Pemilihan
melakukan tugas dan kewajibannya Kecamatan (PPK) melalui Panitia
sebagai penyelenggara pemilu, seperti Pemungutan Suara (PPS); e) melaksanakan
diadakan bimbingan teknis dan atau tugas lain yang diberikan oleh Komisi
simulasi pelaksanaan penyaluran hak Pemilihan Umum (KPU), Komisi Pemilihan
suara dan perhitungan suara oleh Panitia Umum (KPU) Provinsi, Komisi Pemilihan
Pemungutan Suara (PPS). Umum (KPU) Kabupaten/Kota dan Panitia
Setidaknya bimbingan teknis atau Pemilihan Kecamatan (PPK) melalui
simulasi penyaluran hak suara dan Panitia Pemungutan Suara (PPS); f)
perhitungan suara dilakukan paling sedikit menyampaikan surat undangan atau
sebanyak 2 kegiatan, dengan tahapan, pemberitahuan kepada pemilih sesuai
yaitu: 1) bimbingan terkait tugas, Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk
kewajiban dan kewenangannya sebagai menggunakan hak pilihnya di Tempat
penyelenggara pemilu, 2) simulasi Pemungutan Suara (TPS); g)
pelaksanaan penyaluran suara dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan
perhitungan suara di Tempat Pemungutan ketentuan peraturan perundang-
Suara (TPS), baik itu untuk pemilihan undangan.
Presiden dan juga Legislatif. Kemudian Selanjutnya, berdasarkan Pasal 62
menggelar diskusi untuk mengidentifikasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017,
segala kemungkinan persoalan yang petugas KPPS memiliki kewajiban, yaitu:
muncul di Tempat Pemungutan Suara a) menempelkan DPT di TPS; b)
(TPS) dan mencari solusinya. Dengan menindaklajuti dengan segera temuan dan
demikan seluruh petugas Kelompok laporan yang disampaikan saksi, pengawas
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS), Panitia
telah terlatih untuk menjalankan tugasnya Pengawas Pemilu (Panwaslu)
dan memiliki kesiapan pengetahuan dan Kelurahan/Desa, Peserta Pemilu dan
mental dalam menghadapi permasalahan masyarakat pada hari pemungutan suara;
di Tempat Pemungutan Suara (TPS). c) menjaga dan mengamankan keutuhan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor kotak suara kepada Panitia Pemungutan
7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Suara (PPS) dan Panitia Pengawas Pemilu
Pasal 60 menjelaskan, Kelompok (Panwaslu) Kelurahan/Desa; d)
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menyerahkan hasil penghitungan suara

96
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
7(2) (2019): 93-101

kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS) Padahal pelaksanaan penghitungan


dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) suara tergolong rumit. Kerumitan proses
Kelurahan/Desa menyerahkan kotak suara penghitungan suara terlihat dari petugas
tersegel yang berisi surat suara dan; e) Kelompok Penyelenggara Pemungutan
sertifikat hasil penghitungan suara kepada Suara (KPPS) yang harus mengitung
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) perolehan suara untuk 2 pasangan calon
melalui Panitia Pemungutan Suara (PPS) presiden, 16 partai politik nasional, baik
pada hari yang sama; f) melakukan itu untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
kewajiban lain yang diberikan oleh Komisi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Pemilihan Umum (KPU), Komisi Pemilihan Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat
Umum (KPU) Provinsi, Komisi Pemilihan (DPRD) Kabupaten/Kota, 4 partai politik
Umum (KPU) Kabupaten/Kota, Panitia lokal (khusus daerah Aceh), serta sejumlah
Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Pemungutan Suara (PPS) sesuai dengan dengan waktu relatif singkat yaitu mulai
peraturan perundang-undangan; g) pukul 13.00 sampai pukul 24.00 waktu
melaksanakan kewajiban lain sesuai setempat. Kemudian, apabila ternyata
dengan ketentuan peraturan perundang- perhitungan suara belum rampung maka
undangan. dapat dilanjutkan secara tidak terputus
Dari tugas dan kewajiban Kelompok paling lama sampai dengan jam 12.00
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) keesokan harinya.
diatas maka jelas terlihat bahwa petugas Selain itu petugas Kelompok
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Suara (KPPS) tidak hanya bekerja untuk juga diwajibkan menuangkan hasil
melakukan pemungutan dan penghitungan perhitungan suara tersebut kedalam
suara saja namun juga dibebankan formulir-formulir dengan rangkap yang
sejumlah tugas lainnya seperti cukup banyak sesuai dengan jumlah
melaksanakan kewajiban lain yang peserta pemilihan, baik untuk para saksi
diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Pilpres dan juga Pileg serta kemudian
Kabupaten/Kota. untuk pengawas pemilu lapangan. Belum
Kemudian, berdasarkan Pasal 28 lagi bila terjadi salah hitung oleh petugas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) KPPS, tentu hal tersebut menambah
No 3 tahun 2019 tentang Pemungutan dan tekanan secara mental dan fisik karena
Penghitungan Suara Dalam Pemilihan penyelenggara pemilu kerap dibayang-
Umum, bahwa tugas dan kewajiban bayangi persoalan independensi, dari
Kelompok Penyelenggara Pemungutan beberapa pelaksanaan pemilu sebelumnya
Suara (KPPS) pada tahap pemungutan (Riskiyono, 2013).
suara dibagi menjadi masing-masing 7 Kemudian juga perlu diatur tahapan
bagian yang terperinci, mulai dari Ketua pelaksanaan perhitungan suara, misalnya
KPPS hingga 6 anggota KPPS. Namun tahapan penghitungan dimulai dengan
pembagian tugas dan tanggung jawab pada tahap: a) penghitungan suara pemilu
tahap penghitungan suara tidak diatur presiden; b) penghitungan suara pemilu
dalam Peraturan KPU tersebut sehingga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR); c)
pelaksanaan tugas Kelompok pengitungan suara pemilu Dewan
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
besar kemungkinan tidak proporsional Provinsi; d) penghitungan suara pemilu
sehingga pekerjaan dapat terbebani pada Kabupaten/Kota; e) penghitungan suara
seseorang atau beberapa petugas pemilu Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Dengan demikian penghitungan
Suara (KPPS) saja. suara dilakukan sesuai tahapan dan skala

97
Raja Ahmad Faisal Harahap & Khairul Fahmi, Analisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

prioritas yang telah ditentukan. juga dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM)
Selanjutnya, petugas Kelompok penyelenggaranya.
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Sehingga bila ditemukan adanya
yang terdiri dari 7 orang tersebut dapat keluhan seperti masalah kesehatan maka
secara bergantian untuk melakukan proses segera dapat di atasi oleh penyelenggara
tahapan penghitungan suara, sehingga lainnya yaitu dengan menugaskan petugas
seluruh petugas Kelompok Penyelenggara Panitia Pemungutan Suara (PPS) atau staf
Pemungutan Suara (KPPS) memperoleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
tugas dan kewajiban yang merata dan atau staf Panitia Pemilihan Kecamatan
tidak terbebani pada petugas tertentu saja. (PPK) untuk diperbantukan di Tempat
Selanjutnya, berdasarkan Pasal 18 Pemungutan Suara (TPS).
huruf c UU No. 7 Tahun 2017, Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten/Kota Analisis Kesehatan Petugas Kelompok
bertugas untuk mengoordinasikan dan Kerja Pemungutan Suara (KPPS)
mengendalikan tahapan penyelenggaraan Ke depan, diperlukan penyediaan
pemilu di tingkat Kelompok Penyelenggara fasilitas kesehatan dan tim medis untuk
Pemungutan Suara (KPPS) dalam wilayah petugas Kelompok Penyelenggara
kerjanya. Pemungutan Suara, yakni dengan
Sehingga dengan peristiwa mendirikan posko kesehatan minimal satu
meninggalnya petugas Kelompok di setiap desa/ kelurahan/Panitia
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemungutan Suara (PPS), yang tugasnya
tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) khusus untuk melayani keluhan kesehatan
Kabupaten/Kota kedepan perlu dari petugas Kelompok Penyelenggara
meningkatkan fungsi koordinasi dan Pemungutan Suara (KPPS). Sehingga bila
pengendaliannya dengan cara melakukan ditemukan keluhan yang cukup serius
kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan pada petugas Kelompok Penyelenggara
tugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), petugas
Pemungutan Suara (KPPS) diwilayah kesehatan dapat langsung merujuk ke
kerjanya, dengan melibatkan Panitia rumah sakit disekitar agar memperoleh
Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia perawatan dokter. Dengan begitu, petugas
Pemungutan Suara (PPS) di setiap wilayah Kelompok Penyelenggara Pemungutan
kerja masing-masing. Suara (KPPS) dapat terhindar dari masalah
Komisi Pemilihan Umum Daerah kesehatan serius yang dapat mengancam
(KPUD), Panitia Pemilihan Kecamatan jiwanya. Dengan tugas yang tergolong
(PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) berat ditingkat Tempat Pemugutan Suara
secara bersama-sama melakukan (TPS), maka Petugas Kelompok
monitoring dan pendampingan secara Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
bergiliran dan bergantian di tiap-tiap TPS dinilai berhak memperoleh dukungan
pada wilayah kerja masing-masing. fasilitas kesehatan tersebut.
Dengan demikian, permasalahan Kemudian, terkait waktu perhitungan
yang muncul di tingkat Kelompok dan rekapilasi suara di TPS sebagaimana
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) putusan Mahkamah Konstitusi (MK)
baik itu pada pelaksanaan penyaluran hak tentang uji materi terhadap Pasal 383 ayat
suara dan perhitungan suara dapat segera (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 2017,
dikendalikan oleh petugas pada tingkatan dengan nomor perkara 20/PUU-XVII/2019
lebih tinggi. yang intinya Mahkamah Konstitusi (MK)
Monitoring tidak hanya untuk memberikan tambahan waktu selama 12
mengidentifikasi masalah yang terkait jam tanpa henti bagi Kelompok
teknis penyelenggaraan pemilu namun Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)

98
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
7(2) (2019): 93-101

untuk menyelesaikan proses penghitungan suara dan perlengakapan Tempat


suara, masih perlu dikaji kembali karena Pemungutan Suara (TPS) dikunci dan segel
waktu kerja yang cukup panjang dan tanpa bersama-sama Kelompok Penyelenggara
jeda tersebut dapat berakibat tidak baik Pemungutan Suara (KPPS), saksi-saksi,
untuk kesehatan. Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia
Menurut dr. Sudjoko Kuswadji, MSc (TNI), Pengawas Pemilu Lapangan (PPL)
(OM), PKK, SpOk, waktu ideal tubuh dan dijaga oleh petugas kepolisian sampai
manusia bekerja dalam sehari yaitu 8 jam dengan dilanjutkannya penghitungan
sehari, dalam kondisi tertentu paling lama suara keesokan harinya.
hingga hingga 12 jam sehari. Kemudian Selain itu, Panitia Pemungutan
penting dilakukan pemeriksaan kesehatan Suara (PPS) ke depan harus lebih cermat
sebelum seseorang bekerja. (detikhealth, lagi dalam melakukan rekrutmen petugas
17 Desember 2013) Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Penerapan waktu kerja selama 8 jam Suara (KPPS). Kesehatan jasmani dan
sehari juga sejalan dengan peraturan rohani calon petugas Kelompok
mengenai ketenagakerjaan dalam Pasal 77 Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
ayat 1, UU No.13/2003 yang menjadi pertimbangan penting, mengingat
mengharuskan setiap pengusaha untuk tugas berat yang harus diemban petugas
menerapkan aturan waktu kerja selama 8 Kelompok Penyelenggara Pemungutan
jam perhari. Suara (KPPS).
Dengan demikian waktu yang Berdasarkan Pasal 72 Undang -
disediakan bagi Kelompok Penyelenggara Undang Nomor 7 tahun 2017 persyaratan
Pemungutan Suara (KPPS) dalam untuk menjadi petugas Kelompok
melakukan tugasnya tergolong tidak sehat Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS),
dari sisi medis. Untuk mengantisipasi ditentukan diantaranya adalah: a) berusia
jatuhnya korban meninggal dunia pada paling rendah 17 tahun dan b) mampu
Pemilu yang akan datang maka aspek secara jasmani dan rohani dan bebas dari
kesehatan penyelenggara pemilu juga penyalahgunaan narkotika;
layak dan patut untuk diperhatikan. Dari persyaratan tersebut, Panitia
Seyogianya waktu penghitungan Pemungutan Suara (PPS) dalam
suara di TPS dapat diperpanjang paling melakukan perekrutan petugas Kelompok
lama 3 hari dengan waktu yang terputus Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
atau dengan jeda untuk istirahat. harus mempertimbangkan dari segi umur
Penghitungan suara dilakukan hanya calon Kelompok Penyelenggara
sampai jam 24.00 waktu setempat dan jika Pemungutan Suara (KPPS). Calon
belum selesai dilanjutkan keesokan Kelompok Penyelenggara Pemungutan
harinya pada jam 08.00 waktu setempat. Suara (KPPS) yang tergolong lansia
Sehingga dengan adanya jeda waktu haruslah betul-betul dipertimbangkan
tersebut, penyelenggara pemilu dapat kesehatannya, untuk mengantisipasi
menggunakannya untuk beristirahat dan kemungkinan terjadinya gangguan
memulihkan kesegaran dan kesehatan fisik kesehatan saat bertugas.
dan mental. Mengingat persyaratan minimal
Sedangkan untuk keamanan dan umur calon petugas Kelompok
pengamanan dari surat suara dan alat Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
kelengkapan Tempat Pemungutan Suara berusia paling rendah 17 tahun, maka PPS
(TPS) lainnya dapat disimpan di gudang dapat memprioritaskan pemuda dan
yang telah disepakati misalnya di Kantor pemudi untuk diangkat menjadi petugas
Desa/Panitia Pemungutan Suara (PPS). Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Selanjutnnya gudang penyimpanan surat Suara (KPPS). Pada umumnya petugas

99
Raja Ahmad Faisal Harahap & Khairul Fahmi, Analisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Sehingga seluruh jajaran KPU dapat


Suara (KPPS) selama ini hanya didominasi bersama-sama melaksanakan tugasnya
oleh orang-orang tua saja. sesuai dengan prinsip–prinsip
Kemudian persyaratan terkait penyelenggara pemilu berdasarkan Pasal 3
mampu secara jasmani dan rohani serta UU No 7 Tahun 2017 yaitu a) mandiri, b)
bebas dari penyalahgunaan narkoba jujur, c) adil, d) berkepastian hukum, e)
haruslah dikeluarkan oleh Rumah Sakit tertib, f) terbuka, g) proporsional, h)
yang terakreditasi, bukan dari puskesmas profesional, i) akuntabel, j) efektif, k)
atau praktek dokter/klinik, karena rumah efisien.
sakit yang terakreditasi memiliki fasilitas Selain itu, bila mengacu pada standar
yang memadai untuk pemeriksaan International Institute for Democrcy and
kesehatan. Electoral Assistence, prinsip utama
Selama ini persyaratan kesehatan Penyelenggara Pemilu dalam
masih dianggap sebatas formalitas saja menyelenggarakan pemilu yaitu (Surbakti
dan persyaratan kesehatan yang dan Nugroho, 2015): a) independen; b)
diserahkan kepada panitia pendaftaran imparsialitas; c) integritas; d)
belum mencerminkan keadaan kesehatan transparansi; e) efisiensi; f)
calon Kelompok Penyelenggara profesionalisme; g) mengutamakan pada
Pemungutan Suara (KPPS) yang pelayanan (service-mindedness).
sesungguhnya, padahal ini sangat penting Sehingga, dengan menjalankan tugas
untuk menjamin kesiapan dan dan kewajiban sesuai prinsip-prinsip
keselamatan petugas Kelompok tersebut diatas, maka KPU beserta seluruh
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) jajarannya akan mendapatkan
dalam bekerja. kepercayaan dari publik.
Walaupun petugas Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) SIMPULAN
masa tugasnya singkat (ad hoc) yaitu Pengelolaan tugas, kewajiban dan
sebulan saja, namun rekrutmen petugas kewenangan petugas Kelompok
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Penyelenggara Pemungutan Suara
Suara (KPPS) harus dilakukan dengan sebagaimana yang tercatum dalam
serius. Tidaklah tepat anggapan bahwa Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017
Kelompok Penyelenggara Pemungutan tentang Pemilihan Umum kedepan perlu
Suara (KPPS) adalah lembaga ad hoc yang disempurkan untuk dapat mengatur secara
peranannya kurang penting dan hanya rinci pembagian tugas dan kewajiban
memiliki kontribusi kecil dalam Kelompok Penyelenggara Pemungutan
kesuksesan penyelenggaraan pemilu. Suara pada tahap penghitungan suara.
Kesuksesan penyelenggaraan pemilu di Sehingga tugas dan kewajiban dapat
Indoneisa terletak pada “pundak” seluruh dilaksanakan secara proporsional dan
jajaran penyelenggara pemilu, dari mulai merata. Kemudian petugas Kelompok
KPU hingga Kelompok Penyelenggara Penyelenggara Pemungutan Suara perlu
Pemungutan Suara (KPPS), tanpa diberikan bimbingan teknis yang memadai
terkecuali. Seluruh jajaran penyelenggara terkait tugas, kewajiban, tata cara
pemilu baik permanen maupun ad hoc pemungutan dan penghitungan suara serta
sama-sama berperan penting dan memiliki pemecahan masalah sehingga petugas
kepentingan yang sama untuk memiliki kesiapan dan kesigapan dalam
mensukseskan Pemilu. Seluruh pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
penyelenggara pemilu dibebankan tugas, Aspek kesehatan petugas KPPS
tanggung jawab dan kewenangan sesuai kedepan harus lebih diperhatikan yaitu
dengan tingkatannya masing-masing. dengan mempertimbangkan jam kerja bagi

100
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
7(2) (2019): 93-101

petugas KPPS yakni tidak melebihi dari Lembaran Negara RI Tahun 2017, No. 182.
delapan jam sehari. Kemudian Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Komisi
pelaksanaan rekrutmen petugas KPPS Pemilihan Umum No. 3 Tahun 2019 Tentang
kedepan harus dilakukan dengan cermat Pemungutan dan Penghitungan Suara Dalam
dalam hal penelitian persyaratan Pemilihan Umum. Jakarta
administrasi kesehatan. Dimana surat Riskiyono, J. (2013). Hak Publik Berpartisipasi
keterangan kesehatan calon petugas KPPS Mewujudkan Penyelenggaraan Pemilu
Demokratis. Jurnal Pemilu dan Demokrasi.
haruslah dikeluarkan oleh Rumah Sakit 6 : 115-144
yang terakreditasi. Hal tersebut dapat Sanjaya, F. (2012). Peran Moderasi Kecerdasan
menjamin kualitas kesehatan calon Emosi Pada Stres Kerja. Jurnal Dinamika
petugas KPPS. Manajemen. 3 (2) : 155-163
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Soliha, R. (2018). Peluang dan Tantangan Pemilu
Farisa, F.C. (2019). KPU Bakal Evaluasi Sistem Serentak 2019 Dalam Perspektif Politik.
Pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Diunduh Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan. 3 (1): 73-
dihttps://nasional.kompas.com/read/2019/ 88
04/23/05212831/kpu-bakal-evaluasi- Surbakti, R. & Nugroho K. (2015). Studi tentang
sistem-pelaksanaan-pemilu-serentak-2019. Desain Kelembagaan KPU yang Efektif.
tanggal 12 Mei 2019 Kemitraan.Jakarta. Bagi Pembauran Tata
Nursalikash, A. (2019). Pengawas Pemilu Di Jember Pemerintahan
Keguguran Karena Kelelahan. Diunduh Tallo, J. (2019). Penghitungan Suara Pemilu 2019 di
dihttps://nasional.republika.co.id/berita/na TPS Dimulai Pukul 13.00 Waktu Setempat.
sional/daerah/pqeofg366/pengawas- Diunduhdihttps://www.liputan6.com/pileg/
pemilu-di-jember-keguguran-karena- read/3943206/penghitungan-suara-pemilu-
kelelahan. Tanggal 12 Mei 2019 2019-di-tps-dimulai-pukul-1300-waktu-
Putri, Z. (2019). Bertambah Lagi, Petugas KPPS setempat. tanggal 12 Mei 2019
yang Meninggal Jadi 469 Orang. Diunduh di Triono. (2017). Menakar Efektivitas Pemilu
https://news.detik.com/berita/d4544623/b Serentak 2019. Jurnal Wacana Politik. 2 (2) :
ertambah-lagi-petugas-kpps-yang- 156-164
meninggal-jadi-469-orang. tanggal 12 Mei Vit. (2013). Berapa Jam Idealnya Tubuh Manusia
2019 Bekerja dalam Sehari?. Diunduh di
Rahmatunnisa, M. (2017). Mengapa Integritas https://health.detik.com/berita.detikhealth/
Pemilu Penting?. Jurnal Bawaslu. 3 (1) : 1-11 d-2444247/berapa-jam-idealnya-tubuh-
Republik Indonesia. (2013). Undang-Undang No. manusia-bekerja-dalam-sehari. tanggal 12
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Mei 2019
Lembaran Negara RI Tahun 2017, No. 39. Wijaya, C. & Rifai. (2016). Dasar-Dasar Manajemen
Sekretariat Negara. Jakarta. Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi
Republik Indonesia. (2017) . Undang-Undang No. 7 Secara Efektif dan Efisien. Medan. Perdana
Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. Publishing
.

101

Anda mungkin juga menyukai