Instrumental
Instrumental
Kelas :
TB 45-01
Fakultas :
Teknik Elektro
Prodi :
Teknik Biomedis
Mata Kuliah :
Pengenalan Teknik Biomedis
Kode Mata Kuliah :
TBI-1A2
Anggota :
- Khoirunnisa (1105210077)
- Maria Magdalena (1105210075)
- Maudy Apriana (1105213001)
Instrumen Biomedis : Defibrillator
Energi listrik yang dihasilkan dari mesin defibrillator disalurkan melalui elektroda paddle. Di dalam
elektroda paddle terdapat tombol charge yang berfungsi untuk mengisi energi dan juga melepaskan
energi. Di saat yang bersamaan, kita dpat mengamati kondisi ritma jantung dengan melihat grafik EKG
yang ada pada layar monitor.
Defibrillator Monophastic. Dari awal penemuan alat defillator, shock hanya diberikan dari satu
elektroda ke yang lain. Dalam kata lain, alat ini hanya menggunakan kejutan listrik satu arah saja. Seperti
yang digunakan dalam sekarang ini, jarang sekali ditemukan alat defibrillator jenis Monophasic, kecuali
beberapa merk tertentu.
Defibrillator Biphasic. Berbeda dengan monophasic, biphasic menggunakan arus listrik yang
mengalir 2 kali. Arah shock akan dibalik dengan mengubah polaritas elektroda dbagian akhir dari kejutan
yang disampaikan. Pertama dari paddle defibrillator pertama ke elektroda lain dan kembali lagi. Jenis
defibrillator ini yang memiliki efesiensi dan keberhasilan yang tinggi.
Jenis Defibrillator berdasarkan Fitur Kerjanya :
Defibrillator manual. Defibrillator manual menghasilkan kejutan secara manual. Biasanya dilengkapi
dengan monitor ECG untuk mendeteksi dan menganalisa jumlah energi yang akan diberikan. Alat ini
biasa ditemukan di rumah sakit atau di beberapa mobil ambulan.
Defibrillator Semi Otomatis. Defibrillator tipe ini mengirimkan tenaga kejut secara langsung ke
jantung. Biasanya digunakan di ruang operasi dalam situasi tertentu dan di dalam ruang Emergency pada
saat Open Heart Procedure
AED Defibrillator (Defibrillator otomatis). AED Defibrillator akan menganalisa ritma jantung
pasien secara otomatis dan menentukan berapa energi yang akan dilepaskan. Alat ini digunakan di tempat
outdoor karena bentuknya yang kecil, ringan dan mudah dibawa. Terdapat beberapa perbedaan diantara
defibrillator manual dan defibrillator AED , yang paling mencolok adalah pada AED tidak terdapat menu
setting energi secara manual. Namun pada defibrillator manual umumnya bisa diatur menjadi fungsi AED
dengan mudah otomatis. Dan tidak terdapat monitor pada AED sedangkan pada defibrillator manual
terdapat fitur monitor pasien.
Implantable cardioverter-defibrillator. Alat ini dikenal sebagai automatic internal cardiac
defibrillator (AICD), defibrillator ini merupakan alat yang di implan, seperti pacemaker (dan alat ini juga
dapat menjalankan fungsi pacemaker). Alat ini akan selalu mengecek heart rhythm (ritme jantung), dan
secara otomatis memberikan kejut untuk berbagai tipe arrhythmia yang membahayakan jiwa, sesuai
dengan program yang terinstal di alat ini
Wearable cardioverter defibrillator. Defibrillator ini merupakan portabel eksternal defibrillator
yang dapat dipakai oleh pasien. Alat ini mengawasi pasien selama 24 jam sehari dan dapat secara
otomatis memberikan kejut biphasic jika terdeteksi adanya ventricular fibrillation (VF) atau non-
perfusing ventricular tachycardia (VT) pada jantung.
Internal defibrillator. Alat ini merupakan sepasang elektroda yang digunakan untuk memberikan
kejut ke jantung pada saat atau setelah operasi seperti operasi Heart Bypass (Bypass Jantung)