Anda di halaman 1dari 46

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341310555

MATERIAL TEKNIK (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)

Preprint · May 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.23703.60320

CITATIONS READS

0 115,796

1 author:

Putu Herdy
Politeknik Negeri Ujung Pandang
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Ilmu dan Teknologi Bahan View project

All content following this page was uploaded by Putu Herdy on 12 May 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MATERIAL TEKNIK
(LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)

Disusun oleh:

Putu Herdy Kurniawan

44419020

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2020
RINCIAN KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK
(LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)
BESERTA KRITERIA DALAM PEMILIHAN BAHAN

Putu Herdy Kurniawan1

Program Studi Teknik Mekatronika, Jurusan Teknik Mesin,


Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar, Indonesia

Dipublikasikan: 12 Mei 2020

Abstrak

Material teknik (material engineering) merupakan aplikasi dan peningkatan sifat

(properties) dari suatu material dengan adanya proses, desain, dan pembentukan suatu

material. Material teknik membantu kita mempelajari dasar hubungan struktur dan sifat

bahan, lalu mendesain struktur bahan tersebut untuk mendapatkan sifat-sifat yang

diinginkan. Ada tiga kelas utama pada jenis material teknik, yaitu logam, keramik, dan

polimer. Kemudian ada tambahan satu lagi, yaitu material komposit.

Dalam dunia industri sering kali kita dihadapkan pada situasi di mana harus memilih

suatu material yang akan digunakan, banyak pertimbangan akan dilakukan tetapi

umumnya kita akan memilih material yang terbaik atau mendekati untuk diaplikasikan.

Oleh karena itu pemahaman mengenai material teknik menjadi hal yang mutlak bagi

seorang insinyur atau ilmuwan.

Kata Kunci: material teknik, sifat material, logam, keramik, polimer, komposit

1
Korespondensi penulis: putu@tpu.ru

ii
DETAILS CLASSIFICATION AND PROPERTIES OF
MATERIAL ENGINEERING
(METALS, CERAMICS, POLYMERS, AND COMPOSITES)
ALONG WITH THE CRITERIA OF SELECTING MATERIAL
Putu Herdy Kurniawan1

Study Program of Mechatronics Engineering, Department of Mechanical Engineering,


State Polytechnic of Ujung Pandang, Makassar, Indonesia

Published: 12th May 2020

Abstract

Material engineering is an applied and properties enhancement of a material by the

existence of processing, designing, and forming a material. Material engineering helps us

to study the basic of structure correlation and material properties, then to design material

structure to obtain desired properties. There are three basic categories of material

engineering: metals, ceramics, polymers. Later on, composite materials are added.

In The industrial world, many times, we are faced to the situation which require us to

decide the right material that should be used, many considerations will be occurred but

mostly we will choose the best or near the best material to be applied. Therefore, the

comprehension of material engineering become an absolute thing for engineers.

Kata Kunci: material engineering, material properties, metal, ceramic, polymer,

composite

1
Corresponding author: putu@tpu.ru

iii
Daftar Isi

Abstrak ................................................................................................................................ ii
Abstract .............................................................................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iv
Kata Pengantar .................................................................................................................... v
BAB I Pendahuluan .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Pembahasan .................................................................................................. 3
BAB II Isi .............................................................................................................................. 4
2.1 Definisi Material, Ilmu Material, dan Rekayasa Material ......................................... 4
2.2 4 Komponen pada Disiplin Ilmu Material Teknik ...................................................... 5
2.3 Klasifikasi Material Teknik ......................................................................................... 6
2.4 Kriteria dalam Memilih Bahan .................................................................................. 8
2.5 Sifat-sifat Material: ................................................................................................... 9
2.5.1 Sifat Fisik (Physical Properties) ........................................................................... 9
2.5.3 Sifat Mekanik ................................................................................................... 11
2.5.4 Dimensional Properties .................................................................................... 12
2.6 Wujud Bahan Teknik ............................................................................................... 13
2.7 Logam ...................................................................................................................... 14
2.8 Keramik ................................................................................................................... 27
2.9 Polimer .................................................................................................................... 30
2.10 Komposit ............................................................................................................... 35
BAB III Kesimpulan ............................................................................................................ 37
3.1 Saran ....................................................................................................................... 37
3.2 Penutup ................................................................................................................... 38
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 39
Daftar Gambar .................................................................................................................. 40

iv
Kata Pengantar

Om Swastyastu,

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada, sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas makalah ini

yang selesai tepat pada waktunya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen

saya, Dr.Eng. Arman, S.T., M.T., atas bimbingan beliau selama menempuh mata kuliah

Ilmu dan Teknologi Bahan. Juga tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua saya yang selalu memberikan dukungan penuh terhadap studi saya.

Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata

kuliah Ilmu dan Teknologi Bahan dengan makalah yang berjudul “Material Teknik (Logam,

Keramik, Polimer, dan Komposit’’ yang menjelaskan mengenai sifat-sifat material tersebut

beserta kriteria pemilihan bahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca

Tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segala

kekurangan pada penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari dosen

dan teman – teman demi lebih baiknya makalah ini.

Sekian yang dapat kami sampaikan, Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang selalu memberikan petunjuk kepada kita dalam menciptakan generasi

yang maju dalam bidang teknologi dan bahan.

Om Shantih Shantih Shantih Om,

Sukamaju, 11 Mei 2020

Penulis

v
BAB I

Pendahuluan

Dewasa ini terdapat berbagai jenis bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku

industri. Jenis-jenis yang beragam kadang-kadang menyulitkan pemilihan yang tepat.

Bahan yang satu mempunyai keunggulan ditinjau dari segi keuletan, lainnya terhadap

korosi, mulur atau suhu kerja yang tinggi namun cukup mahal. Oleh karena itu pemilihan

sering tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan teknis tetapi pertimbangan ekonomis

juga memegang peranan yang sangat penting pula.

Pemilihan bahan yang tepat pada dasarnya merupakan kompromi antara berbagai

sifat, lingkungan, dan cara penggunaan dan sampai di mana sifat bahan dapat memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan.

1
1.1 Latar Belakang

Mengapa seorang engineer perlu mempelajari material? Banyak sarjana sains

terapan terlepas dari jurusan mereka apakah teknik mesin, teknik sipil, teknik kimia, atau

teknik listrik, pada suatu waktu mereka akan dihadapkan pada situasi di mana mereka

harus mendesain suatu benda yang memerlukan material untuk memecahkan masalah

yang mereka hadapi, misalnya transmisi roda gigi, struktur utama untuk bangunan,

komponen kilang minyak, atau integrated circuit chip. Oleh karena itu, pemahaman akan

ilmu dan rekayasa material sangat diperlukan oleh seorang engineer guna mendesain

suatu alat atau komponen yang baik.

Kasus yang sering ditemukan pada masalah material yaitu kita harus memilih

material yang tepat dari ribuan material yang ada. Keputusan akhir biasanya berdasarkan

pada beberapa kriteria. Pertama, kita perlu menentukan sifat apa yang kita perlukan.

Kedua adalah mempertimbangkan sifat turunan apa yang dapat terjadi selama material

tersebut digunakan, misalnya pengurangan signifikan dalam kekuatan mekanis yang

terjadi karena paparan suhu tinggi atau lingkungan yang korosif. Terakhir yaitu

pertimbangan ekonomis. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk jadi?

Sering kali kita temukan bahan yang ideal namun sangat mahal.

Semakin familier seorang insinyur atau ilmuwan dengan berbagai karakteristik dan

hubungan struktur-properti, serta teknik pemrosesan bahan, maka insinyur atau ilmuwan

tersebut akan semakin mahir dan percaya diri saat akan membuat pilihan materi yang

tepat dan bijak berdasarkan kriteria tersebut.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana memilih material yang tepat untuk digunakan guna menghasilkan

suatu produksi yang baik?

2. Bagaimana membuat sesuatu menjadi lebih kuat dan tahan lama?

3. Bagaimana suatu unsur bisa dicampur untuk membentuk suatu paduan?

4. Kenapa beberapa material memiliki perbedaan sifat dengan material lain.

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Memahami pentingnya cara mengetahui atau memprediksi kapabilitas dan usia

dari suatu material untuk menghindari kerusakan atau over used dari suatu

material karena ketidakpahaman secara mendasar tentang material, sifat-sifat

dan model kerusakannya.

2. Mampu mendesain komponen dan peralatan yang baik.

3. Mendapat informasi yang lebih banyak tentang bahan teknik.

4. Memahami teknik pemilihan, sifat-sifat dan pembagian bahan-bahan teknik.

3
BAB II

Isi

2.1 Definisi Material, Ilmu Material, dan Rekayasa Material

Material adalah sesuatu yang disusun/dibuat oleh bahan. Material digunakan untuk

transportasi hingga makanan. Dalam mempelajari material teknik terdapat dua istilah yang

sering digunakan, yaitu ilmu material (material science) dan rekayasa material (material

engineering).

Ilmu material (material science) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

eksplorasi (karakteristik, pengetahuan tentang struktur) dari suatu material sehingga bisa

diketahui sifatnya (mekanik, elektrik, fisik, dll.). Sedangkan rekayasa material (material

engineering) mempelajari dasar hubungan antara struktur dan sifat bahan, kemudian

memanfaatkannya untuk mendesain struktur bahan yang memiliki sifat-sifat yang

diinginkan.

Gambar 1. Garis besar perilaku dan sifat manufaktur dari bahan.

4
2.2 4 Komponen pada Disiplin Ilmu Material Teknik

1. Application → Menentukan properties yang dibutuhkan

Properties : Mechanical, Electrical & Thermal.

2. Properties → Mengidentifikasi material yang akan digunakan

Material : structure and Composition.

3. Material → Pembuatan (processing) memerlukan identifikasi.

Processing : perubahan struktur & bentuk.

Gambar 2. Hubungan antara Apllication, Properties, Processing, dan Structure & Compositions.

5
2.3 Klasifikasi Material Teknik

Gambar 3. Grafik batang mengenai kepadatan nilai suhu kamar pada berbagai material.

Secara garis besar bahan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Logam

Terdiri dari elemen logam murni atau kombinasi dari elemen-elemen logam (alloy). Logam

memiliki sifat kuat, ulet, mudah dibentuk dan bersifat sebagai penghantar panas dan listrik

yang baik. Logam terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:

(1) Ferrous (contoh: besi cor, baja).

(2) Non-Ferrous (contoh: tembaga, aluminium, perunggu, dll.)

2. Non-logam

(1) Keramik

• Molekul-molekulnya berdasarkan pada ikatan antara elemen logam dan

non-logam (termasuk oksida, nitrida, karbida).

• Biasanya terisolasi dan tahan api.

• Keras, getas dan penghantar panas dan listrik yang buruk.

(2) Polimer

• Kebanyakan merupakan senyawa organik.

6
• Secara kimiawi mengandung C, H, atau unsur logam lainnya.

• Memiliki struktur molekul yang luas.

• Kerapatan rendah, penghantar panas dan listrik yang buruk, namun mudah

dibentuk.

3. Komposit

Komposit merupakan gabungan atau kombinasi dari dua bahan atau lebih yang

masing-masing sifatnya tetap.

Gambar 4. Garis besar material teknik.

7
2.4 Kriteria dalam Memilih Bahan

• Ada tidaknya jenis material tersebut di pasaran.

• Mudah tidaknya diperoleh.

• Memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan dalam proses pembuatan.

• Jenis pemeliharaan yang diperlukan.

• Tidak memiliki efek buruk baik terhadap manusia maupun lingkungan.

• Metode manufaktur yang diperlukan tergantung dari jenis materialnya dan efek

proses ini terhadap sifat material tersebut.

• Spesifikasi produk dan keberadaannya dalam jenis yang sama (jika harus ada

penggantian).

• Metode pengujian dan pemeriksaan untuk pengecekan sifat material tersebut

sehingga sesuai dengan desainnya.

• Harga (faktor ekonomis atau tidak).

Gambar 5. Bagan faktor ekonomis.

8
2.5 Sifat-sifat Material:

1. Sifat fisik

2. Sifat kimia

3. Sifat physico-chemical

4. Sifat termal

5. Sifat akustik

6. Sifat elektrik, magnet dan optik

7. Sifat mekanik

2.5.1 Sifat Fisik (Physical Properties)

• Daya hantar panas

Merupakan kemampuan bahan untuk memindahkan panas di dalam strukturnya.

Gambar 6. Sifat fisik – reaksi bahan terhadap panas.

• Sifat tahan panas

Yaitu sifat bahan yang tetap tahan pada suhu tinggi dan tidak membentuk lapisan

oksida.

• Viskositas, densitas dan surface tension.

• Daya hantar listrik

9
Merupakan kemampuan bahan untuk menghantarkan arus listrik.

Gambar 7. Sifat bahan - sikap bahan terhadap listrik.

• Massa jenis bahan

Adalah masannya dalam 1 cm3.

Gambar 8. Sifat fisik – massa jenis bahan.

• Titik cari/lebur

Adalah suhu tertentu di mana keadaan agregasi bahan berubah dari pada menjadi

cair.

10
2.5.2 Sifat Kimia (Chemical Properties)
➢ Sifat tahan korosi

Merupakan tahanan bahan terhadap serangan air, gas, asam, larutan garam atau

bahan kimia lain.

➢ Komposisi

➢ Fasa material

➢ Grain size

➢ Mikro struktur

➢ Porositas

2.5.3 Sifat Mekanik

Sifat mekanik adalah sifat suatu material yang dikaitkan dengan kemampuan

material untuk menahan beban.

1. Kekuatan (strength)

Kekuatan adalah kemampuan suatu material untuk menolak deformasi terhadap

beban.

2. Elastisitas (elasticity)

Elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk mengembalikan bentuk

aslinya setelah beban ditiadakan.

3. Plastisitas (plasticity)

Plastisitas adalah kemampuan suatu material untuk terdeformasi secara

permanen terhadap beban.

4. Kekakuan (stiffness)

Kekakuan adalah kemampuan suatu material untuk menolak deformasi elastis.

5. Keuletan (ductility)

Keuletan adalah kemampuan suatu material untuk meregang, menekuk, atau

memelintir tanpa retak atau patah.

6. Resiliensi (resilience)

Resilien adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi tanpa

terdeformasi secara plastis.

11
7. Ketangguhan (toughness)

Ketangguhan adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi dan

terdeformasi secara plastis sebelum pecah.

8. Kekerasan (hardness)

Kekerasan adalah kemampuan suatu material untuk menolak lekukan permanen.

9. Kelelahan (fatigue)

Karakteristik suatu material yang gagal, pada tekanan yang jauh lebih rendah

daripada tegangan statis, saat mengalami tegangan siklik.

10. Mulur (creep)

Mulur adalah deformasi plastis dengan waktu di bawah beban konstan.

2.5.4 Dimensional Properties

• Sifat mampu cor

Sifat dapat dicairkan dan selanjutnya dituang sedemikian rupa sehingga benda

kerja bebas pori-pori dan gelembung.

• Sifat mampu bentuk panas

Kemampuan bahan untuk berubah bentuk secara tetap oleh pengaruh beban dari

luar yang bekerja di atas batas suhu tertentu.

• Sifat mampu bentuk dingin

Kemampuan bahan untuk diubah ke dalam bentuk yang telah ditentukan, tanpa

pemberian panas.

• Sifat mampu las

Sifat bahan yang dapat disambung dengan cara mencarikan sebagian bahan itu.

• Sifat mampu mesin

Kemampuan bahan untuk diubah ke dalam bentuk yang telah ditentukan dengan

cara penyayatan.

• Sifat mampu keras

Kemampuan bahan (khusus logam besi) untuk dinaikkan kekerasan alaminya

melalui perubahan struktur.

12
Gambar 9. Klasifikasi material secara garis besar.

2.6 Wujud Bahan Teknik

Wujud bahan teknik adalah semua unsur atau zat yang berbentuk padat, cair, atau

gas yang banyak digunakan untuk kebutuhan keperluan dunia teknik atau industri.

Berdasarkan wujudnya, bahan teknik dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Padat: bentuknya masif, relatif tetap, ikatan kuat.

(Contoh: logam, keramik, plastik, kaca, karet, kayu, dll.)

2) Cair: bentuknya mengikuti bejana, ikatan lemah.

(Contoh: pelumas, air, bensin, solar, dll.)

3) Gas: bentuknya mengikuti bejana, tidak terlihat.

(Contoh: oksigen, CO2, asitelin, hidrogen, dll.)

13
2.7 Logam

Logam merupakan material yang oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya: besi,

aluminium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga sering kali mengandung unsur

non logam (misalnya: karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil.

Atom-atom pada logam dan paduannya mempunyai ciri-ciri yaitu tersusun secara

sangat teratur, dan apabila dibandingkan dengan keramik dan polimer susunan antar

atom-atomnya cenderung lebih rapat. Karakteristik susunan antar atomnya yang khas ini,

kemudian disebut sebagai ikatan logam. Material logam memiliki nilai elektron bebas yang

tinggi, dimana berarti terdapat sejumlah besar elektron yang tidak terikat pada inti atom

sehigga bisa bergerak bebas. Karena ikatan pada atom-atom logam sangat kuat maka hal

ini mengakibatkan titik leleh dan titik didih logam sangat tinggi. Sifa-sifat dari material logam

yang khas ini dapat dijelaskan melalui karakteristik elektronnya tersebut.

Gambar 10. Object-object familiar yang dibuat dari logam paduan logam.

Sifat yang paling sering dianggap mencirikan logam adalah konduktivitas listrik atau

kunduktivitas termalnya yang tinggi. Sebagai contoh, logam konduktor listrik yang paling

baik adalah tembaga sedangkan yang paling buruk adalah timbal, padahal kehambatan

(resituvity) timbal hanya dua belas kali kehambatan tembaga. Sangat besarnya perbedaan

14
konduktivitas antara logam dan non logam adalah karena pada logam yang mengalami

beda potensial elektron-elektron dapat bergerak bebas, sementara pada bahan non logam

tidak demikian. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik dasar logam harus dipelajari

dari struktru elektronnya, atau dengan kata lain pengkalian material teknik harus dimulai

dari pemahaman struktur atom-atom yang membentuknya.

A. Karakteristik Struktur Logam

Karakteristik logam ini dipelajari dari struktur elektronnya atau dengan kata lain

dari pemahaman struktur atom-atom yang membentuknya. Berikut ini karakteristik

dari struktur logam murni. Ion logam berukuran relatif kecil, dengan diameter sekitar

0,25 mm. Ion-ion sejenis ini dalam logam padat murni tertumpuk bersama secara

teratur, dan sebagian besar logam tertumpuk secara kolektif, ion-ion menempati

volume minimum. Logam umumnya berbentuk kristal dan penumpukan ionnya

tertutup atau terbuka. Susunan atomnya dapat ditentukan dan dinyatakan

berdasarkan bentuk struktur selnya. Selain itu, karena ikatan metalik tidak bergantung

pada arah.

Misalnya baja yang memiliki butiran yang kasar cenderung kurang tanggung

dibandingkan dengan baja yang memiliki butiran yang halus. Besar butir ini dapat

dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan, akan tetapi setelah

menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas. Tidak semua

baja mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan di atas daerah

kritis, beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi tanpa

mengalami perubahan ukuran butirnya. Hal ini merupakan karakteristik baja karbon

sedang, suhu pengasarannya tidak tetap dan dapat berubah-ubah tergantung pada

pengerjaan panas atau dingin sebelumnya.

B. Struktur Kristal

Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih

memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal

logam tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur

kristal dari logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit.

15
Kebanyakan bahan logam mempunyai tiga struktur kristal:

1) Face-Centered Cubic (FCC)

2) Body-Centered Cubic (BCC)

3) Hexagonal Close-Packed (HCP)

Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk struktur Body-Centered

Cubic (BCC). Dalam hal ini cell unit dari atom-atom disusun sebagai sebuah kubus

dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan satu atom berada di

pusat kubus. Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja memiliki bentuk struktur

Face-Centered Cubic (FCC). Dalam hal ini, cell unit adalah sebuah kubus dengan

atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan atom lainnya berada pada

pusat masing-masing dari keenam bidang kubus. Di samping berbentuk kubus, cell

unit lainnya dapat berupa Hexagonal Close Packed (HCP) seperti halnya pada logam

seng. Dalam hal ini atom-atom menempati kedua belas sudut, atom lain menempati

dua sisi dan ketiga atom lagi menempati tengah.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro logam merupakan penggabungan dari satu atau lebih struktur

kristal. Pada umumnya logam terdiri dari banyak kristal (majemuk), walaupun ada di

antaranya hanya terdiri dari satu kristal saja (tunggal). Tetapi logam dengan kristal

majemuk memungkinkan pengembangan berbagai sifat-sifat yang dapat memperluas

ruang lingkup pemakaiannya. Dalam logam, kristal sering disebut sebagai butiran.

Batas pemisah antara dua kristal disebut sebagai batas butir (Grain Boundary).

Baja dengan butiran yang kasar cenderung kurang Tangguh, namun baja jenis

ini lebih mudah untuk permesinan dan mempunyai kemampuan pengerasan yang

lebih baik. Untuk baja yang berbutir halus, di samping lebih Tangguh juga lebih ulet

dibandingkan dengan yang berbutir kasar.

Besar butir dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan,

akan tetapi setelah menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakukan

panas. Tidak semua baja mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah

pemanasan di atas daerah kritis, beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu

16
yang lebih tinggi tanpa mengalami perubahan ukuran butirnya. Hal ini merupakan

karakteristik baja karbon sedang, suhu pengasarannya tidak tetap dan dapat berubah-

ubah, tergantung pada pengerjaan panas atau dingin sebelumnya.

D. Sifat Logam

Logam adalah suatu unsur yang mempunyai sifat-sifat seperti: kuat, liat, keras,

mengilat, dan penghantar listrik dan panas. Sifat-sifat metal pada umumnya dapat

digolongkan atas:

1) Sifat-sifat Ekstraktif/Kimia (Chemical Properties)

Meliputi ciri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap logam.

Beberapa contoh sifat kimia adalah:

➢ Segregasi dan ketahanan korosi

Logam seperti baja memiliki nilai ketahanan terhadap korosi yang baik,

karena memiliki kandungan karbon. Pada suhu kamar logam berwujud

padat kecuali raksa (berwujud cair).

➢ Titik leleh dan titik didih

Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi

karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang

satu dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang

terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.

Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh

dan titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu

elektron untuk dikontribusi pada ikatannya, tetapi ada hal lain yang

menyebabkan hal ini terjadi, yaitu:

• Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif

(terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti

kebanyakan logam.

• Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang relatif besar

(berarti bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga

menyebabkan lemahnya ikatan.

17
2) Sifat-sifat Mekanik (Mechanical Properties)

➢ Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang

Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat dipipihkan

menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat).

Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara

atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa

memutuskan ikatan logam.

➢ Kekerasan Logam

Menggelimpangkan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini

dihalangi oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagaimana

mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak batas butiran (butiran-

butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih keras. Untuk

mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah di mana

atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam cenderung

retak pada batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya

membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi

rapuh.

➢ Pengontrolan ukuran butiran kristal

Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol

ukuran butiran kristal melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan

logam. Pemanasan logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam

menjadi susunan yang lebih rapi – penurunan jumlah batas butiran dan juga

membuat logam lebih lunak. Pembantingan logam Ketika logam tersebut

mendingin cenderung untuk menghasilkan butiran yang kecil. Pendinginan

membuat logam menjadi keras, untuk memperbaiki kinerja ini, Anda dapat

memanaskannya lagi.

Kita juga dapat memutuskan susunan atom teratur melalui penyisipan atom yang

memiliki ukuran sedikit berbeda pada struktur logam. Alloy seperti kuningan

(campuran tembaga dan seng) lebih keras dibandingkan logam asalnya karena

18
ketidak teraturan struktur membantu pencegahan barisan atom tergelincir satu

sama lain.

3) Sifat-sifat Fisik (Physical Properties)

➢ Daya hantar listrik

Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak

di seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat

melintasi batas butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu

pada batas butiran kristal, selama atom saling bersentuhan satu sama lain,

ikatan logam masih tetap ada. Cairan logam juga menghantarkan arus

listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun atom logam bebas bergerak,

elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa sampai

logam mendidih.

➢ Daya hantar panas

Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh

elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini

menyebabkan elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransfer

melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak.

4) Sifat Teknologi

Sifat pengerjaan logam adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses

pengolahannya. Sifat itu harus diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan

bahan dilakukan. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujian mampu las,

mampu mesin, mampu cor, dan mampu keras. Logam merupakan bahan yang

baik untuk diaplikasikan dalam teknologi, karena logam memiliki struktur yang

kuat dan tidak mudah patah. Sifat tersebut sangat penting bagi perencana dalam

menentukan dan memilih logam untuk keperluan konstruksi dan rancangan

lainnya.

E. Klasifikasi Logam

1) Logam Ferro

19
Logam ferro adalah logam besi (Fe). Besi merupakan logam yang penting

dalam bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan

kerja, bahan konstruksi, dll. Oleh karena itu besi selalu dicampur dengan unsur

lain terutama zat arang/karbon (C). Sebutan besi dapat berarti:

a) Besi murni dengan simbol kimia Fe yang hanya dapat diperoleh dengan

jalan reaksi kimia

b) Besi teknik adalah yang sudah bercampur dengan unsur lain

Besi teknik terbagi menjadi tiga macam yaitu:

➢ Besi mentah atau besi kasar yang kadar karbonnya lebih besar dari 3,7%.

➢ Besi tuang yang kadar karbonnya antara 2,3 sampai 3,6 % dan tidak dapat

ditempa. Disebut besi tuang kelabu karena karbon tidak bersenyawa secara

kimia dengan besi melainkan sebagai karbon yang lepas yang memberikan

warna abu-abu kehitaman, dan disebut besi tuang putih karena karbon

mampu bersenyawa dengan besi.

➢ Baja atau besi tempa yaitu yang memiliki kadar karbon kurang dari 1,7%

dan dapat ditempa.

Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya

adalah unsur besi (Fe) dan karbon (C), tetapi sebenarnya juga mengandung

unsur lain seperti: silikon, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang

kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran itulah yang

mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi unsur zat arang

(karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau baja adalah

kekerasannya.

Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam

dapur tinggi yang akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar

belum dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat benda jadi maupun

setengah jadi. Oleh karena itu, besi kasar itu masih harus diolah kembali di dalam

dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang dikatakan

20
sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun

setengah jadi.

2) Logam Non-Ferro

Logam non-ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak

mengandung unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak

digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain karena sifat-sifatnya

belum memenuhi syarat yang diinginkan, kecuali logam non ferro murni, seperti

platina, emas, dan perak tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat yang baik,

misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat,

sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni, tetapi karena harganya mahal,

ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus, misalnya dalam

teknik proses dan laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan

dan sejenisnya.

Logam non-ferro juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan

tujuan memperbaiki sifat-sifat baja. Jenis logam non ferro berat yang sering

digunakan untuk paduan baja antara lain: nikel, kromium, molibdenum, wolfram,

dan sebagainya. Sedangkan dari logam non ferro ringan antara lain: magnesium,

titanium, kalsium, dan sebagainya.

Adapun yang termasuk logam non-ferro antara lain:

a) Tembaga (Cu)

Warnanya cokelat kemerah-merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik

untuk penghantar panas, listrik, dan kukuh. Tembaga digunakan untuk

membuat suku cadang bagian listrik, radio penerangan, dan alat-alat

dekorasi.

b) Aluminium (Al)

Warnanya biru putih, sifatnya dapat ditempa, liat, bobot ringan, penghantar

panas dan listrik yang baik, dan mampu dituang. Aluminium digunakan

untuk membuat peralatan masak, elektronik, industri mobil dan pesawat

terbang.

21
c) Timbal (Pb)

Warnanya biru kelabu, sifatnya dapat ditempa, sangat liat, tahan korosi, air

asam, dan bobotnya sangat berat. Timbal digunakan sebagai bahan

pembuat kabel, baterai, bubungan atap, atau bahan pengisi.

d) Timah (Sn)

Warnanya bening keperak-perakan, sifatnya dapat ditempa, liat, dan tahan

korosi. Timah digunakan sebagai pelapis lembaran baja lunak (pelat timah)

dan industri pengawetan.

3) Logam Besi

Logam besi adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur

karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai

sifat yang berbeda dengan besi dan karbon, maka dicampurlah dengan

bermacam-macam logam lainnya. Logam besi terdiri dari komposisi kimia yang

sederhana antara besi dengan karbon. Masuknya unsur kimia ke dalam besi

dapat dilakukan dengan berbagai cara.

❖ Jenis-jenis logam besi antara lain:

a) Besi Tuang

Komposisinya yaitu campuran besi dan karbon. Kadar karbon sekitar

4%, sifatnya rapuh tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam

pemadatan, lemah dalam tegangan. Digunakan untuk membuat alas

mesin, meja perata, badan ragum, bagian-bagian mesin bubut, blok

silinder, dan cincin torak.

b) Besi Tempa

Komposisi besi tempa terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa,

liat, dan tidak dapat dituang. Besi tempa dapat digunakan untuk

membuat rantai jangkar, kait keran, dan landasan kerja pelat.

c) Besi Lunak

22
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1%-0,3%,

mempunyai sifat dapat ditempa dan liat. Digunakan untuk membuat

mur, sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam pembangunan.

d) Baja Karbon Sedang

Baja Karbon Sedang Komposisi campuran besi dan karbon, kadar

karbon 0,4%-0,6%. Sifat lebih kenyal daripada yang keras. Digunakan

untuk membuat benda kerja tempa berat, poros, dan rel baja.

e) Baja Karbon Tinggi dengan Campuran Besi dan Karbon

Kadar karbon 0,7%-1,5%. Sifat dapat ditempa, dapat disepuh keras,

dan dimudakan. Digunakan untuk membuat kikir, pahat, gergaji, tap,

stempel, dan alat mesin bubut.

f) Baja Karbon Tinggi dengan Campuran Komposisi Baja Karbon Tinggi

ditambah nikel atau kobalt, krom, atau tungsten.

Sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat

disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat mesin

bubut dan alat-alat mesin.

❖ Berikut ini pengelompokan jenis-jenis baja:

a) Baja Karbon

Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsur karbon sangat

menentukan sifat-sifatnya, sedangkan unsur-unsur paduan lain terjadi

karena proses pembuatannya. Sifat baja karbon biasa ditentukan oleh

persentase karbon dan mikro struktur.

b) Baja Paduan

Baja Paduan adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau

lebih dengan kadar yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja

karbon. Menurut kadar unsur paduan, baja paduan dapat dibagi ke

dalam dua golongan yaitu baja paduan rendah dan baja paduan tinggi.

Baja rendah unsur paduannya di bawah 10% sedangkan baja paduan

tinggi di atas 10%.

23
c) Baja Khusus

Baja khusus mempunyai unsur-unsur paduan yang tinggi karena

pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja tahan karat, baja tahan

panas, baja perkakas, dan baja listrik. Unsur utama dari baja tahan

karat adalah krom, sebagai unsur terpenting untuk memperoleh sifat

tahan terhadap korosi. Baja tahan karat ada tiga macam menurut

strukturnya yaitu baja tahan karat feritik, baja tahan karat martensit dan

austenit. Baja tahan panas, tahan terhadap korosi. Baja ini harus tahan

korosi pada suhu lingkungan lebih tinggi atau oksidasi. Baja perkakas

adalah baja yang dibuat dan berukuran besar tetapi memegang

peranan dalam industri. Unsur-unsur paduan dalam karbitnya

diperlukan untuk memperolah sifat-sifat tersebut dan kuat pada

temperatur tinggi. Baja Listrik banyak dipakai dalam bidang elektronika.

❖ Standarisasi Baja

➢ Amerika Serikat

1) ASTM (American Society for Testing Materials)

• Strogen Steel (H3 9M-94)

• High Strength Low alloy Structure Steel (H2 42M-93a)

• Low and Intermediate tensile Strength carbon silicon, steel

plate for machine pane and general construction (A 284M-38)

• High Steel Strength. Quenhead and Temporal alloy steel plate

euatable for andirum (A 514-94m)

• Structural Steel mide 290 MPa minimum Yield point (BMM)

maximum

• High Strongth Low alloy alambium vanadium steel of structural

quality (43,72m-94a)

• Structural carbon steel plate of improved longers (AS 37M-93a)

• High Strength Low alloy Structural Steel 345 MPa minimum

yield point 100 mm thickness (AS 88M-94a)

24
• Normalized high Strength Low alloy Structural Steel (A633-

94a)

• Low carbonate hardening, nikel copped evanium monodin,

corombium and nikel copper columbion allow steel (A710M-94)

• Hot road stuktural steel high Strength Low alloy plate with

improved in ability (A 610 M-93a)

• Quenhead and tempered carbon steel plates for structural

aniration (A 678-94a)

2) AISI (Americal Iron and Steel Institute) and SAE (Society of

Automotive Engineers)

Baja menurut standarisasi AISI dan SAE merupakan

spesifikasi dengan loxx digunakan untuk paduan yang sangat

minimal. Contoh baja AISI, SAE 1445, ini berarti kandungan

karbonnya adalah 0,4% dengan paduan uranium (0,4%-1,4%)

3) UNS (United Numbering System)

Baja menurut standar UNS hampir sama dengan standar AISI

dan SAE, hanya saja menggunakan huruf di depan ditambah lima

digit untuk jenis tambahan lainnya misalnya baja AISI, SAE A

0,70% UNS menjadi G41070 di mana awalnya G untuk baja

karbon paduan rendah.

➢ Jepang (JIS = Japan Industrial Standar)

• Rolled Steel for general structural (G 3101-87)

• Rolled Steel for walled structural (G 3106-92)

• Hot Rolled Atmosphetle corrosion resisting steel (G 3128-87) o Hot

Yield Strength Steel plate for walled structural (G 3128-87)

• Superior atmosphere corrosion resistant steel (G 3215-87) 3)

Standarisasi Jerman (DIN = Deutsche Industrie Norm.)

• Steel for general structural purposes (17100-80)

• Waldable tine astin steel (17102-83) 4) Standarisasi Perancis (NF)

25
• Structural Steel (A 35-501-87)

• Structural Steel Imprived atmosphere votection vistance (H 35-

502-DA)

26
2.8 Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani “keramikos”, yang artinya suatu

bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Keramik adalah

campuran yang terdiri dari unsur logam dan bukan logam.

Gambar 11. Object umum yang terbuat dari keramik.

A. Karakteristik Keramik

Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai

aplikasi termasuk :

• Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.

• Tahan korosi

• Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor

• Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik

• Keras dan kuat, namun rapuh.

B. Klasifikasi Keramik

27
Keramik dapat di klasifikasikan ke dalam lima kelas yaitu : Glass, Keramik

Tradisional, Keramik Baru dengan performa tinggi, Semen dan Beton, dan Batu

Mineral ( Natural keramik ).

• Glass

• Keramik tradisional

• Keramik baru dengan performa tinggi

• Semen dan beton

• Batu mineral ( Natural Keramik )

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

(1) Glass

Glass adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi

dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan

permukaan yang sangat halus dan kedap air. Glass bersumber dari batu kuarsa yang

mengalami proses pemanasan untuk membentuknya menjadi glass / kaca. Contoh

keramik jenis glass adalah soda lime glass, dan borosilicate glass. Aplikasi keramik

jenis glass ini adalah untuk peralatan makan, jendela, botol dan lain-lain.

(2) Keramik tradisional

Keramik tradisional merupakan keramik yang telah lama di sempurnakan oleh

orang-orang pada zaman dahulu. Keramik tradisional sendiri bersumber dari tanah

lempung yang mengalami proses pemanasan sehingga menjadi lebih keras.

Contoh keramik tradisional:

• Batu bata

• Gucci buatan cina

• Tembikar

Aplikasi keramik jenis ini banyak ditemukan pada karya-karya seni, dan bidang

konstruksi.

28
(3) Keramik baru dengan performa tinggi

Keramik baru adalah jenis keramik yang mengalami proses pengembangan untuk

meningkatkan karakteristik keramik itu sendiri. Keramik baru bersumber dari

aluminium, mangan, dan silikon yang dipadukan bersama unsur lainnya. Contoh

keramik jenis ini adalah diamond, silicon carbide yang banyak digunakan sebagai alat

pemotong.

(4) Semen dan Beton

Semen dan beton banyak diaplikasikan pada berbagai jenis bangunan. Semen

sendiri mengandung silika dan aluminium.

29
2.9 Polimer

Polimer ialah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang tersusun

dari campuran ribuan sampai jutaan unit pembangun yang berulang. Plastik pembungkus,

botol plastik, styrofoam, nilon, dan pipa paralon tergolong material yang dinamakan

polimer.

Gambar 12. Beberapa object umum yang terbuat dari polymer.

A. Sifat-sifat Polimer

Polimer yakni makromolekul yang terdiri atas tidak sedikit kelas material alami dan

sintetik dengan sifat-sifat yang paling beragam. Perbedaan kedua material itu terletak

pada gampang tidaknya suatu polimer didegradasi atau dibongkar oleh mikroba.

Biasanya, polimer bahan sintetik bakal lebih susah diuraikan oleh mikroorganisme

30
dibanding polimer bahan alami. Perbedaan sifat-sifat polimer tersebut di provokasi

oleh struktur polimernya, yang mencakup :

• Panjang rantai polimer

Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya

semakin tinggi.

• Gaya antar molekul

Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer bakal

menjadi powerful dan sulit meleleh.

• Percabangan

Rantai polimer yang bercabang tidak sedikit mempunyai daya tegang rendah dan

gampang meleleh.

• Ikatan silang antar rantai polimer

Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh

sehingga gampang patah. Hal itu dikarenakan adanya Ikatan silang antar rantai

polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan menyusun bahan yang

keras.

• Sifat kristalinitas rantai polimer

Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer bakal lebih powerful dan lebih

tahan terhadap bahan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang mempunyai sifat

kristalinitas tinggi yakni polimer dengan struktur teratur, sementara polimer

berstruktur tidak teratur ingin mempunyai kristanilitas rendah dan sifatnya amorf

(tidak keras).

B. Sifat-sifat Polimer Secara Umum

• Sifat Termal

31
Polimer sebagai isolator memiliki sifat termal yang baik walaupun polimer

bukanlah konduktor. Bila ditinjau dari jenisnya, polimer yang dipanaskan terdapat

yang menjadi empuk namun terdapat pula yang menjadi keras. Perubahan ini

urgen untuk bahan komponen tertentu.

• Sifat Kelenturan

Karena sifatnya lentur, polimer mudah diubah menjadi produk yang diinginkan.

Tapi, polimer alam lebih untuk diubah sesuai keinginan dikomparasikan dengan

polimer sintetis.

• Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganisme

Sifat keawetan terhadap mikroorganisme ini sering kali dipunyai oleh polimer

sintetis. Sedangkan polimer alam laksana sutra, wol, dan polimer alam lainnya

tidak tahan terhadap mikroorganisme.

❖ Sifat Lainnya

Sifat beda yang dimiliki polimer di antaranya, yakni inilah ini :

• Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil.

• Tahan korosi dan kehancuran terhadap lingkungan yang agresif;

• Dimensinya stabil sebab mempunyai berat molekul besar; dan lainnya.

C. Manfaat dan Kegunaan polimer.

Plastik berasal dari polimerisasi adisi dari sekian banyak monomer ikatan rangkap.

1) Manfaat Polimer Plastik:

• Polietilena

Polietilena adalah polimerisasi dari monomer etena. Polietilena punya titik

didih 110o C dan tidak sedikit dimanfaatkan guna botol, film, pembungkus,

dan isolator alat-alat listrik.

• Polipropilena

32
Merupakan campuran molekul-molekul propena. Mirip sifatnya dengan

polietilena tetapi lebih kuat. Polipropilena tidak sedikit digunakan untuk

menciptakan tali, botol, karung, dan sebagainya.

• Polivinil klorida (PVC)

Sobat hitung pernah dengan pipa PVC yang sering kali untuk menciptakan

saluran air? Pipa tersebut terbuat dari Polivinil klorida. Manfaat polimer untuk

menciptakan pipa, pelapis lantai, dan tongkat.

• Teflon (PTFE)

Politetrafluoroetilena (PTFE) atau teflon terutama dipakai untuk pelapis alat-

alat memasak. Teflon mempunyai sifat ulet, kenyal, tahan zat kimia, tak

gampang terbakar, isolator listrik dan panas yang baik, tak gampang lengket

dan menempel. Dengan terdapat teflon di alat/panci masak guna menggoreng

sangat mempermudah kita memasak dan mencucinya. Banyak ibu-ibu tentu

merasakan guna polimer satu ini.

• Polivinil Asetat (PVC)

sebagai bahan pengemulsi cat.

• Polistirena

Polistirena merupakan campuran dari stirena. Manfaat polimer ini sebagai

pembungkus makanan dan minuman (gelas plastik)

• Polimetil Metakrilat (PMMA)

Bentuknya plastik bening. Strukturnya keras tetapi ringan sehingga tidak

sedikit dimanfaatkan sebagai pengganti gelas dan kaca pesawat terbang.

2) Manfaat Polimer Karet

• Karet Alam

33
Karet alam terdiri dari susunan isoprena yang berasal dari alam. Sobat tahu

ban mobil? Manfaat polimer ini terbesar ialah sebagai ban kendaraan. Karet

yang tadinya lunak bakal menjadi keras sesudah divulkanisir dengan

menambahkan tidak banyak belerang.

• Karet Sintesis

Neoprena : tahan terhadap bensin, minyak tanah, lemak sehingga tidak

sedikit dimanfaatkan guna bahan menciptakan selang karet, sarung tangan,

dan sebagainya

• Karet Nitril : guna polimer ini serupa seperti Neoprena

Styrena Butadiena Rubber (SBR) : bila Anda punya karet alam yang

sintesis, Anda punya SBR. Manfaat polimer ini sebagai bahan ban motor.

3) Serat Sintesis

• Nilon 66

Merupakan polimer dari heksa metilen diamina dan asam adipat. Disebut

nilon 66 sebab baik heksa metilen diamina dan asam adipat setiap

mempunyai 6 atom karbon. Karena sifatnya ulet, melar, dan powerful maka

tidak sedikit digunakan guna bahan menciptakan tali, jala, parasit, tenda,

dan sebagainya.

• Orlon (Poliakrilonitril)

Manfaat polimer sebagai bahan karpet dan pakaian.

• Dacron (Polietilena tereftalat)

Dacron tidak sedikit digunakan sebagai kemasan minuman dengan kualitas

yang baik.

34
2.10 Komposit

Material Komposit adalah pencampuran/penggabungan sekurangnya dua material

yang berbeda fase dan struktur mikroskopisnya. Contoh material komposit adalah

kuningan. Kuningan merupakan pencampuran/penggabungan antara logam seng dengan

logam kuningan. Material komposit terdiri dari bahan penyusun dan bahan yang

mengisolasi bahan lain.

Gambar 13. Salah satu contoh material komposit kompleks yaitu ski modern.

Jenis-jenis material komposit :

a. Material komposit serat, yaitu komposit yang terdiri dari serat dan bahan dasar yang

diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan perekat, sebagai

contoh adalah FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat dengan serat dan

banyak digunakan, yang sering disebut fiber glass.

b. Komposit lapis (laminated composite), yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan

bahan penguat, contohnya polywood, laminated glass yang sering digunakan

sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya.

35
c. Komposit partikel (particulate composite), yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan

bahan penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen yang

sering kita jumpai sebagai beton.

Bahan komposit mempunyai sifat fisik dan sifat mekanik yang banyak. Beberapa kelebihan

komposit adalah :

• Gabungan dua bahan material yang mempunyai sifat mekanik yang lebih baik dari

bahan dasarnya.

• Bahan komposit tahan terhadap kikisan.

• Produk yang dihasilkan dari paduan logam mempunyai sifat yang menarik dalam segi

fisik.

Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin Gambar di bawah memperlihatkan kurva

tegangan/regangan untuk suatu sistem resin ideal. Kurva untuk resin menunjukkan

kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi (ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan

regangan tinggi terhadap kegagalan. Hal ini berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi

pada waktu yang sama tidak akan mengalami kegagalan getas.

Seharusnya dicatat di mana ketika suatu komposit di bebani tarik, untuk mencapai

sifat-sifat mekanis yang optimal dari komponen serat, resin harus mampu berubah panjang

paling tidak sama dengan serat. Gambar di bawah ini memberikan regangan terhadap

kegagalan yang dimiliki untuk serat kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon

berkekuatan tinggi (yaitu bukan dalam bentuk komposit). Di sini terlihat, sebagai contoh,

serat kaca-S dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan perpanjangan

paling tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang maksimum.

36
BAB III

Kesimpulan

Material padat diklasifikasikan menjadi tiga kategori dasar yaitu: logam, keramik dan

polimer. Skema utama klasifikasi tersebut berdasarkan pada susunan kimia dan struktur

atomnya. Sebagian besar material tersebut terbagi menjadi satu kelompok yang berbeda.

Selain itu, ada kategori komposit, yaitu material yang direkayasa dengan cara

mengombinasikan dua atau lebih bahan yang berbeda. Ada beberapa kategori lain yang

merupakan bahan yang canggih dan digunakan pada aplikasi yang berteknologi tinggi,

seperti semikonduktor, biomaterial, smart materials, dan nanoengineered materials.

Setiap kelompok kategori material memiliki sifat dan ciri khas yang berbeda, bahkan

setiap unsur material dalam kategori tersebut juga memiliki sifat yang berbeda.

Perkembangan material dimulai dari zaman batu di mana manusia hanya mengenal

material yang terdapat di alam seperti kayu, batu, dll. Seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dibuatlah material lain seperti polimer dan komposit. Dengan memahami

sifat-sifat material dan memperhitungkan berbagai aspek kriteria yang cocok seorang

insinyur atau ilmuwan mampu menciptakan produk yang baik dan tepat.

3.1 Saran

Nenek moyang kita sangat terkenal dengan ilmu material tekniknya. Indonesia

terkenal memproduksi keris, pedang, dan pusaka-pusaka sejarah lainnya yang

mengandung 7 macam unsur di dalamnya, bahkan mengalahkan pedang samurai dari

jepang. Namun seiring zaman, minat kita terhadap ilmu budaya nenek moyang kita

semakin luntur, ilmu logam Indonesia yang terkenal dulu pun menjadi luntur. Oleh karena

itu, kita perlu melihat kembali budaya luhur bangsa kita dan mempelajarinya lebih dalam,

serta perlu melakukan lebih banyak riset mendalam mengenai ilmu ini. Tidak hanya itu,

perlu adanya pengenalan sejak dini kepada anak bangsa mengenai proses pembentukan

37
sebuah pedang atau keris misalnya, jika ada tur langsung akan sangat menarik. Saya

bahkan baru sekali melihat proses ini seumur hidup saya.

3.2 Penutup

Banyak hal yang dapat saya pelajari dari pembuatan makalah Material Teknik ini,

begitu pun saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Kurang

dan lebih atas penulisan makalah ini mohon dimaklumi, karena tak ada gading yang tak

retak. Saran dan kritik merupakan kontribusi berharga bagi pengembangan lanjutan bagi

makalah ilmu dan teknologi bahan selanjutnya, terima kasih.

38
Daftar Pustaka

Callister D. William, dan David G. Rethwisch, (2014), Materials Science and


Engineering (An Introduction). Amerika Serikat: John Wiley & Sons.

Arman, (2020). Bahan-Bahan Teknik. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Lee, Neville, (2016). Manufacturing Processes. Hong Kong: The Hong Kong
University of Science and Technology.

Nurcipto, Dedi, (2016). Material Teknik. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

Ristanto, Dwi, (2019), Makalah Material Teknik FTUMJ


http://putronarimo.blogspot.com. (Diakses: 11 Mei 2020).

39
Daftar Gambar

Gambar 1. Garis besar perilaku dan sifat manufaktur dari bahan. .................................................. 4

Gambar 2. Hubungan antara Apllication, Properties, Processing, dan Structure & Compositions. .. 5

Gambar 3. Grafik batang mengenai kepadatan nilai suhu kamar pada berbagai material. ............ 6

Gambar 4. Garis besar material teknik. ............................................................................................ 7

Gambar 5. Bagan faktor ekonomis. .................................................................................................. 8

Gambar 6. Sifat fisik – reaksi bahan terhadap panas. ...................................................................... 9

Gambar 7. Sifat bahan - sikap bahan terhadap listrik. ................................................................... 10

Gambar 8. Sifat fisik – massa jenis bahan....................................................................................... 10

Gambar 9. Klasifikasi material secara garis besar. ......................................................................... 13

Gambar 10. Object-object familiar yang dibuat dari logam paduan logam. .................................. 14

Gambar 11. Object umum yang terbuat dari keramik. ................................................................... 27

Gambar 12. Beberapa object umum yang terbuat dari polymer. ................................................... 30

Gambar 13. Salah satu contoh material komposit kompleks yaitu ski modern. ............................. 35

40

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai