Anda di halaman 1dari 9

Pendidikan Agama Kristen

“Etika profesi bidang akuntansi berdasarkan


Alkitab”

Dosen Pengampu :
Candra Gunawan Marisi, M.Th

Disusun oleh:
DENI WAHYUNI LUBIS
NIM : 180462201051

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengertian ekonomi menurut Abraham Maslow adalah salah
satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah
keperluan asas kehidupan manusia melalui segala sumber ekonomi
yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu
sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien. Menurut Alkitab
Ilmu Ekonomi adalah studi tentang bagaimana mendayagunakan
semua yang Tuhan percayakan kepada manusia untuk bisa
mempermuliakan Allah (kej. 2:15; Mat. 25:14-30; Kol.3:23).
Akuntansi merupakan suatu proses mencatat,
mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi
serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah
dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntan adalah orang yang memiliki keahlian dan kemahiran dalam
bidang akuntansi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah pada pembahasan sebagai berikut :
1. Bagaimana etika profesi bidang akuntansi berdasarkan
pandangan Alkitab ?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya etika profesi
bidang akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pandangan mengenai Uang/mammon


Akuntansi akan sangat berguna dalam melaporkan dan
mengatur keuangan sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan ,
sehingga dapat membantu kinerja perusahaan atau instansi tersebut.
Namun, penerapan akuntansi yang menyimpang bisa mengarah pada
perbuatan kriminal, seperti penggelapan uang dan rekayasa dana
perusahaan. Tindak korupsi yang merugikan perusahaan atau bahkan
negara adalah salah satu contoh penerapan akuntansi yang
disalahgunakan.
Saat ini tipu muslihat iblis yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan manusia adalah iblis semakin menanamkan bawasannya
kebahagiaan adalah berdasarkan dari apa yang kita miliki. Dalam hal
pembahasan ini adalah contohnya uang atau mamon. Dalam Alkitab
dijelaskan bahwa mammon adalah harta benda dan kekayaan ataupun
keuntungan yang dibayangkan sebagai oknum (yang jahat) (Matius
6:24; Lukas 16:9, 11, 13) dan merupakan transliterasi dari kata Aram
mamona. (Butter, Trent. C, 1991, 914)
Yesus Kristus mengatakan persoalan tentang uang di
dalam Alkitab bahwa uang ataupun berbagai hal menyangkut materi
bukanlah suatu masalah besar. Akan tetapi semua hal tersebut
merupakan gejala atau bisa jadi pemicu dari timbulnya permasalahan
lain yang sesungguhnya. Bahkan Paulus berkata kepada Timotius
jika akar atau sumber dari segala kejahatan di dunia adalah cinta
uang (1 Timotius 6:10). Kristus memperingatkan manusia untuk
senantiasa menjaga hati dari ketamakan akan harta, dengki,
kesombongan, dan juga iri hati. Iblis akan menggunakan semua hal
tersebut untuk menguasai dan mengendalikan dunia. Yesus juga
kembali memberikan peringatan kalau dosa akan sifat materialis
lebih besar bila dibandingkan dengan jenis lain (Lukas 12:15 &
Matius 13:18-23).

2.2 Etika seorang Akuntan berdasarkan pandangan Alkitab


Sebagai seorang akuntan sangat perlu untuk mengetahui
etika profesi dalam bidang akuntansi seperti apa yang di kehendaki
Tuhan di dalam Alkitab, supaya tidak ada lagi penerapan akuntansi
yang menyimpang dan mengarah pada perbuatan kriminal. Berikut
beberapa etika tersebut :

1. Ketaatan
Sebagai seorang akuntan taat merupakan hal yang benar-
benar diperlukan. Di mana pencatatan transaksi keuangan tidak
hanya dipertanggung jawabkan kepada atasan saja tapi langsung
kepada Allah. Mengapa? Sebab seluruh uang atau harta yang ada
di bumi ini adalah milik Allah. Maka dalam melaksanakan tugas
haruslah perbuat dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia. Di mana setiap kegiatan
harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Kolose 3:22-24, “3:22 Hai hamba-hamba, taatilah
tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di
hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan
dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. 3:23 Apapun juga
yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 3:24 Kamu tahu, bahwa
dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan
bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-
Nya.”

2. Integritas
Sebagai seorang akuntan sangat-sangat dituntut untuk
melaksanakan pekerjaan dengan integritas. Mengapa? karena
integritas merupakan kualitas kejujuran atau ketulusan dan prinsip
moral di dalam diri seseorang yang dilakukan secara konsisten
dalam kehidupannya secara menyeluruh. Mazmur 25:21,
“Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku
menanti-nantikan Engkau”.

3. Objektivitas
Seorang akuntan harus menjaga objektivitasnya dan bebas
dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya. Seorang akuntan juga dituntut untuk
mengedepankan kepentingan publik. Akuntan mempunyai
kewajiban untuk selalu bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalismenya. Filipi 2:3,
“..dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri”.

4. Tanggung Jawab

Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya


sebagai profesional, seorang akuntan harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Lukas 16:10-12, 16:10 "Barangsiapa
setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-
perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-
perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara
besar. 16:11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang
tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta
yang sesungguhnya? 16:12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam
harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu
sendiri kepadamu?”
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang akuntan akan
sangat berguna dalam melaporkan dan mengatur keuangan sebuah
perusahaan atau instansi pemerintahan , sehingga dapat membantu
kinerja perusahaan atau instansi tersebut. Namun, tidak bisa kita
pungkiri penerapan akuntansi yang menyimpang bisa mengarah pada
perbuatan kriminal, seperti penggelapan uang dan rekayasa dana
perusahaan. Tindak korupsi yang merugikan perusahaan atau bahkan
negara adalah salah satu contoh penerapan akuntansi yang
disalahgunakan. Maka dari itu sangat diperlukan penerapan akan
etika-etika akuntan yang sesuai dengan Firman Allah.

Berikut etika-etika yang sesuai dalam pangan Alkitab antara


lain: (1) Ketaatan; (2) Integritas; (3) Objektivitas; (4)
Tanggungjawab.

3.2 Saran

Dari pembahasan di atas, dengan adanya etika yang


diciptakan, maka pergunakanlah kode etik akuntan dengan bijak
sesuai dengan pandangan Alkitab sehingga profesi yang kita jalankan
mampu berkembang dan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, diri sendiri serta perusahaan ataupun instansi di
mana kita bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

https://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/

https://alkitombuku.wordpress.com/2013/04/09/mengelola-keuangan-

menurut-alkitab/

https://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/

http://www.warungsatekamu.org/2017/08/kepentingan-orang-lain/

Anda mungkin juga menyukai